1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aktifitas Belajar Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen a. Aktifitas Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen Belajar merupakan proses aktifitas yang memiliki keterukuran secara jelas. Dalam proses mengukur aktifitas belajar siswa digunakan teknik observasi yang melibatkan observer dengan instrumen yang berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui perbedaan aktifitas belajarsiswa antara kelas ekperimen dengan yang dalam pembelajarannya menerapkan media pembelajaran berbantuan e-learning dengan kelas kontrol yang dalam proses pembelajarannya menggunakan media dua dimensi. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa pada pertemuan pertama pada pertemuan pertama tidak ada perbedaan aktifitas belajar siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Sedangkan pada pertemuan kedua aktifitas belajar pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Berikut grafik prosentase rata-rata aktifitas belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen. Gambar 4.1 Grafik Persentase Rata-rata Aktifitas Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Data (gambar 4.1) menunjukkan grafik dari persentase rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen pada pertemuan pertama dan kedua. Hasil yang didapatkan dari observasi pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa pada 62.81 75 61.22 71.15 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Pertama Kedua Persentase (%) Eksperimen Kontrol
24
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1 ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB41413161020.pdf1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aktifitas Belajar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Aktifitas Belajar Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. Aktifitas Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
Belajar merupakan proses aktifitas yang memiliki keterukuran secara
jelas. Dalam proses mengukur aktifitas belajar siswa digunakan teknik
observasi yang melibatkan observer dengan instrumen yang berupa lembar
observasi. Observasi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui perbedaan
aktifitas belajarsiswa antara kelas ekperimen dengan yang dalam
pembelajarannya menerapkan media pembelajaran berbantuan e-learning
dengan kelas kontrol yang dalam proses pembelajarannya menggunakan media
dua dimensi.
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa pada pertemuan
pertama pada pertemuan pertama tidak ada perbedaan aktifitas belajar siswa
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Sedangkan pada pertemuan
kedua aktifitas belajar pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang
lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Berikut grafik prosentase rata-rata
aktifitas belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.
Gambar 4.1 Grafik Persentase Rata-rata Aktifitas Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen pada Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua
Data (gambar 4.1) menunjukkan grafik dari persentase rata-rata antara
kelas kontrol dan eksperimen pada pertemuan pertama dan kedua. Hasil yang
didapatkan dari observasi pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa pada
62.8175
61.2271.15
01020304050607080
Pertama Kedua
Per
sen
tase
(%
)
Eksperimen Kontrol
42
kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memiliki perbedaan aktifitas belajar
signifikan. Perbedaan persentase aktifitas siswa hanya selisih 1% antara
keduanya. Kelas kontrol 61.22% sedangkan kelas eksperimen 62.81%. namun
pada pertemuan kedua terdapat peningkatan persentase aktifitas belajar siswa
pada kedua kelas, yaitu kelas kontrol 71.15% dan kelas eksperimen 75.00%.
berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki
peningkatan aktifitas belajar siswa yang lebih besar dibandingkan dengan kelas
kontrol.
b. Aktifitas Belajar Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan Masing-masing Indikator Aktifitas Belajar
Observasi aktifitas belajar siswa yang dilakukan meliputi 5 indikator, yaitu
Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya
alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan, mengklarifikasi dan
menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan, mengevaluasi
argumen-argumen yang beragam jenisnya, menarik inferensi-
inferensi,menghasilkan argumen-argumen.
Masing-masing observer dalam penelitian ini mengamati kurang lebih 10
siswa dari masing-masing kelas yang diobservasi. Data yang diperoleh dari
pertemuan pertama dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.2 Grafik Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama untuk Setiap
Indikatornya
Keterangan
Indikator KBK 1 : Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan,
khususnya alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Indikator KBK 2 : Mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan
gagasan-gagasan. Indikator KBK 3 : Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
Indikator KBK 4 : Menarik inferensi-inferensi
Indikator KBK 5 : Menghasilkan argumen-argumen.
56
58
60
62
64
66
68
70
1 2 3 4 5
Per
sen
tase
(%
)
Eksperimen Kontrol
43
Berdasarkan data dari grafik aktifitas siswa pada pertemuan pertama
(gambar 4.2) pencapaian indikator ke -1 dilihat dari mengidentifkasi elemen-
elemen organ sistem pernapasan. Indikator ini dicapai oleh kelas kontrol
dengan persentase rata-rata 64% dan kelas eksperimen 67%. Pencapaian kelas
kontrol pada indikator ke-1 memiliki kriteria cukup,begitupun dengan
pencapaian kelas eksperimen pada indiator ke-1 memiliki kriteria lemah, namun
kelas eksperimen memiliki pencapaian lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kelas kontrol. Pada indikator ke-2 yang meliputi siswa menginterpretasi
pernyataan dan gagasan mengenai fungsi organ sistem pernapasan, kelas
eksperimen memiliki pencapaian lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas
kontrol yaitu 69% dengan kriteria cukup dan kelas control hanya memperoleh
63% dengan kriteria cukup. Selanjutnya pencapaian indikator ke-3 oleh kelas
kontrol 61% dan kelas eksperimen 66%. Pencapaian pada indikator ke-4 oleh
kelas kontrol 63% dan kelas eksperimen 65%. Kemudian, pencapaian indikator
ke-5 oleh kelas kontrol 67%,sedangkan kelas eksperimen 68%.
Pertemuan kedua memperoleh hasil yang berbeda dengan pertemuan
pertama. Rata-rata pencapaian indikator kedua kelas meningkat dibandingkan
pada pertemuan pertama. Hasil observasi aktifitas belajar siswa pada pertemuan
kedua dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua untuk Setiap Indikatornya
Keterangan
Indikator KBK 1 : Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Indikator KBK 2 : Mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan
gagasan-gagasan.
Indikator KBK 3 : Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
Indikator KBK 4 : Menarik inferensi-inferensi
Indikator KBK 5 : Menghasilkan argumen-argumen.
79 80 80 81 8078
70
74 7375
60
65
70
75
80
85
1 2 3 4 5
Per
sen
tase
(%
)
Eksperimen Kontrol
44
Berdasarkan grafik aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua (gambar
4.3) pencapaian indikator ke-1 kelas kontrol mencapai 78% dengan kriteria
baik, sedangkan kelas eksperimen mencapai 79% dengan kriteria baik. Pada
indikator aktivitas siswa ke-2, kelas kontrol memperoleh 70% sedangkan
pencapaian pada kelas eksperimen 80% hasil ini menunjukkan kriteria yang
baik. Selanjutnya pencapaian indikator ke-3 oleh kelas kontrol sebesar 74% dan
kelas eksperimen 80%. Indikator ke-4 kelas kontrol hanya mengalami sedikit
peningkatan menjadi 73% sedangkan kelas eksperimen memperoleh 81%.
Aktivitas siswa pada kelas kontrol dan eksperimen cenderung mengalami
peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.4 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama dan
Pertemuan Kedua untuk Setiap Indikatornya
Keterangan
Indikator KBK 1 : Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan,
khususnya alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.
Indikator KBK 2 : Mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan
gagasan-gagasan.
Indikator KBK 3 : Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
Indikator KBK 4 : Menarik inferensi-inferensi Indikator KBK 5 : Menghasilkan argumen-argumen.
67
79
69
80
66
80
65
81
68
80
64
78
6370
61
74
63
7367
75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
per
tem
uan
per
tam
a
per
tem
uan
ked
du
a
per
tem
uan
per
tam
a
per
tem
uan
ked
ua
per
tem
uan
per
tam
a
per
tem
uan
ked
ua
per
tem
uan
per
tam
a
per
tem
uan
ked
ua
per
tem
uan
per
tam
a
per
tem
uan
ked
ua
1 2 3 4 5
Per
senta
se (
%)
Eksperimen Kontrol
45
Berdasarkan grafik aktivitas belajar siswa (gambar 4.4) pada pertemuan
pertama kelas eksperimen memiliki persentase tertinggi sebesar 79%, pada
indikator ke-2 kelas kontrol memperoleh 70% lebih kecil dibandingkan dengan
kelas eksperimen memperoleh 80%. Pada pertemuan ke-3 kelas eksperimen
memiliki persentase tertinggi dengan nilai 81%. Secara keseluruhan grafik
aktivitas siswa menunjukan peningkatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan
kedua. Kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
2. Perbedaan peningkatan keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Siswa Antara
Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen
Penerapan pembelajaran yang berbeda antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen memungkinkan terjadinya perbedaan pencapaian hasil belajar yang
diperoleh masing-masing kelas. Dalam penelitian ini kelas kontrol menerapkan
pembelajaran dengan media dua dimensi. Sedangkan pada kelas eksperimen
diterapkan media pembelajaran berbantuan e-learning dalam pembelajaran biologi
dengan masing-masing siswa dapat mengoprasikan e-learning dalam bentuk web
LMS (Learning Management System) sebagai media dan sumber belajarnya.
a. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Siswa Pada Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Perbedaan peningkatan keterampilan berpikir siswa yang diteliti memilki
acuan pada indikator keterampilan berpikir kritis yang diungkapkan oleh Alec
Fisher. Dalam penelitian ini terdapat 5 indikator yang digunakan, yaitu 1)
Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya
alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan 2) Mengklarifikasi dan
menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan 3) Mengevaluasi
argumen-argumen yang beragam jenisnya 4) Menarik inferensi-inferensi 5)
Menghasilkan argumen-argumen. Data nilai rata-rata keterampilan berpikir
kritis siswa yang diperoleh dari pretest dan postest pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada grafik.
46
Gambar 4.5 Grafik Nilai Rata-rata Keterampilan Berpikir Kritis Siswa yang
Diperoleh dari Pretest-Postest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan grafik nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen (Gambar 4.5) yang diperoleh dari uji
pengetahuan awal (pretest) tdak jauh berbeda. Sedangkan pada proses posttest
nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen mengalami peningkatan. Peningkatan yang diperoleh kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan nilai rata-
rata kelas 73, sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan dengan nilai
rata-rata 63.
Perbedaan nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen dapat diuraikan dan diamati lebih rinci
melalui grafik nilai rata-rata pretest-postest setiap indikator KBK.
Gambar 4.6 Grafik Nilai Rata-rata Pretest-Postest Setiap Indikator KBK pada