-
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo
SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidik-
an milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang
sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada jaman
Belanda menjajah Indonesia, sehingga sampai seka-
rang pun telah dikenal banyak masyarakat.
SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang sangat
strategis karena berada di pusat persimpangan 4
kecamatan, yaitu kecamatan Candiroto, kecamatan
Wonoboyo, kecamatan Jumo, dan kecamatan Parakan,
bahkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabu-
paten Wonosobo. Hubungan dengan keamanan, SDN 1
Ngadirejo dalam keadaan kondusif. Hal ini terbukti
jauh dari kejahatan, hanya yang perlu menjadi per-
hatian adalah keamanan siswa terkait penyeberangan
jalan karena ramainya lalu lintas kendaraan, sehingga
sekolah bekerjasama dengan tukang parkir untuk
membantu siswa menyeberang jalan.
Keberadaan SDN 1 Ngadirejo ditujukan untuk
mewujudkan program pemerintah yaitu “Mencerdas-
kan kehidupan bangsa”, sesuai dengan Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 dan UU No. 20
-
60
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh
karena itu SDN 1 Ngadirejo secara berkelanjutan
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam
penuntasan Wajib Belajar 9 tahun. Pada tanggal 1 Juli
2008 SDN 1 Ngadirejo ditetapkan sebagai Sekolah
Dasar Standar Nasional setelah Tim menyatakan lulus
verifikasi.
SDN 1 Ngadirejo memiliki visi dan misi yang
tertuang dalam dokumen sekolah sebagai berikut.
1. Visi
Iman dan taqwa, unggul dalam prestasi, santun
dalam perilaku, berwawasan budaya bangsa
serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Misi
1) Memantapkan penghayatan dan pengamalan hidup
beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing;
2) Menanamkam nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti
luhur dengan maksimal;
3) Mengimplementasikan proses pembelajaran dengan
efektif dan maksimal;
4) Menumbuhkembangkan prestasi siswa yang cakap
dan handal serta mampu bersaing di dunia pen-
didikan maupun lingkungan masyarakat;
5) Menumbuhkembangkan karakter siswa yang dapat
dipercaya (trustworthiness), mempunyai rasa
-
61
hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence),
tanggung jawab (responsibility), berani (courage),
integritas (integrity), peduli (caring), jujur (fairnes),
dan kewarganegaraan (citizenship);
6) Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia;
7) Mendorong siswa untuk memahami dan mengkaji
serta menumbuhkembangkan potensi siswa dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sesuai dengan situasi dan kondisi siswa melalui
proses pembelajaran maupun bimbingan karir.
4.1.1 Data Siswa
Dari tahun ke tahun siswa SDN 1 Ngadirejo
semakin bertambah. Penerimaan siswa baru hanya
mengacu juknis dari dinas pendidikan yaitu hanya
menggunakan kriteria usia, tidak ada seleksi akade-
mik atau lainnya sehingga meskipun jumlah siswa
banyak bukan berarti potensi awal siswa semuanya
bagus.
-
62
Tabel 4.1 Jumlah Siswa 4 Tahun Terakhir
No Th Kelas
Ia Ib IIa IIb IIIa IIIb IVa IVb Va Vb VI
1
20
10
/20
11
L 13 14 14 12 15 16 10 10 23 - 15
P 20 15 15 20 15 11 9 18 16 - 17
Jml 33 29 29 32 30 27 19 28 39 - 32
Total L 142 + P 156 = 298
2
2011/2
012
L 22 24 13 9 11 10 14 15 13 - 22
P 24 20 15 20 16 15 17 15 15 - 14
Jml 46 44 28 29 27 25 31 30 38 - 36
Total L 153 + P 181 = 334
3
2012/2
013
L 24 17 21 18 10 12 11 9 25 - 12
P 21 24 23 20 16 16 14 16 24 - 24
Jml 45 41 44 38 26 28 25 25 49 - 36
Total L 159 + P 198 = 357
4
2013/2
014
L 21 18 17 16 19 19 10 14 15 8 20
P 14 17 22 22 19 16 17 16 12 17 24
Jml 35 35 39 38 38 35 27 30 27 25 44
Total L 177 + P 196 = 373
4.1.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2
Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 1 Ngadirejo
No Jabatan PNS WB
Jml Keterangan L P L P
1 Kepsek 1 - - - 1
2 Guru Kelas 1 5 - 5 11
3 Gr Ag Islam - 1 - - 1
4 Gr Ag Kristen - 1 - - 1
5 Gr Ag Katolik - 1 - - 1
6 Gr Penjasorkes 2 2 - - 4
Semuanya gr pengampu (divinitif di SD lain)
7 Gr PKS Ag Islam - - - 1 1
8 Penjaga 1 - - - 1
Jml 5 10 - 6 21
-
63
Jumlah guru yang mengajar di SDN 1 Ngadirejo
ada 19 orang, ditambah 1 kepala sekolah dan 1
penjaga sekolah. SDN 1 Ngadirejo terdiri dari 11
rombel dengan guru kelas 11 orang, guru agama islam
1 orang, guru PKS agama Islam 1 orang, guru agama
Katholik 1 orang, guru agama Kristen 1 orang, guru
penjaskes 4 orang yang semuanya merupakan guru
pengampu dan devinitif di SD lain. Dari 19 guru
tersebut yang PNS ada 13 orang, yang wiyata bhakti 6
orang.
Tabel 4.3 Kualifikasi Akademik Guru SDN 1 Ngadirejo
No Jabatan PNS WB
Jml S1 D2 S1 D2
1 Guru Kelas 6 - 4 1 11
2 Guru Mapel 6 1 1 - 8
Jumlah 12 1 5 1 19
Guru-guru di SDN 1 Ngadirejo hampir semua
mempunyai ijasah S1, hanya tinggal 2 guru yang
berijasah D2 dan keduanya sekarang dalam proses
mengikuti S1. Dari guru yang PNS maupun guru yang
wiyata bhakti semuanya ada 89% yang sudah
memenuhi kualifikasi pendidikan S1.
4.1.3 Sarana Prasarana
1. Sarana
Dari hasil pengamatan dan telaah dokumen
dapat dijelaskan bahwa SDN 1 Ngadirejo memiliki
-
64
sarana pembelajaran yang masih jauh dari sempurna.
Sarana tersebut meliputi: buku teks pelajaran bebe-
rapa tahun terakhir ini sudah memenuhi jumlah
siswa, alat peraga cukup (seperti peta/atlas, globe,
torso, kit bhs Indonesia, alat peraga IPS dan lain-lain).
Media pembelajaran berbasis TIK masih sangat minim
diantaranya: LCD 1 unit, komputer 3, laptop 3, TV 21
inci 2, VCD I unit, tape recarder 1, sound sistem 3.
Sarana kegiatan ekstrakurikuler sudah ada tetapi
belum lengkap, yaitu: alat drumband I unit, alat
rebana 1 unit, tenda 2, dan alat olah raga yang sudah
ada diantaranya bola sepak 1, matras 2, alat senam
lantai 1 set, alat badminton 1 set, dan alat tenis meja
1 set.
2. Prasarana
Prasarana SDN 1 Ngadirejo sementara ini juga
belum lengkap, diantaranya: ruang kelas kurang satu
ruang, laborat dan kantor pimpinan belum ada, ruang
sirkulasi belum memenuhi ketentuan, tempat ber-
main/olah raga luas dan sarananya kurang, gudang
luasnya belum memenuhi, aula dan mushola belum
ada, bahkan jamban siswa jumlahnya masih sangat
kurang dibandingkan jumlah siswa. Keadaan prasa-
rana lebih jelasnya bisa diamati pada tabel berikut:
-
65
Tabel 4.4 Keadaan Prasarana Pendidikan SDN 1 Ngadirejo
No Jenis Ruang Keadaan Ukuran
(Meter) Jml Ket
Baik Rusak
1 Kelas √ - 7X8 10 Kurang 1
ruang
2 Perpust √ - 7X8 1
3 Laborat - - - - Belum ada
4 Kantor
Pimpinan - - - - Belum ada
5 Kantor Guru √ - 7X8 1 Luas belum memenuhi
6 Mushola - - - - Belum ada
7 Aula / ruang serba guna
- - - - Belum ada
8 UKS √ - 3X6 1
9 Koperasi √ - 2X3 1
10 Jamban Siswa
√ - 1X2 2 Jml sangat
kurang
11 Jamban Guru √ - 1X2 2
12 Gudang √ - 2X3 1 Luas
kurang
13 Sirkulasi √ - 2X8 1 Luas belum memenuhi
14 Tempat bermain/
berolahraga √ - 10X51
Luas dan sarana belum
memenuhi
15 Tempat Parkir √ - 2,8X7,5 1
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi
Dokumen
Pada bagian ini disajikan hasil wawancara yang
dilakukan dengan kepala sekolah dan guru SDN 1
-
66
Ngadirejo tentang upaya-upaya yang sudah dilakukan
sekolah dalam rangka peningkatan mutu. Berdasar-
kan hasil wawancara dapat diketahui ada beberapa
upaya yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam
rangka peningkatan mutu seperti tercantum dalam
Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5
Upaya yang Sudah Dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka
Peningkatan Mutu
NO Upaya dalam
Rangka Peningkatan mutu
Keterangan
1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan
1. Merumuskan visi misi yang jelas 2. Menyusun rencana kerja
tahunan dan
rencana kerja empat tahunan atau rencana kerja jangka
menengah.
3. Mengembangkan kurikulum yang inovatif
2 Meningkatkan mutu akademik dan non akademik
1. Mengefektifkan alokasi waktu pembelajaran. 2. Menerapkan
Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) 3. Melaksanakan
program perbaikan dan
pengayaan 4. Meningkatkan rata-rata pencapaian KKM 5.
Meningkatkan rata-rata nilai UN dan
prosentase kelulusan 6. Meningkatkan peringkat dalam lomba
siswa
baik lomba akademik maupun non akademik
3 Memberdayakan dan meningkatkan profesional guru
1. Melibatkan semua guru dalam kegiatan sekolah
2. Mendukung studi lanjut S1 3. Memberdayakan guru dalam
kegiatan KKG 4. Mengikutsertakan guru dalam pelatihan-
pelatihan inovatif seperti pelatihan karya ilmiah, workshop
tematik dan lain-lain.
4 Memberdayakan potensi peserta didik
1. Memberi tambahan jam pelajaran 2. Memfasilitasi siswa dalam
kegiatan
ekstrakurikuler 3. Melaksanakan pendidikan karakter dan
pendidikan kecakapan hidup
5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat
1. Mengadakan pertemuan rutin setiap awal tahun dan akhir
semester
2. Memberdayakan komite dalam program-program sekolah.
-
67
Menurut penjelasan dari kepala sekolah, dalam
pelaksanaannya upaya-upaya peningkatan mutu ter-
sebut kadang dilakukan secara simultan karena
antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya ada
yang saling terkait dan saling mendukung. Dan dari
upaya-upaya yang sudah dilakukan sekolah ternyata
sudah banyak hasil yang diraih meskipun ada bebe-
rapa yang belum mencapai target yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
studi dokumen maka peneliti juga dapat mengum-
pulkan data tentang hasil yang sudah dicapai oleh
sekolah atas upaya peningkatan mutu tersebut. Untuk
lebih jelasnya hubungan antara upaya peningkatan
mutu yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dengan
hasil yang telah dicapai dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut:
Tabel 4.6 Hubungan Antara Upaya Peningkatan Mutu SDN 1
Ngadirejo dengan Hasil yang dicapai
NO Upaya Peningkatan Mutu
Hasil yang Dicapai
1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan
1. Mempunyai visi misi yang jelas 2. Mempunyai program tahunan
dan program
jangka menengah 3. Mempunyai kurikulum yang inovatif
2 Meningkatkan mutu akademik dan non akademik
1. Rata-rata pencapaian KKM per kelas 99% tercapai
2. Rata-rata pencapaian UN - Thn 2009 : 8,36 peringkat 1 Kec -
Thn 2010 : 8,70 peringkat 2 Kec - Thn 2011 : 8,59 peringkat 1 Kec -
Thn 2012 : 8,85 peringkat 1 Kec - Thn 2013 : 8,68 peringkat 1
Kec
Prosentase kelulusan selalu 100% 3. Kejuaraan lomba
-
68
Tahun 2010 Juara 1 kec : olimpiade Mat IPA, LCC Mapel, Dokcil,
cipta puisi, menyanyi tunggal, OR Atletik. Juara 3 kec : pidato
Juara kab : juara 2 olimpiade Mat, Juara 2 olimpiade IPA, juara 1
cipta puisi Tahun 2011
Juara 1 kec : olimpiade Mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa
prestasi, cipta puisi Juara 2 kec : OR Atletik, drumband, pramuka
Juara 3 kec : pidato, Mapsi, seni lukis. Juara kab : juara 1
olimpiade IPA, juara 3 olimpiade matematika, juara 3 LCC Mapel.
Tahun 2012
Juara 1 kec : olimpiade mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa
prestasi, cipta puisi, lomba gugus. Juara kab : juara 2 olimpiade
mat, juara 5 lomba gugus Tahun 2013
Juara kec : juara 2 olimpiade mat, juara 2 LLC Mapel, juara 1
Dokcil, juara 1 cipta puisi, juara 2 Pramuka Juara kab : juara 1
cipta puisi
3 Memberdayakan dan meningkatkan profesional guru
1. 89% guru berijazah S1 2. KKG seminggu sekali 3. Guru bisa
menyusun Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) 4. Guru bisa merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran Tematik
4 Memberdayakan potensi peserta didik
1. Les kelas VI seminggu 4 kali, les kelas IV dan V seminggu 2
kali
2. Terlaksana kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan drumband.
3. Terlaksana sebagian program pendidikan karakter
4. Terlaksana pendidikan kecakapan meskipun belum maksimal.
5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat
1. Rapat pleno setiap awal tahun, rapat wali murid pengambilan
raport setiap akhir semester, rapat koordinasi ujian kelas VI dan
rapat komite secara insidental.
2. Bantuan dana dari komite: a. Tahun 2008 : perbaikan pagar
halaman Rp
7.500.000.- b. Tahun 2009 : membantu pembangunan
ruang kelas IB dan tralis ruang perpustakaan Rp 10.000.000.-
c. Tahun 2010 : pembangunan ruang kelas 1A Rp 41.000.000.-
d. Tahun 2011 : menambah keramik 1 ruang kelas Rp
10.000.000.-
-
69
e. Tahun 2013 : pembangunan joglo dan pintu gerbang Rp
35.000.000.-
Total bantuan komite yang sudah diterima oleh sekolah dari tahun
2008 sampai tahun 2013 sejumlah Rp 103.500.000,-
Sumber : data primer yang diolah
Hasil dari upaya peningkatan mutu yang dila-
kukan SDN 1 Ngadirejo bila kaji/dikaitkan dengan
indikator mutu pendidikan ternyata sangat terkait dan
sangat relevan. Analisa hasil yang dicapai dalam
rangka peningkatan mutu dengan indikator mutu
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7
Analisa Hasil yang dicapai dalam Rangka Peningkatan Mutu dengan
Indikator
Mutu Pendidikan
NO Indikator mutu pendidikan Hasil yang dicapai
1 Hasil akhir pendidikan 1. Dalam 5 tahun terakhir prosentase
kelulusan kelas 6 selalu 100%, ranking 2 kecamatan 1 kali dan
ranking 1 kecamatan 4 kali
2 Hasil langsung pendidikan 1. Pencapaian KKM tiap kelas 99%
tercapai
2. Mencapai prestasi akademik tingkat kecamatan maupun
kabupaten
3 Proses pendidikan 1. Penerapan PAIKEM dalam KBM 2. Program
perbaikan pengayaan 3. Pendidikan karakter dan
kecakapan hidup
4 Instrumen input 1. Guru yang bersemangat dan berkomitmen
tinggi
2. Kurikulum yang inovatif 3. Dukungan sarana dan prasarana
5 Raw input dan lingkungan 1. Kepedulian orang tua terhadap
belajar anak
2. Dukungan komite terhadap dana pendidikan
-
70
4.2.2 Analisis SWOT
Analisis dilakukan peneliti bersama kepala
sekolah, guru dan komite di SDN 1 Ngadirejo dalam
Focus Group Discussion (FGD) selama dua kali
pertemuan yaitu pada tanggal 22 dan 27 Juli 2013,
yang setiap pertemuan berlangsung kurang lebih 2
sampai 3 jam. FGD dilakukan dengan menggunakan
panduan pertanyaan yang disusun berdasarkan hasil
wawancara, observasi, serta hasil studi dokumen.
Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta
memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga terjadi
brainstorming pada waktu mengidentifikasi faktor-
faktor strategi internal dan faktor-faktor strategi
eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik yaitu matrik
IFAS (Internal Factors Analysis Summary), matrik EFAS
(External Factors Analysis Summary) dan matrik SWOT
(Strength, Weaknesses, Opportunities, and Treats).
Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi
faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
bagi peningkatan mutu sekolah di SDN 1 Ngadirejo
dalam tiga aspek yaitu input, proses dan output yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Aspek Input
Yang termasuk dalam aspek input berdasarkan
pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono
& Diana, 2003) adalah meliputi kemampuan dasar
siswa, sumber daya finansial, fasilitas, program dan
jasa pendukung.
-
71
Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek input, serta pemberian skor sampai diperoleh
matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dapat
dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Matrik IFAS Aspek Input
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
KEKUATAN
1 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi 0,21 4 0,84
2 Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa cukup
0,19 4 0,76
3 Dana untuk operasional sekolah mencukupi 0,15 4 0,6
4 Kepemimpinan kepala sekolah sudah relevan
0,12 4 0,48
5 Sekolah mempunyai program kerja yang jelas
0,10 4 0,4
6 Kerjasama antar guru bagus 0,08 4 0,32
7 89% guru berpendidikan S1 0,06 5 0,3
8 Lokasi sekolah sangat strategis 0,05 3 0,15
9 Jumlah siswa semakin banyak 0,04 4 0,16
Total Skor 1 4,01
KELEMAHAN
1 Jumlah ruang kelas belum memenuhi jumlah rombel
0,22 4 0,88
2 Jumlah guru yang PNS kurang 0,18 2 0,36
3 Tingkat kemampuan siswa beragam 0,15 2 0,3
4 Fasilitas olah raga dan seni belum memadai 0,11 2 0,22
5 Media pembelajaran berupa media audio visual sangat kurang
0,10 2 0,2
6 Guru OR semuanya guru pengampu dan divinitif di SD lain
0,09 3 0,27
7 Area sekolah kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah
masih kurang
0,07 3 0,21
8 Belum ada ruang serba guna (aula), mushola dan ruang kegiatan
ekstra kurikuler
0,05 2 0,1
9 Belum ada tim evaluasi program sekolah 0,03 2 0,06
Total Skor 1 2,6
Total Skor Akhir
(Kekuatan - Kelemahan) 1,41
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013
-
72
Untuk hasil input, kekuatan yang paling berpe-
ngaruh adalah minat dan motivasi belajar siswa yang
tinggi dengan bobot 0,21 dan skor 4. Meskipun jumlah
siswa banyak tetapi kemampuan siswa sangat bera-
gam disebabkan penerimaan siswa baru hanya berda-
sarkan usia, tidak ada seleksi akademik sehingga yang
paling mempengaruhi mutu adalah minat dan motivasi
belajar siswa yang tinggi. Hal itu semakin bagus
dengan ditunjang jumlah buku ajar untuk guru dan
siswa yang cukup, dengan bobot 0,19 dan skor 4.
Dengan motivasi belajar yang tinggi ditunjang buku
yang cukup anak akan lebih maksimal dalam belajar.
Usaha siswa ditunjang juga oleh dana operasional
sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,15 dan
skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa
memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri
dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang
kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan operasi-
onal lainnya. Meskipun demikian dana yang ada
belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu
bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan
bantuan dari komite sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang relevan dan
program sekolah yang jelas adalah merupakan
kekuatan bagi sekolah. Dengan kepemimpinan yang
relevan dan adanya program kerja yang jelas maka
sekolah bisa melaksanakan kegiatan dengan lebih
mudah dan lebih terarah. Kekuatan yang lain adalah
-
73
kerjasama antar guru yang bagus dengan bobot 0,08
dan skor 4, serta 89% guru berpendidikan S1 yang
diberi bobot 0,06 dan skor 5, dan Lokasi sekolah yang
sangat strategis dengan bobot 0,05 skor 3. Selain itu
jumlah siswa yang semakin banyak juga mempenga-
ruhi mutu pendidikan yang diberi bobot 0,04 dan skor
4. Memang benar jumlah guru SDN 1 Ngadirejo yang
PNS kurang, tetapi karena kerjasama antar guru
bagus didukung kualifikasi pendidikan guru sebagian
besar S1 maka kegiatan pembelajaran berjalan lancar.
Apalagi ditunjang lokasi sekolah yang sangat strategis
menambah minat orang tua menyekolahkan anaknya
di SDN 1 Ngadirejo semakin tinggi, sehingga jumlah
murid semakin banyak dan otomatis dana pendidikan
dari pemerintah juga semakin banyak.
Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai
kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha
meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan
aspek input adalah 4,01.
Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang
diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan-kele-
mahan yang perlu diatasi seperti jumlah ruang kelas
yang belum memenuhi jumlah rombel, yang diberi
bobot 0,22 dan skor 4. Selain itu jumlah guru yang
PNS juga kurang yang diberi bobot 0,18 dan skor 2.
Tingkat kemampuan siswa SDN 1 Ngadirejo juga
sangat beragam disebabkan seleksi siswa baru hanya
berdasarkan usia tidak ada seleksi akademik, yang
-
74
diberi bobot 0,15 dan skor 2. Fasilitas olahraga dan
seni belum memadai dengan bobot 0,11 dan skor 1,
media pembelajaran yang berupa media audio visual
juga sangat kurang dengan bobot 0,1 dan skor 0,2,
bahkan guru olahraga yang terdiri dari 4 orang
semuanya guru pengampu yang definitif di SD lain
dengan bobot 0,09 dan skor 3. Dalam program sekolah
sebenarnya pengembangan sarpras dan penambahan
guru PNS sudah diprogramkan, tetapi pengembangan
sarpras tidak terlepas dari dana sehingga perlu
dilaksanakan secara bertahap sesuai dana yang ada.
Sedangkan masalah kekurangan guru PNS, sekolah
menunggu jatah dari dinas pendidikan dan sementara
sebagai solusinya sekolah menerima beberapa guru
wiyata bhakti yang cukup berpotensi.
Kelemahan yang lain adalah area sekolah
kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah
masih kurang diberi bobot 0,07 dan skor 3. Area
sekolah yang kurang hijau dan kebersihan lingkungan
sekolah yang masih kurang tentu saja mengurangi
kenyamanan siswa selama aktivitas di luar kelas.
Sekolah juga belum mempunyai ruang serba guna
(aula), mushola dan ruang kegiatan ekstra kurikuler
yang diberi bobot 0,05 dan skor 2. Hal tersebut
menyebabkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
kurang maksimal. Kelemahan yang terakhir adalah
untuk mengevaluasi program sekolah sudah terlaksa-
na atau belum, sekolah juga belum mempunyai tim
evaluasi program sekolah yang diberi bobot 0,03 dan
-
75
skor 2. Seandainya sekolah mempunyai tim evaluasi
program sekolah maka sekolah akan mempunyai gam-
baran yang jelas tentang program yang belum terlak-
sana, apa kendalanya, dan bagaimana tindaklanjut-
nya untuk menyusun program yang akan datang.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-
mahan adalah 2,6. Total skor akhir kekuatan diku-
rangi kelemahan untuk aspek input adalah 1,41, ber-
arti faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemah-
an. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
yang muncul.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman
aspek input dapat dilihat pada Tabel 4.9. Selanjutnya
diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan
skor akhir, dan diperoleh Matriks External Factor
Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:
-
76
Tabel 4.9 Matrik EFAS Aspek Input
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
PELUANG
1 Kepedulian orang tua terhadap pendidikan bagus
0,35 5 1,75
2 Keberadaan komite cukup bagus 0,25 4 1
3 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mudah
diakses
0,21 3 0,63
4 Hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan sangat dekat
0,19 4 0,76
Total Skor 1 4,14
ANCAMAN
1 Prestasi sekolah lain semakin bersaing 0,35 4 1,4
2 Banyak sekolah lain yang vasilitasnya lebih bagus
0,30 3 0,9
3 Ada pendapat SDSN tidak layak kalau pendidiknya banyak guru
wiyata bhakti
0,20 2 0,4
4 Pemanfaatan teknologi untuk hal-hal negative yang mengganggu
belajar siswa
0,15 2 0,3
Total Skor 1 3
Total Skor Akhir (Peluang - Ancaman)
1,14
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013
Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi
SDN 1 Ngadirejo dalam peningkatan mutu. Menurut
pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling
tinggi pada aspek input adalah kepedulian orang tua
terhadap pendidikan bagus, yang diberi bobot 0,35
dan skor 5. Selain itu keberadaan komite cukup
bagus, dengan bobot 0,25 dan skor 4. Faktor tersebut
diberi bobot tinggi karena sangat penting untuk
mendukung kemajuan belajar siswa dan kemajuan
sekolah. Sedangkan skor diberi angka tinggi karena
kepedulian orang tua dan keberadaan komite yang
bagus memberikan pengaruh besar pada peningkatan
-
77
mutu sekolah. Peluang berikutnya adalah perkem-
bangan teknologi komunikasi dan informasi semakin
mudah diakses, yang diberi bobot 0,21 dan skor 3.
Jika guru dapat menangkap peluang ini dengan baik
guru akan berkembang optimal. Peluang yang terakhir
adalah hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan
yang sangat dekat dengan bobot 0,19 dan skor 4. Hal
tersebut memudahkan koordinasi sehingga tidak
pernah ada miskomunikasi terkait dengan informasi
dinas. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor
peluang adalah 4,14.
Di samping mempunyai peluang yang tinggi
sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek
input antara lain prestasi sekolah lain yang semakin
bersaing, dengan bobot 0,35 dan skor 4. Banyak juga
sekolah lain yang fasilitasnya lebih bagus, yang diberi
bobot 0,30 dan skor 3, bahkan ada pendapat bahwa
SDSN tidak layak kalau pendidiknya banyak guru
wiyata bhakti, yang diberi bobot 0,20 dan skor 2.
Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak memperhatikan hal ini
dengan serius maka bisa saja pada waktu selanjutnya
SDN 1 Ngadirejo tertinggal dengan SD yang lain.
Termasuk juga pemanfaatan teknologi untuk hal-hal
negatif yang bisa mengganggu belajar siswa, seperti HP
yang bisa mengakses gambar porno dan lain-lain,
diberi bobot 0,15 dan skor 2. Hal tersebut kalau tidak
segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi
belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti
akan menurun.
-
78
Total skor untuk faktor ancaman bobot dikali-
kan skor adalah 3. Total skor akhir faktor peluang
dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah
1,14, berarti faktor peluang lebih dominan daripada
faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan
peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang
datang.
2. Aspek Proses
Komponen proses meliputi kemampuan guru,
desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas
belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Hasil analisis
faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek
proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors
Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut:
-
79
Tabel 4.10 Matrik IFAS Aspek Proses
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
KEKUATAN
1 Memiliki kurikulum yang inovatif 0,25 5 1,25
2 Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM)
0,20 4 0,8
3 Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan
program perbaikan dan pengayaan
0,18 4 0,72
4 Tenaga pengajar banyak yang menguasai TIK
0,15 4 0,6
5 Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.
0,12 3 0,36
6 Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan
akademis sesuai visi misi sekolah
0,10 3 0,3
Total Skor 1 4,03
KELEMAHAN
1 Belum semua kegiatan berjalan sesuai kurikulum
0,25 2 0,5
2 Masih ada guru yang mengajar secara konvensional
0,20 2 0,4
3 Belum ada lab komputer sebagai penunjang proses KBM
0,16 2 0,32
4 Kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum maksimal
0,15 3 0,45
5 Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah belum maksimal
0,14 2 0,28
6 Kerjasama dengan tenaga pengajar/pelatih dari luar sekolah
untuk kegiatan ekstrakurikuler masih kurang
0,10 3 0,3
Total Skor 1 2,25
Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)
1,78
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013
Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada
aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang
inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 5. Kalau semua
kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu mutu
pendidikan SDN 1 Ngadirejo akan sangat bagus. Hal
-
80
itu ditunjang dengan penerapan Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)
dengan bobot 0,20 dan skor 4 sehingga pembelajaran
lebih bermakna bagi siswa. Kekuatan yang lain adalah
guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan
melaksanakan program perbaikan dan pengayaan,
yang diberi bobot 0,18 dan skor 4. Hal tersebut untuk
mendorong siswa semakin berpacu dalam meraih
prestasi baik saat ulangan harian maupun ulangan
semester. Ditunjang lagi dengan banyaknya tenaga
pengajar yang menguasai TIK, dengan bobot 0,15 dan
skor 4. Seandainya sekolah mempunyai lab komputer
dengan adanya guru-guru yang menguasai TIK pasti
sangat menunjang proses KBM. Kekuatan lain yang
juga mempengaruhi mutu adalah adanya jam pelajar-
an tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI yang diberi
bobot 0,12 dan skor 3. Di samping les sangat berguna
meningkatkan prestasi siswa di kelas masing-masing,
juga berpengaruh dalam peningkatan hasil UN karena
materi UN terdiri dari materi kelas IV, V dan VI
sehingga kematangan materi di kelas bawahnya akan
mendukung prestasi UN.
Kekuatan terakhir yaitu sekolah mempunyai
konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan
akademis sesuai yang tertuang dalam visi misi
sekolah, dengan bobot 0,10 dan skor 3. Kalau guru
memahami konsep pendidikan tersebut dan melaksa-
nakan semua kegiatan sesuai visi misi sekolah maka
mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo akan maksimal.
-
81
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan
adalah 4,03.
Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki
sekolah dalam aspek proses adalah belum semua
kegiatan berjalan sesuai kurikulum yang diberi bobot
0,25 dan skor 2. Meskipun kurikulumnya inovatif
sesuai kebutuhan siswa dan perkembangan IPTEK,
tetapi kalau tidak dilaksanakan secara maksimal
hasilnya tetap saja tidak ada peningkatan. selain itu
masih ada guru yang mengajar secara konvensional
yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Sekolah juga belum
mempunyai lab komputer sebagai penunjang KBM
dengan bobot 0,16 dan skor 2, termasuk kegiatan
siswa yang bersifat keagamaan belum dilaksanakan
secara maksimal dengan bobot 0,15 dan skor 3.
Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah juga
belum maksimal yang diberi bobot 0,14 dan skor 2.
Dengan kurang maksimalnya supervisi dan pembina-
an dari kepala sekolah maka hal-hal yang menjadi
kekurangan dan kesalahan guru ketika mengajar tidak
segera diperbaiki dan guru cenderung mengelola kelas
dengan apa adanya tidak kreatif. Kelemahan yang
terakhir adalah kerjasama dengan tenaga pengajar/
pelatih dari luar sekolah untuk kegiatan ekstra
kurikuler masih kurang yang diberi bobot 0,10 dan
skor 3. Hal itu menyebabkan potensi siswa tidak
berkembang secara maksimal.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-
mahan yaitu 2,25. Sedangkan total skor akhir faktor
-
82
kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 1,78.
Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses
SDN 1 Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan
menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan
faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada
bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang
lebih dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman
aspek proses dapat dilihat pada Matrik External
Factors Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Matrik EFAS Aspek proses
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
PELUANG
1 Kesadaran wali murid menyumbang dana belajar cukup besar
0,38 4 1,52
2 Semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses
0,25 3 0,75
3 Ada pelatihan-pelatihan guru satu gugus yang menunjang PBM
0,22 3 0,66
4 Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat
tinggi
0,15 4 0,6
Total Skor 1 3,53
ANCAMAN
1 Semakin tinggi persaingan positif antar sekolah
0,31 2 0,62
2 Banyak muncul les di luar sekolah sehingga ada siswa yang
tidak serius les di sekolah
0,26 1 0,26
3 Munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan di
bidang keagamaan
0,23 3 0,69
4 Masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru
0,20 2 0,6
Total Skor 1 2,17
Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)
1,36
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013
-
83
Untuk aspek peluang kesadaran wali murid
menyumbang dana belajar cukup besar dengan bobot
0,38 dan skor 4. Hal tersebut sangat penting untuk
pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang
menunjang kemajuan pendidikan. Di samping itu
semakin banyak media pembelajaran yang bisa
diakses yang diberi bobot 0,25 dan skor 3, sehingga
guru bisa mencari sumber belajar baik berupa materi
pokok, materi pengayaan maupun materi-materi
untuk penugasan siswa. Ada pelatihan-pelatihan guru
satu gugus yang menunjang PBM dengan bobot 0,22
dan skor 3. Dengan adanya pelatihan-pelatihan terse-
but diharapkan guru dapat meningkatkan kemampu-
an mengajarnya yang berimbas pada peningkatan
hasil belajar siswa. Peluang aspek proses yang lain
adalah kebutuhan orang tua terhadap kegiatan
keagamaan anak sangat tinggi dengan bobot 0,15 dan
skor 4. Meskipun SDN 1 Ngadirejo bukan merupakan
sekolah dari yayasan keagamaan, tetapi orang tua
berharap anaknya tidak hanya memiliki ilmu pengeta-
huan saja tetapi juga memiliki moral agama yang
tinggi. Kalau sekolah bisa memfasilitasi keinginan
orang tua tersebut hasilnya sekolah akan semakin
bermutu. Total bobot dikalikan skor untuk faktor
peluang adalah 3,53.
Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot
paling tinggi adalah semakin tingginya persaingan
positif antar sekolah dengan bobot 0,31 dan skor 2.
Hal tersebut ditandai sekolah lain baik negeri maupun
-
84
swasta bersaing dalam meraih prestasi baik prestasi
akademik dan non akademik. Faktor ancaman beri-
kutnya adalah banyak muncul les di luar sekolah
sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah
yang diberi bobot 0,26 dan skor 1. Bagaimana pun
guru kelas pasti lebih paham dengan karakteristik
siswanya dibandingkan dengan guru yang lain,
bahkan guru kelas juga sangat paham dengan materi
pelajaran yang kurang dikuasai siswa sehingga les di
sekolah sangat diperlukan utamanya untuk memper-
dalam materi yang dianggap sulit oleh siswa.
Kadang les yang bermunculan di luar sekolah
cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas,
sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les di
luar sekolah dan tidak serius les di sekolah prestasi-
nya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain. Bahkan
ancaman yang lain adalah munculnya sekolah favorit
yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan diberi
bobot 0,23 dan skor 3. Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak
berlomba dalam bidang tersebut bisa jadi suatu saat
siswanya berkurang. Di samping itu masyarakat juga
semakin kritis menilai kualitas guru diberi bobot 0,20
dan skor 2. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan
sekolah agar senantiasa menjaga dan meningkatkan
kualitas guru. Total bobot dikalikan skor untuk faktor
ancaman adalah 2,17 sehingga total skor akhir faktor
peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,36.
Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut
diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak
-
85
peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada
beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek
proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor
peluang masih lebih dominan.
3. Aspek Output
Komponen output meliputi prestasi siswa dan
pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan
kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD
dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tahap se-
lanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan
perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik Internal
Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:
Tabel 4.12
Matrik IFAS Aspek Output
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
KEKUATAN
1 Nilai rata-rata UN tinggi 0,30 5 1,5
2 Prosentase kelulusan tinggi 0,30 4 1,2
3 Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
0,25 4 1
4 Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan
banyak diterima di sekolah favorit
0,15 4 0,6
Total Skor 1 4,3
KELEMAHAN
1 Prestasi lulusan dalam bidang non akademik belum maksimal
0,4 2 0,8
2 Lulusan kurang mempunyai karakter yang kuat terkait bidang
kerokhanian
0,3 2 0,6
3 Output yang dihasilkan kurang kompeten dalam pendidikan
kecakapan hidup
0,2 2 0,4
4 Belum ada jaringan alumni 0,1 1 0,1
Total Skor 1 1,9
Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan)
2,4
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013
-
86
Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai
rata-rata UN yang tinggi yang diberi bobot 0,3 dan
skor 5, juga prosentase kelulusan yang tinggi dengan
bobot 0,3 dan skor 4. Di samping itu kelulusan
berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
dengan bobot 0,25 dan skor 4. Prestasi tersebut dapat
menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua cende-
rung tertarik menyekolahkan putra-putrinya ke seko-
lah yang berprestasi. Bahkan semua lulusan melanjut-
kan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima
di sekolah favorit yang diberi bobot 0,15 dan skor 4.
Itu disebabkan karena rata-rata perolehan nilai UN
tinggi sehingga bisa bersaing dengan siswa yang
berasal dari sekolah lain. Total akhir bobot dikalikan
skor adalah 4,3.
Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai
kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan
yang mempunyai bobot paling tinggi adalah prestasi
lulusan dalam bidang non akademik belum maksimal
dengan bobot 0,4 dan skor 2. Hal tersebut disebabkan
karena pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler belum
maksimal. Kelemahan yang lain adalah lulusan
kurang mempunyai karakter yang kuat terkait bidang
kerokhanian yang diberi bobot 0,3 dan skor 2. Salah
satu penyebabnya adalah sarana dan prasarana untuk
kegiatan keagamaan belum memadai yaitu belum
mempunyai mushola untuk tempat kegiatan agama
Islam, begitu juga sarana prasarana untuk kegiatan
agama lain. Kelemahan berikutnya adalah output yang
-
87
dihasilkan kurang kompeten dalam pendidikan keca-
kapan hidup diberi bobot 0,2 dan skor 2.
Pendidikan kecakapan hidup yang diprogramkan
oleh sekolah adalah pendidikan TIK, tetapi pelaksana-
annya terkendala oleh kurangnya fasilitas komputer
untuk pembelajaran siswa. Sekolah baru mempunyai
3 unit komputer dan 3 laptop sehingga belum
mencukupi. Kelemahan yang terakhir adalah sekolah
belum mempunyai jaringan alumni dengan bobot 0,1
dan skor 1. Jaringan alumni sangat dibutuhkan oleh
sekolah untuk diberdayakan dalam kegiatan-kegiatan
sekolah, jika sudah ada jaringan alumni maka
berbagai keperluan lulusan maupun kegiatan sekolah
dapat dikomunikasikan.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-
mahan pada aspek output adalah 1,9 sehingga total
skor akhir IFAS pada aspek output adalah 2,4. Dari
kedua faktor yang mempengaruhi output SDN 1
Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi
faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan.
Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan
mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman
aspek output dapat dilihat pada Tabel 4.13. Selanjut-
nya faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta
dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh
Matrik Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS).
Sebagai berikut:
-
88
Tabel 4.13 EFAS Aspek Output
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor
PELUANG
1 Hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi
0,30 4 1,2
2 Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin bagus
0,25 4 1
3
Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam
bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik
(ekstrakurikuler)
0,18 4 0,72
4 Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang cerdas,
agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan
0,15 4 0,6
5 Mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin kerjasama dengan
alumni.
0,12 3 0,36
Total Skor 1 3,88
ANCAMAN
1 Kekhawatiran orang tua bahwa kemung-kinan lulusan hanya bagus
dalam kom-petensi duniawi
0,30 3 0,9
2 Semakin meningkatnya saran kualitas lulusan dari
stakeholder
0,25 2 0,5
3 Semakin kompleksnya tuntutan masya-rakat terhadap mutu
sekolah
0,20 2 0,4
4 Orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil/nilai,
bukan proses
0,15 2 0,3
5 Kemampuan lulusan untuk beradaptasi dengan kemajuan
teknologi
0,10 1 0,1
Total Skor 1 2,2
Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)
1,68
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013
Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan
sekolah adalah hasil UN dapat dijadikan pertimbangan
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang
diberi bobot 0,30 dan skor 4. Dengan hasil UN yang
tinggi maka kepercayaan masyarakat terhadap sekolah
semakin bagus diberi bobot 0,25 dan skor 4. Di
-
89
samping itu orang tua juga menaruh harapan agar
lulusan tidak hanya berprestasi dalam akademik
tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik
(ekstra kurikuler) dengan bobot 0,18 dan skor 4.
Harapan orang tua yang lain adalah agar lulusan
menjadi generasi yang cerdas, iman dan taqwa yang
diberi bobot 0,15 dan skor 4. Terakhir sekolah juga
mempunyai peluang yang sangat bagus untuk men-
jalin kerjasama dengan alumni yang diberi bobot 0,12
dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk
faktor peluang aspek output adalah 3,88.
Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh
adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan
lulusan hanya bagus dalam kompetensi duniawi yang
diberi bobot 0,30 dan skor 3. Di samping itu semakin
meningkatnya saran kualitas lulusan dari stakeholder
dengan bobot 0,25 dan skor 2. Termasuk juga semakin
kompleksnya tuntutan masyarakat terhadap mutu
sekolah yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Ada juga
orang tua yang melihat keberhasilan anak hanya dari
sisi hasil/nilai bukan proses dengan bobot 0,15 dan
skor 2. Ancaman yang terakhir adalah kemampuan
lulusan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi
dengan bobot 0,10 dan skor 1. Total bobot dikali skor
untuk faktor ancaman adalah 2,2 maka total akhir
faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,68.
Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut
diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak
peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada
-
90
beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek
output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah
bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk menga-
tasi ancaman-ancaman yang muncul.
4.2.3 Rencana Strategis
1. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah
Aspek Input
Tabel 4.14
Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S)
4,01 Peluang
(O) 4,14
Kelemahan (W)
2,6 Ancaman
(T) 3
Total (S-W) 1,41 Total (O-T) 1,14
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal
dan eksternal untuk aspek input di SDN 1 Ngadirejo
diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan – kelemah-
an) adalah 1,41 sedangkan skor akhir EFAS (peluang –
ancaman) adalah 1,14. Hasil analisis ini menunjukkan
bahwa strategi berada di kuadran SO (strength –
opportunity) yang mendukung strategi agresif, menggu-
nakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan
meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal
untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada
aspek input (Umar, 2002). Hasil analisis tersebut
digambarkan pada Gambar 4.1 berikut:
-
91
Gambar 4.1
Matrik SWOT untuk Aspek Input
1
3
-1
4
2
1
-4
-3
-2
2 3 4
(1,41; 1,14)
Kekuatan Kelemahan
Ancaman
Kuadran SO
Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan
untuk menangkap peluang
yang ada
Peluang
-1 -2 -3 -4
-
92
Eksternal Faktor
Internal Faktor
Peluang
Kepedulia
n o
rang t
ua
terh
ad
ap
pe
nd
idik
an
bagus
Kebera
daan k
om
ite
cukup
ba
gus
Perk
em
ba
ng
an
te
kn
olo
gi
kom
un
ikasi d
an
info
rma
si sem
akin
mudah
dia
kse
s
Hubun
ga
n d
en
ga
n d
inas
pendid
ikan k
ecam
ata
n
sanga
t d
eka
t
Kekuatan 1. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan.
2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar
melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,
Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan).
3. Memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat
meningkatkan kinerja.
4. Mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana
belajar
5. Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi
siswa.
6. Dibentuk Tim Evaluasi program sekolah
Minat dan motivasi belajar siswa tinggi
Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa cukup
Dana untuk operasional sekolah mencukupi
Kepemimpinan kepala sekolah sudah relevan
Sekolah mempunyai program kerja yang jelas
Kerjasama antar guru bagus
90% guru berpendidikan S1
Lokasi sekolah sangat strategis
Jumlah siswa semakin banyak
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka
rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya
peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SDN
1 Ngadirejo adalah: (1) Mengembangkan sarana dan
prasarana pendidikan; (2) Mengembangkan lingkung-
an sekolah menuju komunitas belajar melalui program
7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,
Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan); (3) Mem-
berdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang
-
93
dapat meningkatkan kinerja; (4) Mengembangkan
fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar;
(5) Membentuk klub-klub prestasi untuk mengem-
bangkan potensi siswa; (6) Dibentuk Tim Evaluasi
program sekolah.
2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah
Aspek Proses
Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-
an, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk aspek
proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil
perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.15
Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan
(S) 4,03
Peluang
(O) 3,53
Kelemahan
(W) 2,25
Ancaman
(T) 1,97
Total (S-W) 1,78 Total (O-T) 1,56
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal
(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek
proses di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir
IFAS aspek proses (kekuatan – kelemahan) adalah
1,78. Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses
(peluang – ancaman) adalah 1,56. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO
-
94
(strength – opportunity) yang mendukung strategi
agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk
menangkap peluang yang ada dari luar. Hasil analisis
tersebut pada Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2. Matrik SWOT untuk Aspek Proses
-1 -2 -3 -4
1
3
-1
4
2
1
-4
-3
-2
2 3 4
(1,78; 1,56)
Kekuatan Kelemahan
Ancaman
Kuadran SO
Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan
untuk menangkap
peluang yang ada
Peluang
-
95
Eksternal Faktor
Internal Faktor
Peluang
Kesadara
n w
ali
mu
rid
menyum
bang d
an
a b
ela
jar
cuku
p
besar
Sem
akin
banyak m
ed
ia
pem
bela
jara
n y
an
g b
isa d
iakse
s
Ada p
ela
tihan
-pe
latih
an g
uru
sa
tu
gugus y
ang m
en
un
jan
g P
BM
Kebutu
han o
ran
g tu
a te
rha
da
p
kegia
tan k
eaga
ma
an a
na
k s
an
ga
t
tinggi
Kekuatan 1. Memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar
2. Mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk membentuk siswa yang
iman dan taqwa
3. Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar
sekolah untuk mendukung kegiatan ekstra kurikuler
4. Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala
sekolah
5. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-masalah
yang ditemui guru dalam PBM
Memiliki kurikulum yang inovatif
Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM)
Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan
program perbaikan dan pengayaan
Tenaga pengajar banyak yang menguasai TIK
Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.
Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan
akademis sesuai visi misi sekolah
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut,
maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai
upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses
di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Memberdayakan guru
untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar; (2) Mengintensifkan kegiatan keaga-
maan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa;
(3) Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau
pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan
-
96
ekstra kurikuler; (4 Mengintensifkan kegiatan super-
visi dan monitoring oleh kepala sekolah); (5) Meng-
efektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-
masalah yang ditemui guru dalam PBM.
3. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah
Aspek Output
Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-
an, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk faktor
output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil
perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.16
Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Output
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan
(S) 4,3
Peluang
(O) 3,88
Kelemahan
(W) 1,9
Ancaman
(T) 2,2
Total (S-W) 2,4 Total (O-T) 1,68
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal
(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek
output di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir
IFAS aspek output (kekuatan – kelemahan) adalah 2,4.
Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang –
ancaman) adalah 1, 68. Hasil analisis ini menunjuk-
kan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength –
opportunity) yang mendukung strategi agresif, meman-
-
97
faatkan peluang yang ada dari luar untuk mengatasi
ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal
sekolah pada aspek output. Hasil analisis tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Matrik SWOT untuk Aspek Output
-1 -2 -3 -4
1
3
-1
4
2
1
-4
-3
-2
2 3 4
(2,4; 1,68)
Kekuatan Kelemahan
Ancaman
Kuadran SO
Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan
untuk menangkap
peluang yang ada
Peluang
-
98
Eksternal Faktor
Internal Faktor
Peluang
Hasil
UN
dapat dija
dik
an p
ert
imb
an
ga
n u
ntu
k
mela
nju
tkan k
e jenja
ng y
ang le
bih
tin
gg
i
Keperc
ayaan m
asyara
kat te
rha
da
p s
eko
lah
sem
akin
bagus
Hara
pan o
rang tua a
gar
lulu
sa
n t
ida
k h
an
ya
berp
resta
si dala
m b
idan
g a
kad
em
ik te
tap
i ju
ga
maksim
al dala
m b
idang n
on a
ka
de
mik
(ekstr
akurikule
r)
Hara
pan o
rang tua a
gar
lulu
sa
n m
en
jad
i
genera
si yang c
erd
as, agam
is d
an s
iap
menghadapi ta
nta
ngan m
asa d
ep
an
Mem
punyai pelu
ang y
ang b
agus u
ntu
k m
en
jalin
kerjasam
a d
engan a
lum
ni
Kekuatan 1. Membangun image positif sekolah melalui output yang
dihasilkan
2. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non
akademik
3. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter 4. Meningkatkan
pelaksanaan pendidikan
kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum
5. Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan
sekolah
Prosentase kelulusan tinggi
Nilai rata-rata UN tinggi
Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan
banyak diterima di sekolah favorit
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka
rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya
peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN
1 Ngadirejo adalah: (1) Membangun image positif
sekolah melalui output yang dihasilkan; (2) Meningkat-
kan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun
non akademik; (3) Meningkatkan pelaksanaan pendi-
-
99
dikan karakter; (4) Meningkatkan pelaksanaan pendi-
dikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam
kurikulum; (5) Membentuk jaringan alumni untuk
diberdayakan dalam kegiatan sekolah.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi
Dokumen
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
studi dokumen diperoleh data tentang upaya-upaya
yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka
peningkatan mutu antara lain:
1. Merencanakan Program yang Jelas dan Berke-
lanjutan
SDN 1 Ngadirejo mempunyai visi, misi dan
tujuan sekolah yang jelas menuju tercapainya pening-
katan mutu pendidikan. Kepala sekolah bersama
dengan dewan guru dan komite sekolah menyusun
Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dari Rencana
Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT). Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM) tersebut disusun yang mengacu pada visi,
misi, dan tujuan sekolah. Satu perangkat RKJM
dijabarkan dalam empat Rencana Kerja Tahunan
(RKT), kemudian RKT dikembangkan dalam bentuk
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
-
100
Terkait dengan rencana kegiatan pembelajaran
selama satu tahun, sekolah menyusun kurikulum
yang inovatif berdasarkan kemajuan IPTEK serta
dikembangkan secara sistematis sejalan dengan
tujuan yang akan dicapai. Dalam setiap penyusunan
program, sekolah sudah melibatkan semua
stakeholder tetapi untuk mengevaluasi pelaksanaan
program tersebut sekolah belum mempunyai tim
evaluasi program sekolah.
2. Meningkatkan Mutu Akademik dan Non
Akademik
Dalam rangka meningkatan mutu akademik
dan non akademik maka sekolah berusaha melaksa-
nakan pembelajaran secara maksimal dengan meng-
efektifkan alokasi waktu yang ada. Dalam KBM guru
berusaha menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) meski-
pun satu dua guru masih ada yang mengajar secara
konfensional. Disamping itu semua guru dituntut
untuk melaksanakan program perbaikan dan penga-
yaan sehingga secara otomatis berimbas pada pening-
katan rata-rata pencapaian KKM yaitu pencapaian
KKM tiap kelas 99% tercapai.
Karena peningkatan mutu pendidikan tidak
terlepas dari peningkatan nilai UN dan prosentase
kelulusan maka SDN 1 Ngadirejo melaksanakan kiat-
kiat peningkatan mutu UN antara lain dengan cara:
semua guru kompak mulai kelas I menanamkan
-
101
konsep materi pelajaran dengan baik, dibentuk tim
sukses UN yang membantu memecahkan materi yang
sulit dan belum dapat dipecahkan oleh guru kelas VI,
les untuk kelas IV-VI mulai semester 1, kreatif
membuat bank soal sesuai kisi-kisi UN dan tukar soal-
soal try out antar kecamatan maupun kabupaten, doa
bersama/mujahadah, dan pemberian reward setiap
akhir tahun kepada guru kelas VI. Dari kiat-kiat
tersebut ternyata prestasi UN dari tahun ke tahun
semakin meningkat.
Selain itu sekolah juga meningkatkan prestasi
siswa dalam lomba akademik maupun non akademik
yaitu dengan cara memberdayakan semua guru dalam
kegiatan mendidik dan melatih siswa. Hasilnya bebe-
rapa tahun terakhir ini banyak memperoleh kejuaraan
di tingkat kecamatan maupun kabupaten meskipun
belum semuanya maksimal sesuai yang diharapkan.
3. Memberdayakan dan Meningkatkan Profesional
Guru
Sekolah berusaha memberdayakan semua guru
dalam kegiatan sekolah agar potensi dan kemampu-
annya berkembang mendukung kegiatan pembelajaran
yang bermutu. Sekolah juga sangat mendukung guru-
guru untuk ikut studi lanjut S1 sehingga dari 19 guru
tinggal 2 guru yang masih berijazah D2 dan keduanya
sekarang dalam proses mengikuti S1. Dengan demi-
kian meskipun gurunya banyak yang wiyata bhakti
tetapi dengan latar belakang pendidikan yang mema-
-
102
dai diharapkan layanan pendidikan tetap berkualitas.
Di samping itu guru juga diberdayakan dalam kegiatan
KKG agar segala permasalahan yang ditemui selama
KBM baik itu masalah materi pelajaran, pengelolaan
siswa atau masalah lainnya dapat dipecahkan
bersama dalam forum KKG.
Guru-guru SDN 1 Ngadirejo diberi kesempatan
untuk ikut pelatihan-pelatihan baik yang diadakan
oleh dinas maupun non dinas yang penting materi
yang didapat dari pelatihan itu dapat mendukung
peningkatan profesional guru. Bahkan sekolah pernah
mendatangkan narasumber dari LPMP untuk pelatih-
an guru satu gugus seperti pelatihan karya ilmiah,
workshop tematik dan lain-lain. Keikutsertaan guru
dalam pelatihan-pelatihan inovatif tersebut secara
otomatis juga akan berdampak positif pada pembela-
jaran siswa contohnya dengan guru menguasai pem-
belajaran tematik maka pembelajaran akan lebih
efektif, demikian juga dengan guru menguasai prose-
dur penyusunan PTK maka akan membantu meme-
cahkan masalah KBM di kelasnya masing-masing.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah
dan komite dapat dijelaskan bahwa meskipun guru
SDN 1 Ngadirejo banyak yang wiyata bhakti tetapi
kemampuan dan semangat mengajarnya tidak keting-
galan dengan guru PNS. Sehingga meskipun di luar
ada wacana SDSN tidak layak kalau gurunya banyak
yang wiyata bhakti tetapi sekolah berusaha menganti-
sipasi wacana tersebut dengan meningkatkan profe-
-
103
sional guru melalui pelatihan-pelatihan. Untuk biaya
pelatihan bagi guru yang wiyata bhakti sering dibantu
menggunakan uang operasional sekolah, sedangkan
untuk guru yang PNS sering dengan biaya sendiri.
4. Memberdayakan Potensi Peserta Didik
Siswa SDN 1 Ngadirejo jumlahnya cukup banyak
dan mempunyai kemampuan yang beragam, untuk itu
sekolah berusaha memberdayakan potensi siswa agar
dapat berkembang secara maksimal sesuai karak-
teristik masing-masing. Pemberdayaan peserta didik
tersebut dilakukan oleh sekolah melalui beberapa
program yaitu dengan memberi tambahan jam pela-
jaran, memfasilitasi siswa dalam kegiatan ekstrakuri-
kuler, serta melaksanakan pendidikan karakter dan
pendidikan kecakapan hidup.
Menurut kepala sekolah pemberian tambahan
jam pelajaran diprogramkan untuk kelas IV sampai
kelas VI mulai awal semester satu, dengan pertim-
bangan bahwa mulai kelas IV materi pelajarannya
sudah semakin luas dan rumit. Pertimbangan yang
lain bahwa mulai di kelas IV siswa biasanya diikutkan
lomba-lomba mata pelajaran baik di tingkat kecamat-
an maupun kabupaten sehingga perlu dibimbing
secara maksimal agar mencapai hasil dan kejuaraan
yang maksimal. Selain itu mulai di kelas IV siswa
mulai dipersiapkan untuk menguasai materi pelajaran
yang akan diujikan dalam UN kelas VI, sehingga
-
104
diharapkan setelah di kelas VI siswa tidak banyak
mengalami kesulitan.
Sedangkan untuk memfasilitasi kegiatan ekstra-
kurikuler selama ini sudah berjalan tetapi belum
maksimal. Sesuai hasil wawancara dengan siswa
sekolah melaksanakan kegiatan kurikuler hanya pada
waktu tertentu saja belum melaksanakan secara rutin.
Seperti dicontohkan oleh siswa bahwa latihan
Pramuka dilaksanakan setiap menjelang kemah
penggalang dan pesta siaga, latihan drumband juga
dilaksanakan setiap akan ada kegiatan karnaval saja.
Latihan olah raga dan seni seperti sepak takraw, tenis
meja, bulu tangkis, seni tari, seni lukis, seni musik
dan vokal juga diintensifkan hanya setiap menjelang
lomba. Bahkan ada kegiatan kurikuler yang dipro-
gramkan dalam kurikulum tetapi tidak pernah dilak-
sanakan di antaranya pencak silat dan seni karawitan.
Hal tersebut tentu saja mengakibatkan potensi siswa
dalam bidang ekstrakurikuler kurang berkembang.
Dan menurut hasil wawancara, observasi, dan studi
dokumen dapat disimpulkan bahwa penyebab kurang
maksimalnya pelaksanaan kegiatan kurikuler adalah
karena fasilitas kurang memadai, guru tidak melak-
sanakan kegiatan sesuai dengan kurikulum, tidak
semua guru bisa mengampu kegiatan kurikuler, dan
sekolah kurang menjalin kerjasama dengan nara
sumber atau pelatih dari luar sekolah.
Untuk memberdayakan potensi peserta didik
sekolah juga memprogramkan pelaksanaan pendidik-
-
105
an karakter dan pendidikan kecakapan hidup. Pendi-
dikan karakter ditujukan untuk mengembangkan atau
membentuk karakter siswa. Nilai karakter yang dikem-
bangkan meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri,demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghar-
gai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Pada prinsipnya pendidikan karakter yang dikem-
bangkan di SDN 1 Ngadirejo terintegrasi dalam mata
pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.
Pengintegrasian dalam mapel sudah dicantum-
kan dalam RPP, pengintegrasian dalam budaya
sekolah tercakup dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-
kurikuler serta interaksi sosial di sekolah, penginte-
grasian dalam pengembangan diri melalui: (1) Kegiat-
an rutin sekolah seperti upacara hari besar, pemerik-
saan kebersihan badan, kegiatan-kegiatan ibadah/
keagamaan, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran,
dan budaya salam; (2) Kegiatan spontan yaitu apabila
ada siswa yang berperilaku kurang baik langsung
dikoreksi dan dibetulkan oleh guru; (3) Keteladanan
yaitu guru memberi contoh sikap dan perilaku yang
mencerminkan nilai-nilai karakter agar jadi panutan;
(4) Pengkondisian yaitu sekolah harus dikondisikan
agar mencerminkan nilai karakter yang diharapkan
seperti lingkungan sekolah harus selalu bersih, rapi
dan teratur.
-
106
Pendidikan karakter di SDN 1 Ngadirejo belum
terlaksana dengan maksimal utamanya untuk
mengembangkan nilai religius masih sangat kurang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru hal itu
disebabkan karena fasilitas untuk kegiatan keaga-
maan belum memadai bahkan tempat ibadah atau
mushola saja belum ada. Sedangkan untuk pendidik-
an kecakapan hidup yang dicantumkan dalam kuri-
kulum adalah Teknologi Informatika, diprogramkan
mulai dari kelas I sampai kelas VI. Tetapi kenya-
taannya kegiatan tersebut belum bisa berjalan sesuai
yang diharapkan. Sebenarnya sekolah mempunyai
beberapa guru yang menguasai TIK tetapi fasilitas
yang ada belum memenuhi. Sekolah baru mempunyai
3 unit komputer dan 3 unit laptop sehingga untuk
memfasilitasi pembelajaran TIK belum mencukupi.
5. Menjalin Kerjasama dengan Orang Tua dan
Masyarakat
Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat
dilakukan secara intensif oleh sekolah melalui perte-
muan rutin tiap awal tahun pelajaran dan setiap akhir
semester, menjelang ujian kelas VI, dan rapat komite
secara insidental. Kepedulian orang tua dan komite
terhadap pendidikan sangat bagus, utamanya dalam
membantu pendanaan untuk melengkapi sarana
prasarana sekolah. Meskipun dana bantuan dari
pemerintah yang berupa dana BOS cukup besar, tetapi
itu hanya bisa digunakan untuk mencukupi biaya
-
107
operasional sekolah tidak boleh untuk membangun
prasarana sekolah. Sarana prasarana sekolah yang
saat ini masih kurang/belum ada adalah mushola,
laboratorium, aula, ruang kelas kurang 1 ruang,
jamban siswa kurang, dan ruang pimpinan. Wacana
ke depan untuk melengkapi sarana prasarana tersebut
sekolah mau mencari terobosan bantuan dana tidak
hanya mengandalkan dari pemerintah saja, bahkan
yang pasti tidak lepas dari kerjasamanya dengan orang
tua dan komite sekolah. Bantuan dari komite sejak
tahun 2008 sampai 2013 yang sudah diterima oleh
sekolah sejumlah Rp 103.500.000,- . Bantuan tersebut
sangat berarti bagi sekolah karena secara bertahap
prasarana sekolah menjadi lebih lengkap.
Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat
diharapkan tidak hanya terfokus pada pendanaan saja
tetapi juga berupa ide serta masukan demi pening-
katan mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo. Hal
tersebut sudah dilaksanakan yaitu setiap penyusunan
program sekolah komite selalu dilibatkan.
4.3.2 Analisis SWOT Aspek Input
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek input SDN 1 Ngadirejo maka diperoleh
hasil skor akhir lingkungan internal aspek input
(kekuatan – kelemahan) adalah 1,41. Angka ini
menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan
-
108
dari faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan
minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi, jumlah
buku ajar untuk guru dan siswa yang cukup, serta
dana operasional sekolah yang mencukupi dan kerja
sama guru yang bagus serta 89% guru berpendidikan
S1 dapat mengatasi kelemahan dalam menangani
tingkat kemampuan siswa yang beragam, fasilitas
sekolah yang kurang dan jumlah guru PNS yang
kurang. Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah
yang relevan, program sekolah yang jelas dapat
mengatasi kelemahan dalam pengelolaan sekolah.
Skor akhir lingkungan eksternal aspek input
(peluang – ancaman) adalah 1,14. Ini menunjukkan
bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor
ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan pelu-
ang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman
yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS
menunjukkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada
pada titik (1,41; 1,14) berarti ada pada kuadran SO
(strength – opportunities), hal ini merupakan situasi
yang sangat menguntungkan karena sekolah memiliki
kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga
perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan menggu-
nakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk me-
manfaatkan peluang dari luar.
-
109
4.3.3 Analisis SWOT Aspek Proses
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek proses SDN 1 Ngadirejo maka diper-
oleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek proses
(kekuatan – kelemahan) adalah 1,78. Angka ini me-
nunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari
faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaat-
kan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang
muncul.
Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal
aspek proses (peluang – ancaman) adalah 1,56. Angka
ini menunjukkan bahwa peluang SDN 1 Ngadirejo
lebih besar daripada ancaman yang ada. Dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo
berada pada titik (1,78; 1,56) yaitu berada pada
kuadran SO (strength – opportunities) yang mengin-
dikasikan perlu dilakukannya strategi agresif, memfo-
kuskan upaya menggunakan kekuatan internal SDN 1
Ngadirejo untuk dapat memanfaatkan peluang.
4.3.4 Analisis SWOT Aspek Output
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek output di SDN 1 Ngadirejo maka
diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek
output (kekuatan – kelemahan) adalah 2,4. Angka ini
menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan
-
110
dari faktor kelemahan sehingga sekolah bisa meman-
faatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kele-
mahan yang terjadi. Sedangkan skor akhir lingkungan
eksternal aspek output (peluang – ancaman) adalah
1,68. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang lebih
dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa
memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi
ancaman-ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada
pada titik (2,4; 1,68) berarti pada posisi atau kuadran
SO (strength – opportunities) yang mengindikasikan
perlu diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan
kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap
peluang dari luar.
4.3.5 Rencana Strategis Aspek Input
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS
dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO
(strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang
mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan
kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-
peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,
2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input
di SDN 1 Ngadirejo.
Renstra pertama, mengembangkan sarana dan
prasarana pendidikan. Dengan adanya kepedulian
orang tua dan komite yang bagus terhadap pendidikan
-
111
merupakan peluang bagi sekolah untuk bersama-sama
membuat program pengembangan sarana prasarana
yang sekarang masih banyak kekurangan. Di samping
itu pendekatan dengan dinas pendidikan sangat di-
perlukan agar usulan bantuan baik berupa bangunan
maupun sarana pendidikan bisa diwujudkan. Sekolah
juga bisa melakukan terobosan-terobosan dengan
mengajukan proposal kemana pun yang kira-kira ada
peluang untuk memberi bantuan. Hal tersebut sangat
diperlukan untuk melengkapi sarana prasarana seper-
ti ruang kelas, ruang pimpinan, ruang laboratorium,
mushola, aula/ruang serba guna, dan perangkat tek-
nologi informatika. Kalau sarana prasarana pendidik-
an sudah memenuhi maka diharapkan mutu pendi-
dikan di SDN 1 Ngadirejo akan lebih meningkat lagi.
Renstra kedua, mengembangkan lingkungan
sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K
(Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,
Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan). Pengem-
bangan komunitas belajar di SDN 1 Ngadirejo bisa
dimulai dengan menata lingkungan fisik melalui
program 7K, sehingga nyaman dan kondusif untuk
belajar. Bersamaan dengan itu, kebiasaan belajar
ditumbuhkan melalui kegiatan gemar membaca. Guru
dapat menugasi siswa untuk membaca buku yang
relevan dengan topik/materi pelajaran yang dibahas,
bisa ditugaskan secara individual atau kelompok yang
penting membiasakan anak membaca. Pola tersebut
-
112
mampu mendorong tumbuhnya komunitas belajar di
sekolah.
Renstra ketiga, memberdayakan guru dalam
pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja.
Sekolah dengan jumlah siswa banyak secara otomatis
bantuan operasional dari pemerintah juga banyak.
Dana tersebut sebagian bisa dimanfaatkan untuk
memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang
dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru
dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Dengan
kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif
dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya
Renstra keempat, mengembangkan fasilitas
sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar. Sekolah
perlu memfasilitasi siswa dengan sarana belajar ber-
basis TIK agar siswa dapat memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengem-
bangkan kemampuan yang dimilikinya dan sebagai
sarana belajar sehingga bisa meningkatkan prestasi-
nya di sekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa bisa
mencari materi-materi pelajaran yang diperlukan
melalui internet sehingga wawasan anak semakin luas.
Renstra kelima, membentuk klub-klub prestasi
untuk mengembangkan potensi siswa. Dengan adanya
siswa yang banyak dengan kemampuan yang beragam
serta minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi,
-
113
maka sekolah perlu mengembangkan potensi siswa
secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, bakat dan
minat siswa masing-masing. Sekolah perlu memben-
tuk klub-klub prestasi sehingga siswa yang mempu-
nyai bakat atau kemampuan yang lebih baik dalam
bidang akademik, olah raga maupun seni dapat di-
kembangkan kemampuannya melalui klub-klub pres-
tasi tersebut seperti klub bahasa dan sastra, klub
sains, klub sepak bola, klub basket, klub seni dan
lain-lain. Klub ini dikembangkan di bawah bimbingan
seorang guru ataupun pelatih yang mempunyai
kemampuan di bidang tersebut.
Renstra keenam, dibentuk Tim Evaluasi program
sekolah. Meskipun program sudah berjalan tetapi
sekolah perlu membentuk tim evaluasi program yang
tugasnya secara periodik mengevaluasi program
sekolah untuk mengetahui prosentase ketercapaian
program, apa target yang diharapkan, sejauh mana
hasil yang sudah dicapai, kesenjangannya apa, dan
pemecahannya bagaimana. Hasil dari evaluasi
program tersebut bisa dijadikan dasar penyusunan
program yang akan datang agar menjadi lebih baik.
4.3.6 Rencana Strategis Aspek Proses
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS
dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO
(strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang
mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan
-
114
kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-
peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,
2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input
di SDN 1 Ngadirejo.
Renstra pertama, memberdayakan guru untuk
menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar. Dengan bantuan media informasi guru
dapat melakukan pembelajaran yang kreatif dan
menarik sehingga tidak hanya meningkatkan minat
belajar siswa tetapi juga meningkatkan kualitas guru
dalam tugas mengajar. Selain itu melalui media
internet guru dapat mencari materi-materi sebagai
tambahan dalam menyiapkan bahan ajar bagi siswa.
Renstra kedua, mengintensifkan kegiatan keaga-
maan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa.
Sesuai dengan visi misi sekolah untuk membentuk
kepribadian siswa yang iman dan taqwa maka guru
harus memantapkan penghayatan dan pengamalan
hidup beragama siswa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing. Selain itu guru juga
harus menanamkan nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti
luhur dengan maksimal. Kegiatan keagamaan tersebut
secara rinci sudah dijabarkan dalam kurikulum,
sehingga kalau semuanya dilaksanakan sesuai yang
tertuang dalam kurikulum maka hasilnya akan
maksimal.
-
115
Renstra ketiga, meningkatkan kerjasama dengan
pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendu-
kung kegiatan ekstra kurikuler, meningkatkan kerja-
sama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah
untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah
perlu mengalokasikan dana untuk kegiatan ekstra-
kurikuler termasuk untuk honor pelatih dari luar
sekolah. Hal tersebut sangat penting untuk memaksi-
malkan potensi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Renstra keempat, mengintensifkan kegiatan
supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah. Dengan
melaksanakan supervisi dan monitoring secara intensif
maka kepala sekolah dapat memberikan bantuan
teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar
personal tersebut mampu meningkatkan kualitas
kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksa-
nakan proses belajar mengajar
Renstra kelima, mengefektifkan kegiatan KKG
untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui
guru dalam PBM. Masalah-masalah yang dihadapi
oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas beragam
bentuk dan modelnya. Penanganan terhadap setiap
persoalan untuk mencari jalan keluar antara guru
yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Guru senior
kadang memiliki lebih banyak teknik dan cara-cara
dalam mengatasi persoalan terlebih lagi persoalan
belajar mengajar. Untuk itulah guru-guru baru atau
guru lain yang memiliki persoalan yang menurutnya
sulit bisa dipecahkan melalui KKG dengan cara
-
116
berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru
lainnya.
4.3.7 Rencana Strategis Aspek Output
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS
dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO
(strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang
mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan
kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-
peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,
2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input
di SDN 1 Ngadirejo.
Renstra pertama, membangun image positif
sekolah melalui output yang dihasilkan. Output adalah
hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan sekolah.
Oleh karena itu output yang dihasilkan diharapkan
dapat memenuhi kriteria seperti yang diharapkan
masyarakat antara lain lulusan tidak hanya berpres-
tasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal
dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler), lulusan
menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap
menghadapi tantangan masa depan.
Renstra kedua, meningkatkan prestasi siswa
dalam bidang akademik maupun non akademik.
Untuk mencapai hal tersebut maka segala kegiatan
pembelajaran harus dilaksanakan secara maksimal
sesuai kurikulum. Guru harus mau bekerja keras
-
117
dalam memberikan layanan kepada siswa baik dalam
kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Renstra ketiga, meningkatkan pelaksanaan pen-
didikan karakter. Pendidikan karakter sangat penting
karena akan menjadi dasar dalam pembentukan
karakter siswa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai
sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotong-
royongan, saling membantu, menghormati dan seba-
gainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi
unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan
kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu
mewujudkan kesuksesan. Pendidikan karakter pada
intinya bertujuan membentuk pribadi siswa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, ber-
toleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkem-
bang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Renstra keempat, meningkatkan pelaksanaan
pendidikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang
dalam kurikulum. Dengan pendidikan kecakapan
hidup siswa akan mendapat bekal kecakapan dalam
hal keberanian menghadapi problema hidup dan
kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara kreatif menemukan solusi serta
mampu mengatasinya. Pendidikan kecakapan hidup di
SDN 1 Ngadirejo difokuskan pada teknologi infor-
matika, berarti secara bertahap harus dilengkapi
fasilitasnya. Dengan bekal kecakapan hidup tersebut,
-
118
diharapkan para lulusan akan mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang sudah memanfaatkan
kemajuan teknologi, dapat memecahkan problema
kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau
menciptakan pekerjaan bagi mereka yang suatu saat
tidak melanjutkan pendidikannya sampai jenjang
tertingg
Renstra kelima, membentuk jaringan alumni
untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah. Alumni
merupakan aset penting yang harus dirangkul dan
dikembangkan oleh sekolah. Salah satu indikator
keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari ke-
berhasilan alumni dalam menjalankan peran mereka
di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun
berbagai bidang pekerjaan yang mereka jalani secara
profesional sesuai minat dan kemampuan.
Alumni memiliki posisi strategis karena meski-
pun mereka tidak lagi merupakan bagian aktif dalam
proses pendidikan di sekolah, namun pengalaman
mereka selama menjadi siswa dan ikatan batin serta
rasa memiliki mereka yang kuat terhadap sekolah
dapat menghasilkan dan menawarkan berbagai
konsep, ide, pemikiran, masukan dan kritik memba-
ngun untuk sekolah. Jadi jaringan alumni merupakan
satu wadah yang perlu ditumbuhkembangkan peran
dan fungsinya serta didukung keberadaannya. Melalui
pengorganisasian alumni secara profesional, berbagai
macam peluang dan kesempatan akan dapat terko-
munikasikan dengan baik.