51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitatif Pariwisata 4.1.1 PDB per kapita (GDP percapita) PDB perkapita biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara. Selama tahun 2008 hingga tahun 2016 terlihat pada diagram di bawah ini PDB per kapita setiap negara low income di ASEAN mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai PDB per kapita tertinggi dimiliki oleh Malaysia seperti yang di tunjukkan oleh Gambar 9. Bila di lihat dari rata-rata, nilai rata-rata dari PDB per kapita sebesar US$ 3.196,95 dan yang memiliki PDB per kapita di atas nilai rata-rata tersebut hanya 3 negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand. Gambar 9. PDB per kapita tahun 2008-2016 negara-negara di ASEAN (US$) 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 CAMBODIA INDONESIA LAOS MALAYSIA MYANMAR PHILIPPINES THAILAND VIETNAM 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
19
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis ...media.unpad.ac.id/thesis/120720/2016/120720160004_4_7022.pdf · PDB perkapita biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kualitatif Pariwisata
4.1.1 PDB per kapita (GDP percapita)
PDB perkapita biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan
penduduk suatu negara. Selama tahun 2008 hingga tahun 2016 terlihat pada
diagram di bawah ini PDB per kapita setiap negara low income di ASEAN
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai PDB per kapita tertinggi
dimiliki oleh Malaysia seperti yang di tunjukkan oleh Gambar 9. Bila di lihat dari
rata-rata, nilai rata-rata dari PDB per kapita sebesar US$ 3.196,95 dan yang
memiliki PDB per kapita di atas nilai rata-rata tersebut hanya 3 negara yaitu
Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Gambar 9. PDB per kapita tahun 2008-2016 negara-negara di ASEAN (US$)
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
CAMBODIA INDONESIA LAOS MALAYSIA MYANMAR PHILIPPINES THAILAND VIETNAM
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
52
Negara dengan PDB per kapita terendah selama tahun 2008-2016 adalah
Cambodia yang memiliki PDB per kapita di bawah US $ 1.080 (data PDB per
kapita negara-negara ASEAN dapat di lihat pada Lampiran 1). Penelitian ini
terfokus pada negara low income yang berada di ASEAN, oleh karenanya
Singapura dan Brunei tidak ikut serta di masukkan ke dalam sampel penelitian
karena kedua negara tersebut memiliki PDB per kapita yang tinggi (high income).
Brunei memiliki PDB per kapita US$ 31,430 sedangkan Singapura memiliki PDB
per kapita US$ 53,353 di tahun 2016.
4.1.2 Penerimaan Pariwisata (TR)
Penerimaan pariwisata dilihat dari direct contribution tourism to GDP
yang diperoleh dari data WTTC. Direct contribution tourism to GDP dihitung dari
pengeluaran pariwisata di sektor hotel, pesawat (transportasi), bandara, agen
travel, rekreasi dan semua industri/pelayanan yang berhubungan langsung dengan
wisatawan yang dinyatakan dalam milyar US$.
Gambar 10. Penerimaan Pariwisata (TR) Tahun 2008-2016 Negara-negara di
ASEAN (US$ milyar)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
CAMBODIA INDONESIA LAOS MALAYSIA MYANMAR PHILIPPINES THAILAND VIETNAM
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
53
Gambar 10 memperlihatkan penerimaan pariwisata dari tahun 2008-2016
di setiap negara mengalami peningkatan dengan nilai tertinggi dimiliki oleh
Thailand. Rata-rata penerimaan pariwisata adalah sebesar US$ 10,7 dan hanya 4
negara yang memiliki penerimaan pariwisata di atas rata-rata tersebut yaitu
Indonesia, Malaysia, Phillippines dan Thailand. Negara dengan penerimaan
pariwisata yang tinggi (diatas rata-rata) dapat diindikasikan bahwa negara tersebut
memiliki pertumbuhan pariwisata yang lebih dibandingkan negara lain (Sequiera
dan Nunes, 2008). Negara dengan penerimaan pariwisata yang lebih besar, dapat
dikarenakan negara tersebut memiliki jumlah kedatangan wisatawan yang tinggi.
Hal ini juga menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki keunggulan destinasi.
Laos menjadi negara di ASEAN yang memiliki penerimaan pariwisata terendah.
4.1.3 Jumlah Wisatawan (TA)
Jumlah wisatawan atau tourist arrival, adalah jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara yang berwisata di suatu negara. Data jumlah wisatawan
di ambil dari sekertariat ASEAN yang dinyatakan dalam ribu jiwa. Gambar 11
menunjukkan, dari tahun 2008 hingga 2016 kunjungan wisatawan ke negara-
negara di ASEAN selalu mengalami peningkatan. Thailand menjadi negara yang
mengalami peningkatan drastis dari tahun 2008 sebesar 14,6 juta jiwa menjadi
32,5 juta jiwa di tahun 2016. Malaysia menjadi negara yang konsisten memiliki
jumlah wisatawan di atas 20 juta jiwa dari tahun 2008-2016.
54
Gambar 11. Jumlah Wisatawan (TA) Tahun 2008-2016 Negara-negara di ASEAN
(ribu jiwa)
Myanmar menjadi negara dengan jumlah wisatawan terendah di ASEAN.
Jumlah wisatawan juga dapat menjadi indikator suatu negara memiliki keunikan
tertentu sehingga dapat menarik wisatawan berkunjung. Hubungan bilateral kedua
negara juga menjadi faktor penentu wisatawan akan mengunjungi suatu negara.
4.1.4 Investasi Modal Tetap Pariwisata (CI)
Investasi modal menjadi salah satu faktor penting juga dalam pariwisata
karena pariwisata meliputi hotel, restoran, tempat hiburan, transportasi dan
beberapa hal lainnya yang membutuhkan bantuan investor untuk
pengembangannya. Negara perlu meningkatkan penanaman modal baik asing
maupun dalam negeri guna meningkatkan pembangunan pariwisata di negaranya.
Tercatat dari data WTTC tahun 2017, Indonesia merupakan negara yang paling
tinggi persentase kontribusi investasi modal untuk pariwisata bila di bandingkan 8
negara low income lainnya (Gambar 12).
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
55
Gambar 12. Investasi Modal Tetap Pariwisata (CI) Tahun 2008-2016 Negara-
negara di ASEAN (% terhadap total Investasi)
Gambar 12 menunjukkan negara yang memiliki investasi modal pariwisata
di atas rata-rata adalah Indonesia, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Cambodia,
Laos, Myanmar dan Philipines masih memiliki investasi modal pariwisata yang
masih sangat kecil. Dilihat secara rill dalam milyar US$, Indonesia juga
merupakan negara yang memiliki nilai investasi modal untuk pariwisata terbesar
di negara low income ASEAN (lampiran 1). Indonesia bahkan memiliki investasi
modal sebesar US$ 11.61 di tahun 2016 mengalahkan Thailand yang hanya
memiliki investasi modal sebesar US$ 7.51 di tahun 2016 untuk sektor pariwisata.
Hal ini menunjukkan Indonesia mulai serius mengembangkan sektor dan industri
pariwisata sesuai rencana pemerintah.
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
56
4.1.5 Pengeluaran Pemerintah (GOV)
Pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) mencerminkan biaya
yang harus dikeluarkan pemerintah untuk melaksanakan kebijakan yang dituju.
Pengeluaran Pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal, yang bertujuan
menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau
mendorong pertumbuhan ekonomi (Sadono Sukirno, 2006). Gambar 13
menunjukkan data pengeluaran pemerintah sektor pariwisata negara-negara low
income di ASEAN. Indonesia memiliki nilai pengeluaran pemerintah yang
tertinggi di bandingkan 8 negara lainnya. Pengeluaran pemerintah Indonesia untuk
sektor Pariwisata mencapai US$ 1,1 milyar di tahun 2016 (data dapat dilihat pada
lampiran) jauh di atas 7 negara low income ASEAN lainnya yang hanya mencapai
US$ 0,2 milyar di tahun 2016 (negara Thailand).
Gambar 13. Pengeluaran Pemerintah sektor Pariwisata (GOV) Tahun 2008-2016
Negara-negara di ASEAN (US$ milyar)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
57
Dilihat secara keseluruhan (tidak spesifik hanya sektor pariwisata),
pengeluaran pemerintah terbesar berturut-turut adalah Indonesia, Thailand
Malaysia dan Phillipines seperti dapat di lihat pada Gambar 14 berikut ini.
Gambar 14. Pengeluaran Pemerintah (GOV) Tahun 2008-2016 Negara-negara di
ASEAN (US$)
4.2 Hasil Regresi dan Analisis
4.2.1 Hasil Regresi Data Panel Negara-negara low income di ASEAN
Regresi data panel digunakan karena penelitian ini menggunakan data yang
memiliki karakteristik (jenis) data cross section dan time series. Sifat cross
section data ditunjukkan oleh data yang terdiri lebih dari satu entitas (negara),
sedangkan sifat time series ditunjukkan oleh setiap negara memiliki lebih dari satu
pengamatan waktu (periode). Pada penelitian ini diamati negara yang terdiri dari 8
negara low income di ASEAN dengan masing-masing negara memiliki periode
pengamatan yang sama yaitu 8 tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2016.
0
1E+10
2E+10
3E+10
4E+10
5E+10
6E+10
7E+10
8E+10
9E+10
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
58
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Pemilihan model regresi data panel dengan Uji Hausman adalah untuk
memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat