BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasakan pertanyaan yang diajukan kepada pengusaha cafe dan data-data yang dikumpulkan dari pengusaha cafe yaitu tentang strategi diferensiasi produk, harga, dan promosi sebagai indikator yang mempengaruhi pendapatan pengusaha cafe akan di uraikan sebagai berikut : 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bandung menjadi salah satu kota tujuan wisata di Nusantara, memiliki banyak tempat bersantap untuk mendukung gaya hidup anda. Dari café sampai resto, semuanya tersedia demi memanjakan para penikmat kuliner. Industri makanan dan minuman (Food and Beverage) café ataupun restoran di kota Bandung adalah sebuah industri yang hampir tidak pernah mati. Untuk membuat suatu café terlihat menarik, maka produk atau jenis makanan yang ditawarkan harus mempunyai kelebihan serta perbedaan pada rasa, ragam menu, serta cara penyajian dari makanan. Tempat yang strategis harga yang murah turut membantu larisnya suatu café. 74
53
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...a-research.upi.edu/operator/upload/7._bab_iv.pdf4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasakan pertanyaan yang diajukan kepada pengusaha
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berdasakan pertanyaan yang diajukan kepada pengusaha cafe dan data-data
yang dikumpulkan dari pengusaha cafe yaitu tentang strategi diferensiasi produk,
harga, dan promosi sebagai indikator yang mempengaruhi pendapatan pengusaha cafe
akan di uraikan sebagai berikut :
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Bandung menjadi salah satu kota tujuan wisata di Nusantara, memiliki banyak
tempat bersantap untuk mendukung gaya hidup anda. Dari café sampai resto,
semuanya tersedia demi memanjakan para penikmat kuliner.
Industri makanan dan minuman (Food and Beverage) café ataupun restoran di
kota Bandung adalah sebuah industri yang hampir tidak pernah mati. Untuk membuat
suatu café terlihat menarik, maka produk atau jenis makanan yang ditawarkan harus
mempunyai kelebihan serta perbedaan pada rasa, ragam menu, serta cara penyajian
dari makanan. Tempat yang strategis harga yang murah turut membantu larisnya
suatu café.
74
75
4.1.2 Karakteristik Responden
4.1.2.1 Deskripsi Karakteristik Pengusaha Café Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin dipandang perlu untuk menggambarkan apakah usaha cafe
dikelola oleh pengusaha laki-laki atau perempuan. Dari hasil yang diperolah yang
dilakukan terhadap 60 responden pengusaha cafe di kota Bandung yang menjadi
sample dalam penelitian ini. Berikut data disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase ( % )
Laki-laki 40 66,67
Perempuan 20 33,33
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa industri cafe dikelola oleh pengusaha
berjenis kelamin laki-laki sebesar 66,67 % dan pengusaha berjenis kelamin
perempuan sebesar 33,33 % dari jumlah responden. Dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa, sebagian besar usaha cafe diminati oleh pengusaha laki-laki.
Berdasarkan data responden di atas menunjukkan bahwa, secara keseluruhan usaha
cafe di kota Bandung lebih banyak diminati oleh pengusaha laki-laki.
4.2.2 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia dipandang perlu untuk mengambarkan tingkat produktivitas pengusaha
dalam menjalankan usahanya, dimana pada usia tertentu seseorang dapat mencapai
produktivitas optimal. Dari hasil penelitian yang diberikan kepada 60 responden.
76
Berdasarkan tingkat usia yang dimiliki responden secara keseluruhan disajikan pada
tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia ( Tahun ) Frekuensi Persentase ( % )
<20 0 0
21 – 30 24 40,00
31 – 40 27 45,00
41 – 50 9 15,00
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Tabel di atas menunjukkan bahwa karaktersistik pengusaha cafe menurut usia.
Dari 60 responden yang presentasinya tertinggi adalah responden yang berusia antara
31 sampai 40 tahun dengan jumlah persentase sebesar 45% dan yang terendah usia
kurang dari 20 tahun. Dapat disimpulkan bahwa, responden menurut usia banyak
diminati oleh usia antara 31-40 tahun hal ini dikarenakan usia tersebut usia yang
produktif untuk lebih banyak melakukan pekerjaan dan hal ini dapat ditunjang oleh
pengalaman usaha yang cukup banyak.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan pengusaha
dalam meningkatkan usaha pencapaian keuntungannya. Oleh karena itu pendidikan
yang memadai akan memberikan penggetahuan dan pengalaman yang cukup dalam
meningkatkan produksi dan efisiensi pengusaha dalam menjalankan usahanya.
77
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jenjang Frekuensi Persentase ( % )
SD 3 5,00
SMP / Sederajat 6 10,00
SMA / Sederajat 13 21,67
Perguruan tinggi 38 63,33
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa pengusaha dengan tingkat pendidikan terbanyak
dari 60 responden ada pada jenjang pendidikan perguruaan tinggi sebesar 63,33%.
Sedangkan penggusaha dengan tingkat pendidikan terkecil ada pada jenjang sekolah
dasar hanya ada 3 orang atau sebesar 5% pengusaha cafe di kota Bandung dari
seluruh jumlah responden. Bahwa dengan latar belakang pendidikan yang baik akan
membantu pengusaha cafe dari berbagai aspek manajemen, seperti manajemen
kinerja, manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran. Seperti yang
dikemukakan oleh Soelaiman Sukmalana (2007:6) bahwa kinerja karyawan terdapat
manejemen yang menaungi kinerja karyawan. Beliau mengatakan bahwa manajemen
kinerja adalah sebuah proses komunikasi (hubungan interaktif), yang dilakukan
secara sinergi antara para karyawan dan manager dalam suatu aktivitas organisasi
yang dilakukan secara berkesinambungan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
78
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha
Pengalaman dalam usaha dalam mengelola cafe merupakan faktor yang turut
menunjang dalam keberhasilan seorang pengusaha menjalankan usahanya, karena apa
yang telah dialami seorang pengusaha dimasa lampau, sedikit banyak telah
mempengaruhi dan membentuk jiwa dan diri seorang pengusaha untuk menjadi cepat
tanggap terhadap kondisi serupa. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengalaman
usaha pengusaha cafe di kota Bandung dapat dilihat dari tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha
Lama ( tahun ) Frekuensi Persentase ( % )
< 5 tahun 15 25
6 – 10 tahun 34 56,67
11-15 tahun 8 13,34
> 15 tahun 3 5,00
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Tabel di atas terlihat bahwa golongan pengalaman usaha terbanyak dari
seluruh responden adalah selama 6 sampai 10 tahun dengan presentase sebesar 56,67
% atau sebanyak 34 orang dan pengusaha yang pengalaman lebih dari 15 tahun ada 3
orang atau sebesar 5 % dari semua jumlah responden. Hal ini dapat terlihat dari
frekuensi pengalaman usaha pengusaha café yang berkisar antara 6-10tahun.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengalaman pengusaha
café di bidang kuliner bisa dibilang sangat menjanjikan dan menguntungkan.
79
4.3 Deskripsi Variabel
4.3.1 Diferensiasi Produk
Salah satu cara yang bisa dilakukan seorang pengusaha dalam pasar
persaingan yang bercorak monopolistik agar dapat memenangkan persaingan dan
mempertahankan loyalitas pelanggan adalah dengan membuat inovasi dan
pengembangan produk serta menciptakan produk- produk baru. Aktivitas tersebut
dalam ilmu pemasaran lebih dikenal dengan istilah diferensiasi produk.
Produk yang dimaksud dalam usaha kuliner adalah makanan atau minuman
yang dijual atau dalam istilah restoran adalah menu. Menurut Marsum WA
(2005:159) bagi perencana menu mengenai mutu dari setiap makanan yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Flavour (rasa/bau)
2. Consistency (kemantapan atau ketetapan)
3. Texture / Form / Shape (susunan / bentuk/ potongan)
4. Nutritional Content (kandungan gizi)
5. Visual appeal ( daya penarik lewat ketajaman mata)
6. Arromatic appeal (daya penarik lewat bau harum)
7. Temperature (panas/suhu)
Diferensiasi produk merupakan salah satu faktor yang memiliki daya tarik
bagi konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti cipta rasa
menu, warna makanan, bentuk makanan, porsi makanan, suhu makanan, tampilan
80
makanan, aroma makanan, dan kandungan gizi. Dari data yang berhasil dihimpun
melalui kuesioner mengenai diferensiasi produk yang berhasil diciptakan oleh
pengusaha cafe di kota Bandung.
4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Menciptakan Rasa Yang Enak Pada
Menu
Hasil penelitian menunjukan bahwa, skor jawaban responden untuk indikator
diferensiasi produk yaitu tanggapan responden mengenai menciptakan rasa yang enak
pada menu terpusat pada alternatif jawaban enak, yaitu sebanyak 19 responden atau
31,67% dari seluruh responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
diagram di bawah ini:
Gambar 4.1
Tanggapan responden mengenai menciptakan rasa yang enak pada menu
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai menciptakan rasa
yang enak pada menu
1719
13
8
3FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 163
Sangat enak = 28,34%
enak = 31,67%
Cukup enak = 21,67%
Tidak enak = 13,34%
Sangat tidak enak = 5%
81
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usaha café selalu menciptakan rasa
yang enak pada setiap menu yang akan dijual. Hal ini menunjukan bahwa kesegaran
makanan dan minuman yang dijual benar-benar baik dan rasanya enak. Rasa pada
makanan sangatlah penting selalu diperhatikan untuk menunjang selera makan para
konsumen agar menghasilkan kualitas rasa yang enak dalam idustri makanan. Hal
tersebut sesuai dengan yang diungkapakan oleh Marsum. WA (2005:159) “Flavour
(rasa/bau) harus diperhatikan bahwa rasanya harus enak dan baunya pun harus
sedap”.
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Warna Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap warna makanan
seperti : memberikan warna yang menarik untuk setiap menu yang disajikan agar
dapat menarik konsumen untuk makan di café, sebab warna merupakan aspek yang
menarik untuk diperhatikan untuk pengembangan produk dalam aspek warna, dapat
dilihat pada diagram berikut ini :
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai warna makanan
12
18
15
11
4FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 149
Sangat menarik = 20%
menarik = 30%
cukup menarik =25%
Tidak menarik = 18,34%
Sangat tidak menarik = 4%
82
Gambar 4.2
Tanggapan responden mengenai warna makanan
Diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban responden terhadap warna
makanan yaitu ketertarikan warna makanan dan minuman yang dijual di cafe terpusat
pada alternatif jawaban menarik, yaitu sebanyak 18 responden atau 30% dari seluruh
responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa café di kota Bandung memberikan
warna yang menarik pada makanan dan minuman yang dijual. Hal ini ditunjukan oleh
persepsi responden tentang tanggapan responden mengenai warna makanan yang
dijual di cafe, paling dominan ada pada kategori menarik. Aspek warna makanan
merupakan hal yang penting dalam industri makanan karena warna makanan yang
menarik dapat menggugah selera makan konsumen. Tentunya konsumen akan lebih
memilih makanan yang warnanya cerah dan menarik untuk mencicipi. Seperti yang
dikemukakan oleh Marsum WA. (2005:160) visual appeal (daya tarik lewat
ketajaman mata) di dalam menyusun suatu hidangan perlu diperhatikan
83
penampilannya. Hidangan harus diatur, disusun dengan rapih, seni, warna yang
menarik dan baik agar benar-benar menarik sehingga menimbulkan selera makan
pada tamu.
4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Bentuk Potongan Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap bentuk potongan
makanan seperti pengusaha dapat mengembangkan dan aspek bentuk makanan yang
unik dan menarik untuk disajikan dan merupakan salah satu aspek yang
dipertimbangkan oleh pengusaha café dalam mengembangkan produknya. Dapat
dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 4.3
Tanggapan responden mengenai bentuk potongan makanan
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai potongan makanan
11
1918
75FR
EKU
ENSI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 159
Sangat sesuai = 18,34%
sesuai = 31,67%
cukup sesuai =30%
Tidak sesuai = 16,67%
Sangat tidak sesuai = 8,34%
84
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, menunjukan bahwa skor jawaban responden untuk
tanggapan responden mengenai bentuk potongan makanan terpusat pada alternatif jawaban
sesuai, yaitu sebanyak 19 responden atau 31,67% dari seluruh responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa café di kota Bandung dalam rangka membuat
makanan dan minuman yang lezat dan bentuk makanan yang sesuai selera, termasuk
menarik.
Hal ini ditunjukan oleh persepsi responden tentang bentuk makanan yang dijual di
cafe, paling dominan ada pada kategori menarik. Menurut Marsum W.A (2005:159)
Texture/Form/Shape (susunan/bentuk/potongan).
4.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Porsi Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap porsi makanan
seperti : hidangan menu yang disajikan harus sesuai dengan porsi dan ukuran menu
agar memuaskan konsumen café, dapat dilihat pada diagram berikut ini :
85
Gambar 4.4
Tanggapan responden mengenai porsi makanan
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, menunjukan bahwa skor jawaban responden
mengenai porsi makanan dan minuman yang diberikan oleh café di kota Bandung
terpusat pada alternatif jawaban sangat sesuai, yaitu sebanyak 17 responden atau
28,34% dari seluruh responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa café di kota Bandung dalam rangka
pemberian porsi makanan dan minuman kepada konsumen, masih dalam kriteria
cukup. Hal ini ditunjukan oleh persepsi responden tentang kesesuaian porsi makanan
dan minuman yang diberikan oleh pengusaha cafe dengan harapan pembeli, paling
dominan ada pada kategori cukup sesuai. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa
porsi yang diberikan oleh pengusaha cafe sudah sesuai dengan pemenuhan kebutuhan
pembeli akan makanan. Porsi harus disesuaikan dengan harga makanan sehingga
menjadi salah satu daya tarik untuk membeli.
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai porsi makanan
1716
15
75FR
EKU
ENSI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 147
Sangat sesuai = 28,34%
sesuai = 26,67%
cukup sesuai =25%
Tidak sesuai = 11,67%
Sangat tidak sesuai = 8,34%
86
4.3.6 Tanggapan Responden Mengenai Suhu Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap suhu makanan
seperti: suhu penyajian makanan harus sesuai dengan menu yang dipesan oleh
konsumen café, dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 4.5
Tanggapan responden mengenai suhu makanan
Berdasarkan hasil penelitian diatas tanggapan responden mengenai suhu
makanan terpusat pada jawaban alternatif sesuai, yaitu sebanyak 18 responden atau
sebesar 30%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu makanan yang disediakan oleh
pengusaha café di kota Bandung sesuai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
suhu yang disajikan pada setiap makanan sesuai. Seperti yang dikatakan oleh
Marsum. WA (2005:160) Temperature (panas/suhu) artinya di dalam menyajikan
makanan harus diperhatikan suhunya. Makanan panas harus disajikan dalam keadaan
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai suhu makanan
10
18
15
8 9
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 165
Sangat sesuai = 16,67%
sesuai = 30%
cukup sesuai =25%
Tidak sesuai = 13,34%
Sangat tidak sesuai = 15%
87
benar-benar panas, dengan piring yang panas. Untuk makanan dingin harus disajikan
dalam keadaan dingin dengan piring atau tempat yang dingin pula.
4.3.7 Tanggapan Responden Mengenai Tampilan Menu
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap tampilan menu
seperti : penyusunan suatu menu harus diperhatikan tampilannya. Hidangan harus
diatur, disusun dengan rapih, seni dan baik agar benar-benar menarik sehingga
menimbulkan selera makan bagi para konsumen café, dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
Gambar 4.6
Tanggapan responden mengenai tampilan makanan
02468
10121416
tanggapan responden mengenai tampilan makanan
1315
13
109
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 177
Sangat menarik = 21,67%
menarik = 25%
cukup menarik =21,67%
Tidak menarik = 16,67%
Sangat tidak menarik = 15%
88
Berdasarkan hasil diagram diatas data responden mengenai tampilan makanan
berada pada jawaban alternatif menarik yaitu sebanyak 15 responden atau sebesar
25% dari semua responden. Dan jawaban yang terkecil berada pada sangat tidak
menarik sebesar 9 responden atau 15%.
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tampilan menu yang
disajikan pengusaha café di kota Bandung cukup menarik hal itu terbukti pada
jawaban responden yang kebanyakan memilih jawaban menarik. Seperti yang
dikatakan oleh Marsum. WA (2005:160) Visual Appeal (daya penarik lewat
ketajaman mata) di dalam menyusun suatu hidangan perlu diperhatikan
penampilannya. Hidangan harus diatur, disusun dengan rapih, seni dan baik agar
benar-benar menarik sehingga menimbulkan selera makan bagi para tamu.
4.3.8 Tanggapan Responden Mengenai Aroma Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap aroma makanan
seperti : penyajian makanan harus diperhatikan aroma makanannya agar menambah
selera makan konsumen café, dapat dilihat pada diagram berikut ini :
89
Gambar 4.7
Tanggapan responden mengenai aroma makanan
Berdasarkan perolehan data dari hasil penelitian di atas mengenai tanggapan
responden terhadap aroma makanan berada pada jawaban alternatif enak sebanyak 17
responden atau sebesar 28,34% dan jawaban terrendah berada pada jawaban sangat
tidak enak sebanyak 9 responden atau sebesar 15% dari semua responden.
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa aroma makanan yang
disajikan oleh pengusaha café di kota Bandung sangat enak hal tersebut sesuai
dengan pendapat dari Marsum. WA (2005:160) Aromatic Appeal (daya penarik lewat
bau harum) makanan yang disajikan harus sedap/harum aromanya sehingga lebih
membangkitkan selera makan para tamu. Menurut penyelidikan bahwa daya penarik
lewat mata lebih kuat daripada daya penarik lewat bau harum makanan itu
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai aroma makanan
11
17
1211
9
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 163
Sangat enak = 18,34%
enak = 28,34%
cukup enak = 20%
Tidak enak = 18,34%
Sangat tidak enak= 15%
90
4.3.9 Tanggapan Responden Mengenai Kandungan Gizi
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap kandungan gizi
seperti : penyajian makanan harus diperhatikan pula gizi yang terkandung didalam
makanan agar menambah gizi pada konsumen café, dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
Gambar 4.8
Tanggapan responden mengenai kandungan nilai gizi pada makanan
Berdasarkan hasil dari penelitian di atas bahwa tanggapan responden
mengenai kandungan nilai gizi pada makanan berada pada alternatif jawaban sangat
bergizi sebanyak 17 responden atau 28,34% sedangakan yang paling rendah berada
pada jawaban tidak bergizi dan sangat tidak bergizi masing-masing sebanyak 10
responden atau 16,67.
Seperti yang dikatakan oleh Marsum. WA (2005:160), makanan yang
disajikan harus diperhatikan kandungan gizinya. Walaupun di dalam Food Service
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai nilai gizi pada
makanan
17
1211
10 10
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 170
Sangat bergizi = 28,34%
bergizi = 20%
cukup bergizi = 18,34%
Tidak bergizi = 16,67%
Sangat tidak bergizi= 16,67%
91
Industry yang bersifat komersial (yaitu di dalam semua restoran) penyajian makanan
yang diutamakan penampilannya, gizi dinomerduakan, namun tidak berarti bahwa
dalam menyusun menu boleh mengabaikan soal gizi ini.
4.3.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Diferensiasi
Produk
Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel diferensiasi produk dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Diferensiasi Produk
Sumber : Pengolahan Data Tahun 2011
Hasil pengolahan data secara keseluruhan mengenai gambaran variabel
diferensiasi produk pengusaha cafe dapat diketahui melalui skoring penelitian,
dimana nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria skor-skor ideal yang
didapatkan dari skor maksimal dan skor minimal. Sehingga melalui skor tersebut