BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI TENTANG PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran matematika tidaklah sama maknanya dengan mengajar matematika. Mengajar adalah mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan minat siswa melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran adalah upaya menciptakan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004:2). Para guru diharapkan merancang pembelajaran matematika, sehingga memberikan kesempatan yang seluas – luasnya kepada siswa untuk berperan aktif dalam membangun konsep secara mandiri atau bersama – sama. 11
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI TENTANG PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran matematika tidaklah sama maknanya dengan
mengajar matematika. Mengajar adalah mengatur, mengorganisasikan
lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan minat siswa melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran
adalah upaya menciptakan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,
minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi
optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa
(Suyitno, 2004:2). Para guru diharapkan merancang pembelajaran
matematika, sehingga memberikan kesempatan yang seluas – luasnya
kepada siswa untuk berperan aktif dalam membangun konsep secara
mandiri atau bersama – sama.
Menurut Amin Suyitno (2006:1), suatu kegiatan pembelajaran di
kelas disebut model pembelajaran jika: (1) ada kajian ilmiah dari
penemunya, (2) ada tujuannya, (3) ada tingkah laku yang spesifik, (4) ada
kondisi spesifik yang diperlukan agar tindakan/kegiatan pembelajaran
tersebut dapat berlangsung secara efektif.
Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model
pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi
mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman
itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan,
11
12
dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari
penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan
siswa selama belajar. Dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan
serta teknik pembelajaran, diharapkan adanya perubahan dari mengingat
(memorizing) atau menghapal (rote learning) ke arah berpikir (thinking)
dan pemahaman (understanding), dari model ceramah ke pendekatan
discovery learning (pembelajaran penemuan) atau inquiry learning
(pembelajaran penyelidikan), dari belajar individual kekooperatif, serta
dari subject centered keclearer centered atau terkonstruksinya
pengetahuan siswa (Setiawan, 2005).
Setiap siswa dalam satu kelas pasti mempunyai tingkat kemampuan
yang berbeda – beda (tinggi, sedang dan rendah) dan juga tidak menutup
kemungkinan akan adanya perbedaan ras, budaya, dan suku. Untuk itu
kita harus menggunakan model pembelajaran yang bisa kita diterapkan
pada kondisi siswa seperti di atas.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok – kelompok. Setiap
siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda – beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
13
"Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen)" (Wina
Sanjaya, 2006:242).
Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42)
"Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama". Menurut Isjoni (2009:14) "Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda". Dan menurut Muslimin Ibrahim
(2000:12) mengatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif selain
membantu siswa memahami konsep – konsep yang sulit, juga berguna
untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama, berfikir
kritis, dan kemampuan membantu teman”.
”Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran sangat tepat
digunakan untuk melatihkan keterampilan – keterampilan kerja sama dan
kolaborasi, dan juga keterampilan – keterampilan tanya jawab (Ibrahim,
dkk, 2000: 9)”. Sedangkan Menurut Sutawijaya (dalam Suhito, 2003: 16),
pembelajaran kooperatif adalah salah satu alternatif yang perlu
digalakkan dalam konstruktivisme, karena pertimbangan sebagai berikut:
a. Siswa yang sedang menyelesaikan masalah bersama – sama dengan
teman sekelas, akan dapat menumbuhkan refleksi yang membutuhkan
kesadaran tentang apa yang sedang dipikirkan dan dikerjakan.
14
b. Menjelaskan kepada temannya biasanya mengarah kepada suatu
pemahaman yang lebih jelas dan sering menemukan ketidak
konsistenan pada pikirannya sendiri.
c. Ketika suatu kelompok kecil menerangkan solusinya ke seluruh kelas
(tidak peduli apakah solusi itu cocok atau tidak) kelompok
memperoleh kesempatan berharga untuk mempelajari hasil yang
diperoleh.
d. Mengetahui bahwa ada teman sekelompok belum bisa menjawab, akan
meningkatkan gairah setiap anggota kelompok untuk mencoba
menemukan jawabannya.
e. Keberhasilan suatu kelompok menemukan suatu jawaban, akan
menumbuhkan motivasi untuk menghadapi masalah baru.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok – kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dan dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap anggota kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran.
2. Prinsip dan Unsur – unsur Penting Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
15
b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
f) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.
Sementara itu menurut Ibrahim dkk (2000), unsur – unsur
pembelajaran kooperatif adalah :
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
”sehidup sepenanggungan bersama”.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di
antaranggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama.
16
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Selain itu, menurut Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992),
terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa
Dalam pembelajaran kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang
bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.
Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya
juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
b) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat
Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa.
Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain
untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan
ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang
dalam kelompok memengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi
masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan
dari teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran
kooperatif adalah dalam hal tukar – menukar ide mengenai masalah
yang sedang dipelajari bersama.
c) Tanggung jawab individual
Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa
tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa yang
17
membutuhkan bantuan (bukan waktu ujian) dan (b) siswa tidak dapat
hanya sekadar ”membonceng” pada hasil kerja teman.
d) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil
Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi
yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana
berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa
bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam
kelompok akan menuntut keterampilan khusus.
e) Proses kelompok
Pembelajaran kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses
kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok
mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik
dan membuat hubungan kerja yang baik.
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran kooperatif
antara lain (Ibrahim, 2000: 7):
a. Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran kooperatif selain mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas – tugas akademis
penting lainnya. Para pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan
nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar.
18
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
secara luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, dll.
Dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting yang ketiga pembelajaran kooperatif adalah
mengajarkan pada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi yang
sangat penting untuk dimiliki peserta didik supaya mampu dalam
menghadapi persaingan global untuk memenangkan persaingan
tersebut.
4. Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan
komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling
belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi
kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling
menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
Terdapat 6 (enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
Fase Tingkah Laku Guru
Fase – 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase – 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan lewat bahan bacaan
19
Fase – 3
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok
kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien
Fase – 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok – kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka
Fase – 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing –
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase – 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara – cara untuk
menghargai hasil belajar individu dan
kelompok
5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Penggunaan model pembelajaran kooperatif untuk mengajar
mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerjasama dengan teman lain
dalam mencapai tujuan bersama. Adapun kelebihan penggunaan
pembelajaran kooperatif adalah :
a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif
mengadakan penelitian mengenai suatu masalah.
c) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
d) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan sebagai individu
serta kebutuhannya dalam belajar.
20
e) Siswa lebih aktif bergabung dengan teman mereka dalam pelajaran,
mereka lebih aktif berpartisipasi dalam berdiskusi.
f) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati antar siswa, dimana mereka telah
saling bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
Tetapi disamping adanya kelebihan dalam pembelajaran kooperatif,
pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan – kelemahan antara
lain sebagai berikut :
a) Kerja sama kelompok seringkali hanya melibatkan kepada siswa
yang mampu, sebab mereka cukup memimpin dan mengarahkan
kepada mereka yang kurang mampu.
b) Strategi ini kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda
– beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
c) Keberhasilan strategi kelompok ini bergantung kepada kemampuan