Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tersedianya pelayanan kesehatan, faktor sosial budaya serta faktor lingkungan hidup sesorang. Pada era globalisasi dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang kesehatan radiologi dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Sejalan dengan hal tersebut radiografer sebagai suatu profesi juga dituntut untuk memberikan pelayanan radiologi yang profesional sesuai dengan tuntutan profesi radiologi dan kebutuhan masyarakat. Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan radiologi yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan perlu
38

Bab i,ii,iii,iv

Jul 26, 2015

Download

Education

eeLLLL
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab i,ii,iii,iv

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tersedianya

pelayanan kesehatan, faktor sosial budaya serta faktor lingkungan hidup

sesorang. Pada era globalisasi dengan perkembangan pesat ilmu

pengetahuan serta teknologi di bidang kesehatan radiologi dituntut untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Sejalan dengan hal

tersebut radiografer sebagai suatu profesi juga dituntut untuk memberikan

pelayanan radiologi yang profesional sesuai dengan tuntutan profesi

radiologi dan kebutuhan masyarakat. Dalam menghadapi tuntutan

kebutuhan masyarakat akan pelayanan radiologi yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dan dikembangkan

kualitas sumber daya manusia dan tenaga kesehatan khususnya tenaga

kesehatan radiografer sehingga tecapai pelayanan yang berkualitas.

Teknik Radiolografi merupakan ilmu yang mempelajari tatacara

pemotretan dengan menggunakan sinar X (Sinar Rontgen) untuk membuat

gambar radiografi yang baik,yang dapat digunakan untuk menegakkan

diagnosa.

Page 2: Bab i,ii,iii,iv

2

Pelayanan profesional harus didasarkan pada kejelasan peran serta

dapat menciptakan team work yang bertanggung jawab sesuai dengan

profesinya masing-masing sehingga tidak terjadi konflik tanggung jawab.

Teknik Pemeriksaan rontgen clavicula yang mengalami klinis fraktur

sangat jarang ditemukan, sehingga menarik untuk dicermati dan diteliti,

selain itu tulang clavicula adalah tulang pertama yang mengalami

pengerasaan pada saat perkembangan embrio pada minggu ke – 5 sampai

dan minggu ke – 6, clavicula juga yang merupakan tulang terakhir yang

menyelesaikan proses pengerasan yakni pada usia 21 tahun.

Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di

jaringan sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering

mengalami fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena yang letaknya

superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik seperti

pada tulang yang lainnya yaitu kelainan metabolic tulang, fraktur dan

lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan yang berkekuatan

rendah hingga yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya

fraktur tertutup ataupun fraktur terbuka.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul laporan diatas maka rumusan masalah ini adalah :

Bagaimana teknik radiografi os. clavicula dengan klinis fraktur di RSUD

kota bekasi.

Page 3: Bab i,ii,iii,iv

3

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Setelah melakakun teknik radiografi penulis ingin mendapatkan

pengalaman secara nyata dalam menerapkan teknik radiografi pada pasien

yang mengalami fraktur clavicula sinistra.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui teknik radiografi pada os clavicula dengan klinis

fraktur.

b. Untuk mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam teknik

radiografi pada os clavicula dengan klinis fraktur.

c. Untuk mengetahui posisi pasien pada saat melakukan teknik radiografi

pada os clavicula dengan klinis fraktur.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk Rumah Sakit umum daerah kota Bekasi, hasil penelitian ini

bermanfaat : sebagai masukan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan

dalam bidang teknik radiografi dalam pemeriksaan clavicula dengan klinis

terjadinya fraktur.

Page 4: Bab i,ii,iii,iv

4

1.4.2. Untuk Akademik, hasil penelitian ini bermanfaat : sebagai penambahan

naskah ilmiah tentang teknik radiografi dalam pemeriksaan clavicula

dengan klinis terjadinya fraktur.

1.4.3. Untuk Penulis, hasil penelitian ini bermanfaat : Untuk lebih menguasai

mengenai teknik radiografi pada kasus fraktur clavicula.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitiaan, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Berisikan mengenai Sejarah singkat RSUD kota Bekasi, Anatomi

os clavicula, Fisiologi os clavicula, Patofisiologi os clavicula,

Teknik radiografi pada os clavicula dan Proteksi radiasi.

Bab III : Tinjauan Kasus,

Terdiri dari Hasil dan Pembahasan.

Bab IV : Penutup

Terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 5: Bab i,ii,iii,iv

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profile RSUD Kota Bekasi

2.1.1. Sejarah Singkat

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi adalah rumah sakit

pemerintah yang didirikan pada tahun 1900.

Bermula dari Balai Kesehatan tahun 1939, luas bangunan 6x8 m2, luas

lahan 400 m2.

Pada tahun 1942 menjadi Poliklinik Bekasi.

Pada 24 Juli 1946 Rumah Sakit Pembantu.

Pada tahun 1956 menjadi Rumah Sakit Umum Kabupaten Bekasi.

Pada tahun 1979 dengan SK No 051/MENKES/SK/II/1979, RSUD Bekasi

ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas C.

Pada 1 April 1999 menjadi Rumah Sakit Umum kota Bekasi.

Pada 30 November 2000 menjadi Rumah Sakit Umum Kota Bekasi Kelas

B Non Pendidikan.

Pada tahun 2001 dengan Perda No 20 Menjadi Rumah Sakit Swadana.

2.1.2. Kegiatan Ilmiah

Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Bekasi memberikan pelayanan dalam pemeriksaan rontgen.

Kegiatannya adalah khusus untuk pemeriksaan sederhana yaitu

Page 6: Bab i,ii,iii,iv

6

pemeriksaan rontgen tanpa / atau menggunakan media kontras,

misalnya pemeriksaan rontgen tulang kaki, tulang tangan, tulang

belakang dan sebagainya.

Kegiatan yang dilakukan selama Kerja Praktik di instalasi

Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi adalah

mengamati secara langsung pesawat sinar – x dan peralatan

pembantunya serta prosedur pengoperasian pesawat sinar - x.

Sturuktur organisasi Radiologi di RSUD kota Bekasi :

1. Kepala Instalasi Radiologi :

a. Dr. Rina Anggraeni, Sp. Rad.

2. Dokter Radioglogi :

a. Dr. Rina Anggraeni, Sp. Rad.

b. Dr. Nurhadiah Kharie, Sp. Rad.

3. Kepala Bagian Radiologi :

a. Siti Farida, B.Sc.

4. Pembantu Kepala Istalasi Radiologi :

a. Siti Farida, B.Sc.

b. Nurcholis, Amd. Rad.

c. Eko, Amd. Rad.

d. Yusuf, Amd. Rad.

5. Radiografer :

Page 7: Bab i,ii,iii,iv

7

a. Nurcholis, Amd. Rad.

b. Eko, Amd. Rad.

c. Yusuf, Amd. Rad.

d. Novan, Amd. Rad.

e. Reza, Amd. Rad

f. Windra, Amd. Rad.

g. Nur, Amd. Rad.

h. Endah, Amd. Rad

6. Billing Sistem :

a. Cipta, S.Si

b. Bowo

7. Administrasi :

a. Nasan

b. Pendi

Jumlah seluruh pegawai dalam instalasi radiologi di RSUD kota

Bekasi adalah 15 pegawai antara lain :

1. 1 Kepala Instalasi.

2. 2 Dokter Radiologi.

3. 1 Kepala Bagian Radiologi.

4. 4 Pembantu Kepala Instalasi.

5. 8 Radiografer.

Page 8: Bab i,ii,iii,iv

8

6. 2 Billing Sistem.

7. 2 Administrasi.

2.2. Pengertian

Tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk bahu dan

menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Clavicula berbentuk kurva-

ganda dan memanjang. Ini adalah satu-satunya tulang yang memanjang

horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk pertama. Pada

ujung medial, clavicula bersendi pada manubrium dari sternum (tulang dada)

pada sendi sternoclavicularis. Pada bagian ujung lateral bersendi

dengan acromion dari scapula ( tulang belikat ) dengan sendi

acromioclavicularis. Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang

melengkung, dan permukaannya lebih halus.

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau

setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G &

Lockhart R, 2001).

Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula

sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki – laki

perempuan adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi

yaitu sekitar 85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal

sekitar 10% sedangkan fraktur bagian proximal sekitar 5%.

Page 9: Bab i,ii,iii,iv

9

Sekitar 2% sampai 5% semua jenis fraktur adalah fraktur clavicula.

Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon , frekuensi fraktur

clavicula sekitar 1 kasus berbanding 1000 kasus dalam satu tahun, fraktur

clavicula juga merupakan kasus trauma pada kasus obstretrik dengan

prevalensi 1 kasus berbanding 213 kasus kelahiran anak yang hidup.

2.3. Anatomi os Clavicula

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh, kata Anatomi

berasal dari bahasa Yunani Ana dan Tomo, yang berarti memotong atau

memisahkan.

Clavicula ( tulang kolar ) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral

berartikulasi dengan prosesus acromion pada scapula ( tulang belikat ) dan

secara medial dengan dengan manubrium dan pada takik clavicular untuk

membentuk sendi sternoclavicular, dua pertiga bagian medial dari tulang

clavicula berbentuk konveks ( melengkung ke depan ), sepertiga bagian

lateral tulang clavicula berbentuk konkaf ( melengkung ke belakang ).

Page 10: Bab i,ii,iii,iv

10

2.4. Fisiologi os Clavicula

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia

dalam keadaan normal, Fisiologi berasal dari kata physis dan logis, yang

berarti alam atau cara kerja.

Fungsi dari clavicula adalah untuk memungkinkan lengan menggantung

dari tubuh, dan memberikan rentang gerak yang luas pada sendi bahu.

2.5. Patofisiologi os Clavicula

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fisiologis ( fungsi )

yang diakibatkan oleh proses patologis ( ilmu yang mempelajari struktur

tubuh dan perubahan yang berkaitan dengan penyakit atau cedera ).

Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu

akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan

bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non

traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu : 

a. Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh

simphisis pubis selama proses melahirkan.

b. Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan

bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.

Page 11: Bab i,ii,iii,iv

11

c. Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,

misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.

d. Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post

radioterapi, keganasan clan lain-lain.

Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada

clavicula tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering

mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape clavikula yang terdapat pada

anak-anak berupa fraktur yang salah satu sisi tulangnya patah, sedangkan sisi

lainnya membengkak ( greenstick ), bagian distal clavicula dan bagian

proksimal clavicula. Menurut Neer secara umum fraktur clavicula

diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :

a. Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering

terjadi fraktur.

b. Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua

mengalami fraktur setelah midclavicula.

c. Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling

jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar

5%.

Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme

kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang

Page 12: Bab i,ii,iii,iv

12

melebihi kekuatan tulang tersebut yang arahnya dari lateral bahu apakah itu

karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.

Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun

ligament - ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula.

Clavicula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral

dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling

sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.

Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme

kecelakaan dan lokasi adanya bercak darah pada kuliat atau pada selaput

lender ( ekimosis ) ataupun kelainan ( deformitas ). Pasien biasanya mengeluh

nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat

lengan atau bahu. Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu

biasanya tidak simetris, agak jatuh kebawah, lebih kedepan ataupun lebih ke

posterior.

Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan

radiologi. Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis misalnya

apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bias kita dapatkan

pembengkakan daerah clavicula atau aberasi, diagnosanya akan lebih mudah

apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka. Pneumotoraks biasa didapatkan

pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang mengalami multiple

traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari 3% dengan fraktur clavicula

mengalami pneumotoraks. Pneumotoraks diakibatkan masuknya udara pada

Page 13: Bab i,ii,iii,iv

13

ruang potensial antara pleura viseral clan parietal. Dislokasi fraktur vertebra

torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. Laserasi paru

merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul.

2.6. Teknik Radiografi os Clavicula

Sinar X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen, seorang professor

fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu dia melihat timbulnya sinar

fluoresensi yang berasal dari kristal barium platinosianida dalam tabung

Crookers-Hittorf yang dialiri listrik pada tahun 1895. Dan pada tahun 1901

beliau mendapatkan hadiah nobel atas penemuan tersebut. Oleh karena itu

sinar X kemudian disebut juga sebagai sinar rontgen.

Teknik radiografi adalah ilmu yang mempelajari tata cara pemotretan

dengan menggunakan sinar X ( Sinar rontgen ) untuk membuat gambar

rontgen yang baik, yang dapat menegakkan diagonosa.

Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan os clavicula adalah teknik

radiografi yang menggunakan proyeksi Anteroposterior ( AP ) dan proyeksi

Axial.

1. Proyeksi Anteroposterior ( AP )

Page 14: Bab i,ii,iii,iv

14

Sumber : Teknik Radiografi Tulang Ekstremitas Atas,

Posted by : Drs. Sohartono B. P., D.F.M, 2004

a. Posisi Pasien : - Pasien diposisikan dalam keadaan berdiri

agar mendapatkan gambaran yang baik.

- Lengan berada disisi badan pasien.

b. Posisi Objek Clavicula berada dipertengahan kaset.

c. Central Ray(CR) : Tegak lurus terhadap kaset.

d. Central Point(CP) : Pada pertengahan clavicula.

e. FFD : 100 cm.

f. Ukuran Kaset : 24 cm x 30 cm.

g. Marker : Menggunakan Marker R atau L.

h. Proteksi Radiasi : Menggunaka Apron pada daerah gonad.

Page 15: Bab i,ii,iii,iv

15

i. Faktor Eksposi : Faktor Eksposi ditentukan pada ketebalan

objek, jenis film, tabir penguat dan

kesegaran cairan pemroses film yang

dipakai.

g. Kriteria Gambaran : - Tampak tulang selangka, akromion, dan

tahu korakoid.

2. Proyeksi Anteroposterior Axial ( AP Axial )

Sumber : Www.ariecustome.blogspot.com

Posted by : Arie, 2011

a. Posisi Pasien : - Pasien diposisikan dalam keadaan berdiri

agar mendapatkan gambaran yang baik.

- Lengan berada disisi badan pasien.

b. Posisi Objek Clavicula berada dipertengahan kaset.

c. Central Ray(CR) : 15 – 20 derajat kea rah kepala.

Page 16: Bab i,ii,iii,iv

16

d. Central Point(CP) : Pada pertengahan clavicula.

e. FFD : 100 cm.

f. Ukuran Kaset : 24 cm x 30 cm.

g. Marker : Menggunakan Marker R atau L.

h. Proteksi Radiasi : Menggunaka Apron pada daerah gonad.

i. Faktor Eksposi : Faktor Eksposi ditentukan pada ketebalan

objek, jenis film, tabir penguat dan

kesegaran cairan pemroses film yang

dipakai.

g. Kriteria Gambaran : - Tampak tulang selangka yang terlempar,

dan tidak tumpang tindih.

- Tampak Apex Pulmonary.

2.7. Proteksi Radiasi

Page 17: Bab i,ii,iii,iv

17

Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

teknik kesehatan radiasi yang berkaitan dengan pemberian perlindungan

kepada seseorang, kelompok orang serta lingkungan dimana sumber radiasi

dimanfaatkan terhadap kemungkinan terkena akibat radiasi yang merugikan.

Tujuan proteksi radiasi untuk mencegah penerimaan paparan radiasi,

mencegah meningkatnya efek somatic non stokastik dan mengurangi

frekuensi peluan timbulnya efek somatic stokasitk dan agar setiap

pemanfaatan radiasi benar – benar dapat dipertanggung jawabkan.

Page 18: Bab i,ii,iii,iv

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Input Proses Output

- Pasien - Teknik Radiografi - Hasil Gambaran

- Alat dan Bahan Os Clavicula Sinistra Radiografi

Dengan klinis

Fraktur

3.2. Definisi Operasional

a. Input

Pasien Adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata pasien

dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa

Inggris. Patientditurunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki

kesamaan arti dengan kata kerja patiyang artinya "menderita".

(id.wikipedia.org, 2011)

Alat dan bahan radiografi adalah suatu benda atau peralatan yang

dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan radiografi. Antara lain pesawat

rontgen, kaset radiografi, film radiografi. Pesawat rontgen biasa disebut juga

Page 19: Bab i,ii,iii,iv

19

dengan photo rontgen yang hasil pencitraannya divisualisasikan dalam

sebuah film positif, pesawat rontgen adalah tempat pembentukannya sinar –

x. Untuk melindungi film x-ray yang telah maupun yang belum di ekspose

diperlukan suatualat yang disebutkaset. Kaset, dalam penggunaannya selalu

bersama dengan intensyfing screnn yang terletak didepan dan belakang film.

Kaset memilikiberbagai fungsi diantaranya untuk melindungi intensyfing

screnn dari kerusakan akibat tekanan mekanik, menjaga intensyfing screnn

dari kotoran dan debu, selain itu kaset juga berfungsi menjaga agar film dapat

dengan rapat menempel pada kedua intensyfing screnn yang terletak di depan

dan belakang kaset tersebut secara sempurna serta membatasi radiasi hambur

balik dari belakang kaset. Film radiologi merupakan salah satu peralatan

radiologi yang sangat vital dan sangat sensitive terhadap cahaya maupun

sinar – x.(dadang-saksono.blogspot.com, 2010)

b. Proses

Teknik radiografi clavicula sinistra dengan klinis fraktur menggunakan

proyeksi Anteroposterior ( AP ).

c. Output

Hasil gambaran radiografi akan mencitraan fraktur clavicula sinistra yang

terlihat jelas.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi pada

tanggal 28 Oktober 2011.

Page 20: Bab i,ii,iii,iv

20

3.4. Pengumpulan Data

a. Observasi

Dengan cara menganalisi dan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap pasien yang mengalami fraktur os clavicula sinistra.

b. Wawancara

Dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pasien yangberhubungan

dengan fraktur clavicula sinistra yang pasien alami.

c. Kepustakaan

Dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber pustaka seperti

literature, buku – buku, jurnal,internet danlain-lain.

3.5. Analisa Data

Penulis menggunakan teknik observasi dengan cara menganalisi dan

melakukan pengamatan secara langsung terhadap pasien yang mengalami

fraktur os clavicula sinistra.

Page 21: Bab i,ii,iii,iv

21

BAB IV

TINJAUAN KASUS

4.1. Hasil

4.1.1. Data Pasien

a. Nama Pasien : Mr. X

b. Jenis Kelamin : Laki – laki

c. Usia : 48 tahun

d. Diagnosa : Fraktur terbuka sinistra, karena mengalami

kecelakaan.

4.1.2. Alat dan Bahan

a. Pesawat rontgen merk : Somatom

b. Pesawat rontgen type :

c. Tegangan : 200 mA

d. Kaset : 24 cm x 30 cm.

e. Grid : Tidak menggunakan grid.

Page 22: Bab i,ii,iii,iv

22

f. Marker : Menggunakan Marker L

g. Proteksi Radiasi : Menggunaka Apron atau Shield Gonad.

4.1.3. Persiapan Pasien

a. Melepaskan baju, perhiasan dan benda – benda yang terbuat dari bahan

metal disekitar clavicula.

b. Menggunakan Alat proteksi radiasi.

4.1.4. Teknik Radiogradi yang Dilakukan di Lapangan

a. Posisi Pasien : - Posisikan pasien dalam keadaan berdiri dengan

punggung menenpel pada kaset.

- Atur lengan berada disisi badan pasien.

- Bahu disesuaikan pasien dalam bidang horizontal

b. Posisi Objek : Atur clavicula agar berada pada pertengahan kaset.

c. Central Ray ( CR ) : Tegak lurus terhadap kaset.

d. Central Point ( CP ) : Pada pertengahan clavicula.

e. Faktor Eksposi : kV = 70, mA = 100, s = 0,02

Page 23: Bab i,ii,iii,iv

23

f. Kriteria Gambaran : - Komponen Shoulder joint tampak.

- Os clavicula tidak terpotong.

- Terdapat marker R/L

Page 24: Bab i,ii,iii,iv

24

4.2. Pembahasan

4.2.1. Hasil Ekspertise Dokter Radiologi

Yth. Dr. Listyawati, Sp. S

Tampak fraktur os clavicula kiri dengan fragment tulang kedudukan

jelek.

4.2.2. Evaluasi Kriteria Gambaran

a. Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa menilai juga

kedua Acromioclavicular joint dan Sternoclavicular joint.

b. Pencitraan fraktur clavicula terlihat jelas.

c. Pada gambaran os clavicula tidak terpotong.

d. Terdapat marker R / L

e. Terjadinya fraktur clavicula sinistra.

4.2.3. Proteksi Radiasi

Dengan melakukan proteksi radiasi maka pasien dan radiographer dapat

meminimalkan paparan radiasi yang didapatkan dengan cara menggunakan

apron dan shield gonad. Radiographer harus menggunakan film badge pada

saat bekerja di daerah radiasi agar setiap bulan dapat dihitung berapa

radiasi yang terpapar ketubuh seorang radiographer dan pada saat

Page 25: Bab i,ii,iii,iv

25

melakuka eksposi radiographer diharapkan berada di balik shielding atau

menggunakan apron. Sedangkan untuk pasien diharapkan juga

menggunakan alat proteksi radiasi yaitu berupa shield gonad.

Page 26: Bab i,ii,iii,iv

26

BAB V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan teknik radiografi pada os clavicula sinistra

dengan klinis fraktur, maka penulis menyimpulkan :

1. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan os

clavicula adalah teknik radiografi yang menggunakan proyeksi

Anteroposterior ( AP ). Penentuan faktor eksposi haruslah

memperhatikan ketebalan objek, jenis film, tabir penguat dan

kesegaraan cairan pemroses film yang dipakai.

2. Dari hasil gambaran radiografi terhadap pasien yang

mengalami fraktur os clavicula sinistra, termasuk kedalam tipe fraktur

terbuka yang kedudukan frakturnya jelek.

3. Pasien harus menggunakan apron pada bagian Gonad

dan radiographer harus berada dibalik shielding pada saat melakukan

eksposi.

Page 27: Bab i,ii,iii,iv

27

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas yang merupakan hasil Teknik radiografi

pada os clavicula sinistra dengan klinis fraktur di RSUD kota Bekasi, maka

penulis mengharapkan :

1. Radiographer hendaknya pada saat melaksanakan tugasnya menggunakan

film badge dan pada saat melakukan eksposi radiographer harus berada

dibelakang shielding.

2. Radiographer hendaknya melakukan komunikasi yang baik terhadap

pasien agar pasien tersebut memahami langkah – langkah yang digunakan

untuk melakukan pemeriksaan radiologi serta memciptakan rasa nyaman

pada saat melakukan pemotretan radiologi.

3. Rumah Sakit RSUD kota Bekasi sebaiknya menggunakan teknik

radiografi yang arah sinarnya meyudut ( axial ), agar gambaran clavicula

terlihat dengan jelas.