Top Banner
31 Opilona Badriyah, 2015 TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di Kecamatan Bjongloa Kaler. Kecamatan Bojongloa Kaler merupakan salah satu dari 30 Kecamatan yang terdapat di wilayah Kota Bandung. Secara geografis Kecamatan Bojongloa Kaler terletak antara 107°58’3” BT - 107°60’00” BT dan 6°9’25” LS - 6°9’41”LS, dengan luas wilayah 303,4 Ha dan berada di ketinngian ±755 meter dpl (diatas permukaan laut). Pada tahun 1969-1989 bernama Kecamatan Bojongloa yang terdiri dari 7 Kelurahan yaitu Kelurahan Jamika, Babakan Tarogong, Babakan Asih, Kopo, Sukaasih, Situsaeur dan Kelurahan Kebonlega. Namun, sejak tahun 1989 dipecah menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Bojongloa Kaler dan Kecamatan Bojongloa Kidul. Saat ini Kecamatan Bojongloa Kaler terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu : Kelurahan Jamika, Babakan Tarogong, Babakan Asih, Kopo, dan Suka Asih. Sedangkan Kelurahan Situsaeur dan Kebonlega masuk ke Kecamatan Bojongloa Kidul. Secara administratif Kecamatan Bojongloa Kaler berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kecamatan Andir Sebelah Selatan : Kecamatan Bojongloa Kidul Sebelah Timur : Kecamatan Astana Anyar Sebelah Barat : Kecamatan Babakan Ciparay Menurut administratif pembangunan, Kecamatan Bojongloa Kaler dimasukan ke dalam wilayah pengembangan Cibeunying. Untuk lebih jelasnya, wiilayah administratif Kecamatan Bojongloa Kaler dapat dilihat pada gambar 3.1.
27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

Mar 03, 2019

Download

Documents

LeTuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

31

Opilona Badriyah, 2015 TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di Kecamatan Bjongloa Kaler.

Kecamatan Bojongloa Kaler merupakan salah satu dari 30 Kecamatan yang terdapat

di wilayah Kota Bandung. Secara geografis Kecamatan Bojongloa Kaler terletak

antara 107°58’3” BT - 107°60’00” BT dan 6°9’25” LS - 6°9’41”LS, dengan luas

wilayah 303,4 Ha dan berada di ketinngian ±755 meter dpl (diatas permukaan laut).

Pada tahun 1969-1989 bernama Kecamatan Bojongloa yang terdiri dari 7

Kelurahan yaitu Kelurahan Jamika, Babakan Tarogong, Babakan Asih, Kopo,

Sukaasih, Situsaeur dan Kelurahan Kebonlega. Namun, sejak tahun 1989 dipecah

menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Bojongloa Kaler dan Kecamatan Bojongloa

Kidul. Saat ini Kecamatan Bojongloa Kaler terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu :

Kelurahan Jamika, Babakan Tarogong, Babakan Asih, Kopo, dan Suka Asih.

Sedangkan Kelurahan Situsaeur dan Kebonlega masuk ke Kecamatan Bojongloa

Kidul. Secara administratif Kecamatan Bojongloa Kaler berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Andir

Sebelah Selatan : Kecamatan Bojongloa Kidul

Sebelah Timur : Kecamatan Astana Anyar

Sebelah Barat : Kecamatan Babakan Ciparay

Menurut administratif pembangunan, Kecamatan Bojongloa Kaler dimasukan

ke dalam wilayah pengembangan Cibeunying. Untuk lebih jelasnya, wiilayah

administratif Kecamatan Bojongloa Kaler dapat dilihat pada gambar 3.1.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

32

Gam

bar

3.1

Pet

a A

dm

inis

trat

if K

ecam

atan

Bojo

nglo

a K

aler

Dikutip oleh : Opilona Badriyah D

iku

tip

Ole

h :

Op

ilon

a B

adri

yah

[1

00

30

20

]

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

33

2. Desain Penelitian

Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif diperlukan

adanya desain penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tika (2005, hlm. 12)

bahwa desain penelitian adalah “suatu rencana tentang mengumpulkan, mengolah,

dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat

dilaksanakan secara efisien efektif sesuai dengan tujuannya. Adapun Silalahi (2010,

hlm. 180) menyatakan bahwa desain penelitian adalah rencana struktur dan

penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya”.

Dalam penelitian ini menggunakan desain korelasional kumulatif, dimana

desain korelasional kumulatif ini berusaha untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua atau

lebih variabel dan menguji atau menemukan hubungan (relations) yang ada diantara

mereka kedalam suatu lingkungan tertentu.

3. Metode Penelitian

Menurut Tika (2005, hlm. 1) Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk

menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau

masalah guna mencari pemecahan terhadap masalah tersebut.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penelitian survei.

Menurut Singarimbun (1987, hlm. 3) :

“Metode penelitian survei adalah metode yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang

pokok digunakan untuk mengadakan pengamatan langsung dilapangan

dengan tujuan untuk mengukur fakta dan merumuskan apa yang terjadi”.

Metode survei digunakan untuk penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk

mengamati objek penelitian secara langsung di lokasi penelitian dengan pengambilan

sampel yang dikumpulkan untuk mewakili seluruh wilayah kajian penelitian. Sejalan

dengan permasalahan penelitian yang telah diungkapkan, maka penelitian ini

termasuk kedalam penelitin deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang fakta yang terjadi di lapangan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

34

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Tika (2005, hlm. 24) Populasi adalah himpunan individu atau objek

yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988,

hlm. 112) Populasi penelitian atau universe mencakup kasus (kasus, peristiwa

tertentu), individu (manusia baik sebagai perorangan, maupun sebagai kelompok),

dan gejala (fisis, sosial, ekonomi, budaya dan politik), yang ada pada ruang geografi

tertentu”. Maka, dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan obyek atau subjek

yang terdapat di lokasi penelitian dan dianggap penting atau terlibat untuk diteliti.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh masyarakat di Kecamatan Bojongloa

Kaler, khususnya kelurahan-kelurahan yang berada di Kecamatan Bojongloa Kaler.

Tabel 3.1

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Bojongloa Kaler

Sumber : Kecamatan Bojongloa Kaler dalam Angka Tahun 2013

No. Nama

Kelurahan/Desa

Luas Wilayah

(ha)

Jumlah

Penduduk KK Kepadatan

Penduduk

1. Kopo 82 30.154 6.734 368

2. Suka Asih 92 18.931 5.205 206

3. Babakan Asih 21,2 15.850 3.856 747

4. Babakan Tarogong 54,2 27.913 6.409 515

5. Jamika 54 26.178 6.580 485

Jumlah 303,4 119.026 28.784 464

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

35

Berdasarkan data jumlah populasi dan luas wilayah pada tabel 3.1 diperoleh

kesimpulan bahwa bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah Kelurahan Kopo

dengan jumlah penduduk 30.154 jiwa dan kelurahan dengan wilaya terluas adalah

kelurahan Suka Asih dengan luas wilayah 92 Ha.

2. Sampel Penelitian

Setelah diketahui populasi penelitian, tahap selanjutnya adalah menentukan

sampel penelitian. Menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 112) “Sampel adalah bagian

dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi bersangkutan. Kriteria

sampel yang diambil harus mewakili keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang

ada pada populasi”. Sedangkan menurut Tika (2005, hlm. 24) “Sampel adalah

sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”.

Adapun pengambilan sampel manusia dalam penelitian ini adalah dengan

cara sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Menurut Tika (2005,

hlm. 30) “Sampel acak sederhana adalah cara mengambil sampel dengan memberi

kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam

keseluruhan populasi”. Pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan karena

seluruh masyarakat di Kecamatan Bojongloa Kaler dianggap memiliki peluang yang

sama untuk memberikan pendapatnya.

Sementara jumlah sampel penduduk diperoleh dengan menggunakan formula

dari Dixson dan B. Leach (dalam, Tika, 2005, hlm. 25), sebagai berikut:

Menentukan presentase karakteristik (P)

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

36

Menentukan Variabilitas

Menentuan Sampel (n)

Menentukan Jumlah Sampel yang dikoreksi (dibetulkan) dengan rumus :

dibulatkan 70 KK

Untuk mengambil jumlah sampel dari setiap masing-masing wilayah dihitung

dari jumlah penduduk yang dijadikan sampel dibagi dengan jumlah keseluruhan KK

dari masing-masing kelurahan yang dijadikan sampel penelitian. Jumlah penduduk

yang dijadikan sampel sebanyak 70 orang, sedangkan jumlah KK seluruh kelurahan

yang dijdikan sampel sebanyak 28.784 KK. Adapun cara menentukan jumlah sampel

dari setiap Kelurahan dengan cara menggunakan proposional sampling, yaitu dengan

cara seperti di bawah ini.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

37

Untuk hasil perhitungan jumlah KK yang dijadikan sampel penelitian pada

masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penduduk yang diambil dari setiap Kelurahan di Kecamatan

Bojongloa Kaler.

No. Nama Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah Sampel

1. Kopo 30.154 6.734 16

2. Suka Asih 18.931 5.205 13

3. Babakan Asih 15.850 3.856 9

4. Babakan Tarogong 27.913 6.409 16

5. Jamika 26.178 6.580 16

Jumlah 119.026 28.784 70

Sumber : Hasil Perhitungan 2014

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran secara operasional dari variabel

yang akan di teliti. Menurut Silalahi (2010, hlm. 191) “Variabel merupakan abstraksi

dari gejala, peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan”. Judul yang

diambil dalam penelitian ini adalah “Tindakan Masyarakat Terhadap Sampah Di

Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung”. Untuk menghindari kesalahan

pahaman dalam penafsiran masalah yang diteliti, maka definisi operasional yang

terdapat di dalam penelitian ini adalah.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

38

1. Perilaku

Perilaku merupakan segala aktivitas manusia yang dapat damati secara

langsung maupun tidak langsung dalam hal ini adalah perilaku masyarakat terhadap

sampah yang berada disekitar tempat tinggalnya. Dilihat dari bentuk respon terhadap

stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Perilaku Tertutup

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Oleh sebab itu, disebut convert behaviour atau unobservable behaviour.

b. Perilaku Terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dapat dilihat oleh orang

lain.oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktik (practice).

Dalam penelitian ini bentuk perilaku yang diteliti adalah perilaku terbuka atau

bentuk tindakan nyata, karena respons terhadap stimulus sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik. Perilaku masyarakat dapat diukur dari tingkat pengetahuan,

sikap dan praktik atau tidakan, akan tetapi penulis membatasi variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, karena tidak setiap pengetahuan dapat menjadi

perilaku dan setiap sikap dapat ditunjukkan oleh perilaku, sehingga didalam

penelitian ini, hanya menggunakan indikator tindakan/praktik untuk mengukur

perilaku.

2. Pratik atau Tindakan

Praktik atau tidakan adalah bentuk perbuatan/aktivitas nyata dari responden

terhadap sampah. Praktik atau tindakan ini juga merupakan salah satu indikator atau

parameter dari perilaku. Perilaku masyarakat pada lingkungan akan tercermin dari

tingkah lakunya dalam memperlakukan lingkungannya. Tindakan tersebut dapat

dimulai dari lingkungan sekitar rumahnya dan ikut berpartisipasi dalam berbagai

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

39

kegiatan di sekitar tempat tinggalnya berdasarkan kemauannya sendiri, tanpa

paksaan. Perilaku terbuka dalam bentuk tindakan nyata masyarakat terhadap sampah

dapat terlihat dari beberapa indikator misalnya menyediakan tempat sampah,

membuang sampah pada tempatnya, membuang sampah ke TPS, menggunakan jasa

pemungut sampah, menyediakan uang iuran/biaya untuk sampah, memberitahu/

menegur pembuang sampah, membiasakan membuang sampah pada tempatnya,

menyediakan waktu secara rutin, menjaga kebersihan, keindahan, kenyamanan

lingkungan, mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar tempat tinggal, dan

membersihkan lingkungan rumah dari sampah.

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci menuju pembangunan sosial termasuk

didalamnya aspek lingkungan hidup. Pendidikan secara umum dibedakan menjadi

dua, yaitu pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan Formal merupakan

pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta yang terikat oleh

kurikulum dengan syarat-syarat tertentu scara ketat, teratur dan bertingkat. Tingkatan

pendidikannya mulai dari tingkat dasar yaitu Sekolah Dasar (SD), ditingkat

menengah ada SMP dan SMA dan tingkat lanjutan hingga ke perguruan tinggi.

Sedangkan untuk pendidikan non-formalnya biasanya lebih bebas, dalam artian tidak

terlalu mengikuti peraturan yang ketat dan kurikulum yang dibuat sesuai dengan

kebutuhan, misalnya kursus-kursus atau latihan-latiahan dan sebagainya. Tinggi

rendahnya pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tindakannya terhadap sampah.

4. Tingkat Pendapatan

Pendapatan merupakan perolehan barang berupa uang yang diterima atau

dihasilkan oleh seseorang. Tingkat Pendapatan masyarakat pada suatu daerah

merupakan salah satu indikator untuk dapat melihat keadaan sosial ekonominya.

Tinggi rendahnya tingkat pendapatan dapat melihat keadaan sosial ekonomi

masyarakat dan dapat menunjukan keadaan sosial ekonomi masyarakat tertentu.

5. Mata Pencaharian

Mata Pencaharian merupakan sumber penghasilan atau pendapatan yang

diperoleh seseorang. Mata pencaharian penduduk akan mengalami perubahan sesuai

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

40

dengan keadaan alam, pengetahuan yang dimiliki, dan kemampuan teknologi yang

dimiliki oleh masyarakat. Berdasarkan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan

akan menentukan jenis mata pencaharian masyarakat.

D. Variabel Penelitian

Menurut Nazir (2005, hlm. 123) Variabel adalah konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai. Sedangkan menurut Rifa’I (1996, hlm. 46) variabel

penelitian mengandung pengertian ukuran, sifat, ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok atau suatu yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain.

Variabel pada umumnya terbagi atas dua jenis, yaitu variabel bebas

(Independent Variable) dan Variabel terikat (Dependent Variable). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas

sendiri berarti variabel yang mempengaruhi suatu kejadian. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas (X), yaitu tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan tingkat

pendapatan. Sedangkan variabel terikat (Y), yaitu variabel yang mendapat pengaruh

dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat, yaitu bentuk

praktik atau tindakan masyarakat terhadap sampah, misalnya Menyediakan tempat

sampah, Membuang sampah pada tempatnya, Membuang sampah ke TPS,

Menggunakan jasa pemungut sampah, Menyediakan uang untuk iuran/biaya,

Memberitahu/ menegur pembuang sampah, Membiasakan membuang sampah pada

tempatnya, Menyediakan waktu secara rutin, Menjaga kebersihan, keindahan,

kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar tempat tinggal dan

Membersihkan lingkungan rumah dari sampah. Keterkaitan antara variabel bebas

dengan variabel terikat dapat di ilustrasikan pada tabel 3.3.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

41

Tabel 3.3

Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

1. Tingkat Pendidikan

2. Mata Pencaharian

3. Tingkat Pendapatan

Bentuk Praktik/Tindakan

Menyediakan tempat sampah

Membuang sampah pada tempatnya

Membuang sampah ke TPS

Menggunakan jasa pemungut

sampah

Menyediakan uang untuk

iuran/biaya

Memberitahu/ menegur pembuang

sampah

Membiasakan membuang sampah

pada tempatnya

Menyediakan waktu secara rutin

Menjaga kebersihan, keindahan,

kenyamanan lingkungan.

Mengikuti kegiatan kerja bakti di

sekitar tempat tinggal.

Membersihkan lingkungan rumah

dari sampah

E. Instrumen Penelitian

Didalam penelitian ini, digunakan beberapa alat dan bahan untuk menunjang

penelitian, diantaranya:

1. Alat

a. Laptop

b. Software Map Info 9.5

c. Microsoft Word 2007

d. Alat tulis

e. Kamera digital untuk mengambil gambar atau mendokumentasikan kondisi pada

saat penelitian di lapangan.

f. Gps atau Hp untuk menentukan titik koordinat daerah kajian.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

42

g. Angket untuk memperoleh data atau informasi mengenai perilaku masyarakat

terhadap sampah.

h. Pedoman wawancara digunakan sebagai pedoman wawancara kepada responden

saat melakukan penelitian di lapangan.

2. Bahan

a. Peta rupa bumi diperlukan untuk menentukan daerah kajian saat penelitian di

lapangan dan digunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta administratif

darah penelitian. Adapun peta RBI yang dipakai, diantaranya Peta RBI skala

1:25.000 lembar 1209-311 Bandung.

b. Monografi Kecamatan beserta data-data sekunder lain yang diperoleh dari

berbagai sumber yang berisi informasi-informasi untuk menunjang penelitian.

3. Instrumen Penelitian

Untuk menunjang sebuah penelitian, salah satu hal yang penting untuk

diperhatikan adalah penyususnan instrumen penelitian. Menurut Ridwan 2010

(dalam, Mardianti, 2013, hlm. 42) instrumen penelitian adalah “Alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dan kegiatannya. Kisi-kisi instrumen dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4.

F. Prosedur Penelitian

Untuk menggambarkan rangkaian kegiatan agar peneliti lebih memahami,

maka dibuatlah prosedur penelitian. Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan

yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai

tujuan-tujuan penelitian. Penelitian berawal dari adanya suatu masalah, kemudian

masalah tersebut harus diselesaikan oleh peneliti melalui sebuah penelitian agar arah

penelitian menjadi lebih jelas dan terstruktur maka perlu adanya suatu teori dan

konsep yang relevan dengan permasalahan. Dengan demikian, peneliti dapat

membangun kerangka pemikiran dan alur penelitian yang jelas sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan berhasil sesuai dengan tujuan awal penelitian yaitu,

mendapatkan data yang valid dan reliable. Untuk memermudah dalam menjabarkan

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

43

prosedur penelitian, penulis membuat prosedur penelitian dalam bentuk bagan yang

dapat dilihat pada bagan 3.2.

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian

Latar Belakang Masalah

Data Sekunder Data Primer

Penyebaran angket

kepada masyarakat

Hasil dari analisis data yang sudah terkumpul

Wawancara dengan aparat

kelurahan setempat

Wawancara dengan

masyarakat, terkait perilaku

masyarakat terhadap sampah

Data Monografi desa

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

44

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen

Variabel Sub Variabel Indikator Jenis

Instrumen

No.

Item V

aria

bel

Beb

as Pendidikan Pendidikan Formal Angket 5

Mata

Pencaharian Pekerjaan utama Angket 6

Pendapatan Pendapatan Pokok Angket 7

Var

iabel

Ter

ikat

(B

entu

k T

indak

an)

Praktik/tindakan

terhadap sampah Menyediakan tempat

sampah

Membuang sampah

pada tempatnya

Membuang sampah ke

TPS

Menggunakan jasa

pemungut sampah

Menyediakan uang

untuk iuran/biaya

Memberitahu/ menegur

pembuang sampah

Membiasakan

membuang sampah

pada tempatnya

Menyediakan waktu

secara rutin

Menjaga kebersihan,

keindahan,

kenyamanan

lingkungan.

Mengikuti kegiatan

kerja bakti di sekitar

tempat tinggal.

Membersihkan

lingkungan rumah dari

sampah

Resiko membuang

sampah bagi

lingkungan

Angket 11,

12,

13,

14,

15,

16,

17,

18,

19,

20,

21,

22,

23,

24,

25,

26,

27,

28,

29

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

45

G. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran Instrumen

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket. Angket

(kuesioner) adalah alat pengumpul informasi atau data yang berisi sejumlah

pertanyaan tertulis yang ditunjukan kepada resopnden. Jenis angket yang digunakan

adalah angket tertutup, dimana jawaban atas pertanyaan yang diajukan sudah

ditentukan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan tanpa harus

memberikan tambahan jawaban.

2. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen perlu dilakukan agar hasil penelitian menjadi

valid. Instrumen yang valid berarti alat ukut yang digunakan untuk mendapatkan

data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang hendak diukur Sugiyono, (2011, hlm. 148). Pengujian validitas yaitu dengan

mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Person Product Moment

sebagai berikut :

Keterangan :

Rhitung : Koefisien Korelasi

: Jumlah Skor Item

: Jumlah Skor total (seluruh item)

N : Jumlah Responden

(Riduwan (2004, hlm. 98 )

Jika rhitung > rtabel maka butir soal valid, sedangkan apabila rhitung < rtabel maka butir

soal tersebut tidak valid sekaligus tidak memenuhi persyaratan. Selanjutnya, setelah

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

46

dihitung menggunakan product moment, kemudian dihitung dengan Uji-t dengan

rumus :

(Riduwan (2004, hlm. 98 )

Keterangan :

t : Nilai thitung

r : Koefisien Korelasi hasil r hitung

n : Jumlah Responden

Berikut ini adalah hasil uji validitas dari instrumen, dengan kriteria rhitung <

rtabel dengan taraf signifikasi 5% dan dk = n-2= 23, maka diperoleh harga rtabel sebesar

0,685. Adapun ketentuannya adalah bila harga thitung > ttabel maka item dianggap

signifikan/valid dan bila harga thitung < ttabel maka butir item dinyatakan tidak valid.

Hasil perhitungan uji validitas instrument dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Pengelompokan Validitas Item

Keterangan Item Jumlah Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27

26

Tidak Valid 8, 28, 29 3

Sumber : Hasil Penelitian 2015

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

47

Tabel 3.6

Hasil Uji t hitung dan t tabel

No. Item Hasil Uji t hitung Signifikasi t tabel = 0,685 Keterangan

25 1,732 thitung > ttabel Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2015

Berdasarkan data diatas, hasil vaiditas uji coba instrumen dapat diketahui

bahwa dari 29 soal yang di ujicobakan, 26 soal memiliki keabsahan (valid) dan 3 soal

lainnya tidak valid.

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas ini digunakan untuk mengukur tingkat kejegan

instrument yang telah diujicobakan. Reliabilitas berhubungan dengan masalah

kepercayaan, instrument dapat dikatakan mempunyai taraf tinggi, jika instrumen yang

menjadi alat ukur tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Arikunto (2005, hlm.

86) mengatakan bahwa instrument alat ukur berhubungan dengan masalah ketetapan

hasilnya.

Pengujian realibilitas dimaksudkan untuk menentukan suatu instrument,

apakah sudah dapat dipercaya untuk nantinya dapat digunakan sebagai alat pegumpul

data, ketentuannya sebagai berikut :

a. Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item instrument

yang valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan dalam pengujian reliabilitas.

b. Kriteria instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai

koefisien yang diperoleh > 0,396 dengan N = 25 dan taraf signifikan 5%

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

48

Untuk menguji realibilitas instrument digunakan rumus Alpha Consbach

sebagai berikut.

Keterangan :

α = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

∑sb2 = Jumlah varians butir

sb2

= varians total

Selain rumus Alpha Consbach, rumus reliabilitas lain yang bisa digunakan

adalah Spearman-Brown sebagai berikut.

(Arikunto, 2005, hlm. 93)

Keterangan :

= Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Suatu Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila alpha (α)hitung ≥ (α)tabel

demikian juga sebaliknya. Didapatkan Nilai koefisien reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r

tabel pada taraf signifikan 5% dengan N=25 diperoleh r(tabel 5%) = 0,396. Hasil

diperoleh thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel atau

dengan kata lain dapat dipercaya dan dapat digunakan dalam penelitian.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

49

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data dalam mencari kejelasan terhadap masalah penelitian,

maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Dalam

mengumpulkan data, jenis data yang diibutuhkan sangat bergantung kepada tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan diantaranya

ialah:

1. Data Primer

a. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mendapatkan data secara aktual dan

langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala atau fenomena yang terjadi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tika (2005,

hlm. 44) observasi adalah “cara dan tekik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada

pada objek penelitian”. Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

melihat kondisi selokan dan jalan yang banyak berserakan sampah.

b. Angket / Kuisioner

Untuk mendapatkan data primer di daerah yang dijadikan sampel penelitian,

maka penulis melakukan kuisioner melalui penyebaran angket. Menurut Noor (2011,

hlm. 139). “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan kepada responden dengen harapan memberikan respons atas daftar

pertanyaan tersebut”. Sedangkan menurut Tika (1997, hlm. 82) “merupakan usaha

mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk

di jawab secara tertulis oleh responden dan responden”. Angket ini dibuat oleh

peneliti untuk ditujukan kepada responden yang jawaban dari angket tersebut diisi

sendiri oleh responden. Dalam penelitian ini angket diberikan kepada responden yang

telah ditetapkan menjadi sampel, untuk meneliti bagaimana bentuk tindakan

masyarakat terhadap sampah.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

50

c. Wawancara

Menurut Arikunto (2006, hlm. 155) “Wawancara atau kuesioner lisan adalah

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh

informasi dari terwawancara.” Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini di

lakukan untuk mewawancarai kepala bidang lingkungan di Kecamatan Bojongloa

Kaler dan Ketua Rukun Warga setempat.

2. Data Sekunder

a. Studi Literatur/Kepustakaan

Menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 110) menjelaskan bahwa: “pendapat para

ahli dalam berbagai bidang yang relevan dengan apa yang sedang kita kaji. Konsep-

konsep teoritis dan operasional tentang ketentuan penelitian dan lain-lain. Sebagainya

akan dapat kita peroleh dari kepustakaan tanpa mempelajari bahan-bahan ini kita

tidak akan mencapai hasil yang memuaskan pada penelitian.”

Studi kepustakaan digunakan untuk mendapatkan data sekunder berupa

informsi, teori, prinsip dan konsep-konsep yang dapat diperoleh melalui buku-buku

referensi, instansi-instansi terkait, hasil penelitian, artikel, jurnal, situs internet dan

juga surat kabar yang berhubungan dan mendukung penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokomentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari dan

mempelajari data mengenai variabel yang diteliti. Studi dokumentasi ini dilakukan

dengan cara mempelajari arsip arsip, penelitian terdahulu, lampiran lampiran, brosur

brosur yang ada di lembaga terkait sesuai dengan masalah penelitian.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

51

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Seluruh data yang telah didapat dari penelitian harus diolah terlebih dahulu

agar mudah untuk dianalisis adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengolahan data adalah sebagai berikut.

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing Data

Tika (2005,hlm. 63) Editing data adalah penelitian kembali data yang telah

dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup

baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Adapun hal-hal yang yang

harus dicek kembali dalam melakukan editing data adalah sebagai berikut.

1) Kelengkapan Pengisisan Kuisioner

2) Keterbacaan Tulisan

3) Kesesuaian Jawaban

4) Relevansi Jawaban

5) Keseragaman dalam Satuan

b. Coding dan Frekuensi

Coding adalah usaha pengklasifikasian jawaban dari para responden menurut

macamnya. Dalam melakukan coding jawaban responden diklasifikasikan dengan

memberikan kode tertentu berupa angka. Setelah coding dilaksanakan langkah

selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menghitung frekuensi.

c. Tabulasi Data

Data-data yang telah terkumpul kemudian ditabulsikan. Tabulasi adalah

proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel. Data dari tiap-tiap butir

angket kemudian dikelompokan pada angket isian, dengan cara memberikan kode-

kode tertentu atau tanda cheklist dari tiap-tiap item instrumen pengumpulan data

selanjutnya dimasukan kedalam bentuk data. Tabulasi dilakukan untuk memudahkan

dalam melakukan analisis data.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

52

2. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data adalah suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis

data yang sudah terkumpul. Jika dilihat dari bentuk datanya, maka teknik analisis

yang digunakan ialah teknik analisis kuantitatif. Teknik penelitian kuantitatif dalam

penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik

inferensial.

a. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif yaitu teknik analisis dengan maksud

mendeskripsikan data penelitian. Adapun analisis statistik deskriptif yang digunakan

penulis adalah dengan presentase.

Santoso dalam Anggraeni (2010, hlm. 41) mengungkapakan “Untuk

mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan

analisis prosentase dengan mengunakan formula”. Formula persentase sebagai

berikut :

Keterangan:

F = frekuensi tiap kategori jawaban responden

N = Jumlah keseluruhan responden

P = besarnya prosentase

Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden maka penulis

menggunakan angka indeks. Angka indeks digunakan untuk membandingkan suatu

objek atau data baik yang bersifat factual ataupun perkembangan. Kriteria prosentase

(%) seperti yang dikemukakan oleh Santoso dalam anggraeni (2010, hlm. 41) yang

disajikan pada tabel 3.7.

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

53

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian Persentase

Persentase Kriteria

100 % Seluruhnya

75% - 99% Sebagian besar

51% - 74% > setengahnya

50 % Setengahnya

25% - 49% < setengahnya

1% - 24% Sebagian kecil

0% Tidak ada

Sumber: Santoso (dalam Anggraeni 2010)

b. Skala Guttman

Skala Guttman menurut Sugiyono (2012, hlm. 96) merupakan skala yang

digunakan untuk mendapatkan jawaban yang bersifat tegas dan konsisten terhadap

suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala ini hanya memiliki dua interval jawaban,

misalnya “Ya” atau “Tidak”, “Ada” atau “Tidak Ada”,“Pernah” atau “Tidak” dan lain

sebagainya. Data yang diperoleh berupa data interval atau ratio. Pada skala Guttman

dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan untuk jawaban positif seperti “Ya” diberi skor

(1) sedangkan untuk jawaban negatif seperti “Tidak” mendapatkan skor terendah,

yaitu (0). Dari analisis dilakukan menggunakan kriteria interpretasi skor pada hasil

penelitian, dimasukan ke dalam tiga ketgori, yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Kategori tersebut dilakukan berdasarka interval batasan dengan cara sebagai berikut:

Nilai Maksimum = Skor tertinggi

Nilai Minimum = Skor terendah

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

54

Penentuan Kategori (range) :

1) Nilai minimum + Interval = Kategori Kurang

2) Nilai kategori rendah + Interval =Kategori Sedang

3) Nilai kategori sedang + Interval = Kategori Baik

Perhitungan variabel tindakan masyarakat dibagi menjadi tiga Kategori, yaitu

rendah, sedang dan tinggi. Jumlah pertanyaan perilaku dalam variabel ini ada 19 soal

dan masing-masing pertayaan memiliki bobot nilai maksimal 1 dan nilai minimal 0.

Pembagian kategori variabel tindakan masyarakat dilakukan melalui tahap berikut :

N max = 19

N min =11

Range : 11 – 13,67 = Rendah

13,68 – 16,35 = Sedang

16,36 – 19 = Tinggi

c. Hubungan antar variabel

Untuk dapat mengetahui hubungan antar variabel dalam penelitian ini, maka

diperlukan analisis yang menghubungkan antar variabel. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sarwono 2004 (dalam Melly, 2012, hlm. 47) bahwa Skala

pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan objek individual atau

kelompok dimana dalam pengidentifikasiannya digunakan angka sebagai symbol dan

angka tersebut menunjukan keberadaan atau ketidak-adaannya karakteristik tertentu;

skala ordinal adalah informasi skala dengan sarana peringkat relatif tertentu yang

memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karaktristik yang lebih atau

kurang tetapi bukan berupa banyak kekurangan dan kelebihannya; skala interval

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

55

adalah skala yang memiliki karakteristik seperti yang dimiliki oleh nominal dan

ordinal dengan ditambah karakteristik lain yaitu adanya interval yang tetap; skala

rasio adalah skala yang memiliki karakteristik yang dimiliki oleh skala nominal,

ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai skala 0 (nol) empiris

absolut.

Maka, dalam penelitian ini digunakan analisis statistik korelasi. Analisis

korelasi digunakan untuk mengukur derajat hubungan dari dua variabel. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Sujarweni dan Endrayanto (2012, hlm. 59) bahwa “korelasi

merupakan salah satu statistik inferensi yang akan menguji apakah dua varibel atau

lebih mempunyai hubungan atau tidak”. Adapun dalam penelitian ini menggunakan

beberapa teknik korelasi, Berikut ini adalah pengelompokkan variabel berdasarkan

cara pengolahannya :

1) Korelasi Spearman Rank (rho)

Prosedur statistik penelitian ini bertujuan untuk mengukur derajat atau eratnya

hubungan antara dua variabel dengan jenis data ordinal dan ordinal. Berikut ini

adalah variabel yang dihubungkan dengan prosedur statistic Spearman Rank antara

lain:

a) Tingkat pendidikan dengan Tindakan Masyarakat

b) Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Masyarakat

Adapun rumus yang digunakan dalam Spearman Rank adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rs = Nilai korelasi spearman rank

d2 = Selisih setiap pasangan rank

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

56

n = Jumlah pasangan rank untuk spearman

2) Koefisien Kontingensi C

Koefisien Kontingensi C adalah alat pengukur yang digunakan untuk

menghitung hubungan antar variabel dengan jenis data berbentuk nominal. Variabel

yang dihubungkan dengan prosedur statistik koefisien kontingensi adalah untuk

mencari hubungan jenis pekerjaan dengan tindakan masyarakat. Adapun rumus dari

koefisien kontingensi yang digunakan, yaitu:

Keterangan :

C = Nilai koefisien kotingensi

x2 = Nilai Chi Kuadrat

N = Jumlah sampel

Harga chi kuadrat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini :

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera pada Tabel 3.8

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. …repository.upi.edu/19936/6/S_GEO_1003020_Chapter3.pdf · kenyamanan lingkungan, Mengikuti kegiatan kerja bakti di sekitar

57

Tabel 3.8

Pedoman untuk memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2011, hlm. 231)