34 BAB III LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi Identifikasi Kamar/ruang : Kamar 2/4 Ruang Bedah Tangggal masuk RS : 10 Mei 2019 No Rekam Medis : 23.84.19 Nama inisial medis : Tn. S Umur : 68 tahun Alamat : Tanjung Harapan, Cabang Empat, Abung Selatan Jenis kelamin : Laki-laki Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : Buta Huruf Pekerjaan : Petani Tanggal pengkajian :14 Mei 2019 Waktu pengkajian :09.00 WIB 2. Data Medik Dikirim oleh : Instalasi Gawat Darurat (IGD) Diagnosa Medis :BPH
42
Embed
BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
34
BAB III
LAPORAN STUDI KASUS
A. Pengkajian
1. Pengkajian dan demografi
Identifikasi
Kamar/ruang : Kamar 2/4 Ruang Bedah
Tangggal masuk RS : 10 Mei 2019
No Rekam Medis : 23.84.19
Nama inisial medis : Tn. S
Umur : 68 tahun
Alamat : Tanjung Harapan, Cabang Empat, Abung Selatan
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Buta Huruf
Pekerjaan : Petani
Tanggal pengkajian :14 Mei 2019
Waktu pengkajian :09.00 WIB
2. Data Medik
Dikirim oleh : Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Diagnosa Medis :BPH
35
3. Sumber Informasi (Penanggung Jawab)
Nama :Tn. S
Umur : 33 tahun
Hubungan dengan klien : Anak Mantu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Cabang Empat
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Masuk Rumah Sakit
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mayjend HM
Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 10 Mei 2019 pukul
12.07 WIB diantar oleh keluarganya dengan keluhan tidak bisa buang
air kecil sejak Rabu pagi, saatbuang air kecil terasa nyeri, kandung
kemih terasa penuh serta nyeri pada bagian suprapubik, sebelumnya
pasien sering mengalami sulit buang air kecil.
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang
(PQRST)
Pasien mengatakan keluhan utama yang dirasakan olehnya
adalah tidak bisa buang air kecil. Pasien mengatakan sering
mengalami kesulitan saat buang air kecil sebelumnya, pasien
mengatakan sebelum terpasang kateter rasa kandung kemih dan
daerah sekitar abdomen bagian bawah seperti tertekan benda berat dan
hal tersebut berkurang setelah dipasang kateter.
36
Pasien mengatakan selain keluhan utama yang dirasakan tadi
terkadang dirinya merasakan nyeri saat ingin buang air kecilserta
nyeri tekan pada daerah suprapubik atau perut bagian bawahnya.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan
dan makanan, pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan
namun tidak sampai masuk RS hanya luka-luka lecet dan hanya
menjalani perawatan di puskesmas saja. Pasien mengatakan tidak
memiliki penyakit berat/kronis, tidak ada riwayat pengobatan dan
tidak pernah menjalani operasi sebelumnya.
5. Riwayat Psikososial – Spiritual
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sumber stres yang
dialaminya berasal dari keluarga dan penyakit yangdideritanya, pasien
mengatakan khawatir karena akan menjalani tindakan operasi. Pasien
mengatakan jika merasakan stres dirinya hanya diam dan beristirahat saja.
Keluarga inti pasien mendukung dalam proses pengobatan pasien.
Sebelum sakit dan saat sakit pasien dapat berkomunikasi dengan baik
kepada orang-orang disekitarnya. Tentang sistem nilai kepercayaan pasien
dan keluarga tidak ada yang bertentangan mengenai tindakan medis yang
dijalani pasien, namun pada saat sakit pasien sering meninggalkan
ibadahnya.
37
6. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit :
a. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan saat sebelum sakit pasien buang air kecil ± 3-
4x/hari, pasien buang air kecil saat pagi saat mandi, siang, sore
saat mandi, dan malam sebelum tidur, warna urin kuning, bau
khas urin, pasien buang air kecil secara mandiri dan tidak ada
keluhan saat buang air kecil.
Saat Sakit
Pasien mengatakan buang air kecil sedikit dan nyeri saat
berkemih, pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak
Rabu pagi dan kandung kemih terasa penuh dan seperti tertekan.
2) Buang Air Besar
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan saat sebelum sakit buang air besar 1x/hari,
pasien buang air besar secara mandiri dan tidak ada keluhan saat
buang air besar, pasien tidak mengalami gangguan dalam buang
air besar.
Saat Sakit
Pasien mngatakan tidak ada masalah dalam buang air besar, tetapi
pasien membutuhkan batuan oleh keluarganya.
38
b. Pola Personal Hygiene
1) Mandi
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2x/hari pada pagi
dan sore hari dan dapat melakukan secara mandiri.
Saat Sakit
Pasien mandi 2x/hari pada pagi dan sore dengan bantuan
keluarga.
2) Oral Hygiene
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan oral hygiene
2x/hari dilakukan pada saat mandi yaitu pagi dan sore hari dan
pasien dapat melakukan secara mandiri.
Saat Sakit
Pasien melakukan oral hygiene 2x/hari dilakukan pada saat mandi
yaitu pagi dan sore hari.
3) Cuci Rambut
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien cuci rambut 2x/minggu,
pada saat mandi yaitu pagi dan sore hari.
Saat Sakit
Pasien mencuci rambut 2x/minggu dilakukan pada saat mandi
yaitu pagi dan sore hari.
39
c. Pola istirahat dan tidur
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur ±8 jam/hari, pasien
tidur siang ±2 jam dan pada waktu malam±6jam, pasien mengatakan
tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat tidur dan pasien tidak
memiliki gangguan pada tidur.
Saat Sakit
Pasien mengatakan saat dirumah sakit pasien tidur ±6 jam, pasien juga
mengatakan tidak bisa tidur pada siang hari karena situasi dan kondisi
ruangan.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak memiliki kesulitan
dalam beraktivitas. Dalam melakukan aktivitas makan, minum,
menggunakan pakaian, mandi, buang air kecil dan buang air
besarpasien melakukannya secara mandiri, selain itu pasien masih
mampu untuk bekerja.
Saat Sakit
Pasien tidak melakukan pekerjaan selama sakit. Pasien masih mampu
untuk makan, minum, menggunakan pakaian secara mandiri tetapi
untuk mandi dan buang air besar pasien membutuhkan bantuan
keluarganya.
40
e. Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit yang dideritanya,
pasien hanya mengetahui kalau dirinya sulit buang air kecil, pasien
menunjukkan prilaku yang kurang sesuai dan presepsi yang keliru
terhadap maslahnya, pasien tampak tidak mengetahui persiapan
sebelum operasi. Pasien memiliki kebiasaan merokok, biasanya pasien
dalam sehari menghabiskan rokok ±5-6 batang/hari. Pasien tidak
minum minuman keras dan tidak ada ketergantungan obat apapun.
Pasien mengatakan bingung ketika melihat pasien lain keluar dari
ruang operasi membawa hasil operasinya masing-masing, pasien
mengatakan sedikit khawatir akan dioperasi, pasien tampak gelisah,
tegang, dan keluar keringat.
7. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan umum
- Kesadaran : Composmetis
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- FrekuensiNadi : 84x/menit
- Frekuensi Pernafasan : 20x/menit
- Suhu axila : 37.0ºC
- TB/BB : 155cm/56kg
b. Pemeriksaan fisik persystem
1) Sistem Penglihatan
Pasien masih dapat melihat tulisan dengan jelas meskipun pasien
tidak dapat membaca, posisi mata simetris, konjungtiva tidak
41
anemis, pergerakan bola mata normal, pupil isokor, reaksi pupil
terhadap cahaya normal, lapang pandang baik dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
2) Sistem Pendengaran
Pasien dapat mendengar dengan baik, telinga pasien simetris,
tidak ada peradangan pada telinga, pasien tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
3) Sistem Wicara
Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami kesulitan ataupun
gangguan dalam berbicara.
4) Sistem Pernapasan
Tidak ada sumbatan pada jalan nafas, tidak ada tanda-tanda sesak,
RR : 20x/menit, irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, pasien
tidak batuk, pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan dan
alat bantu nafas.
5) Sistem Kardiovaskuler
Nadi : 84x/menit, irama nadi teratur, denyut nadi kuat, tidak ada
distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, CRT <2 detik,
tidak ada edema pada tubuh,bunyi jantung lupdup, tidak ada nyeri
pada dada.
6) Sistem Neurologi
Kesadaran Composmetis dengan GCS : E4V5M6, kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
42
Tidak ada masalah pada sistem neurologi.
7) Sistem Pencernaan
Pasien mengatakan tidak ada masalah saat menelan, pasien
mengatakan tidak ada masalah gigi dan mulut meskipun kondisi
gigi sudah tidak lengkap, pasien mengatakan tidak mual dan
muntah, pasien mengatakan tidak ada masalah pada buang air
besar, bising usus 15x/menit.
8) Sistem Immunologi
Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami pembesaran
kelenjar getah bening.
9) Sistem Endokrin
Nafas tidak berbau keton, pasien tidak mengalami pembesaran
kelenjar tiroid, pasien tidak mengalam peningkatan gula darah,
saat dilakukan pengkajian gula darah terakhir Tn. S 123 mg/dl.
10) Sistem Urogenital
Pasien mengalami distensi pada kandung kemih, pasien
mengatakan tidak bisa buang air kecil dan buang air kecil sedikit,
pasien mengatakan terkadang nyeri saat bekemih, pasien
mengalami nyeri tekan pada bagian suprapubik atau perut bagian
bawahnya, pasien menggunakan kateter menetap ukuran 18 sejak
hari jumat.
11) Sistem Integumen
Keadaan rambut bersih, kekuatan rambut pasien baik, warna
rambut hitam keputihan, keadaan kuku bersih, keadaan kulit
43
pasien masih tampak elastis, tidak ada luka pada tubuh pasien,
tidak ada tanda-tanda perdarahan pada tubuh pasien.
12) Sistem Muskuloskeletal
Pasien mengatakan terbatas dalam beraktivitas karena ada nya
selang kateter yang terpasang, pasien mengatakan tidak
mengalami sakit-sakit pada sendi dan tulang, tidak ada tanda-
tanda fraktur, tonus otot baik, pasien tidak menggunakan alat
bantu.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaanlaboratorium
Hasil laboratorium pada Tn. S adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Hasil laboratorium pada Tn. S pada tanggal 13 Mei 2019 di Ruang
Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Normal 1. Ureum 50 mg/dL 15-39 mg/dL
6. Risiko perdarahan ditandai dengan adanya tindakan pembedahan, pasien
mendapat terapi obat AsamTranex 3x1 amp/ 8 jam/intravena.
51
E. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan dari tiga diagnosa utama dari diagnosa yang telah
ditemukan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Rencana Keperawatan pada Tn. S dengan BPH di Ruang Bedah RSD Mayjend
HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Rencana Tindakan
1 2 3 4 1. Retensi Urin
berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra ditandai dengan sensasi penuh pada kandung kemih, dribbling, distensi kandung kemih, residu urin 150 ml atau lebih. Data Subjektif : - Pasien
mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak Rabu pagi.
- Pasien mengatakan sering sulit buang air kecil.
- Pasien mengatakan buang air kecil sedikit.
- Pasien mengatakan merasakan
Eliminasi Urin Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak terganggu eliminasi urinnya dengan kriteria hasil : - Pola eliminasi
tidak terganggu (5).
- Jumlah urin tidak terganggu (5).
- Warna urin tidak terganggu (5).
- Tidak ada nyeri saat kencing (5).
- Tidak ada retensi urin (5)
Manajemen Eliminasi Perkemihan 1. Monitor eliminasi urin
termasuk frekuensi, bau, volume, dan warna.
2. Pantau tanda-tanda retensi urin.
3. Bantu pasien untuk mengembangkan rutinitas eliminasi dengan tepat.
4. Anjurkan pasien untuk mengkonsusmsi cairan yang cukup.
meatus dengan sabun dan air selama mandi setiap hari.
3. Bersihkan kateter urin eksternal pada meatus.
4. Bersihkan daerah sekitar kulit secara berkala.
52
1 2 3 4 sensasi penuh
pada kandung kemih.
- Pasien mengatakan beberapa hari sebelum tidak bisa buang air kecil setelah selesai buang air kecil urin terus menetes.
- Keluarga mengatakan urin berbau khas.
Data Objektif : - Pasien terpasang
kateter. - Kandung kemih
pasien teraba penuh.
- Urin berbau amonia.
- Volume urin ±500-600 ml/24 jam.
- Kadar ureum 50 mg/dL.
- Kadar kreatinin 1,9 mg/dL.
5. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai perawatan kateter yang tepat.
6. Lakukan modifikasi pada post operasi dengan irigasi kandung kemih.
Irigasi Kandung Kemih 1. Jelaskan tindakan yang
akan dilakukan pada pasien.
2. Bersihkan sambungan kateter atau ujung-Y dengan kapas alkohol.
3. Monitor dan pertahankan kecepatan aliran yang tepat.
4. Catat jumlah cairan yang digunakan, karakteristik cairan, jumlah cairan yang keluar, dan respon pasien sesuai dengan prosedur yang ada.
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan mengeluh nyeri, ekspresi wajah tampak meringis, tekanan darah dan nadi meningkat. Data Subjektif : - Pasien
Kontrol Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyerinya dengan kriteria hasil : - Dapat
mengenali
Manajemen Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
yang komprehensif yang meliputi lokasi, frekuensi, kualitas, beratnya nyeri.
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan.
3. Berikan informasi
53
1 2 3 4 mengatakan nyeri
saat buang air kecil.
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubik saat tidak dapat buang air kecil.
Data Objektif : - Skala nyeri : 4 - TD :130/80
mmHg - N : 84x/menit - P : 20x/menit - T : 37.0ºC - Pasien tampak
meringis kesakitan saat ditekan bagian suprapubiknya.
- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x30 mg/ml (IV).
kapan nyeri terjadi (5)
- Dapat menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (5)
- Menggunakan analgesik yang direkomendasikan (5)
- Dapat melaporkan nyeri yang terkontrol (5).
Tingkat Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : - Tidak ada nyeri
yang dilaporkan (5).
- Tidak ada eskpresi nyeri yang ditunjukan (5).
- Denyut nadi dalam rentan normal (60-80x/menit) (5).
mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri.
4. Ajarkan penggunaan teaknik nonfarmakologi
5. Berikan obat farmakologi untuk menurunkan nyeri.
6. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.
Pemberian Analgesik 1. Cek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis
2. Tentukan analgesik pilihan dan rute pemberian.
3. Monitor tanda-tanda vital.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
Tingkat Kecemasan Setelah dilakukan tindakan
Pengurangan Kecemasan 1. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan.
54
1 2 3 4 dengan merasa
bingung, merasa khawatir dengan akibat dan kondisi yag dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, tekanan darah meningkat, diaforesis. Data Subjektif - Pasien
mengatakan bingung.
- Pasien mengatakan akan melakukan tindakan pembedahan.
- Pasien mengatakan sedikit khawatir akan menjalani operasi.
Data Objektif - Pasien tampak
tegang. - Pasien tampak
gelisah. - Pasien tampak
berkeringat. - Tekanan Darah
tampak meningkat.
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kecemasan pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil : - Distress tidak
ada (5). - Perasaan gelisah
tidak ada (5). - Tidak ada wajah
tegang (5). - Tidak ada rasa
cemas yang disampaikan secara lisan (5).
- Tidak ada peningkatan tekanan darah (5).
- Tidak ada peningkatan frekuensi nadi (5).
- Tidak ada keringat dingin yang muncul (5).
2. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang mungkin akan dialami selama prosedur.
3. Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis.
4. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.
5. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
6. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.
7. Kaji tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital klien.
Persiapan Pembedahan 1. Identifikasi tingkat
kecemasan/ketakukan pasien mengenai prosedur pembedahan.
2. Lengkapi cheklist preoperatif.
3. Periksa lembar persetujuan tindakan pembedahan yang telah ditandatangani dengan benar.
4. Periksa bahwa darah transfusitelah tersedia.
5. Periksa gelang identifikasi pasien, gelang alergi dan gelang darah dapat terbaca.
6. Pastikan bahwa uang dan barang berharga telah ditempatkan dengan aman.
55
1 2 3 4 7. Lakukan pencukuran area
pembedahan, penggosokan, mandisesuai kebutuhan, anjurkan pasien untuk puasa.
8. Bantu pasien dipindahkan ke brankar, dan bantu pasien ke ruang operasi.
9. Bawa obat-obatan pasien dari ruangan menuju ruang operasi.
10. Pimpin pasien untuk berdoa sebelum memasuki ruang operasi.
Pengajaran Perioperatif 1. Informasikan pada pasien
dan keluarga untuk penjadwalan tanggal, waktu dan lokasi operasi.
2. Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan operasi.
3. Jelaskan prosedur persiapan pre-operasi.
4. Berikan informasi yang lengkap pada pasien mengenai apa saja yang akan dilihat, dirasakan selama operasi berlangsung.
5. Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami pasca operasi.
6. Jelaskan peralatan dan perawatan pasca operasi.
Kordinasi Perioperatif 1. Review operasi yang akan
direncanakan. 2. Perkuat informasi yang
diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.
1 2 3 4
56
3. Berikan waktu pada pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan kekhawatirannya.
F. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan Tn. S adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Implementasi dan Evaluasi pada Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 14 – 16 Mei 2019
No. Dx
Implementasi Evaluasi
1 2 3 1. Tanggal : 14 Mei 2019
Pukul 10.00 WIB 1. Mengecek kepatenan
kateter yang terpasang. Pukul 10.05 WIB 2. Membersihkan meatus
pasien menggunakan air dan sabun dengan waslap serta menganjurkan pasien membersihkannya setiap mandi.
Pukul 10.25 WIB
3. Membersihkan selang kateter yang terpasang pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Pukul 10.35 WIB 4. Membersihkan daerah
sekitar kulit pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Tanggal : 14 Mei 2019 S :
Pukul 16.20 WIB - Pasien mengatakan akan
membersihkan setiap mandi - Keluarga mengatakan pasien
sudah membersihkan pada saat mandi.
Pukul 10.45 WIB - Pasien mengatakan sudah
mengerti cara membersihkan, merawat dan membawa urin bag dengan benar.
Pukul 15.45 WIB - Pasien mengatakan buang air
kecil dalam jumlah sedikit. - Pasien mengatakan warna
urinnya kuning tua. - Keluarga mengatakan urin berbau
khas. Pukul 14.00 WIB - Pasien mengatakan terasa nyeri
saat berkemih, walau sudah terpasang kateter.
1 2 3
57
Pukul 10.45 WIB 5. Mengajarkan pasien dan
keluarga mengenai cara membersihkan dan merawat kateter serta membawa urin bag ke kamar mandi dengan benar.
Pukul 15.30 WIB 6. Memantau pengeluaran
urin. Pukul 13.45 WIB
7. Memantau tanda-tanda retensi urin.
Pukul 10.30 WIB 8. Memberikan pasien
minum secara oral untuk meningkatkan rutinitas eliminasi.
Pukul 10.30 WIB
9. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi air putih ± 8 gelas perhari.
Pukul : 09.05 WIB - Pasien sudah mulai mengerti cara
membersihkan kateter. - Pasien masih membawa urin bag
melebihi area genital. - Pasien masih membutuhkan
pengajaran untuk merawat kateter dengan benar.
Pukul 08.05 WIB - Volume urin ± 600-700 ml/24
jam. - Warna urin pasien kuning tua. - Urin berbau amonia. Pukul 20.30 WIB - Pasien menghabiskan minumnya. A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi
menjalin hubungan kepercayaan kepada pasien serta memberikan keyakinan pada pasien.
Pukul 09.30 WIB 2. Menjelaskan kepada pasien
bahwa akan dilaksanakan operasi di ruang operasi, pasien harus menjalani pemeriksaan EKG dan Rontgen Thorax terlebih dahulu.
Pukul 09.40 WIB 3. Memberikan informasi
kepada psien tentang perrawatannya sehingga pasien tidak khawatir lagi
Tanggal 14 Mei 2019 S : Pukul 09.35 WIB - Pasien mengerti apa saja
prosedur yang harus dijalani psien
Pukul 20.00 WIB - Pasien merasa lebih aman dan
tenang setelah didampingi oleh perawat.
Pukul 09.35 WIB - Keluarga mengerti saran yang
diberikan perawat. Pukul 20.30WIB - Pasien mengatakan sudah
sedikit mengerti tentang teknik relaksasi guided imagery.
Pukul 20.15WIB - Pasien mengatakan masih
sedikit cemas.
1 2 3
70
melihat pasien lain di operasi.
Pukul 09.50 WIB 4. Berada disisi pasien untuk
meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.
Pukul 09.30WIB 5. Mengatakan kepada
keluarga untuk mendampingi pasien.
Pukul 20.00 WIB 6. Memberi motivasi untuk
pasien agar semangat menjalani pembedahan.
Pukul 20.15 WIB 7. Mengatakan pada pasien
untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mengatasi kecemasan.
Pukul 20.30 WIB 8. Mengkaji tanda verbal,
nonverbal dari pasien tetang kecemsan dan juga tanda-tanda vital.
O : Pukul 09.30 WIB - Bina hubungan saling percaya
pasien sudah ada, pasien sudah mau menyatakan keluhannya kepada pasien.
Pukul 09.35 WIB - Menghantarkan pasien untuk
EKG dan rontgen. Pukul : 09.50 WIB - Pasien masih gelisah dan
khawatir akan dilakukan pembedahan.
Pukul 20.15 WIB - Pasien mulai sedikit termotivasi. Pukul 20.15WIB - Pasien masih cemas. - Wajah pasien tegang ketika
membicarakan tindakan pembedahan.
- Pasien berkeringat dingin. - TD :120/80 mmHg. A : Masalah Belum Teratasi. P : Lanjutkan Intervensi
- Informasikan pada pasien dan keluarga untuk penjadwalan tanggal, waktu dan lokasi operasi.
- Jelaskan prosedur persiapan pre-operasi.
- Berikan informasi yang lengkap pada pasien mengenai apa saja yang akan dilihat, dirasakan selama operasi berlangsung.
- Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami pasca operasi.
- Jelaskan peralatan dan perawatan pasca operasi.
- Lakukan pencukuran area 1 2 3
71
pembedahan, penggosokan dan mandi.
- Review operasi yang akan direncanakan.
- Perkuat informasi yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.
- Berikan waktu pada pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan kekhawatirannya.
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.
- Kaji ulang tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien.
Dinda Emilita 3. Tanggal 15 Mei 2019
Pukul 08.30 WIB 1. Memberi tahu pasien dan
keluarga tanggal 16 Mei 2019 pukul 08.00 WIB akan dilakukan tindakan operasi pada perut bagian bawah pasien.
Pukul 09.30 WIB 2. Menjelaskan persiapan pre-
operasi, nanti malam harus mulai puasa dari pukul 22.00 WIB.
Pukul 07.45 WIB 3. Memberikan informasi
tentang kondisi ruang operasi, pasien akan
Tanggal 15 Mei 2019 S : Pukul 08.35 WIB - Pasien mengatakan paham akan
jadwal tersebut. Pukul 22.00 WIB - Keluarga mengatakan pasien
sudah mulai puasa. Pukul 07.50 WIB - Pasien mengatakan mengerti apa
yang disampaikan perawat. Pukul 08.00 WIB - Pasien dan keluarga mengerti
akan informasi yang diberikan. - Keluarga mengatakan akan
menunggu keluarganya. Pukul 20.00 WIB - Pasien mengatakan hal-hal yang
harus dipersiapkan untuk operasi 1 2 3
72
disuntikannya bius pada tulang belakang.
Pukul 07.30 WIB 4. Membicarakan pada pasien
setelah dilakukan operasi dan reaksi bius habis akan terasa panas dan nyeri pada daerah luka, menyarankan pada pasien saat itu terjadi sebaiknya pasien melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri.
Pukul 07.40 WIB 5. Menjelaskan bahwa pasca
operasi nanti pasien akan dirawat di ruang ICU dengan menggunakan kateter threeway serta dilakukan irigasi kandung kemih, dan keluarga diharapkan untuk menjaga pasien.
Pukul 15.40 WIB 6. Melakukan pencukuran area
pembedahan, beri tahu pasien untuk mandi dan membersihkan diri sebelum operasi.
Pukul 19.40 WIB 7. Mengingatkan kembali
operasi yang akan direncanakan besok.
Pukul 19.45 WIB 8. Menanyakan ulang apa saja
yang harus dipersiapkan untuk operasi besok.
besok yaitu puasa, pencukuran area sekitar yang akan dioperasi, dan mandi sebelum operasi.
- Pasien mengatakan kekhawatirannya sudah berkurang.
Pukul 20.45 WIB - Pasien mengatakan akan
menggunakan teknik relaksasi guided imagery .
Pukul 08.05 WIB - Pasien mengatakan masih sedikit
cemas. O : Pukul 07.50 WIB - Pasien mengerti dan dapat
menunjukkan lokasi tulang belakang yang akan disuntikan bius.
- Pasien dapat mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang muncul besok pasca operasi.
Pukul 16.00 WIB - Area sekitar pembedahan sudah
bersih. Pukul 20.00 WIB - Pasien sudah mengerti apa saja
yang harus dipersiapkan untuk besok operasi.
Pukul 20.45 WIB - Pasien sudah menggunakan
guided imagery, tetapi masih perlu diingatkan untuk menekan kecemasannya.
Pukul 08.05 WIB - Cemas pasien berkurang.
Wajah pasien sudah sedikit rileks ketika membicarakan tindakan pembedahan.
1 2 3
73
Pukul 19.50 WIB 9. Menanyakan pada pasien
dan keluarga adakah kekhawatiran yang dirasakan lagi.
Pukul 20.10 WIB 10. Mengatakan serta
mengingatkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mencegah terjadinya kecemasan.
Pukul 08.00 WIB 11. Mengkaji tanda verbal,
nonverbal dari pasien tetang kecemsan dan juga tanda-tanda vital.
- TD :120/80 mmHg. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan Intervensi
- Identifikasi tingkat kecemasan/ketakukan pasien mengenai prosedur pembedahan.