27 Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia III.1 Latar Belakang Perusahaan PT Surveyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan usaha patungan dengan struktur pemegang saham: Pemerintah Republik Indonesia sebesar 85,12%; PT Sucofindo sebesar 4,48%; dan Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS), sebuah perusahaan inspeksi berskala internasional yang berpusat di Swiss, dengan porsi saham sebesar 10,40%. Jika sebelumnya PT Surveyor Indonesia hanya melakukan 1 (satu) jenis pekerjaan yaitu pre-shipment inspection (PSI), maka sejak tahun 1997 PT Surveyor Indonesia mulai merintis jenis usaha baru. Adapun sektor usaha yang dikerjakan secara intensif adalah sektor pemerintah (pusat maupun daerah) dan sektor perusahaan (swasta dan BUMN). Pada akhirnya PT Surveyor Indonesia merupakan badan usaha yang bergerak di bidang : a. Jasa pelayanan manajemen mutu dan lingkungan; b. Jasa konsultasi investasi dan perdagangan; c. Jasa informasi bisnis; d. Jasa konsultasi pertambangan umum/migas III.2 Rencana Strategis Perusahaan 1. Visi Menjadi perusahaan internasional yang terpercaya dan terkemuka di bidang jasa survey, inspeksi dan konsultansi melalui inovasi di bidang jasa. 2. Misi Memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham melalui penyediaan jasa survey, inspeksi dan konsultansi secara professional dan independen. 3. Arah pengembangan usaha a. Mengarahkan aktivitas bisnis perusahaan ke pasar pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta, khususnya untuk sektor-sektor energi, industri dan perdagangan serta pemerintahan daerah.
28
Embed
Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor · PDF fileJasa konsultasi pertambangan umum/migas III.2 Rencana Strategis Perusahaan ... aktifitas pendukung ... tersebut dapat dilihat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
27
Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia
III.1 Latar Belakang Perusahaan
PT Surveyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
merupakan usaha patungan dengan struktur pemegang saham: Pemerintah
Republik Indonesia sebesar 85,12%; PT Sucofindo sebesar 4,48%; dan Societe
Generale de Surveillance Holding SA (SGS), sebuah perusahaan inspeksi berskala
internasional yang berpusat di Swiss, dengan porsi saham sebesar 10,40%.
Jika sebelumnya PT Surveyor Indonesia hanya melakukan 1 (satu) jenis pekerjaan
yaitu pre-shipment inspection (PSI), maka sejak tahun 1997 PT Surveyor
Indonesia mulai merintis jenis usaha baru. Adapun sektor usaha yang dikerjakan
secara intensif adalah sektor pemerintah (pusat maupun daerah) dan sektor
perusahaan (swasta dan BUMN). Pada akhirnya PT Surveyor Indonesia
merupakan badan usaha yang bergerak di bidang :
a. Jasa pelayanan manajemen mutu dan lingkungan;
b. Jasa konsultasi investasi dan perdagangan;
c. Jasa informasi bisnis;
d. Jasa konsultasi pertambangan umum/migas
III.2 Rencana Strategis Perusahaan
1. Visi
Menjadi perusahaan internasional yang terpercaya dan terkemuka di bidang
jasa survey, inspeksi dan konsultansi melalui inovasi di bidang jasa.
2. Misi
Memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham melalui penyediaan jasa
survey, inspeksi dan konsultansi secara professional dan independen.
3. Arah pengembangan usaha
a. Mengarahkan aktivitas bisnis perusahaan ke pasar pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan swasta, khususnya untuk sektor-sektor energi,
industri dan perdagangan serta pemerintahan daerah.
28
b. Pengembangan jaringan kerja sama serta akses pemasaran yang
diarahkan pada mitra bisnis dan target pasar pada ruang lingkup
internasional.
c. Melakukan inovasi jasa-jasa baru dengan pemanfaatan teknologi tinggi
untuk memberi nilai tambah kepada pelanggan.
d. Memberikan kontribusi pada penciptaan sinergi antar BUMN-BUMN.
e. Mendorong peningkatan kinerja perusahaan-perusahaan berskala kecil
dan menengah melalui program-program kemitraan.
f. Mendukung peningkatan kinerja ekonomi negara serta menjadi
fasilitator yang mendukung peningkatan aktivitas bisnis internasional
dari dan ke Indonesia.
4. Tujuan perusahaan
a. Perbaikan kompetensi dan komposisi perusahaan yang optimal untuk
mendukung keunggulan daya saing perusahaan.
b. Perbaikan proses bisnis internal.
c. Peningkatan keunggulan daya saing melalui penciptaan nilai tambah
serta penyajian jasa yang bermutu tinggi yang ditujukan untuk
menciptakan kepuasan pelanggan.
d. Peningkatan penetrasi dan efisiensi pemasaran untuk mendorong
pengembangan pasar.
e. Mendorong peningkatan pendapatan secara berimbang antara segmen
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta.
f. Meningkatkan efisiensi biaya secara signifikan untuk mencapai laba
yang berkesinambungan.
III.3 Kedudukan TI di PT Surveyor Indonesia
PT Surveyor Indonesia memiliki 3 direktorat, yaitu Direktorat Keuangan dan
Administrasi, Direktorat Operasi I dan Direktorat Operasi II. Direktorat Keuangan
membawahi beberapa divisi dan unit, sedangkan Direktorat Operasi I dan
Direktorat Operasi II membawahi seluruh Strategic Business Unit (SBU) dan
cabang-cabang PT Surveyor Indonesia. Struktur organisasi PT Surveyor Indonesia
ditunjukkan pada Gambar III.1 berikut ini.
29
Gambar III.1 Struktur Organisasi PT. Surveyor Indonesia
30
Fungsi TI di struktur organisasi PT Surveyor Indonesia berada pada Unit
Teknologi Informasi di bawah Direktorat Keuangan dan Administrasi. Struktur
organisasi Unit TI PT Surveyor Indonesia dapat dilihat pada Gambar III.2 berikut
ini.
Gambar III.2 Struktur Organisasi Unit TI PT Surveyor Indonesia
Unit Teknologi Informasi terbagi ke dalam 2 bagian fungsi TI, yaitu :
1. Bagian Infrastruktur Jaringan dan Hardware, memiliki fungsi untuk
menyediakan layanan teknis TI perusahaan yang mencakup perbaikan jaringan
komputer dan perangkat keras (hardware).
2. Bagian Pengembangan Sistem dan Perangkat Lunak, bertanggung jawab atas
perancangan, pengembangan serta pemeliharaan dan sistem dan perangkat
lunak.
III.4 Analisis Kondisi Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor
Indonesia
Untuk mengetahui kondisi pengelolaan teknologi informasi PT. Surveyor
Indonesia dilakukan beberapa analisis yang terdiri dari :
1. Analisis kedudukan fungsi TI
2. Analisis management awareness
3. Analisis kebutuhan pengelolaan TI
4. Analisis tingkat kematangan
Kepala Unit Teknologi Informasi
Bagian Infrastruktur Jaringan dan Hardware
Bagian Pengembangan Sistem dan Perangkat Lunak
Administrasi
31
Penjelasan dan hasil dari masing-masing analisis diuraikan dalam pemaparan
berikut ini.
III.4.1 Analisis Kedudukan Fungsi TI
Fungsi TI di struktur organisasi PT Surveyor Indonesia berada pada Unit
Teknologi Informasi dibawah Direktorat Keuangan dan Administrasi. Apabila
dilihat dari analisis rantai nilai (value chain) maka aktifitas utama yang dilakukan
dalam organisasi PT. Surveyor Indonesia ditangani oleh Direktorat Operasi I dan
Direktorat Operasi II yang membawahi SBU dan Kantor Cabang. Aktifitas-
aktifitas pendukung dilaksanakan oleh fungsi-fungsi yang berada di bawah
Direktorat Keuangan dan Administrasi, termasuk di dalamnya Unit Teknologi
Informasi. Walaupun dikategorikan sebagai aktifitas pendukung, teknologi
informasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung seluruh aktifitas
utama di PT. Surveyor Indonesia.
Unit Teknologi Informasi merupakan organisasi yang bertanggung jawab penuh
untuk mengelola Teknologi Informasi secara keseluruhan dan bertanggung jawab
langsung terhadap jajaran Direksi diatasnya. Tugas, fungsi dan tanggung jawab
Unit Teknologi Informasi meliputi seluruh aspek yang berhubungan dengan
Teknologi Informasi (inisiasi, perencanaan, implementasi, monitoring dan
kontrol), dengan tujuan untuk memperoleh kinerja Teknologi Informasi yang
optimum dengan didukung oleh staf Teknologi Informasi yang memiliki tanggung
jawab yang jelas dan profesional.
III.4.2 Analisis Management Awareness
Analisis management awareness dilakukan untuk mengetahui harapan
(ekspektasi) dan opini dari pihak-pihak manajemen PT. Surveyor Indonesia
terhadap tingkat kebutuhan dari setiap proses TI COBIT terhadap pencapaian
tujuan PT. Surveyor Indonesia dan pihak yang bertanggung jawab terhadap
proses-proses tersebut.
32
Identifikasi management awareness dilakukan dengan mengajukan kuisioner
management awareness kepada seluruh jajaran manajemen di luar Unit Teknologi
Informasi (Manajemen non-TI). Bentuk kuisioner management awareness
tersebut dapat dilihat pada Lampiran B. Daftar responden kuisioner management
awareness dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut ini.
Tabel III.1 Daftar Responden Kuisioner Management Awareness
No Responden Jumlah 1 Sekretaris Perusahaan 1 2 Kepala Divisi Manajemen Strategi 1 3 Kepala Unit Manajemen Resiko 1 4 Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi 1 5 Kepala Divisi Sumber Daya Manusia 1 6 Kepala Divisi Manajemen Fasilitas 1 7 Kepala Divisi Satuan Pengawas Internal 1 8 Kepala Unit PKBL 1 9 Kepala SBU Bidang Pertambangan dan Energi I 1 10 Kepala SBU Bidang Pertambangan dan Energi II 1 11 Kepala SBU Kelautan, Lingkungan dan Kehutanan 1 12 Kepala SBU Perdagangan dan Keuangan 1 13 Kepala SBU Industri Pertambangan dan Energi 1 14 Kepala SBU Pemberdayaan dan Pengembangan
Industri Dalam Negeri 1
TOTAL 14
Skala kebutuhan yang digunakan dalam kuisioner management awareness
dibedakan menjadi 5 tingkatan, mulai dari ”Sangat tidak perlu”, ”Tidak perlu”,
”Bisa diterapkan”, ”Perlu”, dan ”Sangat Perlu”. Hasil rekapitulasi kuisioner
management awareness berdasarkan tingkat kebutuhan terhadap proses dapat
dilihat pada Tabel III.2 berikut ini :
33
Tabel III.2 Hasil rekapitulasi kuisioner management awareness berdasarkan
tingkat kebutuhan terhadap proses
Proses TI
San
gat T
idak
Per
lu
Tid
ak P
erlu
Bis
a D
itera
pkan
Per
lu
San
gat P
erlu
Delivery & Support
DS1 Mendefinisikan dan mengelola tingkat
layanan 0% 0% 0% 7% 93%
DS2 Mengelola layanan pihak ketiga 0% 0% 0% 21% 79%
DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas 0% 0% 7% 14% 79%
DS4 Memastikan layanan yang
berkelanjutan 0% 7% 7% 14% 72%
DS5 Memastikan keamanan sistem 0% 0% 0% 7% 93%
DS6 Melakukan identifikasi dan alokasi
biaya 0% 0% 7% 14% 79%
DS7 Mendidik dan melatih pengguna 0% 7% 0% 21% 71%
DS8 Mendampingi dan memberikan saran
kepada pengguna 0% 0% 14% 29% 57%
DS9 Mengelola konfigurasi 0% 0% 0% 36% 64%
DS10 Mengelola permasalahan dan insiden 0% 0% 0% 29% 71%
DS11 Mengelola data 0% 0% 0% 29% 71%
DS12 Mengelola fasilitas 0% 0% 0% 36% 64%
DS13 Mengelola operasi 0% 0% 0% 14% 86%
Monitoring
M1 Melakukan pengawasan proses 0% 0% 0% 29% 71%
M2 Menilai ketersediaan kontrol internal 0% 7% 0% 14% 79%
M3 Memperoleh jaminan independen 0% 0% 7% 29% 64%
M4 Melakukan audit independen 7% 0% 14% 36% 43%
34
Hasil rekapitulasi kuisioner pada Tabel III.2 tersebut dapat disederhanakan
dengan cara menggabungkan tingkat kebutuhan ”Sangat tidak perlu”, ”Tidak
perlu”dan ”Bisa diterapkan” menjadi tingkat kebutuhan ”Tidak perlu”, serta
menggabungkan tingkat kebutuhan ”Perlu” dan ”Sangat Perlu” menjadi tingkat
kebutuhan ”Perlu”. Hasil penyederhanaan tingkat kebutuhan tersebut ditunjukkan
pada Tabel III.3 berikut ini :
Tabel III.3 Hasil penyederhanaan rekapitulasi kuisioner management awareness
berdasarkan tingkat kebutuhan terhadap proses
Proses TI Tidak
Perlu Perlu
Delivery & Support
DS1 Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan 0% 100%
DS2 Mengelola layanan pihak ketiga 0% 100%
DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas 7% 93%
DS4 Memastikan layanan yang berkelanjutan 14% 86%
DS5 Memastikan keamanan sistem 0% 100%
DS6 Melakukan identifikasi dan alokasi biaya 7% 93%
DS7 Mendidik dan melatih pengguna 7% 93%
DS8 Mendampingi dan memberikan saran kepada
pengguna 14% 86%
DS9 Mengelola konfigurasi 0% 100%
DS10 Mengelola permasalahan dan insiden 0% 100%
DS11 Mengelola data 0% 100%
DS12 Mengelola fasilitas 0% 100%
DS13 Mengelola operasi 0% 100%
Monitoring
M1 Melakukan pengawasan proses 0% 100%
M2 Menilai ketersediaan kontrol internal 7% 93%
M3 Memperoleh jaminan independen 7% 93%
M4 Melakukan audit independen 21% 79%
35
Tampilan grafis dari hasil rekapitulasi kuisioner management awareness
berdasarkan tingkat kebutuhan terhadap proses-proses TI PT Surveyor Indonesia