Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman III - 1 BAB III KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) EKSISTING 3.1. ASPEK TEKNIS 3.1.1 SPAM Kabupaten Sistem penyediaan air minum eksisting di Kabupaten Sleman ada 2 (dua) sistem yaitu : Sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan melayani daerah perkotaan dan perdesaan yang dilakukan oleh PDAM dan juga oleh Kelompok Swadaya Masyarakat. Sistem non perpipaan meliputi sumur mandiri oleh masyarakat, serta air permukaan atau mata air yang secara langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Sistem perpipaan untuk wilayah perkotaan dilayani oleh lembaga BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sesuai Perda Kab. Sleman No 10 tahun 2010. Untuk wilayah perdesaan dilayani oleh lembaga SPAMDES atau Kelompok Swadaya Masyarakat sesuai perBup Nomor : 71/Kep.KDH/A/2012. Untuk sistem perpipaan adalah sistem penyediaan air bersih bukan perpipaan atau mandiri dan dilaksanakan langsung oleh masyarakat atau perseorangan. A. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Pelayanan sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan di Kabupaten Sleman dikelola oleh Perusahaan Daerah, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman, Perpamdes oleh kelompok masyarakat, Perusahaan Daerah Arga Jasa dan PDAM Kota Yogyakarta.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 1
BAB III
KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) EKSISTING
3.1. ASPEK TEKNIS
3.1.1 SPAM Kabupaten
Sistem penyediaan air minum eksisting di Kabupaten Sleman ada
2 (dua) sistem yaitu : Sistem perpipaan dan sistem non perpipaan.
Sistem perpipaan melayani daerah perkotaan dan perdesaan yang
dilakukan oleh PDAM dan juga oleh Kelompok Swadaya
Masyarakat.
Sistem non perpipaan meliputi sumur mandiri oleh masyarakat,
serta air permukaan atau mata air yang secara langsung
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sistem perpipaan untuk wilayah perkotaan dilayani oleh lembaga
BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sesuai Perda
Kab. Sleman No 10 tahun 2010.
Untuk wilayah perdesaan dilayani oleh lembaga SPAMDES atau
Kelompok Swadaya Masyarakat sesuai perBup Nomor :
71/Kep.KDH/A/2012.
Untuk sistem perpipaan adalah sistem penyediaan air bersih bukan
perpipaan atau mandiri dan dilaksanakan langsung oleh
masyarakat atau perseorangan.
A. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Pelayanan sistem penyediaan air minum dengan jaringan
perpipaan di Kabupaten Sleman dikelola oleh Perusahaan Daerah,
yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman,
Perpamdes oleh kelompok masyarakat, Perusahaan Daerah Arga
Jasa dan PDAM Kota Yogyakarta.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 2
Sumber air yang digunakan sebagai sumber air baku untuk sistem
penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan saat ini di
Kabupaten Sleman ada 3 (tiga) jenis, yaitu : Air permukaan (Kali Progo, Kali Krasak, Embung Babadan,
Embung Tambakboyo, Sempu, Sungai Bedog, Sungai Konteng,
Sungai Denggung)
Mata Air
Mata Air (Umbul Wadon, Karangbajang, Pandanpuro, Gayam)
Air tanah tertekan : pembuatan sumur (deep weel, shalow
weel) untuk wilayah Sleman utara
Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Sleman dibagi menjadi
17 unit pelayanan yaitu :
1. Unit Pelayanan Pakem dan Unit Pelayanan Turi
2. Unit Pelayanan Ngemplak
3. Unit Pelayanan Bimomartani
4. Unit Pelayanan Tambakrejo
5. Unit Pelayanan Sleman
6. Unit Pelayanan Tridadi
7. Unit Pelayanan Mlati
8. Unit Pelayanan Gamping
9. Unit Pelayanan Sidomoyo
10. Unit Pelayanan Nogotirto
11. Unit Pelayanan Godean
12. Unit Pelayanan Ngaglik
13. Unit Pelayanan Minomartani
14. Unit Pelayanan Depok
15. Unit Pelayanan Condong Catur
16. Unit Pelayanan Kalasan
17. Unit Pelayanan Prambanan 1. Unit Pelayanan Pakem dan Unit Pelayanan Turi Pada unit ini terdapat dua unit pelayanan yaitu Unit Pelayanan
Pakem dan Unit Pelayanan Turi. Penyediaan air minum di Unit
Pelayanan Pakem menggunakan sistem gravitasi yang berasal dari
sistem mata air Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekan dan
Reservoar 1 (BR 1) dengan debit sebesar 8 lt/dt. Pada sistem
gravitasi ini menggunakan 2 (dua) buah Bak Pelepas Tekanan
(BPT) pembantu untuk mengurangi tekanan air dan langsung
didistribusikan ke pelanggan. Sedangkan untuk Unit Pelayanan Turi sistem penyediaan air
minum menggunakan sumber air dari air tanah tertekan, dengan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 3
pengambilan melalui Sumur Bor Dalam (Deep Well), yaitu
DW 1 Turi dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal
(Shallow Well). Air dari sumur dipompakan kemudian di olah pada
Instalasi pengolahan air lalu didistribusikan ke pelanggan secara
gravitasi. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Pakem dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Unit
Pelayanan Turi dapat dilihat pada Gambar 3.2.
2. Unit Pelayanan Ngemplak
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Ngemplak
menggunakan sistem gravitasi dengan sumber air dari mata air
Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekan dan Reservoar 5 (BR 5)
dengan debit sebesar 15 lt/dt. Untuk lebih jelasnya sistem
penyediaan air minum Unit Pelayanan Ngemplak dapat dilihat
pada Gambar 3.3.
3. Unit Pelayanan Bimomartani
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Bimomartani
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor
Dalam(Deep Well), yaitu DW 1 Bimomartani, kapasitas sumber 20
l/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri
dari aerator dan bak filter. Setelah melalui bak pengolahan
kemudian di tampung di dalam reservoar untuk didistribusikan ke
pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Bimomartani dapat dilihat pada Gambar 3.4. 4. Unit Pelayanan Tambakrejo Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Tambakrejo
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Tambakrejo, dan air tanah bebas melalui
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 77
TABEL : 3.22
KONDISI PENGELOLAAN AIR MINUM MELALUI PERPIPAAN
Sumber : Pemerintah Kabupaten Sleman, 2014
NO KONDISI URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1 PDAM SLEMAN Jumlah Pelanggan 24.847 SL Cakupan layanan 19,58% Tingkat kehilangan air 31,08% Tarif Rp 2500,- Kualitas, kuantititas Memnuhi air bersih 2 PERPAMDES Jumlah Kelompok 285 Jumlah Pelangan 42203 KK 3 PD Arga Jasa 1600 SL 4 PDAM Kota 6800 SL
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 78
3.1.6 Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten Sleman
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Unit Pelayanan Pakem
Yang menjadi permasalahan pada Unit Pelayanan Pakem
adalah tingkat kebcoron yang masih tinggi yaitu sebesar
56,04 %. Hal ini disebabkan tekanan air yang besar yang
berasal dari mata air Umbul Wadon dengan peripaan jaringan
yang digunakan adalah jaringan IKK lama sehingga mengalami
tingkat kebocoran yang tinggi.
b. Unit Pelayanan Ngemplak
Permasalahan pada Unit Pelayanan Ngemplak adalah tingkat
kebocoran yang masih 36,02 %.
c. Unit Pelayanan Bimomartani
Permasalahan pada Unit Pelayanan Bimomartani adalah tingkat
kehilangan air 50,94 %.
d. Unit Pelayanan Tambakrejo
Permasalahan pada Unit Pelayanan Tambakrejo adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 33,84 %.
Adanya kerusakan pada instalasi yaitu pada bak
sedimentasi dan filter yang diakibatkan oleh tingginya
parameter Fe. e. Unit Pelayanan Sleman
Permasalahan pada Unit Pelayanan Sleman adalah sebagai
berikut :
Tingkat kehilangan air 34,51 %.
Sistem jaringan pipa masih menggunakan yang lama
sehingga tingkat kebocoran masih tinggi
Banyaknya kehilangan air dari pelanggan yang udah
ditutup namun tidak diketahui (pencurian air). f. Unit Pelayanan Tridadi
Permasalahan pada Unit Pelayanan Tridadi adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 15,54 %. Kapasitas reservoir tidak dapat menampung dari seluruh
air baku yang ada sehingga terjadi overflow yang berlebih
pada reservoir.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 79
g. Unit Pelayanan Mlati
Permasalahan pada Unit Pelayanan Mlati adalah sebagai
berikut:
Tingkat kehilangan air 30,81 %.
Jaringan pipa yang sudah lama sehingga sering terjadi
pipa pecah
Jaringan pipa yang melewati kawasan pertanian
mengakibatkan sering terjadi kebocoran
Banyaknya pencabutan tidak sesuai dengan teknis
h. Unit Pelayanan Gamping
Permasalahan pada Unit Pelayanan Gamping adalah tingkat
kehilangan air 29,46 %.
i. Unit Pelayanan Sidomoyo
Permasalahan pada Unit Pelayanan Sidomoyo adalah tingkat
kehilangan air 58,35 %.
j. Unit Pelayanan Nogotirto
Permasalahan pada Unit Pelayanan Nogotirto adalah
tingkat kehilangan air 29 %.
k. Unit Pelayanan Godean
Permasalahan pada Unit Pelayanan Godean adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 46,73 %.
Tidak optimalnya instalasi pengolahan dikarenak
ketersedian air baku yang menurun yang berasal dari
sumur dalam.
Tinngginya tekanan air pada tiap distribusi apalagi pada
saat jam puncak sehingga terjadi kebocoran
Penyambungan illegal oleh konsumen
l. Unit Pelayanan Ngaglik
Permasalahan pada Unit Pelayanan Ngaglik adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 48,83 %.
Air baku yang berasal dari sumur dalam tidak
dioperasionalkan karena kurang optimalnya instalasi
pengolahan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 80
m. Unit Pelayanan Minomartani
Permasalahan pada Unit Pelayanan Minomartani adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 31,19 %.
Tidak operasionalnya instalasi pengolahan dikarenakan
tidak dapat mengurangi kadar Fe yang masih tinggi sehingga
air baku hanya menggunakan sumur dangkal.
n. Unit Pelayanan Depok
Permasalahan pada Unit Pelayanan Depok adalah
tingkat kehilangan air 23,41 %.
o. Unit Pelayanan Condongcatur Permasalahan pada Unit Pelayanan Condongcantur
adalah sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 34,15 %.
Jaringan pipa yang sudah lama
100 buah water meter tidak berfungsi
p. Unit Pelayanan Kalasan
Permasalahan pada Unit pelayanan Kalasan adalah
tingkat kehilangan air 33,51 %.
q. Unit Pelayanan Prambanan
Permasalahan pada Unit Pelayanan Prambanan adalah
sebagai berikut tingkat kehilangan air 20,92 %.
3.2 ASPEK NON TEKNIS
3.2.1 Aspek Kelembagaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman adalah
BUMN Kabupaten Sleman, berdiri sejak tahun 1992 dengan dasar
hukum Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman Nomor 5
Tahun 1990. Sebelumnya selama 11 tahun telah beroperasi
dengan format lembaga Badan Pengelola Air Minum (BPAM) pada
tahun 1981. PDAM Kabupaten Sleman resmi beroperasi pada
tanggal 2 November 1992, setelah dilakukannya serah terima
pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih dari
Departemen Pekerjaan Umum kepada Pemerintah Daerah
Tingkat II Sleman melalui Gubernur kepada Kepala Daerah
Provinsi DIY.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 81
Secara legal operasional PDAM Kabupaten Sleman menjadi BUMN
berdasar pada Perda No.5 Tahun 1990, sedangkan kelembagaan
ditentukan dalam Perda No.13 Tahun 2003 tentang
Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Daerah Air
Minum. Pada prisipnya kelembagaan PDAM terdiri dari Direksi,
Badan Pengawas dan Pegawai, sedangkan pertanggungjawaban
PDAM langsung kepada Bupati.
Kelembagaan pengelolaan air bersih non PDAM dalam bentuk
paguyuban (Warih Sembada), sehingga format kelembagaan
masih brsifat sosial. Peran pemerintah cq Dinas Pekerjaan Umum
dan Permukiman sebatasa pada bimbingan teknis.
Pembagian Penyediaan Air Bersih Secara Kelembagaan
Dalam pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Sleman
dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu sistem perpipaan atau sistem
non perpipaan. Berikut ini lembaga-lembaga yang bertanggung
jawab dalam penyediaan air bersih :
1. Sistem Perpipaan
Wilayah perkotaan
Dilayani oleh lembaga BUMD atau dalam hal ini yaitu
PDAM Kabupaten Sleman sesuai dengan Peraturan
Daerah Kab. Sleman No.10 tahun 2010
Wilayah perdesaan
Dilayani oleh lembaga SPAMDES atau kelompok
swadaya masyarakat sesuai dengan Peraturan Bupati
No : 71/Kep.KDH/A/2012
2. Sistem Non Perpipaan
Untuk sistem penyediaan air bersih non perpipaan atau
mandiri dilaksanakan oleh masyarakat perseorangan melalui
sumur-sumur mandiri
Peran dan Fungsi Lembaga Terkait Air Bersih
Berikut ini merupakan penjabaran lebih mendalam terkait dengan
peran dan fungsi masing-masing lembaga terkait dengan
penyediaan air bersih di Kabupaten Sleman.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 82
TABEL : 3.23.
PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA TERKAIT AIR BERSIH
No Fungsi/Peran Dinas/Lembaga 1 Perencanaan dan pendanaan air bersih
(penyertaan modal) Bappeda, DPKAD, KP3M
2 Penyediaan sumber air baku dan pembangunan sarana (intake)
SDAM, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Oyo
3 Pembangunan sarana air bersih/sistem distribusi (perpipaan)
Cipta Karya DPU
4 Pengawasan kualitas air bersih Dinas Kesehatan 5 Keseimbangan pemanfaatan air untuk air
bersih dan irigasi pertanian Dinas Pertanian
6 Penyiapan regulasi/aturan Bagian Hukum/Dinas terkait
7 Pengendalian dan perijinan SDAEM, DPPD, DPU, Kantor Perijinan
8 Pengelolaan dan Pelayanan Air BErsih (operator)
PDAM
9 Pengawasan dan pembinaan Dewan Pengawas dan Bagian Perekonomian
Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2014
Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan PDAM Kabupaten Sleman berkembang dari
waktu ke waktu sesuai kebutuhan operasional dan manajemen. Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah pegawai PDAM
Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun dapat dibaca pada
Tabel 3.24. Dengan jumlah pelanggan aktif sampai dengan bulan
Desember 2009, sebanyak 18.536 sambungan langsung, maka
beban dan tanggung jawab pelayanan setiap 1 (satu) orang
karyawan menangani 109,13 atau 109 pelanggan. Jumlah ini
masih kurang bila dibandingkan dengan standard yang ada, yaitu
1 (satu) orang karyawan minimal mampu melayani (150 – 200)
pelanggan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 83
Tahun Jumlah Karyawan
2007 183 orang
2008 177 orang
2009 173 orang
Juni 2010 172 orang
TABEL : 3.24.
PERKEMBANGAN JUMLAH KARYAWAN PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – TAHUN 2010
Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Jumlah karyawan berdasarkan lokasi tempat bekerjanya, dapat
dilihat pada Tabel 3.25.
Dari Tabel 16 terlihat bahwa jumlah pelanggan setiap tahun nya
terus bertambah, dan jumlah karyawan cenderung menurun
sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan dengan demikian
perbandingan antara jumlah pegawai dan jumlah sambungan
yang dilayani oleh setiap karyawan pun meningkat.
Penyebaran karyawan yang menjadikan tidak tercapainya
standard jumlah karyawan dibandingkan dengan jumlah
pelanggan ini merupakan ciri khas PDAM yang mempunyai
cabang/unit pelayanan IKK, hal ini dikarenakan tidak mungkin
1 (satu) cabang/unit pelayanan dengan jumlah pelanggan
200 sambungan hanya mengandalkan 1 (satu) orang karyawan,
minimal adalah 3 (tiga) orang, yaitu 1 (satu) kepala cabang/unit,
1 (satu) orang teknik yang mempunyai pekerjaan rangkap antara
operator produksi dan pitter distribusi dan 1 (satu) orang
pelaksana administrasi yang merangkap semua pekerjaan
administrasi di cabang/unit pelayanan, bila hal ini terjadi, maka
harus diimbangi dengan sustu sistem dan prosedur dan sistem
pengawasan yang layak. Dan selain itu menurut kaidah
perngendalian internal suatu perusahaan, tidak diperkenankan
1 (satu) orang karyawan melaksanakan seluruh kegiatan
operasional, karena akan mengakibatkan fraud dan terbuka atau
kemungkinan untuk berbuat curang.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 84
TABEL : 3.25
JUMLAH KARYAWAN PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 – TAHUN 2010 BERDASARKAN LOKASI TEMPAT BEKERJA
No
Lokasi
Jumlah Karyawan
2007 2008 2009 30-Jun-10 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12 13 14 15
16 17 18
19
Kantor Pusat
Turi Pakem
Ngemplak
Bimomartani
Tambakrejo
Tridadi
Sleman
Misti
Sidomoyo
Gamping
Nogotirto Godean Ngaglik
Misomartani
Condongcatur
Depok Kalasan
Prambanan
45 Orang
4 Orang
3 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
6 Orang
14 Orang
8 Orang
9 Orang
10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang 10 Orang
8 Orang 11 Orang 12 Orang
4 Orang
42 Orang
4 Orang
2 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
4 Orang
15 Orang
8 Orang
9 Orang
10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang 9 Orang
7 Orang 11 Orang 12 Orang
5 Orang
41 Orang
4 Orang
2 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
4 Orang
15 Orang
7 Orang
9 Orang
10 Orang 10 Orang 7 Orang 5 Orang 8 Orang
7 Orang 11 Orang 12 Orang
5 Orang
48 Orang
3 Orang
2 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
4 Orang
13 Orang
5 Orang
8 Orang
10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang
9 Orang
6 Orang 10 Orang
10 Orang
5 Orang
Jumlah Karyawan 183 Orang 177 Orang 173 Orang 172 Orang
Jumlah Pelanggan 17.892 S L 18.206 S L 18.536 S L 20.020 S L 1 karyawan melayani 97,77 S L 102,9 S L 107,1 S L 116,4 S L
Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 90
TABEL : 3.30
JUMLAH PRODUKSI, DISTRIBUSI, PENJUALAN AIR DAN KEHILANGAN AIR
No Penjelasan 2007 2008 2009 30-Jun-10
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah produksi air ( M3)
Jumlah distribusi air
Kehilangan air produksi
Prosentase kebocoran air produksi Jumlah air terjual
Kehilangan air distribusi
Total kehilangan air
Prosentase kehilangan air
6.207.192,00
5.933.086,00
274.106,00
4,62%
3.217.946,00
2.715.140,00
2.989.246,00
50,38%
6.048.762,00
5.691.462,00
357.300,00
6,28%
3.270.147,00
2.421.315,00
2.778.615,00
48,82%
6.421.642,00
6.038.423,00
383.219,00
6,35%
3.481.199,00
2.557.224,00
2.940.443,00
48,70%
551.088,00
527.995,00
23.093,00
4,19%
320.550,00
207.445,00
230.538,00
41,83%
Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 91
NO
KELOMPOK PELANGGAN
2010PEMAKAIAN AIR
00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3
Rp Rp Rp Rp
1. Kelompok I a. Sosial Umum 1.500 1.500 1.500 1.500b. Sosial Khusus 1.500 1.750 2.000 2.250
2. Kelompok IIa. Rumah Tangga A1 1.500 2.000 2.250 2.500b. Rumah Tangga A2 1.750 2.250 2.500 2.750c. Rumah Tangga A3 2.000 2.500 2.750 3.000d. Rumah Tangga B 2.250 2.750 3.000 3.500e. Instansi Pemerintah 2.250 2.750 3.000 3.500
3. Kelompok IIIa. Niaga Kecil 3.900 3.900 4.500 6.000b. Niaga Besar 4.250 4.250 5.500 7.500
4. Kelompok IVa. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 5.500 5.500 8.000 10.000
5. Kelompok Va. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500
Dalam pelaksanaan operasional PDAM Kabupaten Sleman,
pendapatan operasi ditentukan oleh besaran tarif air yang berlaku,
ditentukan berdasarkan Keputusan Bupati Sleman
No.5/Per.Bup/2006, tertanggal 27 Maret 2006, yang diberlakukan
secara bertahap sebagaimana terlihat pada Tabel 3.31
Pemakaian air minimal yang diberlakuan oleh PDAM Kabupaten
Sleman adalah 10 m3 untuk seluruh pelanggan yang berarti bahwa
bila pelanggan dalam pemakaian per bulan kurang dari 10 m3
maka besaran harga air yang digunakan adalah tetap 10 m3.
Dalam penyusunan tarif ini terlihat masih belum meninggalkan
unsur sosial yang terlihat dalam klasifikasi golongan pelanggan,
dan koefisien perkalian tarif dasar, dimana tarif untuk golongan
sosial dimulai dengan besaran 86 % dari tarif dasar dengan harga
tetap sebagaimana jumlah pemakaian air. Penyusunan tarif ini
telah memperhitungkan adanya subsidi silang dan tarif progresif,
yaitu golongan langganan yang berpotensi sebagai sumber
menguntungkan, mensubsidi golongan lainnya dan perhitungan
semakin banyak pemakaian air maka semakin tinggi harga air.
TABEL : 3.31
BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN
NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006 Berlaku mulai Tanggal 1 April 2006 sampai Dengan 30 September 2006 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 92
NO
KELOMPOK PELANGGAN
2010PEMAKAIAN AIR
00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3
Rp Rp Rp Rp
1. Kelompok I a. Sosial Umum 1.750 1.750 1.750 1.750b. Sosial Khusus 1.750 2.000 2.250 2.500
2. Kelompok II a. Rumah Tangga A1 1.750 2.000 2.500 2.750b. Rumah Tangga A2 2.000 2.500 2.750 3.000c. Rumah Tangga A3 2.000 2.500 3.000 3.250d. Rumah Tangga B 2.250 2.750 3.250 3.500e. Instansi Pemerintah 2.250 2.750 3.250 3.500
3. Kelompok III 3.900 3.900 4.500 6.000a. Niaga Kecil 4.250 4.250 5.500 7.500b. Niaga Besar
4. Kelompok IV a. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 5.500 5.500 8.000 10.000
5. Kelompok V a. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500
TABEL : 3.31. b BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN
PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006
TABEL : 3.31. c BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN
PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006
NO
KELOMPOK PELANGGAN
2010PEMAKAIAN AIR
00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3
Rp Rp Rp Rp
1. Kelompok Ia. Sosial Umum 2.000 2.000 2.000 2.000b. Sosial Khusus 2.000 2.200 2.400 2.600
2. Kelompok IIa. Rumah Tangga A1 2.000 2.300 2.500 2.750b. Rumah Tangga A2 2.200 2.600 3.000 3.250c. Rumah Tangga A3 2.200 2.600 3.250 3.500d. Rumah Tangga B 2.300 2.800 3.400 3.800e. Instansi Pemerintah 2.300 2.800 3.400 3.800
3. Kelompok IIIa. Niaga Kecil 4.000 4.000 4.500 6.000b. Niaga Besar 4.500 4.500 6.000 7.500
4. Kelompok IVa. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 6.000 6.000 8.000 10.000
5. Kelompok Va. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500
Berlaku mulai Tanggal 1 Oktober 2006 sampai Dengan 31 Maret 2007 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Berlaku mulai 1 April 2007 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 93
Selain pendapatan dari penjualan air, terdapat juga sumber
pendapatan lain bagi PDAM Kabupaten Sleman, yaitu :
a. Biaya Administrasi
b. Biaya pemeliharaan meter air
3.2.2 Keuangan PDAM Kabupaten Sleman tahun 2006 sampai tahun 2009
3.2.2.1 Kebijakan Pencatatan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi PDAM Kabupaten Sleman berpedoman pada
Surat Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000
tanggal 10 Agustus tahun 2000 tentang Pedoman Sistem
Akuntansi PDAM yang berlaku mulai tahun 2001. Dalam
penyelenggaraan pembukuan, PDAM Kabupaten Sleman
melaksanakan periode pembukuan sesuai tahun takwim, yaitu
mulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember
tahun yang sama, dengan beberapa kebijakan pembukuan yang
digunakan :
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Dasar Akuntansi yang digunakan dalam perhitungan hasil
usaha (laporan laba/Rugi) periodik dan penentuan posisi
keuangan (neraca) dilakukan dengan metode akrual basic,
kecuali terhadap pendapatan dari denda dan penyambungan
kembali langganan yang telah diputus. Laporan keuangan
perusahaan disusun berdasarkan konsep harga perolehan.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode
langsung dengan klasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan. b. Pengakuan Biaya
Biaya diakui, dicatat dan dilaporkan dalam periode terjadinya
transaksi, walaupun pembayarannya belum dilakukan atau
sebaliknya telah dibayar dimuka. Untuk keperluan cut off,
biaya-biaya yang telah terjadi sebelum tanggal neraca dicatat
dan dilaporkan dengan besaran berdasarkan estimasi yang
wajar. c. Penilaian Piutang Usaha
Piutang pelanggan air dicatat/diakui pada saat rekening air
diterbitkan berdasarkan Daftar rekening ditagih. Piutang Usaha
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 94
Umur Piutang % Penyisihan
Diatas 1 bulan – 3 bulan 0
Diatas 3 bulan – 6 bulan 30 %
Diatas 6 bulan – 1 tahun 50 %
Diatas 1 tahun – 2 tahun 75 %
Diatas 2 tahun 100 %
disajikan dengan nilai tunai yang dapat direalisasi
(net realizable value). Piutang yang berumur diatas dua tahun
berdasarkan kebijakan direksi dikelompokkan sebagai piutang
ragu-ragu dan diajukan ke Badan Pengawas untuk persetujuan
penghapusan serta dicatat secara ekstra komptabel. Besarnya
penyisihan piutang usaha (tidak termasuk tagihan kepada
instansi Pemerintah/TNI), ditetapkan berdasarkan umur
piutang, yaitu sebagai tertera dalam Tabel 3.32
TABEL : 3.32 PENENTUAN UMUR PIUTANG
PDAM Kabupaten Sleman
Surat Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun
d. Pencatatan Persediaan Bahan
Persediaan Bahan Instalasi dan bahan kimia dicatat menurut
metode perpetual inventory method berdasar harga perolehan.
Pembebanan pemakaian persediaan dicatat dengan metode
FIFO, dan persediaan bahan operasi lainnya menggunakan
phsycal Inventory Method. e. Aktiva tetap dan Penyusutan
Aktiva Tetap dicatat berdasarkan harga perolehan.
Penyusutan Aktiva tetap dihitung menurut metode garis lurus
(straight line method) sesuai dengan Surat Kepurusan Menteri
Otonomi Daerah Nomor 08 tahun 2000 tanggal 10 Agustus
2000 tentang Pedoman Sistem Akuntansi PDAM yang berlaku
mulai tahun 2001 dan Undang-Undang Perpajakan Tahun
2004, dengan prosentase penyusutan menurut golongan
sebagai dijelaskan dalam Tabel 3.33. f. Pendapatan
Pendapatan atas penjualan air diakui pada saat penerbitan
rekening air yang dicatat dalam Daftar Rekening Yang Harus
Ditagih (DRD).
Pendapatan Non Air atas sambungan baru dan penjualan jasa
non air lainnya diakui dan dicatat sebagai pendapatan tahun
berjalan dengan ketentuan :
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 95
TABEL : 3.33
KLASIFIKASI BESARAN PENYUSUTAN AKTIVA
Jenis Aktiva Masa Manfaat (Tahun)
Penyusutan %
Metode Penyusutan
Kelompok Harta Berwujud
- Kelompok 1 4 25 Garis Lurus
- Kelompok 2 8 12 ,5 Garis Lurus
- Kelompok 3 16 6,25 Garis Lurus
- Kelompok 4 20 5 Garis Lurus
Kelompok Bangunan
- Permanen 20 5 Garis Lurus
- Tidak Permanen 10 10 Garis Lurus
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara tunai
Pendapatan dicatat diakui pada saat pembayaraannya.
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara
mengangsur, pendapatan dicatat dan diakui pada saat
dokumen perjanjian diterbitkan.
Pendapatan denda dan non air lainnya diakui pada saat
terjadinya penerimaan kas
g. Cadangan Dana Meter
Penerimaan Dana meter dari pelanggan yang dimaksudkan
untuk pemeliharaan meter-air tidak dapat diakui sebagai
pendapatan akan tetapi diakui sebagai kewajiban dalam
prakiraan cadangan dana meter. Pengakuan biaya pada
dasarnya menganut sistem akrual basis (accrual base system).
Biaya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya yang
belum dilaksanakan pengeluaran pembayaraannya dibukukan
dalam pos biaya yang masih harus dibayar. Demikian pula
pengeluaran biaya yang belum mempunyai nilai prestasi
dibukukan sebagai biaya dibayar dimuka. 3.2.2.2 Laporan Keuangan. Pada aspek keuangan PDAM Kabupaten Sleman ini akan diuraikan
pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, dimana terdiri
dari ; neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan
laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan ikhtisar
pendapatan dan beban selama satu periode tertentu, dalam hal ini
satu tahun. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan
posisi keuangan yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal per
tanggal tertentu, biasanya per tanggal 31 Desember. Sedangkan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 96
laporan arus kas merupakan laporan yang menggambarkan
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu,
biasanya selama satu tahun.
A. Aktiva
1. Aktiva Lancar
Nilai aktiva lancar ditahun 2006 sejumlah Rp. 1.778.796.110,00
terus meningkat dan ditahun 2009 mencapai sejumlah
Rp. 2.740.913.275,00 yang merupakan nilai assets yang benar-
benar likuid untuk menunjang kegiatan operasional PDAM, dan
jumlah tersebut merupakan nilai bersih setelah penyisihan
piutang.
2. Aktiva Tetap
Nilai Aktiva tetap sebesar Rp. 15.390.157.710,69 pada tahun
2006, pada tahun 2009 mencapai Rp. 18.936.563.050,00 sehingga
terlihat adanya penurunan nilai aktiva tetap yang mencapai nilai
Rp. 3.546.405.339,31 Nilai Aktiva tetap ini merupakan nilai bersih
setelah dikurangi nilai dan Aktiva Tetap ini merupakan sarana
utama penunjang kegiatan operasional PDAM .
B. Kewajiban Komposisi Kewajiban dalam Neraca PDAM Kabupaten Sleman
tahun 2006 – 2009, yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek,
Kewajiban Jangka Panjang dan Keweajiban Lain-Lain yang tercatat
pada Tabel 3.34 dan Tabel 3.35 1. Kewajiban Jangka Pendek
Pada akhir tahun 2006 mencapai Rp. 18.435.167.637,31 dan
terus meningkat, di tahun 2008 mencapai Rp.
25.035.294.944,00, dan ditahun 2009 terjadi penurunan
menjadi Rp. 1.181.676.246,00.
Penurunan kewajiban jangka pendek ini dikarenakan
berhasilnya PDAM Kabupaten Sleman dalam melakukan re
scheduling atas hutang jangka panjangnya kepada
Pemerintah Pusat. 2. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang pada akhir tahun 2006 mencapai
nilai Rp. 7.939.713.913,51 dan pada tahun 2009, mencapai
nilai Rp. 19.764.147.795,00, peningkatan ini disebabkan oleh
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 97
TABEL : 3.34
NERNAECRACAEEKKSIISSTITNGINAUGDITAEUD DITED NO.
URAIAN Eksisting 2006 2007 2008 2009
AKTIVA
AKTIVA LANCARKas dan Bank 459.570.515,00 1.143.203.437,29 1.408.455.037,00 1.361.022.143,00Deposito Berjangka 0,00 0,00 0,00 0,00Piutang Usaha 1.345.725.990,00 1.499.629.470,00 1.590.261.870,00 1.444.516.160,00Cadangan Penyisihan Piutang Usaha (209.146.636,00) (329.642.142,50) (361.290.347,00) (263.724.075,00)Nilai Bersih Piutang Usaha 1.136.579.354,00 1.169.987.327,50 1.951.552.217,00 1.180.792.085,00Piutang Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00Piutang Lain-lain 97.836.253,00 98.900.362,59 100.971.253,00 23.182.430,00Persediaan Bahan Operasi 30.936.099,00 28.256.235,00 27.638.474,00 34.848.127,00Titipan pembayaran pinjaman pemerintah 939.077.914,00Pembayaran dimuka 53.873.889,00 82.364.797,76 300.698.532,00 141.068.490,00
JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.778.796.110,00 2.522.712.160,14 4.005.812.733,00 2.740.913.275,00
Nilai Buku Aktiva Tetap 14.769.501.839,69 15.128.403.333,90 15.049.984.829,00 18.136.798.079,00Aktiva Tetap yang Belum Digunakan 602.010.271,00 789.549.451,00 593.105.361,00 743.164.971,00Aktiva Dalam Penyelesaian 18.645.600,00 56.600.000,00 56.600.000,00
NILAI BUKU AKTIVA TETAP 15.390.157.710,69 15.917.952.784,90 15.699.690.190,00 18.936.563.050,00
AKTIVA LAIN-LAINPersediaan Bahan Intalasi 360.055.311,00 424.821.324,00 911.025.496,00 1.018.232.584,00Pembayaran Bagian Laba Pemkab 268.900.000,00 268.900.000,00 268.900.000,00 268.900.000,00Uang Jaminan Tetap 12.954.050,00 12.954.050,00 12.954.050,00 12.954.050,00Aktiva Yang Tidak Digunakan 374.288.738,18 805.256.494,87 4.069.965.881,00 2.139.614.875,00Akumulasi Penyusutan (2.867.222.175,00) (1.742.127.669,00)Aktiva Tetap tidak digunakan netto 1.202.743.706,00 397.487.206,00Sambungan Baru Yang Akan Ditagih 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH AKTIVA LAIN-LAIN 1.016.198.099,18 1.511.931.868,87 2.395.623.252,00 1.697.573.840,00
JUMLAH AKTIVA 18.185.151.919,87 19.952.596.813,91 22.101.126.175,00 23.375.050.165,00
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 98
TABEL : 3.35
NERANCERAACEAKESKSIITSTIINGGAUADUITEDDITED NO.
URAIAN Eksisting2006 2007 2008 2009
PASIVA
KEWAJIBAN LANCARUtang Usaha 393.412.953,00 375.892.918,10 562.337.012,00 300.089.586,00Biaya harus dibayar 60.379.743,00 4.087.235,41 65.077.257,00 0,00Hutang Pajak (wapu PPh pasal 21) 0,00 0,00 23.055.621,00 20.537.931,00Hutang bunga 11.893.734.259,53 14.926.118.585,03 17.353.881.791,00 0,00Hutang jangka panjang jatuh Tempo 5.712.640.678,78 6.591.509.067,80 7.030.943.263,00 250.000.200,00Hutang Pemerintah Daerah Jatuh Tempo 375.000.003,00 0,00 Hutang non usaha 0,00 337.940,00 520.652.529,00Hutang Kendaraan Jatuh Tempo 90.396.000,00
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 18.435.167.637,31 21.897.945.746,34 25.035.294.944,00 1.181.676.246,00
KEWAJIBAN JANGKA PANJANGKredit Jangka Panjang 416.666.400,00Hutang Kendaraan Jangka Panjang 37.665.000,00Hutang Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00Hutang Pemerintah Pusat distrukturisasi 1.740.908.935,00Hutang Pemerintah Pusat 5.712.548.204,51 4.833.679.815,93 3.954.811.426,00 0,00Cadangan Dana Meter 2.065.993.909,00 (318.309.264,00) 179.194.336,00 532.948.436,00Jaminan Langganan 250.371.800,00 291.246.800,00Rupa - Rupa Kewajiban Lainnya 161.171.800,00 205.296.800,00 Hutang non pokok yang akan dihapus 16.744.712.224,00JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 7.939.713.913,51 4.720.667.351,93 4.384.377.562,00 19.764.147.795,00
JUMLAH KEWAJIBAN 26.374.881.550,82 26.618.613.098,27 29.419.672.506,00 20.945.824.041,00
JUMLAH MODAL 15.559.128.668,00 18.299.712.668,00 21.424.628.668,00 33.106.529.578,00Akumulasi Laba (Rugi) s.d. Tahun Lalu (21.003.481.589,53) (23.015.543.347,81) (25.281.713.699,00) (27.754.680.570,00)Laba (Rugi) Tahun Berjalan (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)
JUMLAH MODAL DAN CADANGAN (8.189.729.630,95) (6.666.016.284,36) (7.318.546.331,00) 2.429.226.124,00
JUMLAH PASIVA 18.185.151.919,87 19.952.596.813,91 22.101.126.175,00 23.375.050.165,00
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 99
adanya hutang jangka panjang pada Pemerintah Pusat yang
di strukturisasi dan hutang jangka panjang pada Pemerintah
Pusat yang akan dihapuskan.
3. Kewajiban Lain-lain
Kewajiban Lain-lain yang tercatat dalam Neraca, merupakan
hutang yang disebabkan oleh adanya penerimaan jaminan
langganan, penerimaan cadangan dana meter dan rupa-rupa
kewajiban lainnya.
C. Ekuitas
Ekuitas yang terdapat dalam neraca PDAM Kabupaten
Sleman, terdiri dari Modal Pemerintah Daerah yang
Dipisahkan sesuai dengan Peraturan Daerah tentang
Pembentukan PDAM Kabupaten Sleman, Modal Pemerintah
Yang Belum Ditentukan Statusnya dan Modal Hibah dari pihak
ke 3 atas partisipasi pembangunan sistem yang ada.
Sedangkan cadangan yang dimaksud adalah merupakan
cadangan bila terdapat laba bersih operasional setelah
dikurangi dengan kewajiban terhadap PADS dan akan
digunakan untuk kepentingan PDAM.
3.2.2.3. Laba/Rugi Tahun 2008 – 2009 Laporan Ikhtisar Laba (Rugi) merupakan gambaran operasional
PDAM selama tahun takwim atau dalam 1 tahun operasi. Adapun
gambaran ikhtisar Laba/Rugi Komparatif tahun 2006 – 2009,
PDAM Kabupaten Sleman dapat dibaca pada Tabel 3.36. A. Pendapatan Usaha
Pendapatan Usaha PDAM terdiri dari :
1. Pendapatan Operasi Air
2. Pendapatan Operasi Non Air
3. Pendapatan Non Operasi 1. Pendapatan Operasi Air
Pendapatan Operasi Air merupakan unsur utama dalam
pendapatan PDAM. Pendapatan operasi air ini merupakan hasil
perhitungan pemakaian air dengan besaran tarif yang berlaku.
Pendapatan atas penjualan air diakui pada saat penerbitan
rekening air yang dicatat dalam Daftar Rekening Yang Harus
Ditagih (DRD). Gambaran perkembangan dari pendapatan operasi
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
TABEL : 3.36
LABA-RUGI EKSISTING AUDITED
No
PENJELASAN Eksisting
2006 2007 2008 2009
I PENDAPATANa. Pendapatan Penjualan Air 7.550.428.280,00 9.488.183.350,00 9.693.818.400,00 10.324.686.750,00b. Pendapatan Penjualan Non Air 318.193.110,00 420.468.957,00 316.335.500,00 605.939.760,00
JUMLAH PENDAPATAN USAHA 7.868.621.390,00 9.908.652.307,00 10.010.153.900,00 10.930.626.510,00
II. Biaya Operasi Langsung1. Biaya Sumber Air 2.209.468.708,27 2.217.976.229,05 2.380.330.435,00 2.827.922.074,002. Biaya Pengolahan 395.083.823,36 350.402.341,65 387.912.885,00 382.631.870,003. Biaya Transmisi dan Distribusi 1.869.355.407,48 2.228.313.592,06 2.412.028.893,00 2.841.049.869,00
Jumlah Biaya Operasi Usaha 4.473.907.939,11 4.796.692.162,76 5.180.272.213,00 6.051.603.813,00
III. LABA KOTOR USAHA 3.394.713.450,89 5.111.960.144,24 4.829.881.687,00 4.879.022.697,00
IV. Biaya Usaha Tidak Langsung1. Biaya Umum dan Administrasi 3.615.066.783,84 4.659.702.299,36 5.732.922.678,00 5.505.616.326,002. Biaya Keuangan (biaya pinjaman Dept.Keuangan) 2.718.452.463,53 3.032.384.325,18 2.817.637.273,00 1.761.008.934,00
Jumlah Biaya Operasi Tidak Langsung 6.333.519.247,37 7.692.086.624,54 8.550.559.951,00 7.266.625.260,00
V. LABA - RUGI USAHA (2.938.805.796,48) (2.580.126.480,30) (3.720.678.264,00) (2.387.602.563,00)
VI. Pendapatan/Biaya Lain-lain1 Pendapatan Non Operasi 193.429.087,06 629.940.875,75 259.216.964,00 278.165.330,002 Biaya Non Operasi 0,00 0,00 0,00 (813.185.651,00)
Jumlah Pendapatan/Biaya Lain-lain 193.429.087,06 629.940.875,75 259.216.964,00 (535.020.321,00)
VII. Laba Rugi sebelum Pajak (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)Pajak penghasilan badan 0,00 0,00 0,00 0,00
Laba Rugi setelah Pajak (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
air PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 – tahun 2009 terlihat
setiap tahunnya mengalami peningkatan, sesuai dengan
perkembangan jumlah pelanggan maupun jumlah pemakaian air
di pelanggan.
2. Pendapatan Operasi Non Air
Pendapatan Operasi Non Air adalah pendapatan yang berasal
beban pelanggan berupa pendapatan administrasi dan
pendapatan pemeliharaan meter air.
3. Pendapatan Non Operasi
Pendapatan Non Operasi merupakan pendapatan diluar operasi
PDAM sebenarnya, yang termasuk dalam pendapatan non operasi
ini adalah pendapatan atas sambungan baru dan penjualan jasa
non air lainnya yang diakui dan dicatat sebagai pendapatan tahun
berjalan dengan ketentuan :
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara tunai
Pendapatan dicatat diakui pada saat pembayarannya.
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara
mengangsur, pendapatan dicatat dan diakui pada saat
dokumen perjanjian diterbitkan.
Pendapatan denda dan non air lainnya diakui pada saat
terjadinya penerimaan kas B. Biaya/Beban Langsung Usaha Biaya diakui, dicatat dan dilaporkan dalam periode terjadinya
transaksi, walaupun pembayarannya belum dilakukan atau
sebaliknya telah dibayar dimuka. Untuk keperluan cut off, biaya-
biaya yang telah terjadi sebelum tanggal neraca dicatat dan
dilaporkan dengan besaran berdasarkan estimasi yang wajar.
Dalam Ikhtisar Laba/Rugi dapat dipisahkan antara biaya/beban
langsung usaha dengan Biaya /beban tidak langsung. Beban/biaya langsung usaha yaitu seluruh biaya/beban yang
langsung berkaitan dengan operasional PDAM untuk menghasilkan
produksi air. C. Biaya Umum dan Administrasi Beban/biaya tidak langsung usaha yaitu seluruh biaya/beban yang
tidak langsung berkaitan dengan operasional PDAM untuk
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
menghasilkan produksi air, dalam hal ini adalah biaya umum dan
administrasi.
D. Pendapatan dan Biaya Lain-lain
Pendapatan dan Biaya Lain-lain merupakan gambaran dari
pendapatan dan biaya non operasi yaitu pendapatan dari bunga
bank, denda, balik nama dan pendapatan lain yang bukan
merupakan pendapatan utama dari operasional PDAM dan Biaya
lain-lain merupakan beban biaya yang bukan merupakan beban
biaya operasional seperti biaya administrasi Bank.
2.2.2.4. Rasio – Rasio Keuangan PDAM Kabupaten Sleman
Tahun 2006 – Tahun 2009
Berdasarkan kondisi eksisting keuangan PDAM Kabupaten Sleman
sebagaimana diatas, maka dapat pula digambarkan rasio-rasio
keuangan PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 – tahun 2009
sebagai berikut :
A. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas ini menggambarkan kemampuan PDAM untuk
menjamin dan atau membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan kondisi harta lancarnya. Gambaran kondisi rasio likuiditas PDAM Kabupaten Sleman dan tingkat perubahannya seperti
terlihat pada Tabel 3.37 Dari perhitungan Rasio Likwiditas sebagaimana diatas, terlihat
bahwa likwiditas PDAM Kabupaten Sleman pada tahun 2006, 2007
dan 2008 terlihat sangat rendah, tetapi pada tahun 2009 terlihat
tinggi, dimana current rasio, Acid Rasio maupun Cash Rasio dari
tahun ketahun masih diatas 1 (satu) yang dikarenakan tidak
terdapatnya penurunan hutang jangka pendek, sehingga dalam
hal ini manajemen dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya
kepada pihak ke 3, tetapi hal ini sangat berpengaruh terhadap
perputaran kas, Selain itu dalam perputaran piutang, terlihat
bahwa perputaran piutang diatas 50 hari mendekati 55 hari atau
hampir mencapai 2 bulan untuk dapat ditagihkan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
PERKEMBANGAN RATIO
RATIO KEUANGAN
Eksisting/Audited
A. RASIO LIKUIDITAS 2006 2007 2008 20091. Current Ratio 0,10 0,12 0,16 2,32
Jumlah produksi air ( M3)Jumlah distribusi air Kehilangan air produksi Prosentase kebocoran air produksi Jumlah air terjual Kehilangan air distribusi Total kehilangan air Prosentase kehilangan air Jumlah Pendapatan Penjualan Air Jumlah Biaya Langsung Usaha Jumlah Biaya Umum dan Administrasi Jumlah Biaya Usaha Harga Jual Rata-rata Harga Pokok Produksi / m3 Selisih Harga Jual dengan Harga Pokok Produksi Harga Pokok Penjualan/m3 Harga Jual Rata-Rata Seharusnya Selisih Harga Jual dangan Harga Jual Seharusnya
6.207.192,00 5.933.086,00
274.106,00 4,62%
3.217.946,00 2.715.140,00 2.989.246,00
50,38% 9.488.183,35 4.796.692,16 7.692.086,62
12.488.778,79 2.948,52
772,76 2.175,76 2.011,99 3.880,98 (932,46)
6.048.762,005.691.462,00
357.300,006,28%
3.270.147,00 2.421.315,00 2.778.615,00
48,82% 9.693.818,40 5.180.272,21 8.550.559,95
13.730.832,16 2.964,34
856,422.107,922.270,024.198,84
(1.234,51)
6.421.642,006.038.423,00
383.219,006,35%
3.481.199,00 2.557.224,00 2.940.443,00
48,70% 10.324.686,75 6.051.603,81 7.266.625,26
13.318.229,07 2.965,84
942,382.023,472.073,963.825,76 (859,92)
Keterangan : Data Tahun 2006 – 2009 Berdasarkan data Laporan Bulanan PDAM Sumber : Perhitungan Konsultan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
3.3 PERMASALAHAN SPAM
3.3.1 Umum
Permasalahan Umum
Belum adanya sinkronisasi antara :
Pemanfaatan sumber air baku (pengguna)
Pembagian wilayah pelayanan
(PDAM/SPAMDES/Lembaga lain)
Perijinan (sumber air baku/utilitas jalan)
Peluang
Banyaknya pertumbuhan pembangunan perumahan,
hotel, apartemen, dan water boom akan
mempercepat penyehatan PDAM
Berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 4
tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah
Tantangan
Perlu ketersediaan sumber air baku yang memadai
Percepatan perijinan dalam pengembangan jaringan
Regulasi yang jelas
3.3.2 Kelembagaan dan SDM
PDAM
Sekitar 600 SR pelanggan di Kabupaten Sleman merupakan pelanggan dari PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta
Secara finansial PDAM Kabupaten Sleman masih merugi, walaupun kinerja pada tahun-tahun terakhir mulai menunjukan perbaikan
Profesionalisme SDM masih kurang memadai
Banyak dan terpisahnya sistem pelayanan yakni 18 sistem
PAMDES
Kelembagaan Pamdes masih sangat teroganisir, sehingga pengeloaan masih sangat bergantung pada kader pengelolanya
3.3.3 Teknis
PDAM
Jangkauan layanan belum sepenuhnya menjangkau kantung-kantung permukiman yang ada
Perbedaan kualitas air dan debit pada musim penghujan dan kemarau, dimana pada musim
kemarau jam layanan tidak penuh 24 jam dan kekeruhan air masih sering dikeluhkan pelanggan
Water meter induk di bagian produksi kurang optimal, dimana dari 25 yang hanya 10 buah yang berfungsi akurat, sedangkan 11 water meter induk di bagian distribusi yang berfungsi akurat hanya sebanyak 8 buah
Water meter pelanggan banyak yang mati/rusak
Faktor kehilangan air masih cukup tinggi yakni diatas 30% yang disebabkan oleh tekanan tinggi dan sambungan illegal
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
Tingginya biaya operasional khususnya BBM dan listrik
Rendahnya harga jual air yakni dibawah biaya operasional
Sumber air banyak yang berasal dari sumur bor yang memiliki kandungan Fe dan Mn cukup tinggi
Minimnya potensi sumber air baku, sehingga perlu mencari sumber air baru alternatif
Pengembangan jaringan pipa terkendala oleh masyarakat
PAMDES
Debit diperkirakan sangat fluktuatif
Harga jual air lebih ke biaya sosial daripada harga jual ekonomis
Jangkauan layanan lebih ke skala neighborhood dan sering ditemukan pola penggunaan berantai
Tidak pernah dilakukan pengukuran kualitas air
3.4 LANDASAN PERATURAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN SLEMAN
Berikut ini merupakan peraturan atau dasar hukum penyediaan
air minum di Kabupaten Sleman :
1. Undang-Undang No 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air
2. Peraturan Pemerintah No 16 tahun 2005, tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
3. Peraturan Menteri PU No 18/PRT/M/2007, tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
4. Peraturan Daerah No 12 tahun 2012, tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sleman tahun 2011 – 2031
5. Peraturan Daerah Provinsi DIY No 5 tahun 2012, tentang
Pengelolaan Air Tanah
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 9 tahun 2010, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2011 –
2015
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 13 tahun 2010, tentang
Pajak Air Tanah
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 4 tahun 2014, tentang
Pengelolaan Air Tanah
9. Peraturan Bupati Sleman No 47 tahun 2010, tentang Nilai
Perolehan Air Tanah Pajak Air Tanah
10. Peraturan Bupati Sleman No 28 tahun 2012, tentang Tarif
Pelayanan PDAM Sleman
11. Peraturan Bupati Sleman No 21 tahun 2014, tentang Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) tahun 2013 –
2028
12. Keputusan Bupati Sleman No 71/Kep.KDH/A/2012, tentang
Pembentukan Persatuan Pengelola Air Minum Perdesaan
Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
3.5 KEBIJAKAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
3.5.1 Kebijakan Penyediaan Air Bersih Berdasarkan
Wilayah
Dalam melakukan upaya penyediaan air bersih di Kabupaten
Sleman, pihak-pihak terkait telah membagi wilayah pelayanan
menjadi empat yaitu :
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) – KPY
Wilayah cakupan : Kecamatan Gamping, Depok, Ngaglik,
Mlati, Godean, dan Ngemplak
2. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)
Wilayah cakupan : Kota Sleman, Kota Mlati, Kota Ngaglik,
Kota Godean, dan Kota Prambanan
3. PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
Wilayah cakupan : Kota Moyudan, Kota Minggir, Kota
Sayegan, Kota Berbah, Kota Kalasan, Kota Ngemplak,
Kota Tempel, dan Kota Turi
4. Daerah Perdesaan
Wilayah cakupan : semua desa yang tidak termasuk
dalam wilayah perkotaan dan wilayah ibu kota kecamatan
3.5.2 Kebijakan Penyediaan Air Bersih Berdasarkan
Sistem
Berbeda dengan penyediaan air bersih berdasarkan wilayah.
Penyediaan air bersih berdasarkan sistem dibagi menjadi dua
yaitu dengan menggunakan sistem perpipaan dan sistem non