Top Banner
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman III - 1 BAB III KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) EKSISTING 3.1. ASPEK TEKNIS 3.1.1 SPAM Kabupaten Sistem penyediaan air minum eksisting di Kabupaten Sleman ada 2 (dua) sistem yaitu : Sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan melayani daerah perkotaan dan perdesaan yang dilakukan oleh PDAM dan juga oleh Kelompok Swadaya Masyarakat. Sistem non perpipaan meliputi sumur mandiri oleh masyarakat, serta air permukaan atau mata air yang secara langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Sistem perpipaan untuk wilayah perkotaan dilayani oleh lembaga BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sesuai Perda Kab. Sleman No 10 tahun 2010. Untuk wilayah perdesaan dilayani oleh lembaga SPAMDES atau Kelompok Swadaya Masyarakat sesuai perBup Nomor : 71/Kep.KDH/A/2012. Untuk sistem perpipaan adalah sistem penyediaan air bersih bukan perpipaan atau mandiri dan dilaksanakan langsung oleh masyarakat atau perseorangan. A. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Pelayanan sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan di Kabupaten Sleman dikelola oleh Perusahaan Daerah, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman, Perpamdes oleh kelompok masyarakat, Perusahaan Daerah Arga Jasa dan PDAM Kota Yogyakarta.
109

Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

May 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 1

BAB III

KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) EKSISTING

3.1. ASPEK TEKNIS

3.1.1 SPAM Kabupaten

Sistem penyediaan air minum eksisting di Kabupaten Sleman ada

2 (dua) sistem yaitu : Sistem perpipaan dan sistem non perpipaan.

Sistem perpipaan melayani daerah perkotaan dan perdesaan yang

dilakukan oleh PDAM dan juga oleh Kelompok Swadaya

Masyarakat.

Sistem non perpipaan meliputi sumur mandiri oleh masyarakat,

serta air permukaan atau mata air yang secara langsung

dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sistem perpipaan untuk wilayah perkotaan dilayani oleh lembaga

BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sesuai Perda

Kab. Sleman No 10 tahun 2010.

Untuk wilayah perdesaan dilayani oleh lembaga SPAMDES atau

Kelompok Swadaya Masyarakat sesuai perBup Nomor :

71/Kep.KDH/A/2012.

Untuk sistem perpipaan adalah sistem penyediaan air bersih bukan

perpipaan atau mandiri dan dilaksanakan langsung oleh

masyarakat atau perseorangan.

A. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Pelayanan sistem penyediaan air minum dengan jaringan

perpipaan di Kabupaten Sleman dikelola oleh Perusahaan Daerah,

yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman,

Perpamdes oleh kelompok masyarakat, Perusahaan Daerah Arga

Jasa dan PDAM Kota Yogyakarta.

Page 2: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 2

Sumber air yang digunakan sebagai sumber air baku untuk sistem

penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan saat ini di

Kabupaten Sleman ada 3 (tiga) jenis, yaitu : Air permukaan (Kali Progo, Kali Krasak, Embung Babadan,

Embung Tambakboyo, Sempu, Sungai Bedog, Sungai Konteng,

Sungai Denggung)

Mata Air

Mata Air (Umbul Wadon, Karangbajang, Pandanpuro, Gayam)

Air tanah tertekan : pembuatan sumur (deep weel, shalow

weel) untuk wilayah Sleman utara

Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Sleman dibagi menjadi

17 unit pelayanan yaitu :

1. Unit Pelayanan Pakem dan Unit Pelayanan Turi

2. Unit Pelayanan Ngemplak

3. Unit Pelayanan Bimomartani

4. Unit Pelayanan Tambakrejo

5. Unit Pelayanan Sleman

6. Unit Pelayanan Tridadi

7. Unit Pelayanan Mlati

8. Unit Pelayanan Gamping

9. Unit Pelayanan Sidomoyo

10. Unit Pelayanan Nogotirto

11. Unit Pelayanan Godean

12. Unit Pelayanan Ngaglik

13. Unit Pelayanan Minomartani

14. Unit Pelayanan Depok

15. Unit Pelayanan Condong Catur

16. Unit Pelayanan Kalasan

17. Unit Pelayanan Prambanan 1. Unit Pelayanan Pakem dan Unit Pelayanan Turi Pada unit ini terdapat dua unit pelayanan yaitu Unit Pelayanan

Pakem dan Unit Pelayanan Turi. Penyediaan air minum di Unit

Pelayanan Pakem menggunakan sistem gravitasi yang berasal dari

sistem mata air Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekan dan

Reservoar 1 (BR 1) dengan debit sebesar 8 lt/dt. Pada sistem

gravitasi ini menggunakan 2 (dua) buah Bak Pelepas Tekanan

(BPT) pembantu untuk mengurangi tekanan air dan langsung

didistribusikan ke pelanggan. Sedangkan untuk Unit Pelayanan Turi sistem penyediaan air

minum menggunakan sumber air dari air tanah tertekan, dengan

Page 3: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 3

pengambilan melalui Sumur Bor Dalam (Deep Well), yaitu

DW 1 Turi dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal

(Shallow Well). Air dari sumur dipompakan kemudian di olah pada

Instalasi pengolahan air lalu didistribusikan ke pelanggan secara

gravitasi. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit

Pelayanan Pakem dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Unit

Pelayanan Turi dapat dilihat pada Gambar 3.2.

2. Unit Pelayanan Ngemplak

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Ngemplak

menggunakan sistem gravitasi dengan sumber air dari mata air

Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekan dan Reservoar 5 (BR 5)

dengan debit sebesar 15 lt/dt. Untuk lebih jelasnya sistem

penyediaan air minum Unit Pelayanan Ngemplak dapat dilihat

pada Gambar 3.3.

3. Unit Pelayanan Bimomartani

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Bimomartani

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor

Dalam(Deep Well), yaitu DW 1 Bimomartani, kapasitas sumber 20

l/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri

dari aerator dan bak filter. Setelah melalui bak pengolahan

kemudian di tampung di dalam reservoar untuk didistribusikan ke

pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit

Pelayanan Bimomartani dapat dilihat pada Gambar 3.4. 4. Unit Pelayanan Tambakrejo Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Tambakrejo

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Tambakrejo, dan air tanah bebas melalui

Sumur Dangkal (Shallow Well) SW 2 Instalasi Tambakrejo.

Kapasitas masing-masing sumber 15 lt/dt dan 4 lt/dt. Air dari

sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri dari aerator

dan bak filter. Setelah melalui bak pengolahan kemudian di

tampung di dalam reservoir untuk didistribusikan ke pelanggan.

Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan

Tambakrejo dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Page 4: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 4

GAMBAR : 3.1

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN PAKEM

Page 5: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 5

GAMBAR : 3.2

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN TURI

Page 6: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 6

GAMBAR : 3.3

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN NGEMPLAK

Page 7: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 7

GAMBAR : 3.4

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN BIMOMARTANI

Page 8: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 8

GAMBAR : 3.5

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO

Page 9: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 9

5. Unit Pelayanan Sleman

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Sleman BNA

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari

Tuk Dandang dan Umbul Wadon dengan debit sebesar 25 lt/dt

dan 19 lt/dt.

Air dari Tuk Dandang melalui broncaptering di pompa ke instalasi

pengolahan (pengolahan secara sederhana) lalu ditampung dalam

reservoir. Air dari reservoir di didistribusikan ke pelanggan.

Sedangkan dari Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekanan (BPT)

dan reservoir 5 (BR 5) dengan kapasitas 57 lt/det dibagi ke daerah

Ngaglik dan Unit Pelayanan Sleman. Air dialirkan dari BR 5 melalui

BPT 8 dan BPT 9 untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan di

wilayah Sleman. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air

minum Unit Pelayanan Sleman dapat dilihat pada Gambar 3.6.

6. Unit Pelayanan Tridadi

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Tridadi

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu Sumur Dalam Murangan pompa I dan air tanah

bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu

SW 6 Murangan, SW 7 Kadisono pompa I dan SW 5 Dukuh

pompa II dengan kapasitas masing-masing sumber 15 lt/dt,

3 lt/dt, 5 lt/dt dan 2 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi

pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.

Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam

reservoar untuk didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya

sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Tridadi dapat dilihat

pada Gambar 3.7. 7. Unit Pelayanan Mlati Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Mlati

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Mlati Selatan, DW 2 Mlati Utara dengan

kapasitas masing-masing sumber 3 l/dt dan 10 lt/dt. Air dari

sumur di pompa ke instalasi pengeolahan yang terdiri dari aerator,

sedimentasi dan bak filter. Setelah diolah kemudian di tampung di

dalam reservoir untuk didistribusikan ke pelanggan.

Page 10: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 10

GAMBAR : 3.6

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN SLEMAN

Page 11: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 11

GAMBAR : 3.7

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN TRIDADI

Page 12: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 12

Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan

Mlati dapat dilihat pada Gambar 3.8.

8. Unit Pelayanan Gamping

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Gamping

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu

SW 3 Patukan Selatan, SW 4 Patukan Barat, dan SW Gamping

dengan kapasitas masing-masing sumber 10 lt/dt, 12lt/det, dan

10 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang

terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah diolah air

ditampung di dalam reservoar untuk dipompa kembali ke reservoir

yang lebih tinggi. Dari Reservoir tertinggi air didistribusikan ke

konsumen secara gravitasi. Untuk lebih jelasnya sistem

penyediaan air minum Unit Pelayanan Gamping dapat dilihat pada

Gambar 3.9.

9. Unit Pelayanan Sidomoyo

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Sidomoyo

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 3

Cebongan Pompa 1 dan 2, SW 4 Danen Utara, dan SW 5

Sidomoyo Barat dengan kapasitas masing-masing sumber 9 lt/dt ,

13 lt/det, dan 6 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi

pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.

Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam

reservoar. Dari Reservoir air didistribusikan ke konsumen secara

gravitasi. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit

Pelayanan Sidomoyo dapat dilihat pada Gambar 3.10. 10. Unit Pelayanan Nogotirto Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Nogotirto

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Instalasi Nogotirto, DW 2 Nogotirto

Selatan dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well)

yaitu SW 3 Nogotirto dengan kapasitas masing-masing sumber

9 lt/dt , 13 lt/det, dan 6 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi

pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.

Setelah diolah air ditampung di dalam reservoar untuk

didistribusikan ke pelanggan.

Page 13: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 13

GAMBAR : 3.8

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN MLATI

Page 14: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 14

GAMBAR : 3.9

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN GAMPING

Page 15: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 15

GAMBAR : 3.10

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN SIDOMOYO

Page 16: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 16

Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan

Nogotirto dapat dilihat pada Gambar 3.11.

11. Unit Pelayanan Godean

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Godean

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 2 Godean Utara dengan kapasitas sumber

8 lt/det. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang

terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah melalui bak

pengolahan kemudian di tampung di dalam reservoar untuk

didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem

penyediaan air minum Unit Pelayanan Godean dapat dilihat pada

Gambar 3.12.

12. Unit Pelayanan Ngaglik

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Ngaglik

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu

SW 3 Instalasi Ngaglik dan sistem dari Umbul Wadon melalui

distribusi BPT 8 dengan kapasitas sumber 9 lt/dt dan air yang

didistribusikan dari sistem Umbul Wadon sebesar 0,05 l/dt. Air dari

sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri dari aerator,

sedimentasi dan bak filter. Setelah melalui bak pengolahan

kemudian di tampung di dalam reservoar untuk didistribusikan ke

pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit

Pelayanan Ngaglik dapat dilihat pada Gambar 3.13. 13. Unit Pelayanan Minomartani Sistem Penyediaan air minum di Unit Pelayanan Minomartani

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu

SW 3 Instalasi Utara, SW 5 Instalasi Selayan dan SW 6 Instalasi

Timur dengan kapasitas masing-masing sumber sebesar 4 lt/det,

7 lt/det dan 13 lt/det. Air dari sumur di pompa ke instalasi

pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.

Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam

reservoar untuk didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya

sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Minomartani dapat

dilihat pada Gambar 3.14.

Page 17: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 17

GAMBAR : 3.11

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN NOGOTIRTO

Page 18: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 18

GAMBAR : 3.12

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN GODEAN

Page 19: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 19

GAMBAR : 3.13

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN NGAGLIK

Page 20: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 20

GAMBAR : 3.14

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN MINOMARTANI

Page 21: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 21

14. Unit Pelayanan Depok

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Depok

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Kregan Utara Pompa 1 dan

DW 1 Kenayan dengan kapasitas masing-masing sumber adalah

10 lt/det dan 20 lt/det. Dan dari air tanah bebas melalui Sumur

Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 3 Kregan Utara pompa 2,

SW 4 Kregan Selatan, SW 2 Instalasi Kenayan dengan

kapasitasmasing-masing sumber sebesar 10 lt/det, 10 lt/det,

7 lt/det dan 13 l/dt, 20 l/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi

pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.

Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di

dalam satu buah reservoar untuk didistribusikan ke

pelanggan.

Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit

Pelayanan Depok dapat dilihat pada Gambar 3.15.

15. Unit Pelayanan Condongcatur Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Condongcatur

menggunakan gravitasi. Sumber air dari Umbul Wadon dengan

debit sebesar 14 lt/det melalui Bak Pelepas Tekan dan Reservoar 6

(BR 6). Air dari dari BR 6 di didistribusikan secara gravitasi ke

pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit

Pelayanan Condongcatur dapat dilihat pada Gambar 3.16. 16. Unit Pelayanan Kalasan Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Kalasan

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), dari air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow

Well), dan Umbul Wadon. Sumur dalam yang digunakan adalah

DW 1 Instalasi Selomartani dengan kapasitas sebesar 15 lt/det.

Selain dari dari sumur dalam pada unit Kalasan di gunakan juga

sumur dangkal (Shallow Well), yaitu : SW 3 Cupuwatu Timur dan

SW 4 instalasi Selomartan dengan kapasitas masing-masing

sumber sebesar 8 lt/det dan 5 lt/det

Page 22: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 22

GAMBAR : 3.15

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN DEPOK

Page 23: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 23

GAMBAR : 3.16

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN CONDONGCATUR

Page 24: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 24

Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri dari

aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah melalui bak

pengolahan kemudian di tampung di dalam satu buah reservoar

untuk didistribusikan ke pelanggan.

Sedangkan untuk sistem penyediaan yang berasal dari Umbul

Wadon melalui BPT 7 dengan debit 4,5 lt/det dan kemudian

didistribusikan secara gravitasi ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya

sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Kalasan dapat dilihat

pada Gambar 3.17.

17. Unit Pelayanan Prambanan

Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Prambanan

menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu

SW 3 Instalasi Prambanan Timur dan SW 4 instalasi Prambanan

barat dengan kapasitas masing-masing sumber sebesar 5 lt/det

dan 4 lt/det. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengeolahan

yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah

melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam satu buah

reservoar untuk didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya

sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Prambanan dapat

dilihat pada Gambar 3.18.

Jumlah penggunaan PDAM di beberapa puskesmas Kabupaten

Sleman menunjukkan angka bahwa Puskesmas Depok III

merupakan yang terbesar penggunaannya sebesar 2570 dan

sesuai dengan data adanya dan terlindung. Berbeda dengan data

Puskesmas Mlati I yang tergolong memiliki cukup banyak

pengguna PDAM dengan jumlah 1869 kk, namun tidak memiliki

data yang cukup untuk menjelaskan jumlah adanya PDAM dan

PDAM yang terlindung. Berdasarkan tabel data sarana air bersih

PDAM di atas, dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa semakin

keberadaan daerah berada di kawasan utara Kabupaten Sleman

seperti Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, dan Ngaglik memiliki

pengguna PDAM yang relatif sedikit daripada daerah perkotaan

yang berada di selatan administrasi Kabupaten Sleman seperti

Mlati, Depok, Kalasan, dan Gamping. Hal ini disebabkan karena

daerah utara administrasi Kabupaten Sleman memiliki sumber air

baku sediri di luar penggunaan PDAM< seperti sumber air

pegunungan alami ataupun sumur dalam. Berbeda dengan daerah

perkotaan yang sangat membutuhkan air bersih dengan jumlah

yang lebih besar namun jumlah air permukaan maupun sumur

serapan sulit ditemukan atau dibuat, sehingga penggunaan PDAM

cukup besar.

Page 25: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 25

TABEL : 3.2

DATA SARANA AIR BERSIH PDAM

No PUSKESMAS PDAM

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

1 Moyudan 176 176 1862 Minggir 114 114 2303 Seyegan 0 0 04 Godean I 376 376 3765 Godean II 181 0 1876 Gamping I 930 0 9307 Gamping II 1486 1486 14868 Mlati I 0 0 18699 Mlati II 867 867 873

10 Depok I 638 638 63811 Depok II 0 0 158212 Depok III 2570 2570 257013 Berbah 0 0 014 Prambanan 501 501 62615 Kalasan 1791 1791 179116 Ngempak I 496 496 49617 Ngemplak II 252 151 36218 Ngaglik I 1831 1831 183119 Ngaglik II 350 350 64020 Sleman 620 620 62021 Tempel I 0 0 022 Tempel II 142 142 18523 Turi 304 304 30424 Pakem 260 260 232

No PUSKESMAS PDAM

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

25 Cangkringan 152 152 152Jumlah 14037 12926 18166

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014

TABEL : 3.3

SUMBER MATA AIR DENGAN PERPIPAAN

No PUSKESMAS

MATA AIR/MATA AIR DENGAN PERPIPAAN

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

1 Moyudan 23 2 792 Minggir 17 17 2053 Seyegan 2 2 1784 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 5 5 57 Gamping II 1 1 358 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0

10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 1 1 1614 Prambanan 10 10 50015 Kalasan

0 0 0

16 Ngempak I 5 5 158

Page 26: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 26

17 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 1 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 30 6 021 Tempel I 16 16 95022 Tempel II 88 88 16023 Turi 63 61 457624 Pakem 30 30 516725 Cangkringan 2 2 2801

Jumlah 294 246 14830Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014

Page 27: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 27

GAMBAR : 3.17

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN KALASAN

Page 28: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 28

GAMBAR : 3.18

SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN PRAMBANAN

Page 29: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 29

3.1.2. Wilayah Pelayanan (IKK) Wilayah pelayanan adalah wilayah yang telah mendapatkan

pasokan air minum dengan sistem jaringan perpipaan, dari Badan

Pengelola Air Minum, dalam hal ini adalah PDAM Kabupaten

Sleman. Wilayah Pelayanan PDAM Kabupaten Sleman di pisahkan

berdasarkan unit-unit pelayanan yang ada, yaitu sebagai berikut : 1. Unit Pakem dan Turi, wilayah pelayanan meliputi Wilayah :

Desa Donokerto, Desa Girikerto, Desa Wono Kerto untuk unit

Turi. Dan untuk Unit Pakem wilayah pelayanannya meliputi :

Desa Hargo Binangun, Desa Harjobinangun, Desa Pakem

Binangung.

2. Unit Ngemplak wilayah pelayanannya meliputi Wilayah :

Desa Sukoharjo, Desa Umbulmartani, Desa Harjobinangun

3. Unit Bimomartani wilayah pelayanan meliputi :

Desa Argo Mulyo, Desa Bimo Martani, Desa Sindumartani.

4. Unit Tambakrejo wilayah pelayanan meliputi :

Desa Banyurejo, Desa Sendang Mulyo, Desa Sendang Rejo,

Desa Sendangagung, Desa sendangsari, Desa Sumber Rejo,

Desa Tambak Rejo.

5. Unit Sleman BNA wilayah pelayanan meliputi :

Desa Donoharjo, Desa Pandowo harjo, Desa Sardonoharjo,

Desa Sari Harjo, Desa Sendangadi, Desa Sinduadi, Desa

Sinduharjo, Desa Tridadi, Desa Trihanggo.

6. Unit Tridadi wilayah pelayanan meliputi : Desa Caturharjo,

Desa Pandowo Harjo, Desa Sumberdadi, Desa Tlogoadi, Desa

Tridadi, Desa Triharjo.

7. Unit Mlati wilayah pelayanan meliputi : Desa Sumberadi, Desa

Tirtoadi, Desa Tlogoadi.

8. Unit Gamping wilayah pelayanan meliputi : Desa

Ambarketawang, Desa Balecatur.

Page 30: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 30

9. Unit Sidomoyo wilayah pelayanan meliputi :

Desa Ambarketawang, Desa Sidoagung, Desa Sidoarum, Desa

Sidokarto, Desa Sidomoyo, Desa Tirtoadi, Desa Tlogoadi. 10. Unit Nogotirto wilayah pelayanan meliputi :

Desa Banyuraden, Desa Nogotirto, Desa Trihanggo. 11. Unit Godean wilayah pelayanan meliputi : Desa Sendang

Arum, Desa Sidoagung, Desa Sidoluhur, Desa Sidorejo, Desa

Sumber Agung. 12. Unit Ngaglik wilayah pelayanan meliputi : Desa Condong

Catur, Desa Minomartani, Desa Sardonoharjo, Desa Sari

Harjo, Desa Sinduharjo.

13. Unit Monimartanin wilayah pelayanan meliputi :

Desa Condong Catur, Desa Minomartani, Desa Wedomartani. 14. Unit Depok wilayah pelayanan meliputi : Desa Caturtunggal,

Desa Condong Catur, Desa Maguwoharjo, Desa Wedomartani.

15. Unit Condong Catur wilayah pelayan meliputi :

Desa Condongcatur, Desa Minomartani, Desa Sinduharjo,

Desa Suko Harjo, Desa Wedomartani.

16. Unit Kalasan wilayah pelayanan meliputi : Desa Maguwoharjo,

Desa Purwo Martani, Desa Selo Martani, Desa Tirto Martani,

Desa Wedomartani.

17. Unit Prambanan wilayah pelayanan meliputi : Desa Kalitirto,

Desa Purwo Martani, Desa Sendangtirto, Desa Tegaltirto.

Page 31: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 31

A. Cakupan Pelayanan

Cakupan pelayanan adalah jumlah penduduk yang telah

mendapatkan pasokan air minum dengan sistem jaringan

perpipaan, maupun bukan jaringan perpipaan dari Badan

Pengenlola Air Minum, dalam hal ini adalah PDAM Kabupaten

Sleman.

Cakupan Pelayanan dari PDAM Kabupaten Sleman dibagi 2 (dua)

kategori, yaitu berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Sleman

dan jumlah penduduk wilayah pelayanan PDAM

a. Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Sleman

Jumlah penduduk Kabupaten Sleman tahun 2009 sebanyak

1.066.673 jiwa

Jumlah penduduk yang memperoleh pelayanan air minum

dari PDAM Kabupaten Sleman (Pelanggan) pada tahun

2009 sebanyak 150.594 jiwa

Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Sleman berdasarkan

jumlah penduduk Kabupaten sebesar 14,12 %.

Cakupan pelayanan masing-masing kecamatan

dapat dilihat pada Tabel 3.4.

b. Berdasarkan jumlah penduduk wilayah pelayanan PDAM

Jumlah penduduk di wilayah pelayanan PDAM Kabupaten

Sleman pada Tahun 2009 sebanyak 543.235 jiwa.

Jumlah penduduk yang memperoleh pelayanan air minum

dari PDAM (Pelanggan) pada tahun 2009 sebanyak

152.808 jiwa

Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Sleman berdasarkan

jumlah penduduk Wilayah Pelayanan sebesar 28,13 %.

Cakupan pelayanan masing-masing kecamatan

dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Page 32: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 32

No

Kecamatan

JumlahPenduduk di

wilayah pelayanan

tiap Kecamatan

(jiwa)

Jumlah penduduk

yang terlayani

(jiwa)

JumlahSambungan

Rumah (Langganan)

Cakupan Pelayanan

(%)

1 Moyudan 12.232 1.830 305 14,96

2 Minggir 24.157

1.206 201 4,99

3 Godean 23.960

6.054 1.009 25,27

4 Gamping 76.279

20.586 3.431 26,99

5 Mlati75.022

13.626 2.271 18,16

6 Depok 122.163

28.536 2.956 23,36

7 Berbah 9.543

252 42 2,64

8 Prambanan 10.298 1.998 333 19,40

9 Kalasan 35.419 10.464 1.744 29,54

10 Ngemplak 35.645

7.764 1.294 21,78

11 Ngaglik 46.080

40.830 3.480 88,61

12 Sleman 29.168

5.472 912 18,76

13 Tempel 17.683

1.374 229 7,77

14 Turi9.310

1.242 207 13,34

15 Pakem 13.790 8.892 282 64,49

16 Cangkringan 7.736 468 78 6,05

J U M L A H 506.846 150.594 18.774 29,71

No

Kecamatan Jumlah

Penduduk di Kecamatan

(jiwa)

Jumlah penduduk

yang terlayani

(jiwa)

JumlahSambungan

Rumah (Langganan)

Cakupan Pelayanan

(%)

1 Moyudan 30.092 1.830 305 6,08

2 Minggir 28.606 1.206 201 4,22

3 Seyegan 44.048 0 0 0

4 Godean 64.426 6.054 1.009 9,40

5 Gamping 94.883 20.586 3.431 21,70

6 Mlati 99.000 13.626 2.271 13,76

7 Depok 175.590 28.536 2.956 16,25

8 Berbah 49.646 252 42 0,51

9 Prambanan 45.811 1.998 333 4,36

10 Kalasan 74.450 10.464 1.744 14,05

11 Ngemplak 57.534 7.764 1.294 13,49

12 Ngaglik 99.387 40.830 3.480 41,08

13 Sleman 61.196 5.472 912 8,94

14 Tempel 48.223 1.374 229 2,85

15 Turi 32.328 1.242 207 3,84

16 Pakem 33.896 8.892 282 26,23

17 Cangkringan 27.560 468 78 1,70

J U M L A H 1.066.673 150.594 18.774 14,12

TABEL : 3.4

CAKUPAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN SLEMAN

TABEL : 3.5

CAKUPAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH

PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN

Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman, 2010 dan analisis konsultan Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010

Page 33: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 33

No Unit Jenis Sumber Jam Operasi

(Jam/Hari)

5 Sleman MA. Umbul Wadon 23

MA. Tuk Dandang 23

6 Tridadi DW. Murangan Pompa 0

SW 6. Murangan 9

SW 7. Kadisono Pompa I 24

SW 5. Dukuh Pompa II 24

7 Mlati SW 1. Mlati Selatan 6

DW 2. Mlati Utara Pompa 1 21

DW 2. Mlati Utara Pompa 2 21

8 Gamping SW 3. Patukan Selatan 22

SW 4. Patukan Barat 22

SW. Gamping IPA 5

9 Sidomoyo SW 3. Cebongan Pompa 1 23

SW 3. Cebongan Pompa 2 23

SW 4. Danen Utara 21

SW 5. Sidomoyo Barat 21

10 Godean DW 2. Instalasi Godean Utara 23

DW 2. 23

B. Kinerja Pelayanan

Kualitas air minum yang didistribusikan kepada pelanggan

memenuhi persyaratan air minum yang ditetapkan oleh Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Jam operasi

pelayanan air minum sampai saat ini rata-rata dari 17 jam sampai

24 jam perhari. Jam operasi masing-masing unit dapat dilihat

pada Tabel 3.6.

TABEL : 3.6

JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN

TABEL : 3.6 (Lanjutan)

JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN

No

Unit

Jenis Sumber Jam Operasi

(Jam/Hari)

1 Pakem MA. Umbul Wadon 24

Turi DW 1. Turu 2,50

SW Instalasi Turi 21

2 Ngemplak MA. Umbul Wadon 24

3 Bimomartani DW 1. Bimomartani 12

4 Tambakrejo DW 1 Tambakrejo 15

SW 2. Instalasi Tambakrejo 18

Page 34: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 34

No

Unit

Jenis Sumber

Jam Operasi

(Jam/Hari)

11 Nogotirto DW 1. Instalasi Nogotirto 18

DW 2. Nogotirto selatan 18

SW 3. Nogotirto 18

12 Ngaglik SW 3. Instalasi Ngaglik 22

MA. Umbul Wadon 24

13 Minomartani SW 4. Instalasi Utara 18

SW 5. Instalasi Selatan 23

SW 6. Instalasi Timur 16

14 Depok DW 1. Kregan Utara Pompa 1 21

DW 2. Kregan Utara Pompa 2 22

SW 3. 22

SW 4. Kregan Selatan 21

SW 2. Instalasi Kenayan 22

DW 1. Kenayan 0

15 Condongcatur MA. Umbul Wadon 24

16 Prambanan SW 2. Instalasi Prambanan Timur 16

SW 3. Instalasi Prambanan Batar 9

TABEL : 3.6(Lanjutan)

JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN

TABEL : 3.6 (Lanjutan)

JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN

No Unit Jenis Sumber Jam Operasi

(Jam/Hari)

17 Kalasan SW 3. Cupuwatu 12

MA. Umbul Wadon 24

DW 1. Instalasi Selomartani 18

SW 4. Instalasi Selomartani 10

Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, Juni 2010

Tarif air minum pada umumnya masih terjangkau oleh masyarkat

Kabupaten Sleman

C. Tingkat Kebocoran

Yang dimaksud dengan tingkat kebocoran (air tak berekening)

adalah akumulasi kehilangan air akibat kebocoran pada distribusi,

pemadam kebakaran, kelebihan pemakaian air, kerusakan atau

ketidak tepatan pembacaan meter air, dan kesalahan adiminitrasi.

Tingkat kebocoran dapat dihitung sebagai berikut :

Page 35: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 35

Jumlah Air Minum yang diproduksi 551.088 m3

Jumlah air yang terjual (Tercatat rekening) 320.550 m3

Tingkat Kebocoran 230.538 m3 atau 41.83 %.

Kebocoran tersebut termasuk air yang dipakai oleh PDAM sendiri

untuk keperluan operasional instalasi pengolahan air minum, yaitu

sebesar 23.093 m3 atau 4,19 %. Kalau tanpa air yang dipakai

oleh PDAM sendiri untuk keperluan operasional instalasi

pengolahan air minum, maka kebocoran sebesar 207.998 atau

sebesar 37,71 %

Data tingkat kebocoran masing-masing unit dapat dilihat pada

Tabel 3.7.

D. Unit Air Baku

Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2005, tentang Pengembangan sistem penyediaan air

minum” tanggal 21 Maret 2005, Unit Air Baku merupakan sarana

pengambilan dan atau penyediaan air baku.

Pada sistem penyediaan air minum peripaan di Kabupaten

Sleman Unit Air Baku terdiri dari mata air, Deep Well dan

Shallow Well. Penjelasan mengenai Bangunan Intake, Pipa

Transmisi air baku dan peralatannya, alat pengukuran

debit air baku, dan sumur pengambilan air tanah dapat

dijelaskan sebagai berikut : Unit Air Baku Sistem Mata Air 1. Umbul Wadon

a. Bangunan Intake

Umbul Wadon dengan elevasi 875 m diatas permukaan

laut (dpl) adalah mata air yang cukup besar kapasitasnya

dengan debit sekitar500 lt/det yang secara administrative

terletak diantara Kelurahan Hargobinangun Kecamatan

Pakem dan Kelurahan Umbulharjo Kecamatan

Cangkringan. Namun dalam pemanfaatannya mata air

Umbul Wadon tidak hanya digunakan oleh PDAM Sleman

(60,55 lt/det) namun digunakan juga oleh PDAM Kota

Yogyakarta (Tirtamarta), Arga Jasa dan masayarkat

melalui perpipaan.

Page 36: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 36

TABEL : 3.7

TINGKAT KEBOCORAN (KEHILANGAN AIR) DI PDAM KABUPATEN SLEMAN

No

Unit

Produksi(m3)

Pakai sendiri(m3)

Distribusi(m3)

Pemakaian Distribusi

(m3) Produksi di Rekening

(m3) Tingkat Kebocoran

(Kehilangan air)(m3) (%)

1 Turi 2.970 180 2.790 289 2.392 109 3,91

Pakem 19.440 - 19.440 800 7.745 10.895 56,04

2 Ngemplak 38.880 - 38.880 - 24.524 14.356 36,02

3 Bimomartani 17.402 1.112 16.290 1.332 6.660 8.298 50,94

4 Tambakrejo 9.720 95 9.625 511 5.857 3.257 33,84

5 Tridadi 11.364 657 10.707 612 8.431 1.664 15,54

6 Sleman 97.405 - 97.405 4.097 59.692 33.616 34,51

7 Mlati 21.546 6.480 15.066 874 9.550 4.642 30,81

8 Sidomoyo 34.563 1.022 33.541 - 13.969 19.572 58,35

9 Gamping 32.832 0 32.832 5.513 17.647 9.672 29,46

10 Nogotirto 36.936 4.320 32.616 3.879 19.279 9.458 29,00

11 Godean 17.270 1.325 15.945 - 8.494 7.451 46,73

12 Ngaglik 16.834 1.038 15.796 585 7.498 7.713 48,83

13 Minomartani 33.372 243 33.129 - 22.797 10.332 31,19

14 Condongcatur 36.288 3.888 32.400 15 21.319 11.066 34,15

15 Depok 69.578 583 68.995 2.361 50.483 16.151 23,41

16 Kalasan 45.900 1.074 44.826 2.028 27.777 15.021 33,51

17 Prambanan 9.342 1.076 8.266 100 6.437 1.729 20,92

Jumlah 551.088 23.093 527.995 22.996 320.550 230.538 41,83

Sumber Data : PDAM Kabupaten Sleman 2010

Page 37: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 37

Kondisi Umbul Wadon saat ini bangunannya tertutup oleh

pasir yang berasal dari lahar dingin Gunung Merapi.

Untuk lebih jelasnya kondisi Umbul Wadon dapat dilihat

pada Gambar 3.12.

Dalam pengalirannya sistem Umbul Wadon menggunakan

9 (sembilan) buah BPT dan berfungsi juga sebagai

reservoir terutama untuk BR1, BR 5 dan BR 6 untuk

melayani unit-unit pelayanan yang diantaranya adalah

Pakem, Ngemplak, Sleman BNA, Kalasan, Kregan,

Condong Catur dan Ngaglik.

b. Kualitas Air Baku

Kualitas Umbul Wadon masih baik, hal ini dapat dilihat

pada pengujian kualitas air yang dilakukan oleh PDAM

Kabupaten Sleman pada BR 1. Dari hasil pengujian

kualitas tersebut tidak ada parameter yang melebihi baku

mutu. Kualitas Umbul Wadon dapat dilihat pada

Tabel 3.5.

c. Pipa Transimi dan Peralatannya

Kondisi perpipaan yang digunakan untuk transmisi saat

ini masih dalam kondisi baik.

Sedangkan untuk penunjang dalam mengurangi tekanan

pada pipa, dalam pengelirannya menggunakan

9 (Sembilan) Bangunan Bak Pelepas Tekan (BPT). Kondisi

masing-masing BPT dalam keadaan baik. Jenis pipa, diameter dan panjang pipa yang digunakan

untuk sistem Umbul Wadon adalah sebagai berikut : a) MA – BR 1 :

- Pipa Steel 250 mm = 24 m

- Pipa Steel 350 mm = 24 m

- Pipa PVC 300 mm = 1.500 m

- Pipa PVC 250 mm = 510 m b) BR 1 – BPT 2 :

- Pipa PVC 300 mm = 1.140 m

- Pipa PVC 250 mm = 865 m c) BPT 2 – BPT 3 :

- Pipa PVC 300 mm = 574m

- Pipa PVC 250 mm = 1.112 m

Page 38: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 38

GAMBAR : 3.19

KONDISI UMBUL WADON

Sebelum Banjir Lahar Setelah Banjir Lahar

Bangunan Pembagi Air Baku PIpa Pembagi Air Baku

Page 39: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 39

No Parameter Satuan Baku MutuHasil

pengujian

15 Timbal mg/L 0.05 <0.0041

16 Zat Organik mg/L - 0.94No Parameter

Satuan Baku Mutu

Hasil pengujian

FISIKA 1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau 2 Warna TCU 50 20 3 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.500 166.0 4 Kekeruhan NTU 25 < 1 5 Suhu 0C Suhu udara +

3 0C 28.0 KIMIA

1 Aluminium (Al) * mg/L - - 2 Besi (Fe) * mg/L 1 < 0.0036 3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.07 4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 93 5 Klorida (Cl-) mg/L 600 10.00 6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.12 7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 0.36 8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 < 0.0008 9 pH - 6.5 - 9 6.2 10 Sulfat (SO4

2-) mg/L 400 16.00 11 Nilai Permanganat (KMnO4) mg/L 10 - 12 Chrom

mg/L 0.05 <0.0018

13 Kadmium mg/L 0.005 < 0.0032

14 Seng mg/L 15 < 0.0041

TABEL : 3.12

KUALITAS MATA AIR UMBUL WADON PADA BR 1

Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010

d) BPT 3 – BPT 4 :

- Pipa PVC 300 mm = 2.640 m

- Pipa PVC 250 mm = 1.240 m

e) BPT 4 – BR 5 :

- Pipa PVC 300 mm = 2.640 m

- Pipa PVC 250 mm = 1.240 m

f) BR 5 – BPT 8

- Pipa PVC 25 mm = 3.690 m

- Pipa PVC 200 mm = 220 m

g) BR 5 – Eks. Ngemplak : Pipa PVC 200 mm = 1.872 m

h) BR 6 – BPT 7 :

- Pipa PVC 250 mm = 3.103 m

- Pipa PVC 200 mm = 1.079 m

Page 40: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 40

i) BR 6 – Bakungan (Mino – Condong) :

- Pipa PVC 300 mm = 2.819 m

- Pipa PVC 250 mm = 791 m

j) BPT 7 – Eks. Kregan :

- Pipa PVC 200 mm = 1.079 m

- Pipa PVC 250 mm = 791 m

k) BPT 7 – Eks. Selomartani (Kalasan) :

- Pipa PVC 200 mm = 1.734 m

l) BPT 8 – BPT 9 :

- Pipa PVC 250 mm = 1.747 m

- Pipa PVC 200 mm = 1.741 m

Air vent yang digunakan pada sistem Umbul Wadon adalah

sebagai berikut :

1. MA – BR 1 : Jumah 5, diameter 1,25 inchi

2. BR 1 – BPT 2 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi

3. BPT 2– BPT 3 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi

4. BPT 3– BPT 4 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi

5. BPT 4– BR 5 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi

6. BR 5 – BR 6 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi

7. BR 5 – BPT 8 : Jumah 2, diameter 1,25 inchi

8. BR 6 – BPT 7 : Jumah 2, diameter 1,25 inchi

9. BPT 8 – BPT9 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi d. Alat Pengukur Debit Air Baku

Alat pengukur debit air baku adalah cipolity dan watermeter Sistem penyediaan air minum dengan sumber air baku dari Umbul

Wadon terdiri dari Unit-unit pelayanan : Unit Pelayanan Pakem,

Unit Pelayanan Ngemplak, Unit Pelayanan Sleman, Unit Pelayanan

Kalasan, Unit Pelayanan Condongcatur, dan Unit Pelayanan

Ngaglik. a. Unit Pelayanan Pakem

Air baku pada Unit Pelayanan Pakem menggunakan sumber air

Umbul Wadon dengan debit sebesar 8 lt/det. Pengaliran untuk

Unit Pelayanan Pakem dimulai dari Bak Pelepas Tekan dan

Resevoar 1 (BR 1) yang merupakan sistem pelayanan Umbul

Wadon. sistem gravitasi sampai ke daerah pelayanan dengan

Page 41: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 41

menggunakan 2 (dua) buah BPT pembantu. Alat ukur yang

digunakan adalah cipolity. Gambar kondisi masing-masing BPT

dapat dilihat pada Gambar 3.20.

b. Unit Pelayanan Ngemplak

Air baku pada Unit Pelayanan Ngemplak menggunakan Umbul

Wadon dengan debit sebesar 15 lt/det. Pengaliran untuk Unit

Pelayanan Ngemplak dimulai dari Bak Pelepas Tekan dan

Resevoar 5 (BR 5) yang merupakan sistem pelayanan Umbul

Wadon Dalam operasionalnya air baku dialirkan menggunakan

sistem gravitasi sampai ke daerah pelayanan.

Alat pengukur debit air baku adalah cipolity. Gambar kondisi

bangunan air baku dapat dilihat pada Gambar 3.21.

c. Unit Pelayanan Sleman

Air baku pada Unit Pelayanan Sleman menggunakan Umbul

Wadon dengan debit sebesar 19 lt/det. Pengaliran untuk Unit

Pelayanan Sleman dimulai dari Bak Pelepas Tekan 9 yang

merupakan sistem pelayanan Umbul Wadon. Dari ketersediaan

air bakunya untuk sumber ini masih dapat digunakan untuk

pengembangan

GAMBAR : 3.20

AIR BAKU UNIT PELAYANAN PAKEM

BPT Pembantu 1 BPT Pembantu 2

GAMBAR : 3.21

AIR BAKU UNIT PELAYANAN NGEMPLAK

Page 42: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 42

Dalam operasionalnya air baku dialirkan menggunakan sistem

gravitasi sampai ke daerah pelayanan. Alat pengukur debit air

baku adalah cipolity.

d. Unit Pelayanan Kalasan

Air baku pada Unit Pelayanan Kalasan menggunakan Umbul

Wadon dengan debit sebesar 5,6 lt/det. Pengaliran untuk Unit

Pelayanan Kalasan dimulai dari Bak Pelepas Tekan 7 yang

merupakan sistem pelayanan Umbul Wadon. Dalam

operasionalnya air baku dialirkan menggunakan sistem gravitasi

sampai ke daerah pelayanan. Alat pengukur debit air baku

adalah cipolity.

e. Unit Pelayanan Condongcatur

Air baku pada Unit Pelayanan Condongcatur menggunakan

Umbul Wadon dengan debit sebesar 14,5 lt/det. Pengaliran

untuk Unit Pelayanan Condongcatur dimulai dari Bak Pelepas

Tekan dan Reservoar 6 yang merupakan sistem pelayanan

Umbul Wadon. Dalam operasinalnya air baku dialirkan

menggunakan sistem gravitasi sampai ke daerah pelayanan.

Alat pengukur debit air baku adalah cipolity.

f. Unit Pelayanan Ngaglik

Air baku pada Unit Pelayanan Ngaglik menggunakan Umbul

Wadon dengan debit sebesar 0,05 lt/det. Pengaliran untuk Unit

Pelayanan Ngaglik dimulai dari Bak Pelepas Tekan 8 yang

merupakan sistem pelayanan Umbul Wadon. Dalam

operasinalnya air baku dialirkan menggunakan sistem gravitasi

sampai ke daerah pelayanan. Alat pengukur debit air baku

adalah cipolity. 2. Mata Air Tuk Dandang a. Bangunan Intake

Selain dari Umbul Wadon sumber yang berasal dari

Tuk Dandang dengan kapasitas debit sebesar 25 lt/det juga

melayani Unit Pelayanan Sleman BNA. Kondisi Tuk Dandang

masih dalam kondisi baik. Untuk mengambil air dari mata air ini

melalui bangunan broncaptering, air di pompa menuju instalasi

pengolahan.

Kondisi bangunan broncaptering Tuk Dandang masih dalam

keadaan baik. Namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi

lingkungan di sekitar mata air tersebut agar ketersediaan air

Page 43: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 43

nya dapat digunakan dalam waktu yang lama. Gambar Kondisi

Borncaptering Tuk Dandang dapat dilihat pada Gambar 3.22.

GAMBAR : 3.22

MATA AIR TUK DANDANG

Broncaptering Tuk Dandang Sumur Pengumpul Air Baku Unit Pelayanan Sleman

b. Alat Pengukur Debit Air Baku

Alat pengukur debit air baku adalah cipolity dan watermeter

Unit Air Baku Sistem Sumur Pada umumnya penyediaan air baku di PDAM Kabupaten Sleman

menggunan air tanah tertekan, dengan pengambilan melalui

Sumur Bor Dalam (Deep Well), dan air tanah bebas melalui Sumur

Dangkal (Shallow Well). Penjelasan masing-masing unit pelayanan

adalah sebagai berikut : a. Unit Pelayanan Turi

Air baku pada Unit Pelayanan Turi menggunakan air tanah

tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Turi dengan kapasitas sumber

15 lt/det dan dari air tanah bebas melalui Sumur Dangkal

(Shallow Well) yaitu SW Instalasi Turi dengan kapasitas

2 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini

masih dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam

operasionalnya untuk Sumur Bor Dalam (Deep Well)

menggunakan genset sedangkan untuk Sumur Dangkal

(Shallow Well) menggunaka gravitasi. Alat pengukur debit air

baku adalah water meter. Untuk lebih jelasnya kondisi sumur

dapat dilihat pada Gambar 3.23

Page 44: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 44

GAMBAR : 3.23

DW 1 TURI

b. Unit Pelayanan Bimomartani

Air baku pada Unit Pelayanan Bimomartani menggunakan air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Turi dengan kapasitas sumber

25 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk sumber ini masih

dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya

menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari

PLN dengan jam operasi 11,43 jam/hari. Alat ukur yang

digunakan adalah berupa water meter. Untuk lebih jelasnya

kondisi sumur dapat dilihat pada Gambar 3.24.

GAMBAR : 3.24

DW BIMOMARTANI

c. Unit Pelayanan Tambakrejo

Air baku pada Unit Pelayanan Tambakrejo menggunakan air

tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Tambakrejo dengan kapasitas sumber

15 lt/det dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow

Well) yaitu SW 2 dengan kapasitas sumber 4 lt/det.

Page 45: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 45

NO

PARAMETER

SATUAN

BAKU MUTU

HASIL PENGUJIAN

DW 1 Tambakrejo

SW 2 Tambakrejo

FISIKA 1 Bau - Tidak

Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau 2 Warna TCU 50 70 20

3 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.500 - -

4 Kekeruhan NTU 25 8.49 0.98

5 Suhu 0C Suhu udara +

3 0C-

-

KIMIA 1 Aluminium (Al) * mg/L - - -

2 Besi (Fe) * mg/L 1 1.129 0.198

3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.001 0.001

4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 256 58

5 Klorida (Cl-) mg/L 600 109.72 12.66

6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.235 0.267

7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 0.001 1.367

8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 0.06 0.029

9 pH - 6.5 - 9 7.35 6.77

10 Sulfat (SO42-) mg/L 400 47.43 6.513

16 Zat Organik mg/L - 2.844 1.264

Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini masih

dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya

menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari

PLN dengan jam operasi 11,43 jam/hari. Alat ukur yang

digunakan adalah berupa water meter.

Dari hasil pengujian kualitas air baku yang dilakukan oleh

PDAM Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa nilai Fe pada

DW 1 diatas baku mutu, yaitu sebesar 1.129 mg/L dengan

baku mutu sebesar 1 mg/L. Sedangkan untuk SW 2

Tambkarejo masih dibawah baku mutu. Kualitas air baku unit

Tambakrejo dapat dilihat pada Tabel 3.8. Dan kondisi sumur

dapat dilihat pada Gambar 3.25.

d. Unit Pelayanan Tridadi

Air baku pada Unit Pelayanan Tridadi menggunakan air tanah

tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Murangan dengan kapasitas sumber

15 lt/det dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow

Well) yaitu SW 6, SW 7, dan SW 5 dengan masing-masing

kapasitas sumber 3 lt/det, 5 lt/det dan 2 lt/det.

TABEL : 3.8

KUALITAS AIR BAKU UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO

Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010

Page 46: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 46

GAMBAR : 3.25

SW 2 TAMBAKREJO

Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini masih

dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya

menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari

PLN dengan jam operasi 24 jam/hari untuk Sumur Dangkal

(Shallow Well) hanya di operasikan selama 5 jam/hari . Alat

ukur yang digunakan adalah berupa water meter. Untuk lebih

jelasnya kondisi sumur dapat dilihat pada Gambar 3.26.

GAMBAR 3.26

AIR BAKU UNIT PELAYANAN TRIDADI

DW Unit Pelayanan Tridadi SW Unit Pelayanan Tridadi

e. Unit Pelayanan Mlati

Air baku pada Unit Pelayanan Mlati menggunakan air tanah

tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW 1 Mlati Selatan dan DW 2 Mlati Utara

dengan kapasitas sumber 3 lt/det dan dan 10 lt/det. Dalam

Page 47: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 47

operasionalnya menggunakan pompa dengan energy listrik

yang berasal dari PLN dengan jam operasi 2.5 jam/hari untuk

Sumur Bor Dalam (Deep Well), yaitu DW 1 Mlati Selatan.

Sedangkan untuk Sumur Bor Dalam (Deep Well)

DW Mlati 2 utara beroperasi selama 21 jam/hari. Alat ukur yang

digunakan adalah berupa water meter

f. Unit Pelayanan Gamping

Air baku pada Unit Pelayanan Gamping menggunakan air tanah

bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW Patukan

Selatan, SW Patukan Barat, dan SW Gamping IPA dengan

masing-masing kapasitas sumber 10 lt/det, 12 lt/det dan

10 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini

masih dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam

operasionalnya menggunakan pompa dengan energy listrik

yang berasal dari PLN dengan jam operasi 23 jam/hari dan alat

ukur yang digunakan adalah berupa water meter.

Air dari sumur terlebih dahulu masuk ke dalam Sump Well dan

kemudian di pompa menuju ke IPA. Kondisi bangunan air baku

saat ini masih dalam kondisi baik. Untuk lebih jelasnya kondisi

sumur dapat dilihat pada Gambar 3.27.

GAMBAR 3.27

AIR BAKU UNIT PELAYANAN GAMPING

Air Baku Kali Konteng Sump Well

g. Unit Pelayanan Sidomoyo

Air baku pada Unit Pelayanan Sidomoyo menggunakan air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu

SW Cebongan Pompa 1 dan 2, SW Danen Utara, dan

SW Sidomoyo Barat dengan masing-masing kapasitas sumber

9 lt/det, 13 lt/det dan 6 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya

untuk ketiga sumber ini masih dapat digunakan untuk

pengembangan. Dalam operasionalnya menggunakan pompa

dengan energy listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi

23 jam/hari dan alat ukur yang digunakan adalah berupa water

meter.

Page 48: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 48

NO

PARAMETER

SATUAN BAKU MUTU

HASIL PENGUJIAN

SW 4 Sidomoyo

SW 5Sidomoyo

Brt

SW 3 Siomoyo

FISIKA 1 Bau - Tidak

BerbauTidak

BerbauTidak

BerbauTidak

Berbau

2 Warna TCU 50 20 20 20

3 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.500 - - -

4 Kekeruhan NTU 25 0.51 0.29 0.89

5 Suhu 0 Suhu udara +

3 0C-

-

-

KIMIA 1 Aluminium (Al) * mg/L - - - -

2 Besi (Fe) * mg/L 1 0.011 0.115 0.109

3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.012 0.015 0.001

4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 70 76 72

5 - mg/L 600 10.13 10.972 10.12

6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.021 0.001 0.321

7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 4.765 0.843 1.232

8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 0.065 0.052 0.158

9 pH - 6.5 - 9 6.32 7.02 6.99

10 Sulfat (SO42-) mg/L 400 7.91 7.988 7.803

16 Zat Organik mg/L - 2.212 0.632 2.212

Dari hasil pengujian kualitas air baku yang dilakukan oleh

PDAM Kabupaten Sleman menunjukkan masih dibawah baku

mutu. Kualitas air baku unit Sidomoyo dapat dilihat pada

Tabel 3.9.

h. Unit Pelayan Nogotirto

Air baku pada Unit Pelayanan Nogotirto menggunakan air tanah

tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW Instalasi Nogotirto dan Nogotirto Selatan

dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well)

yaitu SW3 Nogotirto dengan masing-masing kapasitas sumber

masing-masing sebesar 10 lt/det, 15 lt/det, dan 5 lt/det dengan

kondisi bangunan sumur dalam kondisi baik. Dari ketersediaan

air bakunya untuk sumber ini masih dapat digunakan untuk

pengembangan.

Dalam operasionalnya menggunakan pompa dengan energy

listrik yang berasal dari PLN.

i. Unit Pelayanan Godean

Air baku pada Unit Pelayanan Godean menggunakan air tanah

tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam

(Deep Well), yaitu DW instalasi Godean Utara dengan

TABEL 3.9

KUALITAS AIR BAKU UNIT PELAYANAN SIDOMOYO

C Klorida (Cl ) Sumer data : PDAM Kabupaten Sleman

Page 49: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 49

kapasitas sumber 8 lt/det. Kondisi saat ini sumur dalam

tersebut berkurang kapasitasnya sehingga mengakibatkan

instlasi tidak difungsikan. Oleh karena itu perlu adanya

perbaikan untuk air baku pada unit Godean. Sedangkan dalam

operasionalnya menggunakan pompa dengan energy listrik

yang berasal dari PLN dengan jam operasi 19 jam/hari dan alat

ukur yang digunakan adalah berupa water meter.

j. Unit Pelayanan Ngaglik

Air baku pada Unit Pelayanan Ngaglik menggunakan air tanah

bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW Instalasi

Ngaglik dengan kapasitas sumber 9 lt/det dengan kondis yang

masih bagus. Dari ketersediaan air baku sumber ini masih

dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya

menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari

PLN dengan jam operasi 24 jam/hari dan alat ukur yang

digunakan adalah berupa water meter.

k. Unit Pelayanan Minomartani

Air baku pada Unit Pelayanan Minomartani menggunakan air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu

SW Instalasi Utara, SW Instalasi Selatan, dan SW Instalasi

Timur dengan masing-masing kapasitas sumber 4 lt/det,

7 lt/det, dan 13 lt/det . Dari ketersediaan air bakunya untuk

ketiga sumber ini masih dapat digunakan untuk

pengembangan. Dalam operasionalnya menggunakan pompa

dengan energy listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi

16 jam/hari sampai 23 jam/hari dan alat ukur yang digunakan

adalah berupa water meter. l. Unit Pelayanan Depok

Air baku pada Unit Pelayanan Depok menggunakan air tanah

tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam (Deep

Well), yaitu DW 1 Kregan Utara dan DW 1 Kenayan dengan

masing-masing kapasitas sumber 10 lt/det dan 20 lt/det

Namun saat ini DW 1 Kenayan tidak dioperasikan.

Selain itu Unit Pelayanan Depok menggunankan air tanah

bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW Kregan

Utara, SW Kregan Selatan, dan SW Instalasi Kenayan dengan

masing-masing kapasitas sumber 10 lt/det, 7 lt/det dan

13 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua tipe

sumber ini masih dapat digunakan untuk pengembangan.

Dalam operasionalnya menggunakan pompa dengan energy

listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi 8 jam/hari

Page 50: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 50

NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU HASIL PENGUJIAN

Kregan 1 Kregan 2

FISIKA 1 Bau - Tidak Berbau Tidak

BerbauTidak

Berbau

2 Warna TCU 50 27 16

3 Residu terlarut(TDS) mg/L 1.500 - -

4 Kekeruhan NTU 25 - 8.7

5 Suhu 0C Suhu udara + 3 0C - -

KIMIA 1 Aluminium (Al) * mg/L - - -

2 Besi (Fe) * mg/L 1 3.2 2.6

3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.42 0.3

4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 36 40

5 Klorida (Cl-) mg/L 600 15 30

6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.7 0.6

7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 1.1 1.6

8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 0.24 0.02

9 pH - 6.5 - 9 7.1 6.9

10 Sulfat (SO42-) mg/L 400 11 1.2

16 Tota Coliform x 10 mg/L 50 2.3 7

sedangkan untuk SW jam operasinya selama (22 – 23) jam/hari

dan alat ukur yang digunakan adalah berupa water meter.

Kualitas sumber air baku unit Depok terdapat parameter yang

melebihi baku mutu yaitu Fe sebesar 3.2 mg/L dan 2.6 mg/L.

Namun untuk parameter yang lainya masih di bawah baku

mutu. Oleh Karena itu pengolahan pada unit ini harus

dioptimalkan untuk mengurangi kadar Besi (Fe) yang

terkandung dalam air baku. Data kualitas air baku unit Depok

dapat dilihat pada Tabel 3.10

m. Unit Pelayanan Kalasan

Air baku pada Unit Pelayanan Kalasan menggunakan air tanah

tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam (Deep

Well), yaitu DW 1 Instalasi Selomartani dengan kapasitas

sumber sebesar 15 lt/det serta air tanah bebas melalui Sumur

Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 3 Cupuwatu Timur dan SW 4

Instalasi Selomartani dengan masing-masing kapasitas sumber

8 lt/det dan 5 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua

tipe sumber ini masih dapat digunakan untuk pengembangan.

Dalam operasionalnya menggunakan pompa dengan energy

listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi 19 jam/hari

sedangkan untuk Sumur Dangkal (Shallow Well) berkisar

TABEL : 3.10

KUALITAS AIR BAKU UNIT DEPOK

Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010

anatara 9 jam/hari sampai 13 jam/hari. Alat ukur yang

digunakan adalah berupa water meter.

Page 51: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 51

n. Unit Pelayan Prambanan

Air baku pada Unit Pelayanan Prambanan menggunakan air

tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 2

Instlasi Prambanan Timur dan SW 2 Instalasi Prambanan Barat

dengan masing-masing kapasitas sumber 5 lt/det dan 4 lt/det.

Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini masih

dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya

menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari

PLN dengan jam operasi (9 – 17) jam/hari dengan alat ukur

yang digunakan adalah berupa water meter.

E. Unit Produksi

Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2005, tentang Pembangunan Sistem penyediaan air

minum” tanggal 21 Maret 2005, Unit Poduksi merupakan

prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk mengolah air

baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan atau

biologi.

Pada sistem penyediaan air minum perpipaan di Kabupaten

Sleman Unit Produksi terdiri dari :

Unit Pengolahan Air Minum atau Water Treatment Plan

(WTP)

Bangunan penampung air minum (Sump Well)

Alat Pengukur debit

Perangkat Operasional Kondisi Unit Produksi masing-masing unit di PDAM Kabupaten

Sleman adalah sebagai berikut : a. Unit Pelayan Pakem

Produksi air yang dilakukan pada Unit Pelayanan Pakem berasal

dari Mata Air Umbul Wadon dengan kapasitas produksi 8 lt/det

pada BR 1. Pengolahan yang dilakukan hanya dengan

penambahan desinfektan berupa chlor pada reservoir BR 1. Alat

ukur yang digunakan adalah water meter. Dari total Kapasitas

terpasang unit Pakem adalah sebesar 7,03 lt/det dengan

kapasitas produksi 7,5 lt/det. maka efisiensi produksi pada unit

Pakem adalah sebesar 93.75 %.

Page 52: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 52

b. Unit Pelayanan Turi

Sistem pengolahan yang digunakan pada Unit Pelayanan Turi

adalah pengolahan sederhana yaitu menggunakan desinfektan

pada reservoir. Kapasitas produksi pada unit Turi 1,15 lt/det

dari kapasitas terpasang 13,5 lt/det. Kurangnnya pelanggan

sehingga pengoperasian hanya 2,5 jam/hari, oleh karena itu

efisiensi produksi unit Turi adalah sebesar 8,52 %.

c. Unit Pelayanan Ngemplak

Produksi air yang dilakukan pada unit Ngemplak berasal dari

Umbul Wadon dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal

(Shallow Well), Shallow Well yang ada di sekitar BR 5 dengan

kapasitas produksi 15 lt/det pada BR 5. Pengolahan yang

dilakukan hanya dengan penambahan desinfektan berupa chlor

pada reservoir BR 5. Alat ukur yang digunakan adalah water

meter. Dari total Kapasitas terpasang unit Ngemplak adalah

sebesar 15 lt/det dengan kapasitas produksi 15 lt/det maka

efisiensi produksi pada unit Ngemplak telah 100 %.

d. Unit Pelayanan Bimomartani

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan

Bimomartani adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan

kapasitas terpasang 16 lt/det . Instalasi tersebut terdiri dari bak

aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.

Kondisi saat ini instalasi dari masing-masing bak pengolahan

masih dalam kondisi baik. Berdasarkan kinerja instalasi saat ini

atau efisiensi produksi adalah sebesar 81,25% . Kondisi

Instalasi unit Bimomartani dapat dilihat pada Gambar 3.28. e. Unit Pelayanan Tambakrejo

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan

Tambakrejo adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan

kapasitas terpasang 10 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak

aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.

Kondisi saat ini ada beberap bak yang mengalami kerusakan

yaitu pada bak sedimentasi, filtrasi dan pipa outlet dari bak

sedimentasi.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 65 % . Kondisi Instalasi unit Tambakrejo dapat

dilihat pada Gambar 3.29 dan Gambar 3.30. f. Unit Pelayanan Sleman

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Sleman

adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas

Page 53: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 53

GAMBAR : 3.28

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN BIMOMARTANI

Instalasi Unit Bimomartani Bak Aerasi

Sedimentasi Filtrasi

GAMBAR : 3.29

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO

IPA Unit Tamabakrejo Sedimentasi

Filter Pembubuhan Desinfektan

Page 54: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 54

GAMBAR : 3.30

KERUSAKAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO

Kerusakan pada Bak Filter Kerusakan pada Bak

Sedimentasi

terpasang 20 lt/det Instalasi tersebut terdiri dari bak filtrasi

dengan konstruksi paket beton. Kondisi saat ini bangunan

pengolahan unit Sleman masih baik.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 100 % . Kondisi Instalasi unit Slamen dapat

dilihat pada Gambar 3.31.

GAMBAR : 3.31

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN SLEMAN

Filter Unit Sleman Instalasi Unit Sleman g. Unit Pelayanan Tridadi

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Tridadi

adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas

terpasang 10 l/det Instalasi tersebut terdiri dari bak aerasi,

sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.

Kondisi saat ini IPA pada Unit Pelayanan Tridadi masih dalam

kondisi baik namun perlu ditingkatkan dalam pemeliharaanya.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 80 %. Kondisi Instalasi unit Tridadi dapat dilihat

pada Gambar 3.32.

Page 55: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 55

GAMBAR : 3.32

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN TRIDADI

IPA Unit Tridadi

Sedimentasi Filter

h. Unit Pelayanan Mlati

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Mlati

adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas

terpasang 10 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak aerasi,

sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja. Kondisi

saat ini ada beberapa bak yang mengalami kerusakan yaitu

pada bak sedimentasi sehingga hanya satu kompartemen yang

digunakan.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 80 %. Kondisi Instalasi unit Mlati dapat dilihat

pada Gambar 3.33.

GAMBAR : 3.33

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN MLATI

IPA Unit Mlati Filter

Page 56: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 56

i. Unit Pelayanan Gamping

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Gamping

adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas

terpasang 10 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak aerasi,

sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 100 % . Kondisi Instalasi unit Gamping dapat

dilihat pada Gambar 3.34.

GAMBAR : 3.34

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN GAMPING

IPA Gamping Sedimentasi

j. Unit Pelayanan Sidomoyo

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan

Sidomoyo adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total

kapasitas terpasang 24 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak

aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 68,75 % . k. Unit Pelayanan Nogotirto

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan

Nogotirto adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total

kapasitas terpasang 22 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak

aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 86,36 %. Kondisi Instalasi Unit Pelayanan

Nogotirto dapat dilihat pada Gambar 3.35.

Page 57: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 57

GAMBAR : 3.35

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT NOGOTIRTO

IPA Unit Nogotirto Filter

l. Unit Godean

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Godean

saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total

kapasitas terpasang 5 lt/det dengan konstruksi beton. Kondisi

saat ini IPA Godean tidak difungsikan karena tidak adanya air

baku. Operasional untuk unit godean dilayani dari distribusi

Sidomoyo sebesar 3,5 lt/det. Berdasarkan kinerja instalasi saat

ini atau efisiensi produksi adalah sebesar 70 % . Kondisi

Instalasi unit Godean dapat dilihat pada Gambar 3.36.

GAMBAR 3.36

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN GODEAN

IPA Unit Godean Aerasi

m. Unit Pelayanan Ngaglik

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Ngaglik

saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total

kapasitas terpasang 8 lt/det dengan konstruksi beton. Kondisi

saat ini IPA Ngaglik tidak difungsikan karena tidak adanya air

baku. Operasional untuk unit Ngaglik dibantu melalui sistem

Umbul Wadon sebesar 0,05 l/dt. Berdasarkan kinerja instalasi

saat ini atau efisiensi produksi adalah sebesar 87,5 % . Kondisi

Instalasi unit Ngaglik dapat dilihat pada Gambar 3.37.

Page 58: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 58

GAMBAR : 3.37

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANHAN NGAGLIK

IPA Unit Ngaglik Pembubuhan Chlor

n. Unit Pelayanan Minomartani

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan

Minomartani saat adalah Instalasi Pengolahan sederhana

dengan total kapasitas terpasang 40 L/dt dengan konstruksi

beton. Kondisi saat ini IPA Minomartani tidak difungsikan

karena tidak berfungsinya bak filter. Dengan tidak berfungsinya

IPA tersebut maka air baku yang berasal dari sumur dalam

tidak dapat diolah. Dengan kondisi tersebut maka operasional

untuk Unit Pelayanan Minomartani langsung dari Sumur

dangkal dan hanya diberikan desinfektan.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 42,5 % . Kondisi Instalasi Unit Pelayanan

Minomartani dapat dilihat pada Gambar 3.38.

GAMBAR : 3.38

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN MINOMARTANI

Filter Filter

o. Unit Pelayanan Depok

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Depok

saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total

kapasitas terpasang 10 lt/det dengan konstruksi baja.

Page 59: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 59

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 80 %. Selain dari IPA produksi air pada unit

Depok berasal dari sumur dangkal yang langsung di alirkan ke

reservoir dan hanya menggunakan pembubuhan desinfektan.

Dari total Kapasitas terpasang unit Depok sebesar 25 lt/det

dengan kapasitas produksi 26,84 lt/det maka efisiensi produksi

pada unit depok adalah sebesar 94,5 %. Kondisi Instalasi unit

Depok dapat dilihat pada Gambar 3.39.

GAMBAR : 3.39

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN DEPOK

IPA Unit Depok Shallow Well Unit Depok

p. Unit Condongcatur

Produksi air yang dilakukan pada Unit Pelayanan Condongcatur

berasal dari Mata Air Umbul Wadon dengan kapasitas produksi

14 lt/det pada BR 6. Pengolahan yang dilakukan hanya dengan

penambahan desinfektan berupa chlor pada reservoir BR 6. Alat

ukur yang digunakan adalah water meter. q. Unit Pelayanan Kalasan

Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Kalasan

saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana Kalasan dengan

total kapasitas terpasang 15 lt/det, dengan konstruksi beton.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 93,33 %. Selain dari IPA produksi air pada Unit

Pelayanan Kalasan berasal dari sumur dangkal yang langsung

di alirkan ke reservoir dan hanya menggunakan pembubuhan

desinfektan. Selain dalam distribusinya dibantu juga oleh sistem

Umbul Wadon. Dari total Kapasitas terpasang unit Kalasan

adalah sebesar 16,07 l/dt dengan kapasitas produksi 17 lt/det

maka efisiensi produksi pada unit depok adalah sebesar

94,54 %. Kondisi Instalasi Unit Pelayanan Kalasan dapat dilihat

pada Gambar 3.40.

Page 60: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 60

GAMBAR : 3.40

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN KALASAN

IPA Selomartani Filter

r. Unit Prambanan

Produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Prambanan

saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total

kapasitas terpasang 3,6 Lt/det dengan konstruksi beton.

Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi

adalah sebesar 68,42 %. Kondisi Instalasi Unit Pelayanan

Prambanan dapat dilihat pada Gambar 3.41.

GAMBAR : 3.41

INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PRAMBANAN

IPA Prambanan Aerasi

F. Unit Distribusi Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

16 tahun 2005, tentang pengembangan sistem Penyediaan air

minum” tanggal 21 Maret 2005, Unit Distribusi merupakan sarana

pengaliran air minum. Pada sistem penyediaan air minum perpipaan di Kabupaten

Sleman Unit Distribusi terdiri dari :

Page 61: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 61

Pipa Distribuis dan perlengkapannya

Reservoir Distribusi

Kondisi unit distribusi di PDAM Kabupaten Sleman dapat dilihat

pada masing-masing unit sebagai berikut :

a. Unit Pelayanan Pakem dan Turi

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Pakem

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

Sedangkan untuk pelayanan air minum pada Unit Pelayanan

Turi didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan

ground reservoir.

b. Unit Pelayanan Ngemplak

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Ngemplak

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

c. Unit Pelayanan Bimomartani

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Bimomartani

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir. d. Unit Tambakrejo

Pelayanan air minum pada Unit Tambakrejo didistribusikan

secara gravitasi dengan menggunakan ground reservoir. e. Unit Sleman

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Sleman

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir. f. Unit Pelayanan Tridadi

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Tridadi

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

Page 62: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 62

g. Unit Pelayanan Mlati

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Mlati didistribusikan

secara gravitasi dengan menggunakan ground reservoir.

h. Unit Pelayanan Gamping

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Gamping

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

i. Unit Pelayanan Sidomoyo

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Sidomoyo

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

j. Unit Pelayanan Nogotirto

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Nogotirto

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

k. Unit Pelayanan Godean

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Godean

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir. l. Unit Pelayanan Ngaglik

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Ngaglik

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir. m. Unit Minomartani

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Minomartani

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir. n. Unit Pelayanan Depok

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Depok

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

Page 63: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 63

o. Unit Condongcatur

Pelayanan air minum pada Unit Condongcatur didistribusikan

secara gravitasi dengan menggunakan ground reservoir.

p. Unit Pelayanan Kalasan

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Kalasan

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

q. Unit Pelayanan Prambanan

Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Prambanan

didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground

reservoir.

3.1.3 Unit Pelayanan

Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2005, tentang pengembangan sistem Penyediaan air

minum, tanggal 21 Maret 2005, Unit Pelayanan terdiri dari :

Sambungan Rumah, Hidran umum, dan Hidran Kebakaran.

Total Langganan PDAM Kabupaten Sleman sebanyak

20.020 langganan (Juni 2010) dengan uraian sebagai berikut :

Rumah Tangga = 19.527 Sambungan

Sosial = 165 Sambungan Niaga = 48 Sambungan

Instansi = 167 Sambungan

Kran Umum = 112 Sambungan

Industri = 1 Sambungan Sedangkan untuk total jumlah pelanggan masing-masing unit

pelayanan dapat dibaca pada Tabel 3.11.

3.1.4 Unit Pengelolaan Pelayanan sistem penyediaan air minum dengan jaringan

perpipaan di Kabupaten Sleman dikelola oleh Perusahaan Daerah,

yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PDAM dapat dilihat pada

Gambar 3.42.

Page 64: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 64

TABEL : 3.11

JUMLAH PELANGGAN MASING-MASING UNIT PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN (Juni 2010)

No

Unit Pelayanan

Jenis Pelanggan Total JumlahPelanggan

(Sambungan)Rumah Tangga Sosial Niaga Instansi Kran Umum Industri

1 Pakem – Turi 539 5 5 14 - 1 564

2 Ngemplak 1.368 23 - 11 14 - 1.416

3 Bimomartani 489 9 - 1 11 - 516

4 Tambakrejo 403 12 - 6 10 - 431

5 Sleman 3.039 24 8 52 10 - 3.135

6 Tridadi 473 5 1 5 6 - 490

7 Mlati 646 2 - 6 9 - 663

8 Sidomoyo 1.006 3 10 2 12 - 1.033

9 Gamping 1.632 9 1 2 5 - 1.649

10 Nogotirto 1.626 8 2 13 7 - 1.656

11 Godean 638 6 1 18 6 - 669

12 Ngaglik 556 5 2 5 - - 568

13 Minomartani 1.508 15 3 2 - - 1.528

14 Condongcatur 1.336 6 2 1 - - 1.345

15 Depok 1.969 9 13 11 - - 2.002

16 Kalasan 1.848 16 - 7 20 - 1.891

17 Prambanan 414 4 - 2 2 - 422

TOTAL SAMBUNGAN 19.527 165 48 167 112 1 20.020

Sumber Data : PDAM Kabupaten Sleman

Page 65: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 65

GAMBAR : 3.42

STRUKTUR ORGANISASI PDAM KABUPATEN SLEMAN

Bupati Sleman

Badan Pengawas

Direktur Utama

Direktur Umum Direktur Teknik

S P I Bagian Keuangan Bag. Perencanaan

Teknik Penelitian &

Pengembangan

Bagian Humas &

Langganan Bag. Produksi &

Kualitas Air

Bagian Umum Bag. Transmisi & Distribusi

Cabang/Wilayah

Seksi Administrasi & Keuangan

Seksi Pelayanan Langganan

Seksi Teknik

Unit Pelayanan  

 

Page 66: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 66

3.1.5 Perdesaan

Penyediaan air bersih di wilayah perdesaan Kabupaten Sleman

melalui sumur-sumur yang dimiliki oleh warga dan juga sistem

perpipaan melalui mata air ata embung yang ada. Berikut

disajikan data sumber mata air melalui sistem perpipaan.

TABEL : 3.12

SUMBER MATA AIR DENGAN PERPIPAAN

No PUSKESMAS

MATA AIR/MATA AIR DENGAN PERPIPAAN

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

1 Moyudan 23 2 792 Minggir 17 17 2053 Seyegan 2 2 1784 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 5 5 57 Gamping II 1 1 358 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0

10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 1 1 1614 Prambanan 10 10 50015

Kalasan 0 0 0

16 Ngempak I 5 5 15817 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 1 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 30 6 021 Tempel I 16 16 95022 Tempel II 88 88 16023 Turi 63 61 457624 Pakem 30 30 516725 Cangkringan 2 2 2801

Jumlah 294 246 14830Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014

Penyediaan air minum dengan system jaringan perpipaan dibagi

menjadi tiga jenis yakni air permukaan, sumber mata air, dan

pembuatan sumur. Berdasarkan sumber data mata air dengan

system perpipaan dapat diketahui bahwa jumlah terbesar berada

pada wilayah utara administrasi Kabupaten Sleman dengan

system perpipaan mencapai 5167 pengguna di Kecamatan Pakem

saja, sedangkan Kecamatan Turi mencapai 4576 pengguna,

sedangkan Kecamatan Cangkringan mencapai 2801 pengguna.

Daerah utara yang sebagaimana diketahui lokasinya berada di

lereng Gunung Merapi, sehingga system perpipaan yang airnya

bersumber dari mata air dan sumur ini merupakan system yang

paling baik untuk digunakan melancarkan distribusi kebutuhan air

masyarakat.

Page 67: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 67

A. Sistem Penyediaan Air Minum Non Perpipaan Perdesaan

Sistem penyediaan air minum non perpipaan (sistem penyediaan

air minum secara individu) yang ada di Kabupaten Sleman dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Air minum dari sumber air (sumur) diangkat kepermukaan tanah

dengan menggunakan timba, lalu air tersebut digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air (sumur) di

pompa langsung kealat-alat plumbing atau di pompa ke

menara air, lalu air dari menara air dialirkan secara gravitasi ke

alat-alat plumbing. Disamping menggunakan air dari sumur ada

juga yang menggunakan sumber air dari air permukaan (sungai).

Pada umumnya yang menggunakan air tanah tidak tertekan/air

tanah bebas (sumur) terdiri dari sumur gali dan sumur pantek.

Kualitas air tanah di Kabupaten Sleman pada umunya secara fisik

cukup baik, akan tetapi secara kualitas rata-rata memiliki nilai besi

(Fe) yang tinggi. Pada waktu musim hujan kuantitasnya cukup

banyak, akan tetapi pada waktu musim kemarau kuantitasnya

berkurang, bahkan dibeberapa sumur airnya tidak ada, terutama

dibagian wilayah Kabupaten Sleman bagian selatan.

Penyediaan air minum di Kabupaten Sleman tidak hanya

disediakan melalui jaringan perpipaan tetapi juga melalui jaringan

non perpipaan. Berikut disajikan data sumur gali yang ada di

Kabupaten Sleman.

TABEL : 3.13

DATA SUMBER AIR BERSIH SUMUR GALI

No PUSKESMAS

SUMUR GALI

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

1 Moyudan 5826 5826 96442 Minggir 7442 5952 99873 Seyegan 7608 7024 145934 Godean I 6891 6891 108615 Godean II 7265 6876 90456 Gamping I 8293 8293 115637 Gamping II 12722 12722 139018 Mlati I 10175 9390 149659 Mlati II 8539 6113 10539

10 Depok I 7584 7513 935011 Depok II 8638 8638 975312 Depok III 14612 14612 1563713 Berbah 11241 11241 1470414 Prambanan 13499 11879 1304615 Kalasan 22685 22685 2280616 Ngempak I 3952 3952 517917 Ngemplak II 7515 7500 910618 Ngaglik I 9451 8826 1212019 Ngaglik II 9038 8202 1309820 Sleman 1420 1150 1840221 Tempel I 5243 5243 707622 Tempel II 4903 4903 695923 Turi 5983 5983 654724 Pakem 4804 4804 2346

Page 68: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 68

No PUSKESMAS

SUMUR GALI

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

25 Cangkringan 3001 2940 5860Jumlah 208330 199158 277087

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014

Sumber air bersih yang berasal dari sumur gali rata-rata banyak

digunakan dan menjadi pilihan yang paling mendominasi di seluruh

kecamatan di Kabupaten Sleman. Hal ini sangat terlihat dari jumlah

yang menggunakan sumur gali lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah penggunaan PDAM, system perpipaan, maupun penggunaan

sumber air bersih lainnya.

TABEL : 3.14

DATA SUMBER AIR BERSIH POMPA TANGAN

DANGKAL/DALAM

No PUSKESMAS

SUMUR POMPA TANGAN DANGKAL/DALAM

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

1 Moyudan 0 0 02 Minggir 0 0 03 Seyegan 17 17 174 Godean I 0 0 05 Godean II 13 13 206 Gamping I 20 20 207 Gamping II 0 0 0

No PUSKESMAS

SUMUR POMPA TANGAN DANGKAL/DALAM

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

8 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0

10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 13 13 1313 Berbah 3 3 1014 Prambanan 0 0 015 Kalasan 0 0 016 Ngempak I 0 0 017 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 0 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 25 25 2521 Tempel I 0 0 022 Tempel II 1 1 123 Turi 0 0 024 Pakem 0 0 025 Cangkringan 0 0 0

Jumlah 92 92 106 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014

Page 69: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 69

Jumlah total sumur pompa tangan dangkal dan dalam di Kabupaten

Sleman adalah sejumlah 106. Jumlah terbanyak yang digunakan

ada di Kecamatan Sleman. Kecamatan Depok hanya memiliki 13

sumur pompa tangan yang digunakan. Semakin maju dan

berkembangnya sebuah wilayah ditandai dengan semakin modern

kebiasaan dan teknologi yang digunakan, berdasarkan data di atas

ini dapat diindikasikan bahwa masyarakat telah banyak

meninggalkan sumur pompa tangan baik yang dangkal maupun

dalam. Penggunaannya telah dibantu dengan pompa listrik yang

lebih praktis

TABEL : 3.15

DATA SUMBER MATA AIR PENAMPUNGAN AIR HUJAN

No PUSKESMAS

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

1 Moyudan 0 0 02 Minggir 0 0 03 Seyegan 0 0 04 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 0 0 07 Gamping II 0 0 08 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0

No PUSKESMAS

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

10Depok I 230 230 230

11 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 0 0 014 Prambanan 1304 1304 130415 Kalasan 0 0 016 Ngempak I 0 0 017 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 0 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 2 2 221 Tempel I 0 0 022 Tempel II 0 0 023 Turi 0 0 024 Pakem 0 0 025 Cangkringan 0 0 0

Jumlah 1536 1536 1536 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014

Page 70: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 70

Sumber mata air berupa penampungan air hujan masih banyak

digunakan oleh masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten

Sleman, diantaranya adalah Kecamatan Depok dengan 230

penggunaan; Prambanan dengan 1204 penggunaan; dan Sleman

dengan 2 penggunaan. Penampungan air hujan ini banyak

digunakan untuk menambah sumber air cadangan selain sumber

air baku yang lainnya.

TABEL : 3.16

DATA SUMBER MOBIL TANGKI DAN TERMINAL AIR

No PUSKESMAS

MOBIL TANGKI DAN TERMINAL AIR

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

1 Moyudan 0 0 02 Minggir 0 0 03 Seyegan 0 0 04 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 0 0 07 Gamping II 0 0 08 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0

10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 0 0 014 Prambanan 0 0 015 Kalasan 0 0 0

No PUSKESMAS

MOBIL TANGKI DAN TERMINAL AIR

ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN

16 Ngempak I 0 0 017 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 0 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 0 0 021

Tempel I 0 0 022 Tempel II 0 0 023 Turi 0 0 024 Pakem 9 9 025 Cangkringan 0 0 0

Jumlah 9 9 0Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014  

Sistem penyediaan air minum perpipaan wilayah pedesaan di

Kabupaten Sleman dimulai pada tahun 1996 dengan

menggunakan Sistem Penyediaan Air Bersih (SIPAS).

Sumber Air baku yang digunakan adalah mata air dan air

permukaan dengan sistem perpipaan gravitasi, dengan sistem

pelayanan secara Hidran Umum (HU) dan Sambungan Rumah

(SR). Untuk lebih jelasnya nama-nama Desa, sistem yang

digunakan cakupan pelayanan dan pengelola dapat dilihat pada

Tabel 3.17 sampai dengan Tabel 3.22.  

 

Page 71: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 71

TABEL : 3.17

PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN

No Nama Pamdes Tiro Umbul Tirto Luhur Sangonan I Tirto Manunggal Tirto Asih

1

Dusun Ngumbul Munengan Sangonan I Jetis Dono Asih Donoasih

2

Desa Bangun Kerto Sido Luhur Sidorejo Donokerto Donokerto

Turi Turi Godean Turi Turi

3

Jumlah Penduduk 150 203 203 35 70

4

KK 30 610 610 143 267

5

Jumlah Terlayani 100 47 20 35 70

6

KK 250 188 82 143 267

7

Sumber Air Mata Air Mata Air Sungai Dangkal Mata Air Mata Air

8

Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih

9

Debit Sumber 20 1 1.2

10

Jarak Sumber 1 0.9 0.5 1 0,5

11

Sistem Aliran Gravitasi Pompa Pompa Gravitasi Gravitasi

12

Panjang Pipa 1" 800 950 200 400 1000

13

Panjang Pipa 2" 200 1000

14

Panjana Pipa 3" 1000

15

Sambungan Ke rumah 55 47 20 35 70

16

HU 7 1 1

17

PAH -

18

Dibangun 2005 1009 2008

Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010

Page 72: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 72

TABEL : 3.18

PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN

No Nama Pamdes Karang TirtoII Umbul Makmur Tirto Mulyo Kr Harjo Makmur Tirto

Langgeng

1

Dusun Pulih Rejo Pules Lor Rebobong Lor Karang Harjo MakmurGundengan

Kidul

2

Desa Donokerto Donokerto Mororejo Margo Rejo Margo Rejo

Turi Turi Tempel Tempel Tempel

3

Jumlah Penduduk 38 35 128 34 155

4

KK 115 390 105

5

Jumlah Terlayani 3 35 128 34 52

6

KK 10 390 105

7

Sumber Air Mata Air Mata Air Mata Air Sungai DangkalSungai

Dangkal

8

Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih berbau

9

Debit Sumber 0.5 1 1 5

10

Jarak Sumber 0.4 0.5 0.85 0.8 1

11

Sistem Aliran Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi

12

Panjang Pipa 1" 50

13

Panjang Pipa 2" 350 500 800

14

Panjana Pipa 3"

15

Sambungan Ke rumah 24 35 34 52

16

HU 10 2 5

17

PAH

18

Dibangun 2003 1997 2000 2007 2008

Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010

Page 73: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 73

TABEL : 3.19

PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN

No

Nama Pamdes Tirta Bumi

Ngudi Warih

Prambanan I

Tirto Jilintoro Tirto Langgeng

1 Dusun Kikis Kantongan Ngemplak Polowid Pialangan

2 Desa

Sambi Rejo

Sumber Harjo

Sambi Rejo

Trimulyo

Padowoharjo

Prambanan Prambanan Prambanan Sleman Sleman

3 Jumlah Penduduk 225 156 1610 60 235

4 KK 820 441 4821 225 637

5 Jumlah Terlayani 117 35 730 25 200

6 KK 341 105 2324 120 530

7 Sumber Air

Sumur Bor

Sumur Bor

Sumur Bor

Mata Air

Sungai Dangkal

8 Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih

9 Debit Sumber 3 2 11 10 0.5

10 Jarak Sumber 0.2 0.2 3 0.675 0.6

11 Sistem Aliran Gravitasi Pompa Pompa Gravitasi Gravitasi

12 Panjang Pipa 1" 800 1500

13 Panjang Pipa 2" 675 900

14 Panjana Pipa 3" 15 Sambungan Ke rumah 63 36 25 200

16 HU 7 3 64 10

17 PAH 3 5 25 18 Dibangun 2006 2006 2000 2009 2009

Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010

Page 74: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 74

TABEL : 3.20

PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN

No

Nama Pamdes Sido tirto

Tirto Mekar Mulyo Tirto Buana Umbul harjo Tirto

Kembara

1 Dusun

Sido Mukti

Jogokerten

Keceme

Karanggeneng

Tuk Benteng

2 Desa Trimulyo Trimulyo Caturharjo Umbul Harjo Kepuharjo Sleman Sleman Sleman Cangkringan Cangkringan

3 Jumlah Penduduk 313 105 180 1334 920

4 KK 1103 686 550 4428 2998

5 Jumlah Terlayani 46 93 50 1251 473

6 KK 230 650 150 4171 1489

7 Sumber Air

Mata Air

Sungai Dangkal

Sungai Dangkal

Mata ir

Mata Air

8 Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih

9 Debit Sumber 1 10 3.5 25 10 Jarak Sumber 1 1 0.4 4 11 Sistem Aliran Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi

12 Panjang Pipa 1" 3025 1200 3500 13 Panjang Pipa 2" 1000 900 1600 14 Panjana Pipa 3" 15 Sambungan Ke rumah 46 93 50 1023 16 HU 5 4 3 22 17 PAH 18 Dibangun 2008 2008 2009 1987

Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010

Page 75: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 75

TABEL : 3.21

PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN

No

Nama Pamdes

Tirto Kembara

Tirto Wening

Toyo Makmur

Tirto Aji

Tirto Mulyo

1

Dusun

Plunyon

Jetis Sumur

Kemiri

Cungkuk Kidul

Kembang Arum

2

Desa

Kepuharjo

Glagah harjo

Margorejo

Margorejo

Donokerto

Cangkringan Cangkringan Tempel Tempel Turi

3 Jumlah Penduduk 920 1163 48 77 70

4 KK 2998 3664 165 244 180

5 Jumlah Terlayani 473 972 46 25 33 60

6 KK 1489 3137 91 101

7 Sumber Air

Mata Air

Mata Air

Sungai Dangkal

Sungai Dangkal

Mata Air

Mata Air

8 Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Keruh Jernih Jernih

9 Debit Sumber 18.5 0.75 0.5

10 Jarak Sumber 2.5 0.5 0.5 12 0.5

11 Sistem Aliran Gravitasi Gravitasi Pompa Gravitasi Gravitasi Gravitasi

12 Panjang Pipa 1" 600

13 Panjang Pipa 2" 894 1200 500

14 Panjana Pipa 3"

15 Sambungan Ke rumah

5

33

16 HU 2 2 1 17 PAH 53 7 18 Dibangun 2009 2006 2006

Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010

Page 76: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 76

TABEL : 3.22

DAFTAR ANGGOTA PERPAMDES KABUPATEN SLEMAN SAMPAI DENGAN 2014

No Kecamatan Total Jumlah

Kelompok

Total Jumlah HU

Jumlah Konsumen KK Jiwa

1. Sleman 9 22 1.600 5.068 2. Prambanan 5 79 2.211 6.746 3. Mlati 0 10 150 0 4. Pakem 61 438.5 8.626 15.872,43 5. Godean 5 6 718 2.327 6. Tempel 58 112 3.916 13. 358 7. Ngaglik 4 34 446 1.783 8. Ngemplak 14 30 2.026 5.844 9. Cangkringan 15 911.5 3.703 15.457 10. Turi 56 199 4.916 21.588 11. Gamping 2 14 636 2.223 12. Sayegan 1 7 300 1.371 13. Moyudan 12 44 2.511 10.162 14. Minggir 4 7 660 2.233 15. Berbah 2 4 404 704 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Sleman, 2014

Page 77: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 77

TABEL : 3.22

KONDISI PENGELOLAAN AIR MINUM MELALUI PERPIPAAN

Sumber : Pemerintah Kabupaten Sleman, 2014

NO KONDISI URAIAN JUMLAH KETERANGAN

1 PDAM SLEMAN Jumlah Pelanggan 24.847 SL Cakupan layanan 19,58% Tingkat kehilangan air 31,08% Tarif Rp 2500,- Kualitas, kuantititas Memnuhi air bersih 2 PERPAMDES Jumlah Kelompok 285 Jumlah Pelangan 42203 KK 3 PD Arga Jasa 1600 SL 4 PDAM Kota 6800 SL

Page 78: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 78

3.1.6 Permasalahan yang dihadapi

Permasalahan yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten Sleman

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Unit Pelayanan Pakem

Yang menjadi permasalahan pada Unit Pelayanan Pakem

adalah tingkat kebcoron yang masih tinggi yaitu sebesar

56,04 %. Hal ini disebabkan tekanan air yang besar yang

berasal dari mata air Umbul Wadon dengan peripaan jaringan

yang digunakan adalah jaringan IKK lama sehingga mengalami

tingkat kebocoran yang tinggi.

b. Unit Pelayanan Ngemplak

Permasalahan pada Unit Pelayanan Ngemplak adalah tingkat

kebocoran yang masih 36,02 %.

c. Unit Pelayanan Bimomartani

Permasalahan pada Unit Pelayanan Bimomartani adalah tingkat

kehilangan air 50,94 %.

d. Unit Pelayanan Tambakrejo

Permasalahan pada Unit Pelayanan Tambakrejo adalah

sebagai berikut :

Tingkat kehilangan air 33,84 %.

Adanya kerusakan pada instalasi yaitu pada bak

sedimentasi dan filter yang diakibatkan oleh tingginya

parameter Fe. e. Unit Pelayanan Sleman

Permasalahan pada Unit Pelayanan Sleman adalah sebagai

berikut :

Tingkat kehilangan air 34,51 %.

Sistem jaringan pipa masih menggunakan yang lama

sehingga tingkat kebocoran masih tinggi

Banyaknya kehilangan air dari pelanggan yang udah

ditutup namun tidak diketahui (pencurian air). f. Unit Pelayanan Tridadi

Permasalahan pada Unit Pelayanan Tridadi adalah

sebagai berikut :

Tingkat kehilangan air 15,54 %. Kapasitas reservoir tidak dapat menampung dari seluruh

air baku yang ada sehingga terjadi overflow yang berlebih

pada reservoir.

Page 79: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 79

g. Unit Pelayanan Mlati

Permasalahan pada Unit Pelayanan Mlati adalah sebagai

berikut:

Tingkat kehilangan air 30,81 %.

Jaringan pipa yang sudah lama sehingga sering terjadi

pipa pecah

Jaringan pipa yang melewati kawasan pertanian

mengakibatkan sering terjadi kebocoran

Banyaknya pencabutan tidak sesuai dengan teknis

h. Unit Pelayanan Gamping

Permasalahan pada Unit Pelayanan Gamping adalah tingkat

kehilangan air 29,46 %.

i. Unit Pelayanan Sidomoyo

Permasalahan pada Unit Pelayanan Sidomoyo adalah tingkat

kehilangan air 58,35 %.

j. Unit Pelayanan Nogotirto

Permasalahan pada Unit Pelayanan Nogotirto adalah

tingkat kehilangan air 29 %.

k. Unit Pelayanan Godean

Permasalahan pada Unit Pelayanan Godean adalah

sebagai berikut :

Tingkat kehilangan air 46,73 %.

Tidak optimalnya instalasi pengolahan dikarenak

ketersedian air baku yang menurun yang berasal dari

sumur dalam.

Tinngginya tekanan air pada tiap distribusi apalagi pada

saat jam puncak sehingga terjadi kebocoran

Penyambungan illegal oleh konsumen

l. Unit Pelayanan Ngaglik

Permasalahan pada Unit Pelayanan Ngaglik adalah

sebagai berikut :

Tingkat kehilangan air 48,83 %.

Air baku yang berasal dari sumur dalam tidak

dioperasionalkan karena kurang optimalnya instalasi

pengolahan

Page 80: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 80

m. Unit Pelayanan Minomartani

Permasalahan pada Unit Pelayanan Minomartani adalah

sebagai berikut :

Tingkat kehilangan air 31,19 %.

Tidak operasionalnya instalasi pengolahan dikarenakan

tidak dapat mengurangi kadar Fe yang masih tinggi sehingga

air baku hanya menggunakan sumur dangkal.

n. Unit Pelayanan Depok

Permasalahan pada Unit Pelayanan Depok adalah

tingkat kehilangan air 23,41 %.

o. Unit Pelayanan Condongcatur Permasalahan pada Unit Pelayanan Condongcantur

adalah sebagai berikut :

Tingkat kehilangan air 34,15 %.

Jaringan pipa yang sudah lama

100 buah water meter tidak berfungsi

p. Unit Pelayanan Kalasan

Permasalahan pada Unit pelayanan Kalasan adalah

tingkat kehilangan air 33,51 %.

q. Unit Pelayanan Prambanan

Permasalahan pada Unit Pelayanan Prambanan adalah

sebagai berikut tingkat kehilangan air 20,92 %.

 

3.2 ASPEK NON TEKNIS

3.2.1 Aspek Kelembagaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman adalah

BUMN Kabupaten Sleman, berdiri sejak tahun 1992 dengan dasar

hukum Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman Nomor 5

Tahun 1990. Sebelumnya selama 11 tahun telah beroperasi

dengan format lembaga Badan Pengelola Air Minum (BPAM) pada

tahun 1981. PDAM Kabupaten Sleman resmi beroperasi pada

tanggal 2 November 1992, setelah dilakukannya serah terima

pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih dari

Departemen Pekerjaan Umum kepada Pemerintah Daerah

Tingkat II Sleman melalui Gubernur kepada Kepala Daerah

Provinsi DIY.

Page 81: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 81

Secara legal operasional PDAM Kabupaten Sleman menjadi BUMN

berdasar pada Perda No.5 Tahun 1990, sedangkan kelembagaan

ditentukan dalam Perda No.13 Tahun 2003 tentang

Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Daerah Air

Minum. Pada prisipnya kelembagaan PDAM terdiri dari Direksi,

Badan Pengawas dan Pegawai, sedangkan pertanggungjawaban

PDAM langsung kepada Bupati.

Kelembagaan pengelolaan air bersih non PDAM dalam bentuk

paguyuban (Warih Sembada), sehingga format kelembagaan

masih brsifat sosial. Peran pemerintah cq Dinas Pekerjaan Umum

dan Permukiman sebatasa pada bimbingan teknis.

Pembagian Penyediaan Air Bersih Secara Kelembagaan

Dalam pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Sleman

dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu sistem perpipaan atau sistem

non perpipaan. Berikut ini lembaga-lembaga yang bertanggung

jawab dalam penyediaan air bersih :

1. Sistem Perpipaan

Wilayah perkotaan

Dilayani oleh lembaga BUMD atau dalam hal ini yaitu

PDAM Kabupaten Sleman sesuai dengan Peraturan

Daerah Kab. Sleman No.10 tahun 2010

Wilayah perdesaan

Dilayani oleh lembaga SPAMDES atau kelompok

swadaya masyarakat sesuai dengan Peraturan Bupati

No : 71/Kep.KDH/A/2012

2. Sistem Non Perpipaan

Untuk sistem penyediaan air bersih non perpipaan atau

mandiri dilaksanakan oleh masyarakat perseorangan melalui

sumur-sumur mandiri

Peran dan Fungsi Lembaga Terkait Air Bersih

Berikut ini merupakan penjabaran lebih mendalam terkait dengan

peran dan fungsi masing-masing lembaga terkait dengan

penyediaan air bersih di Kabupaten Sleman.

Page 82: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 82

TABEL : 3.23.

PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA TERKAIT AIR BERSIH

No Fungsi/Peran Dinas/Lembaga 1 Perencanaan dan pendanaan air bersih

(penyertaan modal) Bappeda, DPKAD, KP3M

2 Penyediaan sumber air baku dan pembangunan sarana (intake)

SDAM, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Oyo

3 Pembangunan sarana air bersih/sistem distribusi (perpipaan)

Cipta Karya DPU

4 Pengawasan kualitas air bersih Dinas Kesehatan 5 Keseimbangan pemanfaatan air untuk air

bersih dan irigasi pertanian Dinas Pertanian

6 Penyiapan regulasi/aturan Bagian Hukum/Dinas terkait

7 Pengendalian dan perijinan SDAEM, DPPD, DPU, Kantor Perijinan

8 Pengelolaan dan Pelayanan Air BErsih (operator)

PDAM

9 Pengawasan dan pembinaan Dewan Pengawas dan Bagian Perekonomian

Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2014

Sumber Daya Manusia

Jumlah karyawan PDAM Kabupaten Sleman berkembang dari

waktu ke waktu sesuai kebutuhan operasional dan manajemen. Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah pegawai PDAM

Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun dapat dibaca pada

Tabel 3.24. Dengan jumlah pelanggan aktif sampai dengan bulan

Desember 2009, sebanyak 18.536 sambungan langsung, maka

beban dan tanggung jawab pelayanan setiap 1 (satu) orang

karyawan menangani 109,13 atau 109 pelanggan. Jumlah ini

masih kurang bila dibandingkan dengan standard yang ada, yaitu

1 (satu) orang karyawan minimal mampu melayani (150 – 200)

pelanggan.

Page 83: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 83

Tahun Jumlah Karyawan

2007 183 orang

2008 177 orang

2009 173 orang

Juni 2010 172 orang

TABEL : 3.24.

PERKEMBANGAN JUMLAH KARYAWAN PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – TAHUN 2010

Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman

Jumlah karyawan berdasarkan lokasi tempat bekerjanya, dapat

dilihat pada Tabel 3.25.

Dari Tabel 16 terlihat bahwa jumlah pelanggan setiap tahun nya

terus bertambah, dan jumlah karyawan cenderung menurun

sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan dengan demikian

perbandingan antara jumlah pegawai dan jumlah sambungan

yang dilayani oleh setiap karyawan pun meningkat.

Penyebaran karyawan yang menjadikan tidak tercapainya

standard jumlah karyawan dibandingkan dengan jumlah

pelanggan ini merupakan ciri khas PDAM yang mempunyai

cabang/unit pelayanan IKK, hal ini dikarenakan tidak mungkin

1 (satu) cabang/unit pelayanan dengan jumlah pelanggan

200 sambungan hanya mengandalkan 1 (satu) orang karyawan,

minimal adalah 3 (tiga) orang, yaitu 1 (satu) kepala cabang/unit,

1 (satu) orang teknik yang mempunyai pekerjaan rangkap antara

operator produksi dan pitter distribusi dan 1 (satu) orang

pelaksana administrasi yang merangkap semua pekerjaan

administrasi di cabang/unit pelayanan, bila hal ini terjadi, maka

harus diimbangi dengan sustu sistem dan prosedur dan sistem

pengawasan yang layak. Dan selain itu menurut kaidah

perngendalian internal suatu perusahaan, tidak diperkenankan

1 (satu) orang karyawan melaksanakan seluruh kegiatan

operasional, karena akan mengakibatkan fraud dan terbuka atau

kemungkinan untuk berbuat curang.

Page 84: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 84

TABEL : 3.25

JUMLAH KARYAWAN PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 – TAHUN 2010 BERDASARKAN LOKASI TEMPAT BEKERJA

No

Lokasi

Jumlah Karyawan

2007 2008 2009 30-Jun-10 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11 12 13 14 15

16 17 18

19

Kantor Pusat

Turi Pakem

Ngemplak

Bimomartani

Tambakrejo

Tridadi

Sleman

Misti

Sidomoyo

Gamping

Nogotirto Godean Ngaglik

Misomartani

Condongcatur

Depok Kalasan

Prambanan

45 Orang

4 Orang

3 Orang

6 Orang

5 Orang

5 Orang

6 Orang

14 Orang

8 Orang

9 Orang

10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang 10 Orang

8 Orang 11 Orang 12 Orang

4 Orang

42 Orang

4 Orang

2 Orang

6 Orang

5 Orang

5 Orang

4 Orang

15 Orang

8 Orang

9 Orang

10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang 9 Orang

7 Orang 11 Orang 12 Orang

5 Orang

41 Orang

4 Orang

2 Orang

6 Orang

5 Orang

5 Orang

4 Orang

15 Orang

7 Orang

9 Orang

10 Orang 10 Orang 7 Orang 5 Orang 8 Orang

7 Orang 11 Orang 12 Orang

5 Orang

48 Orang

3 Orang

2 Orang

6 Orang

5 Orang

5 Orang

4 Orang

13 Orang

5 Orang

8 Orang

10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang

9 Orang

6 Orang 10 Orang

10 Orang

5 Orang

Jumlah Karyawan 183 Orang 177 Orang 173 Orang 172 Orang

Jumlah Pelanggan 17.892 S L 18.206 S L 18.536 S L 20.020 S L 1 karyawan melayani 97,77 S L 102,9 S L 107,1 S L 116,4 S L

Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman

Page 85: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 85

NoWilayah

Pelayanan JUMLAH PELANGGAN AKTIF

2007 2008 2009

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Turi Pakem Ngemplak Bimomartani Tambakrejo Tridadi Sleman Misti Sidomoyo Gamping Nogotirto Godean Seyegan Ngaglik Misomartani Condongcatur Depok Kalasan Berbah Prambanan

235 S L 251 S L

1.124 S L 319 S L 400 S L 431 S L

2.879 S L 646 S L 818 S L

1.365 S L 1.628 S L

624 S L 24 S L

552 S L 1.445 S L 1.212 S L 1.759 S L 1.670 S L

122 S L 388 S L

211 S L 269 S L

1.162 S L 343 S L 419 S L 447 S L

2.982 S L 642 S L 886 S L

1.372 S L 1.610 S L

621 S L S L

546 S L 1.440 S L 1.208 S L 1.839 S L 1.822 S L

S L 387 S L

207 S L 282 S L

1.236 S L 347 S L 415 S L 455 S L

3.022 S L 620 S L 925 S L

1.439 S L 1.589 S L

629 S L S L

542 S L 1.454 S L 1.257 S L 1.866 S L 1.854 S L

S L 397 S L

J U M L A H 17.892 S L 18.206 S L 18.536 S L

Perkembangan Jumlah Pelanggan.

Perkembangan Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Sleman dari

tahun 2007 – tahun 2009 adalah dapat dibaca pada Tabel 3.26.

Dari Tabel 3.26 terlihat bahwa setiap tahun terdapat peningkatan

jumlah pelanggan aktif, walaupun pada tahun 2008 terdapat

penghapusan pelanggan sebanyak 122 sambungan di wilayah

pelayanan Berbah. Dan gambaran jumlah pelanggan pada bulan

Juni 2010 dapat dibaca pada Tabel 3.27. Dan pada tabel

selanjutnya terlihat bahwa pada akhir bulan Juni 2010 terdapat

20.020 pelanggan aktif yang tersebar di wilayah pelayanan.

Sebagaimana PDAM umumnya, golongan pelanggan yang

terbanyak adalah pada golongan rumah tangga dan di PDAM

Kabupaten Sleman Pelanggan Rumah Tangga mencapai 97,54 %

atau sejumlah 19.527 pelanggan aktif.

TABEL : 3.26

PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN AKTIF PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 – TAHUN 2009

SumberSumber : PDAM Kabupaten Sleman 

Page 86: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 86

Pemakaian Air Pelanggan

Dari data yang dapat dikumpulkan, dan berdasarkan hasil

pembacaan angka meter langganan yang dicatat pada Daftar

Stand Meter langganan (DSML) dapat diperhitungkan jumlah

pemakaian air pelanggan yang kemudian diolah menjadi rekening

dan dicatat pada DRD (Daftar Rekening Harus Ditagih) tahun 2006

sampai tahun 2009 dari DRD tersebut dapat disusun suatu

rekapitulasi pemakaian air sehingga dapat diketahui jumlah

pemakaian air pelanggan.

Perkembangan jumlah konsumsi air pelanggan dan konsumsi air

per unit pelayanan PDAM Kabupaten Sleman sejak tahun 2007

sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.28

Dari Tabel 3.28, terlihat bahwa rata-rata pemakaian air dari tahun

ke tahun tidak mengalami kenaikan yang signifikan, dan pada

tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007, terlihat penurunan

penjualan air dan pada tahun 2009 terlihat peningkatan kembali.

Dan selama tahun 2010 sampai dengan Juni 2010, terdapat

kenaikan rata-rata pemakaian air sebagaimana terlihat pada

Tabel 3.29.

Rata-rata pemakaian air selama 6 bulan adalah 16,01 m3 per

sambungan langganan, ini berarti ada peningkatan bila

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan

jumlah produksi, distribusi dan penjualan air dari tahun ke tahun

tidak memperlihatkan peningkatan yang tinggi. Tingkat kehilangan

air PDAM Kabupaten Sleman, selama kurun waktu tahun 2007

sampai dengan tahun 2009, sesuai dengan catatan dalam Hasil

Audit BPKP dan untuk tahun 2010 adalah berdasarkan Laporan

Internal per Juni Tahun 2010, terhadap Perkembangan Jumlah

Produksi, Distribusi, Penjualan Air dan Kehilangan air tersebut

digambarkan pada Tabel 3.30. Untuk menjalankan kegiatan operasional sebagai Badan Usaha

dan untuk menutupi beban-beban biaya akibat dari operasional

tersebut, PDAM sangat mengandalkan pendapatan utama dari

hasil penjualan air. Pendapatan penjualan air ini sangat ditentukan

oleh tarif yang berlaku dan jumlah pemakaian air pelanggan.

Page 87: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 87

TABEL : 3.27

JUMALAH PELANGGAN AKTIF PDAM KABUPATEN SLEMAN PER AKHIR JUNI 2010

No

Wilayah Pelayanan

GOLONGAN PELANGGAN Jumlah Rumah

Tangga Sosial Niaga Instansi Kran

Umum Industri 1 Turi - Pakem 540 6 5 15 1 567

2 Ngemplak 1.368 23 11 14 1.416

3 Bimo Martani 489 9 7 11 516

4 Tambak Rejo 403 12 6 10 431

5 Sleman 3.039 26 8 52 10 3.135

6 Tridadi 473 5 1 5 6 490

7 Mlati 646 2 7 9 664

8 Sidomoyo 1.006 3 10 2 12 1.033

9 Gamping 1.632 9 1 2 5 1.649

10 Nogotirto 1.626 8 2 13 7 1.656

11 Godean 638 6 1 18 6 669

12 Ngaglik 556 5 2 5 568

13 Mino Martani 1.508 15 3 2 1.528

14 Condong Ct 1.336 6 2 1 1.345

15 Depok 1.968 9 13 11 2.001

16.a Kalasan 1.845 17 7 20 1.889

16.b Berbah 41 1 42

18 Prambanan 413 4 2 2 421

JUMLAH 19.527 165 48 167 112 1 20.020

Prosentase 97,54% 0,82% 0,24% 0,83% 0,56% 0,00% 100,00%Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman

Page 88: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 88

No

Wilayah Pelayanan

JUMLAH PENJUALAN AIR

2007 2008 2009

1 Turi 29.239 m3 26.312 m3 26.739 m32 Pakem 63.196 m3 67.344 m3 89.699 m33 Ngemplak 248.265 m3 248.931 m3 267.737 m34 Bimomartani 74.419 m3 73.501 m3 74.618 m35 Tambakrejo 72.059 m3 75.146 m3 75.898 m36 Tridadi 73.599 m3 84.967 m3 90.091 m37 Sleman 600.002 m3 627.637 m3 650.660 m38 Misti 123.139 m3 114.688 m3 115.044 m39 Sidomoyo 136.752 m3 136.234 m3 150.291 m310 Gamping 211.075 m3 217.836 m3 218.914 m311 Nogotirto 213.325 m3 208.573 m3 209.844 m312 Godean 100.770 m3 97.370 m3 97.647 m313 Seyegan 3.304 m3 14 Ngaglik 91.085 m3 82.121 m3 86.721 m315 Misomartani 211.495 m3 240.120 m3 257.726 m316 Condongcatur 181.151 m3 181.312 m3 238.796 m317 Depok 408.985 m3 411.181 m3 444.117 m318 Kalasan 289.632 m3 313.053 m3 318.635 m319 Berbah 20.558 m3 20 Prambanan 65.896 m3 63.821 m3 68.022 m3

J U M L A H 3.217.946 m3 3.270.147 m3 3.481.199 m3

JumlahPelanggan 17.892 S L 18.206 S L

18.536 S L

Rata-Ratapemakaian air m3

14,99 m3

14,97

m3

15,65

TABEL : 3.28

PERKEMBANGAN KONSUMSI/PENJUALAN AIR PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 – 2009

Sumber : Laporan PDAM Kabupaten Sleman

Page 89: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 89

TABEL : 3.29

KONSUMSI/PENJUALAN AIR PDAM KABUPATEN SLEMAN PER JUNI 2010

No

Wilayah Pelayanan Jumlah

Pelanggan Jumlah

Pemakaian Air Rata-Rata

pemakaian air

1 Turi - Pakem 567 10.137 17,882 Ngemplak 1.416 24.524 17,323 Bimo Martani 516 6.660 12,914 Tambak Rejo 431 5.857 13,595 Sleman 3.135 59.692 19,046 Tridadi 490 8.431 17,217 Mlati 664 9.550 14,388 Sidomoyo 1.033 13.969 13,529 Gamping 1.649 17.647 10,7010 Nogotirto 1.656 19.279 11,6411 Godean 669 8.494 12,70

12 Ngaglik 568 7.498 13,20

13 Mino Martani 1.528 22.797 14,92

14 Condong Ct 1.345 21.319 15,85

15 Depok 2.001 50.483 25,23

16.a Kalasan 1.88927.777 14,38

16.b Berbah 42

18 Prambanan 421 6.436 15,29

JUMLAH 20.020 320.550 16,01

Sumber : Laporan PDAM Kabupaten Sleman

Page 90: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 90

TABEL : 3.30

JUMLAH PRODUKSI, DISTRIBUSI, PENJUALAN AIR DAN KEHILANGAN AIR

No Penjelasan 2007 2008 2009 30-Jun-10

1

2

3

4

5

6

7

8

Jumlah produksi air ( M3)

Jumlah distribusi air

Kehilangan air produksi

Prosentase kebocoran air produksi Jumlah air terjual

Kehilangan air distribusi

Total kehilangan air

Prosentase kehilangan air

6.207.192,00

5.933.086,00

274.106,00

4,62%

3.217.946,00

2.715.140,00

2.989.246,00

50,38%

6.048.762,00

5.691.462,00

357.300,00

6,28%

3.270.147,00

2.421.315,00

2.778.615,00

48,82%

6.421.642,00

6.038.423,00

383.219,00

6,35%

3.481.199,00

2.557.224,00

2.940.443,00

48,70%

551.088,00

527.995,00

23.093,00

4,19%

320.550,00

207.445,00

230.538,00

41,83%

Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman

Page 91: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 91

NO

KELOMPOK PELANGGAN

2010PEMAKAIAN AIR

00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3

Rp Rp Rp Rp

1. Kelompok I a. Sosial Umum 1.500 1.500 1.500 1.500b. Sosial Khusus 1.500 1.750 2.000 2.250

2. Kelompok IIa. Rumah Tangga A1 1.500 2.000 2.250 2.500b. Rumah Tangga A2 1.750 2.250 2.500 2.750c. Rumah Tangga A3 2.000 2.500 2.750 3.000d. Rumah Tangga B 2.250 2.750 3.000 3.500e. Instansi Pemerintah 2.250 2.750 3.000 3.500

3. Kelompok IIIa. Niaga Kecil 3.900 3.900 4.500 6.000b. Niaga Besar 4.250 4.250 5.500 7.500

4. Kelompok IVa. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 5.500 5.500 8.000 10.000

5. Kelompok Va. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500

Dalam pelaksanaan operasional PDAM Kabupaten Sleman,

pendapatan operasi ditentukan oleh besaran tarif air yang berlaku,

ditentukan berdasarkan Keputusan Bupati Sleman

No.5/Per.Bup/2006, tertanggal 27 Maret 2006, yang diberlakukan

secara bertahap sebagaimana terlihat pada Tabel 3.31

Pemakaian air minimal yang diberlakuan oleh PDAM Kabupaten

Sleman adalah 10 m3 untuk seluruh pelanggan yang berarti bahwa

bila pelanggan dalam pemakaian per bulan kurang dari 10 m3

maka besaran harga air yang digunakan adalah tetap 10 m3.

Dalam penyusunan tarif ini terlihat masih belum meninggalkan

unsur sosial yang terlihat dalam klasifikasi golongan pelanggan,

dan koefisien perkalian tarif dasar, dimana tarif untuk golongan

sosial dimulai dengan besaran 86 % dari tarif dasar dengan harga

tetap sebagaimana jumlah pemakaian air. Penyusunan tarif ini

telah memperhitungkan adanya subsidi silang dan tarif progresif,

yaitu golongan langganan yang berpotensi sebagai sumber

menguntungkan, mensubsidi golongan lainnya dan perhitungan

semakin banyak pemakaian air maka semakin tinggi harga air.

TABEL : 3.31

BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN

NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006 Berlaku mulai Tanggal 1 April 2006 sampai Dengan 30 September 2006 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman

Page 92: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 92

NO

KELOMPOK PELANGGAN

2010PEMAKAIAN AIR

00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3

Rp Rp Rp Rp

1. Kelompok I a. Sosial Umum 1.750 1.750 1.750 1.750b. Sosial Khusus 1.750 2.000 2.250 2.500

2. Kelompok II a. Rumah Tangga A1 1.750 2.000 2.500 2.750b. Rumah Tangga A2 2.000 2.500 2.750 3.000c. Rumah Tangga A3 2.000 2.500 3.000 3.250d. Rumah Tangga B 2.250 2.750 3.250 3.500e. Instansi Pemerintah 2.250 2.750 3.250 3.500

3. Kelompok III 3.900 3.900 4.500 6.000a. Niaga Kecil 4.250 4.250 5.500 7.500b. Niaga Besar

4. Kelompok IV a. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 5.500 5.500 8.000 10.000

5. Kelompok V a. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500

TABEL : 3.31. b BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006

TABEL : 3.31. c BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006

NO

KELOMPOK PELANGGAN

2010PEMAKAIAN AIR

00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3

Rp Rp Rp Rp

1. Kelompok Ia. Sosial Umum 2.000 2.000 2.000 2.000b. Sosial Khusus 2.000 2.200 2.400 2.600

2. Kelompok IIa. Rumah Tangga A1 2.000 2.300 2.500 2.750b. Rumah Tangga A2 2.200 2.600 3.000 3.250c. Rumah Tangga A3 2.200 2.600 3.250 3.500d. Rumah Tangga B 2.300 2.800 3.400 3.800e. Instansi Pemerintah 2.300 2.800 3.400 3.800

3. Kelompok IIIa. Niaga Kecil 4.000 4.000 4.500 6.000b. Niaga Besar 4.500 4.500 6.000 7.500

4. Kelompok IVa. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 6.000 6.000 8.000 10.000

5. Kelompok Va. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500

Berlaku mulai Tanggal 1 Oktober 2006 sampai Dengan 31 Maret 2007 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman

Berlaku mulai 1 April 2007 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman

Page 93: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 93

Selain pendapatan dari penjualan air, terdapat juga sumber

pendapatan lain bagi PDAM Kabupaten Sleman, yaitu :

a. Biaya Administrasi

b. Biaya pemeliharaan meter air

3.2.2 Keuangan PDAM Kabupaten Sleman tahun 2006 sampai tahun 2009

3.2.2.1 Kebijakan Pencatatan Akuntansi

Kebijakan Akuntansi PDAM Kabupaten Sleman berpedoman pada

Surat Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000

tanggal 10 Agustus tahun 2000 tentang Pedoman Sistem

Akuntansi PDAM yang berlaku mulai tahun 2001. Dalam

penyelenggaraan pembukuan, PDAM Kabupaten Sleman

melaksanakan periode pembukuan sesuai tahun takwim, yaitu

mulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember

tahun yang sama, dengan beberapa kebijakan pembukuan yang

digunakan :

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Dasar Akuntansi yang digunakan dalam perhitungan hasil

usaha (laporan laba/Rugi) periodik dan penentuan posisi

keuangan (neraca) dilakukan dengan metode akrual basic,

kecuali terhadap pendapatan dari denda dan penyambungan

kembali langganan yang telah diputus. Laporan keuangan

perusahaan disusun berdasarkan konsep harga perolehan.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode

langsung dengan klasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi

dan pendanaan. b. Pengakuan Biaya

Biaya diakui, dicatat dan dilaporkan dalam periode terjadinya

transaksi, walaupun pembayarannya belum dilakukan atau

sebaliknya telah dibayar dimuka. Untuk keperluan cut off,

biaya-biaya yang telah terjadi sebelum tanggal neraca dicatat

dan dilaporkan dengan besaran berdasarkan estimasi yang

wajar. c. Penilaian Piutang Usaha

Piutang pelanggan air dicatat/diakui pada saat rekening air

diterbitkan berdasarkan Daftar rekening ditagih. Piutang Usaha

Page 94: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 94

Umur Piutang % Penyisihan

Diatas 1 bulan – 3 bulan 0

Diatas 3 bulan – 6 bulan 30 %

Diatas 6 bulan – 1 tahun 50 %

Diatas 1 tahun – 2 tahun 75 %

Diatas 2 tahun 100 %

disajikan dengan nilai tunai yang dapat direalisasi

(net realizable value). Piutang yang berumur diatas dua tahun

berdasarkan kebijakan direksi dikelompokkan sebagai piutang

ragu-ragu dan diajukan ke Badan Pengawas untuk persetujuan

penghapusan serta dicatat secara ekstra komptabel. Besarnya

penyisihan piutang usaha (tidak termasuk tagihan kepada

instansi Pemerintah/TNI), ditetapkan berdasarkan umur

piutang, yaitu sebagai tertera dalam Tabel 3.32

TABEL : 3.32 PENENTUAN UMUR PIUTANG

PDAM Kabupaten Sleman

Surat Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun

d. Pencatatan Persediaan Bahan

Persediaan Bahan Instalasi dan bahan kimia dicatat menurut

metode perpetual inventory method berdasar harga perolehan.

Pembebanan pemakaian persediaan dicatat dengan metode

FIFO, dan persediaan bahan operasi lainnya menggunakan

phsycal Inventory Method. e. Aktiva tetap dan Penyusutan

Aktiva Tetap dicatat berdasarkan harga perolehan.

Penyusutan Aktiva tetap dihitung menurut metode garis lurus

(straight line method) sesuai dengan Surat Kepurusan Menteri

Otonomi Daerah Nomor 08 tahun 2000 tanggal 10 Agustus

2000 tentang Pedoman Sistem Akuntansi PDAM yang berlaku

mulai tahun 2001 dan Undang-Undang Perpajakan Tahun

2004, dengan prosentase penyusutan menurut golongan

sebagai dijelaskan dalam Tabel 3.33. f. Pendapatan

Pendapatan atas penjualan air diakui pada saat penerbitan

rekening air yang dicatat dalam Daftar Rekening Yang Harus

Ditagih (DRD).

Pendapatan Non Air atas sambungan baru dan penjualan jasa

non air lainnya diakui dan dicatat sebagai pendapatan tahun

berjalan dengan ketentuan :

Page 95: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 95

TABEL : 3.33

KLASIFIKASI BESARAN PENYUSUTAN AKTIVA

Jenis Aktiva Masa Manfaat (Tahun)

Penyusutan %

Metode Penyusutan

Kelompok Harta Berwujud

- Kelompok 1 4 25 Garis Lurus

- Kelompok 2 8 12 ,5 Garis Lurus

- Kelompok 3 16 6,25 Garis Lurus

- Kelompok 4 20 5 Garis Lurus

Kelompok Bangunan

- Permanen 20 5 Garis Lurus

- Tidak Permanen 10 10 Garis Lurus

Pelanggan yang membayar kewajibannya secara tunai

Pendapatan dicatat diakui pada saat pembayaraannya.

Pelanggan yang membayar kewajibannya secara

mengangsur, pendapatan dicatat dan diakui pada saat

dokumen perjanjian diterbitkan.

Pendapatan denda dan non air lainnya diakui pada saat

terjadinya penerimaan kas

g. Cadangan Dana Meter

Penerimaan Dana meter dari pelanggan yang dimaksudkan

untuk pemeliharaan meter-air tidak dapat diakui sebagai

pendapatan akan tetapi diakui sebagai kewajiban dalam

prakiraan cadangan dana meter. Pengakuan biaya pada

dasarnya menganut sistem akrual basis (accrual base system).

Biaya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya yang

belum dilaksanakan pengeluaran pembayaraannya dibukukan

dalam pos biaya yang masih harus dibayar. Demikian pula

pengeluaran biaya yang belum mempunyai nilai prestasi

dibukukan sebagai biaya dibayar dimuka. 3.2.2.2 Laporan Keuangan. Pada aspek keuangan PDAM Kabupaten Sleman ini akan diuraikan

pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, dimana terdiri

dari ; neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan

laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan ikhtisar

pendapatan dan beban selama satu periode tertentu, dalam hal ini

satu tahun. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan

posisi keuangan yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal per

tanggal tertentu, biasanya per tanggal 31 Desember. Sedangkan

Page 96: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 96

laporan arus kas merupakan laporan yang menggambarkan

penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu,

biasanya selama satu tahun.

A. Aktiva

1. Aktiva Lancar

Nilai aktiva lancar ditahun 2006 sejumlah Rp. 1.778.796.110,00

terus meningkat dan ditahun 2009 mencapai sejumlah

Rp. 2.740.913.275,00 yang merupakan nilai assets yang benar-

benar likuid untuk menunjang kegiatan operasional PDAM, dan

jumlah tersebut merupakan nilai bersih setelah penyisihan

piutang.

2. Aktiva Tetap

Nilai Aktiva tetap sebesar Rp. 15.390.157.710,69 pada tahun

2006, pada tahun 2009 mencapai Rp. 18.936.563.050,00 sehingga

terlihat adanya penurunan nilai aktiva tetap yang mencapai nilai

Rp. 3.546.405.339,31 Nilai Aktiva tetap ini merupakan nilai bersih

setelah dikurangi nilai dan Aktiva Tetap ini merupakan sarana

utama penunjang kegiatan operasional PDAM .

B. Kewajiban Komposisi Kewajiban dalam Neraca PDAM Kabupaten Sleman

tahun 2006 – 2009, yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek,

Kewajiban Jangka Panjang dan Keweajiban Lain-Lain yang tercatat

pada Tabel 3.34 dan Tabel 3.35 1. Kewajiban Jangka Pendek

Pada akhir tahun 2006 mencapai Rp. 18.435.167.637,31 dan

terus meningkat, di tahun 2008 mencapai Rp.

25.035.294.944,00, dan ditahun 2009 terjadi penurunan

menjadi Rp. 1.181.676.246,00.

Penurunan kewajiban jangka pendek ini dikarenakan

berhasilnya PDAM Kabupaten Sleman dalam melakukan re

scheduling atas hutang jangka panjangnya kepada

Pemerintah Pusat. 2. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban Jangka Panjang pada akhir tahun 2006 mencapai

nilai Rp. 7.939.713.913,51 dan pada tahun 2009, mencapai

nilai Rp. 19.764.147.795,00, peningkatan ini disebabkan oleh

Page 97: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 97

TABEL : 3.34

NERNAECRACAEEKKSIISSTITNGINAUGDITAEUD DITED NO.

URAIAN Eksisting 2006 2007 2008 2009

AKTIVA

AKTIVA LANCARKas dan Bank 459.570.515,00 1.143.203.437,29 1.408.455.037,00 1.361.022.143,00Deposito Berjangka 0,00 0,00 0,00 0,00Piutang Usaha 1.345.725.990,00 1.499.629.470,00 1.590.261.870,00 1.444.516.160,00Cadangan Penyisihan Piutang Usaha (209.146.636,00) (329.642.142,50) (361.290.347,00) (263.724.075,00)Nilai Bersih Piutang Usaha 1.136.579.354,00 1.169.987.327,50 1.951.552.217,00 1.180.792.085,00Piutang Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00Piutang Lain-lain 97.836.253,00 98.900.362,59 100.971.253,00 23.182.430,00Persediaan Bahan Operasi 30.936.099,00 28.256.235,00 27.638.474,00 34.848.127,00Titipan pembayaran pinjaman pemerintah 939.077.914,00Pembayaran dimuka 53.873.889,00 82.364.797,76 300.698.532,00 141.068.490,00

JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.778.796.110,00 2.522.712.160,14 4.005.812.733,00 2.740.913.275,00

AKTIVA TETAPTanah Harga Perolehan 30.555.921.221,35 31.579.607.140,07 31.360.696.028,00 36.296.125.478,00Akumulasi Penyusutan (15.786.419.381,66) (16.451.203.806,17) (16.310.711.199,00) (18.159.327.399,00)

Nilai Buku Aktiva Tetap 14.769.501.839,69 15.128.403.333,90 15.049.984.829,00 18.136.798.079,00Aktiva Tetap yang Belum Digunakan 602.010.271,00 789.549.451,00 593.105.361,00 743.164.971,00Aktiva Dalam Penyelesaian 18.645.600,00 56.600.000,00 56.600.000,00

NILAI BUKU AKTIVA TETAP 15.390.157.710,69 15.917.952.784,90 15.699.690.190,00 18.936.563.050,00

AKTIVA LAIN-LAINPersediaan Bahan Intalasi 360.055.311,00 424.821.324,00 911.025.496,00 1.018.232.584,00Pembayaran Bagian Laba Pemkab 268.900.000,00 268.900.000,00 268.900.000,00 268.900.000,00Uang Jaminan Tetap 12.954.050,00 12.954.050,00 12.954.050,00 12.954.050,00Aktiva Yang Tidak Digunakan 374.288.738,18 805.256.494,87 4.069.965.881,00 2.139.614.875,00Akumulasi Penyusutan (2.867.222.175,00) (1.742.127.669,00)Aktiva Tetap tidak digunakan netto 1.202.743.706,00 397.487.206,00Sambungan Baru Yang Akan Ditagih 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH AKTIVA LAIN-LAIN 1.016.198.099,18 1.511.931.868,87 2.395.623.252,00 1.697.573.840,00

JUMLAH AKTIVA 18.185.151.919,87 19.952.596.813,91 22.101.126.175,00 23.375.050.165,00

Page 98: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 98

TABEL : 3.35

NERANCERAACEAKESKSIITSTIINGGAUADUITEDDITED NO.

URAIAN Eksisting2006 2007 2008 2009

PASIVA

KEWAJIBAN LANCARUtang Usaha 393.412.953,00 375.892.918,10 562.337.012,00 300.089.586,00Biaya harus dibayar 60.379.743,00 4.087.235,41 65.077.257,00 0,00Hutang Pajak (wapu PPh pasal 21) 0,00 0,00 23.055.621,00 20.537.931,00Hutang bunga 11.893.734.259,53 14.926.118.585,03 17.353.881.791,00 0,00Hutang jangka panjang jatuh Tempo 5.712.640.678,78 6.591.509.067,80 7.030.943.263,00 250.000.200,00Hutang Pemerintah Daerah Jatuh Tempo 375.000.003,00 0,00 Hutang non usaha 0,00 337.940,00 520.652.529,00Hutang Kendaraan Jatuh Tempo 90.396.000,00

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 18.435.167.637,31 21.897.945.746,34 25.035.294.944,00 1.181.676.246,00

KEWAJIBAN JANGKA PANJANGKredit Jangka Panjang 416.666.400,00Hutang Kendaraan Jangka Panjang 37.665.000,00Hutang Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00Hutang Pemerintah Pusat distrukturisasi 1.740.908.935,00Hutang Pemerintah Pusat 5.712.548.204,51 4.833.679.815,93 3.954.811.426,00 0,00Cadangan Dana Meter 2.065.993.909,00 (318.309.264,00) 179.194.336,00 532.948.436,00Jaminan Langganan 250.371.800,00 291.246.800,00Rupa - Rupa Kewajiban Lainnya 161.171.800,00 205.296.800,00 Hutang non pokok yang akan dihapus 16.744.712.224,00JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 7.939.713.913,51 4.720.667.351,93 4.384.377.562,00 19.764.147.795,00

JUMLAH KEWAJIBAN 26.374.881.550,82 26.618.613.098,27 29.419.672.506,00 20.945.824.041,00

MODAL DAN CADANGANKekayaan PEMDA Yang Dipisahkan 14.527.027.997,00 17.267.611.997,00 20.392.527.997,00 29.892.527.997,00Penyertaan PEMDA yg blm ditentukan 0,00 0,00 0,00 2.181.900.910,00Modal Hibah 1.032.100.671,00 1.032.100.671,00 1.032.100.671,00 1.032.100.671,00

JUMLAH MODAL 15.559.128.668,00 18.299.712.668,00 21.424.628.668,00 33.106.529.578,00Akumulasi Laba (Rugi) s.d. Tahun Lalu (21.003.481.589,53) (23.015.543.347,81) (25.281.713.699,00) (27.754.680.570,00)Laba (Rugi) Tahun Berjalan (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)

JUMLAH MODAL DAN CADANGAN (8.189.729.630,95) (6.666.016.284,36) (7.318.546.331,00) 2.429.226.124,00

JUMLAH PASIVA 18.185.151.919,87 19.952.596.813,91 22.101.126.175,00 23.375.050.165,00

Page 99: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III - 99

adanya hutang jangka panjang pada Pemerintah Pusat yang

di strukturisasi dan hutang jangka panjang pada Pemerintah

Pusat yang akan dihapuskan.

3. Kewajiban Lain-lain

Kewajiban Lain-lain yang tercatat dalam Neraca, merupakan

hutang yang disebabkan oleh adanya penerimaan jaminan

langganan, penerimaan cadangan dana meter dan rupa-rupa

kewajiban lainnya.

C. Ekuitas

Ekuitas yang terdapat dalam neraca PDAM Kabupaten

Sleman, terdiri dari Modal Pemerintah Daerah yang

Dipisahkan sesuai dengan Peraturan Daerah tentang

Pembentukan PDAM Kabupaten Sleman, Modal Pemerintah

Yang Belum Ditentukan Statusnya dan Modal Hibah dari pihak

ke 3 atas partisipasi pembangunan sistem yang ada.

Sedangkan cadangan yang dimaksud adalah merupakan

cadangan bila terdapat laba bersih operasional setelah

dikurangi dengan kewajiban terhadap PADS dan akan

digunakan untuk kepentingan PDAM.

3.2.2.3. Laba/Rugi Tahun 2008 – 2009 Laporan Ikhtisar Laba (Rugi) merupakan gambaran operasional

PDAM selama tahun takwim atau dalam 1 tahun operasi. Adapun

gambaran ikhtisar Laba/Rugi Komparatif tahun 2006 – 2009,

PDAM Kabupaten Sleman dapat dibaca pada Tabel 3.36. A. Pendapatan Usaha

Pendapatan Usaha PDAM terdiri dari :

1. Pendapatan Operasi Air

2. Pendapatan Operasi Non Air

3. Pendapatan Non Operasi 1. Pendapatan Operasi Air

Pendapatan Operasi Air merupakan unsur utama dalam

pendapatan PDAM. Pendapatan operasi air ini merupakan hasil

perhitungan pemakaian air dengan besaran tarif yang berlaku.

Pendapatan atas penjualan air diakui pada saat penerbitan

rekening air yang dicatat dalam Daftar Rekening Yang Harus

Ditagih (DRD). Gambaran perkembangan dari pendapatan operasi

Page 100: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

TABEL : 3.36

LABA-RUGI EKSISTING AUDITED

No

PENJELASAN Eksisting

2006 2007 2008 2009

I PENDAPATANa. Pendapatan Penjualan Air 7.550.428.280,00 9.488.183.350,00 9.693.818.400,00 10.324.686.750,00b. Pendapatan Penjualan Non Air 318.193.110,00 420.468.957,00 316.335.500,00 605.939.760,00

JUMLAH PENDAPATAN USAHA 7.868.621.390,00 9.908.652.307,00 10.010.153.900,00 10.930.626.510,00

II. Biaya Operasi Langsung1. Biaya Sumber Air 2.209.468.708,27 2.217.976.229,05 2.380.330.435,00 2.827.922.074,002. Biaya Pengolahan 395.083.823,36 350.402.341,65 387.912.885,00 382.631.870,003. Biaya Transmisi dan Distribusi 1.869.355.407,48 2.228.313.592,06 2.412.028.893,00 2.841.049.869,00

Jumlah Biaya Operasi Usaha 4.473.907.939,11 4.796.692.162,76 5.180.272.213,00 6.051.603.813,00

III. LABA KOTOR USAHA 3.394.713.450,89 5.111.960.144,24 4.829.881.687,00 4.879.022.697,00

IV. Biaya Usaha Tidak Langsung1. Biaya Umum dan Administrasi 3.615.066.783,84 4.659.702.299,36 5.732.922.678,00 5.505.616.326,002. Biaya Keuangan (biaya pinjaman Dept.Keuangan) 2.718.452.463,53 3.032.384.325,18 2.817.637.273,00 1.761.008.934,00

Jumlah Biaya Operasi Tidak Langsung 6.333.519.247,37 7.692.086.624,54 8.550.559.951,00 7.266.625.260,00

V. LABA - RUGI USAHA (2.938.805.796,48) (2.580.126.480,30) (3.720.678.264,00) (2.387.602.563,00)

VI. Pendapatan/Biaya Lain-lain1 Pendapatan Non Operasi 193.429.087,06 629.940.875,75 259.216.964,00 278.165.330,002 Biaya Non Operasi 0,00 0,00 0,00 (813.185.651,00)

Jumlah Pendapatan/Biaya Lain-lain 193.429.087,06 629.940.875,75 259.216.964,00 (535.020.321,00)

VII. Laba Rugi sebelum Pajak (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)Pajak penghasilan badan 0,00 0,00 0,00 0,00

Laba Rugi setelah Pajak (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)

Page 101: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

air PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 – tahun 2009 terlihat

setiap tahunnya mengalami peningkatan, sesuai dengan

perkembangan jumlah pelanggan maupun jumlah pemakaian air

di pelanggan.

2. Pendapatan Operasi Non Air

Pendapatan Operasi Non Air adalah pendapatan yang berasal

beban pelanggan berupa pendapatan administrasi dan

pendapatan pemeliharaan meter air.

3. Pendapatan Non Operasi

Pendapatan Non Operasi merupakan pendapatan diluar operasi

PDAM sebenarnya, yang termasuk dalam pendapatan non operasi

ini adalah pendapatan atas sambungan baru dan penjualan jasa

non air lainnya yang diakui dan dicatat sebagai pendapatan tahun

berjalan dengan ketentuan :

Pelanggan yang membayar kewajibannya secara tunai

Pendapatan dicatat diakui pada saat pembayarannya.

Pelanggan yang membayar kewajibannya secara

mengangsur, pendapatan dicatat dan diakui pada saat

dokumen perjanjian diterbitkan.

Pendapatan denda dan non air lainnya diakui pada saat

terjadinya penerimaan kas B. Biaya/Beban Langsung Usaha Biaya diakui, dicatat dan dilaporkan dalam periode terjadinya

transaksi, walaupun pembayarannya belum dilakukan atau

sebaliknya telah dibayar dimuka. Untuk keperluan cut off, biaya-

biaya yang telah terjadi sebelum tanggal neraca dicatat dan

dilaporkan dengan besaran berdasarkan estimasi yang wajar.

Dalam Ikhtisar Laba/Rugi dapat dipisahkan antara biaya/beban

langsung usaha dengan Biaya /beban tidak langsung. Beban/biaya langsung usaha yaitu seluruh biaya/beban yang

langsung berkaitan dengan operasional PDAM untuk menghasilkan

produksi air. C. Biaya Umum dan Administrasi Beban/biaya tidak langsung usaha yaitu seluruh biaya/beban yang

tidak langsung berkaitan dengan operasional PDAM untuk

Page 102: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

menghasilkan produksi air, dalam hal ini adalah biaya umum dan

administrasi.

D. Pendapatan dan Biaya Lain-lain

Pendapatan dan Biaya Lain-lain merupakan gambaran dari

pendapatan dan biaya non operasi yaitu pendapatan dari bunga

bank, denda, balik nama dan pendapatan lain yang bukan

merupakan pendapatan utama dari operasional PDAM dan Biaya

lain-lain merupakan beban biaya yang bukan merupakan beban

biaya operasional seperti biaya administrasi Bank.

2.2.2.4. Rasio – Rasio Keuangan PDAM Kabupaten Sleman

Tahun 2006 – Tahun 2009

Berdasarkan kondisi eksisting keuangan PDAM Kabupaten Sleman

sebagaimana diatas, maka dapat pula digambarkan rasio-rasio

keuangan PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 – tahun 2009

sebagai berikut :

A. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas ini menggambarkan kemampuan PDAM untuk

menjamin dan atau membayar kewajiban jangka pendeknya

dengan kondisi harta lancarnya. Gambaran kondisi rasio likuiditas PDAM Kabupaten Sleman dan tingkat perubahannya seperti

terlihat pada Tabel 3.37 Dari perhitungan Rasio Likwiditas sebagaimana diatas, terlihat

bahwa likwiditas PDAM Kabupaten Sleman pada tahun 2006, 2007

dan 2008 terlihat sangat rendah, tetapi pada tahun 2009 terlihat

tinggi, dimana current rasio, Acid Rasio maupun Cash Rasio dari

tahun ketahun masih diatas 1 (satu) yang dikarenakan tidak

terdapatnya penurunan hutang jangka pendek, sehingga dalam

hal ini manajemen dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya

kepada pihak ke 3, tetapi hal ini sangat berpengaruh terhadap

perputaran kas, Selain itu dalam perputaran piutang, terlihat

bahwa perputaran piutang diatas 50 hari mendekati 55 hari atau

hampir mencapai 2 bulan untuk dapat ditagihkan.

Page 103: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

PERKEMBANGAN RATIO

RATIO KEUANGAN

Eksisting/Audited

A. RASIO LIKUIDITAS 2006 2007 2008 20091. Current Ratio 0,10 0,12 0,16 2,32

a. Aktiva Lancar

b. Hutang Lancar

2. Acid Test Rasio

1.778.796

18.435.168 2.522.712

21.897.946 4.005.813

25.035.295 2.740.913

1.181.676 0,09 0,11 0,13 2,15

a. Kas dan Bank

b. Deposito

c. Piutang Usaha

d. Hutang Lancar

459.571

0

1.136.579

18.435.168

1.143.203

0

1.169.987

21.897.946

1.408.455

0

1.951.552

25.035.295

1.361.022

0

1.180.792

1.181.676 3. Cash Rasio 0,02 0,05 0,06 1,15

a. Kas dan Bank

b. Hutang Lancar 459.571

18.435.168 1.143.203

21.897.946 1.408.455

25.035.295 1.361.022

1.181.676 4. Perputaran Piutang 13,85 8,59 6,41 6,98

a. Jumlah Pendapatan Usaha

b. Piutang Awal (bersih)

c. Piutang Akhir (bersih)

7.868.621

0

1.136.579

9.908.652

1.136.579

1.169.987

10.010.154

1.169.987

1.951.552

10.930.627

1.951.552

1.180.792 5. Periode rata-rata

pengumpulan piutang

26,36

42,48 56,91 52,30 a. Jumlah Pendapatan Usaha

b. Piutang Awal (bersih)

c. Piutang Akhir (bersih)

7.868.621

0

1.136.579

9.908.652

1.136.579

1.169.987

10.010.154

1.169.987

1.951.552

10.930.627

1.951.552

1.180.792

PERKEMBANGAN RATIO RATIO KEUANGAN

Eksisting/Audited

B. RASIO SOLVABILITAS 2006 2007 2008 20091. Rasio Total Aktivadengan Total Hutang 0,69 0,75 0,75 1,12

a. Jumlah Aktiva

b. Jumlah Hutang 18.185.152

26.374.882 19.952.597

26.618.613 22.101.126

29.419.673 23.375.050

20.945.824 2. Rasio Total Hutang

Terhadap Ekuitas 1,70 1,45 1,37 0,63 a. Jumlah Hutang

b. Jumlah Ekuitas 26.374.882

15.559.129 26.618.613

18.299.713 29.419.673

21.424.629 20.945.824

33.106.530

TABEL : 3.37

GAMBARAN RASIO LIKUIDITAS PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – 2009

B. Rasio Solvabilitas/Leverage Rasio Solvabilitas/Levarage merupakan gambaran kemampuan

PDAM Kabupaten Sleman untuk menjamin seluruh kewajibannya

terhadap kewajiban atau beban pinjaman dalam operasinya.

Gambaran kondisi rasio solvabilitas dan tingkat perubahannya

sebagaimana terlihat pada Tabel 3.38.

TABEL : 3.38

GAMBARAN RASIO SOLVABILITAS PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – 2009

Sumber : Perhitungan Konsultan

Sumber : Perhitungan Konsultan

Page 104: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

PERKEMBANGAN RATIO RATIO KEUANGAN

Eksisting/Audited

C. RASIO RENTABILITAS 2006 2007 2008 20091. Perputaran Aktiva 0,43 0,50 0,45 0,47

a. Pendapatan Usaha

b. Jumlah Aktiva 7.868.621

18.185.152 9.908.652

19.952.597 10.010.154

22.101.126 10.930.627

23.375.050 2.Gross Margin Ratio 0,43 0,52 0,48 0,45

a. Laba (Rugi) Kotor usaha

b. Jumlah Pendapatan Usaha 3.394.713

7.868.621 5.111.960

9.908.652 4.829.882

10.010.154 4.879.023

10.930.627 3. Operating Margin Ratio (0,37) (0,26) (0,37) (0,22)

a.Laba (Rugi) Bersih Usaha

b. Jumlah Pendapatan Usaha (2.938.806)

7.868.621 (2.580.126)

9.908.652 (3.720.678)

10.010.154 (2.387.603)

10.930.627 5. Return Of Invesment (0,16) (0,13) (0,17) (0,10)

a. Keuntungan setelah Pajak

b. Jumlah Aktiva (2.938.806)

18.185.152 (2.580.126)

19.952.597 (3.720.678)

22.101.126 (2.387.603)

23.375.050

Dari data diatas terlihat bahwa pada tahun 2006, kemampuan

aktiva mampu menjamin diatas 50 % dari seluruh hutang nya,

dan pada tahun 2009 terlihat bahwa jumlah aktiva telah melebihi

seluruh hutangnya dengan kata lain bahwa PDAM telah mampu

untuk menjaminkan aktivanya terhadap kewajibannya, dan dilihat

kemampuan PDAM menjamin hutangnya dengan ekuitas yang

ada, terlihat semakin menurun, akibat adanya kerugian operasi,

walaupun belum mencapai dibawah 50 %.

C. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas ini akan menggambarkan kemampuan PDAM

dalam menggali potensinya untuk mendapatkan laba dalam

operasinya. Gambaran Rasio Rentabilitas dan tingkat

perubahannya sebagaimana terlihat pada Tabel 3.39.

Dari Tabel 3.39, terlihat rendahnya kemampuan PDAM dalam

usaha meningkatkan keuntungannya, walaupun terlihat bahwa

pendapatan kotor dari tahun ke tahun terus meningkat, tetapi

tidak seimbang dengan peningkatan yang terjadi pada besaran

biaya operasi. Hal ini terjadi dikarenakan tingginya biaya

penyusutan aktiva, biaya beban pinjaman jangka panjang, masih

TABEL : 3.39

GAMBARAN RASIO RENTABILITAS PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – TAHUN 2009

Sumber : Perhitungan Konsultan

rendahnya tarif yang berlaku dan jumlah pelanggan yang ada.

Disamping itu masih tingginya tingkat kehilangan air pada operasi

PDAM.

Page 105: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

NO Penjelasan JUMLAH

1 Pendapatan s/d Bulan Juni 2010 Rp 5.345.245.000,00

2 Rata-Rata Penjualan per Bulan Rp. 890.874.166,67

3 Jumlah Air Terjual s/d Bulan Juni 2010 320.550 m3

4 Harga Jual Rata –Rata per M3 Rp. 2.779,21

3.2.2.5. Perhitungan Harga Air

Biaya merupakan suatu beban untuk dapat melaksanakan operasi

perusahaan dalam memproduksi produknya, demikian pula halnya

dalam pengelolaan PDAM, unit biaya yang dikeluarkan/dibebankan

secara tunai untuk memproduksi sejumlah air yang diproduksi

pada pengelolaan PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 –

tahun 2009 adalah sebagaimana Tabel 3.40.

TABEL : 3.40

PERHITUNGAN HARGA AIR PER JUNI 2010

penjualan dengan harga jual air/m3, sehingga PDAM perlu untuk

menghitung kembali harga dasar penjualan air kepada

masyarakat, dimana tarif yang berlaku harus dapat full cost

recovery, yaitu mampu untuk menutup seluruh biaya (cost)

dengan tetap memasukkan besaran beban penyusutan dan

keuntungan yang diinginkan. Sedangkan kondisi harga air sampai dengan bulan juni 2010,

terlihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata penjualan air menjadi

rata-rata 16,01 m3 per bulan per sambungan langsung dan

pendapatan sampai dengan bulan juni 2010 mencapai

Rp. 5.345.245.000,- atau rata-rata per bulan adalah

Rp. 890.874.166,67 sehingga harga jual rata-rata mencapai

Rp. 2.779,21/m3

atau mengalami penurunan dibandingkan dengan

harga jual rata-rata di tahun 2009 yang mencapai Rp. 2.965,84

per m3. Untuk kejelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.41

Sumber : Perhitungan Konsultan

Dari tabel 3.40 terlihat bahwa pada tahun 2009, harga jual rata-

rata masih dibawah harga pokok penjualan, sehingga terjadi

kerugian usaha, demikian pula perbandingan antara harga pokok

Page 106: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

TABEL : 3.41

UNIT BIAYA PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – TAHUN 2009

No Penjelasan 2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Jumlah produksi air ( M3)Jumlah distribusi air Kehilangan air produksi Prosentase kebocoran air produksi Jumlah air terjual Kehilangan air distribusi Total kehilangan air Prosentase kehilangan air Jumlah Pendapatan Penjualan Air Jumlah Biaya Langsung Usaha Jumlah Biaya Umum dan Administrasi Jumlah Biaya Usaha Harga Jual Rata-rata Harga Pokok Produksi / m3 Selisih Harga Jual dengan Harga Pokok Produksi Harga Pokok Penjualan/m3 Harga Jual Rata-Rata Seharusnya Selisih Harga Jual dangan Harga Jual Seharusnya

6.207.192,00 5.933.086,00

274.106,00 4,62%

3.217.946,00 2.715.140,00 2.989.246,00

50,38% 9.488.183,35 4.796.692,16 7.692.086,62

12.488.778,79 2.948,52

772,76 2.175,76 2.011,99 3.880,98 (932,46)

6.048.762,005.691.462,00

357.300,006,28%

3.270.147,00 2.421.315,00 2.778.615,00

48,82% 9.693.818,40 5.180.272,21 8.550.559,95

13.730.832,16 2.964,34

856,422.107,922.270,024.198,84

(1.234,51)

6.421.642,006.038.423,00

383.219,006,35%

3.481.199,00 2.557.224,00 2.940.443,00

48,70% 10.324.686,75 6.051.603,81 7.266.625,26

13.318.229,07 2.965,84

942,382.023,472.073,963.825,76 (859,92)

Keterangan : Data Tahun 2006 – 2009 Berdasarkan data Laporan Bulanan PDAM Sumber : Perhitungan Konsultan

Page 107: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

3.3 PERMASALAHAN SPAM

3.3.1 Umum

Permasalahan Umum

Belum adanya sinkronisasi antara :

Pemanfaatan sumber air baku (pengguna)

Pembagian wilayah pelayanan

(PDAM/SPAMDES/Lembaga lain)

Perijinan (sumber air baku/utilitas jalan)

Peluang

Banyaknya pertumbuhan pembangunan perumahan,

hotel, apartemen, dan water boom akan

mempercepat penyehatan PDAM

Berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 4

tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah

Tantangan

Perlu ketersediaan sumber air baku yang memadai

Percepatan perijinan dalam pengembangan jaringan

Regulasi yang jelas

3.3.2 Kelembagaan dan SDM

PDAM

Sekitar 600 SR pelanggan di Kabupaten Sleman merupakan pelanggan dari PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta

Secara finansial PDAM Kabupaten Sleman masih merugi, walaupun kinerja pada tahun-tahun terakhir mulai menunjukan perbaikan

Profesionalisme SDM masih kurang memadai

Banyak dan terpisahnya sistem pelayanan yakni 18 sistem

PAMDES

Kelembagaan Pamdes masih sangat teroganisir, sehingga pengeloaan masih sangat bergantung pada kader pengelolanya

3.3.3 Teknis

PDAM

Jangkauan layanan belum sepenuhnya menjangkau kantung-kantung permukiman yang ada

Perbedaan kualitas air dan debit pada musim penghujan dan kemarau, dimana pada musim

kemarau jam layanan tidak penuh 24 jam dan kekeruhan air masih sering dikeluhkan pelanggan

Water meter induk di bagian produksi kurang optimal, dimana dari 25 yang hanya 10 buah yang berfungsi akurat, sedangkan 11 water meter induk di bagian distribusi yang berfungsi akurat hanya sebanyak 8 buah

Water meter pelanggan banyak yang mati/rusak

Faktor kehilangan air masih cukup tinggi yakni diatas 30% yang disebabkan oleh tekanan tinggi dan sambungan illegal

Page 108: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

Tingginya biaya operasional khususnya BBM dan listrik

Rendahnya harga jual air yakni dibawah biaya operasional

Sumber air banyak yang berasal dari sumur bor yang memiliki kandungan Fe dan Mn cukup tinggi

Minimnya potensi sumber air baku, sehingga perlu mencari sumber air baru alternatif

Pengembangan jaringan pipa terkendala oleh masyarakat

PAMDES

Debit diperkirakan sangat fluktuatif

Harga jual air lebih ke biaya sosial daripada harga jual ekonomis

Jangkauan layanan lebih ke skala neighborhood dan sering ditemukan pola penggunaan berantai

Tidak pernah dilakukan pengukuran kualitas air  

3.4 LANDASAN PERATURAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN SLEMAN

Berikut ini merupakan peraturan atau dasar hukum penyediaan

air minum di Kabupaten Sleman :

1. Undang-Undang No 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air

2. Peraturan Pemerintah No 16 tahun 2005, tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

3. Peraturan Menteri PU No 18/PRT/M/2007, tentang

Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

4. Peraturan Daerah No 12 tahun 2012, tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Sleman tahun 2011 – 2031

5. Peraturan Daerah Provinsi DIY No 5 tahun 2012, tentang

Pengelolaan Air Tanah

6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 9 tahun 2010, tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2011 –

2015

7. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 13 tahun 2010, tentang

Pajak Air Tanah

8. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 4 tahun 2014, tentang

Pengelolaan Air Tanah

9. Peraturan Bupati Sleman No 47 tahun 2010, tentang Nilai

Perolehan Air Tanah Pajak Air Tanah

10. Peraturan Bupati Sleman No 28 tahun 2012, tentang Tarif

Pelayanan PDAM Sleman

11. Peraturan Bupati Sleman No 21 tahun 2014, tentang Rencana

Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) tahun 2013 –

2028

12. Keputusan Bupati Sleman No 71/Kep.KDH/A/2012, tentang

Pembentukan Persatuan Pengelola Air Minum Perdesaan

Kabupaten Sleman

Page 109: Bab III Kondisi SPAM Eksisting--

Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman

III -

 

3.5 KEBIJAKAN PENYEDIAAN AIR BERSIH

3.5.1 Kebijakan Penyediaan Air Bersih Berdasarkan

Wilayah

Dalam melakukan upaya penyediaan air bersih di Kabupaten

Sleman, pihak-pihak terkait telah membagi wilayah pelayanan

menjadi empat yaitu :

1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) – KPY

Wilayah cakupan : Kecamatan Gamping, Depok, Ngaglik,

Mlati, Godean, dan Ngemplak

2. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)

Wilayah cakupan : Kota Sleman, Kota Mlati, Kota Ngaglik,

Kota Godean, dan Kota Prambanan

3. PKL (Pusat Kegiatan Lokal)

Wilayah cakupan : Kota Moyudan, Kota Minggir, Kota

Sayegan, Kota Berbah, Kota Kalasan, Kota Ngemplak,

Kota Tempel, dan Kota Turi

4. Daerah Perdesaan

Wilayah cakupan : semua desa yang tidak termasuk

dalam wilayah perkotaan dan wilayah ibu kota kecamatan

3.5.2 Kebijakan Penyediaan Air Bersih Berdasarkan

Sistem

Berbeda dengan penyediaan air bersih berdasarkan wilayah.

Penyediaan air bersih berdasarkan sistem dibagi menjadi dua

yaitu dengan menggunakan sistem perpipaan dan sistem non

perpipaan

1. Sitem Perpipaan

Perkotaan (PKN, PKW, PKL) yang menjadi

tanggung jawab PDAM Kabupaten Sleman

Perdesaan yang dilakukan oleh kelompok swadaya

masyarakat

2. Sistem Non Perpipaan

Sumur mandiri oleh masyarakat

Air permukaan atau mata air secara langsung

yang dikelola oleh masyarakat