Top Banner
25 BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan Batas Daerah Penelitian Kecamatan Wonosari secara Geografis berdasarkan Peta Topografi lembar Klaten, Boyolali skala 1 : 150.000 yang di terbitkan oleh Ditop TNI AD tahun 1991 terletak antara 7 0 35’ 25’’ LS – 7 0 39’ 44,5’’ LS dan 110 0 41’ 42,4’’ BT 110 0 47’ 25,8’’ BT dengan luas wilayah 3114,8 Ha. Secara Administratif Kecamatan Wonosari terletak di wilayah Kabupaten Klaten yang berjarak 30 km dari pusat Kota Klaten. Secara Fisiografis Kecamatan Wonosari yang merupakan bagian dari dataran Kaki Gunung Api Merapi dengan Morfologi Datar. Secara Administrasi Kecamatan Wonosari berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gatak dan Kecamatan Baki. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Grogol. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Juwiring. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Delanggu. Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 18 desa dan memilki kelurahan pada masing-masing desa di Kecamatan Wonosari dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
19

BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

Apr 08, 2019

Download

Documents

phungnhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

25

BAB III

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

3.1 Letak, Luas Dan Batas Daerah Penelitian

Kecamatan Wonosari secara Geografis berdasarkan Peta Topografi

lembar Klaten, Boyolali skala 1 : 150.000 yang di terbitkan oleh Ditop TNI AD

tahun 1991 terletak antara 70 35’ 25’’ LS – 70 39’ 44,5’’ LS dan 1100 41’ 42,4’’

BT – 1100 47’ 25,8’’ BT dengan luas wilayah 3114,8 Ha. Secara Administratif

Kecamatan Wonosari terletak di wilayah Kabupaten Klaten yang berjarak 30

km dari pusat Kota Klaten.

Secara Fisiografis Kecamatan Wonosari yang merupakan bagian dari

dataran Kaki Gunung Api Merapi dengan Morfologi Datar.

Secara Administrasi Kecamatan Wonosari berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gatak dan Kecamatan Baki.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan

Grogol.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Juwiring.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Delanggu.

Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 18 desa dan memilki kelurahan

pada masing-masing desa di Kecamatan Wonosari dapat dilihat pada tabel 3.1

berikut ini :

Page 2: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

26

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Wonosari

Page 3: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

27

Tabel 3.1 Luas Wilayah Tiap Desa dan Kelurahan

di Kecamatan Wonosari Tahun 2015

No Desa Luas (Km2)

1 Wadung Getas 1.27

2 Boto 1.575 3 Bulan 1.84

4 Ngreden 2.143 5 Jelobo 2.32

6 Gunting 1.835

7 Sidowarno 2.776 8 Bener 1.581

9 Kingkang 2.173 10 Teloyo 1.82

11 Pandanan 1.89 12 Lumbung Kerep 1.79

13 Bentangan 1.52 14 Duwet 1.774

15 Sekaran 1.3 16 Sukorejo 1.02

17 Tegalgondo 1.241 18 Bolali 1.28

Jumlah 31.148

Sumber :BPS, Kecamatan Wonosari Dalam Angka Tahun 2017

Berdasarkan tabel 3.1, di atas dapat di ketahui Desa Sidowarno merupakan

desa dari 18 desa di Kecamatan Wonosari yang memiliki luas wilayah paling luas

sebesar 2.776 km2. sehingga Penggunaan lahan di Desa Sidowarno digunakan

untuk lahan pertanian, sedangkan yang memiliki luas wilayah paling kecil sebesar

1.27 km2 adalah Desa Wadung getas.

3.2 Geologi

Daerah penelitian menurut Peta Geologi lembar Surakarta skala 1 : 100.000

mempunyai dua macam batuan yaitu Breksi dan Batuan Tuff. Batuan breksi

berukuran butir besar dari 2 mm, dengan frakmen yang menyudut, umumnya terdiri

dari frakmen batuan (hasil rombakan), dalam masa dasar yang lebih halus atau

tersemenkan. Bahan penyususn juga dapat berupa bahan dan proses Vulkanisme

Page 4: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

28

(Breksi Vulkanik). Batuan Tuff berasal dari bahan abu dari letusan gunung berapi

yang tersemenkan (sedimen). Batuan ini tersebar diseluruh daerah penilitian.

3.3 Geomorfologi

Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

geosinklinal dengan orogenetik muda dengan vulkanisme kuat sehingga Pulau

Jawa berbentuk panjang dan sempit. Oleh karena itu pulau Jawa mempunyai zone-

zone yang terdiri dari tiga Zone memanjang di Jawa Tengah, Zone-Zone ini

menjadi kurang jelas bahkan di ujung Jawa Barat kurang lebih menjadi satu.

Adapun ketiga zone tersebut antara lain :

a. Zone selatan : zone ini merupakan pegunungan plato, miring ke arah selatan.

b. Zone tengah : zone ini untuk Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan suatu

depresi yang terdapat gunung-gunung berapi yang tinggi, di Jawa Tengah

ditempati rangkaian gunung api dan pegunungan.

c. Zone timur : zone ini merupakan rangkaian perbukitan selatan dan

pegunungan lipatan yang diselingi oleh beberapa gunung berapi.

Berdasarkan pembagian Zone-Zone Fisiografis di Jawa oleh (Panekeok

1949), maka Kecamatan Wonosari terletak pada zone tengah pulau Jawa,

merupakan suatu yang tertutup oleh seri gunung-gunung berapi yang tinggi. Salah

satu gunung berapi tersebut adalah Gunung Merapi. Pada zone ini terdapat gerakan

orogenetik pertengahan Miosen muda yang tersebar selama beberapa waktu pada

pertengahan Plestosen, aktivitas tektonik-tektonik terjadi dengan turunnya zone

selatan dan diikuti terbaurnya zone tengah sepanjang patahan besar yang

menggambarkan eskarpmen besar yang masih dapat kita lihat sampai sekarang.

Bentuk lahan daerah penelitian merupakan dataran alluvial dan perbukitan

denudasional dengan proses geomorfologi berupa pengendapan, pelapukan, dan

erosi meliputi erosi lembar, alur, dan parit.

Page 5: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

29

3.4 Iklim

Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca dalam satu periode tertentu.

Parameter iklim yang berkaitan dalam penelitian ini adalah curah hujan dan

temperature. Data klimatologi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

curah hujan dari tahun 2006-2016 seperti pada tabel 3.2.

3.4.1 Curah Hujan

Periode hujan umumnya mulai dari Oktober dan berakhir sekitar April

sampai dengan Mei, Periode kering mulai dari Mei sampai dengan September.

Bulan-bulan tertentu terjadi hujan dengan intensitas tinggi umumnya terjadi pada

bulan Januari dan Febuari. Penentuan bulan kering dan bulan basah berdasarkan

kriteria yang dibuat oleh Mohr dinyatakan bulan kering bila curah hujan dalam satu

bulan kurang dari 60 mm, bulan basah apabila hujan dalam satu bulan berkisar

antara 60 mm hingga 100 mm. Data curah hujan diambil dari Dinas Pertanian dan

Dinas Pekerja Umum Bidang Sumberdaya Air Kabupaten Klaten selama 10 tahun

yaitu antara tahun 2006-2016. Berdasarkan data curah hujan dari tahun 2006-2016

diperoleh keterangan bahwa rata-rata curah hujan sekitar 2142.9 mm. Rerata curah

hujan bulanan dan tahunan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Data Curah Hujan Rata-rata Bulanan Tahun 2006-2016

Bulan Tahun

Jumlah Rata-Rata

(mm) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 511 149 149 149 422 438 472 497 512 704 244 4.247 427.7

Februari 570 215 215 215 0 296 452 430 461 194 422 3.470 247

Maret 189 291 291 291 395 421 546 145 466 381 381 3.797 279.7

April 164 385 385 385 0 221 350 295 377 248 320 3.130 313

Mei 0 0 0 0 216 229 184 108 214 103 120 1.174 117.4

Juni 0 0 0 0 2 95 0 15 0 117 14 243 23.4

Juli 0 0 0 0 0 42 0 0 0 0 0 42 42

Agustus 0 0 0 0 0 111 0 0 0 0 0 111 11.1

September 0 0 0 0 0 317 0 0 0 0 0 317 31.7

Oktober 0 77 77 77 41 285 182 24 82 18 0 863 86.3

November 0 141 141 141 114 310 230 24 130 97 72 1.400 140

Desember 494 690 690 690 0 356 271 271 201 287 286 4.236 423.6

Jumlah 21.429 2142.9

BB 5 7 7 7 4 11 8 6 8 8 7 78 7.8

BK 7 5 5 5 8 1 4 6 4 4 5 54 5.4

Sumber : Dinas Pertanian dan Dinas PU Bid. Sumberdaya Air Kabupaten Klaten Tahun 2006-2016

Page 6: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

30

Tipe curah hujan daerah penelitian ini jika didasarkan pada sistem Schmidt

dan Ferguson yang didasarkan pada nisbah rata-rata jumlah bulan kering yaitu

apabila curah hujan kurang dari 60 mm dan rata-rata bulan basah apabila curah

hujan lebih dari 100 mm dengan menggunakan rumus berikut :

Q = Jumlah Bulan Kering Rata−rata

Jumlah Bulan Basah Rata−rata × 100%

Rata-rata jumlah bulan kering adalah 5,4 dan rata-rata jumlah bulan basah

adalah 7,8. Selanjutnya untuk mengetahui tipe iklim daerah penelitian dapat

ditentukan berdasarkan nilai Quotient (Q). sehingga menurut perhitungan Schmidt

dan Ferguson daerah penelitian mempunyai nilai Q = 125,4 %, dengan tipe hujan

E atau agak kering. Untuk penentuan tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson

disajikan pada gambar 3.2.

Q = Jumlah Bulan Kering Rata−rata

Jumlah Bulan Basah Rata−rata × 100% =

5,4

7,8× 100 % = 69,22

Gambar 3.2 Tipe Iklim Menurut Schmidt & Ferguson

di Kecamatan Wonosari

6

5

4

3

12

11

10

9

8

7

2

1

0

H

700%

G 300%

F 167%

E 100%

D

60%

Q =

125,4%

C

33,3%

B

14,3%

A 0%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

5,4

Jum

lah B

ula

n K

erin

g

Jumlah Bulan Basah

= Tipe Iklim Daerah Penelitian

7,8

Q = 69,22 %

Page 7: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

31

Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt dan Ferguson membagi tipe curah

hujan digolongkan pada perbandingan antara rata-rata bulan basah dan bulan kering

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tipe Iklim Berdasarkan Besar Kecilnya Nilai Q

Menurut Schmidt dan Ferguson

Tipe Nilai Q (%) Tipe Hujan

A 0 ≤ Q < 14,3 Sangat Basah

B 14,3 ≤ Q < 33,3 Basah

C 33,3 ≤ Q < 60 Agak Basah

D 60 ≤ Q < 100 Sedang

E 100 ≤ Q < 167 Agak Kering

F 167 ≤ Q < 300 Kering

G 300 ≤ Q < 700 Sangat Kering

H Q ≤ 700 Luar Biasa Kering

Sumber : Schmidt dan Ferguson

Berdasarkan data yang di peroleh dari data dinas PU kabupaten klaten

dengan kurun waktu 10 tahun memiliki rata-rata bulan kering yang mencapai 5,4

mm dan pada bulan kering mencapai 7,8 mm. maka dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Schmidt dan Ferguson Kecamatan Wonosari memiliki tipe

Iklim sedang dimana data curah hujan menujukkan angka 69.22% pertahun.

3.4.2 Temperatur

Ketinggian tempat daerah penelitian berdasarkan analisis Peta Rupa Bumi

Indonesia skala 1:25.000 adalah 100 mdpal hingga 120 mdpal. Untuk mendapatkan

temperature rata-rata tahunan daerah penelitian dapat dihitung dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Schmidt dan Ferguson (Yuli Priyana,

1998) sebagai berikut :

T = 32,3 – 0,6 (H)

Dimana :

T = Temperatur rata-rata tahunan

H = tinggi tempat yang dinyatakan dalam ratusan meter

Page 8: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

32

Temperatur rata-rata tahunan pada daerah atau tempat terendah dapat

dihitung sebagai berikut :

T100 = 32,3 – 0,6 (100/100)o C

= 32,3 – 0,6oC = 31,7o C

Sedangkan temperature rata-rata tahunan pada daerah tertinggi adalah

sebagai berikut :

T120 = 32,3 – 0,6 (120/100)o C

= 32,3 – 3oC = 29,3o C

Perhitungan diatas maka temperature rata-rata tahunan di daerah penelitian

berkisar anatara 29,3o C sampai dengan 31,7o C.

3.5 Tanah

Tanah sebagai bagian dari tubuh alam tiga dimensi merupakan salah satu

bentang alam (Landscape) dimana merupakan lapisan bumi yang terbentuk akibat

atau hasil dari proses pelapukan secara alami maupun disengaja oleh manusia.

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan

bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat-sifat sebagai akibat

dari pengaruh Iklim dan jasad hidup terhadap batuan induk dalam relief tertentu

selama jangka waktu tertentu (Isa Darmawijaya, 1980 dalam skripsi Evendi

Akhmad, 2009). Terbentuknya tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

Faktor Iklim, Topografi, Organisme, Batuan Induk, dan serta waktu).

Berdasarkan Peta jenis tanah Kabupaten Klaten skala 1 : 50.000, maka jenis

tanah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Tanah Regosol dan Grumosol

Kelabu.

1. Tanah Regosol

Tanah jenis regosol adalah jenis tanah yang masih muda belum mengalami

deferensiasi horison, tekstur pasir, stuktur berbutir tunggal, konsistensi lepas

berasl dari bahan induk materil vulkanis piroklastik.Permeabilitas sedang

Page 9: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

33

sampai cepat, serta peka terhadap erosi. Penyebaran tanah regosol di daerah

penelitian terdapat di Desa Wadunggetas, Boto, Bulan, Ngreden, Jelobo,

Gunting, Bener, Kingkang, Teloyo, Pandanan, Lumbungkerep, Bentangan,

Duwet, Sekaran, Sukorejo, Tegalgondo Dan Bolali.

2. Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan

Tanah Aluvial hanya meliputi lahan yang sering atau baru saja mengalami

banjir, sehingga dapat dianggap masih muda dan belum ada diferensiasi

horison. Endapan aluvial yang sudah tua dan menampakkan akibat pengaruh

iklim, di Desa Sidowarno memiliki tanah yang bersifat alluvial kelabu lahan

daerah sekitar merupakan lahan banjir Sungai Bengawan Solo Purba.

(Hardjowigeno.2003)

3.6 Hidrologi

Kondisi hidrologi daerah penelitian meliputi kondisi air permukaan yang

dijelaskan pada kondisi fisik sungai dan kondisi air tanahnya.

3.6.1 Kondisi Fisik Sungai

Di daerah penelitian terdapat sungai bengawan solo dan sungai irigasi yang

berasal dari umbul cokro tulung. Ditinjau dari keberadaan kedua sungai memiliki

konsistensi yang sama besar untuk irigasi pertanian, pada musim kemarau

keduanya masih mengalirkan air, meskipun dengan debit yang tidak sebesar

dibandingkan musim penghujan. Hulu sungai berawal di umbul cokro tulung dan

Hilir akhir sungai berada di sungai bengawan solo.

3.6.2 Kondisi Air Tanah

Kondisi air tanah ditentukan oleh keadaan topografi, struktur batuan, sifat

kelolosan material, keterdapatan air dalam pori-pori dan kemampuan dalam

mengikat air pada daerah datar air tanah dijumpai pada kedalaman 5 – 8 meter pada

musim kemarau kedalaman air tanah bisa mencapai 9 meter.Dengan kedalaman air

tanah yang hanya berkisar 5–8 meter tersebut maka penduduk sangat mudah

mendapatkan air tanah.

Page 10: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

34

3.7 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan alternative kegiatan usaha atau pemanfaatan

lahan. Pemanfaatan lahan umumnya dilakukan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidup atau keperluan tertentu. Penggunaan lahan sering mencerminkan

secara keseluruhan kemampuan dari tanah dan iklim suatu daerah. Populasi

wilayah yang padat, pola penggunaan lahan biasanya merupakan fungsi dari

tekanan penduduk atau ketersediaan air. Pada daerah penelitian terdapat empat

penggunaan lahan yaitu : Sawah, Tegalan, dan Bangunan/Pemukiman dan lain-lain.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penggunaan lahan di Kecamatan

Wonosari sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Wonosari Tahun 2016

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persen (%)

1 Bangunan/Pemukiman 716 22.99

2 Tegalan 14.3 0.46

3 Sawah 2223.5 71.39

4 Lainnya 161 5.17

Jumlah 3114.8 100

Sumber : BPS, Kecamatan Wonosari Dalam Angka Tahun 2016

Berikut penjelasan luas masing-masing wilayah berdasarkan penggunaan lahan

Kecamatan Wonosari Kaputaten Klaten tahun 2016 sebagai berikut ;

1. Bangunan/Pemukiman

Hampir sebagian besar daerah penelitian banyak dijumpai pemukiman

penduduk. Pola persebaran pemukiman pada daerah penelitian adalah

menyebar. Pada umumnya penyebaran lahan permukiman ini mengikuti jalur

jalan sebagai tempat yang dianggap oleh penduduk sebagai tempat yang

memiliki aksesibilitas strategis, daerah subur, dan produktif. Luas pemukiman

716 Ha atau 22,99 % dari luas daerah penelitian.

2. Tegalan

Lahan yang digunakan untuk tegalan penyebarannya tidak merata pada

penelitian. Penggunaan lahan tegalan yang cukup luas terdapat bentuk lahan,

Page 11: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

35

yaitu tepatnya pada Desa Ngreden dan Desa Tegalgondo luas lahan yang

tertinggi. Luas Penggunaan lahan tegalan sekitar 14,3 Ha atau 0,46 % dari luas

penelitian. Jenis tanaman yang ada di lahan tegalan pada daerah penelitian

sangat bervariasi seperti Jagung, Timun, Ketela Pohon, Kacang Tanah, dan

Kedelai.

3. Sawah

Penggunaan Lahan Sawah adalah Penggunaan Lahan Pertanian yang

memerlukan keadaan tertentu. Pada daerah yang beririgasi baik (terhubung

dengan sumber air) lahan dapat di fungsikan sebagai sawah, namun di daerah

penelitian pada musim kemarau saluran irigasi menjadi tidak berfungsi dengan

baik, Dikarenakan semakin minimnya air dari irigasi yang masuk ke daerah

penelitian. Dilihat irigasi yang menggunakan sistem tadah hujan tertinggi di

Desa Sidowarno mencapai 2,5 ha. Sawah merupakan penggunaan lahan yang

secara periodik di tanami padi sawah dengan luas area sekitar 2223,5 Ha atau

71.39% dari luas daerah penelitian. Data diatas sebagian besar wilayah di

Kecamatan wonosari adalah area persawahan dengan luas wilayah yang hampir

71,39%, Bahwa mayoritas masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai

petani.

4. Lain-lain

Penggunaan lahan ini yaitu berupa lahan kosong. Luas penggunaan lahan ini

sekitar 161Ha atau 5,17% Luas daerah penelitian. Menujukkan bahwa di

Kecamatan Wonosari masih terdapat lahan kosong yang belum diolah sesuai

dengan apa yang diperuntungkan seperti area pertanian dan permukiman dll.

3.8 Kependudukan

Kependudukan daerah penelitian sangat memegang peranan penting

sebagai faktor yang mempengaruhi atau sebaliknya dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan wilayah yang ditempati.

Page 12: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

36

3.8.1 Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Wonosari pada Tahun 2012, sebanyak

62801 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 32.895 jiwa dan penduduk

perempuan sebanyak 29.915 jiwa, sedangkan pada Tahun 2016 sebanyak 58473

jiwa dengan jumlah penduduk Penduduk Laki-Laki sebanyak 28.784jiwa dan

Penduduk Perempuan sebanyak 29.689jiwa.

Tren laju pertumbuhan penduduk di masing-masing daerah dapat

menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat dalam kurun waktu 5–10

tahun (Mantra, 2003). Berikut adalah distribusi jumlah pertumbuhan penduduk

dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

di Kecamatan Wonosari Tahun 2012 dan 2016

No Desa

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Laju

Pertumbuhan Tahun 2012

Tahun 2016

(%)

1 Wadung Getas 4361 5121 3.2 2 Boto 3029 2023 -8

3 Bulan 3232 3448 1.29 4 Ngreden 2974 4729 9.2

5 Jelobo 4563 4056 -2.3 6 Gunting 3941 3218 -4

7 Sidowarno 4403 2623 -10.3 8 Bener 2227 2896 5.2

9 Kingkang 5239 2642 -13.8 10 Teloyo 4614 4012 -2.7

11 Pandanan 3158 3457 1.8 12 Lumbung Kerep 3455 2226 -8.7

13 Bentangan 3368 1621 -14.6

14 Duwet 4027 1814 -15.9 15 Sekaran 2013 3153 8.9

16 Sukorejo 1821 4067 16 17 Tegalgondo 3883 2901 5.83

18 Bolali 2493 4466 11.6 Jumlah 62801 58473 -0.96

Sumber : BPS, Kecamatan Wonosari Dalam Angka Tahun 2010 dan 2015

Page 13: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

37

Tabel 3.5 Menunjukkan Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan

Wonosari pada tahun 2012 dan 2016 mengalami penurunan sebesar -0,97 %. Ada

beberapa desa yang mengalami penurunan pertumbuhan penduduk yang tinggi,

yaitu Desa Wadung Getas dan Desa Bolali. dimana Desa Duwet tingkat

Pertumbuhan Penduduk yang teredah sebesar -15,9% angka tersebut diperoleh dari

jumlah penduduk yang mengalami penurunan tiap tahunnya, hal ini di sebabkan

semakin sedikitnya permukiman dan banyaknya angka kelahiran bayi yang sedikit

dan angka kematian bayi yang banyak sehingga dapat mempegaruhi angka

pertumbuhan penduduk setiap tahunya. Dan Desa Bentangan mengalami

penurunan penduduk yang mencapai -14,34%, hal ini dikeranakan kurangnnya

fasilitas kesehatan sehingga angka kematian bayi yang tinggi sehingga dapat

mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk di Kecamatan Wonosari, namun

migrasi keluar juga mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk.

Tabel 3.6 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk

di Kecamatan Wonosari Tahun 2012 dan 2016

No Desa Luas (Km2) Kepadatan

Tahun 2012 Tahun 2016 1 Wadung Getas 1.27 3434 4032

2 Boto 1.575 1917 1280 3 Bulan 1.84 1757 1874

4 Ngreden 2.143 1390 2210 5 Jelobo 2.32 1967 1748

6 Gunting 1.835 2154 1758

7 Sidowarno 2.776 1584 944 8 Bener 1.581 1409 1833

9 Kingkang 2.173 2414 1218 10 Teloyo 1.82 2535 2204

11 Pandanan 1.89 1671 1829 12 Lumbung Kerep 1.79 1930 1244

13 Bentangan 1.52 2230 1074 14 Duwet 1.774 2275 1025

15 Sekaran 1.3 1537 2407 16 Sukorejo 1.02 1785 3987

17 Tegalgondo 1.241 3131 2340 18 Bolali 1.28 1948 3489

Sumber ; BPS, Kecamatan Wonosari Dalam Angka Tahun 2012 dan 2016

Page 14: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

38

Jumlah Kepadatan Penduduk di Kecamatan Wonosari di sajikan dalam

tabel 3.6, Dari tabel tersebut berarti bahwa semakin luas wilayah tidak dapat

diketahui tinggi jumlah penduduknya dan setiap wilayah memiliki jumlah

penduduk yang berbeda dan tidak berdasarkan luas wilayah. Sebagai contoh dilihat

dari masing-masing desa yang memiliki luas wilayah paling luas adalah Desa

Sidowarno sebesar 2.776 km2 dengan jumlah Kepadatan Penduduk tahun 2012

sebesar 1.584 jiwa dan jumlah kepadatan penduduk tahun 2016 sebesar 944 jiwa,

sedangkan desa dengan jumlah kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Desa

wadung getas sebesar 1.27 km2 dengan jumlah kepadatan penduduk tahun 2012

sebesar 3.434 jiwa dan jumlah kepadatan penduduk tahun 2016 sebesar 4.032 jiwa.

Menurut Sukamto, 1981 (dalam skripsi Ratna Kartikawati, 2014). Klasifikasi

kepadatan penduduk menjadi tiga golongan yaitu :

1. Kepadatan Penduduk tinggi > 1.000 jiwa/km2

2. Kepadatan Penduduk sedang 500 – 1.000 jiwa/km2

3. Kepadatan Penduduk rendah < 300 jiwa/km2

Berdasarkan klasifikasi di atas Kecamatan Wonosari ternyata Kepadatan

Penduduk tergolong sedang pada tahun 2016 yaitu kurang dari 1000 yaitu 944

jiwa/km2.

3.8.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk adalah pengelompokkan penduduk menurut

karakteristik-karakteristik yang sama (Said Rusli, 1983 dalam Mantra, 2003).

Bermacam-macam komposisi penduduk dibuat salah satunya adalah komposisi

Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin.

Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin merupakan

Variabel terpenting dalam Demografi. Komposisi Penduduk berdasarkan umur

dapat di jadikan acuan untuk mengetahui seberapa jumlah penduduk yang produktif

dan penduduk non produktif yang dapat di gunakan untuk menghitung angka beban

Page 15: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

39

ketergantungan (Dependency Ratio) serta Sex Ratio. Komposisi penduduk menurut

umur dan jenis kelamin di Kecamatan Wonosari dapat di lihat pada tabel 3.7

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan

Wonosari Tahun 2016

No

Kelompok

Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jiwa %

1 0 – 4 2335 2186 4521 7.73

2 5 – 9 2297 2162 4459 7.63

3 10 – 14 2136 1995 4131 7.06

4 15 – 19 2426 2169 4595 7.86

5 20 – 24 2217 2136 4353 7.44

6 25 – 29 2117 2126 4243 7.26

7 30 – 34 2121 2166 4287 7.33

8 35 – 39 2140 2220 4360 7.46

9 40 – 44 2118 2304 4422 7.56

10 45 – 49 1893 2174 4067 6.96

11 50 – 54 1728 1857 3585 6.13

12 55 – 59 1478 1707 3185 5.45

13 60 – 64 1285 1364 2649 4.53

14 65 + 2493 3123 5616 9.60

Jumlah 28784 29689 58473 100.00

Sumber : BPS, Kecamatan Wonosari Dalam Angka Tahun 2016

Beban Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara

jumlah penduduk yang tidak aktif secara ekonomi dengan jumlah penduduk yang

aktif secara ekonomi dapat dinyatakan kedalam bentuk prosentase. Dengan

Mengetahui Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur, agar dapat mengetahui

struktur penduduk pada suatu wilayah, sehingga angka beban ketergantugan

penduduk dapat diketahui.

Penduduk di Kecamatan Wonosari menurut umur/usia di kelompokkan

menjadi dua yaitu produktif antara 15 – 64 tahun sebanyak 39.746 jiwa. serta usia

non produktif dimana usia kurang dari 15 dan penduduk berusia lebih dari 64 tahun

sebanyak 18.727 jiwa.

Page 16: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

40

Perhitungan beban ketergantungan (DR) di Kecamatan Wonosari adalah

sebagai berikut :

DR = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 <15+𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 >64

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 15 −64 × 100%

= 18.727

39.746× 100%

= 0.4711 × 100%

= 47,11 % = 47 %

Hasil dari perhitungan beban ketergantungan Kecamatan Wonosari

memiliki nilai 47%, artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 47

penduduk usia tidak produktif. Menurut JF Ismail, 1981 (dalam Skripsi Feri

Arditia, 2013). Dependency Ratio dapat di klasifikaskan menjadi tiga, yaitu :

< 60 % = dependency ratio rendah

60 – 90 % = dependency ratio sedang

> 90 % = Idependency ratio tinggi

Dari ketiga tren tersebut Kecamatan Wonosari termasuk dalam Dependency

Ratio masuk dalam kelas rendah. Dimana komposisi penduduk dapat digunakan

untuk menghitung Sex Ratio Laki-Laki dan Perempuan sebagai berikut:

SR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐿𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 × 100%

= 28784

29.689× 100%

= 0,9695× 100%

= 96,95 = 97 %

Perhitungan di atas diketahui Sex Ratio sebesar 97%, Bahwa setiap 100

penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki.

3.8.3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan diukur dari jumlah penduduk umur 10 tahun ke atas

menurut status tamat sekolah. Tamat sekolah dapat di definisikan sebagai telah

selesainya seseorang mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu jenjang sekolah

Page 17: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

41

sampai akhir dengan mendapatkan Tanda Tamat Belajar atau Ijazah, baik dari

Sekolah Negeri atau pun Swasta. Dengan demikian tingkat pendidikan berdasarkan

pada sukses tidaknya Pendidikan/Sekolah. Adapun jumlah penduduk berdasarkan

tingkat Pendidikan dapat di lihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.8 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

di Kecamatan Wonosari Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) (%)

1 Tidak Tamat SD 7.45 23,6

2 Tamat SD 8.698 27,6

3 Tamat SLTP 6.536 20,7

4 Tamat SLTA 7.16 22,7

5 Tamat Perguruan Tinggi 1.637 5,1

Jumlah 31.481 100

Sumber : Monografi Kecamatan Wonosari Tahun 2016

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang

paling banyak adalah yang mempunyai tingkat pendidikan SD yaitu 8.698 atau

27,6%. Menurut Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa tahun 1973, tingkat

pendidikan penduduk pada suatu daerah dapat di golongkan menjadi tiga, yaitu:

1. Rendah, jika penduduk yang tamat SD ke atas jumlahnya < 50%

2. Sedang, jika penduduk yang tamat SD ke atas jumlahnya 60–90%

3. Tinggi, jika penduduk yang tamat SD ke atas jumlahnya > 90%

Klasifikasi tersebut maka tingkat pendidikan penduduk di daerah penelitian

sebagai berikut :

Tingkat Pendidikan = 𝑇𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑆𝐷 𝑘𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ × 100 %

= 24.031

31.481× 100 %

= 76,3 %

Jadi berdasarkan data tersebut tingkat pendidikan penduduk di daerah

penelitian termasuk dalam kelas sedang. Sehingga angka akan buta huruf di

Kecamatan Wonosari pada tahun 2012 dan tahun 2016 mengalami peningkatan

yang sangat pesat yang mencapai 76,3%.

Page 18: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

42

3.8.4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk yang ada di daerah penelitian sangat

bervariasi. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat memberikan

gambaran mengenai pola perekonomian wilayah dan secara umum dapat

menggambarkan berbagai jenis kegiatan perekonomian penduduk. Berdasarkan

data yang ada mata pencaharian di daerah penelitian antara lain petani/penggarap,

buruh tani, buruh industry, pengusaha industry, buruh bangunan, pedagang,

pengakutan, PNS/ABRI, dan pensiunan PNS/ABRI. Adapun jumlah penduduk

menurut mata pencaharian dapat di lihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut:

Tabel 3.9 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Wonosari Tahun 2016

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

(%)

1 PNS/ABRI 5609 23.62

2 Swasta 5013 21.11

3 Pedagang 2169 9.13

4 Petani 4509 18.99

5 Pertukangan 1684 7.09

6 Buruh Tani 3925 16.53

7 Pensiun 668 2.81

8 Pemulung 39 0.16

9 Jasa 129 0.54

Jumlah 23745 100.00

Sumber : Monografi Kecamatan Wonosari Tahun 2016

Berdasarkan data di atas bahwa jumlah penduduk yang bekerja jadi

Pegawai PNS/ABRI yang ada di daerah penelitian mempunyai jumlah terbanyak,

yaitu sebesar 5.609 jiwa atau 0,24%, hal ini berarti di daerah penelitian merupakan

daerah yang mengalami perkembangan baik dalam Fasilitas Sosial maupun

Ekonomi di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Sedangkan jumlah penduduk

yang bekerja di sektor jasa yang ada di daerah penelitian mempunyai jumlah

sedikit, yaitu sebesar 129 jiwa atau 1,00%, hal ini berarti bahwa kebanyakan

Page 19: BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1 Letak, Luas Dan …eprints.ums.ac.id/57605/5/BAB III.pdf · 2017-11-15 · Menurut panekeok (1949) Fisiografis Pulau Jawa terletak pada jalur

43

penduduk lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan

menggunakan jasa pengakutan.

3.9 Transportasi

Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang

keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian

masyarakat dan perkembangan wilayah baik itu daerah perdesaan maupun daerah

yang lainnya. Transportasi juga dapat membantu masyarakat untuk melakukan

mobilitas, Karena dengan adanya transportasi yang baik maka jarak antara daerah

satu ke daerah lain akan menjadi dekat. Berikut sarana transportasi yang di miliki

penduduk di Kecamatan Wonosari dapat di lihat dalam tabel 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10 Sarana Transportasi di Kecamatan Wonosari Tahun 2016

No Jenis Transportasi Jumlah

(Buah) (%)

1 Sepeda 5.583 32.93

2 Sepeda Motor 10.792 63.66

3 Becak 91 0.54

4 Mobil Pribadi 408 2.41

5 Bus Umum 3 0.02

6 Truk 58 0.34

7 Delman/ Dokar 2 0.01

8 Gerobak Sapi 15 0.09

Jumlah 16.952 100

Sumber : Monografi Kecamatan Wonosari Tahun 2016

Data di atas menunjukkan bahwa alat transportasi yang paling banyak

dimiliki penduduk adalah sepeda Motor sebanyak 10.792 buah atau 63,66%.

Tingginya prosentase pemakaian transportasi berupa Sepeda Motor karena

mengingat bahwa sarana transportasi ini yang Dapat di jangkau dari segi harganya

oleh semua penduduk dan dapat digunakan oleh semua warga masyarakat untuk

kepentigan sehar- hari baik keperluan kerja, sekolah dan lain-lain.