BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan beberapa teori pendukung yang akan membantu pengerjaan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Layanan Studi Kasus Rumah Sakit PTN Universitas Udayana. State of the art Review Sistem Informasi Rumah Sakit Sistem Informasi Rumah Sakit Studi Kasus Dr. Ak. Gani Palembang yang dilakukan oleh Irfan Dwi Jaya pada Tahun 2011 menggunakan metodologi FAST (Framework For the Applications of System Techniques) yaitu sebuah metode yang memiliki tahapan kerja yang lengkap, dimulai dari perencanaan awal sampai dengan implementasi terhadap permasalahan. Permasalahan yang diangkat adalah mengenai sistem informasi administrasi yang berada pada Rumah Sakit Dr. Ak. Gani tersebut. Aplikasi pendukung yang digunakan berupa Visual Basic untuk pemodelan terhadap GUI yang akan divisualkan terhadap pengguna dan SQL server digunakan untuk pengolahan data. Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit Subsistem: Registrasi Pasien (Studi Kasus: RS. Budi Lestari Bekasi) yang dilakukan oleh Siti Elda Hiererra, Irmanudin, dan Arya Pratama (2011). Perancangan sistem informasi ini menggunakan metodologi pengembangan sistem aplikasi bisnis (tahap SDLC), Object Oriented Analysis and Design, Unified Modeling Language (UML). Tahap SDLC (System Development Life Cycle) terdiri dari, sistem investigasi (tahapan dimana mempelajari sistem yang sudah ada), sistem analisis (tahapan dimana akan dilakukan pengembangan terhadap kebutuhan sistem yang baru), sistem disain (tahapan dimana akan dilakukan pengembangan perwujudan fisik pada sistem), dan sistem implementasi (tahapan dimana melibatkan pengembangan aplikasi-aplikasi, pengujian sistem, pelatihan user, membuat perubahan yang diperlukan untuk proses bisnis, menginstall sistem, dan mengkonversi dari sistem lama ke sistem baru). Tahap Object Oriented Analysis and Design menggunakan objek dan kelas sebagai
45
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · PDF fileStruktur Organisasi Rumah Sakit PTN Universitas ... Permenkes No.512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktik ... Pelayanan Penunjang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan beberapa teori pendukung yang akan membantu
pengerjaan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul
Layanan Studi Kasus Rumah Sakit PTN Universitas Udayana.
State of the art Review Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem Informasi Rumah Sakit Studi Kasus Dr. Ak. Gani Palembang yang
dilakukan oleh Irfan Dwi Jaya pada Tahun 2011 menggunakan metodologi FAST
(Framework For the Applications of System Techniques) yaitu sebuah metode yang
memiliki tahapan kerja yang lengkap, dimulai dari perencanaan awal sampai
dengan implementasi terhadap permasalahan. Permasalahan yang diangkat adalah
mengenai sistem informasi administrasi yang berada pada Rumah Sakit Dr. Ak.
Gani tersebut. Aplikasi pendukung yang digunakan berupa Visual Basic untuk
pemodelan terhadap GUI yang akan divisualkan terhadap pengguna dan SQL
server digunakan untuk pengolahan data.
Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit Subsistem: Registrasi Pasien
(Studi Kasus: RS. Budi Lestari Bekasi) yang dilakukan oleh Siti Elda Hiererra,
Irmanudin, dan Arya Pratama (2011). Perancangan sistem informasi ini
menggunakan metodologi pengembangan sistem aplikasi bisnis (tahap SDLC),
Object Oriented Analysis and Design, Unified Modeling Language (UML). Tahap
SDLC (System Development Life Cycle) terdiri dari, sistem investigasi (tahapan
dimana mempelajari sistem yang sudah ada), sistem analisis (tahapan dimana akan
dilakukan pengembangan terhadap kebutuhan sistem yang baru), sistem disain
(tahapan dimana akan dilakukan pengembangan perwujudan fisik pada sistem), dan
sistem implementasi (tahapan dimana melibatkan pengembangan aplikasi-aplikasi,
pengujian sistem, pelatihan user, membuat perubahan yang diperlukan untuk proses
bisnis, menginstall sistem, dan mengkonversi dari sistem lama ke sistem baru).
Tahap Object Oriented Analysis and Design menggunakan objek dan kelas sebagai
kunci untuk menghasilkan empat prinsip umum untuk analisis dan disain, seperti
memodelkan konteks sistem, menekankan pertimbangan atas arsitektur sistem, pola
penggunaan kembali ide disain yang sudah ada, dan menyesuaikan metode untuk
setiap kondisi pembangunan tertentu. Terakhir tahap UML (Unified Modeling
Language) yaitu tahap yang mengkombinasikan elemen yang terbaik dari
metodologi object oriented utama, sementara pada waktu yang sama, merefleksikan
pelatihan yang paling baik dalam industri.
Hospital Information Sharing Based on Social Network Web yang
dilakukan oleh Yudhistira Adi Nugraha Paturusi, I Made Sukarsa, dan I Gusti Made
Arya Sasmita (2012). Penelitian yang dilakukan terkait dengan pengaplikasian
social network website yang akan coba diimplementasikan ke dalam lingkungan
rumah sakit. Langkah awal untuk mewujudkan social network website adalah
dengan mendisain database agar sesuai dengan setiap rumah sakit yang ada. Hal
yang melatarbelakangi pembuatan social network website adalah electronic
medical record (EMR) atau disebut dengan rekam medis elektronik. Disain dari
social network database for hospital yang dibuat memiliki keunikan yaitu sudah
dapat menampung data medical record yang masing-masing dimiliki oleh existing
HMIS atau EMR. Fitur baru yang berhasil diciptakan adalah wiki dan hospital
information sharing di situs social network serta sistem dapat menampilkan EMR
dari berbagai rumah sakit yang ada.
Implementasi Sistem Informasi Administrasi Rumah Sakit Berbasis
Komputer Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada Billing System
RSUD Dr.Saiful Anwar Malang) yang dilakukan oleh Tiara Khairani, Hera Susilo,
dan Riyadi (2013). Penelitian yang dilakukan memiliki dua sumber data, yaitu Data
Primer dan Data Sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara,
yaitu Observasi (Pengamatan), Interview (Wawancara), dan Dokumentasi. Metode
analisis penelitian dilakukan dengan empat tahapan, yaitu tahap pendeskripsian,
tahap reduksi data, tahap analisis, dan proposisi. Hasil pada penelitian ini adalah
berupa proposisi atau dugaan. Serupa dengan pendapat Miles dan Huberman dalam
Prastowo (2011:248) bahwa “Analisis data kualitatif mencakup tiga alur kegiatan
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan dilakukan ketika peneliti mencatat keteraturan, penjelasan, dan
proposisi”. Proposisi dari penelitian ini adalah jika rumah sakit umum Dr. Saiful
Anwar Malang mengimplementasikan sistem informasi administrasi berbasis
komputer dan selalu melakukan pengembangan serta perbaikan, maka dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
Pembangunan Sistem Informasi Billing Pada Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Pacitan Berbasis Web yang dilakukan oleh Hendik
Mulyanarko, Bambang Eka Purnama, dan Sukadi (2013). Perancangan sistem
informasi ini dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu ketiadaan software yang
digunakan untuk pencatatan kunjungan sampai pembayaran pasien dan sistem
pendataan yang digunakan masih menggunakan kertas. Metode pengumpulan data
yang dilakukan yaitu melalui proses survei lapangan (wawancara dan observasi).
Perancangan sistem dibagi menjadi empat tahapan, yaitu perancangan tabel untuk
basis data, perancangan input, perancangan output, dan alur proses sistem itu
sendiri. Hasil akhir dari pembangunan sistem informasi billing ini adalah sebuah
basis data untuk menampung data yang dibutuhkan dan tampilan website untuk
mengoperasikan sistem informasi tersebut. Hal yang dapat dilakukan antara lain
menu hak akses user, menu master tindakan, menu setting tindakan tempat layanan,
menu input data pasien, menu kunjungan pasien, menu input tindakan, menu
pembayaran, menu riwayat kunjungan pasien, menu keringanan pembayaran,
master data layanan, transaksi sewa ambulans, permintaan konsultasi, transaksi
rawat inap, dan nota pembayaran.
Pengertian Rumah Sakit Perguruan Tinggi
Pedoman Rumah Sakit Perguruan Tinggi (Dikti:2013) menerangkan
bahwa Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi
sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu
dalam bidang pendidikan dokter dan atau dokter gigi, pendidikan berkelanjutan,
dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.
Pengertian Rumah Sakit Perguruan Tinggi dalam Pedoman Rumah Sakit
Perguruan Tinggi Negeri (Dikti:2013) adalah sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disebut RS PTN
merupakan rumah sakit pendidikan baik milik pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun swasta, yang dikelola
Perguruan Tinggi Negeri.
2. RS PTN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menjadi
wahana pendidikan di bidang kedokteran dan kesehatan, penelitian, dan
pelayanan kesehatan secara terpadu.
Profil Rumah Sakit PTN Universitas Udayana
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Udayana merupakan rumah sakit
miliki oleh Universitas Udayana di Kawasan Jimbaran, Kuta Selatan Kabupaten
Badung Provinsi Bali. Rumah sakit pendidikan ini merupakan RS yang didanai oleh
negara karena setiap perguruan tinggi negeri wajib memiliki Rumah sakit
pendidikan untuk mendidik calon-calon tenaga medis dan tenaga kesehatannya.
Rumah sakit ini berdiri diatas lahan seluas 41.500 meter persegi dengan
luas bangunan 30.842 meter persegi. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Udayana
dibangun sejak tahun 2009 dengan poliklinik umum yang dibuka pada Tanggal 30
Mei 2012. Peresmian pembukaan poliklinik spesialis dilakukan pada Tanggal 19
Oktober 2013. Rumah sakit ini dibangun dengan tujuan untuk memberikan
tempat/ruang penggalian ilmu pendidikan bagi calon dokter dan tenaga kesehatan
yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Rumah Sakit Pendidikan terdiri dari 4 lantai dan memiliki beberapa poli
di setiap lantainya. Layanan yang tersedia antara lain Poli Penyakit Dalam, Poli
Bedah, Travel Medicine, Poli Kebidanan dan Kandungan, Ruang Tindakan Obgyn,
Poli Orthopedic, Poli Geriatric, Poli Umum, Poli Anak, Poli Penyakit Tropis, Poli
Mata, Poli Gigi, Poli Kulit, dan Poli Psikiatri. Rumah sakit ini dibangun dengan
tujuan untuk memberikan tempat atau ruang penggalian ilmu pendidikan bagi calon
dokter dan tenaga kesehatan yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana (Torika:2014).
Visi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana
Rumah Sakit PTN Universitas Udayana sebagai rumah sakit pendidikan
yang merupakan rumah sakit milik Kementrian Pendidikan Tinggi memiliki
kesamaan visi dengan Kementrian Kesehatan, sehingga goal yang telah ditetapkan
dapat diwujudkan. Visi RS PTN Universitas Udayana seperti yang tertera pada
Dokumen Internal Rumah Sakit PTN Universitas Udayana Tahun 2014 ialah
“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan utamanya Dokter dan Tenaga Kesehatan serta
Bidang Terkait yang Mampu Menjadi Pemuka dalam Pelayanan Kesehatan dengan
Unggulan Penyakit Tropik dan Travel Medicine, Pendidikan, dan Penelitian di
Indonesia dengan Sumber Daya Manusia yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya
untuk Mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.
Misi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana
Rumah Sakit PTN Universitas Udayana memiliki 3 misi yang ingin
dicapai dalam penyelenggaraannya, yaitu
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan
berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat dengan unggulan penyakit
tropik dan travel medicine.
2. Menyelenggarakan pendidikan dokter utamanya dan tenaga kesehatan
serta bidang terkait yang mampu menghasilkan dokter dan tenaga
kesehatan serta bidang terkait yang profesional dan nasionalis.
3. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan
serta bidang terkait yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Struktur Organisasi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana
Seluruh corporate dan sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit
PTN Universitas Udayana diharapkan mampu melaksanakan kinerja yang mengacu
pada visi misi organisasinya.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit PTN Universitas Udayana
(Sumber: Dokumen internal manajemen Rumah Sakit PTN Universitas Udayana)
Rumah Sakit PTN Universitas Udayana dipimpin oleh seorang direktur
utama yang setara dengan Dekan Fakultas Kedokteran dan Satuan Pengawas
Internal (SPI). Direktur utama berada langsung di bawah Rektor Universitas
Udayana dan diawasi oleh dewan pengawas. Bidang yang ada dibagi 4 secara garis
besar dan dikepalai seorang direktur, meliputi Direktur Pelayanan Medik dan
Keperawatan, Direktur Umum SDM Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan, Direktur
Operasional dan Keuangan, serta Direktur Akademik Penelitian Pengembangan
dan Pengabdian. Tiap direktur bagian mengepalai beberapa sub bagian dan
bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama.
Landasan Hukum
Landasan hukum Pedoman RS PTN akan dijabarkan lebih lanjut sebagai
berikut:
1. UUD 1945 Pasal 28H
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan ingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
2. UUD 1945 Pasal 34
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
3. Undang-Undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran Pasal
6
a. Pembentukan Fakultas Kedokteran dan/atau Fakultas Kedokteran
Gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus
memenuhi syarat dan ketentuan sebagai berikut:
b. Memiliki Dosen dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan
c. Memiliki gedung untuk penyelenggaraan pendidikan
d. Memiliki laboratorium biomedis, laboratorium kedokteran klinis,
laboratorium bioetika/humaniora kesehatan, serta laboratorium
kedokteran komunitas dan kesehatan masyarakat
e. Memiliki Rumah Sakit Pendidikan atau memiliki rumah sakit yang
bekerja sama dengan Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana
Pendidikan Kedokteran.
4. Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
5. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
7. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 22
Rumah sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan setelah
memenuhi persyaratan dan standar Rumah Sakit Pendidikan. Rumah Sakit
Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah
berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan.
8. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 23
Rumah Sakit Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara
terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran
berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan
Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk jejaring RS PT. Ketentuan lebih lanjut
mengenai Rumah Sakit Pendidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
9. UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
10. Peraturan Pemerintah No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
11. PP No.74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum.
12. Permenkes No.512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
13. Permenkes No.147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah
Sakit.
14. Permenkes No.340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah
Sakit.
15. Kepmenkes No.1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi
dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.
16. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri
Kesehatan nomor 2/V/PB/2013 No.38 tahun 2013 tentang Rumah Sakit
Pendidikan.
17. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.10 tahun 2012 tentang Standar
Pendidikan Profesi Dokter Indonesia.
18. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.11 tahun 2012 tentang Standar
Kompetensi Dokter Indonesia.
Pelayanan dan Klasifikasi
Sesuai dengan beban kerja dan fungsi maka rumah sakit diklasifikan
menjadi rumah sakit kelas A, B, C, dan D yang dikelompokkan menjadi berbagai
jenis pelayanan:
1. Pelayanan Umum
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Spesialis Dasar
4. Pelayanan Spesialistik Penunjang
5. Pelayanan Medik Spesialistik Lain
6. Pelayanan Spesialistik Gigi Mulut
7. Sub Spesialis
8. Pelayanan Penunjang Klinik
9. Pelayanan Penunjang Non Klinik
10. Pelayanan Administrasi
Konsep Dasar Sistem
Jogiyanto (2005, h. 1) mengemukakan bahwa terdapat dua kelompok
pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedur dan
menekankan pada komponen atau elemennya. Definisi sistem untuk penekanan
pada prosedur, maka sistem dapat diartikan sebagai suatu sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu. Definisi sistem yang menekankan pada komponen yaitu
sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu.
Kedua pendekatan yang paling mudah dilakukan adalah pendekatan
sistem yang menekankan pada elemen atau komponennya karena pendekatan ini
akan mempermudah dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan
perancangan suatu sistem dibandingkan dengan pendekatan sistem yang
menekankan pada prosedur.
Suatu sistem mempuyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang tidak
dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Karateristik sistem menurut
Jogyanto (1989) dalam buku yang berjudul Pengenalan Komputer, yaitu:
1. Kemampuan Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari beberapa atau sejumlah komponen yang saling
berhubungan atau berinteraksi antara komponen yang satu dengan
komponen yang lainnya atau bekerja sama untuk membentuk satu
kesatuan. Dalam komponen sistem ini atau elemen–elemen sistem ini
dapat berupa suatu subsistem yang lebih kecil.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan garis besar abstraksi yang memisahkan antara
sistem dan lingkungannya. Batas sistem ini juga menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apa saja yang ada di luar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem
tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung sistem merupakan suatu media antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan atau input merupakan energi yang dimasukkan kedalam sistem.
Masukan sistem ini bervariasi bisa berupa energi manusia, data model,
bahan baku, layanan atau lainnya.
6. Keluaran sistem (Output)
Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat
merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suara sistem.
Definisi lain adalah keluaran sistem (output) merupakan hasil dari proses
yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.
7. Pengolahan Sistem (Process)
Pengolah atau proses merupakan perubahan dari masukan (input) menjadi
keluaran (output). Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang (user)
atau komputer (computer).
8. Sasaran Sistem (Objective)
Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem
dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya. Karena tujuan
ini merupakan target atau sasaran akhir yang akan dicapai oleh suatu
sistem.
Konsep Dasar Informasi
Informasi dapat diumpamakan seperti darah didalam tubuh manusia,
dikarenakan bahwa informasi merupakan elemen yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Sistem tidak akan baik bila tidak dilengkapi dengan
informasi yang cukup.
Jogyanto (2005, h. 1) mengemukakan bahwa definisi informasi adalah
sebagai berikut. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah
data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.
Pengolahan data yang menjadi informasi memiliki siklus. Siklus tersebut
disebut sebagai siklus informasi atau siklus pengolahan data. Gambaran dari siklus
tersebut yaitu:
Gambar 2.2 Siklus Informasi
(sumber gambar: Jogyanto HM.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi.Yogyakarta.)
Informasi yang baik merupakan informasi yang berpedoman terhadap
faktor-faktor penunjang, diantaranya yaitu akurat, tepat waktu, dan relevan. John
Burch dan Gary Grudnitski (2005, h. 10) berpendapat bahwa elemen kualitas
informasi digambarkan sebagai sebuah bentuk bangunan yang ditunjang dengan
tiga pilar, seperti berikut.
Gambar 2.3 Kualitas Informasi
(sumber gambar: Jogyanto HM.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi.Yogyakarta.)
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena
informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk dapat
digunakan pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Konsep Sistem Informasi
Sistem Informasi didefinisikan oleh Robert A Leitch dan K.Roscoe Davis
(2005, h. 11) yaitu “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Pengimplementasian yang dilakukan adalah berupa sistem informasi
memiliki beberapa komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok
bangunan (building block). John Burch dan Gary Grudnitski (2005, h. 12)
mengatakan bahwa blok bangunan yang dimaksud digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.4 Blok Sistem Informasi
(sumber gambar: Jogyanto HM.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi.Yogyakarta.)
1. Komponen Input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen Model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di
basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3. Komponen Output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
4. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan “toolbox” dalam sistem informasi, Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut DBMS (Database Management System).
6. Komponen Kendali
Terdapat beberapa hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti
Unsur dalam pengoperasian SIM adalah suatu cara untuk menjelaskan
tentang SIM yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga aspek tinjauan:
1. Komponen Fisik
Terdapat beberapa bagian dari komponen fisik yang berada didalamnya,
yaitu:
a. Hardware
Perangkat dari suatu SIM yang terdiri dari komputer (terdiri dari pusat
pengolahan unit masukan dari keluaran, unit penyimpan, peralatan,
penyiapan data dan terminal masukan). Termasuk input, proses, dan
output.
b. Software
Dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Perangkat lunak sistem operasi
2. Perangkat lunak bahasa
3. Perangkat lunak sistem aplikasi
c. File
Berisikan program dan data yang merupakan komponen fisik (berupa
magnetic tape dan hard disk) yang disimpan dalam basis data file.
d. Prosedur
Merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan seperti buku
panduan petunjuk dan instruksi untuk pemakai (manual) penyiapan
masukan dan pengoperasian untuk karyawan yang memakai
komputer.
e. Brainware
Operator komputer, sistem analis, pembuat program,atau personalia.
2. Fungsi Pengolahan
Fungsi ini digunakan untuk dapat mengolah transaksi yang terjadi pada
SIM, adapun proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan transaksi
b. Memelihara file histori
c. Menghasilkan laporan (keluaran lain)
d. Interaksi dengan lainnya
3. Keluaran untuk Pemakai
Keluaran yang dihasilkan untuk pemakai atau pengguna dari Sistem
Informasi Manajemen tersebut, adapun keluaran yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
a. Dokumentasi transaksi
b. Laporan yang terencana
c. Jawaban atas pertanyaan terencana
d. Laporan
Manajemen Informasi Kesehatan
Manajemen rekam medis telah berkembang menjadi manajemen
informasi kesehatan dengan dukungan perkembangan teknologi. Rekam medis
bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan,
lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari laboratorium dan
farmasi, x-ray, fotografi, video, film, dan rekaman suara juga merupakan bagian
dari data klinis seorang pasien. Semua informasi yang dihasilkan tentang seorang
pasien dalam fasilitas kesehatan harus digolongkan sebagai bagian dari rekam
medis. Penggunaan rekam medis atau informasi kesehatan bervariasi mulai dari
pelayanan kesehatan pasien dasar hingga akreditasi RS, dari tren peningkatan
kualitas sampai riset medis dan pendidikan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 Pasal 52 Ayat 1 menjelaskan bahwa
“Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit”. Melalui pernyataan tersebut, maka Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit merupakan hal yang mendasar untuk menjalankan sebuah Rumah
Sakit.
Menurut Andrazain (2013), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
adalah sebuah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh
alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan
dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat.
sistem informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien
dan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.
Terdapat beberapa pendekatan-pendekatan dalam pengembangan sistem
informasi manajemen rumah sakit, seperti.
1. Systems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang
memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh
terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam organisasi.
Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran
keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari
sistem informasi saja.
2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas
organisasi (strategic planning level), yaitu dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan
informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input
basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke
bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem.
3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang
rumit menjadi bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai
akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat
sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah dipelihara.
4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem
yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan
organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem
yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.
Secara garis besar menurut Andrazain (2013), sistem informasi
manajemen rumah sakit harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status
rumah sakit, yaitu.
1. Rumah sakit vertikal
2. Rumah sakt umum daerah
3. Rumah sakit umum swasta
4. Rumah sakit spesialist
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes No.129 tahun 2008 mengenai standar pelayanan
minimal sebuah rumah sakit meliputi jenis-jenis pelayanan indikator dan standar
pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit.
Jenis-jenis Pelayanan Rumah Sakit
Jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh
rumah sakit meliputi:
1. Pelayanan gawat darurat
2. Pelayanan rawat jalan
3. Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi
6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik
9. Pelayanan rehabilitasi medik
10. Pelayanan farmasi
11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah
13. Pelayanan keluarga miskin
14. Pelayanan rekam medis
15. Pengelolaan limbah
16. Pelayanan administrasi manajemen
17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah
18. Pelayanan pemulasaraan jenazah
19. Pelayanan laundry
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
21. Pencegah pengendalian infeksi
SPM Setiap Jenis Pelayanan, Indikator, dan Standar
Berikut ini merupakan standar pelayanan minimal setiap jenis pelayanan
beserta indikator dan standar untuk setiap poin, yaitu:
Tabel 2.1 SPM Setiap Jenis Pelayanan, Indikator, dan Standar
(sumber tabel: KMK RI, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Nomor 129/Menkes/SK/II/2008)
No Jenis
Pelayanan
Indikator Standar
1 Gawat
Darurat
1. Kemampuan menangani life
saving anak dan dewasa.
2. Jam buka Pelayanan Gawat
Darurat
3. Pemberi pelayanan gawat
darurat yang bersertifikat yang
masih berlaku
BLS/PPGD/GELS/ALS
4. Ketersediaan tim
penanggulangan bencana
5. Waktu tanggap pelayanan
Dokter di Gawat Darurat
6. Kepuasan Pelanggan
7. Kematian pasien< 24 Jam
1. 100%
2. 24 Jam
3. 100%
4. Satu tim
5. ≤ lima menit
terlayani
6. ≥ 70%
8. Khusus untuk RS Jiwa pasien
dapat ditenangkan dalam waktu
≤ 48 Jam
9. Tidak adanya pasien yang
diharuskan membayar uang
muka
7. ≤ 2/1000 (pindah ke
pelayanan rawat
inap setelah 8 jam)
8. 100%
9. 100%
2 Rawat Jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan di
Poliklinik Spesialis
2. Ketersediaan Pelayanan
3. Ketersediaan Pelayanan di RS
Jiwa
4. Jam buka pelayanan
5. Waktu tunggu dirawat jalan
6. Kepuasan Pelanggan
1. 100% Dokter
Spesialis
2. a. Klinik Anak
b. Klinik Penyakit
Dalam
c. Klinik Kebidanan
d. Klinik Bedah
3. a. Anak Remaja
b. NAPZA
c. Gangguan
Psikotik
d. Gangguan
e. Neurotik
f. Mental Retardasi
g. Mental Organik
h. Usia Lanjut
4. 08.00 s/d 13.00
Setiap hari kerja
kecuali hari Jumat
08.00 – 11.00
5. ≤ 60 menit
6. ≥ 90%
7. a. ≥ 60%
7. a.Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan
mikroskop TB
b.Terlaksananya kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB di
RS
b. ≤ 60%
3 Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di Rawat
Inap
2. Dokter penanggung jawab
pasien rawat inap
3. Ketersediaan Pelayanan Rawat
Inap
4. Jam Visite Dokter Spesialis
5. Kejadian infeksi pasca operasi
6. Kejadian Infeksi Nosokomial
7. Tidak adanya kejadian pasien
jatuh yang berakibat kecacatan
/ kematian
8. Kematian pasien > 48 jam
9. Kejadian pulang paksa
10. Kepuasan pelanggan
11. Rawat Inap TB
a. Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan
mikroskopis TB
1. a. Dr. Spesialis
b. Perawat minimal
pendidikan D3
2. 100%
3. a. Anak
b. Penyakit Dalam
c. Kebidan
d. Bedah
4. 08.00 s/d 14.00
setiap hari kerja
5. ≤ 1,5%
6. ≤ 1,5%
7. 100%
8. ≤ 0,24%
9. ≤ 5%
10. ≥ 90%
11. Kisaran Persentase
a. ≥ 60%
b. ≥ 60%
b. Terlaksanana kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB
di Rumah Sakit
12. Ketersediaan pelayanan rawat
inap di rumah sakit yang
memberikan pelayanan jiwa
13. Tidak adanya kejadian
kematian pasien gangguan
jiwa karena bunuh diri
14. Kejadian re-admission pasien
gangguan jiwa dalam waktu ≤
1 bulan
15. Lama hari perawatan pasien
gangguan jiwa
12. NAPZA,
Gangguan
Psikotik,
Gangguan Nerotik,
dan Gangguan
Mental Organik
13. 100%
14. 100%
15. ≤ 6 minggu
4 Bedah
Sentral
(Bedah saja)
1. Waktu tunggu operasi elektif
2. Kejadian Kematian di meja
operasi
3. Tidak adanya kejadian operasi
salah sisi
4. Tidak adanya kejadian opersi
salah orang
5. Tidak adanya kejadian salah
tindakan pada operasi
6. Tidak adanya kejadian
tertinggalnya benda asing/lain
pada tubuh pasien setelah
operasi
1. ≤ 2 hari
2. ≤ 1 %
3. 100 %
4. 100 %
5. 100 %
6. 100 %
7. ≤ 6 %
7. Komplikasi anestesi karena
overdosis, reaksi anestesi, dan
salah penempatan anestesi
endotracheal tube
5
Persalinan,
perinatologi
1. Kejadian kematian ibu karena
persalinan
2. Pemberi pelayanan persalinan
normal
3. Pemberi pelayanan persalinan
dengan penyulit
4. Pemberi pelayanan persalinan
dengan tindakan operasi
5. Kemampuan menangani
BBLR 1500 gr – 2500 gr
6. Pertolongan persalinan
melalui seksio cesaria
7. Keluarga Berencana
a. Presentase KB (vasektomi
& tubektomi) yang
dilakukan oleh tenaga
Kompeten dr.Sp.Og,
dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.umum
terlatih
1. a. Perdarahan ≤ 1 %
b. Pre-eklampsia ≤
30 %
c. Sepsis ≤ 0,2 %
2. a. Dokter Sp.OG
b. Dokter umum
terlatih (Asuhan
Persalinan Normal)
c. Bidan
3. Tim PONEK yang
terlatih
4. a. Dokter Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter Sp.An
5. 100 %
6. ≤ 20 %
7. 100 %
6
Intensif
b. Presentse peserta KB
mantap yang mendapat
konseling KB mantap
bidan terlatih
8. Kepuasan Pelanggan
1. Rata rata pasien yang kembali
ke perawatan intensif dengan
kasus yang sama < 72 jam
2. Pemberi pelayanan Unit
Intensif
8. ≥ 80 %
1. ≤ 3 %
2. a. Dokter Sp.
Anestesi dan
dokter spesialis
sesuai dengan
kasus yang
ditangani
b.100 % Perawat
minimal D3
dengan sertifikat
Perawat mahir
ICU / setara (D4)
7 Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan
thorax foto
2. Pelaksana ekspertisi
3. Kejadian kegagalan pelayanan
Rontgen
4. Kepuasan pelanggan
1. ≤ 3 jam
2. Dokter Sp.Rad
3. Kerusakan foto ≤ 2
%
4. ≥ 80 %
8 Lab.
Patologi
Klinik
1. Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium.
2. Pelaksana ekspertisi
1. ≤ 140 menit
Kimia darah & darah
rutin
2. Dokter Sp.PK
3. 100 %
3. Tidak adanya kesalahan
pemberian hasil pemeriksa
laboratorium
4. Kepuasan pelanggan
4. ≥ 80 %
9 Rehabilitasi
Medik
1. Kejadian Drop Out pasien
terhadap pelayanan
Rehabilitasi Medik yang di
rencanakan
2. Tidak adanya kejadian
kesalahan tindakan rehabilitasi
medik
3. Kepuasan Pelanggan
1. ≤ 50 %
2. 100 %
3. ≥ 80 %
10 Farmasi 1. Waktu tunggu pelayanan
a. Obat Jadi
b. Racikan
2. Tidak adanya Kejadian
kesalahan pernberian obat
3. Kepuasan pelanggan
4. Penulisan resep sesuai
formularium
1. Kisaran Waktu
a. ≤ 30 menit
b. ≤ 60 menit
2. 100 %
3. ≥ 80 %
4. 100 %
11 Gizi 1. Ketepatan waktu pemberian
makanan kepada pasien
2. Sisa makanan yang tidak
termakan oleh pasien
3. Tidak adanya kejadian
kesalahan pemberian diet
1. ≥ 90 %
2. ≤ 20 %
3. 100 %
12 Tranfusi
Darah
1. Kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan transfusi
2. Kejadian Reaksi transfusi
1. 100 % terpenuhi
2. ≤ 0,01 %
Rekam Medis
Rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil
anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para tenaga kesehatan atas
merupakan pencatatan pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan atau
13 Pelayanan
GAKIN
Pelayanan terhadap pasien
GAKIN yang datang ke RS pada
setiap unit pelayanan
100% terlayani
14 Rekam
Medik
1. Kelengkapan pengisian rekam
medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
2. Kelengkapan Informed
Concent setelah mendapatkan
informasi yang jelas
3. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat
jalan
4. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat
inap
1. 100 %
2. 100 %
3. ≤ 10 menit
4. ≤ 15 menit
15 Ambulance/
Kereta
Jenazah
1. Waktu pelayanan
ambulance/kereta jenazah
2. Kecepatan memberikan
pelayanan ambulance/kereta
jenazah di rumah sakit
3. Response time pelayanan
ambulance oleh masyarakat
yang membutuhkan
1. 24 jam
2. ≤ 230menit
3. (?) Sesuai ketentuan
daerah
gambar, dan belakangan ini dapat pula berupa rekaman elektronik, seperti
komputer, mikrofilm, dan rekaman suara. Definisi yang lebih jelas terdapat pada
UU Praktik Kedokteran dan Peraturan Menkes.
Menurut pasal 46 ayat (1) UU Praktik kedokteran, rekam medis adalah
berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Menurut peraturan Menkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989, rekam medis adalah
Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan.
Isi Rekam Medis
Rumah sakit terdapat dua jenis rekam medis, yaitu rekam medis untuk
pasien rawat jalan dan rekam medis untuk pasien rawat inap.
1. RM untuk pasien rawat jalan
RM untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat, memiliki
informasi pasien meliputi:
a. Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa).
b. Riwayat penyakit (anamnesis) tentang:
1) Keluhan utama;
2) Riwayat sekarang;
3) Riwayat penyakit yang pernah diderita;
4) Riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan.
c. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto
rontgen, scanning, MRI, dan lain-lain
d. Diagnosis dan/atau diagnosis banding
e. Instruksi diagnosis dan tarapeutik dengan tandatangan pejabat
kesehatan yang berwenang
2. RM untuk pasien rawat inap
RM untuk pasien rawat inap memuat informasi yang sama dengan yang
terdapat dalam RM untuk pasien rawat jalan, dengan tambahan antara
lain:
a. Persetujuan tindakan medik.
b. Catatan konsultasi.
c. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
d. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan.
e. Resume akhir dan evaluasi pengobatan.
Khusus untuk resume harus diperhatikan khusus karena merupakan salah
satu dari kewajiban dokter. Resume ini dibuat segera setelah pasien dipulangkan.
Isi resume harus singkat, menjelaskan mengenai informasi penting tentang
penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya. Isi resume antara lain
menjelaskan:
1. Mengapa pasien masuk rumah sakit (anamnesis)
2. Hasil penting pemeriksaan fisik diagnostik, laboratorium, rontgen, dan
lain-lain.
3. Pengobatan dan tindakan operasi yang dilakukan.
4. Keadaan pasien waktu keluar (perlu berobat jalan, mampu untuk bekerja,
dan lain-lain).
5. Anjuran pengobatan dan perawatan (nama obat dan dosisnya, tindakan
pengobatan lain, dirujuk ke mana, perjanjian untuk datang lagi, dan lain-
lain).
Tujuan pembuatan resume, antara lain:
1) Menjamin kontinuitas pelayanan medik dengan kualitas yang tinggi
serta bahan yang berguna bagi dokter pada waktu menerima pasien
untuk dirawat kembali.
2) Bahan penilaian staf medik rumah sakit.
3) Memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perseorangan
tentang perawatan seorang pasien. Misalnya dari perusahaan asuransi
(setelah persetujuan direktur).
4) Bahan informasi bagi dokter yang bertugas, dokter yang mengirim,
dan dokter konsultan.
Kegunaan Rekam Medis
Rekam medis mempunyai aspek hukum kedisiplinan dan etik petugas
kesehatan, kerahasiaan, keuangan, mutu serta manajemen rumah sakit dan audit
medik. Kegunaan RM antara lain:
1) Alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya.
2) Dasar untuk perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus
diberikan kepada pasien.
3) Bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit.
4) Dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu pelayanan yang diberikan
kepada pasien.
5) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter, rumah sakit, dan
tenaga kesehatan lainnya.
6) Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian
dan pendidikan.
7) Dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.
8) Sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan
laporan dan pertanggungjawaban.
Penyimpanan Rekam Medis
Peraturan mengenai penyimpanan berkas rekam medis (RM) mengacu
pada Permenkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008 Bab IV tentang Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Kerahasiaan. Bab IV Pasal 8 berbunyi:
1. Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-
kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
2. Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan
persetujuan tindakan medik.
3. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagai mana
dimaksud pada ayat (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
4. Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (3) dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Bab IV Pasal 9 berbunyi:
1. Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan nonrumah sakit wajib
disimpan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat.
2. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui,
rekam medis dapat dimusnahkan.
Konsep Pemodelan Sistem
Pemodelan Sistem terdiri dari dua kata, yaitu “model” dan “sistem”.
Murty, et al (1990) menyatakan bahwa model adalah “Suatu representasi yang
memadai dari suatu sistem, dan dikatakan memadai jika telah sesuai dengan tujuan
dalam pikiran peneliti”. Gordon (1978) mendefinisikan model sebagai “Suatu
kerangka utama informasi sistem yang dikumpulkan untuk mempelajari sistem
tersebut”. Guna bertujuan untuk mempelajari suatu sistem, maka model yang
disusun tidaklah hanya satu model saja, sehingga satu sistem dapat dibentuk oleh
berbagai model berdasarkan analisis yang berbeda-beda. Terdapat empat jenis
pemodelan sistem yang secara umum digunakan, yaitu Diagram Konteks, Data
Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Standard Operating Procedure.
Diagram Konteks
Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang melukiskan
hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks
direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
Diagram Konteks adalah kasus khusus DFD yang berfungsi memetakan model
lingkungan, yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili
keseluruhan sistem (Pohan 1997, h. 11). Lingkaran tersebut menggambarkan
keseluruhan proses dalam sistem, selain itu juga terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menggambar diagram konteks yaitu:
1. Terminologi sistem
2. Batas Sistem adalah batas antara daerah kepentingan sistem.
3. Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau
mempengaruhi sistem tersebut.
4. Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan
linkungan sistem tersebut.
Contoh langsung diagram konteks dari sistem informasi rumah sakit
modul layanan adalah sebagai berikut:
Pasien
LAYANAN
2
HRD
Dokter
Administrator Ruangan
Kepala Bidang Layanan
Staff Rekam Medis
Front Office
Perawat
Apotek
Rin
cian
Lap
ora
n
Mordibitas Pasien R.Jalan, Mordibitas Pasien R.Inap, Indikator Rumah Sakit, 10
Rekap Penyakit, Grafik Baber Jhonson
Jadwal Operasi Pasien, Jadwal Dokter, Rincian Biaya Medis
Data Keluhan Pasien, Data Histori Berobat, KIB
Data Resep Dokter, Data Evaluasi Pengobatan
Data Tindakan Medis
Dat
a R
esep
Do
kter
Data B
arang M
edis
Data Pegawai
Data Persiapan Anamnesis, Data Kamar, Jadwal Operasi Pasien, Jadwal
Dokter
Data Penanganan Medis, Data Evaluasi Pengobatan, Data Resep Dokter
Data Rincian Tindakan Medis
Data Tindakan Medis, Data Klasifikasi Tindakan Medis
Data Rincian Tindakan Medis, Data Resep Dokter, Data Rekam Medis
Data Pasien, Data Kamar, Data Kontrak, Data Tanggungan, Data Registrasi Rawat Jalan Umum & Jaminan, Data Registrasi Rawat Inap Umum & Jaminan, Registrasi
Gawat Darurat Umum & Jaminan
Data Barang Medis, Data Penyakit, Data Hipotesis Diagnostik, Data Penanganan Medis, Data Layanan Penunjang, Data
Poliklinik
Gambar 2.5 Contoh Diagram Konteks
Diagram Konteks seperti contoh pada Gambar 2.5 menjelaskan tentang
konteks diagram Layanan yang terdiri dari 9 entitas, diantaranya Front Office,