Top Banner
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Remaja a. Pengertian remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 2002). Borring E.G. (dalam Hurlock, 2002) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak- anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk (dalam Hurlock, 2002) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri. Usia seorang anak dapat dikatakan remaja masih terdapat beberapa pendapat yang berbeda. Buku-buku Pediatri pada umumnya mendefinisikan remaja apabila telah mencapai umur 10-18 tahun untuk
27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

May 28, 2018

Download

Documents

Dang Thu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Remaja

a. Pengertian remaja

Kata remaja berasal dari bahasa latin adolesence yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai

arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

emosional sosial dan fisik (Hurlock, 2002). Borring E.G. (dalam

Hurlock, 2002) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu

periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-

anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang

dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks,

dkk (dalam Hurlock, 2002) menyatakan bahwa masa remaja suatu

masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan

tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola

identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari

ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang

mandiri.

Usia seorang anak dapat dikatakan remaja masih terdapat

beberapa pendapat yang berbeda. Buku-buku Pediatri pada umumnya

mendefinisikan remaja apabila telah mencapai umur 10-18 tahun untuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

9

anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki, WHO

mendefinisikan remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun.

Menurut Undang-undang No. 4179 mengenai kesejahteraan anak,

remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan

belum menikah.

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan

manusia. masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari

masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik,

perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Sebagian besar

masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia

10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralihan

antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan

seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun,

yaitu masa menjelang dewasa muda.

Menurut UU Perburuan anak dianggap remaja apabila telah

mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai

tempat tinggal sendiri. Menurut UU Perkawinan No.1, 1974 anak

dianggap sudah remaja apabila sudah cukup matang untuk menikah

yaitu 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-

laki. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap remaja

bila sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah

menengah.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

10

Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase

perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa

ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang

ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional

dan social dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan. Jika

dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja adalah

suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas

adalah suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih

ditekankan adalah proses biologis yang pada akhirnya mengarah

kepada kemampuan bereproduksi. Masa pubertas adalah masa transisi

antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi suatu percepatan fertilitas

dan terjadi perubahan psikologis yang mencolok (Narendra, 2005)

b. Tahapan usia remaja

Masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing-

masing ditandai dengan isu-isu biologic, psikologik dan social, yaitu

(Narendra, 2005):

1) Masa Remaja Awal (10-14 tahun)

Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan yang cepat dari

pertumbuhan dan pematangan fisik. Jadi tidaklah mengherankan

apabila sebagian besar energi intelektual dan emosional pada masa

remaja awal ini ditargetkan pada penilaian kembali dan

restrukturisasi dari jati diri. Selain itu penerimaan kelompok sebaya

sangatlah penting. Dapat berjalan bersama dan tidak dipandang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

11

beda adalah motif yang mendominasi banyak perilaku sosial

remaja awal ini.

2) Menengah (15-16 tahun)

Masa remaja menengah ditandai dengan hampir lengkapnya

pertumbuhan pubertas, timbulnya keterampilan-keterampilan

berpikir yang baru, peningkatan pengenalan terhadap datangnya

masa dewasa dam keinginan untuk memapankan jarak emosional

dan psikologis dengan orang tua.

3) Akhir (17 - 20 tahun)

Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai

seorang dewasa, termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan

internalisasi suatu sistem nilai pribadi. Selanjutnya bab ini akan

membahas ketiga tahapan masa remaja ini dari berbagai aspek.

Aspek biologik akan dibahas mengenai neuroendokrinologi,

pertumbuhan dan perkembangan somatik. Aspek lainnya adalah

aspek psikologis, kognitif dan aspek medis/pelayanan kesehatan

remaja.

c. Pertumbuhan dan Perkembangan Somatik Remaja

Pertumbuhan dan perkembangan somatik remaja ditandai

dengan beberapa ciri khas yaitu (Narendra, 2005):

1) Perubahan adalah ciri utama dari proses biologis pubertas.

Perubahan hormonal secara kualitatif dan kuantitatif terjadi antara

masa per-pubertas dan dewasa. Akibatnya terjadi pertumbuhan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

12

yang cepat dari berat dan panjang badan, perubahan dalam

komposisi tubuh dan jaringan tubuh dan timbulnya cirri-ciri seks

primer dan sekunder, yang menghasilkan perkembangan “boy into

a man” dan “girl into a woman”.

2) Perubahan somatic sangat bervariasi dalam umur saat mulai dan

berakhirnya, kecepatannya dan sifatnya, tergantung dari masing-

masing individu. Karena itu umur yang normal saat tercapainy

suatu perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan tidak

dapat ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat dikatakan

pada umur rata-rata anak.

3) Walaupun terdapat variasi dalam umur saat timbulnya perubahan-

perubahan selama pubertas, tetapi setiap remaja mengikuti urutan-

urutan yang sama dalam pertumbuhan dan perkembangan

somatiknya.

4) Timbulnya ciri-ciri seks sekunder merupakan manifestasi somatic

dari aktivitas gonad yang dipakai oleh Tanner untuk menentukan

Sex Maturity Rating (SMR) atau Stadium Maturitas Seks (SMS)

dan dikenal sebagai “Stadium Tanner” : SMS 1 sampai dengan 5.

Penilaian SMS ini mencakup pemeriksaan perkembangan payudara

dan rambut pubis pada anak perempuan dan testes, penis dan

rambut pubis pada anak laki-laki.

5) Perubahan yang telah terjadi selama abad terakhir ini mengenai

ukuran dan umur individu-individu yang mengalami masa

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

13

pubertas. Umumnya karena perbaikan dalam gizi dn upaya-upaya

kesehatan masyarakat maka “seular trend” yang mengarah kepada

pertumbuhan yang lebih besar dan dini ini telah terjadi di seluruh

dunia baik di negara maju maupun negara yang sedang

berkembang. Menyatakan bahwa terdapat pengaruh etnik dan

lingkungan terhadap umur terjadinya pubertas (seperti penambahan

massa tulang, otot dan lemak, pertambahan berat.

d. Tugas Perkembangan Remaja

Hurlock (2002) menyatakan bahwa terdapat perkembangan masa

remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku

kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan

berperilaku dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja

menurut adalah sebagai berikut:

1) Mampu menerima keadaan fisiknya.

2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

4) Mencapai kemandirian emosional.

5) Mencapai kemandirian ekonomi.

6) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

14

8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.

9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

10) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga.

2. Perubahan Fisik pada Remaja

Menurut Sarwono (2005) perubahan fisik pada remaja terdiri dari :

a. Tanda seks primer

Tanda seks primer merupakan tanda yang menunjukkan alat kelamin.

Pada wanita Alat kelamin wanita bagian luar terdiri dari:

1) Bibir luar (labia mayora)

2) Labia minor (labia minora)

3) Klitoris, yaitu bagian penuh dengan ujung-ujung syaraf sehinngga

sangat peka terhadap rangsangan/sentuhan. Sentuhan-sentuhan

pada klitoris dapat menyebabkan terjadinya orgasme (puncak

kenikmatan seksual) pada wanita.

4) Uretra (liang saluran seni)

5) Liang senggama (vagina) berfungsi sebagai jalan keluar haid, jalan

masuk penis dalam senggama, dan jalan keluar bayi waktu

melahirkan.

Alat kelamin wanita bagian dalam terdiri dari:

1) Hymen (selaput dara)

2) Mulut rahim (serviks) yang menghubungkan vagina dengan rahim

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

15

3) Rahim (uterus), yaitu jaringan sebesar telur ayam, tetapi punya

kemampuan melar yang sangat besar sekali dalam mengandung

bayi.

4) Saluran telur (tuba palopii) disebelah kanan dan kiri rahim

5) Indung telur (ovarium) yang menghasilkan hormone-hormon

estrogen, progesterone dan sel telur.

Remaja Laki-laki terjadi perubahan pada alat kelamin terdiri dari:

1) Testis menghasilkan hormon-hormon testosterone dan androgen

dan spermatozoa diproduksi dalam jumlah ratusan juta.

2) Saluran deferens (vas deferens), yaitu yang menghubungkan testis

dengan kelenjar prostat.

3) Kelenjar prostat yaitu tempat penyimpanan spermatozoa untuk

sementara.

4) Saluran kencing (uretra), yaitu tempat keluarnya air mani dalam

keadaan penis berereksi (Sarwono, 2005)

b. Tanda seks sekunder

Tanda-tanda seks sekunder merupakan tanda-tanda badaniah yang

membedakan pria dan wanita. Pada wanita bisa ditandai antara lain

pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan

menjadi panjang), pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus dan

lurus berwarna gelap dikemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian

badan setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting, haid, dan

tumbuh bulu-bulu ketiak. Pada laki-laki bisa ditandai dengan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

16

pertumbuhan tulang-tulang, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus,

dan berwarna gelap, awal perubahan suara, bulu kemaluan menjadi

keriting, tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot),

tumbuh bulu ketiak, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan

gelap, tumbuh bulu didada (Sarwono, 2010).

3. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, perasaan,

kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam

berhubungan dengan orang lain. Ide-ide, pikiran, perasaan dan

keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang

karakteristik dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan

lingkungan, nilai yang dikaitkan dengan pengalaman dan objek

sekitarnya serta tujuan dan idealismenya (Suliswati, 2005). Konsep diri

adalah pengetahuan individu tentang diri, citra subjektif dari diri dan

percampuran yang komplek dari perasaan, sikap dan persepsi (Perry &

Potter, 2005).

Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan

pengalamannya dengan tubuhnya sendiri. Konsep diri ini dipelajari

melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang

lain dan interaksi dengan dunia luar dirinya (Suliswati, 2005).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

17

2. Komponen Konsep Diri

a. Citra tubuh

Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik

disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau

sekarang mengenai ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan

potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara konstan

berubah seiring dengan persepsi da pengalaman-pengalaman baru.

Citra tubuh harus realistis karena semakin dapat menerima dan

menyukai tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman

dari kecemasan. (Suliswati, 2005).

Citra tubuh adalah persepsi seseorang tentang tubuh, baik

secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan

dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh

pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik serta

persepsi dari pandangan orang lain (Perry & Potter, 2005). Konsep

diri yang baik tentang citra tubuh adalah kemampuan seseorang

menerima bentuk tubuh yang dimiliki dengan senang hati dan

penuh rasa syukur serta selalu berusaha untuk merawat tubuh

dengan baik.

Faktor predisposisi gangguan citra tubuh meliputi kehilangan

atau kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi), perubahan

ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan

perkembangan serta penyakit), proses patologik penyakit dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

18

dampaknya terhadap struktur maupun fungsinya, prosedur

pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan transplantasi (Suliswati,

2005).

b. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia

seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar

dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau

sejumlah inspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan

mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-

norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan

penyesuaian diri. Seseorang yang memiliki konsep diri yang baik

tentang ideal diri apabila dirinya mampu bertindak dan berperilaku

sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya dan sesuai

dengan apa yang diinginkannya.

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak

dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang

memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan

berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut

dan akan membentuk dasar dari ideal diri (Suliswati, 2005).

c. Harga diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang

dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah

laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

19

orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai. Individu akan

merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan,

sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering

mengalami kegagalan, tidak dicintai atau diterima lingkungan.

Pada masa dewasa akhir timbul masalah harga diri karena adanya

tantangan baru sehubungan dengan pensiun, ketidakmampuan

fisik, brepisah dari anak, kehilangan pasangan dan sebagainya

(Suliswati, dkk, 2005). Seseorang memiliki konsep diri yang baik

berkaitan dengan harga diri apabila mampu menunjukkan

keberadaannya dibutuhkan oleh banyak orang, dan menjadi bagian

yang dihormati oleh lingkungan sekitar.

Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Manusia

cenderung bersikap negatif, walaupun ia cinta dan mengenali

kemampuan orang lain namun ia jarang mengekspresikannya.

Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang dan

penghargaan dari orang lain serta mengalami ketidakmampuan

pada dirinya dan juga sebaliknya (Perry & Potter, 2005).

Faktor predisposisi gangguan harga diri meliputi penolakan

dari orang lain, kurang penghargaan, pola asuh yang salah, terlalu

dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti, terlalu dituntut dan tidak

konsisten, persaingan antar saudara, kesalahan dan kegagalan yang

berulang, dan tidak mampu mencapai standar yang ditentukan

(Suliswati, 2005).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

20

d. Peran

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan

yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi

individu didalam kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana

untuk berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara

untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang

berarti (Suliswati, dkk, 2005). Individu dikatakan mempunyai

konsep diri yang baik berkaitan dengan peran adalah adanya

kemampuan untuk berperan aktif dalam lingkungan, sekaligus

menunjukkan bahwa keberadaannya sangat diperlukan oleh

lingkungan.

Faktor predisposisi gangguan peran meliputi tiga kategori

transisi peran yaitu perkembangan. Setiap perkembangan dapat

menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan

harus dilalui individu dengan menyelesaikan tugas perkembangan

yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi peran

diri. Kedua adalah transisi situasi, yaitu transisi situasi terjadi

sepanjang daur kehidupan bertambah/berkurang orang yang berarti

melalui kematian/kelahiran. Misalnya status sendiri menjadi

berdua/menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan

perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran.

Ketiga adalah transisi sehat sakit, yaitu stressor pada tubuh dapat

menyebabkan gangguan konsep diri, termasuk didalamnya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

21

gambaran diri, identitas diri, harga diri dan peran diri (Perry &

Potter, 2005).

e. Identitas diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat

diperoleh dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari

individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Identitas diri

merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu

kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan,

atribut atau jabatan serta peran. Seseorang yang memiliki perasaan

identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan

orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari

perasaan berharga, kemampuan dan penguasaan diri. Dalam

identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek

terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima

diri (Suliswati, 2005).

Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim

karena identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan

dengan orang lain. Seksualits adalah bagian dari identitas

seseorang. Identitas seksual adalah gambaran seseorang tentang

diri sebagai pria atau wanita dan makna dari citra tubuh (Perry &

Potter, 2005). Faktor predisposisi gangguan identitas diri meliputi

ketidakpercayaan, tekanan dari teman dan perubahan struktur

sosial. Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri adalah

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

22

situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak

dapat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan

fisik, seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa

terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa

tindakan kejahatan (Suliswati, 2005).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Stuart (2006) menyatakan bahwa berbagai faktor penunjang perubahan

dalam konsep diri seseoarang adalah sebagai berikut :

a) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang

tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang

berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,

ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.

b) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip peran

gender, tuntutan peran kerja dan harapan peran budaya.

c) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi

ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan

perubahan struktur sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) tentang hubungan antara

pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan citra

diri remaja pada siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Playen

Gunungkidul, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

antara pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

23

dengan citra diri remaja pada siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 1

Playen Gunungkidul.

4. Pengukuran konsep diri

Pengukuran konsep diri dilakukan dengan menggunakan angket

(kuesioner) yang berisi pernyataan tentang komponen konsep diri yang

terdiri dari citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri.

Kategori konsep diri digolongkan menurut total skor hasil jawaban

responden.

4. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan respon mental seseorang dalam

hubunganya objek tertentu yang disadari ada atau terjadi. Pengetahuan

dapat salah atau keliru, karena bila suatu pengetahuan ternyata salah

atau keliru tidak dapat dianggap sebagai pengetahuan. Manusia sebagai

makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam memahami alam

sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebagai

hasil tahu dari manusia), ilmu dan filsafat. Apabila pengetahuan itu

mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode, atau

pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil

yang dapat disusun secara sistematis maka terbentuklah ilmu atau lebih

sering disebut ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

24

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2007), tingkat pengetahuan dibagi

menjadi 6 tingkat antara lain :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu ‘tahu’ ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

25

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyelesaikan dan sebagainya, terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) cara memperoleh pengetahuan

dikelompokan menjadi dua antara lain:

1) Cara tradisional atau non ilmiah yaitu tanpa melakukan penelitian

ilmiah. Terbagi menjadi :

a) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

26

kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada

pemegang otoritas, yaitu orang yang mempunyai wibawa atau

kekuasaan, baik secara tradisi, otoritas, pemerintah, otoritas

pemimpin agama maupun ahli pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

pada masa lalu.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pengetahuan

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya

menuruti nasihat orang-tuanya atau agar anak disiplin

menggunakan hukuman fisik pada anaknya saat berbuat salah.

f) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran atau dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuahan melalui para Nabi. Kebenaran ini

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

27

harus diterima dan diyakini oleh para pengikutnya. Terlepas

dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab

kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu

dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan

manusia.

g) Kebenaran secara Intuitif

Diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di

luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir.

Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi

atau bisikan hati saja.

h) Melalui Jalan Pikiran

Kebenaran pengetahuan manusia diperoleh dengan

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari

hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang

bersifat umum. Dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan

tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang

ditangkap oleh indra. Karena proses berfikir induksi itu

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

28

beranjak dari hasil pengamatan indera atau hal-hal yang nyata,

maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang

konkret kepada hal-hal yang abstrak.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembutan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Proses berpikir deduksi berlaku

bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas

tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang

terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Disini

terlihat proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang

umum mencapai pengetahuan yang khusus

2) Cara modern atau cara ilmiah, yaitu melalui proses penelitian.

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer

disebut metodelogi penelitian (research methodelogi).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan terdiri faktor internal dan eksternal diantaranya :

1) Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,yang

memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat

atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung

kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

29

mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf

intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan

bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah

menerima suatu pesan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

2) Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan

pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau

meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang

aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat

yang berkembang. Pendidikan formal dann on-formal. Sistem

pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan

pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan

seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat

pendidikan.

3) Pengalaman

Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO,

menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku

tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran

dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan

penilaian-penilaian seseorang terhadap objek tersebut, dimana

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

30

seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi

maupun pengalaman orang lain.

4) Informasi

Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa,

disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi

yangmemiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan,

perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau

individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya

akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada

fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan

atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan

sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-

nilaitertentu. Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang

meliputi booklet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau

majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi

televisi, video, slide,dan film serta papan (billboard).

5) Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai

apayang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah

terbentuk,maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang

mengenai apayang dapat diharapkan dari objek tertentu.

6) Umur

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

31

Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup

umur tingkat kemampuan; kematangan seseorang akan lebih

matangdalam berpikir dan menerima informasi.

7) Sosial budaya

Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama, kelompok etnis

dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya

dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super

egonya.

8) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya.

Individu yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial

ekonominya baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif

memandang diri dan masa depannya dibandingkan mereka yang

berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah.

e. Pengukuran pengetahuan

Cara mengukur pengetahuan seseorang dapat menggunakan alat

bantu kuesioner, cara menilainya dengan dikategorikan baik, cukup,

dan kurang. Pengetahuan dinyatakan baik bila 76-100% pertanyaan

dijawab benar, cukup bila 60-75% pertanyaan di jawab benar, dan

kurang bila pertanyaan dijawab benar < 60% (Arikunto, 2006).

Pengukuran pengetahuan dapat pula dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang kita ketahui

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

32

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut.

(Notoatmodjo, 2010).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

33

B. Kerangka teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber : Stuart (2006), Suliswati (2005) dan Pertiwi (2010)

Konsep diri tentang perubahan fisik masa

pubertas

Harga diri : • Penolakan orang tua • Harapan orang tua yang

tidak realistis • Kegagalan yang berulang,

kurang mempunyai tanggung jawab personal

• Ketergantungan pada orang lain

• Ideal diri yang tidak realistis

Performa peran • Stereotip peran gender, • Tuntutan peran kerja • Harapan peran budaya

Identitas pribadi • Ketidakpercayaan orang tua • Tekanan dari kelompok

sebaya • Perubahan struktur sosial

Pengetahuan

Citra tubuh • Kerusakan tubuh • Perubahan ukuran, bentuk

dan penampilan tubuh • Proses patologik penyakit • Prosedur pengobata (radiasi,

kemoterapi, transplantasi

Ideal diri • Inspirasi, • Tujuan, • Nilai yang ingin diraih

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-nuratikahn...identifikasi dari anak menjadi dewasa, ... seksual yaitu antara usia

34

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Ada hubungan pengetahuan dengan konsep diri remaja tentang perubahan

fisik pada masa pubertas di MTS Negeri Ketanggungan Brebes.

Pengetahuan

Konsep diri pada masa pubertas