9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi, melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengarui oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
40
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-ifasarig0e... · ... Pengetahuan Non ilmiah ... metodologi penelitian. ... kekuatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terhadap obyek terjadi, melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengarui oleh intensitas perhatian persepsi terhadap
obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan
formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Akan tetapi perlu
ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan
tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
10
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.
Menurut WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh teori
Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri
(Wawan, 2010 ).
b. Jenis-jenis pengetahuan
Menurut Surajiyo (2009), pengetahuan dapat dibagi atas:
1) Pengetahuan Non ilmiah
Secara umum yang dimaksud dengan pengetahuan non ilmiah ialah
sagenap hasil pemahaman manusia atau mengenai barang sesuatu
atau objek tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pengetahuan Ilmiah
Yang dinamakan pengetahuan ilmiah merupakan segenap hasil
pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode
ilmiah.
c. Ciri-ciri ilmu pengetahuan
Menurut Surajiyo (2009), ilmu pengetahuan mempunyai ciri pokok
yaitu:
1) Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan
percobaan.
11
2) Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai
kumpulan pengetahuan yang mempunyai hubungan ketergantungan
dan teratur.
3) Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka
perseorangan dan kesukaan pribadi.
4) Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok
soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai
sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
5) Vertifikasi, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.
d. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2003):
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling
12
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
dan menyatakan.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat
menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu
obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasiyang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
13
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
e. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoatmodjo, 2003)
adalah sebagai berikut:
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak
berhasil maka dicoba untuk kemungkinan yang lain sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-
pimpinan masyarakat formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang
14
menerima yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai
otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun
penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh
Deobold Van Devan yang dikutip Wawan 2010. Akhirnya lahir
suatu cara untuk malakukan penelitian yang biasa dikenal dengan
penelitian ilmiah.
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu (Wawan, 2010):
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia berbuat dan mengisi
15
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalkan
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang
dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang akan pola hidup terutama juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi.
b) Pekerjaan
Bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
c) Umur
Usia merupakan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan
kematangan jiwa.
16
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan suatu sidrom atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek sehingga sikap melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian (Notoatmodjo, 2010). Menurut Allport dalam
Notoatmodjo, 2010 sikap terdiri dari 3 komponen, yakni:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya
bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
17
Tingkat sikap berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek dapat menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (Responding)
Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (Valuing)
Menghargai merupakan suatu subjek atau seseorang memberikan nilai
yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan resiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
3. ASI eksklusif
ASI merupakan makanan utama bagi bayi, yang sangat
dibutuhkan olehnya. Tidak ada makanan lainnya yang mampu menyaingi
kandungan gizinya. ASI mengandung protein, lemak, gula dan kalsium
dengan kadar yang tepat. Dalam ASI juga terdapat zat-zat yang disebut
antibodi, yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu
menyusuinya, dan beberapa waktu setelah itu. Bayi yang senantiasa
mengkonsumsi ASI jarang mengalami selesma dan infeksi saluran
18
pernapasan bagian atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan
dengan bayi yang tidak mengkonsumsi. Pertumbuhan dan perkembangan
bayi pun berlangsung dengan baik berkat ASI. Selain itu, ASI juga bisa
membantu perkembangan tulang rahang dan otot-otot pengunyah (Dwi,
2009). Pemberian ASI eksklusif juga mengandung semua nutrisi penting
yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa
membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa
pertumbuhannya. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak
manfaat dan kelebihan, diantaranya adalah menurunkan resiko terjadinya
penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi
saluran pernapasan, dan infeksi telinga. ASI juga dapat menurunkan dan
mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas,
kurang gizi, asma dan eksem. Selain itu, ASI dapat pula meningkatkan
Intelligence Quotien (IQ) dan Emotional Quotien (EQ) anak (Dwi, 2009).
Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi
hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan
ini sesuai dengan pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI
bersama-sama makanan pada setelah bayi berumur 6 bulan (Anita , 2009).
a. Pengertian ASI Eksklusif
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya
diberi ASI saja tanpa makanan tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bantuan bahan
19
makanan padat seperti pisang, pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Nadine, 2009).
b. Jenis-jenis ASI
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga (Dwi,
2009), yaitu:
1) Kolostrum
Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama setelah bayi
dilahirkan. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibodi.
Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Meskipun
sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan melindunginya
dari bakteri, serta sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bayi pada
hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, secara berangsur-angsur,
produksi kolostrum berkurang saat air susu pada hari ketiga sampai
kelima. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi
oleh kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan
ridualmaterial, yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari
kelenjar mammae sebelum dan sesudah melahirkan anak.
Kolostrum disekresi oleh kelenjar mammae pada hari pertama
hingga ketiga atau keempat sejak masa laktasi Menurut Anton
Baskoro (2009), beberapa ciri penting yang menyertai produksi
kolostrum adalah sebagai berikut:
a) Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-
angsur setelah bayi lahir.
20
b) Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan
ketimbang ASI mature.
c) Kolostrum bertindak sebagai laksatif yang berfungsi
membersihkan dan melapisi mekonium usus bayi yang baru
lahir, serta mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
d) Kolostrum lebih banyak mengandung protein (sekitar 10%
protein) dibandingkan ASI mature (kira-kira 1% protein). Lain
halnya dengan ASI mature yang mangandung protein yang
berupa kasein, yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.
e) Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni imunoglobulin
A (IgA), laktoferin, dan sel-sel darah putih. Semuanya itu
sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi terhadap serangan
penyakit (infeksi).
f) Total energi (lemak dan laktosa) berjumlah sekitar 58
kalori/100 ml kolostrum.
g) Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A, mineral
natrium (Na), dan seng (Zn).
h) Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol
dan lecithin dibandingkan ASI mature.
i) Pada kolostrum terdapat tripsininhibitor, sehingga hidrolisis
protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang
menyebabkan peningkatan kadar antibodi pada bayi.
21
j) Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam.
2) Foremilk
Air susu yang pertama kali disebut susu awal (foremilk). Air susu
ini hanya mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer, serta
tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat
banyak yang membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.
3) Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui
hampir selesai. Hindmilk sangat kaya, kental, dan penuh lemak
bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian besar energi dan
dibutuhkan oleh bayi.
c. Komposisi ASI
Komposisi zat gizi dalam ASI adalah sebagai berikut (Dwi, 2009):
1) Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang
jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih
banyak ketimbang dalam Pengganti Air Susu Ibu (PASI). Rasio
jumlah dalam laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4. Hidrat arang
dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam
pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel-
sel saraf. Didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam
laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang
22
berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-
mineral lain.
2) Protein
ASI mengandung protein yang khusus untuk pertumbuhan bayi
dengan cepat.
3) Lemak
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi
ketimbang PASI. Hal ini dikarenakan ASI banyak mengandung
enzim pemecah lemak (lipase). Jenis lemak dalam ASI
mengandung banyak omega-3, omega-6, dan Decosahexanoic Acid
(DHA) yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak.
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif
rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6
bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang
sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit.
Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat dalam ASI dapat diserap
oleh usus. Lain halnya dengan zat besi yang bisa terserap dalam
PASI, yang hanya berjumlah sekitar 5-10%. ASI juga mengandung
natrium, kalium, fosfor dan klor yang lebih sedikit ketimbang
PASI. Meskipun sedikit, tetap mencukupi kebutuhan bayi.
Kandungan mineral dalam PASI cukup tinggi. Jika sebagian
23
besartidak dapat diserap, maka akan memperberat kerja usus bayi,
serta mengganggu sistem keseimbangan dalam pencernaan, yang
bisa merangsang pertumbuhan bakteri yang merugikan. Inilah yang
menjadikan perut bayi kembung, dan akan gelisah lantaran
gangguan metabolisme.
5) Vitamin
Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, berarti
semua vitamin yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama
kehidupannya dapat diperolah dari ASI. Kandungan vitamin
sangat mudah diserap oleh dinding usus untuk dimasukkan
kedalam saluran darah, seterusnya berfungsi untuk kesehatan tubuh
bayi.
Tabel 2.2 Perbandingan komposisi ASI dan PASI untuk setiap