Top Banner
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori Stroke 1. Pengertian Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan dan di sebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Rizaldy & Laksmi, 2010). Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecatatan fisik dan mental baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011). Stroke atau gangguan peredaran darh ke otak merupakan penyakit neurologis yang sering di jumpai dan harus di tangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stroke merupakan penyakit paling serig Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori Stroke 1 ...repository.ump.ac.id/8280/3/MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN BAB II.pdfberhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus

Oct 20, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Dasar Teori Stroke

    1. Pengertian

    Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf

    yang terjadi mendadak dan disebabkan dan di sebabkan oleh gangguan

    peredaran darah otak. Stroke terjadi akibat gangguan pembuluh darah di

    otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya

    pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak

    seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi

    terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan

    kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan

    gejala stroke (Rizaldy & Laksmi, 2010).

    Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat

    modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang

    dihadapi hampir diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke

    yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecatatan fisik dan mental

    baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

    Stroke atau gangguan peredaran darh ke otak merupakan penyakit

    neurologis yang sering di jumpai dan harus di tangani secara cepat dan

    tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang

    disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada

    siapa saja dan kapan saja. Stroke merupakan penyakit paling serig

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 6

    menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara,

    proses berfikir, daya ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai

    akibat gangguan fungsi otak (arif muttaqin, 2008)

    Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda/atau gejala hilangnya

    fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat

    (dalam detik atau menit). Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam

    atau menyebabkan kematian. Penyebab terserang stroke adalah penyakit

    degeneratif arterial baik arterosklerosis pembuluh darah besar (dengan

    tromboemboli) maupun penyakit pemuluh darah kecil (lipohialinosis).

    Kemungkinan berkembangnya penyakit signifikan meningkat ada

    beberapa faktor risiko vaskular (Lionel ginsberg, 2007).

    Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit

    neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak.

    Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder

    terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain

    dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma)

    (Lynda Juall Carpenito, 1995).

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 8

    lobus temporalis yangmerupakan area sensorik untuk impuls

    pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks

    penglihatan primer, menerimainformasi penglihatan dan menyadari

    sensasi warna;

    2) Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh

    duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium,

    yangmemisahkannya dari bagian posterior serebrum. Fungsi

    utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan

    memperhalusgerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan

    kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh;

    3) Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula

    oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula

    oblongatamerupakan pusat refleks yang penting untuk jantung,

    vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran

    air liur danmuntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang

    penting pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer

    serebri danserebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek

    dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus

    serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf

    pendengaran dan penglihatan;

    4) Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus,

    epitalamus dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun

    penerimadan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 9

    fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada

    thalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan

    gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh.

    Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar

    seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan

    dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi

    tingkah dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)

    b. Sirkulasi Darah Otak

    Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi

    oksigen total tubuh manusia untuk metabolismeaerobiknya. Otak

    diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri

    vertebralis. Dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling

    berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi.

    (Satyanegara, 1998)

    1) Arteri karotis interpna dan eksterna bercabang dari arteria karotis

    komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis

    internamasuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi

    kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri

    serebrianterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti

    nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna,

    korpuskolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus

    frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan

    korteks motorik.Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 10

    temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.Arteria

    vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang

    sama;

    2) Arteri vertebralis memasuki tengkorak melaluiforamen magnum,

    setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini

    bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaristerus berjalan

    sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua

    membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang

    sistem vertebrobasilaris ini memperdarahi medula oblongata, pons,

    serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. Arteriserebri

    posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian

    diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis,

    aparatuskoklearis dan organ-organ vestibular. (Sylvia A. Price,

    1995);

    3) Darah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui

    venula-venula (yang tidak mempunyai nama) ke vena serta di

    drainaseke sinus duramatris. Dari sinus, melalui vena emisaria

    akan dialirkan ke vena-vena ekstrakranial. (Satyanegara, 1998).

    3. Etiologi

    a. Trombosit serebral.

    Trombosit ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami

    okulasi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat

    menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 11

    biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun

    tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan tekanan aktivitas

    simpatis pan penurunan keadaan tekanan darah yang dapat

    menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis sering

    kali menubruk pada 48 jam setelah trombosit.

    Beberapa keadaan di bawah ini yang dapat menyeabkan trombosit

    otak:

    1) Aterosleosis;

    2) Hiperkoagulasi pada polisietmia;

    3) Arterisis (radang pada arteri);

    4) Emboli.

    b. Hemorargi.

    Pendarahan intrakranial atau serebral yang termasuk pendarahan

    dalam ruang subaraknoid atau kedalam jaringan ke otak sendiri.

    Pendarahan ini dapat terjadi karena aterokleosis dan hipertensi.

    Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan pembesaran

    darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan

    penekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan otak yang

    berdekatan, sehingga otak akan membekak, jaringan otak tertekan,

    sehingga terjadi infark otak, oedema, dan memungkin herniasi otak

    c. Hipoksia umum.

    Beberapa penyebab umum yang berhubungan dengan hipoksia

    umum adalah:

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 12

    1) Hipertensi yang parah;

    2) Henti jantung dan paru;

    3) Curah jantung akibat aritmia.

    d. Hipoksia setempat.

    Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat

    adalah:

    1) Spasme aerteri serebral, yang di sertai dengan pendarahan

    subaraknoid;

    2) Vasokontriksi arteri disertai sakit kepala migren.

    3. Klasifikasi stroke

    Arif muttaqin (2008) gangguan peredaran darah otak atau stroke dapat

    diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

    a. Stroke hemoragik.

    Merupakan peredaran darah serebral dan mungkin perdarahan

    subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak

    tertentu. Biasanya kejadian saat melakukan aktivitas atau saat aktif,

    damun bisa juga terjadi saat istirahat, kesadaran klien umumnya

    menurun. Perdarahan otak dibagi dua yaitu:

    1) Perdarahan intraserebral. Pecahnya pembuluh darah

    (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi mengakibatkan

    darah masuk kejaringan ota, membentuk masa yang menekan

    jaringan otak dan menimbulkan oedema otak. Peningkatan TIK

    yang terjadi cepat dapat mengakibatkan kematian mendadak

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 13

    karena herniasi otak. Pendarahan intra serabral yang

    disebabkan karena hipertensiyang di jumpai di daerah

    putamen, talamus, dan serebelum;

    2) Perdarahan subaraniod. Perdarahan ini berasal dari pecahnya

    aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal

    dari pembuluh darah sirkulasi wilisi dan cabang-cabangnya

    yang terdapat di luar parenkimotak. Pecahnya arteri dan

    keluarnya ke rung sub arakniod menyebabkan TIK meningkat

    mendadak, mereggangnya struktur peka nyeri dan vasospasme

    pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global

    (sakit kepala dan penurunan kesadaran) maupun fokal

    (hemiparese, gangguan hemi sensori, afasia dan lain-lain).

    Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid

    mengakibatkan terjadinya peningkatan TIK mendadak,

    meregangnya struktur peka nyeri, sehingga timbul nyeri pada

    kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-

    tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatan TIK yang

    mendadak juga pengakibatkan pendarahan subhialoid pada

    retina vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme dapat

    mengakibatkan disfungsi otak global dan fokal

    b. Stroke non hemoragik

    Dapat berupa iskemi atau emboli dan trombosis serebral, biasanya

    terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atu pagi

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 14

    hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang

    menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul oedema

    sekunder. Kesadaran umumnya baik

    4. Patofisiologi stroke

    Menurut fransisca B. Baticaca (2008) Setiap kondisi yang

    menyebabkan perubahan perfusi pada otak akan menyebabkan keadaan

    hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan

    iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu singkat kurang daro

    10-15 menit daat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit

    permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat

    menyebabkan sel mati permanen dan mengakibatkan infar pada otak.

    Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah

    otak mana yang terkena. Daerah otak yang terkena akan

    menggamarkan pembuluh darah yang terkena. Pembuluh darah yang

    paling sering mengalami iskemik adalah arteri karotis interna. Defisit

    fokal permanen dapat diketahui jika klie pertama kali

    mengalamiiskemik otak total yang teratasi.

    Jika aliran darah ke tiiap bagian otak terhambat karena trombus

    atau emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan

    otak. Kekurangan oksigen dalam satu menit damat penunjukan gejala

    yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan

    oksigen dalam waktu yang lebuh lama akanmenyebabkan nekrosis

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 15

    mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut

    infark.

    Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan

    pada metabolisme sel-sel neuron, dimna sel-sel neuron tidak mampu

    menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari

    glukosa dan oksegen yang terdapat pada arteri-arteri menuju ke otak.

    Perdarahan intra kranial termasuk pendarahan kedalam ruang

    subaraknoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Hipertensi

    mengakibatkan timbulnya penebalan dan degeneratif pembuluh darah

    menyebabkan rupturnya arteri serebral sehingga menyebar dengan

    cepat dan menimbulkan pendarahan setempat serta iritasi pada

    pembuluh darah otak.

    Ruptur ulang mengakibatkan berhentinya aliran darah ke

    bagiaan tertentu, menimbulkan iskemi fokal, dan infark jaringan otak.

    Hal tersebut dapat menimbulkan gegar otak dan kehilangan kesadaran,

    peingatan tekanan cairan serebrospinal (CSS), dan menyebabkan

    gesekan gesekan otak. Pendarahan mengisi ventrikel atau hematoma

    yang rusak jaringan otak.

    Perubahan sirkularisasi GCS, obstruksi vena, adanya edema

    dapat meningkatkan tekanan intrakranial yang membahayakan jiwa

    dengan cepat. Peningkatan tekanan intrakranial yang tidak diobati

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 16

    mengakibatkan herniasi ulkus atau serebelum. Disamping itu, terjadi

    bradikardia, hipertensi iskemik, dan gangguan pernafasan.

    Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi

    hemodialisa, darah dapat mengiritasi pembuluh darah, meningen, dan

    otak. Darah dan vasoaktif yang dilepas mendorong spasme arteri yang

    berakibat menurunnya perfusi serebral. Spasme serebri atau

    vasospasme bisa terjadi pada hari keempat sampai hari ke 10 setelah

    terjadinya perdarahan dan menyebabkan konstriksi arteri otak.

    Vasospasme merupakan komplikasi yang mengakibatkan terjadinya

    penurunan vokal neurologis, iskemik otak, dan infark.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 17

    5. patways

    Faktor pencetus

    Penimbunan

    lemak/kolesterol yang

    meningkat dalam darah

    Lemak yang sudah nekrotik

    dan berdegenerasi

    Menjadi kapur/ mengandung

    kolesterol dengan infiltrasi

    limfosit (trombus)

    ateriosklerosis Pembuluh darah menjadi

    kaku dan pecah Penyempitan pembulih darah

    (oklusi vaskuler)

    Thrombus/emboli

    diserebral

    Stroke non

    hemoragik

    Stroke hemoragik Kompresi jaringan otak

    Proses metabolisme dalam

    otak terganggu

    ↓ suplai darah dan O2 ke otak

    Heriasi

    Resiko ketidakefektifan

    perfusi jaringan otak Peningkatan TIK

    Aliran darah terhambat

    Eritrosit bergumpal, endtel

    rusak

    Cairan plasma hilang

    Edema cerebral

    Gangguan rasa nyaman nyeri Arteri vertebrata basilaris

    Kerusakan

    neurocerebrospinal N.VII

    (faclalis), N.XI

    (glassoferigeus)

    Control otot facial/ otak

    menjadi lemah

    Ketidak mampuan bicara

    Kerusakan artikulasi tidak

    dapat berbicra

    Kerusakan komunikasi verbal Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 18

    6. Manifestasi klinis

    Smelzer (2001) dalam yuniernawa (2014) tanda dan geala stroke

    adalah sebangai berikut :

    a. Defisit lapang penglihatan

    1) Homonimus hemianopsia(kehilangan setengah lapang

    penglihatan)

    2) Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan,

    penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh, kesulitan

    menilai jarak.

    3) Kehilangan penglihatan perifer

    Kehilangan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek

    atau batas objek.

    4) Diplopia

    Penglihatan ganda.

    b. Defisit motorik

    1) Hemiparesis

    Kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama.

    Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).

    2) Ataksia

    Berjalan tidak mantap, dan tegak. Tidak mampu menyatukan

    kaki, perlu dasar berdiro yang luas.

    3) Disartia

    Kesulitan dalam kata.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 19

    4) Disfagia

    Kesulitan menelan.

    c. Defisit verbal

    1) Afaksia ekspresi

    Tidak mampu membetuk kata yang dapat dipahami, mungkin

    mampu bicara dalm respon kata tunggal.

    2) Afasia repretif

    Tidak mempu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara

    tetapi tidak masuk akal.

    3) Afasia global

    Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.

    d. Defisit kognitif

    Penderita stroke akan kehilanagan memori jangka pendek dan

    panjang. Penurunan lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk

    berkonsentrasi, alasan abstrak dan perubahan penilaian.

    e. Definisi emosional

    Penderita akan mengalami kontrol diri lbilitas emosional,

    penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stres, depresi,

    menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, serta perasaan

    isolasi.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 20

    7. Pemeriksaan Diagnostik

    a. CT scan

    Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak oedema,

    posisi henatoma, adanya jaringan otakyang infark atau iskemia,

    dan posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya di dapat

    hiperdens foal, kadanng pemadatan terlihat di ventrikel, atau

    menyebar ke permukaan otak.

    b. UGS doppler

    Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah

    sistem karotis).

    c. EEG

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dn

    dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls

    dalam jaringan otak.

    d. Pemeriksaan laboraturium

    1) Lumbal fungsi : pemeriksaan likuor merah biasanya biasanya

    dijumpai pada pendarahan yang masif, sedangkan pendarahan

    yang biasanya warna likuor masih normal (xantrokhrom)

    sewaktu hari-hari pertama;

    2) Pemeriksaan darah rutin;

    3) Pemeriksaan kimia darah : pada sroke akut dapat terjadi

    hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg didalam

    serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali;

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 21

    4) Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada

    darah itu sendiri.

    8. Komplikasi

    Menyebutkan komplikasiStroke dapat menyebabkan:

    a. Infark Serebri;

    b. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi

    hidrosephalusnormotensif;

    c. Fistula caroticocavernosum;

    d. Epistaksis;

    e. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal.

    (Irwananshari,2009)

    9. Penatalaksanaan

    a. Terapi konservatif dan operatif

    b. Pengendalian TIK

    c. Pengobatan hipertensi untuk memelihara terkanan perfusi serebral

    antara 60 sampai 70 mmHg

    d. Pengendalian peningkatan TIK dilakukan hiperventilasi, deuretika

    dan kortikosteroid tetapi dapat memberikan kerugian misalnya

    mudah terkena infeksi hiperglikemi, pendarahan

    Pendarahan sub arachnoids:

    1) Pemberian oksigenasi, ventilasi, keseimbangan elektrolit

    2) Nyeri dengan oba kortikosterois, anti konvilsan profilaksi

    perlu di pertimbangkan

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 22

    3) Tindakan oprasi intrakranial merupakan terapi pilihan, tetapi

    oprasi segera sesudah pedarahan berbahaya karena “retrasksi

    otak” dapat menimbulkan iskemi otak .(brunner&sudarth,

    2002)

    B. Asuhan keperawatan stroke

    1. Pengkajian

    a. Identitas klien

    Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,

    pendidikan, aalamat, pekerjaan, agama, suku, bangsa, tanggal dan jam

    masuk RS nomor register, dan diagnosis

    b. Keluhan utama

    Sering menjadi alasan klien umtuk meminta pertolongan kesehatan

    adalah kelemahan anggota gerak sebelah kanan, bicara pelo, sakit

    kepala, dan penurunan tingkat kesadaran

    c. Riwayat penyakit sekrang

    Serangan stroke hemoragik biasanya berlangsung secara mendadak,

    pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri

    kepala, mual, muntah, bahkan sering terjadi kejang sampai tak sadar,

    selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak

    yang lain.

    Adanya penurunan atau peruahan pada tingkat kesadaran disebabkan

    perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan prilaku juga

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 23

    umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit dapat terjadi letargi,

    tidak responatif, dan koma.

    d. Riwayat penyakit dahulu

    Adanya penyakit hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes

    melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi

    oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,

    vasodilator, obat adiktif, dan kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-

    obat yang seri g digunakan klien, seperti pemakaian obat

    antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta, dan lainnya. Adanya

    riwayat merokok, penggunaan alkohol, dan penggunaan obat

    kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian

    riwayat sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh

    dan memberikan tindakan selanjutnya.

    e. Riwayat penyakit keluarga

    Biasanya ada riwayat yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau

    adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.

    f. Pemeriksaan fisik

    1) Keadaan umum

    Umumnya mengalami penurunan kesadaran, kadang mengalami

    gangguan bicara yaitu sulit mengerti, kadang tidak bisa berbicara

    pada TTV meningkat, dan denyut nadi bervariasi

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 24

    2) B1 (brithing)

    Pada inspeksi didapat klien batuk, peningkatan produksi sputum,

    sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan

    frekuensi pernafasan. Auskultasi bunyi nafas tambahan seperti

    ronkhi pada klien dengan penigkatan produksi sekret dan

    kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada

    klien stroke dengan penurunan tingat kesadaran.

    Pada klien dengan tingkat kesadaran compos mentis, pengkajian

    inspeksipernafasan tidak ada kelaian. Palpasi stroke didapatkan

    taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak

    didapatkan bunyi nafas tabahan.

    3) B2 (blood)

    Pengkajian pada sistem kardiovaskuer didapatkan renjatan (syok

    hipovolemik) yang sering terjadi pada stroke. Terkanan darah

    biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masif

    (tekana darah >200 mmHg)

    4) B3 (brain)

    Stroke menyebebkan berbagai defisit neurologis, bergantung

    pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran

    area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah kolateral

    (sekinder atau asektori). Lesi otak yang rusak dapat membaik

    sepenuhnya. Pengkajian B3 (brain) merupakan pemeriksaan

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 25

    fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem

    lainnya.

    5) Pengkajia tingkat kesadaran

    Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling

    mendasar dan parameter yang paling penting yang

    membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respon

    terhadap lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk

    disfungsi sistem persyarafan. Beberapa sistem digunakan untuk

    membat peringkat perubahn dalam kewaspadaan dan

    keterhjagaan.

    Pada keadaan lanjut tingkat klien stroke biasanya berkisar pada

    tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien stroke

    sedah mengalami koma maka penilaian GCS sangat penting

    untuk menilai tingkat kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk

    pemantauan pemberian asuhan

    6) Pengkajian fungsi serebral

    Pengkajian ini meliputi mental, fungsi intelektual, kemampuan

    bahasa, lobus frontal, dan hemisfer.

    Status mental

    Observasi penampilan, tingkah laku, penilaia gaya bicara,

    ekspresi wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klen stroke

    tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami peruahan.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 26

    Fungsi intelektual

    Didapat penurunan dalam ingatan dan memori, baik jagka

    pendek ataupun jangka panjang. Penuruan kemampuan

    berhitung dan kalkulasi. Beberapa kasus pada klien mengalami

    brain damage yaitu kesulitan untuk mengenal persamaan dan

    perbedaan yang tidak begitu nyata.

    Kemampuan bahasa

    Penuruan kemampuan bahasa tergantung daerah mana lesi yang

    mempengaruhi fungsi serebral. Lesi pada daerah hamisfer yang

    dominan pada bagian posterior dari girus temporalis superior

    (area wernicke) didapat disfasia reseptif, yaitu klien tidak dapat

    memahami bahasa atau lisan atau bahasa tertulis. Sedangkan

    lesei pada posterior dari girus frontalis inferior (area broca)

    didapatkan disfagia ekspresif, yaitu klien dapat mengerti, tetapi

    tidak dapat menjawab dengan tepat dan bicaranya tidak lancar.

    Disartria (kesulitan berbicara), di tunjukan dengan bicara yang

    sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang

    bertanggug jawab untuk menghasilkan bicara. Apraksia

    (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari

    sebelumnya), seperti terlihat ketika klien mengambil sisir dan

    berusaha untuk menyisir rambutnya.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 27

    Lobus frontal

    Kerusakan fungsi kognitif dan efekpsikologis didapatkan jika

    kerusakan telah terjadi pada lobus frontal kapasitas, memori,

    atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak.

    Disfungsi ini dapat di tunjukan dalam lapangan perhatian

    terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang

    motivasi, yang menyebabkan klien ini mengalami masalah

    frustasi dalm program rehabilitasi mereka. Depresi umumterjadi

    dan mungkin di perberat oleh respon alamiah terhadap klien

    penyakit katastrofik ini. Masalah psikolog lain juga umum

    terjadi dan dimanifestasikan oleh emosi yang labil, bermusuhan,

    frustasi, dendam, dan kurang kerjasama.

    Hemisfer

    Stroke hemisfer kanan didapatkan hemiparese sebelah kiri

    tubuh, penilaian penilian buruk dam mempunyai kerentanan

    terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi

    yang berlawanan yang berlawanan tersebut. Pada hemisfer kiri

    mengalami hemiparase kanan, prilaku lambat dan sangat hati-

    hati, kelaian kelainan bidang kanan disfagia gobal, dan mudah

    frustasi.

    7) Pengkajian saraf kranial

    a) Saraf I. Biasaya pada klien stroke tidak ada kelaian pada

    fusngsi penciuman

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 28

    b) Saraf II. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras

    sensori primer diantara mata dan korteks visual. Gangguan

    hubungan visual spasial (mendapatkan hubungan dua atau

    lrbih objek dalam area spesial) yang sering terlihat pada

    klien hemiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai

    pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk

    mencocokan

    c) Saraf III, IV, dan IV. Jika akibat stroke mengakibatkan

    paralisis, pada pada satu sisi otot-otot okularis di dapatkan

    penurunan kemampuan gerakan konjugat uni lateral disisi

    yang sakit.

    d) Saraf V. Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan

    paralisis saraf trigeminus, penurunan kemampuan koordinasi

    gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi

    ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot ptiregoideus

    internus dan eksternus.

    e) Saraf VII. Persesi pengecapan dalam batas normal, wajah

    aseimetris, dan otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat

    f) Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli

    persepsi

    g) Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik dan

    kesulitan membuka mulut.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 29

    h) Saraf XI. Tidak ada atrofi otot strenokleidomastoideus dan

    trapezsieus

    i) Saraf XII. Lidah simetris terdapat deviasi atau sisi dan

    fasikulasi serta indra pengecapan normal

    8) Pengkajian sistem motorik

    Stroke adalah penyakit saraf motori atas (UMN) dan

    mengakiatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan

    motorik. Oleh karena UMN bersilangan, gangguan kontrol

    motor volunter pada salah satu tubuh dapat menunjukan

    kerusakan pada UMN di sisi yang berlawanan dari otak

    a) Inspeksi umum. Didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah

    satu sisi) karen lesi pada sisi otak yang berlawanan.

    Hemiparesis atau kelemahan salah satu tubuh adalah tanda

    yang lain

    b) Fasikulaso. Didapat pada otot-otot ekstremitas

    c) Tonus otot. Didapat meningkat

    d) Kekuatan otot. Pada penilaian dengan menggunakan tingkat

    kekuatan otot pada sisi sakit didapat dengan tingkat 0

    e) Keseimbangan dan koordinasi. Didapatkan mengalami

    gangguan karena hemiparese

    9) Pengkajian refleks

    Pemeriksaan refleks terdiri atas pemeriksaan refles profunda dan

    pemeriksaan refleks patologis

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 30

    a) Pemeriksaan refleks profunda. Pengetukan pada tendon,

    ligamentum atau periosteum derajat refleks pada respns

    normal

    b) Pemeriksaan refleks patologis. Pad fase akut refleks fisiologis

    sisi yanglumpuh akan menghilan. Setelah beberapa hari

    refleks fisiologis akan muncul kembali didahului refleks

    patologis

    10) Pengkajian sistem sensorik

    Daat terjadi hemihipestesi. Pada persepsi ketidakmampuan

    untuk menginterpretasikan sensasi. Disfungsi persepsi visual

    karena gangguan jaras sensori primer diantara mata dan korteks

    visual.

    Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan dua hubungan

    atau lebih objek dalam are spesial) sering terlihat pada klien

    dengan hemipleigia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai

    pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk

    mencocokan pakaian ke bagian tubuh.

    Kehilangan sensori karena stroke berupa kerusakan sentuhan

    ringan atau mungkin lebih berat, dengan kehilangan proriosepsi

    (kemampuan untuk merakasakan posisi dan gerakan bagian

    tubuh) serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimulasi

    visual, taktil, dan auditorius.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 31

    11) B4 (bladder)

    Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urine

    sementara karena konfusi, ketidakmampuan

    mengkomunikasikan kebutuhan, ketidakmampuan untuk

    mengendalikan kandung keih karena kerusakan kontrol motorik

    dan postural. Kadang sfingter urine eksternal hilang atau

    berkurang. Selam priode ini, dilakukan kateterisasi intermiten

    dengan teknik steril. Inkontinensia urine yang berlanjut

    menunjukan kerusakan neurologis rusak.

    12) B5 (bowel)

    Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan

    menurun, mual muntah pada fase akut. Mual sampai muntah di

    sebabkan oleh peninkatan produksi asam lambung sehingga

    menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. Pola defekasi

    biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.

    Adanya inkontinensia alvi yang berlanjut menunjukan

    kerusakan neurologis luas.

    13) B6 (bone)

    Stroke adalah penyakit UMN dan mengakibatkan kehilangan

    kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Oleh karena neuron

    motor atas menyilang gangguan kontrol motor volunter pada sisi

    yang berlawanan dari otak. Disfungsi motorik paling umum

    adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 32

    pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau keleahan

    salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika

    klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan kekurangan

    cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga dikaji

    tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol

    karena klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik

    Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan,

    kehilangan sensori atau paralise/hemiplegi, serta mudah lelah

    menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.

    g. Pemeriksaan diagnostik

    1. CT scan

    Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak oedema,

    posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia,

    dan posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya di dapat

    hiperdens foal, kadanng pemadatan terlihat di ventrikel, atau

    menyebar ke permukaan otak.

    2. UGS doppler

    Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah

    sistem karotis).

    3. EEG

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dn

    dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls

    dalam jaringan otak.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 33

    4. Pemeriksaan laboraturium

    a) Lumbal fungsi : pemeriksaan likuor merah biasanya biasanya

    dijumpai pada pendarahan yang masif, sedangkan pendarahan

    yang biasanya warna likuor masih normal (xantrokhrom)

    sewaktu hari-hari pertama

    b) Pemeriksaan darah rutin

    c) Pemeriksaan kimia darah : pada sroke akut dapat terjadi

    hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam

    serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali

    d) Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada dara

    itu sendiri

    h. Pengkajian penatalaksanaan medis

    Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital

    dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :

    1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan

    pengisapan lendir dengan sering dan oksigenasi, jika perlu lakukan

    trakeostomi, membantu pernafasan

    2. Mengendalikan tenakan darah berdasarkan konsisi klien, termasuk

    usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi

    3. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung

    4. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai

    kateter

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 34

    5. Menempatkan klien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan

    secepat mungkin klien

    6. Pengobatan konsevatif

    a) Vasodilator meningkat aliran darah serebral secara percobaan,

    tapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat memktikan

    b) Dapat diberikan histamin, aminophilin, astezolamid, papaverin

    intra arterial.

    c) Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit

    memainkan peran sangat penting dalam pembentukan trombus

    dam embolisasi. Anti gergasi trombosit seperti aspirin

    digunakan untuk menghambat reaksi agregasi trombosit yang

    terjadi sesudah ulserasi alteroma

    d) Antikoagulan dapat di resepkan untuk mencegah terjadinya

    trombosit atau embilisasi dari tempat lain dalam sistem

    kardiovaskuler

    7. Pengobatan pembedahan

    Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral

    a) Endostektomi karotis membentuk kembali arteri karotis,

    yaitu dengan membuka arteri karotis di leher

    b) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan

    dan manfaatnya paling dirasakan oleh klien TIK

    c) Evaluasi bekuan darah dilakukan stroke akut

    d) Ugasi rteri karotis komunis di leher pada aneurisma

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 35

    2. Diagnosis keperawatan

    a. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan ke otak berhubungan

    penurunan suplai darah dan O2 ke otak.

    b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan

    TIK.

    c. Hambatan komunikasi verbal berhubungan kerusakan artikulasi

    tidak dapat berbicara.

    3. Intervensi

    a. Kerusakan perfusi jaringan ke otak berhubungan dengan penurunan

    suplai O2 dan darah ke otak.

    Tujuan: dalam waktu 2 X 24 jam perfusi jaringan ke otak dapat

    tercapai optimal

    Kriteria hasil:

    1) Klien tidak menunjukan perburukan lebih lanjut atau

    pengulanga kejadian defisit

    2) GCS 4, 5, 6, pupil isokor, refleks cahaya (+), tanda vital

    normal

    3) Nadi : 60-100x/m

    Suhu : 36-37oc

    RR : 16-20x/m

    Intervensi

    a) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang sebab peningkatan

    TIK dan akibatnya

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 36

    b) Posisikan pasien dengan kepala sedikit ditinggikan dalam posisi

    netral.

    c) Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS

    d) Monitor TTV

    e) Monitor input dan output

    f) Bantu klien untuk mematasi muntah, batuk.

    g) Anjurkan pasien untuk mengeluarkan nnafas apabila bergerak

    atau berbalik di temapat tidur

    h) Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan

    berlebihan

    i) Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung

    j) Kolaborasi : berikan cairan infus dengan perhatian yang ketat

    k) Monitor AGD bila di perlukan

    b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan

    TIK.

    Tujuan: dalam waktu 2X24 jam klien dapat mengontrol nyeri

    Kriteria hasil: dapat menunjukan dan melaporkan nyeri

    Intervensi

    a) Kaji KU pasien an monitor tanda-tanda vital

    b) Kaji nyeri pasien

    c) Berikan posisi yang nyaman dari pasien

    d) Ajarkan latihan teknik relaksasi dan distraksi

    e) Latih pasien untuk teknik relaksasi dan belajar mandiri

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 37

    c. Hambatan komunikasi verbal berhubungan kerusakan artikulasi

    tidak dapat berbicara

    Tujuan: dalam waktu 2X24 jam dapat berkomunikasi sesuai

    dengan keadaannya

    Kriteria hasil: mengindikasikan pemahaman tentang masalah

    komunikasi, menetapkan metode komunikasi yang dapat

    mengekspresikan kebutuhan, menggunakan sumber dengan tepat

    Intervensi

    a) Beri catatan di ruang jaga perawat dan kamar klien tentang

    gangguan bicara. Beri bel panggilan khusus jika perlu

    b) Antisipasi dan berikan kebutuhan klien.

    c) Bicara secara langsung dengan klien, bicara secara perlahan

    dan jelas

    d) Bicara dengan volume normal dan hindari bicara terlalu cepat

    4. Implementasi

    a. Resiko perfusi jaringan ke otak berhubungan dengan penurunan

    suplai darah dan O2 ke otak

    Implementasi:

    1) memberikan penjelasan kepada keluarga tentang sebab

    peningkatan TIK dan akibatnya

    2) membaringkan klien dengan posisi tidur terlentang tanpa

    bantalan

    3) Memonitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 38

    4) Memonitor TTV

    5) Memonitor input dan output

    6) Memposisikan pasien dengan kepala sedikit ditinggikan dalam

    posisi netral.

    7) Membantu klien untuk mematasi muntah, batuk. Anjurkan

    pasien untuk mengeluarkann nafas apabila bergerak atau

    berbalik di temapat tidur

    8) menganjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan

    berlebihan

    9) menciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung

    10) mengkolaborasi : berikan cairan infus dengan perhatian

    yang ketat

    11) Memonitor AGD bila di perlukan

    b. Gangguan rasa nyaman nyeri

    Implementasi:

    1) Mengkaji KU pasien dan monitor tanda-tanda vital

    2) Mengkaji nyeri pasien

    3) Memberikan posisi yang nyaman dari pasien

    4) Mengajarkan latihan teknik relaksasi dan distraksi

    5) Melatih pasien untuk teknik relaksasi dan belajar mandiri

    d. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan

    artikulasi tidak dapat berbicara.

    Implementasi:

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 39

    a) Memberikan catatan di ruang jaga perawat dan kamar klien

    tentang gangguan bicara. Beri bel panggilan khusus jika perlu

    b) Mengantisipasi dn berikan kebutuhan klien.

    c) Berbicara secara langsung dengan klien, bicara secara perlahan

    dan jelas

    d) Berbicara dengan volume normal dan hindari bicara terlalu

    cepat

    5. Evaluasi

    Evaluasi keperawatan adalah respon pasien terhadap terapi dan

    kemajuan yang megarah pada pencapaian hasil yang diharapkan

    (carpenito, 2009). Evaluasi yang penulis lakukan adalah

    membandingkan anatara tujuan yang ingin di capai dengan hasil

    nyata. Gambaran umum keadaan pasien diakhir penerapan proses

    keperawatan adalah sebagai berikut:

    Untuk diagnosa pertama dengan kriteria hasil klien tidak gelisah, tidak

    ada keluhan nyeri kepala GCS E: 4, V: 5, M: 6, TTV normal TD:

    120/80mmHg, N: 60-100x/m, suhu: 36-37oc, RR: 16-21x/m. Data

    subjekyif: pasien mengatakan pusing berkurang. Data objektif: TD

    140/80mmHg, N: 80x/m, 20x/m, suhu: 36oc, sehingga masalah

    keperawatan teratasi sebagian dan penulis akan memodifikasi

    planning yaitu dengan memberikan ruangan dan suasana yang tenang

    dan nyaman dengan membatasi pengunjung, tidak membiarkan semua

    keluarga menemani pasien.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 40

    C. Penerapan metode posisi tidur 30o pada pasien stroke untuk mengurangi

    tingkat nyeri akibat perubahan perfusi jaringan serebral tidak efektif

    1. Patofisiologi nyeri

    Patofisiologi nyeri ini dapat digambarkan sebagai berikut :Reseptor

    nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor mencakup ujung-ujung saraf bebas

    yang berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis,

    deformasi, suhu yang ekstrim, dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan

    yang intensif, reseptor-reseptor lain misalnya badan Pacini dan Meissner

    juga mengirim informasi yang dipersepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia

    yang memperparah nyeriantara lain adalah histamin, bradikini, serotonin,

    beberapa prostaglandin, ion kalium, dan ion hydrogen. Masing-masing zat

    tersebut tertimbun di tempat cedera, hipoksia, atau kematian sel.

    Nyeri cepat (fast pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta,

    nyeri lambat (slow pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat C

    lambat.Serat-serat C tampak mengeluarkan neurotransmitter substansi P

    sewaktu bersinaps di korda spinalis. Setelah di korda spinalis, sebagian

    besar serat nyeri bersinaps di neuron-neuron tanduk dorsal dari segmen.

    Namun, sebagian serat berjalan ke atas atau ke bawah beberapa segmen di

    korda spinalis sebelum bersinaps. Setelah mengaktifkan sel-sel di korda

    spinalis, informasi mengenai rangsangan nyeri dikirim oleh satu dari dua

    jaras ke otak -traktus neospinotalamikus atau traktus paleospinotalamikus.

    Informasi yang di bawa ke korda spinalis dalam serat-serat A delta di

    salurkan ke otak melalui serat-serat traktus neospinotalamikus. Sebagian

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

  • 41

    dari serat tersebut berakhir di reticular activating system danmenyiagakan

    19individu terhadap adanya nyeri, tetapi sebagian besar berjalan ke

    thalamus. Dari thalamus, sinyal-sinyal dikirim ke korteks sensorik

    somatiktempat lokasi nyeri ditentukan dengan pasti. Informasi yang

    dibawa ke korda spinalis oleh serat-serat C, dan sebagian oleh serat A

    delta, disalurkan ke otak melalui serat-serat traktus paleospinotalamikus.

    Serat-serat ini berjalan ke daerah reticular dibatang otak, dan ke daerah

    di mesensefalon yang disebut daerah grisea periakuaduktus. Serat-serat

    paleospinotalamikus yang berjalan melalui daerah reticular berlanjut untuk

    mengaktifkan hipotalamus dan system limbik. Nyeri yang di bawa dalam

    traktus paleospinotalamik memiliki lokalisasi difus dan menyebabkan

    distress emosi berkaitan dengan nyeri.

    2. Posisi 30o

    Posisi kepala 30o merupaka posisi untuk mrnaikkan kepala dari tempat

    tidur sekitar 30o

    dan posisi tubuh dalam keadaan sejajar (bahrudin

    2008)

    3. Alasan menggunakan terapi posisi 30o

    Mengatur posisi klien pada posisi elevasi atau 30o untuk meningkatkn

    venous drainage dari kepala dan elevasi kepala dapat menurunkan tekanan

    sarah sistemik, mungkin dapat dikompreomi oleh tekanan perfusi serebral.

    Pemberian posisi miring 30 derajat bertujuan untuk membebaskan adanya

    tekanan sebelum terjadi iskemia jaringan dan luka tekan pun tidak akan

    pernah berkembang.

    Penerapan Posisi Tidur..., MIRANTY FIRST DINI AGUSTIN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018