6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Tentang Film Industri film adalah industri binis, predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang di produksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberi keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang sering kali, demi uang keluar dari kaidah artistik film itu sendiri (Ardianto, 2004:134) Film merupakan sebuah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 2003: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.Pesan dalam film menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya (Rizal, 2003) Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film
22
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Tentang Filmeprints.umm.ac.id/53791/3/BAB II.pdfberhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Tentang Film
Industri film adalah industri binis, predikat ini telah menggeser
anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang
di produksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang
bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun
pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis
yang memberi keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang
sering kali, demi uang keluar dari kaidah artistik film itu sendiri
(Ardianto, 2004:134)
Film merupakan sebuah media komunikasi yang bersifat audio
visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang
berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 2003: 134). Pesan film pada
komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film
tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai
pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.Pesan dalam film
menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran
manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya
(Rizal, 2003)
Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh
terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio
visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film
7
mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film
penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat
menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens (Denis
McQuail, 2004:72).
Menurut Himawan Pratista, (2008: 1) sebuah film terbentuk dari
dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif
berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak
mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita pasti memiliki unsur-
unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya-lainnya.
Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan.
Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu merupakan elemen-
elemen pokok pembentuk suatu narasi.
Michael Rabiger (2009:8) menggambarkan hal yang serupa
tentang film. Setiap film bersifat menarik dan menghibur, serta membuat
para audiens berpikir. Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan
menarik sehingga ada banyak cara yang dapat digunakan dalam suatu film
dokumenter untuk menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata.
Sebuah film dianggap berhasil berkomunikatif secara baik jika
berhasil menyampaikan pesan secara mengesankan, dan contoh adegan
yang dramatis dan sangat menyentuh. Apabila penyampaian pesan dalam
sebuah film dapat mempengaruhi khalayaknya, maka isi pesan dari sebuah
film juga berdampak pada masyarakat pula. Hal ini bisa dilihat dari
sejumlah penelitian film yang mengambil berbagai topik seperti pengaruh
8
film terhadap anak, film dan agresivitas, dan masih banyak lagi. Bahkan,
film juga bisa digunakan sebagai sarana multimedia yang sangat efektif
untuk bisa merangsang perenungan filosofis (Danesi, 2010: 134)
Sebagai suatu media komunikasi dan seni, nilai film lebih mudah
menyajikan suatu hiburan dari pada bentuk komunikasi lainnya. Hal ini
dapat dilihat dari sifatnya yang ringan dan menitik beratkan pada „estetika‟
dan „etika‟. Pada dasarnya film memiliki nilai hiburan dan artistik. Hampir
semua film dalam beberapa hal bermaksud untuk menghibur, mendidik
dan menawarkan rasa keindahan. Menurut Himawan Pratista (2008), ada
beberapa jenis film diantaranya yaitu :
a. Film cerita (Story Film).
Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang
dikarang atau dimainkan oleh actor dan aktris. Film cerita ini bias
berupa film drama, horror, komedi, musical, fiksi , ilmiah dan lain
sebagainya.
b. Film berita.
Film berita atau news real adalah film mengenai fakta atau peristiwa
yang benarbenar terjadi. Karena sifatnya berita maka film yang
disajikan kepada public harus mengandung nilai berita (news value).
Proses pembuatan dan penyajian film berita memerlukan waktu yang
cukup lama, maka suatu berita harus bersifat aktual.
9
c. Film documenter (Dokumentary Film).
Film documenter hanya merekam kejadian tanpa diolah lagi,
misalnya dokumentasiperistiwa perang, upacara kenegaraan, film
documenter mengandung fakta dan mengandung subyektifitas
pembuat.subyektifitas diartikan sebagai sikp atau opini terhadap
peristiwa.
d. Film kartun.
Film kartun atau film animasi adalah suatu sequence gambar yang
diekspos pada tenggang waktu tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi
gambar bergerak.
Menurut Danesi (2010: 134), film memiliki tiga kategori
utama, yaitu: film fitur, film animasi, dan dokumentasi. Film fitur
merupakan karya fiksi yang strukturnya selalu berupa narasi. Film
animasi adalah teknik pemakaian film untuk menciptakan ilusi
gerakan dari serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi.
Pembagian film secara umum menurut Himawan Prastisa
(2008: 4), ada tiga jenis film, yakni: dokumenter, fiksi, dan
eksperimental. Film fiksi memiliki struktur naratif (cerita) yang jelas
sementara film dokumenter dan eksperimental tidak memiliki
struktur naratif. Secara konsep, film dokumenter memiliki konsep
realism (nyata) yaitu sebuah konsep yang berlawanan dengan film
eksperimental yang memiliki konsep formalism (abstrak). Film fiksi
10
juga dapat dipengaruhi oleh film dokumenter atau film eksperimental
baik secara naratif maupun sinematik (Himawan Prastisa, 2008:4).
Menurut Alvin A Goldberg dan Larson meneyebutkan bahwa
film dalam pandangan ilmu komunikasi ialah merupakan media pada
prosesnya telah diuraikan dalam bentuk dramaturgi, akting dan
dialog oleh para tokoh dan pemain, namun untuk lebih memahami
pengertian antara kedudukan media komunikasi dan komunikasi
massa,kita dapat melihatnya pada bagian tentang lingkup komunikasi
(Alvin A Goldberg dan Larson ,2011).
Sebagai argument penguat dalam upaya untuk memetakan isi
pesan dalam sebuah film, analisa Isi sangat berguna dalam analisis
projective personality test seperti penggunaan Rorschach Test dan
Thematic Apperception Test. Respon yang diberikan oleh subyek
atas tes tersebut dapat dijelaskan dengan analisis isi untuk
mengetahui karakteristik yang menunjukkan kebiasaan seseorang
dalam lingkup sosial masyarakat yang mengelilinginya, tergantung
pada pesan dan citra apa yang ingin dibangun dimana film itu dibuat
(Alvin A Goldberg dan Larson ,2011).
2.2 Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film merupakan salah satu alat komunikasi massa, tidak bisa kita
pungkiri antara film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dalam
kajian para ahli komunikasi. Menurut Elvinaro Ardianto (2009) film
merupakan alat komunikasi massa yang muncul kedua di dunia, masa
11
pertumbuhanya pada akhir abat ke-19. Munculnya film didunia membuat
perkembangan surat kabar menjadi merosot di karnakan munculnya film di
dunia.
Dengan ini film lebih mudah untuk menjadi sebuah alat komunikasi
yang sejati, karna dalam film ditak mengalami unsur teknik, politik, ekonomi,
social dan demografi yang mirintangi kemajuan surat kabar pada masa
pertumbuhannya pada abat-18 dan permulaan abat-19. Film mencapai masa
puncaknya di antara perang dunia I dan perang dunia II, dan merosot tajam
pada tahun 1945, seiring dengan munculnya medium televisi. Seiring dengan
kebangkitan film muncul pula film-film yang mengumbar seks, criminal dan
kekerasan. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak sekmen social,
membuat yakin kepada para ahli untuk mempengaruhi halayaknya (Sobur,
2004)
Film mempunyai kemampuan untuk menarik kemampuan orang dan
sebagian lagi didasari alas an bahwa film memiliki kemampuan mengantar
pesan secara unik. Terlepas dari dominasi penggunaan film sebagai alat
hiburan dalam sejarah film, tampaknya ada pengaruh yang menyatu dan
mendorong kecenderungan sejarah menuju ke penerapannya didaktik-
propagandis, atau dengan kata lain bersifat manipulative. Film pada dasarnya
memang mudah dipengaruhi oleh tujuan manipulative, karna film memerlukan
penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan kontruksi yang lebih artificial
pula (melalui manipulasi) dari pada media lain (Denis, 1987).
12
Film lahir di penghujung abad ke-19 sebagai bentuk dari perkembangan
teknologi yang diciptakan oleh Thomas Alva Edison dan Lumiere Bersaudara
yang kemudian disebut gambar bergerak (motion picture) alias film. Film juga
semakin mengekalkan apa yang telah dilakukan manusia selama beribu-ribu
tahun, yakni menyampaikan kisah, yang diceritakan tentu saja perihal kehidupan.
Eric Sasono menulis, dibandingkan media lain, film memiliki kemampuan untuk
meniru kenyataan sedekat mungkin dengan kenyataan sehari-hari (Irwansyah,
2009 : 12).
Dampak film terhadap masyarakat hubungan antara film dan masyarakat
selalu dipahami secara linier. Artinya film selalu mempengaruhi dan
membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya tanpa pernah
berlaku sebaliknya. Film selalu merekam realitas yang berkembang dan
tumbuh dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikannya keatas layar.
Pada umumnya film dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk
berbagai system tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai
efek yang diharapkan.
Pada dasarnya, sebuah film diproduksi untuk konsumsi massal. Sejalan
dengan media komunikasi massa lainnya, film memiliki beberapa fungsi
komunikasi, yang menurut Lasswell dalam Effendy (1999:27) yaitu:
1. The surveillance of the enfironment. Artinya media massa berfungsi
sebagai pengamatan terhadap lingkungannya. Media massa
mengumpulkan informasi berbagai kejadian dan peristiwa dari berbagi
sumber, lalu menginformasikannya kepada masyarakat.
13
2. Correlations of the comppnents of society in making response to the
environment. Artinya berbagai iformasi yang diperoleh media massa,
tidak serta merta langsung diberikan secara kesuluruhan kepada
masyrakat. Terlebih dulu media massa melakukan proses seleksi terhadap
informasi tersebut, mengenai apa yang pantas dan perlu disiarkan.
3. Transmission of the social inteherence. Artinya media massa mencoba
atau mewariskan sesuatu ilmu pengetahuan, nilai dan norma yang
terdapat dalam masyarakat tertentu, dari generasi ke generasi selanjutnya.
2.3 Tema Film (Genre)
Menurut Baksin, (2003:45) tema film dapat terbagi menjadi lima dan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Drama
Tema ini lebih menekankan pada sisi human interest yang bertujuan
mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya,
sehingga penonton merasa seakan-akan berada di dalam film tersebut.
Tidak jarang penonton yang merasakan sedih, senang, kecewa, bahkan
ikut marah
2. Action
Tema action mengetengahkan adegan-adegan perkelahian, pertempuran
dengan senjata, atau kebutkebutan kendaraan antara tokoh yang baik
(protagonis) dengan tokoh yang jahat (antagonis), sehingga penonton
ikut merasakan ketegangan, was-was, takut, bahkan bisa ikut bangga
terhadap kemenangan si tokoh.
14
3. Komedi
Tema film komedi intinya adalah mengetengahkan tontonan yang
membuat penonton tersenyum, atau bahkan tertawa terbahak-
bahak.Film komedi berbeda dengan lawakan, karena film komeditidak
harus dimainkan oleh pelawak, tetapi pemain biasa pun bisa
memerankan tokoh yang lucu
4. Tragedi
Film yang bertemakan tragedi, umumnya mengetengahkan kondisi atau
nasib yang dialami oleh tokoh utama pada film tersebut.Nasib yang
dialami biasanya membuat penonton merasa kasihan / prihatin / iba.
5. Horor
Film bertemakan horor selalu menampilkan adegan-adegan yang
menyeramkan sehingga membuat penontonnya merinding karena
perasaan takutnya. Hal ini karena film horor selalu berkaitan dengan
dunia gaib / magis, yang dibuat dengan special affect, animasi, atau
langsung dari tokoh-tokoh dalam film tersebut.
2.4 Pesan dalam Film
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan
maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi
inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin. Agar pesan dapat diterima dari
pengguna satu ke pengguna lain, proses pengiriman pesan memerlukan sebuah