Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Matondang, 2005). Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kekebalan di atas ambang perlindungan (Dinkes Prop Jateng, 2005). 2. Tujuan Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar (Matondang, 2005). 3. Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan kecacatan atau kematian. b. Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. 6
22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

Mar 12, 2018

Download

Documents

lamkhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Pengertian

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena

pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Matondang, 2005).

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai

kekebalan di atas ambang perlindungan (Dinkes Prop Jateng, 2005).

2. Tujuan

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada

sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit

tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar (Matondang, 2005).

3. Manfaat Imunisasi

a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan

kemungkinan kecacatan atau kematian.

b. Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila

anak sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin

bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

c. Untuk negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa

yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Saroso,

2007).

4. Jenis Imunisasi

Ada 5 jenis imunisasi menurut Hasuki irfan (2007), yang diwajibkan

oleh pemerintah. Yaitu imunisasi dasar atau PPI (Program Pengembangan

Imunisasi) antara lain :

a. Imunisasi BCG (bacille calmette-guerin)

1) Tujuan

Imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap

penyakit tuberculosis (TBC) pada anak.

2) Kriteria Penyakit

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Tuberculosis paling ering

mengenai paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ-organ lainnya

seperti selaput otak, tulang, kelenjar superfisialis, dan lain-lain.

Seseorang yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis tidak selalu

menjadi sakit tuberculosis aktif. Beberapa minggu (2-12 minggu)

setelah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis terjadi respon

imunitas selular yang dapat ditunjukkan dengan uji tuberkulin.

(Ranuh, 2008).

3) Vaksin

Vaksin TBC mengandung kuman BCG (bacillus calmette-guerin) yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

dibuat dari bibit penyakit atau virus hidup yang sudah dilemahkan.

4) Waktu pemberian

BCG diberikan pada umur <2 bulan.

5) Dosis pemberian

Diberikan 0,1 ml untuk anak di atas 1 tahun, pada bayi baru lahir

0,05 ml.

6) Kontraindikasi

a) Reaksi uji tuberkulin >5mm

b) Menderita infeksi HIV.

c) Menderita gizi buruk.

d) Menderita demam tinggi.

e) Menderita infeksi kulit yang luas.

f) Pernah sakit tuberkulosis

g) Kehamilan

h) Leukimia

7) Efek samping

a) Kemerahan pada daerah injeksi

b) Bengkak pada daerah injeksi

8) Tempat dan cara penyuntikan

BCG di berikan secara intracutan.

b. Hepatitis B

1) Tujuan

Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk untuk mendapatkan kekebalan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

aktif terhadap penyakit Hepatitis B.

2) Kriteria Penyakit

Infeksi virus Hepatitis B (VHB) menyebabkan sedikitnya satu juta

kematian/tahun. Saat ini terdapat 350 juta penderita kronis dengan 4

juta kasus baru/tahun. Infeksi pada anak umumnya asimtomatis

tetapi 80-95% akan menjadi kronis dan dalam 10-20 tahun akan

menjadi sirosis dan atau karsinoma hepatoselular (KHS). Di negara

endemis, 80% KHS disebabkan oleh VHB. Risiko KHS ini sangat

tinggi bila infeksi terjadi di usia dini. Di lain pihak, terapi antivirus

belum memuaskan, terlebih pada pengidap yang terinfeksi secara

vertikal atau pada usia dini. Di kawasan yang prevalens infeksi

VHBnya tinggi, infeksi terjadi pada awal masa kanak-kanak baik

secara vertikal maupun horosontal. Oleh karena itu, kebijakan utama

tata laksan VHB adalah memotong jalur transmisi sedini mungkin.

Vaksinasi universal bayi baru lahir merupakan upaya paling efektif

dalam menurunkan prevalens VHB dan KHS.

3) Vaksin

Vaksin terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang dinamakan HbsAg, yang

dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit.

4) Waktu pemberian

Imunisasi Hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12

jam) setelah bayi lahir, kemudian Hepatitis B-2 di usia 1 bulan (4

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

minggu) dari imunisasi pertama, dan Hepatitis B-3 diberikan pada

usia 3-6 bulan. Pada penelitian di Thailand, anak-anak yang telah

mendapatkan imunisasi dasar Hepatitis-B tiga kali sebelum umur 1

tahun, pada umur 5 tahun 90,7% diantaranya masih mempunyai titer

antibodi Hepatitis B protektif atau diatas ambang pencegahan (titer-

antibodi anti-HbsAg >10µg(mcg)/mL). (Wahab, 2002).

5) Efek samping

a) Muncul demam ringan.

b) Reaksi lokal yang ringan dan sementara.

6) Tempat dan cara penyuntikan

Hepatitis B disuntikkan secara Intra Muscular di daerah paha luar.

7) Dosis

Hepatitis B diberikan dengan dosis 0,5 ml.

c. Imunisasi DTP (difteria, tetanus, pertusis)

1) Tujuan

Imunisasi DTP bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam

waktu yang bersamaan terhadap serangan penyakit difteria, tetanus,

pertusis.

2) Kriteria Penyakit

a) Difteria

Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated

dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Nama

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

kuman ini berasal dari bahasa yunani cfyo/jferayang berarti

leather hide. Anti-toksin ditemukan pertama kali pada akhir abad

ke 19 sedang toksoid dibuat sekitar tahun 1920. Corynebacterium

diphteriae adalah basil gram positif. Produksi toksin terjadi

hanya bila kuman tersebut mengalami lisogenisasi oleh

bakteriofag yang mengandung informasi genetik toksin. Hanya

galur toksogenik yang dapat menyebabkan penyakit berat.

Ditemukan 3 galur bakteri yaitu gravis, intermedius dan mitis dan

semuanya dapat memproduksi toksin, tipe gravis adalah yang

paling virulen. Seorang anak dapat terinfeksi difteria pada

nasofaringnya dan kuman tersebut memproduksi toksin dan

menghambat sintesis protein selular dan menyebabkan destruksi

jaringan setempat dan terjadilah suatu selaput/membran yang

dapat menyumbat jalan nafas. Toksin yang terbentuk pada

membran tersbut kemudian diabsorbsi ke dalam aliran darah dan

dibawa ke seluruh tubuh. Penyebaran toksin ini menyebabkan

komplikasi berupa miokarditis dan neuritis, serta trombositopenia

dan proteinuria.

b) Tetanus

Tetanus adalah penyakit akut bersifat fatal, gejala klinisnya

disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri Clostridium

tetani. Kuman ini berbentuk batang dan bersifat anaerobik, gram

positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

drumstick. Kuman ini sensitif terhadap suhu panas dan tidak

dapat hidup dalam lingkungan beroksigen. Sebaliknya spora

tetanus sangat tahan panas, dan kebal terhadap beberapa

antiseptik. Spora tetanus dapat tetap hidup dalam autiklaf

bersuhu 121 ˚C selama 10-15 menit. Kuman tetanus terdapat

dalam kotoran dan debu jalan, usus dan tinja kuda, domba,

anjing, kucing, tikus dan lainnya. Kuman tetanus masuk ke dalam

tubuh manusia melalui luka dan dalam suasana anaerob,

kemudian menghasilkan toksin (tetanospasmin) dan disebarkan

malalui darah dan limfe. Toksin tetanus kemudian akan

menempel pada reseptor di sistem syaraf. Gejala utama penyakit

ini timbul akibat toksin tetanus mempengaruhi pelepasan

neurotransmitter, yang berakibat penghambatan impuls inhibisi.

Akibatnya terjadi konstraksi serta spastisitas otot yang tak

terkontrol, kejang dan gangguan sistem syaraf otonom.

c) Pertusis

Pertusis atau batuk rejan (batuk seratus hari)adalah penyakit akut

yang disebabkan oleh Bordetella pertussis. Ledakan kasus

pertusis pertama kali terjadi sekitar abad ke 16. sebelum

ditemukan vaksinnya pertusis merupakan penyakit tersering yang

menyerang anak dan merupakan penyebab utama kematian

(diperkirakan sekitar 300.000 kematian terjadi setiap tahun).

Bordetella pertussis adalah bekteri gram negatif dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

membutuhkan medai khusus untuk isolasinya. Kuman ini

menghasilkan beberapa antigen antara lain toksin pertusis (PT),

filament hemagglutinin (FHA), pertactine aglutinogen fimbriae,

adenil siklase, endotoksin, dan trakea sitotoksin. Produk toksin

ini berperan dalam terjadinya penyakit pertusis dan kekebaan

terhadap satu atau lebih komponen toksin tersebut akan

menyebabkan serangan penyakit yang ringan. Terbukti bahwa

kekebalan terhadap Bordetella pertussis tidak bersifat permanen.

Pertusis juga merupakan penyakit yang bersifat toksin-mediated,

toksin yang dihasilkan (melekat pada bulu getar saluran nafas

atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga

menyebabkan gangguan aliran sekret saluran pernafasan,

berpotensi menyebabkan sumbatan jalan nafas dan peneumonia.

3) Vaksin

Vaksin ini terbuat dari toksin bakteri yang telah dilemahkan (toksoid)

4) Waktu pemberian

Imunisasi DTP diberikan 3 kali, DTP-1 diberikan pada usia 2 bulan,

DTP-2 diberikan pada usia 4 bulan, DTP-3 diberikan pada usia 6

bulan. Ulangan booster di berikan 1 tahun setalah DTP-3.

Menunjukkan perlunya mempertahankan imunitas kepada penyakit

DTP seumur hidup, karena dengan pemberian tiga kali meningkatkan

kemampuan proteksi >87% dibandingkan yang tidak mendapatkan

imunisasi DTP secara lengkap. Bilapun terjangkit gejalanya akan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

lebih ringan tanpa komplikasi yang berarti. (Wahab, 2002).

5) Dosis pemberian

Diberikan dengan dosis 0,5 ml.

6) Kontraindikasi

a) Riwayat anafilaksis pada pemberian sebelumnya.

b) Ensefalopati sesudah pemberian sebelumnya.

7) Tempat dan cara penyuntikan

DTP di berikan secara intra muscular

8) Efek samping

a) Timbul bercak merah.

b) Demam ringan.

c) Pembengkakan di lokasi penyuntikan.

d. Polio

1) Tujuan

Untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Polio.

2) Kriteria Penyakit

Kata Polio (abu-abu) dan myelon (sumsum), berasal dari bahasa latin

yang berarti medulla spinalis. Penyakit ini disebabkan oleh virus

poliomyelitis pada medula spinalis yang secara klasik menimbulkan

kelumpuhan. Pada tahun 1789 underwood yang berasal dari Inggris

pertama kali menulis tentang kelumpuhan anggota badan bagian

bawah (Ekstremitis Inferior) pada anak, yang kemudian dikenal

sebagai Poliomielitis. Pada permulaan abad ke 19 dilaporkan terjadi

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

wabah di Eropa dan beberapa tahun kemudian terjadi di Amerika

serikat. Pada saat itu banyak terjadi wabah penyakit pada musim

panas dan gugur. Pada tahun 1952 penyakit Polio mencapai

puncaknya dan dilaporkan terdapat lebih dari 21.000 kasus polio

paralitik. Angka kejadian kasus polio secara drastis menurun setelah

pemberian vaksin yang sangat efektif. Di Amerika serikat kasus

terakhir virus polio liar ditemukan pada tahun 1979. Di Indonesia

imunisasi polio sebagai program memakai oral polio vaccine (OPV)

dilaksanakan sejak tahun 1980 dan tahun 1990 telah mencapai UCI

(Universal of Child Immunization).

3) Vaksin

Oral Polio Vaccine berisi virus hidup yang sudah di lemahkan

(attenuated).

4) Waktu pemberian

Dosis awal bayi baru lahir, polio-2 diberikan pada usia 2 bulan,

polio-3 diberikan pada usia 4 bulan, kemudian polio-4 diberikan

pada usia 6 bulan. Vaksin polio oral (sabin) mengandung tiga tipe

virus polio hidup yang dilemahkan (virus polio 1,2 dan 3). WHO

merekomendasikan pemberian vaksin polio oral trivalen sebagai

vaksin pilihan untuk pemberantasan polio. Hasil penelitian di

negara-negara maju menunjukkan bahwa angka seronkorvensi

sesudah tiga dosis vaksin polio oral (sabin) yang cukup tinggi

(>90%) untuk ketiga tipe virus. (Wahab, 2002).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

5) Dosis ppemberian

diberikan dengan dosis 2 tetes atau 0,1 ml

6) Kontraindikasi

a) Demam.

b) Muntah.

c) Diare.

d) Sedang dalam pengobatan kortikosteroid.

e) Keganasan.

f) HIV

e. Imunisasi Campak

1) Tujuan

Imunisasi campak bertujuan untuk mencegah penyakit campak.

2) Kriteria Penyakit

Penyakit campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas,

batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik’s

spot), didikuti dengan erupsi makulopapular yang menyeluruh.

Bertahun-tahun kejadian penyakit campak terjadi pada anak-anak

balita meminta banyak korban tetapi masyarakat belum menyadari

bahayanya. Bahaya penyulit penyakit campak di kemudian hari

adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan

pasca campak, syndrom subakut panensifilitis (SSPE) pada anak

lebih dari 10 tahun, munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang

disertai pneumonia.

3) Vaksin

Vaksin ini berasal dari virus hidup yang dilemahkan.

4) Waktu pemberian

Campak diberikan pada umur 9 bulan.

5) Dosis pemberian

Diberikan secara subcutan dengan dosis 0,5 ml.

6) Efek samping

a) Kemerahan pada daerah injeksi

b) Demam ringan

7) Kontra indikasi

a) Anak yang sakit parah

b) Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan

c) Anak yang menderita kurang gizi dalam derajat berat. (Ranuh,

2008)

5. Jadwal Imunisasi

Umur (bulan) L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 15 18

BCG HB1

HB2 HB3 DPT1 DPT2 DPT3 P1 P2 P3 P4 CAMPAK

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

B. Pengetahuan

1. Definisi

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari

tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar melalui mata dan

telinga.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan

domain penting bagi pembentukan perilaku seseorang. Pengetahuan yang

mencakup domain kognitif mencapai 6 tingkatan, yakni :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang diterima. 0leh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginter-

prestasikan objek.

c. Aplikasi (application)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dalam masyarakat

dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

a. Pengalaman

Dapat di peroleh sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah di

peroleh dapat memperluas pengetahuan seseorang

b. Tingkat pendidikan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

Pendidikan dapat membawa wawasan ataupengetahuan seseorang.

Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

c. Keyakinan

biasanya keyakinan di peroleh turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini biasa mempengaruhi

pengetahuan seseorang, baik pengetahuan itu sifatnya positif maupun

negatif.

d. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

e. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan keluarga mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

f. Paparan media massa (Sukadinata, 2003)

Melalui bermacam-macam media, baik cetak maupun elektronik

berbagai informasi dapat diterima, sehingga seseorang yang lebih sering

terpapar media massa (TV, radio, majalah, dan lain-lain) akan

memperoleh informasi yang banyak, dibanding dengan orang yang tidak

terpapar media massa.

4. Sumber Pengetahuan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

Menurut Notoatmodjo (2003), sumber dari pengetahuan didapat

melalui penginderaan. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia

yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

5. Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari suatu

subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).

C. Sikap

Sikap merupakan reaksi suatu respon yang masih tertutup dari sesorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung

dilihat, tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

yang bersifat emosional tarhadap stimulus sosial. New comb, salah seorang

ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku.

Diagram dibawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut.

Stimulus Rangsangan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

Proses Stimulus

Sikap (tertutup)

Reaksi tingkah laku (Terbuka)

Gambar 2.1. Proses terbentuknya sikap dan reaksi

Sikap itu masih merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan tehadap objek.

a. Komponen pokok sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3

komponen pokok, yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya,

seorang ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebabnya, akibatnya,

pencegahannya dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk

berfikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut

berniat mengimunisasi anaknya untuk mencegah supaya anaknya tidak

terkena polio. Ibu ini mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa

penyakit polio.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

b. Berbagai tingkatan sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya : sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari

kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas

dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide

tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu yang

mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk

pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi,

adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif

terhadap gizi anak.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau

menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari mertua atau

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

orangtuanya sendiri.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara lagsung dan tidak langsung. Secara

kangsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

Misalnya, apabila rumah ibu luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan

posyandu? Atau, saya akan menikah apabia saya sudah berumur 25 tahun

(sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 2003)

D. Praktik

Suatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour).

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata di perlukan factor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas

(Notoatmodjo, 2003)

Praktik pemberian imunisasi dasar adalah kemauan seseorang untuk

memberikan imunisasi dasar kepada balitanya.

Adapun praktik bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa

merubah perilaku seseorang sehingga orang tersebut memberikan imunisasi

dasar kepada balita. Faktor yang memperngaruhi perilaku kesehatan ada 3

yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Predisposing yaitu faktor pencetus yang mempermudah

terjadinya perilaku yang mencakup faktor demografi terdiri dari karakteristik,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial dan unsur lain yang terdapat

dalam diri individu atau kelompok.

b. Faktor Reinforcing yaitu faktor penguat terdiri dari lingkungan sosial antara

lain : teman seprofesi, tokoh masyarakat atau tokoh yang disegani bidangnya,

tokoh di organisasinya.

c. Faktor Enabling yaitu faktor pemungkin, faktor yang memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku individu, kelompok yang dikarenakan antara lain

tersedianya sarana prasarana, kemampuan sumber daya atau pendapatan

(Lawrence Green, 1991 dalam buku ”Health Promotion Planning an

Educational and Environmental Approach).

E. Kerangka Teori

Faktor Predisposing : Pengetahuan Sikap Kepercayaan Norma sosial

Kelengkapan imunisasi dasar

Faktor Reinforcing : Lingkungan sosial Tokoh masyarakat Tokoh organisasi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

Faktor Enabling : Sarana prasarana Sumber daya

Gambar 2.2. Kerangka Teori

Sumber : L. Green dalam Notoatmodjo, 2005

F. Kerangka Konsep

Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar

Sikap ibu tentang

imunisasi dasar

Kelengkapan imunisai dasar

Gambar 2.3. Kerangka konsep

G. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini yaitu hipotesa alternatif (Ha) yaitu :

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap kelengkpan imunisasi

dasar.

2. Ada hubungan antara sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-richakurni...Manfaat Imunisasi a. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh