5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Simpang Simpang adalah pertemuan atau percabangan jalan, baik sebidang maupun yang tak sebidang. Simpang merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadinya konflik antara pergerakan kendaraan dengan pergerakan kendaraan lainnya. Masalah-masalah yang saling terkait pada persimpangan adalah: 1. Volume dan kapasitas (secara langsung mengganggu hambatan). 2. Desain geometrik dan kebebasan pandang. 3. Kecelakaan, keselamatan pengguna jalan, kecepatan, dan pengaturan lampu jalan. 4. Parkir dan pejalan kaki. 5. Jarak simpang. Persimpangan dapat dibagi atas dua jenis, yaitu: 1. Persimpangan sebidang (At Grade Intersection) Yaitu pertemuan dua atau lebih jalan raya dalam satu bidang yang mempunyai elevasi yang sama. Desain persimpangan ini berbentuk huruf T, huruf Y, persimpangan empat kaki dan persimpangan dengan banyak kaki. 2. Persimpangan tak sebidang (Grade Separate Intersection) Yaitu suatu persimpangan dimana jalan yang satu dengan jalan yang lainnya tidak saling bertemu dalam satu bidang dan mempunyai beda tinggi (elevasi) antara keduanya. Tujuan utama perencanaan simpang adalah mengurangi konflik antara kendaraan bermotor serta tidak bermotor dan penyediaan fasilitas yang memberi kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan terhadap pemakai jalan yang melalui persimpangan. Terdapat empat jenis dasar dari alir gerak kendaraan yang seperti dilihat pada gambar dibawah ini:
23
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Simpang 1. Berpencar (diverging) 2. Bergabung (merging) 3. Bersilang (weaving) 4. Berpotongan (crosing) Gambar 2.1 Jenis–jenis pergerakan Sumber:
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Simpang
Simpang adalah pertemuan atau percabangan jalan, baik sebidang maupun
yang tak sebidang. Simpang merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan
karena terjadinya konflik antara pergerakan kendaraan dengan pergerakan kendaraan
lainnya. Masalah-masalah yang saling terkait pada persimpangan adalah:
1. Volume dan kapasitas (secara langsung mengganggu hambatan).
2. Desain geometrik dan kebebasan pandang.
3. Kecelakaan, keselamatan pengguna jalan, kecepatan, dan pengaturan lampu
jalan.
4. Parkir dan pejalan kaki.
5. Jarak simpang.
Persimpangan dapat dibagi atas dua jenis, yaitu:
1. Persimpangan sebidang (At Grade Intersection)
Yaitu pertemuan dua atau lebih jalan raya dalam satu bidang yang mempunyai
elevasi yang sama. Desain persimpangan ini berbentuk huruf T, huruf Y,
persimpangan empat kaki dan persimpangan dengan banyak kaki.
2. Persimpangan tak sebidang (Grade Separate Intersection)
Yaitu suatu persimpangan dimana jalan yang satu dengan jalan yang lainnya
tidak saling bertemu dalam satu bidang dan mempunyai beda tinggi (elevasi)
antara keduanya.
Tujuan utama perencanaan simpang adalah mengurangi konflik antara
kendaraan bermotor serta tidak bermotor dan penyediaan fasilitas yang memberi
kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan terhadap pemakai jalan yang melalui
persimpangan. Terdapat empat jenis dasar dari alir gerak kendaraan yang seperti
dilihat pada gambar dibawah ini:
6
1. Berpencar (diverging)
2. Bergabung (merging)
3. Bersilang (weaving)
4. Berpotongan (crosing)
Gambar 2.1 Jenis–jenis pergerakan
Sumber: Saodang, (2004)
2.2 Pengaturan Persimpangan
Pengaturan persimpangan dilihat dari segi pandang untuk kontrol kendaraan
dapat dibedakan menjadi dua (Morlok, 1991) yaitu:
1. Persimpangan tanpa sinyal, dimana pengemudi kendaraan sendiri yang harus
memutuskan apakah aman untuk memasuki persimpangan tersebut.
2. Persimpangan dengan sinyal, dimana persimpangan itu diatur sesuai sistem
dengan tiga aspek lampu yaitu merah, kuning, hijau.
Yang dijadikan kriteria bahwa suatu persimpangan sudah harus dipasang alat
pemberi isyarat lalu lintas (APILL) adalah:
1. Arus minimal lalu lintas yang menggunakan persimpangan rata – rata di atas
750 kendaraan/jam, terjadi secara kontinyu 8 jam sehari.
2. Waktu tunggu atau hambatan rata – rata kendaraan di persimpangan
melampaui 30 detik.
7
3. Persimpangan digunakan oleh rata – rata lebih dari 175 pejalan kaki/jam
terjadi secara kotinyu 8 jam sehari.
4. Sering terjadi kecelakaan pada persimpangan yang bersangkutan.
5. Pada daerah yang bersangkutan dipasang suatu sistem pengendalian lalu lintas
terpadu (Area Traffic Control / ATC), sehingga setiap persimpangan yang
termasuk di dalam daerah yang bersangkutan harus dikendalikan dengan alat
pemberi isyarat lalu lintas.
6. Atau merupakan kombinasi dari sebab – sebab tersebut di atas.
Syarat – syarat yang disebut di atas tidak baku dan dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi setempat.
2.3 Prosedur Perhitungan Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal
Secara lebih rinci, prosedur perhitungan analisis kinerja simpang tak bersinyal
meliputi:
2.3.1 Data Masukan
Disini akan diuraikan secara rinci tentang kondisi kondisi yang diperlukan
untuk mendapatkan data masukan dalam menganalisis simpang tak bersinyal
diantaranya adalah:
a. Kondisi Geometrik
Dalam menggambarkan sketsa pola geometrik yang baik suatu persimpangan
sebaiknya diuraikan secara jelas dan rinci mengenai informasi tentang kerb, lebar
jalan, lebar bahu, dan median . Pada persimpangan pendekat jalan utama (mayor
road) yaitu jalan yang dipertimbangkan terpenting misalnya jalan dengan klasifikasi
fungsional tertinggi, diberi notasi A dan B untuk pendekat jalan minor diberi notasi C
dan D dan dibuat searah jarum jam.
b. Kondisi Lingkungan
Berikut data kondisi lingkungan yang dibutuhkan dalam perhitungan:
1. Kelas Ukuran Kota
Masukan perkiraan jumlah penduduk dari seluruh daerah perkotaan dalam
juta. Lihat tabel 2.1.
8
Tabel 2.1 Kelas ukuran kota
Ukuran Kota Jumlah Penduduk ( Juta)
Sangat Kecil < 0,1
Kecil 0,1-0,5
Sedang 0,5-1,0
Besar 1,0-3,0
Sangat Besar > 3,0
2. Tipe Lingkungan Jalan
Lingkungan jalan diklasifikasikan dalam kelas menurut tata guna lahan dan
aksebilitas jalan tersebut dari aktifitas sekitarnya hal ini diterapkan secara
kualitatif dari pertimbangan teknik lalu lintas . Lihat tabel 2.2