BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi 1.1 Pengertian Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ”ghidza”, yang berarti makanan dan pada bahasa sansekerta disebut “geogos” yang artinya sumber- sumber makanan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan (Soekirman, 2000). Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur- unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan kedalam tubuh (Sunita, 2006). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih (Sunita, 2006). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrien dalam bentuk variabel tertentu (Nyoman dkk., 2002). 1.2. Fungsi Zat Gizi Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energy bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan, sebagai pelindung dan pengatur. 1.3. Pengelompokan Zat Gizi Zat-zat nutrient dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu makro nutrient (zat gizi makro) dan mikro nutrient (zat gizi mikro). Universitas Sumatera Utara
15
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 . Gizi
1.1 Pengertian
Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ”ghidza”, yang berarti
makanan dan pada bahasa sansekerta disebut “geogos” yang artinya sumber-
sumber makanan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan (Soekirman, 2000).
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-
unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna
bila dimasukkan kedalam tubuh (Sunita, 2006).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan
lebih (Sunita, 2006).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrien dalam bentuk variabel tertentu
(Nyoman dkk., 2002).
1.2. Fungsi Zat Gizi
Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energy bagi fungsi organ, gerakan dan
kerja fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan,
sebagai pelindung dan pengatur.
1.3. Pengelompokan Zat Gizi
Zat-zat nutrient dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu makro nutrient (zat
gizi makro) dan mikro nutrient (zat gizi mikro).
Universitas Sumatera Utara
1.3.1. Makro Nutrien
Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta
berfungsi menyuplai energy dan zat-zat gizi esensial yang berguna untuk
keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas
tubuh. Kelompok makro nutrient terdiri dari karbohidrat (hidrat arang), lemak,
protein (zat putih telur), makro mineral dan air (ada yang tidak memasukan air
dalam zat gizi).
1.3.2 Mikro Nutrien
Dalam golongan zat gizi mikro ini, termasuk vitamin (baik yang larut
dalam air maupun yang larut dalam lemak) dan sejumlah mineral yang hanya di
butuhkan dalam kuantitas yang hanya sedikit. Vitamin yang larut dalam air yakni
vitamin C dan B kompleks (meliputi vitamin B2 [riboflamin], niacin, vitamin B6
[piridoksin], asam folat, biotin, asam pantotenat, dan vitamin B12 [kobalamin]).
Vitamin yang larut dalam lemak, vitamin A (retinol), vitamin D (kalsiferol),
vitamin E (tokoferol), dan vitamin K (quinon).mikro mineral meliputi zat besi,
yodium, fluor, zink, chromium, selenium, mangan, molipdenum dan kurfum.
Kebanyakan diantaranya terikat pada enzim dan hormone serta berfungsi pada
metabolisme (Erna, 2005).
1.4. Karakteristik Status Gizi
Karakteristik status gizi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Weight (IBW).
Universitas Sumatera Utara
1. 5. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Dewasa Dini
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu konsumsi makanan dan
tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan,
dan tersedianya bahan makanan (Supariasa, 2002). Faktor yang mempengaruhi
secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari
status gizi yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan
lingkungan kesehatan yang tepat termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan
(Riyadi, 2001).
1.6. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu :
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
1.6.1. Antropometri
1). Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Penilaian antropometri yang penting dilakukan ialah penimbangan
berat dan pengukuran tinggi badan, lingkar lengan, dan lipatan kulit triseps.
2). Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketiakseimbangan ini dilihat pada pola pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh
(Nyoman dkk., 2002).
1.6.2. Klinis
1). Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Methode ini didasarkan atas perubahan- perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti kulit, mata dan rambut (Nyoman dkk., 2002).
2). Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini
dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda (sing) dan gejala (symptm) atau riwayat penyakit (Nyoman., dkk,
2002).
1.6.3. Biokimia
1). Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jingan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja, dan juga beberapa
jaringan tubuh (Nyoman, dkk, 2002). Uji biokimia yang penting ialah
pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan apusan darah untuk malaria,
pemeriksaan protein (Arisman, 2009).
Universitas Sumatera Utara
2). Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebuh parah lagi. Banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penetuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik (Nyoman., dkk., 2002).
1.6.4. Biofisik
1). Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat. perubahan
struktur dan jaringan.
2). Penggunaan
Umumnya dapat dugunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Nyoman., dkk, 2002).
1.7. Pengukuran Status Gizi Dengan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan pengukuran atropometri dimana
salah satu alat pengukur yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan
Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu nilai yang diambil dari perhitungan antara berat
badan (BB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau
menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT merupakan
alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode
skrining kategori berat badan (BB) yang mudah dilakukan (Nyoman., dkk, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung nilai indeks masa tubuh (IMT) ini, dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
IMT = 2)(
)(
mBadanTinggi
kgBadanBerat
1.7.1. Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan
pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada
akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.7 : Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT).
IMT KATEGORI
Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal > 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan > 25,0 – 27,0
Kelebihan BB tingkat berat > 27,0
Sumber : (Nyoman., dkk, 2002).
1.7.2. Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat
dipercayai untuk mengukur lemak tubuh. Walaubagaimanapun, terdapat beberapa
kekurangan dan kelebihan dalam mnggunakan IMT sebagai indikator pengukuran
lemak tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangan indeks massa tubuh adalah:
1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang
cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka
mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemak tubuh
mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan
berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh
lemak tubuh.
2. Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena
harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT
yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan
IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas ada kelompok bangsa
seperti Cina, India, dan Melayu.
Kelebihan indeks massa tubuh adalah:
1. Biaya yang diperlukan tidak mahal
2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan
tinggi badan seseorang.
3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah
dinyatakan pada tabel IMT.
4. Sumber kesalahan biasanya berhubung dengan : Latihan petugas yang
tidak cukup, kesalahan alat atau alat tidak ditera dan kesulitan
pengukuran.
Universitas Sumatera Utara
2. Pre-menstrual Syndrome
2.1. Pengertian
Sindrome Pre-menstruasi (premenstrual syndrome) adalah sekelompok
gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menstruasi,
dan disusul dengan periode tanpa gejala (Mary, 2005).
Sindrome pre-menstrual merupakan gangguan siklus yang umum terjadi
pada wanita muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional
yang konsisten dan biasanya terjadi secara reguler pada 7-14 hari sebelum
datangnya menstruasi (Saryono, 2009).
Syndrome Premenstruasi adalah gabungan dari gejala fisik dan psikologis
yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu sebelum haid dan