3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Material Cetak Material cetak merupakan bahan yang di gunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut di gunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun model kerja. Untuk menghasilkan hasil cetakan yang akurat, bahan yang di gunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memiliki kriteria sebagai berikut. Pertama bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengeraan total harus kurang dari 7 menit. Akhirnya cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluakan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehinggga bahan cor dapat di tuang. (Anusavice , 2003) Sifatnya bahan cetak dapat di kelompokkan menurut mekanismenya. Ada 2 jenis bahan cetak, yakni bahan cetak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Material Cetak
Material cetak merupakan bahan yang di gunakan untuk membuat tiruan
negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya.
Model gigi tersebut di gunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun model
kerja. Untuk menghasilkan hasil cetakan yang akurat, bahan yang di gunakan untuk
membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memiliki kriteria sebagai
berikut. Pertama bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan
mulut serta cukup kental untuk berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan
cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras)
menjadi bahan padat menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu
pengeraan total harus kurang dari 7 menit. Akhirnya cetakan yang mengeras harus
tidak berubah atau robek ketika dikeluakan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap
stabil sehinggga bahan cor dapat di tuang. (Anusavice , 2003)
Sifatnya bahan cetak dapat di kelompokkan menurut mekanismenya. Ada 2
jenis bahan cetak, yakni bahan cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak
non-elastis di bagi lagi menjadi bahan cetak non elastis yang irreversible dan bahan
cetak non elastis reversible. Sedangkan bahan cetak elastis dapat di bagi lagi menjadi
bahan cetak hidrokoloid dan bahan cetak elastomer tanpa air. Bahan cetak elastis
dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga
mulut, termasuk undercut dan setelah interproksimal. Meskipun bahan ini dapat
dipakai untuk tiruan sebagai cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal
(Anusavice, 2003).
Bahan cetak elastis dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak hidrokoloid
dan elastomer. Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansinya
dasarnya berupa koloid yang di reaksikan dengan air, sehingga di sebut hidrokoloid.
Koloid merupakan kombinasi dari wujud benda apapun, terkecuali bentuk gas. Semua
3
4
penghambur koloid disebut sol. Bahan cetak hidrokoloid sendiri dapat di
klasifikasikan menjadi bahan cetak hidrokoloid irreversible, dan bahan cetak
hidrokoloid reversible (Anusavice , 2003).
Material cetak hidrokoloid irreversible dapat di contohkan dengan alginat.
Bahan ini di sebut irreversible, sebab bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud
dasarnya setelah bereaksi mejadi wujud sol. Bahan ini di temukan saat bahan cetak
yang di gunakan sebelumnya menjadi langka, yakni pada waktu perang dunia ke dua.
Bahan ini memiliki kelebihan di bandingkan bahan cetak lainnya, yakni proses
manipulasinya yang mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal karena tidak
memerlukan banyak peralatan (Anusavice , 2003).
2.2 Material Cetak Elastis
Material cetak elastik dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras
maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal
(Anusavice, 2004).
2.2.1 Hidrokoloid
Hidrokoloid adalah suatu polimer larut dalam air, yang mampu membentuk
koloid dan mampu mengentalkan larutan atau mampu membentuk gel dari larutan
tersebut. Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya
berupa koloid yang direaksikan dangan air sehingga disebut hidrokoloid
(Anusavice,2003).
1. Hidrokoloid Reversible
Agar
Agar merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organik yang di ekstrat dari
rumput laut jenis tertentu.Terdapat dalam konsentrasi 8% - 15%, bergantung pada
sifat bahan yang dimaksud (Combe,1992).
5
A. Sifat agar :
a. Sifat Viskoelastik
Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu besarnya
beban berubah.Sifaat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari
dalam mulut dengan cepat.Karena apabila pengeluaran cetakan dari dalam
mulut secara perlahan, diputar atau diungkit akan menyebabkan terjadi distorsi
(Combe, 1992).
b. Daya reproduksi
Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari serangkaian
cetakan . Untuk teknik die gandi, dibuat dibuat satu cetakan dan kemudian
dipotong-potong menjadi die individual untuk gigi yang akan dipreparasi
(Combe,1992).
B. Komposisi bahan cetak agar
Agar merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organik yang diekstrak dari
rumput laut jenis tertentu. Terdapat dalam kosentrasi 8% - 15%, bergantung pada
sifat bahan yang dimaksud. Kandungan utamanya adalah air (>80%). Untuk
memperkuat gel, biasanya biasanya ditambah sedikit boraks. Namun sayangnya
boraks merupakan salah satu jenis retarder terbaik untuk pengerasan gypsum (Combe,
1992).
Kandungan air yang berlebihan dalam agar juga dapat memperlambat pengerasan
gypsum. Oleh karena itu, menyeimbangkan pengaruh air dan boraks pada gel,
ditambah sedikit kalium sulfat.Kalium sulfat merupakan zat pemercepat kekerasan
gypsum. Beberapa bahan pengisi juga diberikan, seperti tanah diatoma,tanah liat,
silica, malam, karet dan serbuk kaku serupa (Anusavice, 2003).
C. Manipulasi bahan cetak agar
Secara umum ada 3 tahapan yaitu:
1) Persiapan bahan
6
Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol. Cara
yang paling efektif adalah dengan menggunakan air panas. Sebaliknya bahan
dibiarkan dalam temperature ini selama 10 menit. Setelah dilelehkan, bahan
dapat disimpan dalam keadaan sol sampai waktunya di injeksikan ke dalam
preparasi kevitas atau di isikan ke sendok cetak (Anusavice, 2003).
Temperatur yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan cetak dengan
kekentalan yang lebih tinggi dan tidak mampu memproduksi detail halus
dengan tepat (Anusavice, 2003).
2) Kondisioning atau pendinginan
Suhu penyimpanan 65 derajat terlalu tinggi untuk rongga mulut. Oleh
karena itu, bahan perlu di dinginkan terlebih dahulu (tempered). Untuk tahap
preparasi, sebuah tub di keluarkan dari kompartemen penyimpanan dan
dimasukkan ke sendok cetak, sepotong kasa diletakkan di atas bahan yang
terletak di sendok cetak, kemudian di letakkkan lagi di kompartemen 45
derajat selama 3 – 10 menit (Anusavice, 2003).
Waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenis hidrokoloid dan
keenceran yang di inginkan oleh doktergigi. Sebagai tambahan, selain
menurunkan temperatur pendinginan juga dapat meningkatkan kekentalan
bahan hidrokoloid sehingga bahan tidak mengalir keluar sendok cetak
(Anusavice, 2003).
3) Membuat cetakan
Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan, bahan semprit
diambil dari kompartemen penyimpanan dan di aplikasikan pada kavitas yang
direparasi. Mula-mula di aplikasikan pada dasar preparasi, kemudian pada
bagian lain yang belum tertutup. Ujung semprit di letakkan di dekat gigi. Di
bawah permukaan bahan semprit untuk mencegah gelembung udara
(Anusavice, 2003).
Begitu kavitas yang akan dipreparasi telah tertutup bahan cetak, sendok
cetak yang telah sempurna didinginkan siap untuk untuk dimasukkan kedalam
7
rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan mengalirkan air dingin
sekitar 18 derajat sampai 21 derajat selama 3 – 5 menit (Anusavice , 2003).
Keuntungan:
1. Memiliki keakuratan dimensional
2. Hidrofilik – hindari kelembaban, darah, cairan
3. Tidak mahal setelah initial equipment
4. Tidak memerlukan costum tray
5. Pleasant flavor
6. Tidak memerlukan mixing (Anusavice , 2003).
Kerugian:
1. Biaya awal mahal
2. Material harus dipersiapkan dengan baik
3. Mudah sobek
4. Dimensi tidak stabil
-Harus segera dilakukan pengecoran
-Hanya dapat dilakukan untuk single cast
5. Sulit dilakukan desinfeksi (Anusavice , 2003).
2. Hidrokoloid irreversible
Bahan cetak irreversible dapat dicontohkan dengan alginat. Bahan ini disebut
irreversible, sebab bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud dasarnya setelah
bereaksi membentuk wujud sol. Bahan ini ditemukan pada saat bahan cetak yang
digunakan sebelumnya menjadi langka, yakni pada waktu perang dunia kedua. Bahan
ini memiliki kelebihan dibandingkan bahan cetak lainnya, yakni proses
manipulasinya yang mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal karena tidak
memerlukan banyak peralatan (Anusavice,2003).
8
Alginat
Alginat berasal dari tanaman laut yang mengandung alganic acid dengan
co-polymer anhidro-β-d manuronic acid dan anhidro- β-d-galuronic acid. Adapun
kegunaan alginat adalah (Anusavice,2003) :
a. Umumnya tidak dipakai untuk mencetak inlay, mahkota, dan jembatan karena
tidak cukup akurat
b. Baik untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik
Kestabilan dimensi alginat kurang dibandingkan elastomer
A. Sifat – sifat alginat :
SIFAT STANDAR
ANSI/ADA NO.18
ALGINAT
Working Time (mnt) - 1.25 – 4.5
Setting Time (mnt) 1.0 – 5.0 1.25 - 4.5 (1.5-5.0)
Permanent
Deformation (%)
< 5 % 1,8 %
Recovery from
Deformation (%)
> 95 % 98,2 %
Fexilbility (%) 5% - 20 % 14 %
Compressive
Strength (g/cm2)
> 3570 5.000 – 9.000
Tear Strength (g/cm) - 380 – 700
Compatibility with
Gypsum
Reproduce 0.025
mm wide groove
-
Tabel. 1 Sifat- sifat alginat (Craig, 2002)
9
B. Komposisi alginat
Komposisi bahan cetak alginate yaitu larutan garam asam alginik yang bereaksi
dengan kalsium menghasilkan gel kalsium alginate, garam kalsium alginate yang
lambat larut (trisodium phospat) melepas kalsium untuk bereaksi dengan alginate,
bahan pengisi untuk meningkatkan kohesi campuran memperkuat gel, siliko
flourida atau flourida untuk memperbaiki permukaan model stone, bahan pewangi
agar bahan lebih disenangi pasien, indicator kimia agar warna dapat berubah
dengan berubahnya pH (Novertasari, 2010).
Sodium alginat 18%
Sodium fosfat 2%
Potas sulfat 10%
Filler 56%
Sodium siliko fosfat 4%
Kalsium sulfat D 14% (Anusavice, 2003).
C. Aplikasi
Bahan ini biasanya tidak dipergunakan untuk mencetak inlay, mahkota, dan
jembatan, tetapi dipergunakan dengan hasil yang sangat baik untuk cetakan
prostodonti dan ortodonti. Alginate kurang stabil dibandingkan dengan elastomer
(Novertasari, 2010).
D. Manipulasi
Bubuk yang telah ditakar ditaburkan ke dalam air yang juga telah ditakar dan
ditempatkan pada rubber bowl bersih. Bubuk dan air disatukan dengan
pengadukan secara hati-hati menggunakan spatula. Perhatikan agar udara tidak
terjebak dalam campuran. Pengadukan bahan alginat yang tidak tepat dapat
merusak kualitas hasil cetakan. Gerakan angka delapan dengan cepat adalah yang
terbaik, dengan adukan dihentakkan dan ditekan pada dinding rubber bowl
dengan putaran intermitten (180o) dari spatula untuk mengeluarkan gelembung
10
udara.semua bubuk haruslah tercampur,bila terdapat sisa bubuk, gel yang baik
tidak akan terbentuk dan sifat bahan menjadi kurang sempurna (Novertasari,
2010).
Sebelum menempatkan cetakan dalam mulut, bahan tersebut harus mencapai
konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok cetak dan membuat
pasien tersedak. Campuran ditempatkan pada sendok cetak yang sesuai, yang
dimasukkan ke dalam mulut. Bahan cetak harus menempel pada sendok cetak
sehingga hasil cetakan dapat ditarik dari sekitar gigi. Oleh karena itu, umumnya
digunakan sendok cetak berlubang-lubang. Bila dipilih sendok cetak plastik atau
sendok cetak polos, suatu lapisan tipis perekat sendok harus diaplikasikan dan
dibiarkan kering dengan sempurna sebelum pengadukan dan memasukkan
alginat ke dalam sendok cetak (Novertasari, 2010).
Setelah bahan cetak mengeras dan dikeluarkan dari mulut, Kemudian
dilanjutkan pengisian cetakan dengan gips untuk mendapatkan model. Bahan
cetak alginate sangat dipengaruhi keadaan suhu, kekeringan dan kelembaban di
udara terbuka, jadi kemungkinan ada pengaruh waktu pengisian cetakan alginate
terhadap ketepatan model hasil cetakan (Novertasari, 2010).
E. Macam alginat :
a. Quick setting alginate: mengeras dalam waktu 1 menit, digunakan untuk
mencetak rahang anak ataupenderita yang mudah mual
b. Regular setting alginate: mengeras dalam waktu 3 menit, digunakan untuk
pemakain rutin (Muthia, dkk., 2011).
F. Kelebihan dan kekurangan alginat :
Kelebihan: manipulasi mudah, Nyaman bagi pasien, Relatif tidak mahal,
karena tidak membutuhkan banyak perlatan
Kekurangan: mudah rusah dalam suhu panas dan lembab,
11
Sering timbul porus pada permukaan cetakan, Tidak dapat mencetak detail -