10 BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian Teori a. Pengertian Kompetensi Paedagogik a. Pengertian Kompetensi Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Hall dan jones (1976) mengatakan kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Pusat Kurikulum Depdiknas (2002) mengatakan kompetensi merupakan Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Pusat Kurikulum Depdiknas (2006) mengatakan kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus ( Mulyasa, 2006: 25). Jadi kompetensi menggambarkan kemampuan bertindak dilandasi ilmu pengetahuan yang hasil dari tindakan itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. SK Mendiknas RI No, 045/U2002 menyatakan elemen kompetensi terdiri dari (1) landasan kepribadian; (2) penguasaan ilmu dan pengetahuan; (3) kemampuan berkarya; (4) sikap dan prilaku dalam berkarya; dan (5) pemahaman kaidah kehidupan masyarakat. b. Fungsi Kompetensi Guru 1) Sebagai Pendidik dan pengajar Setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan.
28
Embed
BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK
A. Kajian Teori
a. Pengertian Kompetensi Paedagogik
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak. Hall dan jones (1976) mengatakan kompetensi
adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu
secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan
yang dapat diamati dan diukur.
Pusat Kurikulum Depdiknas (2002) mengatakan kompetensi merupakan
Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak. Pusat Kurikulum Depdiknas (2006)
mengatakan kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan
terus menerus ( Mulyasa, 2006: 25).
Jadi kompetensi menggambarkan kemampuan bertindak dilandasi ilmu
pengetahuan yang hasil dari tindakan itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
SK Mendiknas RI No, 045/U2002 menyatakan elemen kompetensi terdiri dari
(1) landasan kepribadian; (2) penguasaan ilmu dan pengetahuan; (3) kemampuan
berkarya; (4) sikap dan prilaku dalam berkarya; dan (5) pemahaman kaidah
kehidupan masyarakat.
b. Fungsi Kompetensi Guru
1) Sebagai Pendidik dan pengajar
Setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta
didik, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap
perkembangan, terutama inovasi pendidikan.
11
2) Sebagai Anggota Masyarakat
Setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus
menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar
manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan
bekerjasam dengan kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam
kelompok.
3) Sebagai Pemimpin
Setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki kepribadian,
menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik
berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi
sekolah.
4) Sebagai Administrator
Setiap guru akan dihadapkn pada berbagai tugas administrasi yang harus
dikerjakan disekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti,
rajin, serta memahami strategi dan manejemen pendidikan.
5) Sebagai Pengelola Pembelajaran
Setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran
dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas
(Mulyasa, 2006: 19).
c. Jenis Kompetensi Guru
Menurut Peratura Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
adapun macam Kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:
Kompetensi Pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh
melalui pendidikan Profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
kinerja guru
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya
12
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan Kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan untuk berkomunikasih dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang mencangkup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya (Danim Sudarwan,
2010: 22).
d. Pengertian Pedagogik
Paedagogik berasal dari bahasa yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya
anak, dan gogos berarti memimpin sedangkan akhirnya ik menun jukan ilmu jadi
paedagogik berarti ilmu dan seni memimpin anak.
Pedagogik secara etimologi berasal dari kata Yunani “paedos”, yang
berarti anak laki-laki dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi
pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani
kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah.
Kemudian secara kiasan, pedagogik ialah seorang ahli, yang membimbing
anak ke arah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda)
pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah
tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia “mampu secara mandiri menyelesaikan
tugas hidupnya”.
Pedagogik merupkan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu
pendidikan anak. Jadi pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk-beluk
pendidikan anak, pedagogik merupakan teori pendidikan anak. Pedagogik
sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru khususnya guru Taman Kanak-kanak
13
dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapandengan anak yang belum
dewasa (Sadulloh, 2010: 1).
Pedagogik merupakan suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis dan
objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia,
hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta jakikat proses pendidikan.
Walaupun demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai”
terraincegnita”(daerah tak dikenal) dalam lapangan pendidikan, karena masalah
hakikat hidup dan akhirat manusia masih banyak diliputi oleh kabut misteri.
Bahasa inggris istilah pendidikan mengunakan perkataan”education‟,
basanya istilah tersebut dihubungkan dengan pendidikan di sekolah, dengan
alasan, bahwa di sekolah tempatnya anak dididik dibimbing oleh para ahli yang
khusus mengalami pendidikan dan latihan sebagai profesi. Kata education
berhubungan dengan kata latin”educere” yang berarti‟ mengeluarkan sesuatu
kemampuan‟(e = keluar, educere =memimpin), jadi berarti membimbing untuk
mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri . kata” educere kita
temukan dalam kata konduktor, yaitu seorang yang memimpin sekelompok
pemain musik, juga seorang yang “memimpin sekelompok pemain musik, juga
seseorang yang”memimpin kereta api dalam perjalanan (kondektur”). Dalam
ilmu listrik, konduktorialah bahan (basanya logam) yang dapat” membawa‟
aliran listrik (Sadulloh, Uyoh 2010: 2-3).
Selanjutnya makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara
khusus dan pengertian secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld
mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya
(Sadulloh, Uyoh 2010: 3).
Pendidik selayaknya jadi ada pada tiap proses kehidupan anak atau
manusia. Hal lain yang mengharuskan pendidikan itu ada pada tiap proses
kehidupan manusia adalah bahwa pada hakekatnya manusia itu ada pada tiap
proses kehidupan manusia adalah bahwa pada hakekatnya manusia itu
mempunyai prinsip ketergantungan satu sama lain, saling memberi bantuan,
14
tolong menolong, yang bukan hanya terjadi pada anak tetapi juga pada orang
dewasa ( Mulyasa, 2006: 25).
Hakikat ini tidak hanya menyangkut pada salah satu segi kehidupan
manusia, tetapi meliputi berbagai segi, antara lain sosial, ekonomi, kesehatan.
Oleh karena itu manusia, baik sebagai individu, kelompok ataupun masyarakat,
dalam usaha mencapai kesehatan yang optimal juga memerlukan bantuan
pendidikan ini (Ahmadi Abu, 2011: 76).
c. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus
mampu menguasai teori belajar dan prinsip – prinsip belajar, karena siswa
memiliki karakter, sifat dan interes yang berbeda.
Kompetensi paedagogik adalah kemampuan yang berkaitan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substansi, kompetensi ini mencangkup kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perencangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya Yang didalamnya harus mengusai (Sudjana
Nana, 1988: 34).
Karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual, mengusai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, menguasai kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, menyelenggarakan pembelajaran
mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi yang dimiliki,
berkomunikasi secara efektif, empirik, dan santun dengan peserta didik,
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran,
melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
(Mulyasa, 2006: 76 ).
15
Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing – masing dan
disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimal potensi
peserta didik untuk mengaptualisasikan kemampuan di kelas, dan harus mampu
melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus.
Lebih lanjut, dalam RPP tentang guru dikemukakan bahwa kompetensi
paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut
(Mulyasa, 2006: 76).
1) Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola
pembelajaran perlu mendapat pergatian serius. Hal ini penting, karena
pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian
masyarakat, dinilai kuring dari aspek paedagogis, dan sekolah Nampak lebih
mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai
dunianya sendiri.
2) Pemahaman terhadap peserta didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi
paedagogik yang harus dimliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang
harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan,
kereativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.
Dalam proses penilaian Kompetensi 1, Kemampuan yang dinilai
adalah bagaimana guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang
karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik intelektual, sosial emosional,
moral, dan latar belakang sosial budaya ( Priatna Nanang, 2013: 37)
16
3) Perancangan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan,
yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan, kompetensi dasar, dan penyusunan
program pembelajaran.
4) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh
penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog, proses penjinakan,
pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pda realitas masyarakat.
Sehubungan dengan itu, salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki
guru seperti dirumuskan dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan) berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran.
proses penilaian Kompetensi 4, Kemampuan yang dinilai adalah
bagaimana guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan
pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan Peserta didik. Guru Menyusun
dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai
dengan karakteristik peserta didik ( Priatna Nanang, 2013: 43).
5) Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Abad 21, merupakan abad pengetahuan, sekaligus merupakan abad
informasi, dan teknologi, karena pengetahuan, informasi, dan teknologi
manusia abad ini, sehingga disebut juga era globalisasi, karena canggihnya
penggunaan pengetahuan, informasi dan teknologi dalam berbagai aspek
kehidupan yang menimbulkan hubungan global oleh karena itu sudah
sewajarnyalah apabila dalam abad ini, guru dituntut untuk memiliki
kompetensi dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran terutama internet (e-
learning), agar dia mampu memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi
dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan membentuk
kompetensi peserta didik.
17
6) Evaluasi Hasil Belajar (EHB)
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan prilaku
dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan
penilaian kelas, tes kemapun dasar, penilaian akhir satuan pendidikan
sertifikasi, benchmarking serta penilaian program.
Dalam proses penilaian kompetensi 7, kemampuan yang dinilai adalah
bagaimana guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses
dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi
untuk merancang program remedial dan pengayaan ( Priatna Nanang, 2013:
49).
7) Pengembangan Peserta Didik untuk mengaktualisikan berbagai Potensi yang
dimilikinya
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi
paedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik
dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara , antara lain melalui kegiatan
ekstra kulikuler (ESKUL), pengayaaan dan remedial, serta bimbingan dan
konseling (BK) (Mulyasa 2006: 75 -111).
Dalam proses penilaian Kompetensi 5, kemampuan yang dinilai
adalah bagaimana guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap
peserta didik dan mengindentifikasi pengembangan potensi peerta didik
melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas
bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka ( Priatna Nanang,
2013: 45).
Semua kegiatan dan fasilitas yang dipilih serta peranan yang dilakukan
guru harus tertuju pada kepentingan siswa, disesuaikan dengan kondisi siswa.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, dalam mengoptimalkan siswa ada tiga
langkah yang harus ditempuh oleh guru yaitu mendiagnosis kemampuan dan
18
perkembangan siswa, guru memilih cara pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi siswa dan kegiatan ( Nana Syaodih Sukmadinata, 2004: 197).
Guru harus mengenal dan memahami siswa yang baik, memahami tahap
perkembangan yan telah dicapainya, kemampuan, keunggulan, dan kekurangan,
hambatan yang dihadapi serta faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya.
Setiap siswa sebagai individu mempunyai kemampuan, kecepatan belajar,
karakteristik dan problem-problem sendiri, yang berbeda dengan individu
lainnya. Perkembangan yang optimal hanya mungkin dapat dicapai apabila
kegiatan yang dilakukan siswa dan bantuan yang diberikan guru disesuaikan
dengan kondisi.
Dalam pemilihan dan penggunaan metode dan media belajar, guru yang
memiliki kompetensi akan memilih metode belajar yang bervariasi dan
menggunakan media yang bervariasi juga. Selain itu pelaksanaan metode belajar
dikelas juga disertai dengan usaha-usaha pemberian dorongan, bantuan,
pengawasan, pengarahan dan bimbingan dari guru. Pembimbing itu diberikan
oleh guru pada saaat kegiatan pembelajaran maupun diluar kegiatan
pembelajaran.
Guru memegang peranan penting dalam mengajar. Ia menentukan apakah
proses belajar itu berpusat pada guru dengan terutama menggunakan metode
pemberitahukan ataukah berpusat pada murid dengan mengutamakan metode
penemuan. Oleh sebab kedua metode itu tidak didukung oleh penelitian empiris.
Teknologi pendidikan yang menginginkan agar proses belajar itu dapat dikontrol
atau dikendalikan antara lain berusaha untuk menguraikan bahan pelajaran
dalam urutan tertentu. Sehingga pelajaran dilakukan secara sistematis langkah
demi langkah sampai tujuan tercapai pelajaran. Demikian setiap langkah dapat
dikontrol, dinilai keberhasilannya sebelum maju ke langkah berikutnya.
Kecepatan maju bergantung pada kemampuan murid secara individual di
kalangan murid-murid.
Menurut ahli pendidikan, tidak hanya ada satu jenis belajar tetapi ada
bermacam-macam jenis. Tiap jenis belajar mengingikan cara belajar yang khas.
Tidak ada satu metode mengajar yang serasi bagi semua jenis belajar. Teknologi
19
pendidikan berusaha untuk menentukan jenis-jenis belajar. Agar dapat
ditentukan metode belajar mana yang serasi untuk tiap jenis belajar berdasarkan
penelitian, kalau ini dapat ditemukan maka mengajar ini dapat ditingkatkan dari
arti atau seni yang membuka kesempatan bagi selera atau pendirian perorangan,
menjadi suatu science atau ilmu yang dapat diterapkan secara objektif tanpa
banyak kesempatan bagi pertimbangan guru secara individual. Pada saat ini taraf
itu masih belum tercapai. Mengajar sebagi ilmu akan meluas melalui percobaan
penelitian, namun pengalaman guru masih memainkan peranan yang sangat
besar biarpun pada suatu saat kita mendekati taraf mengajar sebagai ilmu,
peranan guru tetap penting walaupun berbeda dari sekarang (S.Nasution,
Teknologi Pendidikan, 63-64, Jamars, 1987).
Guru memegang peranan penting dalam mengajar. Ia menentukan apakah
proses belajar itu berpusat pada guru dengan terutama menggunakan metode
memberitahukan ataukah berpusat pada murid dengan mengutamakan metode
penemuan. Karena kedua metode itu tidak didukung oleh penelitian empiris.
Teknologi pendidikan yang menginginkan agar proses belajar itu dapat dikontrol
atau dikendalikan antara lain berusaha untuk menguraikan bahan pelajaran
dalam urutan tertentu. Sehingga pelajaran dilakukan secara sistematis langkah
demi langkah sampai tercapai tujuan pelajaran. Demikian setiap langkah dapat
dikontrol, dinilai keberhasilan sebelum maju ke langkah berikutnya. Kecepatan
maju bergantung pada kemampuan murid secara individual dikalangan murid-
murid.
Menurut para ahli pendidikan, tidak hanya ada satu jenis belajar tetapi ada
bermacam-macam jenis. Tiap jenis belajar menginginkan cara belajar yang khas.
tidak ada satu metode mengajar yang serasi bagi semua jenis belajar. Teknologi
pendidikan berusaha untuk menetukan jenis-jenis belajar. Agar dapat ditentukan
metode belajar mana yang serasa untuk tiap jenis belajar berdasarkan penelitian,
kalu ini dapat ditemukan maka mengajar ini dapat ditingkatkan dari arti atau seni
yang membuka kesempatan bagi pertimbangan guru secara individual. Pada saat
ini taraf itu masi belum tercapai. Mengajar sebagi ilmu akan meluas melalui
percobaan penelitian, namun pengalaman guru masih memainkan peranan yang
20
sangat besar biarpun pada suatu saat kita mendekati taraf mengajar sebagai ilmu,
peranan guru tetap penting walaupun berbeda dari sekarang (S.Nasution,
Teknologi Pendidikan, 63-64, Jamars, 1987).
2. Pengertian Prestasi Belajar Siswa
a. Pengertian Prestasi
Prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka (Hadi,
Haryono, 1988: 29).
Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau
tidaknya seseorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang
dialami oleh siswa tersebut.
b. Fungsi Prestasi Belajar
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Hal ini didasarkan atas asumsi para ahli psikolog biasanya menyebut hal ini
sebagai tedensi keingintahuan (Couriosity) dan merupakan kebutuhan
umum pada manusia (Abraham H. Moslow, 1984), termasuk kegiatan anak
didik dalam suatu program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan
balik (Feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan
4) Prestasi belajar sebagai indikator tingkat produktivitas suatu institusi
pendidikan
Kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak
didik
Prestasi Belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anakdidik.
Proses belajar mengajar, anak didik merupakan masalah yang utama dan
pertama (Bahri Syaeful, 2011: 37 ).
21
c. Belajar
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik (
Djamarah, 2011: 12).
Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungnnya. Perubahan disini baik berupa pengetahuan, sikap maupun
keterampilan.
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku,
yang terjadi sebagai hasil dari suatu latihan atau pengalaman.Adapun belajar
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang dalam memperoleh
pengalaman yang diterimanya yang kemudian akan mengubah pengetahuan,
sikap maupun keterampilan setelah belajar.
Menurut R. Gagne yang dikutif oleh Djamarah (2011: 22) Belajar adalah
suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan dan tingkah laku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
melibatkan dua unsur jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
d. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Menurut Abu Ahmadi ( 2006: 145) menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar
sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu
kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber
penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan
dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).