8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian IPA IPA singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam atau sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti suatu ilmu atau pengetahuan yang mempelajari tentang gejala- gejala alam, baik benda hidup atau mati melalui metode ilmiah. Seperti yang dikemukan Wahyana 1968 (Trianto 2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Menurut Kardi dan Nur (Trianto 2010: 136), IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik mkhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Menurut Depdiknas (2006: 443), “IPA berkaitan dengan bagaimana siswa mencari tahu fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang harus dihafal siswa, melainkan siswa juga harus memiliki kemampuan proses penemuan (discovery).” IPA merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah dasar. Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pemahaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Trianto (2010:137) IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal.
24
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian IPArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/2/T1_292011128_BAB II... · Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian IPA
IPA singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam atau sering diterjemahkan sebagai
sains yang berarti suatu ilmu atau pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-
gejala alam, baik benda hidup atau mati melalui metode ilmiah. Seperti yang
dikemukan Wahyana 1968 (Trianto 2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam. Menurut Kardi dan Nur (Trianto 2010: 136), IPA
atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik mkhluk hidup maupun benda
mati yang diamati. Menurut Depdiknas (2006: 443), “IPA berkaitan dengan
bagaimana siswa mencari tahu fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya sekumpulan pengetahuan yang harus dihafal siswa, melainkan siswa juga harus
memiliki kemampuan proses penemuan (discovery).”
IPA merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah dasar. Dengan belajar
IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pemahaman langsung dan kegiatan praktis untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan
sikap ilmiah. Menurut Trianto (2010:137) IPA adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses
ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk
ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori
yang berlaku secara universal.
9
Menurut Trianto (2010:138), secara khusus fungsi dan tujuan IPA
berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (Depdiknas, 2003:2) adalah sebagai
berikut.
1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains
dan teknologi.
4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dilihat dari hakikat, fungsi dan tujuannya, IPA bukan sekedar ilmu atau
pengetahuan yang dipelajari tetapi perlu dikembangkan melalui berbagai metode
ilmiah. Sehingga, IPA dapat membentuk watak anak lebih mencintai alam karena
mereka belajar mengenai alam itu sendiri. Melalui pembelajaran IPA juga diharapkan
siswa dapat mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah serta
mempersiapkan diri terhadap perkembangan jaman yang semakin maju dan canggih.
Oleh karena itu, IPA perlu dipelajari dan dihayati sehingga menjadi bekal hidup
dalam kehidupan di masyarakat.
IPA membahas tentang gejala – gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan hasil
dari observasi / eksperimen. Winaputra ( Usman, 2010 ) mengemukakan bahwa tidak
hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda / makhluk hidup tetapi
memerlukan kerja, cara pikir dan memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian diatas sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai
objek dan menggunakan metode ilmiah. Sudah sangat jelas memberikan pemahaman
bahwa IPA sesungguhnya merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
macam fenomena yang terjadi di alam.
10
2.1.1.1 Ruang Lingkup IPA
Ilmu pengetahuan alam (IPA) sebagai disiplin ilmu yang berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pengajaran IPA diharapakan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan didalam kehidupan sehari
hari. Proses pelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajah dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan
kemampuan fisik, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai
aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu Pendididkan IPA menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, menyebutkan bahwa
Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan tumbuhan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahanya, yang meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
2.1.1.2 Tujuan Pelajaran IPA
Tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.
11
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai
salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bakal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjudkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.1.1.3 Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran
sebagai akibat perlakuan guru (Rusman 2012:93).
Berdasarkan Kurikulum 2004, tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) adalah agar siswa mampu :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan
antara lain sebagai berikut.
1. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
12
2. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep,
fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan
hubungan antara sains dan teknologi.
3. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
memecahkan masalah dan melakukan observasi.
4. Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur
terbuka, benar dan dapat bekerja sama.
5. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam.
6. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan
keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.
(Depdiknas 2003, dalam Trianto 2010:143).
Pada pembelajaran IPA di SD tentu berbeda dengan IPA yang ada di
sekolah menengah. Oleh karena itu, harus memperhatikan metode
pembelajaran yang tepat bagi siswa SD. Dari tujuan pembelajaran IPA di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan IPA adalah agar siswa mengenal, menyadari
akan alam serta menjaga, melestarikan dan memanfaatkan alam dengan
sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran SD haruslah
berpusat pada siswa baik potensi, kebutuhan, perkembangan siswa serta
menyeluruh secara berkesinambungan.
IPA sebagai disiplin ilmu dan penerepannya dalam masyarakat
membuat pendidikan IPA menjadi penting, tetapi pengajaran IPA yang
bagaimana yang paling penting untuk anak – anak? Oleh karena itu struktur
kognitif anak – anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif
ilmuan, padahal mereka perlu diberikan kesempatan untuk berlatih
ketrampilan – ketrampilan proses IPA dan yang perlu memodifikasi sesuai
tahap perkembangan kognitif ( Usman, 2010:5)
Palo dan Marten ( Usman, 2010:5) menegasakan bahwa IPA tercakup
juga coba – coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mebcoba lagi. IPA
tidak menyediakan untuk semua masalah yang kita ajukan. Dalam IPA anak –
anak dan kita harus tetap bersifat skeptis sehingga kita selalu siap
13
memodifikasi model – model yang kita punyai tentang ala mini sejalan
dengan penemuan – penemuan baru yang kita daptkan.
2.1.2 Hasil Belajar
2.1.2.1 Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Menurut Sudjana (Rusman, 2012:1). Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi
terhadap semua sitiuasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat,
mengamati dan memahami sesuatu Sudjana (Rusman, 2012:1). Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa.
Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku
mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.
Anthony Robbins (Trianto, 2012:15) mendefinisikan belajar sebagai proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan
sesuatu (pengetahuan) yang baru.
Traves (Agus Suprijono, 2013:2) belajar adalah proses menghasilkan
penyesuian tingkah laku. Menurut Geoch (Agus Suprijono, 2013:2) belajar adalah
perubahan perbuatan sebagai hasil latihan.
Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proes melihat, menciptakan hubungan antara sesuatu dan menghasilkan perubahan
perbuatan sebagai hasil latihan.
Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya yang
banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengakar yang berusaha emberikan ilmu
pengetahuan sebanyak – banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau
menerimanya.
2.1.2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukan
14
pada suatu perolehan akibat dilakukan suatu aktivitas / proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya
perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku merupakan
perolehan yang menjadi belajar (Purwanto, 2013:45) . dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perolehan akibat perubahan perilaku
individu.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Menurut Rusman (2012:123) mendefinisikan hasil belajar adalah sejumlah
pengalaman yang diperoleh siswa. Hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan
pengajaran Gronlund (Purwanto, 2013:45)
Hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian –