Top Banner
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika Bergson menyatakan bahwa berpikir memiliki dua sisi yang berlawanan arah, yaitu berpikir intelek bersifat discursive yang memainkan peranan penalaran dan berpikir intuisi bersifat non-discursive yang tidak memainkan peranan penalaran (Henden, 2004), kemudian Hamdi (2012) menyebutkan bahwa berpikir intelek disebut juga sebagai kecerdasan reflektif yang mana penalaran memainkan peranan yang sangat penting, sependapat dengan Soedjadi bahwa berpikir reflektif termasuk dalam istilah “bernalar” yang sering disebut juga dengan berpikir tingkat tinggi. John Dewey mengemukakan suatu bagian dari metode penelitiannya yang dikenal dengan berpikir reflektif (reflective thinking). Dewey berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses sosial di mana anggota masyarakat yang belum matang diajak ikut berpartisipasi dalam masyarakat, sedangkan tujuan dari pendidikan adalah memberikan kontribusi dalam perkembangan pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman dan pemecahan masalah yang berlangsung secara reflektif (Kusumaningrum dan Abdul, 2012). Menurut John Dewey definisi mengenai berpikir reflektif adalah: active, persistent, and careful consideration of any belief or supposed 6 Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017
17

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

Dec 31, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxii

xxii

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual

1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

Bergson menyatakan bahwa berpikir memiliki dua sisi yang

berlawanan arah, yaitu berpikir intelek bersifat discursive yang

memainkan peranan penalaran dan berpikir intuisi bersifat non-discursive

yang tidak memainkan peranan penalaran (Henden, 2004), kemudian

Hamdi (2012) menyebutkan bahwa berpikir intelek disebut juga sebagai

kecerdasan reflektif yang mana penalaran memainkan peranan yang

sangat penting, sependapat dengan Soedjadi bahwa berpikir reflektif

termasuk dalam istilah “bernalar” yang sering disebut juga dengan

berpikir tingkat tinggi.

John Dewey mengemukakan suatu bagian dari metode

penelitiannya yang dikenal dengan berpikir reflektif (reflective thinking).

Dewey berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses sosial di mana

anggota masyarakat yang belum matang diajak ikut berpartisipasi dalam

masyarakat, sedangkan tujuan dari pendidikan adalah memberikan

kontribusi dalam perkembangan pribadi dan sosial seseorang melalui

pengalaman dan pemecahan masalah yang berlangsung secara reflektif

(Kusumaningrum dan Abdul, 2012).

Menurut John Dewey definisi mengenai berpikir reflektif adalah:

“active, persistent, and careful consideration of any belief or supposed

6

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxiii

xxiii

from of kownledge in the light of the grounds that support it and the

conclusion to which it tends”. Jadi, berpikir reflektif adalah aktif, terus

menerus, gigih, dan mempertimbangkan dengan seksama tentang segala

sesuatu yang dipercaya kebenarannya atau format tentang pengetahuan

dengan alasan yang mendukungnya dan menuju pada suatu kesimpulan

(Phan, 2009).

Sezer menyatakan bahwa berpikir reflektif merupakan kesadaran

tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan. Dalam hal ini

diperlukan untuk menjembatani kesenjangan situasi belajar (Choy, 2012).

Sedangkan menurut Gurol definisi dari berpikir reflektif adalah proses

terarah dan tepat dimana individu menganalisis, mengevaluasi,

memotivasi, medapatkan makna yang mendalam, menggunakan strategi

pembelajaran yang tepat (Mirzaei, 2013).

Pendapat lain menurut King dan Kitchener mengenai berpikir

reflektif adalah mengenai pemahaman dan mempromosikan pertumbuhan

intektual serta berpikir kritis pada remaja dan orang dewasa (Mezirow,

1990). Model ini dilandasi oleh teori John Dewey mengenai konsep

berpikir reflektif dan isu-isu epistimologis di hasilkan dari upaya

menyelesaikan masalah terstruktur. Berpikir reflektif meliputi

memperhitungkan waktu dan hal-hal yang berkaitan, membuat

keputusan-keputusan, pemecahan masalah, dan perumusan kesimpulan.

Rogers menyatakan bahwa kurangnya definisi atau pengertian yang jelas

mengenai berpikir dan kriterianya, tentu hal tersebut berpengaruh

7

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxiv

xxiv

terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dan dari pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa masih belum ada definisi yang jelas mengenai

berpikir reflektif (Suharna, 2013).

Kesimpulan peneliti mengenai pengertian berpikir reflektif

matematika dari beberapa pendapat ahli di atas adalah kemampuan siswa

dalam memberi respon terhadap suatu permasalahan matematika serta

siswa harus aktif dan hati-hati dalam memahami permasalahan,

mengaitkan permasalahan dengan pengetahuan yang pernah diperolehnya

dan mempertimbangkan dengan seksama dalam menyelesaikan

permasalahan matematika dan juga memperhatikan waktu dalam

merespon suatu masalah, semakin cepat dan tepat dalam merespon

masalah matematika, semakin baik juga kemampuan berpikir reflektif

matematikanya.

Menurut Skemp proses berpikir reflektif (reflective thinking) dapat

digambarkan sebagai berikut: (a) informasi atau data yang digunakan

untuk merespon berasal dari dalam diri, (b) bisa menjelaskan apa yang

telah dilakukan, (c) menyadari kesalahan dan memperbaikinya, dan (d)

mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar bukan dengan objek

langsung (Suharna, 2012). Proses berpikir reflektif akan terjadi apabila

guru saat pembelajaran berlangsung melakukan interaksi dengan siswa.

Hal ini didukung oleh Shermis yang menyatakan bahwa refleksi dalam

suatu kelas dapat berlangsung ketika dalam pembelajaran terdapat suatu

tanya jawab antar guru dan siswa, biasanya dilakukan pada saat siswa

8

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxv

xxv

menyelesaikan soal tertulis yang diberikan oleh guru. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut diberikan sebagai suatu permasalahan bagi siswa,

karena siswa pada saat mendapat pertanyaan tersebut merasa bingung

dan gugup sehingga siswa dengan cepat memikirkan jawaban apa yang

tepat dengan mengaitkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya

dalam menjawab pertanyaan dari guru tesebut (Noer, 2008).

Menurut Surbeck, Han, & Moyer (1991) fase dalam berpikir

reflektif terdiri dari:

a. Reaction

Reaction yaitu respon awal siswa termasuk guru, diskusi dalam

pembelajaran, kegiatan selama pembelajaran, pemberian motivasi,

lingkungan, pembelajaran, teman sebaya. Dan artikel yang meraka

baca.

b. Elaboration

Elaboration merupakan inti dari fase berpikir reflektif. Siswa

menjelaskan reaksi awal mereka dengan menjelaskan apa yang

mereka pikirkan, membuktikan apa yang dipikirkan, memberi contoh,

atau menyajikan dalam beberapa situasi.

c. Contemplating

Fase ini siswa diminta menunjukkan reaksi awal yang digabungkan

dengan penyelidikan yang lebih lanjut, yang mengutamakan

pengertian pribadi yang mendalam yang bersifat membangun.

9

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxvi

xxvi

Menurut Kember berpikir reflektif digolongkan ke dalam 4 tahap

(Mahasneh, 2013), yaitu:

a. Habital Action

Habitual Action (Tindakan Biasa) di definisikan “... a mechanical and

automatic activity that is performed with little conscious thought”,

yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sedikit pemikiran yang sengaja.

b. Understanding

Understanding (Pemahaman) yaitu siswa belajar memahami situasi

yang terjadi tanpa menghubungkan dengan situasi lain.

c. Reflection

Reflection (Refleksi) yaitu aktif terus-menerus, gigih, dan

mempertimbangkan dengan seksama tentang segala sesuatu yang

dipercaya kebenarannya yang berkisar pada kesadaran siswa.

d. Critical Thinking

Critical Thinking (Berpikir Kritis) merupakan tingkatan tertinggi dari

proses berpikir reflektif yang melibatkan bahwa siswa lebih

mengetahui mengapa ia merasakan berbagai hal, memutuskan, dan

memecahkan penyelesaian masalah.

Dari beberapa pendapat di atas, untuk indikator kemampuan

berpikir reflektif matematika, peneliti mengacu pada pendapat Surbeck,

Han, & Moyer bahwa fase dalam berpikir reflektif dibagi menjadi 3,

yaitu:

10

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxvii

xxvii

a. Reaction

Dalam fase Reaction ini respon awal siswa terhadap permasalahan

yang dihadapi dengan sedikit pemikiran yang disengaja, dalam hal ini

siswa dapat menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan

dalam permasalahan tersebut.

b. Elaboration

Pada fase Elaboration ini siswa menjelaskan reaksi awal mereka

dengan menjelaskan dan membuktikan apa yang mereka pikirkan

dengan mempertimbangkan dengan seksama tentang segala sesuatu

yang dipercaya kebenarannya dan membuat rencana penyelesaian

masalah dengan membandingkan pengetahuan yang sudah

dimilikinya.

c. Contemplating

Pada fase Contemplating ini siswa diminta menunjukkan reaksi awal

yaitu apa yang sudah diketahui dan ditanyakan sebelumnya kemudian

digabungkan dengan rencana penyelesaian masalah dengan

mengaitkan pengetahuan sebelumnya. Siswa diminta menjelaskan

secara detail bagaimana cara mengerjakan soal dan memeriksa

kembali hasil jawabannya.

Contoh soal:

Sebuah kotak amal berbentuk kubus dengan volume 125 cm3

dipotong sama besar secara vertikal. Kedua belahan tersebut kemudian

digabungkan kembali secara vertikal sehingga membentuk suatu tempat

11

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxviii

xxviii

pensil berbentuk balok. Kotak amal tersebut akan dilapisi dengan

alumunium agar tidak kotor. Benarkah luas alumunium yang dibutuhkan

untuk melapisi kotak amal tersebut adalah 125 cm2.

Penyelesaian:

Fase Reacting

Diketahui:

Volume kubus = 125 cm3

Ditanya:

Benarkah pernyataan luas alumunium yang dibutuhkan untuk melapisi

kotak amal adalah 125 cm2

Fase Elaboration

Langkah pertama adalah membuat skesta gambar dari apa yang telah

diketahui.

5 cm

5 cm 5 cm

12

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxix

xxix

Dipotong secara vertikal dan sama besar

Kemudian di satukan secara vertikal sehingga membentuk balok

Langkah selanjutnya adalah menentukan luas alumunium yang

dibutuhkan untuk menutupi balok tersebut. Dari hasil potongan kubus

secara vertikal yaitu potongan A dan B. Potongan A dan B merupakan

balok yang salah satu sisinya terbuka, digabungkan potongan A dan B

menghasilkan balok tanpa tutup. Kotak amal yang berbentuk balok tidak

memiliki tutup, sehingga luas alumunium yang dibutuhkan = luas

permukaan balok tanpa tutup.

Fase Contamplating

Volume kubus = 125 cm3

B A

5 cm

2,5

cm

5 cm

10 cm

5 cm

2,5 cm

13

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxx

xxx

Volume kubus = s3

125 cm3 = s

3

s3 = 125 cm

3

s = √

s = 5 cm

Luas permukaan balok tanpa tutup = (p x l) + (2 x p x t) + (2 x l x t)

= (10 x 5) + (2 x 10 x 2,5) + (2 x 5 x 2,5)

= 50 + 50 + 25

= 125 cm2

Luas alumunium yang dibutuhkan = luas permukaan balok tanpa tutup =

125 cm2.

Jadi, luas alumunium yang dibutuhkan untuk melapisi kotak amal

berbentuk balok adalah 125 cm2.

Dari penyelesaian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pernyataan alumunium yang dibutuhkan untuk melapisi kotak amal

berbentuk balok adalah 125 cm

2 adalah benar karena alumunium yang

dibutuhkan = luas permukaaan balok tanpa tutup.

14

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxi

xxxi

2) Intelligence Quotient (IQ)

Masyarakat umumnya mengenal inteligensi sebagai istilah yang

menggambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun kemampuan untuk

memecahkan problem yang dihadapi. Feldam mendefinisikan kecerdasan

sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir secara rasional, dan

menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan

dengan tantangan (Uno,2010), sedangkan menurut Binet inteligensi

merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan

dengan kematangan seseorang. Sebagaimana dalam definisinya yang

telah dikemukakan terdahulu, Binet menggambarkan inteligensi sebagai

suatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk

mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu (Azwar, 1996).

Menurut Thorndike mengatakan bahwa inteligensi adalah

kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandagan

kebenaran atau fakta. Teori Thorndike tentang inteligensi didasari oleh

riset, kemudian diklasifikasikan kedalam tiga bentuk kemampuan, yaitu

(a) kemampuan abstraksi yakni suatu kemampuan untuk bekerja dengan

menggunakan gagasan dan simbol-simbol, (b) kemampuan mekanik

yaitu suatu kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan alat mekanis

dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan aktivitas

indera-gerak (sensory-motor), dan (c) kemampuan sosial yaitu suatu

kemampuan untuk menghadapi orang lain di sekitar diri sendiri dengan

cara-cara yang efektif (Azwar, 1996).

15

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxii

xxxii

Ketiga bentuk kemampuan tersebut tidak terpisah secara ekslusif

dan juga tidak selalu berkorelasi satu sama lain dalam diri seseorang.

Ada kelompok orang yang sangat cakap dalam kemampuan abstraksi,

seperti halnya para akademis, akan tetapi belum tentu semuanya

memiliki kecakapan dalam bidang mekanik. Kadang-kadang ada juga

orang yang memiliki kecakapan tinggi dalam ketiga bentuk kemampuan

tersebut. Untuk itu perlu suatu cara untuk menyatakan tinggi-rendahnya

tingkat inteligensi dengan menerjemahkan hasil tes inteligensi kedalam

bentuk angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat

kecerdasan seseorang. Angka tersebut dinyatakan dalam bentuk rasio

(quotient) dan dinamai intelligence quotient (IQ).

Istilah intelligence quotient (IQ) diperkenalkan untuk pertama

kalinya pada tahun 1912 oleh William Stern, pengetahuan mengenai

tingkat kemampuan intelektual atau intelegensi siswa akan membantu

pengajar menentukan apakah siswa mampu mengikuti pengajaran yang

diberikan, serta meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang

bersangkutan bila telah mengikuti pengajaran yang diberikan (Azwar,

1996). Menurut Anastasi dan Susana (2007) IQ adalah cerminan dari

prestaasi pendidikan sebelumnya dan alat prediksi kinerja pendidikan

selanjutnya serta merupakan alat prediksi kinerja yang efektif dalam

banyak bidang pekerjaan serta aktivitas-aktivitas lain dalam hidup sehari-

hari. Steven dan Howard mengatakan IQ adalah ukuran kemampuan

intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. Dengan demikian, hal

16

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxiii

xxxiii

ini berkaitan dengan keterampilan berbicara, kesadaran akan ruang,

kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan matematika. IQ

mengukur kecepatan kita untuk mempelajari hal-hal baru, memusatkan

perhatian pada aneka tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat

kembali informasi objektif, terlibat dalam proses berpikir, bekerja dengan

angka, berpikir abstrak dan analitis, serta memecahkan permasalahan

dengan menerapkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya (Azwar,

1996).

Orang yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup tinggi

dapat dilihat dari hasil tes, dapat terlihat juga bahwa biasanya orang

tersebut memiliki kemampuan matematis, memiliki kemampuan

membayangkan ruang, melihat sekeliling secara runtun atau menyeluruh,

dapat mencari hubungan antara suatu bentuk dengan bentuk lain,

memiliki kemampuan untuk mengenali, menyambung, dan merangkai

kata-kata serta mencari hubungan antara satu kata dengan kata yang lain,

dan juga memiliki memori yang bagus (Misbach,2008).

Dari penjelasan diatas, untuk indikator Inteligence Quotient,

peneliti mengacu pada pendapat Misbach (2008). Yaitu:

a. Memiliki kemampuan matematis

b. Memiliki kemampuan membayangkan ruang

c. Melihat sekeliling dengan runtun atau menyeluruh

d. Dapat mencari hubungan antara suatu bentuk dengan bentuk lain

17

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxiv

xxxiv

e. Memiliki kemampuan untuk mengenali, menyambung, dan

merangkai kata-kata serta mencari hubungan antara satu kata dengan

kata yang lain

f. Memiliki memori yang bagus

B. Penelitian yang relevan

Penelitian yang akan dilakukan peneliti relevan dengan penelitian yang di

lakukan oleh Widiawati (2016) dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa

kemampuan berpikir reflektif siswa perempuan dalam memecahkan masalah

matematika dikatakan “baik”. Sedangkan kemampuan berpikir reflektif siswa

laki-laki dalam memecahkan masalah matematika dikatakan “baik”.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nasriadi (2016) dihasilkan berpikir

reflektif matematika dalam memecahkan masalah matematika subjek yang

bergaya kognitif reflektif dan subjek yang bergaya kognitif impulsif dalam

memecahkan masalah matematika adalah berbeda. Dalam tahapan

memecahkan masalah matematika, subjek yang bergaya kognitif reflektif

terlihat sangat berhati-hati dalam setiap tahapannya, sehingga sadar saat

terjadi kesalahan dan langsung memperbaikinya. Sedangkan subjek yang

bergaya kognitif implusif cenderung cepat dan kurang hati-hati dalam

memecahkan masalah matematika, sehingga saat terjadi kesalahan tidak

menyadarinya.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang

kemampuan berpikir reflektif. Perbedaan penelitian ini adalah indikator

18

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxv

xxxv

kemampuan berpikir reflektif dan di tinjau dari IQ. Berdasarkan hal tersebut,

maka peneliti mengangkat judul Deskripsi Kemampuan Berpikir Reflektif

Matematika ditinjau dari IQ siswa SMP Negeri 8 Purwokerto.

C. Kerangka Pikir

Kemampuan berpikir reflektif matematika adalah kemampuan siswa

dalam memberi respon terhadap suatu permasalahan matematika serta siswa

harus aktif dan hati-hati dalam memahami permasalahan, mengaitkan

permasalahan dengan pengetahuan yang pernah diperolehnya dan

mempertimbangkan dengan seksama dalam menyelesaikan permasalahan

matematika. Kemampuan berpikir reflektif juga melihat waktu dalam

menyelesaikan suatu masalah, semakin cepat dan tepat dalam menyelesaikan

masalah matematika, semakin baik juga kemampuan berpikir reflektif

matematikanya. Indikator yang digunakan untuk siswa guna mengukur

kemampuan berpikir reflektif matematika, yaitu:

a. Reaction

Dalam fase Reaction ini respon awal siswa terhadap permasalahan yang

dihadapi dengan sedikit pemikiran yang disengaja tanpa menghubungkan

dengan situasi lain, dalam hal ini siswa dapat menyebutkan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan dalam permasalahan tersebut.

b. Elaboration

Pada fase Elaboration ini siswa menjelaskan reaksi awal mereka dengan

menjelaskan dan membuktikan apa yang mereka pikirkan dengan

19

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxvi

xxxvi

mempertimbangkan dengan seksama tentang segala sesuatu yang

dipercaya kebenarannya dan membuat rencana penyelesaian masalah

dengan membandingkan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

c. Contemplating

Pada fase Contemplating ini siswa diminta menunjukkan reaksi awal

yaitu apa yang sudah diketahui dan ditanyakan sebelumnya kemudian

digabungkan dengan rencana penyelesaian masalah dengan mengaitkan

pengetahuan sebelumnya. Siswa diminta menjelaskan secara detail

bagaimana cara mengerjakan soal dan memeriksa kembali hasil

jawabannya.

IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio

seseorang. Dari penjelasan diatas, untuk indikator Inteligence Quotient,

peneliti mengacu pada pendapat Misbach (2008). Yaitu:

a. Memiliki kemampuan matematis

b. Memiliki kemampuan membayangkan ruang

c. Melihat sekeliling dengan runtun atau menyeluruh

d. Dapat mencari hubungan antara suatu bentuk dengan bentuk lain

e. Memiliki kemampuan untuk mengenali, menyambung, dan merangkai

kata-kata serta mencari hubungan antara satu kata dengan kata yang lain

f. Memiliki memori yang bagus

20

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxvii

xxxvii

Tabel 2.1

Keterkaitan antara indikator Intelligence Quotient (IQ) dengan indikator

Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

Komponen Intelligence

Quotient (IQ)

Keterkaitan dengan Kemampuan Berpikir

Reflektif dalam Matematika

Memiliki kemampuan

matematis

Dalam berpikir reflektif siswa di tuntut

untuk memiliki kemampuan matematis

yang tinggi hal ini untuk menyelesaikan

masalah matematika yang di hadapi

dengan cepat (Reaction, Elaboration, dan

Contemplating)

Memiliki kemampuan

membayangkan ruang

Dalam berpikir reflektif siswa

menjelaskan dan membuktikan apa yang

mereka pikirkan dalam masalah yang

dihadapi (Elaborasi)

Melihat sekeliling

dengan runtun atau

menyeluruh

Dalam berpikir reflektif siswa melihat

keseluruhan soal untuk mengetahui apa

yang diketahui dan ditanyakan,

menyusun rencana, dan menyelesaikan

soal (Reaction, Elaboration, dan

Contemplating)

Dapat mencari hubungan

antara suatu bentuk

dengan bentuk yang lain

Dalam berpikir reflektif siswa mecari

hubungan yang sudah diketahui dan

ditanyakan dengan pengetahuannya

untuk menyelesaikan soal yang disajikan

(Elaboration dan Contemplating)

Memiliki kemampuan

untuk mengenali,

menyambung, dan

merangkai kata-kata

serta mencari hubungan

Dalam berpikir reflektif siswa dapat

mengaitkan pengetahuan dan pengalaman

sebelumnya, serta menyususun strategi

atau rencana untuk menyelesaikan soal

yang dihadapi (Elaboration dan

21

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1) Kemampuan ...repository.ump.ac.id/1643/3/BAB II.pdfKAJIAN TEORI . A. Deskripsi Konseptual . 1) Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika

xxxviii

xxxviii

antara satu kata dengan

kata yang lain

Contemplating)

Memiliki memori yang

bagus

Dalam berpikir reflektif siswa harus

mempunyai memori yang bagus dalam

hal ini mengingat pengetahuan

sebelumnya untuk menyusun strategi

penyelesaian soal dengan cepat

(Elaboration dan Contemplating)

Berdasarkan tabel diatas dapat diindikasikan bahwa tingkat Intelligence

Quotient (IQ) akan mempengaruhi cara berpikir reflektif matematika siswa

SMP N 8 Purwokerto.

22

Deskripsi Kemampuan Berpikir..., Saeful Itman, FKIP, UMP, 2017