Page 1
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL (SPLDV) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA
KELAS IX SMP NEGERI 5 MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
Nadia Sulfaidah
NIM 10536 11067 17
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
Page 2
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL (SPLDV) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA
KELAS IX SMP NEGERI 5 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Nadia Sulfaidah
NIM 10536 11067 17
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
OKTOBER 2021
Page 5
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Nama : NADIA SULFAIDAH
NIM : 105361106717
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau dari
Kemampuan Awal pada Kelas IX SMP Negeri 5
Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Desember 2021
Yang Membuat Pernyataan
Nadia Sulfaidah
NIM. 105361106717
Page 6
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Nama : NADIA SULFAIDAH
NIM : 105361106717
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau dari
Kemampuan Awal pada Kelas IX SMP Negeri 5
Makassar
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Desember 2021
Yang Membuat Perjanjian
Nadia Sulfaidah
NIM. 105361106717
Page 7
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Nothing is impossible in this world if Allah wills.”
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayangnya, serta terkhusus untuk diriku sendiri yang sampai saat ini masih diberi kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.”
Page 8
viii
ABSTRAK
Sulfaidah, Nadia. 2021. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau
dari Kemampuan Awal pada Kelas IX SMP Negeri 5 Makassar. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Ma’rup
dan pembimbing II Erni Ekafitria Bahar.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Makassar yang bertujuan
untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan
soal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) ditinjau dari kemampuan
awal pada kelas IX SMP Negeri 5 Makassar yang difokuskan pada 3 kategori
yaitu siswa dengan kategori tinggi, siswa dengan kategori sedang dan siswa
dengan kategori rendah. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang dirancang untuk
mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya pada materi sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV). Teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa teknik tes dan teknik wawancara. Instrumen yang digunakan
berupa tes kemampuan awal yang berjumlah 10 soal, tes kemampuan berpikir
kreatif yang berjumlah 3 soal dan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan
untuk lebih menggali kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan
soal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Subjek penelitian terdiri dari
3 siswa yaitu 1 siswa dari kategori tinggi, 1 siswa dari kategori sedang dan 1
siswa dari kategori rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Siswa dengan
kategori tinggi memenuhi 3 indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas
dan kebaruan, berada pada tingkat 4 kemampuan berpikir kreatif atau sangat
kreatif. (2) Siswa dengan kategori sedang memenuhi 2 indikator berpikir kreatif
yaitu kefasihan dan fleksibilitas, berada pada tingkat 3 kemampuan berpikir
kreatif atau kreatif. (3) Siswa dengan kategori rendah memenuhi 1 indikator
berpikir kreatif yaitu kefasihan, berada pada tingkat 1 kemampuan berpikir kreatif
atau kurang kreatif.
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif.
Page 9
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita curahkan kepada sang pencipta atas segala
karunia, nikmat yang berlimpah sehingga kita senantiasa dalam lindungan rahmat
dan hidayahnya. Salam berserta shalawat senantiasa kita haturkan kepada baginda
Rasulullah SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh ummat di muka
bumi ini.
Alhamdulillah atas karunia yang telah diberikan penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Deskripsi Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) Ditinjau dari Kemampuan Awal pada Kelas IX SMP
Negeri 5 Makassar “
Skripsi ini selesai tentunya berkat beberapa partisipasi, dukungan dan
bimbingan dari sekitar, olehnya itu izinkan penulis menyampaikan banyak
terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan kasih sayang
dan dukungannya selama menyelesaikan pendidikan.
2. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Page 10
ix
4. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar sekaligus sebagai pembimbing yang telah
membimbing, mengarahkan dan memberikan support dalam penulisan skripsi
ini..
6. Ibunda Erni Ekafitria Bahar, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing, mengarahkan dan memberikan support dalam penulisan
skripsi ini.
7. Ayahanda Amri, S.Pd., MM., dan Ayahanda Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd.,
selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap
instrumen penelitian.
8. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah bersedia
memberikan ilmunya dalam proses studi.
9. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan arahan
dalam proses perkuliahan dan akademik.
10. Ayahanda Firman, S.Pd., M.Pd selaku kepala SMP Negeri 5 Makassar yang
telah membantu penelitian dalam hal pemberi izin penelitian.
11. Ayahanda Abbas, S.Pd., M.Pd selaku guru Mata Pelajaran Matematika SMP
Negeri 5 Makassar yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.
Page 11
x
12. Siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 5 Makassar yang telah bekerja sama dalam
terlaksananya penelitian ini.
13. Seseorang yang menjadi support system selama proses penyusunan skripsi
ini.
14. Sahabatku sekaligus saudara L = 2M + 2N, Musdalifah, Nur, Lucy, dan Fira
yang selalu memberikan support selama masa kuliah.
15. Teman-teman kelas Matriks 17 C yang banyak memberikan perhatian selama
penulis menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Unismuh Makassar.
16. Seluruh pihak yang telah memberikan masukan, saran, motivasi dan
supportnya dalam menyelesaikan tulisan ini yang peneliti tidak sempat
tuangkan satu persatu dalam tulisan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan mahasiswa dan para pembaca. Semoga segala bentuk kebaikan senantiasa
bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Makassar, Oktober 2021
Nadia Sulfaidah
Page 12
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN ........................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
E. Batasan Istilah .................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HASIL-HASIL PENELITIAN RELEVAN
A.Kajian Pustaka................................................................... 9
1. Hakikat Matematika .................................................... 9
2. Kemampuan Berpikir kreatif ..................................... 10
3. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ......... 16
B. Penelitian Relevan ............................................................ 20
Page 13
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................. 23
B. Lokasi Penelitian .............................................................. 23
C. Subjek Penelitian ............................................................. 24
D. Prosedur Penelitian ......................................................... 25
E. Instrumen Penelitian ........................................................ 27
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 28
G. Teknik Analisis Data ....................................................... 30
H. Pengujian Keabsahan Data .............................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tes Kemampuan Awal .......................................... 33
B. Pengkodean Subjek Penelitian ......................................... 34
C. Paparan Data .................................................................... 35
D. Pembahasan Data ............................................................. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................... 65
B. Saran ................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 72
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 134
Page 14
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ................................................ 15
2.2 Indikator kemampuan berpikir kreatif dan soal sistem persamaan
linear dua variabel (SPLDV) ................................................................. 18
3.1 Standar Prolehan Nilai Siswa ................................................................ 30
3.2 Tingkatan Berpikir Kreatif .................................................................... 31
4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal ............................................................... 33
4.2 Pengkodean Subjek Penelitian ............................................................. 34
4.3 Matriks Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................................. 64
Page 15
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Hasil Kerja Siswa ...................................................................................... 4
4.1 Hasil Tes Nomor 1 pada Subjek Kemampuan Tinggi ............................... 36
4.2 Hasil Tes Nomor 2 pada Subjek Kemampuan Tinggi ............................... 38
4.3 Hasil Tes Nomor 3 pada Subjek Kemampuan Tinggi ............................... 40
4.4 Hasil Tes Nomor 1 pada Subjek Kemampuan Sedang .............................. 42
4.5 Hasil Tes Nomor 2 pada Subjek Kemampuan Sedang .............................. 44
4.6 Hasil Tes Nomor 3 pada Subjek Kemampuan Sedang .............................. 46
4.7 Hasil Tes Nomor 1 pada Subjek Kemampuan Rendah ............................. 48
4.8 Hasil Tes Nomor 2 pada Subjek Kemampuan Rendah ............................. 49
4.9 Hasil Tes Nomor 3 pada Subjek Kemampuan Rendah ............................. 51
Page 16
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A Instrument Penelitian .................................................................. 73
Lampiran B Hasil Tes Siswa ........................................................................... 89
Lampiran C Dokumentasi ................................................................................ 104
Lampiran D Administrasi ................................................................................ 108
Lampiran E Hasil Plagiasi ............................................................................... 127
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan landasan dasar proses manusia menumbuhkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sebagai akibatnya mampu menyesuaikan
diri atas perubahan yang berlangsung. Menurut Syah (2010:10) pendidikan
berdasarkan istilah dasar “didik” yang memiliki makna menjaga dan
membantu edukasi. Bentuk jelas proses pendidikan yang dijalani peserta didik
pada sekolah terlihat selama proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu
pendidikan adalah sarana untuk menambah mutu manusia secara
berkelanjutan yang diminta dapat memberi potensi pada kehidupan sehari-
hari. Belajar adalah proses peralihan perilaku sebagai hasil korelasi terhadap
lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud meliputi manusia atau objek-
objek yang lainnya yang membuat seseorang mendapat pengetahuan atau
pengalaman, baik pengetahuan yang baru maupun yang sudah diperoleh atau
ditemukan sebelumnya. Bidang pendidikan yang memiliki dampak kuat
terhadap itu yaitu matematika.
Pendidikan matematika adalah bagian dari pendidikan nasional yang
memiliki fungsi yang sangat bermakna bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi terbaru. Menurut Septiari (2013:1) untuk memahami dan
menggunakan teknologi terbaru diharapkan kemahiran matematika yang
relatif kuat, sehingga dituntut sumber daya manusia yang handal dan bisa
bersaing dalam menghadapi berbagai macam perkembangan. Kemampuan
Page 18
3
tersebut dibutuhkan peserta didik supaya bisa mencapai, mengelolah, dan
menggunakan
Page 19
2
informasi demi bertahan hidup pada situasi yang berubah, tidak pasti serta
kompetitif. Berpikir kreatif pada matematika sangat dibutuhkan dalam
membantu pencapaian kompetensi, sebab berpikir kreatif berpengaruh bagi
pendidikan di Indonesia supaya tercipta generasi-generasi baru yang kreatif.
(The Programme for International Student Assesmen) PISA adalah
acara untuk mengukur prestasi bagi anak usia 15 tahun dalam bidang
kompetensi sains, literasi membaca, dan matematika. Tiap 3 tahun sekali
PISA melakukan evaluasi dengan fokus pada pendidikan suatu negara.
Negara-negara yang ikut serta dalam penilaian PISA mulai pertama kali
diadakan yaitu sejak tahun 2000 terus bertambah, tercatat sampai 2018 dari 41
hingga 79 negara menjadi peserta pada penilaian PISA di bawah Organization
for Economic Co-operation and Development (OECD,2019). Penilaian PISA
tatkala ini telah dijadikan sebagai evaluasi dan acuan terhadap mutu
pendidikan suatu negara sebagai peserta dari PISA. Indonesia ikut sebagai
peserta acara penilaian PISA ini menjadi cara buat melihat sejauh mana acara
pendidikan bisa mendukung anak dalam mempunyai kompetensi sains, literasi
membaca, dan matematika yang sesuai terhadap standar masyarakat
internasional, pula menjadi pembeda acara pendidkan Indonesia terhadap
negara-negara di dunia yang ikut serta pada penilaian tersebut (Hewi & Muh.
Shaleh, 2020:30). Partisipasi Indonesia selama 18 tahun, poin penilaian yang
diberikan PISA konsisten menjadikan Indonesia harus berbenah pada sistem
dan tata laksana pendidikan pada saat ini, sebab laporan PISA untuk tahun
2018 Indonesia menduduki posisi 74 dari 79 negara yang ikut serta dalam
penilaian yang dilaksanakan oleh PISA (Schleicher, 2018).
Page 20
3
Kreatifitas amatlah berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, sebab
kreatifitas adalah suatu keterampilan yang amat penting dalam proses
kehidupan manusia. Dengan adanya kreatifitas yang dimiliki oleh seseorang
dapat melaksanakan aktifitas yang beragam dan mempunyai bermacam-
macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Menurut
Munandar (2012:44) Kreativitas ialah kepandaian seseorang untuk
memikirkan hal-hal yang luar biasa dan tidak lazim serta memadukan
informasi yang kelihatannya tidak berkaitan dan mencetuskan penyelesaian
ataupun ide baru yang dicerminkan pada keluwesan (flexibility), kelancaran,
dan orisinilitas dalam berpikir.
Proses berpikir kreatif matematis merupakan proses yang digunakan
untuk menyelesaikan persoalan dan mengembangkan ide yang sistematis
mengacu pada sifat yang rasional, mendidik dari daerah pengetahuan dan
penyesuaian koneksi ke konten matematika. Siswa harus bisa menguasai,
memahami, serta memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan
berpikir kreatif yang dimilikinya. Siswa diharapkan berani dalam
menyelesaikan masalah matematika menggunakan idenya sendiri karena
dengan adanya kreatifitas pada pembelajaran matematika. Dalam
menyelesaikan soal, sangat diperlukan berpikir kreatif khususnya pada
pembelajaran matematika yang rumit.
Berdasarkan pengamatan di SMP Negeri 5 Makassar, pada
pembelajaran matematika yang membahas materi sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV) terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan
Page 21
3
soal ada yang kreatif dan kurang kreatif. Dilihat dari pengumpulan jawaban
siswa
Page 22
4
yang kreatif yaitu uraian jawaban yang bervariasi, menggunakan bahasa
sendiri, dan memberikan jawaban dengan ide-ide baru, dan dilihat dari
jawaban siswa yang kurang kreatif yaitu siswa menggunakan bahasa dari buku
dan menggunakan metode pada umumnya atau metode yang sesuai dengan
buku. Adapun tes yang diberikan kepada siswa pada materi sistem persamaan
linear dua variabel (SPLDV) pada saat observasi, dengan soal sebagai berikut:
umur Wina lebih muda 8 tahun dari umur Ami. Umur mereka jumlahnya 72
tahun. Buatlah pertanyaan serta solusi dari hasil yang didapatkan!
Gambar 1.1 Hasil Kerja Siswa
Dapat diperhatikan salah satu dari pekerjaan siswa yaitu perhitungan
dan proses hingga hasilnya yang didapatkan benar tetapi tidak bervariasi.
Pemikiran siswa dengan siswa lainnya dalam menyelesaikan persoalan itu
berbeda-beda serta siswa dalam mencari cara untuk menyelesaikan persoalan
dengan cepat juga mudah dipahami, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa
itu berbeda, berarti setiap siswa mempunyai kreativitasnya masing-masing
(Karim, 2013:363).
Page 23
5
Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang salah satunya
sangat perlu dimiliki siswa. Olehnya itu upaya yang diperlukan untuk
mengetahui, menyelidiki, serta memberi gambaran mengenai kemampuan
berpikir kreatif siswa, supaya sebagai dasar dalam usaha untuk selalu mengasa
kemampuan, terkhusus pada kemampuan berpikir kretif siswa. Sehingga
peneliti tertarik untuk meneliti dengan mengangkat judul “Deskripsi
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau dari Kemampuan
Awal pada Kelas IX SMP Negeri 5 Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan yang telah dikemukakan pada latar belakang maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana deskripsi kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV) ditinjau dari kemampuan awal pada kelas IX SMP Negeri
5 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) ditinjau
dari kemampuan awal pada kelas IX SMP Negeri 5 Makassar.
Page 24
6
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Siswa
Menambah pengetahuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal
SPLDV.
2. Bagi Guru
Menambah informasi kepada guru terkait kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam menyelesaikan soal SPLDV.
3. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan bimbingan yang
terkait dengan siswa terutama dalam pembelajaran matematika sehingga
kualitas sekolah dapat meningkat.
4. Bagi Peneliti
Sebagai pembelajaran dalam menambah pengalaman dan pengetahuan
untuk melaksanakan penelitian pendidikan khususnya di bidang
matematika.
E. Batasan Istilah
Penjelasan secara garis besar dalam upaya menghindari
kesalahpahaman perbedaan pendapat maupun pengertian dalam menafsirkan
atau mengartikan pembahasan pada penelitian ini dengan judul yakni
Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau dari Kemampuan
Awal pada Kelas IX SMP Negeri 5 Makassar.
Page 25
7
1. Deskripsi
Deskripsi merupakan suatu gambaran dan lukisan yang berbentuk
karangan yang sesuai dengan kenyataannya.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif
Peneliti menggunakan indikator kemampuan berpikir kreatif menurut
Silver (Mulyaningsih, 2018:34) yang berpendapat bahwa indikator
kemampuan berfikir kreatif yaitu:
a. Kefasihan atau fluency (siswa mampu dalam menyelesaikan masalah
dengan memberikan bermacam-macam jawaban).
b. Fleksibilitas atau flexibility (siswa mampu dalam menyelesaikan masalah
tidak hanya dengan satu cara tetapi bisa memberikan cara lain).
c. Kebaruan atau novelty (siswa mampu menyelesaikan suatu masalah
dengan jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa lainnya).
3. Kemampuan Awal
Kemampuan awal adalah kemampuan yang sudah dimiliki siswa
sebelum proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung. Kemampuan
awal juga bisa dijadikan syarat untuk dapat mengikuti proses pembelajaran
dan berperan penting dalam proses belajar mengajar selanjutnya, begitu
pula pada pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV).
4. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Untuk menyelesaikan cara menghitung sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV) dapat diselesaikan dengan metode sebagai berikut:
Page 26
8
a. Metode substitusi yaitu dengan cara mengganti salah satu variabel atau
peubah.
b. Metode eliminasi yaitu dengan cara menghilangkan salah satu variabel
atau peubah dengan lebih dahulu menyamakan koefisien pada persamaan.
c. Metode campuran atau metode gabungan, yaitu dengan cara
menggunaakan dua metode yakni metode eliminasi dan metode substitusi
dalam menyelesaikan persamaan.
Page 27
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HASIL-HASIL PENELITIAN RELEVAN
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Matematika
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari dimana manusia secara umum telah mengartikan bahwa
matematika ialah berhubungan dengan angka, perhitungan, maupun bentuk secara
umum seperti segitiga, persegi, segi empat dan lainnya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Sunarsi, 2009:31) bahwa matematika merupakan ilmu
mengenai bilangan dan berhubungan dengan bilangan serta metode manipulasi
yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan bilangan. Bahasa matematika
berasal dari kata latin math, yaitu matematika. Matematika awalnya berasal dari
kata yunani matematika dan berarti sesuatu seperti belajar. Pertama kata tersebut
berasal dari kata knowledge atau matematika yang berarti pengetahuan. Kata
mathematike dikaitkan dengan kata lain yang sangat mirip, mathei atau mathenei
yang berarti belajar (berpikir). Berdasarkan sejarah awal, kata matematika dapat
diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pemikiran dan penalaran.
Matematika biasanya dimaknai dengan mudah dan akurat karena mengingat
banyak kelebihannya dan keterkaitannya dengan ilmu lain. Deskripsi matematika
bersifat kondisional tergantung pada siapa yang menafsirkannya. Misalnya, jika
seseorang tertarik pada angka, matematika diartikan sebagai kumpulan angka
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah aritmatika.
Page 28
10
Menurut Hamzah dan Muhlisrarini (2014:47) matematika mempunyai sisi
teoritis dan sisi terapan atau praktis, yang dapat dibagi menjadi matematika
terapan, matematika sekolah, dan matematika murni. Disisi lain, Johnsong dan
Rising (Suherman, 2001:19) menyatakan matematika merupakan bukti logis, pola
pemikiran, dan organisasi pola, matematika merupakan istilah dari bahasa yang
diartikan dengan jelas, tepat dan cermat, dengan simbol dan padat sebagai
representasi, lebih merupakan bahasa simbol pada ide dibanding suara.
Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan
ide, proses dan penalaran (Ramdani, 2006:4). Matematika berarti ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar (Suherman, 2001:19).
Berdasarkan pendapat diatas, hakikatnya pembelajaran matematika adalah
ilmu pengetahuan eksak yang berhubungan dengan bilangan dan matematika
terbentuk karena proses dan penalaran.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif
a. Kemampuan
Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah kesanggupan atau
kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan
untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan (Fitriani dan Yunita
Wardianti, 2014:143). Chaplin (Kusumaningrum, 2017:12) kemampuan adalah
kekuatan untuk mengerjakan sesuatu.
Kemampuan adalah keahlian seseorang untuk memperoleh suatu
keterampilan dan menggunakannya untuk melakukan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaanya. Lebih lanjut, Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge
Page 29
11
(2008:57) mengemukakan bahwa kemampuan manusia pada dasarnya dapat
dibagi menjadi dua faktor, sebagai berikut:
1. Kemampuan Intelektual adalah kemampuan yang digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas mental seperti bernalar, memecahkan
masalah, dan berpikir.
2. Kemampuan Fisik adalah kemampuan yang digunakan untuk melakukan
berbagai pekerjaan seperti memerlukan daya tahan, kekuatan,
keterampilan serta karakteristik serupa.
Menurut peneliti kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam
mengerjakan sesuatu secara sadar baik itu melalui tenaga otot maupun otak.
b. Berpikir Kreatif
Berpikir adalah imajinasi atau kesadaran yang hadir pada diri seseorang
(Sudarma, 2013:38). Menurut Harriman (2017:120) berpikir kreatif adalah
suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir
kreatif merupakan serangkaian proses, termasuk memahami masalah membuat
tebakan dan hipotesis tentang masalah, mencari jawaban, mengusulkan bukti,
dan akhirnya melaporkan hasilnya. Menurut Siwi Febriani dan Novisita Ratu
(2018) berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pikiran yang dilatih
dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuat sudut pandang yang menakjubkan
dan membangkitkan ide-ide yang tak terduga. Berpikir kreatif dapat juga
diartikan sebagai perpaduan antara berpikir divergen dan berpikir logis yang
berdasarkan pada naluri tetapi masih dalam kesadaran. Matematika pada
hakikatnya berkaitan dengan struktur dan gagasan abstrak yang tersusun secara
Page 30
12
sistematis dan logis melalui berpikir deduktif, sehingga diperlukan proses
berpikir ketika mempelajari matematika. Berpikir kreatif adalah bagian dari
kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa untuk menghadapi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat, tuntutan, persaingan
global, serta tantangan yang semakin erat. Berikut terdapat bebarapa
pemahaman tentang berpikir kreatif matematis dari para ahli:
1) Siswono (2006:1)
Berpikir kreatif adalah suatu proses yang kita gunakan ketika memiliki
ide-ide baru atau menggabungkan ide-ide yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
2) Noer (2011:104)
Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk memunculkan ide
dan metode baru untuk memecahkan persoalan matematika.
3) Mursidik (2015:26)
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk
menenmpatkan beberapa objek yang ada dan menggabungkannya ke
dalam bentuk yang berbeda untuk tujuan yang baru.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka berpikir kreatif dalam
penelitian ini adalah memahami hal-hal baru dari masalah untuk menciptakan
hal-hal baru atau menciptakan beberapa solusi untuk berbagai masalah
tersebut.
c. Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif adalah keterampilan yang diperlukan
seseorang untuk dapat menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sosial
Page 31
13
dan pribadinya. Menurut Siswono (2005:15) kemampuan berpikir kreatif
adalah kemampuan seorang siswa untuk memahami suatu masalah dan
menemukan solusi dengan menggunakan metode dan strategi yang berbeda.
Menurut Mahmudi (2010:2), kemampuan berpikir kreatif merupakan
kemampuan berpikir yang mengarah pada pendekatan baru, cara pandang baru,
wawasan baru, serta cara baru dalam memahami sesuatu.
Silver (Siswono, 2006:2) mengemukakan kefasihan, fleksibilitas, dan
kebaruan sebagai indikator dalam menilai berpikir kreatif siswa berdasarkan
pemecahan masalah. Masalah yang belum terselesaikan adalah bagian dari
resolusi masalah. Ketiga indikator tersebut diijelaskan secara rinci dibawah ini:
1. Kefasihan yaitu keragaman atau berbagai macam jawaban atas masalah
yang dibuat oleh siswa dengan hasil jwaban yang tepat dan benar.
2. Fleksibilitas yaitu kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dengan
berbagai cara yang berbeda.
3. Kebaruan yaitu kemampuan siswa untu menanggapi masalah dengan
beberapa jawaban yang berbeda tetapi dengan hasil yang benar, atau untuk
memberikan jawaban yang umumnya tidak dibuat oleh individu (siswa)
pada tingkat perkembangan atau pengetahuannya.
Adapun indikator berpikir kreatif menurut Munandar (Novita Eva,
2017:15) ada empat, yaitu:
a) Aspek kelancaran (fluency) meliputi kemampuan:
I. Mampu menyelesaikan serta memberikan berbagai jawaban dalam suatu
masalah;
Page 32
14
II. Memberikan beberapa pernyataan atau contoh mengenai situasi atau
konsep yang telah ditentukan.
b) Aspek keluwesan (flexibility) meliputi kemampuan:
I. Menggunakan berbagai macam prosedur untuk menyelesaikan soal.
II. Menyajikan berbagai macam pernyataan atau model yang terkait dengan
konsep atau situasi matematika tertentu.
c) Aspek kebaruan (Originality) meliputi kemampuan:
I. Memakai metode baru, tidak biasa, atau unik untuk memecahkan masalah.
II. Menyajikan pernyataan atau contoh baru, tidak biasa, atau unik.
d) Aspek keterincian (Elaboration) kemampuan yang dimuat: Mendeskripsikan
secara runtut, koheren, dan terperinci mengenai prosedur matematis, situasi,
atau hasil matematis tertentu.
Torrance (Suparman, 2017:34) juga mengemukakan pendapat tentang
indikator kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut:
1. Fluency (Kelancaran) adalah memiliki banyak ide/gagasan dalam
berbagai kategori.
2. Flexibility (Keluwesan) adalah memiliki gagasan/ide yang beragam.
3. Originality (Keaslian) adalah memiliki gagasan atau ide baru untuk
menyelesaikan persoala.
4. Elaboration (Elaborasi) adalah menguraikan ide atau gagasan dalam
memecahkan masalah secara rinci.
Menurut Ghufron dan Rini Risnawita S (2014:144) kemampuan
berpikir kreatif memiliki aspek yaitu sebagai berikut:
Page 33
15
1. Kelancaran Berpikir
Kemampuan untuk mengungkapkan banyak ide dan gagasan dengan
lancer.
2. Keluwesan Berpikir
Kemampuan untuk melihat banyak sudut pandang dan memberikan
banyak jawaban atas suatu maslah.
3. Keaslian Berpikir
Kemampuan memberikan jawaban yang tidak diduga dan tidak terpikirkan
oleh orang pada umumnya atau mempunyai gagasan yang belum atau
jarang diberikan orang lain.
4. Elaborasi atau Merinci
Kemampuan untuk mengembangkan dan memperkaya ide dan
kemampuan untuk menjelaskan ide secara detail.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan
berpikir kreatif yaitu kemampuan atau keterampilan untuk mengetahui masalah
dan menemukan solusi dengan metode, ide, cara, dan perspektif baru yang
berbeda. Penelitian ini mengembangkan indikator menurut Silver
(Mulyaningsih, 2018:34) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Indikator Berpikir
Kreatif Kemampuan Siswa
Kefasihan Siswa dapat memecahkan masalah dengan
memberikan beberapa jawaban.
Fleksibilitas.
Siswa tidak hanya dapat memecahkan
masalah dengan satu cara, tetapi juga dapat
membuat cara lain dari perspektif yang
berbeda.
Page 34
16
Pada penelitian ini untuk menilai tingkat kemampuan berpikir kreatif
siswa, menggunakan pendapat Siswono (2018:40) yang dikelompokan menjadi
5 tingkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu:
a. Tingkat ke-4 (sangat kreatif) terdiri dari siswa yang dapat menunjukkan
aspek kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan daalam menyelesaikan masalah.
b. Tingkat ke-3 (kreatif) yakni siswa dapat menunjukkan aspek kefasihan dan
fleksibilitas atau aspek kefasihan dan kebaruan dalam memecahkan
masalah.
c. Tingkat ke-2 (cukup kreatif) yakni siswa dapat menunjukkan aspek
fleksibilitas atau kebaruan dalam memecahkan masalah.
d. Tingkat ke-1 (kurang kreatif) yakni siswa hanya dapat menunjukkan aspek
kefasihan dalam memecahkan masalah.
e. Tingkat ke-0 (tidak kreatif) yakni siswa tidak dapat menyelesaikan atau
menunjukkan ketiga aspek indikator dalam memecahkan masalah.
3. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Persamaan linear dua variabel adalah persamaan dua variabel, dan pangkat
maksimum suatu variabel adalah 1. Misalnya:
a. 3p – 2q = 6 variabel p dan q masing-masing berpangkat 1
b. 3y = x – 5 variabel x dan y masing-masing berpangkat 1
Terdapat tiga metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV) yaitu:
Kebaruan Siswa dapat menyelesaikan suatu masalah
dengan jawaban yang tidak biasa dilakukan
oleh siswa lainnya.
Page 36
17
a. Metode Eliminasi
Eliminasi yaitu menghilangkan atau membuang. Metode ini digunakan
untuk mengubah nilai suatu variabel dalam satu persamaan ke persamaan
lainnya.
b. Metode Substitusi
Substitusi atau pengganti/penenmpatan, adalah suatu cara untuk mengganti
suatu variabel dengan variabel lain yang sama dengan persamaan yang ada.
c. Metode Grafik
Sesuai dengan namanya, metode ini menggunakan grafik untuk
mendapatkan sekumpulan solusi atau himpunan penyelesaian yang cukup
akurat. Metode ini membutuhkan kertas grafik. Berikut langkah-langkah
yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLD) dengan metode grafik:
1. Menentukan nilai (x,y) terlebih dahulu untuk setiap persamaan.
2. Kemudian gambar grafik untuk kedua persamaan pada kertas berpetak
atau sumbu yang sudah disiapkan sebelumnya.
3. Tentukan titik potong antara dua grafik dimana titik potong tersebut
ialah penyelesaian dari system persamaan linear dua variabel
(SPLDV).
Berikut disajikan contoh soal sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV) yang memenuhi indikator kemampuan berpikir
kreatif.
Page 38
18
Tabel 2.2 Indikator kemampuan berpikir kreatif dan soal sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV)
No. Indikator
Kemampuan
Berpikir Kreatif
Soal Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV)
1.
Kefasihan
(Fluency)
Dimas memiliki uang sebanyak Rp. 50.000.
Dia ingin membeli buku dan pensil dengan
harga 1 buku yaitu Rp. 4000 dan 1 pensil
yaitu Rp. 2000. Carilah kemungkinan-
kemungkinan jumlah buku dan jumlah
pensil yang dapat Dimas beli sehingga
uangnya habis. Minimal 2 kemungkinan !
Jawab :
Dik : uang Dimas : 50.000
1 harga buku : 4000
1 harga pensil : 2000
Dit : kemungkinan yang terjadi?
Peny :
kemungkinan (1) ......x + .....y = 50000
(4000 x 8 = 32000 ) + (2000 x 9 = 18000)
32000 + 18000 = 50000
50000 = 50000
= 50000 – 50000
= 0
Jadi kemungkinan uang Dimas habis
membeli 8 buku dan 9 pensil
Kemungkinan (2) ......x + .....y = 50.000
(4000 x 9 = 36000) + (2000 x 7 = 14000)
36000 + 14000 = 50000
50000 = 50000
= 50000 – 50000
= 0
Jadi kemungkinan uang Dimas habis
membeli 9 buku dan 7 pensil
Page 39
19
2.
Fleksibilitas
(Flexibility)
Umur Nadin 8 tahun lebih muda dari umur
Winy. Jumlah umur mereka adalah 72
tahun. Dari pernyataan tersebut tentukan
umur Nadin dan Winy dengan berbagai
cara!
Jawab :
Dik : umur Nadin 8 tahun lebih muda dari
umur Winy.
Jumlah : 72 tahun
Dit : berapa umur Nadin dan Winy?
Peny :
Nadin (x) x + y =72
Winy (y) 40 + y = 72
x - y = 8 y = 72 - 40
x + y = 72 + y = 32
2x = 80
x =
x = 40 (umur Nadin)
(atau)
x – y = 8 x = 8 + y y = 32
x + y = 72 x + y = 72
(8 + y) + y = 72 x + 32 = 72
2y = 72 – 8 x = 72 - 32
y =
x = 40
y = 32 (umur Winy)
jadi umur Nadin adalah 40 dan umur Winy
adalah 32
3.
Kebaruan
(novelty)
Pengusaha kayu mengekspor meja dan
kursi ke eropa dalam pengiriman pertama,
ia mengirim 4 meja dan 8 kursi dengan
harga 96 dollar sedangkan pengiriman
kedua ia mengirim 2 meja dan 1 kursi
dengan harga 27 dollar. Selesaikan soal
tersebut!
Dit : harga setiap meja dan kursi
Meja = x
Kursi = y
Peny :
4x + 8y = 96
2x + y = 27
Nilai x
4 8 96
2 1 27
4 x 1 =1 x 96 4 = 96
Page 40
20
2 x 8 = 8 x 27 16 = 216 –
-12 = -120
x =
x = 10
Nilai y
4 8 96 4 x 1 = 2 x 96
2 1 27 2 x 8 = 4 x 27
4 = 192
16 = 108
4 – 16 = 108 – 192
-12 = -84
y =
y = 7
jadi, nilai x dan y adalah { }.
Pada tabel diatas penulisan jawaban dari soal sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV) dapat dikatakan berpikir kreatif karena meliputi setiap
indikator yang digunakan yaitu kefasihan (dapat memecahkan masalah melalui
berbagai macam jawaban), fleksibilitas (dapat menyelesaikan masalah dengan
memberikan cara lain bukan hanya dengan satu cara), kebaruan (dapat
memecahkan masalah dengan jawaban yang tidak lazim atau berbeda dengan
siswa pada umumnya).
B. Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian sebelumnya merupakan hasil penelitian yang telah
terbukti kebenarannya dan digunakan oleh peneliti sebagai pembanding untuk
Page 41
20
penelitian ini. Hasil penelitian sebelumnya yang digunakan peneliti adlah
sebagai berikut:
Page 42
21
a. Mulyaningsih (2018)
Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ketiga subjek mampu
menunjukkan kemampuan berpikir kreatif dan dengan memnyajikan indikator
kemampuan berpikir kreatif mampu mewakili tingkat kemampuan berpikir
kreatif yang berbeda. Deskripsi tingkat kemampuan berpikir kreatif pada
materi pola barisan bilangan yaitu pertama, pada tingkat kemampuan berpikir
kreatif 4 atau sangat kreatif. Subjek mampu memunculkan semua indikator
kemampuan berpikir kreatif secara baik, yaitu kefasihan, fleksibilitas dan
kebaruan dalam memecahkan suatu masalah. Kedua, subjek pada tingkat
kemampuan berpikir kreatif 3 atau kreatif mampu memunculkan dua dari tiga
indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan dan fleksibilitas yang
baik ketika memecahkan suatu masalah. Ketiga, subjek pada tingkat
kemampuan berpikir kreatif 1 atau kurang kreatif mampu memunculkan
indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan.
b. Susanti dan Chandra Novtiar (2018)
Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII dalam
mengerjakan soal bangun datar adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan berpikir kreatif (kefasihan) siswa untuk menjelaskan dengan
lancar, yaitu dua siswa memenuhi indikator tersebut dan tiga siswa lainnya
tidak dapat mencapai indikator tersebut dengan presentase 65 %.
2) Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat memberikan banyak jawaban
(fleksibilitas) artinya, tiga siswa memenuhi indikator tersebut dan dua siswa
tidak memenuhi indikator tersebut, sehingga mencapai presentase 70 %.
Page 43
22
3) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang memenuhi indikator keaslian
karena siswa dapat memberikan jawaban dengan caranya sendiri. Artinya
satu orang memenuhi indikator tersebut dan empat lainnya tidak memenuhi
indikator tersebut sehingga presentasi yang dicapai adalah 50 %.
4) Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat menguraikan jawaban secara jelas
yaitu terdapat 1 orang yang sudah memenuhi indikator tersebut dan 4 orang
lainnya belum mampu memenuhi indikator tersebut dengan mencapai
presentase 40%.
c. Sujarwo (2018)
Hasil analisis tes tertulis dan wawancara menunjukkan bahwa 2 subjek
mampu memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan,
dan keaslian sehingga kemampuan berpikir kreatifnya berada pada tingkat ke-4
(Sangat Kreatif), sedangkan satu subjek lain hanya dapat memenuhi dua aspek
berpikir kreatif yaitu kelancaran dan keluwesan sehingga kemampuan berpikir
kreatifnya masuk pada tingkat ke-3 (Kreatif).
Page 44
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, berupaya untuk
mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah
matematika. Penelitian yang mengarah kepada fakta, gejala ataupun
kejadian yang akurat serta sistematis mengenai daerah atau populasi
tertentu adalah penelitian deskriptif.
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi pada penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5
Makassar, Jln. Sumba No. 15 Pattunuang Kecamatan. Wajo Kota
Makassar dengan pertimbangan yaitu sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran matematika diperlukan berpikir kreatif terkhusus
dalam menyelesaikan soal atau masalah yang terkait dengan materi
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dalam peningkatan skill
berpikir kreatif pada siswa.
2. Guru serta kepala sekolah cukup terbuka terkait untuk menerima
pembaruan proses pembelajaran khususnya matematika.
3. Penelitian tentang proses berpikir kreatif pada siswa dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) di
sekolah ini belum pernah diadakan.
Page 45
24
C. Subjek Penelitian
Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa
kelas IX SMP Negeri 5 Makassar. Berikut langkah-langkat dalam
penentuan subjek pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti mengambil atau memilih satu kelas dari kelas IX SMP Negeri 5
Makassar untuk dijadikan sebagai subjek penelitian, kemudian
memberikan tes kemampuan awal kepada seluruh siswa berupa soal
kognitif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Pemilihan kelas ini berdasarkan pertimbangan dari guru matematika
yaitu kelas yang mempunyai kemampuan matematika yang baik.
2. Berdasarkan perolehan nilai atau hasil tes awal, peneliti membagi siswa
kedalam 3 kelompok bagian, yaitu siswa dengan nilai 90–100 di
tempatkan pada kelompok tinggi, siswa dengan nilai 80–89 di
tempatkan pada kelompok sedang dan siswa dengan nilai kurang dari
80 ditempatkan pada kelompok rendah. Pengelompokan berdasarkan
nilai KKM dari sekolah tersebut. Adapun pengkategorian nilainya
untuk KKM 80 yaitu (100 – KKM) : 2 = (100 – 80) : 2 = 10 (Tim
Direktorat Pembinaan SMP, 2017:21).
3. Dari pengelompokan siswa tersebut dipilih 3 subjek, 1 orang siswa
dengan kategori tinggi, 1 orang siswa dengan kategori sedang dan 1
orang siswa dengan kategori rendah. Dengan pertimbangan dari guru
bidang studi matematika, yaitu siswa yang dianggap cukup mampu
mengekspresikan kreativitasnya dalam proses pembelajaran dan
pengerjaan soal.
Page 46
25
4. Peneliti memberikan soal tes kemampuan berpikir kreatif berupa soal
essay materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) kepada
subjek yang dipilih.
5. Peneliti melakukan wawancara kepada ketiga subjek tersebut mengenai
cara memecahkan masalah dari soal tes yang diberikan yakni tes
kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV).
6. Jika data yang diinginkan peneliti belum bisa didapatkan pada subjek
yang dipilih maka peneliti mengganti atau mencari kriteria subjek yang
dibutuhkan.
D. Prosedur Penelitian
Ada tiga tahap yang dilakukan pada penelitian ini yakni:
1. Tahap Kesiapan (Persiapan)
Adapun persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian
antara lain:
a. Memohon izin kepada Kepala SMP Negeri 5 Makassar.
b. Membuat rancangan instrumen penelitian yakni instrumen soal serta
pedoman wawancara.
c. Melakukan validasi terkait instrumen soal tes yang telah dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan penelitian ini dengan tahap sebagai berikut:
a. Menetapkan kelas yang menjadi subjek penelitian dan menentukan
jadwal penelitian.
Page 47
26
b. Melaksanakan tes kemampuan awal berupa soal kognitif berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan.
c. Memeriksa jawaban masing-masing siswa dan mengidentifikasi
kreativitas siswa dalam menjawab soal tes kemampuan awal.
d. Memberi tes essay kemampuan berpikir kreatif berupa soal materi
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) kepada siswa yang
menjadi subjek penelitian. Peneliti menjelaskan petunjuk pengerjaan
soal dan pada saat siswa mengerjakan soal, peneliti bertugas sebagai
pengawas.
e. Mengklasifikasikan jawaban siswa sesuai dengan indikator berpikir
kreatif.
f. Melakukan wawancara kepada subjek yang tepilih untuk
diwawancarai.
g. Mencatat dan mengumpulkan semua data lapangan berupa hasil tes,
dokumen dan observasi langsung selama penelitian.
h. Menganalisis semua data yang dikumpulkan.
i. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian dan menuliskan
laporannya.
j. Meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala SMP
Negeri 5 Makassar.
k. Penyusunan laporan.
3. Tahap Akhir
Page 48
27
Pada tahap akhir dilakukan analisis data, dengan mereduksi data,
menyaji data, serta menarik atau membuat kesimpulan dari hasil yang
diperoleh.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri dari instrumen utama yaitu peneliti itu
sendiri serta didukung oleh instrument-instrumen lainnya, yaitu:
1. Tes Kemampuan Awal
Tes kemampuan awal berupa soal yang menggambarkan tentang
kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa pada materi yang telah
diajarkan sebelumnya utamanya materi sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV). Soal tes berupa soal pilihan ganda yang telah
dirancang langsung dari peneliti serta divalidasi oleh validator yakni
Amri, S.Pd., M.M dan Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd sebelum diujikan
kepada siswa. Tes kemampuan awal kemudian diberikan kepada kelas
yang telah dipilih melalui informasi yang telah didapatkan dari guru
mata pelajaran matematika.
2. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tes kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengacu pada
indikator kemampuan berpikir kreatif dari Silver yaitu kefasihan
(fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Bentuk tes
dalam penelitian ini berbentuk soal essay materi sistem persamaan
linear dua variabel (SPLDV). Tes essay yang diberikan berfungsi
Page 49
27
untuk melihat bagaimana cara subjek menyelesaikan soal atau masalah
terkait materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Page 50
28
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara adalah instrument non/bukan tes dengan
beberapa pertanyaan yang digunakan peneliti untuk dapat dijadikan
sebagai pedoman atau acuan untuk memperoleh informasi/data subjek
dengan metode tanya jawab (Ramlan, 2019:28). Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan untuk memverifikasi dan mengkaji lebih
dalam mengenai hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada subjek.
Wawancara yang dilakukan terkait dengan alasan siswa memilih
strategi penyelesaian dan kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan
soal yang diberikan sewaktu tes.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Tes
Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan teknik tes yang di
lakukan dengan memberikan instrumen tes yang merupakan seperangkat
soal atau pertanyaan dengan tujuan memperoleh data tentang
kemampuan siswa terutama pada aspek kognitf, Yudhanegara (Ramlan,
2019:28). Teknik tes dalam penelitian ini adalah salah satu metode atau
teknik pengumpulan data dimana peneliti memberikan tugas berbentuk
tes tertulis yaitu soal essay yang diberikan kepada subjek penelitian agar
memperoleh skor yang dapat digunakan untuk menentukan subjek yang
mau diwawancarai nantinya. Pada saat pelaksanaan tes, siswa diberi
waktu untuk menyelesaikan soal yang diberikan tanpa melihat jawaban
dari siswa lain ataupun membuka buku.
Page 51
29
2. Teknik Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan 2 orang atau lebih untuk bertukar ide
dan informasi melalui tanyajawab, hingga dapat di kontruksikan makna
pada suatu topik tertentu (Saffawati, 2019:54). Wawancara dilakukan
melalui tanya jawab dan/atau percakapan baik yang secara langsung
maupun yang tidak langsung. Adapun pengertian wawancara langsung
yaitu wawancara dilakukan yang secara langsung antar pewawancara
dengan yang diwawancarai tanpa menggunakan/melalui perantara,
sedangkan wawancara tidak langsung yaitu wawancara dilakukan dimana
pewawancara akan menanyakan suatu hal dengan melalui perantara
orang lain atau media.
Adapun teknik wawancara yang digunakan dengan wawancara
semi terstruktur. Tujuan wawancara tersebut untuk mengetahui alasan
subjek dalam menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir kreatif.
Pewawancara memberi kebebasan subjek mengenai apa saja yang
berhubungan dengan permasalahan yang diberikan. Tujuannya yaitu
untuk meminimalkan pengaruh pewawancara terhadap subjek.
Disamping itu, pewawancara seminimal mungkin membantu subjek
dalam menjawab permasalahan untuk mengarah ke arah jawaban yang
dikehendaki pewawancara, seperti memberi petunjuk atau motivasi yang
dapat mempengaruhi proses berpikir subjek.
Page 52
30
G. Teknik Analisis Data
Adapaun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Tes Kemampuan Awal
Hasil jawaban tes kemampuan awal dianalisis dengan memeriksa
jawaban siswa terlebih dahulu kemudian memberi skor pada setiap
jawaban siswa, untuk mendapatkan skor total dari hasil jawaban siswa
menggunakan rumus
Selanjutnya
mengelomppokan hasil jawaban siswa berdasarkan standar perolehan
nilai yang telah ditentukan. Adapun pengklasifikasiannya dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Standar Prolehan Nilai Siswa
Kategori Nilai yang diperoleh
Tinggi 90 – 100
Sedang 80 – 89
Rendah < 80
(Tim Direktorat Pembinaan SMP, 2017:21).
Kemudian memilih satu orang dari setiap kelompok untuk diberi soal
kemampuan berpikir kreatif.
2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Hasil jawaban tes kemampuan berpikir siswa dianalisis kemampuan
berpikir kreatifnya dengan memeriksa hasil jawaban siswa kemudian
mengklasifikasi dalam 3 kategori. Adapun pengkategorian berpikir
kreatif menurut Siswono (2008:40) merumuskan tingkat kemampuan
berpikir kreatif dalam matematika seperti pada tabel berikut:
Page 53
31
Tabel 3.2 Tingkatan Berpikir Kreatif
Tingkat Karakteristik
Tingkat 4
(Sangat Kretif)
Siswa dapat menunjukkan kefasiha,
fleksibilitas, dan kebaruan dalam
menyelesaikan maupun mengajukan masalah.
Tingkat 3
(Kreatif)
Siswa dapat menunjukkan kefasihan dan
kebaruan atau kefasihan dan fleksibilitas
dalam mengajukan maupun memecahkan
masalah.
Tingkat 2
(Cukup Kreatif)
Siswa dapat menunjukkan kebaruan atau
fleksibilitas dalam mengajukan maupun
mengajukan masalah.
Tingkat 1
(Kurang Kreatif)
Siswa dapat menunjukkan kefasihan dalam
memecahkan maupun mengajukan masalah.
Tingkat 0
(Tidak Kreatif)
Siswa tidak dapat menunjukkan ketiga aspek
indikator berpikir kreatif.
Setelah mengklasifikasi hasil jawaban siswa dilakukan wawancara
kepada siswa terkait hasil jawabannya.
3. Hasil Wawancara
Hasil wawancara peneliti dengan siswa kategori tinggi, sedang,
dan rendah berdasarkan kemampuan berpikir kreatif. Peneliti
mengumpulkan data hasil wawancara siswa, kemudian peneliti
memverifikasi hasil wawancara dan hasil kerja kemampuan berpikir
kreatif siswa agar data yang diperoleh dapat dikatakan valid serta
menarik kesimpulan dari data yang didapatkan.
H. Keabsahan Data
Keabsahan data yaitu konsep penting pada penelitian kualitatif.
Dengan menguji keabsahan data, peneliti dapat lebih yakin bahwa data
yang diperoleh benar-benar valid. Ada beberapa jenis uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif, namun pada penelitian ini menggunakan teknik
Page 54
32
triangulasi. Menurut Sugiyono (2018:273) Triangulasi didefinisikan
sebagai pemeriksaan data dari sumber yang berbeda dengan cara yang
berbeda dan pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini triangulasi
yang digunakan adalah triangulasi teknik/metode yang dilakukan dengan
membandingkan hasil tes dan hasil wawancara subjek untuk
memverifikasi keabsahan data.
Page 55
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan data hasil penelitian dan pembahasan
tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV) ditinjau dari kemampuan awal pada siswa
kelas IX SMP Negeri 5 Makassar.
A. Hasil Tes Kemampuan Awal
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX C10 SMP Negeri 5
Makassar, Jln. Sumba No. 15 Pattunuang, Kecamatan. Wajo, Kota Makassar
tahun ajaran 2021/2022 yang dilakukan secara virtual pada hari Senin, 6
September 2021 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang. Adapun hasil
pekerjaan tes kemampuan awal siswa kelas IX SMP Negeri 5 Makassar dapat
dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa
No. Skor Inisial Nama Siswa Kategori
1 90 NA Tinggi
2 90 DAM Tinggi
3 80 YA Sedang
4 80 SAM Sedang
5 80 SAA Sedang
6 80 MDF Sedang
7 80 HTP Sedang
8 80 ATU Sedang
9 70 ZAP Rendah
10 70 NEP Rendah
11 70 NIM Rendah
12 70 MNA Rendah
13 70 MFR Rendah
14 70 FDP Rendah
15 60 NAS Rendah
Page 56
34
No. Skor Inisial Nama Siswa Kategori
16 60 MYQ Rendah
17 60 AFH Rendah
18 60 AZP Rendah
19 50 AM Rendah
20 30 NPN Rendah
21 30 LR Rendah
22 30 AL Rendah
23 10 NAA Rendah
Dari tes kemampuan awal diatas diperoleh kategori tinggi sebanyak 2
orang, kategori sedang sebanyak 6 orang, dan kategori rendah sebanyak 15
orang berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan. Dari pengelompokan siswa
tersebut dipilih 3 subjek yaitu subjek DAM siswa dengan kategori tinggi, YA
siswa dengan kategori sedang dan ZAP siswa dengan kategori rendah, dengan
pertimbangan dari guru bidang studi matematika, yaitu siswa yang dianggap
cukup mampu mengekspresikan kreativitasnya dalam proses pembelajaran dan
pengerjaan soal.
B. Pengkodean Subjek Penelitian
Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan awal siswa
yang masing-masing berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Adapun
pengkodean subjek penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Pengkodean Subjek Penelitian
No. Tipe Kemampuan Kode Subjek
1 Kemampuan Tinggi KT
2 Kemampuan Sedang KS
3 Kemampuan Rendah KR
Page 57
35
Untuk memudahkan dalam menganalisis data pada bagian ini, maka
setiap petikan dialog diberikan kode tertentu. Untuk petikan dialog
pewawancara diberi kode “W” dan untuk petikan subjek tinggi diberi kode
“KT”, untuk subjek sedang diberi kode “KS”, dan untuk subjek rendah diberi
kode “KR”. Kemudian untuk kode “W1-01” artinya kode setelah “W” yakni
indikator pertama untuk pewawancara dan dua digit angka setelahnya “01”
yakni kode untuk pertanyaan pertama, kemudian kode “ST1-01” artinya kode
setelah “ST” yaitu subjek tinggi lalu angka “1” setelahnya yaitu kode untuk
indikator pertama dan dua digit angka setelahnya “01” yakni kode untuk
jawaban dari pertanyaan pertama.
C. Paparan Data
Berikut paparan data hasil tes kemampuan berpikir kreatif dan
wawancara dari ketiga subjek, guna memperjelas data hasil pekerjaan subjek
yang telah dianalisis disajikan soal tes kemampuan berpikir kreatif yaitu:
1. Anto mempunyai uang sebanyak Rp. 162.000 yang ingin diberikan kepada
anak-anak dan remaja, dia ingin memberikan Rp. 6.000 kepada setiap
anak-anak dan memberikan 2 kali lipatnya kepada remaja. Carilah
kemungkinan-kemungkinan berapa orang anak-anak dan remaja yang
dapat diberikan Anto sehingga uangnya habis?
2. Ifah lebih tua dari Ucy. Jumlah umur mereka adalah 44 tahun dan selisih
umur mereka adalah 8 tahun. Tentukan umur Ifah dan Ucy dengan
berbagai cara!
3. Nadia membeli 4 telur ayam dan 3 telur bebek seharga Rp. 17.000 dan
Wina membeli 3 telur ayam dan 4 telur bebek seharga Rp. 18.000. Tentukan
harga 1 telur bebek dan 1 telur ayam!
Page 58
34
Berikut penjelasan dari hasil analisis dari jawaban tes kemampuan berpikir
kreatif dan wawancara dari ketiga subjek:
Page 59
36
1. Subjek KT (Kemampuan Tinggi)
a. Data Hasil Pekerjaan Subjek Tinggi untuk Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif serta Wawancara untuk Soal Nomor 1 yakni Indikator
Kefasihan
Berikut hasil pekerjaan subjek tinggi untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator kefasihan dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil Jawaban Subjek KT pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Nomor 1
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat jawaban tes kemampuan
berpikir kreatif subjek KT untuk soal essay nomor 1, subjek KT
mengerjakan soal dengan benar. subjek dapat memberikan berbagai macam
jawaban dengan membuat 2 kemungkinan yang berbeda.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes essay
kemampuan berpikir kreatif subjek KT dalam mengerjakan soal sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV). Berikut petikan hasil wawancara
Page 60
37
subjek KT untuk soal essay kemampuan berpikir kreatif siswa untuk
indikator kefasihan pada soal nomor 1.
Kode Uraian
W1-01
KT1-01
W1-02
Coba lihat soal nomor 1 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Yang diinginkan dari soalnya yaitu mencari kemungkinan-
kemungkinan yang dapat diberikan anto sehingga uangnya habis
kak.
Baik dek. Bagaimana caranya menemukan kemungkinan-
kemungkinan dari soal tersebut?
KT1-02
W1-03
KT1-03
W1-04
Caranya kak yaitu berapa dikali 6 ribu dan dikali 12 ribu lalu
dijumlahkan mengasilkan 162 ribu
Jelaskan perbedaan kemungkinan-kemungkinan dari jawaban
yang adik tuliskan!
Perbedaannya itu kak, untuk kemungkinan pertama yaitu 11
anak-anak dan 8 remaja, kemudian kemungkinan kedua yaitu, 15
anak-anak dan 6 remaja
Baik dek terimakasih
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek KT untuk indikator
kefasihan soal nomor 1, dilihat bahwa subjek KT mengetahui maksud yang
diinginkan dari soal, pada kutipan (KT1-02) subjek KT bisa menjelaskan
proses dan caranya mengerjakan soal dengan benar dan tepat, selanjutnya
pada kutipan wawancara (KT1-03) subjek KT juga dapat membedakan
kemungkinan pertama dan kemungkinan kedua dari hasil pekerjaannya.
Berdasarkan hasil tes soal nomor 1 dan wawancara dengan subjek
KT menunjukkan bahwa subjek KT dapat menjawab soal dengan tepat dan
benar serta memberikan jawaban yang beragam atau bermacam-macam.
Page 61
38
d. Data Hasil Pekerjaan Subjek Tinggi untuk Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif serta Wawancara untuk Soal Nomor 2 yakni Indikator
Fleksibilitas
Berikut hasil pekerjaan subjek tinggi untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator fleksibilitas dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Hasil Jawaban Subjek KT pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Nomor 2
Berdasarkan gambar 4.2 jawaban tes kemampuan berfikir kreatif
subjek KT untuk soal essay nomor 1, subjek KT mengerjakan soal dengan
baik dan benar. Subjek dapat memberikan jawaban dengan berbagai cara
dengan menuliskan 2 cara yang berbeda dengan jawaban akhir yang benar
dan sama.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes essay
kemampuan berpikir kreatif subjek KT dalam mengerjakan soal sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV). Berikut petikan hasil wawancara
Page 62
39
subejk KT untuk soal essay kemampuan berpikir kreatif siswa untuk
indikator fleksibilitas pada soal nomor 2:
Kode
Uraian
W2-01
KT2-01
W2-02
KT2-02
W2-03
KT2-03
W2-04
Coba lihat soal nomor 2 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan umur Ifah dan Uci dengan berbagai cara kak
Berapa cara yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal
tersebut?
Dua cara kak
Coba jelaskan perbedaan kedua cara yang adik gunakan!
Pertama eliminasi kak yaitu dengan menghilangkan salah
satu varibel dengan cara menyamakan koefisien lalu
dikurangkan sehingga variabel yang satu dapat diketahui
nilainya begitu juga variabel sebaliknya. Kemudian kedua
yaitu dengan cara substitusi yaitu dengan cara mengganti
salah satu variabel dengan nilai variabel yang telah dketahui
kak begitu juga variabel sebaliknya kak.
Ohiyee dek
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek KT untuk indikator
fleksibilitas soal nomor 2, dilihat bahwa subjek KT mengetahui maksud dari
soal, dapat dilihat pada kutipan (KT2-03) subjek KT mampu menjelaskan
cara penyelesaian soal dengan cara yang berbeda-beda dengan
menggunakan 2 cara yang hasil akhirnya tepat.
Berdasarkan hasil tes soal nomor 2 dan wawancara dengan subjek
KT dapat menjawab soal dengan tepat dan menyajikan jawaban dengan
berbagai cara.
Page 63
40
e. Data Hasil Pekerjaan Subjek Tinggi untuk Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif serta Wawancara untuk Soal Nomor 3 yakni Indikator
Kebaruan
Berikut hasil pekerjaan subjek tinggi untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator kebaruan dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hasil Jawaban Subjek KT pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Nomor 3
Berdasarkan gambar 4.3 jawaban tes kemampuan berfikir kreatif
subjek KT untuk soal essay soal nomor 3, subjek KT mengerjakan soal
dengan benar dan baik, subjek KT menuliskan jawaban yang solusinya
berbeda dengan solusi-solusi yang ada.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes essay
kemampuan berpikir kreatif subjek KT dalam mengerjakan soal sistem
pesamaan linear dua variabel (SPLDV). Berikut petikan hasil wawancara
subjek KT untuk soal essay kemampuan berpikir kreatif siswa untuk indikator
kebaruan pada soal nomor 3:
Page 64
41
Kode
Uraian
W3-01
KT3-01
W3-02
KT3-02
W3-03
KT3-03
W3-04
KT3-04
W3-05
Coba lihat soal nomor 3 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan harga 1 telur bebek dan 1 telur ayam kak
Dari mana adik menemukan ide dalam menyelesaikan soal
tersebut?
Sesuai dari pemikiranku kak
Mengapa adik langsung memisalkan 4 telur ayam itu sama
dengan 8 ribu dan 3 telur bebek sama dengan 9 ribu begitu
juga 3 telur ayam sama dengan 6 ribu dan 4 telur bebek sama
dengan 12 ribu?
Awalnya saya membagi 2 dulu 17 ribu menjadi 9 ribu dengan
8 ribu kak, baru saya bagi dengan jumlah telur yang dibeli
yang bisa dibagi habis yaitu 9 ribu bisa dibagi habis dengan 3
dan 8 ribu bisa dibagi habis dengan 4, begitu juga dengan 18
ribu membagi duanya yang habis dibagi 3 dan habis dibagi 4
dan jumlahnya 18 ribu sehingga mendapatkan 6 ribu dan 12
ribu dan hasil dari keduanya harga 1 telur ayam adalah 2
ribu dan harga 1 telur bebek adalah 3 ribu kak
Apa perbedaan metode yang adik gunakan dalam
menyelesaikan soal tersebut dengan metode yang digunakan
pada umumnya?
Metode pada umumnya menggunakan eliminasi, substitusi
ataupun grafik kak, sedangkan yang saya gunakan sesuai
hasil pengamatan.
Ohiyee dek terima kasih
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek KT untuk indikator
kebaruan soal nomor 3, dilihat bahwa subjek KT bisa menangkap maksud
dari soal nomor 3, dilihat pada kutipan wawancara (KT3-03) subjek dapat
mengemukakan dengan baik cara penyelesaian yang subjek gunakan pada
soal nomor 3, kemudian pada kutipan (KT3-04) subjek juga mampu
membedakan metode yang digunakan pada umunya sehingga
menyelesaikan soal tersebut dengan caranya sendiri.
Berdasarkan hasil tes soal nomor 3 dan wawancara dengan subjek
KT memperlihatkan bahwa subjek KT dapat menjawab dan menyelesaikan
soal dengan cara kerja baru yang jarang digunakan oleh siswa lain.
Page 65
42
2. Subjek KS (Kemampuan Sedang)
a. Data Hasil Pekerjaan Subjek Sedang untuk Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif serta Wawancara untuk Soal Nomor 1 yakni Indikator
Kefasihan
Berikut hasil pekerjaan subjek sedang untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator kefasihan dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Hasil Jawaban Subjek KS pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Nomor 1
Berdasrkan gambar 4.4 jawaban tes kemampuan berfikir kreatif
subjek KS untuk soal essay nomor 1, subjek KS mampu mengerjakan soal
dengan baik dan tepat. Subjek KS dapat memberikan berbagai macam
jawaban dengan membuat 2 kemungkinan yang berbeda.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes
essay kemampuan berpikir kreatif subjek KS dalam mengerjakan soal
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Berikut petikan hasil
wawancara subjek KS untuk soal essay tes kemampuan berpikir kreatif
siswa untuk indikator kefasiahan pada soal nomor 1:
Page 66
43
Kode Uraian
W1-01
KS1-01
W1-02
Coba lihat soal nomor 1 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi sehingga uang
yang dimiliki anto habis diberikan kepada anak-anak dan
remaja kak
Baik dek. Bagaimana caranya menemukan kemungkinan-
kemungkinan dari soal tersebut?
KS1-02
W1-03
KS1-03
W1-04
Saya kalikan jumlah uang yang ingin diberikan kepada anak-
anak dan remaja lalu saya jumlahkan keduanya sehingga
hasilnya 162 ribu kak
Jelaskan perbedaan kemungkinan-kemungkinan dari jawaban
yang adik tuliskan!
Perbedaannya kak, kemungkinan pertama jumlah anak-anak
yang ingin diberikan yaitu 13 dan remaja yaitu 7, terus
kemungkinan kedua jumlah anak-anak yang ingin diberikan
yaitu 9 dan jumlah remaja juga 9 kak
Baik dek terimakasih
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek KS untuk
indikatorkefasihan soal nomor 1, terlihat bahwa subjek KS mengetahui dari
soal, dilihat pada kutipan (KS1-02) subjek KS bisa menjelaskan dengan
bahasanya sendiri proses penyelesaian pada soal dengan baik, kemudian
pada kutipan (KS1-03) subjek KS juga dapat membedakan kemungkinan
pertama dan kemungkinan kedua dari hasil pekerjannya.
Berdasarkan hasil tes soal nomor 1 dan wawancara dengan subjek
KS menunjukkan bahwa subjek KS dapat mengerjakan soal dengan tepat
seta memberikan jawaban yang beragam atau bermacam-macam.
Page 67
44
b. Data Hasil Pekerjaan Subjek Sedang untuk Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif serta Wawancar untuk Soal Nomor 2 yakni Indikator
Fleksibilitas
Berikut hasil pekerjaan subjek sedang untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator fleksibilitas dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil Jawaban Subjek KS pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kratif Nomor 2
Berdasarkan gambar 4.2 jawaban tes kemampuan berfikir kreatif
subjek KS untuk soal essay nomor 2, subjek KS mengerjakan soal dengan
baik. Subjek KS dapat memberikan jawaban dengan berbagai cara dengan
menuliskan 2 cara kerja yang bervariasi dengan jawaban akhir yang
diperoleh sama dan benar.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes
essay kemampuan berpikir kreatif subjek KS dalam mengerjakan soal
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Berikut petikan hasil
wawancara subjek KS untuk soal essay kemampuan berpikir kreatif siswa
untuk indikator fleksibilitas pada soal nomor 2:
Page 68
45
Kode
Uraian
W2-01
KS2-01
W2-02
KS2-02
W2-03
KS2-03
W2-04
Coba lihat soal nomor 2 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Yang ditanyakan dari soal tersebut yaitu berapa umur Ifah
dan Uci dengan berbagai cara kak
Berapa cara yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal
tersebut?
Dua cara kak
Coba jelaskan perbedaan kedua cara yang adik gunakan?
Cara pertama saya gunakan eliminasi kak menghilangkan
salah satu variabel dan cara kedua saya gunakan substitusi
yaitu mengganti variabelnya kak
Ohiyee dek
Berdasarkan hasil wawancara dngan subjek KS untuk indikator
fleksibilitas, dilihat bahwa subjek KS mengetahui maksud pada soal, dapat
dilihat bahwa subjek KS dapat memahami apa yang diinginkan pada soal,
dilihat pada kutipan wawancara (KS2-03) subjek KS mampu menjelaskan 2
metode atau cara yang digunakan dalam menjawab soal tersebut dengan hasil
akhir yang benar.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara dengan subjek KS pada soal
nomor 2 memperlihatkan bahwa subjek KS bisa mengerjakan soal secara
benar dengan berbagai cara atau metode.
c. Data Hasil Pekerjaan subjek sedang untuk tes kemampuan berpikir
kreatif serta wawancara untuk soal nomor 3 yakni indikator kebaruan
Berikut hasil pekerjaan subjek sedang untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator kebaruan dapat dilihat pada gambar 4.6.
Page 69
46
Gambar 4.6 Hasil Jawaban Subjek KS pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Nomor 3
Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat jawaban tes kemampuan
berpikir kreatif subjek KS untuk soal essay nomor 3, subjek KS
mengerjakan soal dengan benar tetapi pada indikator kebaruan subjek KS
hanya mampu memberikan jawaban pada umumnya tidak menggunakan
cara atau metode yang tidak biasa.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes
essay kemampuan berpikir kratif subjek KS dalam mengerjakan soal sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV). Berikut petikan hasil wawancara
subjek KS untuk soal essay kemampuan berpikir kreatif siswa untuk
indikator kebaruan pada soal nomor 3.
Kode
Uraian
W3-01
KS3-01
Coba lihat soal nomor 3 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Yang ditanyakan pada soal kak harga 1 telur bebek dan 1
telur ayam
Page 70
47
W3-02
KS3-02
W3-03
KS3-03
W3-04
Cara atau metode apa yang adik gunakan untuk
menyelesaikan soal tersebut?
Saya hanya menggunakan eliminasi dan substitusi kak
Baik dek, apakah ada acara lain yang bisa adik gunakan
dalam menyelesaikan soal tersebut kecuali eliminasi,
substitusi?
Tidak kak, yang saya tau cuman itu kak yang diajarkan oleh
guru saya
Ohiyee dek terima kasih
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek KS untuk indikator
kebaruan soal nomor 3 subjek mengetahui serta memahami maksud dari soal,
dapat dilihat bahwa subjek KS mampu menjelaskan apa yang diinginkan dari
soal tersebut tetapi pada kutipan wawancara (KS3-03) subjek KS tidak dapat
memberikan metode penyelesaian baru yang jarang digunakan oleh siswa
lain.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara dengan subjek KS pada soal
nomor 3 memperlihatkan bahwa subjek KS dapat mengerjakan soal dengan
benar tetapi subjek KS belum mampu memberikan jawaban yang tidak biasa
atau memberikan solusi yang berbeda dari solusi-solusi yang ada.
3. Subjek KR (Kemampuan Rendah)
a. Data hasil pekerjaan subjek rendah untuk tes kemampuan berpikir
kreatifserta wawancara untuk soal nomor 1 yakni indikator kefasihan
berikut hasil pekerjaan subjek rendah untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator kefasihan dapat dilhat pada gambar 4.7.
Page 71
48
Gambar 4.7 Hasil Jawaban Subjek KR pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Nomor 1
Berdasarkan gambar 4.7 jawaban tes kemampuan berfikir kreatif
subjek KR untuk soal essay nomor 1, subjek KR mengerjakan soal dengan
baik dan benar. Subjek KR dapat memberikan berbagai macam jawaban
dengan membuat 2 kemungkinan yang berbeda.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes essay
kemampuan berpikir kreatif subjek KR dalam mengerjakan soal. Berikut
petikan hasil wawancara subjek KR untuk soal essay kemampuan berpikr
kreatif siswa untuk indikator kefasihan pada soal nomor 1.
Kode Uraian
W1-01
KR1-01
W1-02
KR1-02
W1-03
KR1-03
W1-04
Coba lihat soal nomor 1 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Bagaimana caranya agar uang anto habis kak
Baik dek. Dari soal yang adik pahami, Bagaimana caranya
menemukan kemungkinan-kemungkinan dari soal tersebut?
Caranya kak saya cari angka berapa yang bisa dikali dengan 6
ribu dan dikali 12 ribu lalu dijumlahkan hasilnya jumlah uang
Anto yaitu 162 ribu
Jelaskan perbedaan dari kemungkinan-kemungkinan jawaban
yang adik tuliskan
Kemungkinan pertama itu kak yang saya dapat 7 orang anak-
anak dan 10 orang remaja, kemungkinan kedua saya dapat 9
orang anak-anak dan 9 orang remaja kak.
Baik dek terimakasih
Page 72
49
Sesuai hasil wawancara dengan subjek KR untuk indikator kefasihan
soal nomor 1, terlihat bahwa subjek KS mengetahui maksud yang diinginkan
pada soal, dapat dilihat pada kutipan wawancara (KR1-02) subjek KR mampu
menjelaskan cara penyelesaian pada jawaban dengan tepat, kemudian pada
kutipan (KR1-03) subjek KR juga dapat memberikan penjelasan terkait
perbedaan kemungkinan-kemungkinan dari hasil jawaban subjek.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara dengan subjek KS pada soal
nomor 1 memperlihatkan bahwa subjek KS dapat menjawab soal dengan baik
dan benar serta dapat memberikan jawaban yang beragam atau bermacam-
macam.
b. Data Hasil Pekerjaan Subjek Rendah untuk Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif serta Wawancara untuk Soal Nomor 2 yakni Indikator
Fleksibilitas
Berikut hasil 4.8. pekerjaan subjek rendah untuk tes essay
kemampuan berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV) untuk indikator fleksibilitas dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil Jawaban Subjek KR Pada Tes Essay
Kemampuan Berpikir Kreatif Soal Nomor 2
Berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat jawaban ts kemampuan
berpikir kreatif subjek KS untuk soal essay nomor 2 belum mampu
mengerjakan soal secara baik dan benar serta penyelesaian yang digunakan
subjek KR kurang
Page 73
50
tepat. Pada indikator fleksibilitas subjek KR belum mampu memberikan
jawaban dengan berbagai cara.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes essay
kemampuan berpikir kreatif subjek KR saat mengerjakan soal. Berikut
petikan hasil wawancara subjek KR untuk soal essay kemampuan berpikir
kreatif untuk indikator fleksibilitas pada soal nomor 2:
Kode
Uraian
W2-01
KR2-01
W2-02
KR2-02
W2-03
KR2-03
W2-04
Coba lihat soal nomor 2 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan umur Ifah dan Uci dengan berbagai cara kak
Berapa cara yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal
tersebut?
Tidak tau kak bingung
Apakah adik bisa menemukan cara untuk menyelesaiakan
soal tersebut?
Belum bisa kak
Ohiyee dek
Sesuai hasil wawancara dengan subjek KR pada soal nomo 2, subjek
dapat mengetahui apa yang diinginkan pada soal, tetapi pada kutipan (KR2-
02) subjek belum bisa menjelaskan cara penyelesaian soal dan belum bisa
memberikan jawaban dengan berbagai cara.
Berdasarkan hasil tes nomor 2 dan wawancara dengan subjek KR
memperlihatkan bahwa subjek KR belum dapat mengerjakan soal tersebut
dengan jawaban yang bervariasi atau menggunakan berbagai cara.
Page 74
51
c. Data Hasil Pekerjaan Subjek Rendah untuk Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif serta Wawancara untuk Soal Nomor 3 yakni Indikator Kebaruan
Berikut hasil pekerjaan subjek rendah untuk tes essay kemampuan
berpikir kreatif materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) untuk
indikator kebaruan dapat dilihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Hasil Jawaban Subjek KR pada Tes Essay Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Nomor 3
Sesuai gambar 4.9 dapat dilihat jawaban tes kemampuan berpikir
kreatif subjek KR untuk soal essay nomor 3, subjek tidak mampu mengerjakan
soal dengan tepat. Pada indikator kebaruan subjek KR tidak mampu
memberikan jawaban menggunakan cara atau metode yang tidak biasa.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperkuat hasil tes essay
kemampuan berpikir kreatif subjek KR dalam mengerjakan soal. Berikut
Kode
Uraian
W3-01
KR3-01
W3-02
KR3-02
W3-03
KR3-03
W3-04
Coba lihat soal nomor 3 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan harga 1 telur bebek dan 1 telur ayam
Bagaimana cara adik dalam menyelesaikan soal tersebut?
Tidak tau kak
apakah ada metode yang adik ketahui selain metode yang
biasa digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?
Tidak ada kak
Ohiye dek terima kasih
Page 75
52
petikan hasil wawancara subjek KR untuk soal essay kemampuan berpikir
kreatif untuk indikator kebaruan pada soal nomor 1:
Sesuai hasil wawancara subjek KR untuk indikator kebaruan pada soal
nomor 3, subjek KR tidak mencerna atau mengetahui apa maksud dari soal,
dapat dilihat pada kutipan wawancara (KR3-02) bahwa subjek KR tidak
mampu menjelaskan bagaimna cara menjawab pertanyaan dari soal tersebut
dan pada kutipan (KR3-03) subjek KR tidak dapat mengemukakan jawaban
yang menggunakan cara kerja atau metode yang baru atau jarang digunakan
oleh siswa lain.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara dengan subjek KR pada soal
nomor 3 memperlihatkan bahwa subjek KR tidak dapat mengerjakan soal
dengan benar dan subjek KR juga belum mampu memberikan jawaban yang
tidak biasa atau memberikan solusi yang berbeda dari solusi-solusi yang ada.
D. Pembahasan data
Pada bagian ini akan menjawab rumusan masalah pada bab 1 yaitu
bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) ditinjau dari pada kelas IX SMP
Negeri 5 Makassar. Dalam penelitian ini, peneliti beranggapan bahwa kreativitas
tidak mampu diukur dengan menggunakan nilai sehingga peneliti tidak
menggunakan penjenjangan nilai dalam menganalisis tingkat kreativitas siswa,
namun cukup menggunakan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan sebagai tiga
komponen dalam kreativitas.
Page 76
53
Dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara terhadap subjek,
peneliti menyimpulkan bahwa tidak semua subjek dapat memenuhi indikator
berpikir kreatif hanya ada 1 dari 3 subjek..
1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek Kemampuan Tinggi
Dari hasil analisis data, diketahui bahwa subjek dengan kategori
kemampuan tinggi memenuhi semua indikator berpikir kreatif yakni
kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat
kemampuan berpikir kreatif subjek KT sangat kreatif (tingkat 4).
Pemaparan hasil dari analisis jawaban tes kemampuan berpikir kreatif
dan wawancara pada subjek dengan kategori kemampuan tinggi berinisial
“DAM” adalah sebagai berikut:
a. Indikator Kefasihan
Indikator kefasihan yaitu siswa mampu menuliskan bermacam-
macam jawaban. Berdasarkan paparan data hasil tes kemampuan berpikir
kreatif pada soal nomor satu dan hasil dari wawancara dapat disimpulkan
bahwa subjek memahami apa yang diminta sesuai dengan soal dan dapat
dilihat subjek memberikan jawaban dengan menuliskan 2 kemungkinan. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Munandar (Siswono, 2008:17) yang
menyebutkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang semakin tinggi,
jika ia mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu
masalah. Hal ini terlihat pada hasil kerja subjek yang dapat mengerjakan tes
kemampuan berpikir kreatif soal nomor 1 dengan berbagai jawaban. Hal ini
sejalan dengan pendapat Fardah (2012) yang menyatakan bahwa siswa
berkemampuan tinggi akan menciptakan produk berpikir kreatif yang
Page 77
54
mencakup berbagai jenis, bereaksi sangat berbeda terhadap siswa lain dan
hasil yang disajikan sangat rinci dan jelas. Dilihat pada gambar 4.1 subjek
dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan sehingga
mampu mengerjakan soal dengan baik, subjek dapat membuat 2 kemungkinan
yang berbeda, kemungkinan pertama subjek KT memberikan jawaban 11
anak-anak dan 8 remaja kemudian mengalikan masing-masing sesuai jumlah
yang ingin diberikan, hasil dari keduanya dijumlahkan sehingga menghasilkan
jumlah uang yang dimiliki Anto. Kemungkinan kedua subjek KT memberikan
jawaban 15 anak-anak dan 6 remaja kemudian mengalikan masing-masing
sesuai jumlah yang ingin diberikan, hasil dari keduanya dijumlahkan sehingga
menghasilkan jumlah uang yang dimiliki Anto. Saat dikonfirmasi lewat
wawancara, subjek mampu menjelaskan dengan bahasa subjek sendiri apa
yang dapat dipahami dari pertanyaan nomor 1 dan dengan lancer menjelaskan
cara menyelesaikan dari pertanyaan nomor 1. sesuai dari hasil wawancara,
subjek dapat membedakan kemungkinan-kemungkinan dalam menentukan
jawaban dari soal tersebut. Subjek dapat menyelesaikan soal dengan jawaban
yang beragam sehingga dapat disimpulkan dari hasil tes berpikir kreatif dan
hasil wawancara subjek memenuhi indikator kefasihan..
b. Indikator Fleksibilitas
Indikator fleksibilitas yaitu siswa mampu memberikan jawaban
dengan berbagai cara. Berdasarkan paparan data hasil tes berpikir kreatif soal
nomor 2 dan wawancara memperlihatkan bahwa subjek mengetahu serta
Page 78
54
memahami maksud dari pertanyaan soal tesebut, serta subjek mampu
memberikan jawaban
Page 79
55
dengan berbagai cara. Hal ini sejalan dengan pendapat Vivin Septiana Riyadi
Putri & Pradnyo Wijayanti (Saffawati, 2019:98), siswa berkemampuan
matematika tinggi mampu menyelesaikan soal open ended dengan cara lain,
selain itu siswa juga menemukan cara yang tidak biasa. Subjek mampu
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari hasil jawaban tes
berpikir kreatif nomor 2. Dari soal tes kemampuan berpikir kreatif nomor 2
subjek dapat mengerjakan soal tersebut dengan tepat dan baik., pada indikator
fleksibilitas KT mampu memberikan jawaban dengan berbagai cara yaitu
dengan menuliskan 2 cara. Cara pertama subjek KT menggunakan metode
eliminasi dengan membuat persamaan 1 dan 2 terlebih dahulu kemudian
mengurangkan kedua persamaan untuk menghilangkan variabel x sehingga
nilai dari variabel y adalah 18, kemudian sebaliknya menjumlahkan kedua
persamaan untuk menghilangkan variabel y sehingga diperoleh nilai variabel x
adalah 26. Cara kedua subjek KT menggunakan metode substitusi dengan cara
mengganti salah satu variabel x atau y dengan nilai variabel yang telah
diketahui. Pada saat wawa ncara, subjek dapat menjelaskan dengan baik apa
yang dipahami dari soal tersebut. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa
subjek dapat menjelaskan kembali cara yang digunakan untuk menyelesaikan
soal nomor 2 dan juga mampu menjelaskan perbedaan dari kedua cara yang
digunakan. Dari kedua cara yang digunakan, subjek dapat mengemukakan
secara rinci proses mengerjakan soal tersebut. Dari hasil jawaban tes
kemampuan berpikir kreatif dan hasil wawancara, dapat ditarik kesimpulan
bahwa subjek mampu menyelesaikan soal dengan berbagai cara sehingga
memenuhi indikator fleksibilitas.
Page 80
56
c. Indikator Kebaruan
Indikator kebaruan yaitu siswa mampu menyelesaikan suatu masalah
dengan jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa lainnya. Berdasarkan
paparan data hasil tes berpikir kreatif nomor 3 dan hasil wawancara
menunjukkan bahwa subjek memahami maksud pertanyaan. Subjek dapat
menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif nomor 3 menggunakan metode
atau cara yang berbeda dari siswa lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Erry
Hidayanto & Mirza Amelia Oktaviani (Saffawati, 2019: 99) siswa
berkemampuan matematika tinggi melengkapi kriteria kebaruan sebab siswa
mampu menyelesaikan soal dengan cara yang tidak lazim atau memberiikan
solusi-solusi yang berbeda dari solusi yang ada. Hal ini terlihat dari hasil tes
nomor 3, subjek KT mampu menuliskan apa yang diketahui dan yang
ditanyakan, subjek KT memisalkan 4 telur ayam seharga 8.000 dan 3 telur
bebek seharga 9.000 jumlahnya 17.000 kemudian 3 telur ayam seharga 6.000
dan 4 telur bebek seharga 12.000 jumlahnya 18.000, maka subjek KT
memperoleh harga 1 telur ayam 2.000 dengan cara membagi harga telur ayam
dibagi jumlah telur ayam, kemudian subjek KT memperoleh harga 1 telur
bebek 3.000 dengan cara membagi harga telur bebek dengan jumlah telur
bebek. Dapat dilihat bahwa subjek mampu menyelesaikan soal tes
kemampuan berpikir kreatif nomor 3 dengan menggunakan caranya sendiri
atau mampu memberikan solusi yang berbeda dari solusi-solusi yang ada. Hal
ini sesuai dengan pendapat Seifert (2009:157), kemampuan siswa tentang
kebaruan dapat ditunjukkan dengan menciptakan atau merespon dengan
Page 81
56
jawaban yang tidak lazim atau terbilang unik. Pada saat wawancara, subjek
dapat menjelaskan secara lancar
Page 82
57
cara baru yang digunakan serta mampu membedakan cara baru yang
digunakan dengan cara penyelesaian pada umumnya. Dari hasil wawancara,
subjek menggunakan cara tersebut sesuai dengan pengamatan terhadap soal
dan cara penyelesaiannya diperoleh dari pemikiran subjek sendiri. Dari hasil
pekerjaan tes kemampuan berpikir kreatif dan hasil wawancara, dapat
disimpulkan bahwa subjek memenuhi indikator kebaruan.
2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek Kemampuan Sedang
Dari hasil analisis data, diketahui bahwa subjek dengan kategori
kemampuan sedang memenuhi dua indikator berpikir kreatif yakni kefasihan
dan flesksibilitas, serta tidak dapat memenuhi indikator kebaruan, maka dapat
dikatakan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif subjek KS kreatif
(tingkat 3).
Pemaparan hasil analisis jawaban tes kemampuan berpikir kreatif dan
wawancara pada subjek dengan kategori kemampuan sedang berinisial “YA”
adalah sebagai berikut:
a. Indikator Kefasihan
Indikator kefasihan yaitu siswa mampu menuliskan bermacam-macam
jawaban. Berdasarkan paparan data hasil tes kemampuan berpikir kreatif
nomor 1 dan hasil wawancara memperlihatkan bahwa subjek memahami soal.
hal ini terlihat pada gambar 4.4 dimana subjek berhasil menyelesaikan
masalah yang ada pada soal dengan baik. Subjek yang berinisial YA mampu
memberikan dua jawaban yang tidak sama dengan hasil yang benar dan sama.
Subjek KS menyelesaikan soal dengan benar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Seifert (2009:157), kefasihan dapat ditemukan dalam kemampuan untuk
Page 83
58
menghasilkan banyak tanggapan terhadap sutau masalah dan rangsangan. Pada
indikator kefasihan subjek KS mampu memberikan bermacam-macam
jawaban yaitu dengan menuliskan 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama
subjek KS memberikan jawaban 13 anak-anak dan 7 remaja kemudian
mengalikan masing-masing sesuai jumlah yang ingin diberikan, hasil dari
keduanya dijumlahkan sehingga menghasilkan jumlah uang yang dimiliki
Anto. Kemungkinan kedua subjek KS memberikan jawaban 9 anak-anak dan 9
remaja kemudian mengalikan masing-masing sesuai jumlah yang ingin
diberikan, hasil dari keduanya dijumlahkan sehingga menghasilkan jumlah
uang yang dimiliki Anto yaitu 162.000. Pada saat wawancara, subjek mampu
menjelaskan dengan baik hasil jawabannya. Subjek mampu memahami apa
yang diinginkan dari soal dan subjek juga mampu membedakan kemungkinan-
kemungkinan dari hasil jawaban soal tersebut. Dari hasil tes kemampuan
berpikir kreatif dan wawancara dapat disimpilkan bahwa subjek dapat
menyelesaikan masalah/soal dengan berbagai jawaban sehingga memenuhi
indikator kefasihan.
b. Indikator Fleksibilitas
Indikator fleksibilitas yaitu siswa mampu memberikan jawaban
dengan berbagai cara. Berdasarkan paparan data dari hasil tes pada soal nomor
2 dan hasil dari wawancara dapat dikatakan bahwa subjek telah memahami
apa yang dimaksud dari soal nomor 2 tersebut yang dapat dilihat dari hasil tes,
subjek mampu menuliskan apa yang telah diketahui dan apa yang ditanyakan.
Dari hasil tes tersebut subjek dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan
2 cara penyelesaian yang berbeda. Hal ini sejalan dengan pendapat Murni
Page 84
58
(Damayanti, 2017:8) bahwa pendekatan open ended dapat memberi
kesempatan untuk siswa
Page 85
59
memperoleh pengetahuan dan pengalaman serta memecahkan masalah dengan
menggunakan cara yang berbeda-beda. Cara pertama subjek KS menggunakan
metode eliminasi dengan membuat persamaan 1 dan 2 terlebih dahulu
kemudian mengurangkan kedua persamaan untuk menghilangkan variabel x
sehingga nilai dari variabel y adalah 18, kemudian sebaliknya menjumlahkan
kedua persamaan untuk menghilangkan variabel y sehingga diperoleh nilai
variabel x adalah 26. Cara kedua subjek KS menggunakan metode substitusi
dengan cara mengganti salah satu variabel x atau y dengan nilai variabel yang
telah diketahui. Menurut Seifert (2009: 157), berpendapat bahwa kemampuan
fleksibilitas siswa dapat diketahui berdasarkan pada pendekatan tanpa harus
berfokus pada sudut tertentu namun dilihat dari berbagai sudut. Hal ini juga
sesuai dengan teori dimana siswa dapat menyelesaikan masalah dengan cara
yang beragam melalui sudut pandang yang berbeda dan solusi yang beragam.
Saat wawancara, dapat di konfirmasi bahwa subjek mampu menjelaskan apa
yang telah dipahami dari soal tersebut dengan baik. Dari hasil wawancara
meujukkan bahwa subjek daptat menjelaskan kembali dengan lancer du acara
penyelesaian soal yang digunakan dalam menyelesaikan tes kemampuan
berpikir kreatif pada soal nomor 2 dan subjek juga mampu membedakan
kedua cara yang digunakan. Berdasarkan hasil tes dan wawancara
menunjukkan bahwa subjek mampu menyelesaikan soal dengan berbagai cara
sehingga memenuhi indikator fleksibilitas.
c. Indikator Kebaruan
Indikator kebaruan yaitu siswa mampu menyelesaikan suatu masalah
dengan jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa lainnya. Berdasarkan
Page 86
60
paparan data hasil dari tes kemampuan berpikir kreatif pada soal nomor 3 dan
hasil wawancara dapat dikatakan bahwa subjek telah memahmai apa yang
dimaksud dari soal nomor 3 dan subjek mampu me nyelesaikan tes
kemampuan berpikir kreatif pada soal nomor 3 tetapi tidak dapat
menggunakan cara yang baru atau yang berbeda dari siswa lain. Hal ini
sejalan dengan pendapat Tatag Yuli Eko Siswono (Saffawati, 2019:101)
siswa berkemampuan sedang tidak mampu mengerjakan soal mengguakan
cara yang tidak lazim atau jarang ditemukan siswa seusianya sehingga belum
dapat memenuhi kriteria kebaruan. Terlihat dari hasil tes kemampuan berpikir
kreatif soal nomor 3, subjek KS mampu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan dan memberikan jawaban dengan benar tetapi subjek KS
hanya mampu memberikan jawaban pada umumnya dengan membuat
persamaan 4x +3y =17.000 dan 3x + 4y = 18.000, selanjutnya subjek KS
menggunakan metode eliminasi dan substitusi sehingga memperoleh jawaban
telur ayam dengan harga 2.000 dan telur bebek dengan harga 3.000. Subjek
tidak dapat menggunakan metode yang berbeda dari siswa lainnya. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa metode penyelesaian yang digunakan dalam
proses pembelajaran matematika tersebut yang subjek gunakan. Dari hasil tes
kemampuan berpikir kreatif dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa
subjek tersebut belum memenuhi indikator kebaruan karena tidak dapat
menyelesaikan masalah dengan cara lain.
3. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek Kemampuan Rendah
Dari hasil analisis data, diketahui bahwa subjek dengan kategori
kemampuan rendah memenuhi 1 indikator berpikir kreatif uakni kefasihan
Page 87
61
subjek tidak dapat memenuhi indikator fleksibilitas dan indikator kebarua,
maka dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif subjek KR
kurang kreatif (tingkat 1).
Pemaparan hasil dari analisis jawaban tes kemampuan berpikir
kreatif dan wawancara pada subjek dengan kategori kemampuan renda
berinisial “ZAP” adalah sebagai berikut:
a. Indikator Kefasihan
Indikator kefasihan yaitu siswa mampu menuliskan bermacam-macam
jawaban. Berdasarkan paparan data hasil tes kemampuan berpikir kreatif
dengan wawawancara memperlihatkan bahwa subjek mengetahui dan
mencerna apa yang diinginkan pada soal nomor 1. Terlihat pada gambar 4.7
subjek mampu mengerjakan soal dengan baik, dengan menuliskan 2 jawaban
yang berbeda, subjek mampu menyelesaikan soal dengan benar. Hal ini
sesuai dengan pendapat Torrance (Siswono, 2008:23) yang mengemukakan
bahwa kefasihan itu mengacu pada jumlah ide yang dihasilkan dalam
menanggapi suatu perintah. Pada indikator kefasihan subjek KR mampu
memberikan bermacam-macam jawaban yaitu dengan menuliskan 2
kemungkinan. Kemungkinan pertama subjek KR memberikan jawaban 7
anak-anak dan 10 remaja kemudian mengalikan masing-masing sesuai jumlah
yang ingin diberikan, hasil dari keduanya dijumlahkan sehingga
menghasilkan jumlah uang yang dimiliki Anto. Kemungkinan kedua subjek
KR memberikan jawaban 9 anak-anak dan 9 remaja kemudian mengalikan
masing-masing sesuai jumlah yang ingin diberikan, hasil dari keduanya
Page 88
60
dijumlahkan sehingga menghasilkan jumlah uang yang dimiliki Anto yaitu
162.000. Pada saat
Page 89
62
wawancara, subjek dapat menjelaskan apa yang diinginkan pada soal, subjek
mampu menjelaskan bagaimana cara menemukan kemungkinan-
kemungkinan jawaban pada soal. Hal ini sejalan dengan pendapat Zuroidah
(2015:108), salah satu faktor yang dominan dikuasai atau dicapai oleh siswa
yaitu kefasihan. Berdasarkan hasil jawaban tes kemampuan berpikir kreatif
dan wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek dapat memberikan
bermacam-macam jawaban sehingga memenuhi indikator kefasihan.
b. Indikator Fleksibilitas
Indikator fleksibilitas yaitu siswa mampu memberikan jawaban
dengan berbagai cara. Berdasarkan paparan data hasil tes kemampuan
berpikir kreatif juga wawancara pada soal nomor 2 memperlihatkan bahwa
subjek kurang mampu mencerna soal nomor 2. Subjek belum mampu
menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir kreatif nomor 2 dengan benar
dan memberikan berbagai macam cara. Hal ini sejalan dengan pendapat
Aliksa Kristiana Dwi Utami & Erna Kuneni (Nufus, 2021:75-76) disebutkan
bahwa siswa berkemampuan matematika rendah sebagian besar tidak mampu
berpikir secara fleksibel dan kebaruan bahkan juga ketiga indikator. Hal ini
dapat dilihat pada gambar 4.8 subjek menuliskan diketahui dan ditanyakan
lalu pada penyelesaian subjek langsung mengurangkan jumlah umur dengan
selisih umur yaitu 44 dikurang 8 hasilnya 36. Pada saat wawancara, subjek
mampu menjelaskan apa yang diinginkan dari soal tetapi subjek belum
mampu menjelaskan bagaimana menyelsaikan soal tersebut dengan berbagai
cara. Berdasarkan hasil jawaban tes kemampuan berpikir kreatif dan
wawancara, dapat ditarik kesimpulan
Page 90
63
bahwa subjek belum mampu menyelesaikan soal dengan berbagai cara
sehingga tidak memenuhi indikator fleksibilitas.
c. Indikator Kebaruan
Indikator kebaruan yaitu siswa mampu menyelesaikan suatu masalah
dengan jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa lainnya. Berdasarkan
paparan data hasil jawaban tes kemampuan berpikir kreatif nomor 3 dengan
wawancara memperlihatkan bahwa subjek belum mengetahui maksud dari
soal serta subjek belum mampu memberikan jawaban dengan tidak biasa atau
memberikan solusi dari solusi-solusi yang ada. Hal ini sejalan dengan
pendapat Aliksa Kristiana Dwi Utami & Erna Kuneni (Nufus, 2021:75-76)
disebutkan bahwa siswa berkemampuan matematika rendah sebagian besar
tidak mampu berpikir secara fleksibel dan kebaruan bahkan juga ketiga
indikator. Berdasarkan hasil jawaban tes kemampuan berpikir kreatif nomor
3, subjek hanya mencantumkan diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal
subjek KR tidak dapat mengerjakan soal dengan benar. Pada indikator
kebaruan subjek KR tidak mampu memberikan jawaban menggunakan cara
atau metode yang tidak biasa. Hal ini sejalan dengan pernyataan Siswono
(2008:23), hanya 5% yang menunjukkan kemampuan dalam menyelesaikan
soal dengan cara kebaruan. Pada penelitian ini sesuai dengan pendapat
Siswono (2018) sehingga bisa disimpulkan pencapaian indikator kebaruan
masih tergolong rendah/sedikit. Pada saat wawancara, subjek hanya
mengetahui apa yang diinginkan dari soal tetapi subjek belum mampu
menjelaskan cara menyelesaikan soal dengan cara penyelesaian yang baru.
Berdasarkan hasil kerja tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara dapat
Page 91
64
ditarik kesimpulan bahwa subjek belum mampu memberikan solusi yang
berbeda dari solusi-solusi yang ada sehingga subjek tidak memenuhi indikator
kebaruan.
Berikut tabel 4.3 yang menggambarkan pembahasan yang telah
dikemukakan dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
Tabel 4.3 Matriks Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Subjek Ketercapaian Indikator Tingkat Kemampuan
Berpikir Kreatif
Kemampuan
Tinggi
Kefasihan, karena subjek mampu
memberikan bermacam-macam
jawaban dengan menuliskan 2
macam kemungkinan yang terjadi
Fleksibilitas, karena subjek mampu
memberikan jawaban dengan
berbagai cara yaitu menggunakan 2
cara, cara pertama eliminasi dan
cara kedua substitusi
Kebaruan, karena subjek mampu
memberikan solusi yang berbeda
dari solusi-solusi yang ada yaitu
tidak menggunakan metode
penyelesaian pada umumnya yaitu
eliminasi, substitusi, dan grafik
Tingkat 4 (sangat kreatif)
yaitu mampu
menunjukkan kefasihan,
fleksibilitas, dan
kebaruan
Kemampuan
Sedang
Kefasihan, karena subjek mampu
memberikan bermacam-macam
jawaban dengan menuliskan 2
macam kemungkinan yang terjadi
Fleksibilitas, karena subjek mampu
memberikan jawaban dengan
berbagai cara yaitu menggunakan 2
cara, cara pertama eliminasi dan
cara kedua substitusi
Tingkat 3 (kreatif) yaitu
mampu menunjukkan
kefasihan dan
fleksibilitas
Kemampuan
Rendah
Kefasihan, karena subjek mampu
memberikan bermacam-macam
jawaban dengan menuliskan 2
macam kemungkinan yang terjadi
Tingkat 1 (kurang
kreatif) yaitu mampu
menunjukkan kefasihan
Page 93
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah dan hasil penelitian pada pembahasan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek dengan Kemampuan Tinggi
Subjek kemampuan tinggi memperlihatkan bahwa subjek memenuhi
ketiga indikator berpikir kreatif. Indikator kefasihan, subjek mampu
memberikan bermacam-macam jawaban dengan menuliskan 2 macam
kemungkinan yang terjadi, indikator fleksibilitas, subjek mampu
memberikan jawaban dengan berbagai cara yaitu menggunakan 2 cara, cara
pertama eliminasi dan cara kedua substitusi, dan indikator kebaruan, subjek
mampu memberikan solusi yang berbeda dari solusi-solusi yang ada yaitu
tidak menggunakan metode penyelesaian pada umumnya yaitu eliminasi,
substitusi, dan grafik, sehingga subjek dikatakan sangat kreatif atau
dikategorikan kedalam tingkat 4 pada tingkatan kemampuan berpikir kreatif.
2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek dengan Kemampuan Sedang
Subjek kemampuan sedang memperlihatkan bahwa subjek memenuhi
dua indikator berpikir kreatif. Indikator kefasihan, subjek mampu
memberikan bermacam-macam jawaban dengan menuliskan 2 macam
kemungkinan yang terjadi dan indikator fleksibilitas, subjek mampu
memberikan jawaban dengan berbagai cara yaitu menggunakan 2 cara, cara
pertama eliminasi dan cara kedua substitusi, sehingga subjek dikatakan
Page 94
66
kreatif atau dikategorikan kedalam tingkat 3 pada tingkatan kemampuan
berpikir kreatif.
3. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek dengan Kemampuan Rendah
Subjek kemampuan rendah memperlihatkan bahwa subjek cuma
memenuhi satu indikator. Indikator kefasihan, subjek mampu memberikan
bermacam-macam jawaban dengan menuliskan 2 macam kemungkinan
yang terjadi, sehingga subjek dikatakan kurang kreatif atau dikategorikan
kedalam tingkat 1 pada tingkatan kemampuan berpikir kreatif.
A. Saran
Mengacu pada kesimpulan dan hasil penelitian, maka adapun saran
yang dapat dikemukakan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, agar menjadi sumber informasi untuk sekolah supaya
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dan pembelajaran di bidang
matematika.
2. Bagi guru, diharapkan dengan penelitian ini guru dapat mempelajari dan
memahami keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah
khususnya pada soal SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel)
dengan selalu memberikan soal tentang berpikir kreatif dapat
membiasakan siswa agar dapat meningkatkan kreatifitas yang dimiliki oleh
setiap siswa.
3. Bagi siswa, agar dapat terus mengembangkan kemampuan berpikir
kreatifnya sehingga dapat menyelesaikan dan memecahkan soal-soal
matematika dengan lebih mudah.
Page 95
66
4. Bagi peneliti, agar dapat terus meningkatkan, mencari, dan memperluas
pengalaman ilmiah agar mampu menerapkannya. Dapat berkonstribusi
Page 96
67
dalam peningkatan mutu pendidikan matematika dengan menjadi
tambahan informasi atau referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian serupa.
Page 97
68
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, H.T. 2017. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dalam
Menyelesaikan Soal Open Ended Siswa Kelas VII SMP Batik Surakarta.
Skripsi online. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Direktorat Pembinaan SMP. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Fardah, D.K. (2012). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano, 3(2)
Fitriani, L.,& Wardianti, Y. (2014). Analisis Kemampuan Mahasiswa
Mengidentifikasi Tumbuhan Paku (Pterdophyta). Jurnal Perspektif
Pendidikan. 8(2): 143–151.
Ghufron, Nur & Risnawita, Rini.2014. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
Hamzah dan A. Muhlisrarini.2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.
Harriman.2017. Panduan untuk Memahami Istilah Psikologi. Jakarta: Restu
Agung.
Hewi, L., & Shaleh, M. (2020). Refleksi Hasil PISA (The Programme For
International Student Assesment): Upaya Perbaikan Bertumpu Pada
Pendidikan Anak Usia Dini). Jurnal Golden Age, 4(01), 30–41.
https://doi.org/10.29408/jga.v4i01.2018
Karim. (2013). Berpikir Kreatif Siswa Membuat Koneksi Matematis dalam
Pemecahan Masalah. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. FMIPA UNY. Yogyakarta. 363–370.
Kusumaningrum, N.H.2017. Peningkatan Kemampuan Cara Mengkritik pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Critical Incident Pada
Siswa Kelas VI MI Al-Hidayah Bonewo Surabaya. Surabaya: UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Mahmudi, A. (2010). Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis.
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XV. Malang: UNIMA.
Page 98
69
Mulyaningsih, T., & Ratu, N. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Smp Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Materi Pola Barisan
Bilangan. Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter, 1(1), 34.
https://doi.org/10.31764/pendekar.v1i1.266
Munandar, U. S. C.2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mursidik, E. M., Samsiyah, N., & Rudyanto, H. E. (2015). Kemampuan berfikir
dalam memecahkan masalah matematika open-ended di tinjau dari tingkat
kemampuan matematika pada siswa sekolah dasar. PEDAGOGIA: Journal
of Education, 4(1), 23–33.
Noer, S. H. (2013). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Pembelajaran
Matematika Berbasis Masalah Open-Ended. Jurnal Pendidikan Matematika,
5(1). https://doi.org/10.22342/jpm.5.1.824.
Nufus Zaikatun. 2021. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
Mtsn Mtsn. skripsi online. Darussalam banda aceh: Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry.
Novita Eva. 2017. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Emotional
Quotient Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Teori
Wallas Di Kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Jambi. Skripsi online. Jambi:
Universitas Jambi
OECD.2019. Programme for International Student Assessment. Canada: OECD
Ramdani, Y. (2006). Kajian pemahaman matematika melalui etika pemodelan
matematika. Jurnal Sosial Dan Pembangunan. 22(1).
Ramlan Helmyaty. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal-Soal Logaritma Pada Kelas X Mia SMA Negeri 9
Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Unismuh Makassar
Saffawati Diyana. 2019. Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Open-Ended Pada Materi Kubus dan Balok Kelas VIII di MTs AL
Ma’rif Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018. Tulungagung: IAIN
Tulungagung.
Scheilcher, A.2018. PISA 2018 Insight and Interpretations.
Seifert, K. (2009).Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan:
Manajemen Mutu Psikologi pendidikan Para Pendidik. Yogyakarta:
IRCiSoD.
Septiari, D., Japa, I. G. N., Agung, A. A. G., Pgsd, J., & Tp, J. (2013). Pengaruh
Model Pembelajaran Metakognitif Berbasis Masalah Terbuka Terhadap
Page 99
68
Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas Iv Sd No . 1
Denbantas. 1.
Page 100
70
Siswono.2005. Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Prosiding Seminar
Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika Vol. 28. Peranan
Matematika Dan Terapannya Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya
Manusia Indonesia. Jurusan Matematika FMIPA Unesa.
Siswono, T. Y. E. (2006). Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan
Berpikir Kreatif dalam Matematika. Pancaran Pendidikan Tahun XIX No, 6.
Siswono, T. Y. E., & Budayasa, I. K. (2006). Implementasi Teori Tentang Tingkat
Berpikir Kreatif dalam Matematika. Seminar Konferensi Nasional
Matematika XIII Dan Konggres Himpunan Matematika Indonesia Di
Jurusan Matematika FMIPA. Universitas Negeri Semarang 1–16.
Siswono, T. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.
Surabaya: Unesa University Press.
Siswono, T. Y. E. (2018). Pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan
pemecahan masalah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Siwi Febriani & Novisita Ratu. 2018. Profil Proses Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Dalam Pemecahan Masalah Open Ended Berdasarkan Teori
Wallas. Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya
Wacana.
Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi
12 Buku 1. Terjemahan: Diana Angelica, Ria Cahyani dan Abdul
Rosyid. Jakarta: Salemba Empat.
Sudarma.2013. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta:
Rajagrafindo Pustaka.
Sugiyono.2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
ALFABETA, cv.
Suherman.2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA-UPI.
Sujarwo, E., & Yunianta, T. N. H. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas VIII SMP Dalam Menyelesaikan Soal Luas Bangun Datar.
Jurnal Kajian Pembelajaran.2(April),1–9.
Sunarsih Anis. (2009). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Pada
Materi Luas Permukaan Serta Volume Prisma Dan Limas. Skripsi,
2009(75), 31–47.
Page 101
71
Suparman.2017. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Matematika
Realistik Indonesia Dalam Memfasilitasi Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa
pada Pokok Bahasan Bentuk-bentuk Aljabar Kelas VII MTs Madani Paopao
Kabupaten Gowa. Skripsi online. Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Susanti, Rita. Chandra Novtiar. 2018. Kemampuan berpikir Kreatif Matematis
Siswa SMP Kelas VIII pada Materi Bangun Datar. Jurnal Hasil-hasil
Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri, Vol.5 No.1, 38-43.
Syah, Muhibbin.2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Zuroidah, E. (2015). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X di
MA Aswaja Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015. IAIN
Tulungagung.
Page 103
73
LAMPIRAN A
Instrumen Penelitian
Page 104
74
Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal
Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Soal : 10 Nomor
Alokasi Waktu : 60 Menit
Materi KD Indikator Soal Bentuk No.
Soal
Pola Bilangan
3.1 Membuat generalisasi
dari pola pada barisan
bilangan dan barisan
konfigurasi objek.
Mengidentifikasi pola
bilangan dari suatu
barisan
Pilihan
Ganda 1
Menjelaskan salah satu
konfigurasi objek yang
terkait dengan pola
bilangan
Pilihan
Ganda 2
Bidang
kartesius
3.2 Menjelaskan
kedudukan titik
dalam bidang
koordinat kartesius
yang dihubungkan
dengan masalah
kontekstual.
Mendeskripsikan
langkah-langkah
menentukan jarak dua
buah titik dalam bidang
kartesius
Pilihan
Ganda 3
Relasi dan
Fungsi
3.3 Mendeskripsikan dan
manyatakan relasi
dan fungsi dengan
menggunakan
berbagai representasi
(kata-kata, tabel,
grafik, diagram, dan
persamaan).
Menjelaskan nilai
fungsi.
Pilihan
Ganda 4
Persamaan
Garis Lurus
3.4 Menganalisis fungsi
linear (sebagai
persamaan garis
lurus) dan
menginterpretasikan
grafiknya yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
Memahami dan
menentukan
kemiringan persamaan
garis lurus Pilihan
Ganda 5
Page 105
75
Persamaan
Linear Dua
Variabel
3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
Menjelaskan model dan
sistem persamaan
linear dua variabel
Pilihan
Ganda 6
Menentukan nilai
variabel persamaan
linear dua variabel
dalam kehidupan
sehari-hari
Pilihan
Ganda 7
Pilihan
Ganda 8
Pilihan
Ganda 9
Pilihan
Ganda 10
Page 106
76
Soal Tes Kemampuan Awal
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal :
Waktu : 60 Menit
Petunjuk Soal:
a. Berilah tanda silang (X) pada satu jawaban a,b,c atau d yang anda anggap
benar!
b. Berikan alasan anda mengapa anda memilih jawaban tersebut!
1. Dua suku berikutnya dari barisan 4,5,8,13,20,…,…. Adalah
a. 33 dan 39 c. 29 dan 40
b. 29 dan 33 d. 24 dan 27
2. Perhatikan bentuk pola bilangan berikut.
Tentukan suku ke-10 dari pola bilangan di atas!
a. 110 c. 135
b. 125 d. 140
3. Perhatikan koordinat kartesius berikut.
Page 107
77
Suatu pesawat semula berada di titik A. Pesawat itu bergerak 2 satuan ke
selatan, lalu belok ke arah barat sejauh 3 satuan, dan belok ke arah utara
sejauh 3 satuan. Koordinat pesawat tersebut saat ini adalah ….
a. (2,-2) c. (-2,3)
b. (-2,-3) d. (3,-2)
4. Suatu fungsi didefinisikan dengan rumus f (x) = 5x – 3. Nilai f (4) adalah ….
a. 16 c. 18
b. 17 d. 19
5. Gradien persamaan garis yang melalui titik (3,6) dan (6,9) adalah ….
a.
c. 3
b. 1 d. 5
6. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 12, x – y = 4 adalah ….
a. {4,8} c. {4,12}
b. {12,4} d. {8,4}
7. Harga 4 donat dan 5 roti kukus adalah Rp 4.550. Sedangkan harga 2 donat dan
3 roti kukus adalah Rp 2.550. Harga 1 donat dan 2 roti kukus adalah ….
a. Rp 450 dan Rp 550 c. Rp 450 dan Rp 1.100
b. Rp 550 dan Rp 450 d. Rp 1.100 dan Rp 450
8. Harga 8 buku tulis dan 6 pensil Rp 14.400. Harga 6 buku tulis dan 5 pensil Rp
11.200. Jumlah harga 5 buku tulis dan 8 pensil adalah ….
a. Rp 11.800 c. Rp 12.800
b. Rp 14.800 d. Rp 13.600
9. Jumlah kelereng Bagas dan Erwin 60 butir, sedangkan selisih kelereng Bagas
dan Erwin adalah 16 butir. Banyak kelereng Bagas adalah ….
a. 34 c. 38
b. 33 d. 37
10. Tarif tiket parkir untuk setiap mobil adalah Rp. 2000 dan untuk sebuah sepeda
motor Rp. 1000. Pada sebuah tempat parkir, dengan tarif tersebut terdapat
mobil dan sepeda motor sebanyak 220 buah. Hasil tarif parkir seluruhnya
adalah Rp. 290.000. Banyak kendaraan masing-masing adalah ….
a. 35 unit mobil dan 100 unit motor
b. 70 unit mobil dan 155 unit motor
c. 55 unit mobil dan 150 unit motor
d. 70 unit mobil dan 150 unit motor
Page 108
78
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal
No. Penyelesaian Skor
1.
Barisan dalam soal memiliki beda:
4 ke 5 bedanya 1
5 ke 8 bedanya 3
8 ke 13 bedanya 5
13 ke 20 bedanya 7
Maka dapat disimpulkan barisan tersebut memiliki beda
bilangan ganjil sehingga dua suku berikutnya adalah 20 + 9 =
29 dan 29 + 11 = 40
Jawaban: C
1
2.
Un = n (n+1)
U10 = 10 (10+1)
= 10 (11)
= 110
Jawaban: A
1
3.
Dari titik A (1,2), bergerak 2 satuan keselatan menuju titik
(1,0), kemudian belok kearah barat sejauh 3 satuan menjadi (-
2,0), terakhir belok kearah utara sejauh 3 satuan menjadi (-2,3)
Jadi, koordinat pesawat tersebut saat ini adalah (-2,3)
Jawaban: C
1
A(1,2)
(1,0)
1 2 3 4 -3 -2 -1
4
3
2
1
-1
-2
(-2,0)
(-2,3)
U
Page 109
79
4.
Diketahui: f(x) = 5x – 3
Subtitusikan x = 4 sehingga diperoleh
f(4) = 5(4) – 3
= 20 – 3
= 17
Jawaban: B
1
5.
Menentukan gradien garis yang melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2)
adalah:
m =
=
=
= 1
Jawaban: B
1
6.
Metode eliminasi
Eliminasi variabel x
x + y = 12
x – y = 4 –
2y = 8
y =
y = 4
Metode subtitusi
x + y = 12
x + 4 = 12
x = 12 – 4
x = 8
jadi, himpunan penyelesaian dari persamaan diatas adalah
(8,4)
Jawaban: D
1
7.
Misal x = donat
y = roti kukus
4x + 5y = 4.550 │x1│4x + 5y = 4.550
2x + 3y = 2.550 │x2│4x + 6y = 5.100 –
-y = -550
y = 550 (harga 1 roti kukus)
2x + 3 (550) = 2.550
2x + 1.650 = 2.550
2x = 2.550 – 1.650
2x = 900
x =
x = 450 (harga 1 donat)
1
Page 110
80
2 (550) = 1.100 (harga 2 roti kukus)
Jadi, harga 1 donat dan 2 roti kukus adalah Rp. 450 dan Rp.
1.100
Jawaban: C
8.
Misal x = buku tulis
y = pensil
8x + 6y = 14.400 │x2│16x + 12y = 28.800
6x + 5y = 11.200 │x3│16x + 15y = 33. 600 –
-3y = -4.800
y =
y = 1.600
6x + 5y = 11.200
6x + 5(1.600) = 11.200
6x + 8.000 = 11.200
6x = 11.200 – 8.000
6x = 3.200
x =
x = 400
5x + 8y = 5 (400) + 8 (1.600)
= 2.000 + 12.800
= 14.800
Jadi, jumlah harga 5 buku tulis dan 8 pensil adalah Rp. 14.800
Jawaban: B
1
9.
Misal:
Bagas = x
Erwin = y
Persamaan 1…………
Jumlah kelereng Bagas dan Erwin = 60 butir
x + y = 60
Persamaan 2………...
selisih kelereng Bagas dan Erwin = 16 butir
x- y = 16
Ditanyakan: banyak kelereng Bagas?
Penyelesaian:
x + y = 60
x – y = 16 +
1
Page 111
80
2x = 76
x =
x = 38
maka banyaknya kelereng Bagas 38 butir.
Jawaban: C
10.
Misal:
Mobil = b
Motor = r
Persamaan 1…….
Tarif parkir mobil Rp. 2000 dan tarif parkir motor Rp. 1.000
hasil tarif parkir Rp. 290.000
2000b + 1000r = 290.000 (masing-masing dibagi 1000)
2b + r = 290
Persamaan 2……
Banyak kendaraan mobil dan motor adalah 220
b + r = 220
Ditanyakan: banyak kendaraan mobil dan motor masing-
masing?
Penyelesaian:
2b + r = 290
b + r = 220 –
b = 70
subtitusi b = 70 ke persamaan ke 2 yaitu b + r = 220
b + r = 220
70 + r = 220
r = 220 – 70
r = 150
jadi, banyak mobil 70 unit dan banyak motor 150 unit.
Jawaban: D
1
81
Page 112
82
Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Makassar
Materi : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 45 Menit
No.
Soal KD Indikator Soal
Indikator
Kemampuan
Bepikir Kreatif
Bentuk
Soal
1.
3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear
dua variabel dan
penyelesaiannya
yang dihubungkan
dengan masalah
kontekstual.
Menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
dengan bermacam-
macam jawaban.
Kefasihan Uraian
2
Menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
dengan berbagai
cara.
Fleksibilitas Uraian
3
Menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
dengan jawaban
yang tidak biasa
atau memberikan
solusi yang
berbeda dari
solusi-solusi yang
ada.
Kebaruan Uraian
Page 113
83
Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Sekolah : SMP Negeri 5 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Waktu : 45 Menit
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1. Tuliskan Nama, NIS, dan Kelas.
2. Bacalah soal dibawah ini dengan cermat dan teliti.
3. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabila terdapat soal
yang kurang jelas.
4. Gunakan berbagai strategi atau cara untuk menjawab soal!
5. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpul.
Soal.
1. Anto mempunyai uang sebanyak Rp. 162.000 yang ingin diberikan kepada
anak-anak dan remaja, dia ingin memberikan Rp. 6.000 kepada setiap anak-
anak dan memberikan 2 kali lipatnya kepada remaja. Carilah kemungkinan-
kemungkinan berapa orang anak-anak dan remaja yang dapat diberikan Anto
sehingga uangnya habis?
2. Ifah lebih tua dari Ucy. Jumlah umur mereka adalah 44 tahun dan selisih umur
mereka adalah 8 tahun. Tentukan umur Ifah dan Ucy dengan berbagai cara!
3. Nadia membeli 4 telur ayam dan 3 telur bebek seharga Rp. 17.000 dan Wina
membeli 3 telur ayam dan 4 telur bebek seharga Rp. 18.000. Tentukan harga 1
telur bebek dan 1 telur ayam!
Page 114
84
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
No. Penyelesaian Indikator
1. Dik : uang Anto = 162.000
Anak-anak = 6.000
Remaja = 2 x 6000
= 12.000
Dit : kemungkinan yang terjadi?
Penyelesaian :
Kemungkinan (1).....x +.....y = 162.000
(9 x 6.000) + (9 x 12.000) = 162.000
54.000 + 108.000 = 162.000
162.000 = 162.000
Jadi, kemungkinan uang Anto habis memberi
9 anak-anak dan 9 remaja.
Kemungkinan (2)…..x +…..y = 162.000
(11 x 6.000) + (8 x 12.000) = 162.000
66.000 + 96.000 = 162.000
162.000 = 162.000
Jadi, kemungkinan uang Anto habis memberi
11 orang anak-anak dan 8 orang remaja.
Kemungkinan (3)….x +…..y = 162.000
(7 x 6.000) + (10 x 12.000) = 162.000
42.000 + 120.000 = 162.000
162.000 = 162.000
Jadi, kemungkinan uang Anto habis memberi
7 orang anak-anak dan 10 orang remaja.
Kefasihan
2.
Dik : jumlah umur keduanya = 44 tahun
Selisih umur keduanya = 8 tahun
Dit : umur Ifah ?
umur Ucy ?
Penyelesaian:
Ifah = x
Fleksibilitas
Page 115
85
Ucy = y
Cara 1
x + y = 44
x – y = 8 –
2y = 36
y =
y = 18 (umur Ucy)
x + y = 44
x – y = 8 +
2x = 52
x =
x = 26 (umur Ifah)
(atau)
Cara 2
x + y = 44
x – y = 8 x = 8 + y
x + y = 44
(8 + y) + y = 44
8 + 2y = 44
2y = 44 – 8
y =
y = 18 (umur Ucy)
x – y = 8
x – (18) = 8
x = 8 + 18
x = 26 (umur Ifah)
Jadi, umur Ucy = 18 tahun dan umur Ifah = 26
tahun.
3.
Dik: 4 telur ayam dan 3 telur bebek = 17.000
3 telur ayam dan 4 telur bebek = 18.000
Dit: harga 1 telur ayam dan 1 telur bebek.
Penyelesaian:
Telur ayam = x
Telur bebek = y
Nilai x
4x + 3y = 17.000
Kebaruan
Page 116
85
3x + 4y = 18.000
4 3 17.000
3 4 18.000
4 x 4 = 4 x 17.000
3 x 3 = 3 x 18.000
16 = 68.000
9 = 54.000 –
7 = 14.000
x =
x = 2.000 (telur ayam)
Nilai y
4 3 17.000
3 4 18.000
4 x 4 = 3 x 17.000
3 x 3 = 4 x 18.000
16 = 51.000
9 = 72.000 –
16 – 9 = 72.000 – 51.000
7 = 21.000
y =
y = 3.000 (telur bebek)
jadi, harga 1 telur ayam= 2.000 dan harga 1
telur bebek = 3000.
86
Page 117
87
PEDOMAN WAWANCARA
Tujuan : Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Metode : Wawancara tidak terstruktur
Langkah Pelaksanaan
1. Wawancara dilakukan secara face to face, yakni terjadi kontak langsung
antara peneliti dan informan. (disesuaikan dengan kondisi saat ini).
2. Wawancara dilakukan setelah terjadi kesepakatan waktu dan tempat
pelaksanaan wawancara antara peneliti dan informan.
3. Pertanyaan yang diberikan tidak harus sama, tetapi memuat pokok
permasalahan yang sama.
4. Apabila siswa mengalami kesulitan dengan pertanyaan tertentu, siswa
akan diberikan pertanyaan yang lebih sederhana tanpa menghilangkan inti
permasalahan.
Petunjuk Wawancara :
1. Wawancara dilakukan setelah dilakukan pengerjaan soal tes kemampuan
berpikir kreatif.
2. Narasumber yang diwawancarai adalah siswa kelas IX SMP Negeri 5
Makassar.
3. Proses wawancara didokumentasikan dengan menggunakan media
audio/dicatat
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif:
1. Kefasihan
Siswa dikatakan fasih ketika dapat menyelesaikan soal dengan bermacam-
macam jawaban.
2. Fleksibelitas
Siswa dikatakan fleksibel ketika dapat menyelesaikan soal tidak dengan
satu cara tetapi bisa memberikan cara lain.
3. Kebaruan
Siswa dikatakan mampu ketika dapat menyelesaikan soal dengan cara lain
yang baru dan tidak biasa digunakan.
Page 118
88
Pertanyaan Pokok
1. Dari soal yang anda pahami, bagaimana cara menemukan kemungkinan-
kemungkinan dari soal tersebut?
2. Bisa anda jelaskan perbedaan dari kemungkinan-kemungkinan tersebut?
3. Berapa cara yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
4. Bisa anda jelaskan perbedaan cara pertama dan cara kedua yang anda
gunakan?
5. Dari mana anda menemukan ide dalam menyelesaikan soal tersebut?
6. Apa perbedaan metode yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal
tersebut, dengan metode yang digunakan pada umumnya?
Page 119
89
LAMPIRAN B
Hasil Tes Siswa
Page 120
90
Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Makassar
No. Skor Nama Kategori
1 90 Nur Alfi Tinggi
2 90 Dwi Afifa Maisya Gania Putri Tinggi
3 80 Yudi Azis Sedang
4 80 sry arini musliananur Sedang
5 80 Selah Ardina Arnila Putri Sedang
6 80 Muhammad Dzaki Firmansyah Sedang
7 80 Harnum Tri Pratiwi Sedang
8 80 Ardito Trie Utama Nas Sedang
9 70 Zhaskia Azzahra Putri Faizal Rendah
10 70 Nadya Eka Pratiwi Rendah
11 70 nadia izzatul munifa Rendah
12 70 M.Nur Afdhal K.b Rendah
13 70 M.Faizal Reza Rendah
14 70 Fauzan Dwi Pratama Zulkifli Rendah
15 60 nur ayu salsabila AD Rendah
16 60 Muamar Yasin Qhadafi Naru Rendah
17 60 Aniqah Fikriyah Hardjito Rendah
18 60 Anggun zahra pratiwi Rendah
19 50 Andi.Mutmainna Rendah
20 30 Nur Putri Nakila Rendah
21 30 Lutfiah Ramadhani Rendah
22 30 Abdul Latif Rendah
23 10 Nur Azizah Azis Rendah
Keterangan:
Terdapat 2 siswa berkemampuan tinggi, 6 siswa berkemampuan sedang, dan
15 siswa berkemampuan rendah.
Page 121
91
Beberapa hasil tes kemampuan awal siswa pada google form
Page 124
94
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas IX SMP Negeri 5 Makassar
1. Subjek Kemampuan Tinggi
Page 126
96
2. Subjek Kemampuan Sedang
Page 128
98
4. Subjek Kemampuan Rendah
Page 129
99
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
Subjek Kemampuan Tinggi Indikator Kefasihan
Kode Uraian
W1-01
KT1-01
W1-02
Coba lihat soal nomor 1 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Yang diinginkan dari soalnya yaitu mencari kemungkinan-
kemungkinan yang dapat diberikan anto sehingga uangnya habis
kak.
Baik dek. Bagaimana caranya menemukan kemungkinan-
kemungkinan dari soal tersebut?
KT1-02
W1-03
KT1-03
W1-04
Caranya kak yaitu berpa dikali 6 ribu dan dikali 12 ribu lalu
dijumlahkan mengasilkan 162 ribu
Jelaskan perbedaan kemungkinan-kemungkinan dari jawaban
yang adik tuliskan!
Perbedaannya itu kak, untuk kemungkinan pertama yaitu 11
anak-anak dan 8 remaja, kemudian kemungkinan kedua yaitu, 15
anak-anak dan 6 remaja
Baik dek terimakasih
Subjek Kemampuan Tinggi Indikator Fleksibilitas
Kode
Uraian
W2-01
KT2-01
W2-02
KT2-02
W2-03
KT2-03
W2-04
Coba lihat soal nomor 2 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan umur Ifah dan Uci dengan berbagai cara kak
Berapa cara yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal
tersebut?
Dua cara kak
Coba jelaskan perbedaan kedua cara yang adik gunakan!
Pertama eliminasi kak yaitu dengan menghilangkan salah
satu varibel dengan cara menyamakan koefisien lalu
dikurangkan sehingga variabel yang satu dapat diketahui
nilainya begitu juga variabel sebaliknya. Kemudian kedua
yaitu dengan cara substitusi yaitu dengan cara mengganti
salah satu variabel dengan nilai variabel yang telah dketahui
kak begitu juga variabel sebaliknya kak.
Ohiyee dek
Page 130
100
Subjek Kemampuan Tinggi Indikator Kebaruan
Kode
Uraian
W3-01
KT3-01
W3-02
KT3-02
W3-03
KT3-03
W3-04
KT3-04
W3-05
Coba lihat soal nomor 3 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan harga 1 telur bebek dan 1 telur ayam kak
Dari mana adik menemukan ide dalam menyelesaikan soal
tersebut?
Sesuai dari pemikiranku kak
Mengapa adik langsung memisalkan 4 telur ayam itu sama
dengan 8 ribu dan 3 telur bebek sama dengan 9 ribu begitu
juga 3 telur ayam sama dengan 6 ribu dan 4 telur bebek sama
dengan 12 ribu?
Awalnya saya membagi 2 dulu 17 ribu menjadi 9 ribu dengan
8 ribu kak, baru saya bagi dengan jumlah telur yang dibeli
yang bisa dibagi habis yaitu 9 ribu bisa dibagi habis dengan 3
dan 8 ribu bisa dibagi habis dengan 4, begitu juga dengan 18
ribu membagi duanya yang habis dibagi 3 dan habis dibagi 4
dan jumlahnya 18 ribu sehingga mendapatkan 6 ribu dan 12
ribu dan hasil dari keduanya harga 1 telur ayam adalah 2
ribu dan harga 1 telur bebek adalah 3 ribu kak
Apa perbedaan metode yang adik gunakan dalam
menyelesaikan soal tersebut dengan metode yang digunakan
pada umumnya?
Metode pada umumnya menggunakan eliminasi, substitusi
ataupun grafik kak, sedangkan yang saya gunakan sesuai
hasil pengamatan.
Ohiyee dek terima kasih
Page 131
101
Subjek Kemampuan Sedang Indikator Kefasihan
Kode Uraian
W1-01
KS1-01
W1-02
Coba lihat soal nomor 1 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi sehingga uang
yang dimiliki anto habis diberikan kepada anak-anak dan
remaja kak
Baik dek. Bagaimana caranya menemukan kemungkinan-
kemungkinan dari soal tersebut?
KS1-02
W1-03
KS1-03
W1-04
Saya kalikan jumlah uang yang ingin diberikan kepada anak-
anak dan remaja lalu saya jumlahkan keduanya sehingga
hasilnya 162 ribu kak
Jelaskan perbedaan kemungkinan-kemungkinan dari jawaban
yang adik tuliskan!
Perbedaannya kak, kemungkinan pertama jumlah anak-anak
yang ingin diberikan yaitu 13 dan remaja yaitu 7, terus
kemungkinan kedua jumlah anak-anak yang ingin diberikan
yaitu 9 dan jumlah remaja juga 9 kak
Baik dek terimakasih
Subjek Kemampuan Sedang Indikator Fleksibilitas
Kode
Uraian
W2-01
KS2-01
W2-02
KS2-02
W2-03
KS2-03
W2-04
Coba lihat soal nomor 2 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Yang ditanyakan dari soal tersebut yaitu berapa umur Ifah
dan Uci dengan berbagai cara kak
Berapa cara yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal
tersebut?
Dua cara kak
Coba jelaskan perbedaan kedua cara yang adik gunakan?
Cara pertama saya gunakan eliminasi kak menghilangkan
salah satu variabel dan cara kedua saya gunakan substitusi
yaitu mengganti variabelnya kak
Ohiyee dek
Page 132
102
Subjek Kemampuan Sedang Indikator Kebaruan
Kode
Uraian
W3-01
KS3-01
W3-02
KS3-02
W3-03
KS3-03
W3-04
Coba lihat soal nomor 3 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Yang ditanyakan pada soal kak harga 1 telur bebek dan 1
telur ayam
Cara atau metode apa yang adik gunakan untuk
menyelesaikan soal tersebut?
Saya hanya menggunakan eliminasi dan substitusi kak
Baik dek, apakah ada acara lain yang bisa adik gunakan
dalam menyelesaikan soal tersebut kecuali eliminasi,
substitusi?
Tidak kak, yang saya tau cuman itu kak yang diajarkan oleh
guru saya
Ohiyee dek terima kasih
Page 133
103
Subjek Kemampuan Rendah Indikator Kefasihan
Kode Uraian
W1-01
KR1-01
W1-02
KR1-02
W1-03
KR1-03
W1-04
Coba lihat soal nomor 1 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Bagaimana caranya agar uang anto habis kak
Baik dek. Dari soal yang adik pahami, Bagaimana caranya
menemukan kemungkinan-kemungkinan dari soal tersebut?
Caranya kak saya cari angka berapa yang bisa dikali dengan 6
ribu dan dikali 12 ribu lalu dijumlahkan hasilnya jumlah uang
Anto yaitu 162 ribu
jelaskan perbedaan dari kemungkinan-kemungkinan jawaban
yang adik tuliskan
kemungkinan pertama itu kak yang saya dapat 7 orang anak-
anak dan 10 orang remaja, kemungkinan kedua saya dapat 9
orang anak-anak dan 9 orang remaja kak.
Baik dek terimakasih
Subjek Kemampuan Rendah Indikator Fleksibilitas
Kode
Uraian
W2-01
KR2-01
W2-02
KR2-02
W2-03
KR2-03
W2-04
Coba lihat soal nomor 2 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan umur Ifah dan Uci dengan berbagai cara kak
Berapa cara yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal
tersebut?
Tidak tau kak bingung
Apakah adik bisa menemukan cara untuk menyelesaiakan
soal tersebut?
Belum bisa kak
Ohiyee dek
Kode
Uraian
W3-01
KR3-01
W3-02
KR3-02
W3-03
KR3-03
W3-04
Coba lihat soal nomor 3 dek. Apa yang diiginkan dari soal
tersebut?
Menentukan harga 1 telur bebek dan 1 telur ayam
Bagaimana cara adik menyelesaikan soal tersebut?
Tidak tau kak
apakah ada metode yang adik ketahui selain metode yang
biasa digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?
Tidak ada kak
Ohiye dek terima kasih
Page 134
95
Subjek Kemampuan Rendah Indikator Kebaruan
Page 135
104
LAMPIRAN C
Dokumentasi
Page 136
105
Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Page 137
106
Wawancara Kepada Subjek
Page 138
107
Pengambilan Surat Penelitian
Page 139
108
LAMPIRAN D
Administrasi
Page 159
127
LAMPIRAN E
Hasil Plagiasi
Page 166
134
RIWAYAT HIDUP
NADIA SULFAIDAH. lahir di Bulukumba, Sulawesi
Selatan pada tanggal 21 Januari 2000. Anak tunggal dari
pasangan bapak Syamsul Bahri dan ibu Parida. Penulis
menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1 Terang-Terang
pada tahun 2011, pendidikan di SMP Negeri 1 Bulukumba
pada tahun 2014, dan pendidikan di SMA Negeri 1 Bulukumba pada tahun 2017.
Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah di Universitas
Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mengambil
Program Studi S1 Pendidikan Matematika.
Berkat karunia Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul
“Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau dari Kemampuan
Awal pada Kelas IX SMP Negeri 5 Makassar”