Page 1
8
BAB II
KAJIAN TEORI
2.2. Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme
“Brooks and Brooks menyatakan, konstruktivis adalah
suatu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan
pada penemuan suatu konsep yang lahir dari pandangan, dan
gambaran serta inisiatif peserta didik.”6Pendekatan
konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan
yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam
proses pembelajaran. Pendekatan ini lebih merangsang dan
6 Nanang Hanafiah , Cucu Suhana, 2009, Konsep Strategi
Pembelajaran,, Bandung, Refika Aditama , hal. 62.
Page 2
9
memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berfikir
inofatif dan mengembangkan potensinya secara optimal.
Pendekatan konstruktivis sebagai pendekatan baru dalam
proses pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
“1. Proses pembelajaran berpusat pada peserta
didik sehingga peserta didik diberi peluang
besar untuk aktif dalam proses pembelajaran.
2. Proses pembelajaran merupakan proses
integrasi pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik.
3. Berbagai pandangan yang berbeda diantara
peserta didik dihargai dan sebagai tradisi
dalam proses pembelajaran.
4. Peserta didik di lorong untuk menemukan
berbagai kemungkinan dan mengintensikan
secara terintegrasi.
5. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam
rangka mendorong peserta didik dalam
proses pencarian (inquiry) yang lebih alami.”7
Trinandita menyatakan bahwa ” hal yang paling
mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah
keaktifan siswa”8. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
7 Ibid, hal. 63.
8 http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/
Page 3
10
mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif, dimana masing-
masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal
mungkin.
2.2. Model Pembelajaran Kooperatif
“Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran
yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil
untuk saling berinteraksi.”9. Model pembelajaran kooperatif
merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam
kelomppok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling kerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi
pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja
sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya
9 Rusman. Op.cit. hal. 203.
Page 4
11
kemempuan akademik dalam pengertian penguasaan materi
pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan
materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas
dari kooperatif learning
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting:
“1. Hasil belajar.
2. Penerimaan terhadap keragaman.
3. Pengembangan keterampilan sosia”.l10
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam
pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif :
“1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi.
3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-
kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5. Evaluasi.
6. Memberikan penghargaan”11
10
Ibid. hal. 209. 11
Ibid. hal. 211.
Page 5
12
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran
kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif.
Jenis-jenis model pembelajaran kooperatif adalah : Model STAD
(Student Teams Achievement Division), Model Jigsaw, Model
Investigasi Kelompok (Group Investigation), Model Make a
Match (Membuat Pasangan), Model TGT (Teams Games
Tournaments), Model Struktural.
2.3. Pembelajaran Model TGT (Teams Games
Tournament)
“TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang
berbeda.”12
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif TGT terdiri
dari lima langkah tahapan, yaitu “tahap penyajian kelas (class
precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan
12
Ibid. hal. 224.
Page 6
13
(games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok
(team recognition).”13
Langkah-langkah dalam model pembelajaran
kooperatif TGT adalah sebagai berikut:
“1. Kelompok (Team)
a. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4
sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen
b. Memberitahu siswa tentang tugas yang
harus dikerjakan oleh anggota kelompok.
2. Presentasi Kelas (Class Presentation)
a. Menyampaiakan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai
b. Menghimbau siswa bahwa materi yang
disampaikan akan berguna pada saat
game dan menentukan skor kelompok.
c. Menyampaikan/mempresentasikan materi
pelajaran di dalam kelas.
3. Permainan (Games)
a. Memberikan game dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menguji pengetahuan yang didapat
siswa dari penyajian materi.
b. Memberikan game dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk
kartu indek
c. Memberikan dan mengumpulkan skor
kepada siswa yang menjawab benar.
4. Kompetisi (Turnamen)
a. Membagi siswa ke dalam beberapa meja
turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
13
Ibid. hal. 225.
Page 7
14
pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada
meja II dan seterusnya.
b. Mengkoordinasikan jalannya turnamen
dengan prosedur pelaksanaan.
5. Penghargaan (Team recognize)
a. Mengumumkan hasil penilaian dari
pengumpulan skor turnamen.
b. Memberikan penghargaan terhadap
usaha-usaha yang telah dilakukan oleh
individu maupun oleh kelompok.”14
Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam
kelompok mereka masing masing. Permainan TGT dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi
angka. Tiap siswa mengambil kartu yang diberi angka tadi dan
berusaha untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan angka
tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para
pemain saling menantang jawaban masing-masing.
Pembaca
1. Ambil kartu bernomor dan carilah soal yang berhubungan
dengan nomor soal tersebut pada lembar permainan.
2. Bacalah pertanyaan dengan keras
3. Cobalah untuk menjawab
14
http://matematika-ipa.com/model-pembelajaran-tgt-model-team-
game-tournament-permainan-dalam-tgt-komponen-dalam-tgt/
Page 8
15
Penantang Menantang jika
memang dia mau (dan
memberikan jawaban
berbeda) atau boleh
melewatinya.
Penantang II
Boleh menantang jika penantang I melewati, dan jika dia
memang mau. Apabila semua penantang sudah menantang atau
melewati, penantang II memeriksa lembar jawaban. Siapapun
yang jawabannya benar berhak untuk menyimpan kartunya. Jika
si pembaca salah, tidak ada sanksi,tetapi jika kedua penantangnya
salah, maka dia harus mengembalikan kartu yang telah
dimenangkannya ke dalam kotak, jika ada.
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian
kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Perwakilan
Page 9
16
kelompok memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Anggota kelompok
yang lain memberikan pendapat tentang jawaban yang dijawab
oleh perwakilannya yang ada di depan. Siswa yang menjawab
benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor untuk kelompoknya.
Turnamen harus memunkinkan semua siswa dari semua
tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin
bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan
soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini
dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan
memberi skor bagi kelompoknya. Guru menunjuk siswa
berpretasi tinggi sebelumnya untuk ditempatkan pada meja
tournament 1, siswa berprestasi sedang pada meja 2 dan meja 3,
dan siswa berprestasi rendah pada meja 4. Berikut ini penempatan
pada meja tunamen menurut Robert E. Slavin.
Page 10
17
TEAM A
TEAM B TEAM C
Gambar 1. Meja Tournament
Bagi tim yang mempunyai nilai atau skor tertinggi maka
akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain.
A-1 A-2 A-3 A-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja
Turnamen
1
Meja
Turnamen
2
Meja
Turnamen
3
Meja
Turnamen
4
B-1 B-2 B-3 B-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
C-1 C-2 C-3 C-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Page 11
18
Tahap Pemberian Penghargaan :
a. Penghitungan perkembangan skor individu
Tabel 1.
Skor Kemajuan Individu
No Nilai Tes Skor Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin
2. 10 sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin
3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
4. Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 poin
5. Pekerjaan sempurna (tanpa
memperhatikan skor dasar)
30 poin
*Sumber : Rusman, Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru
b. Penghitungan skor kelompok
Tabel 2.
Skor Kelompok
No. Rata-Rata Skor Kualifikasi
1. 0 ≤ N ≤ 5 -
Page 12
19
2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang baik (good team)
3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang baik sekali (great
team)
4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang istimewa (super
team)
*Sumber : Rusman, Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru
2.4. Stenografi
Stenografi merupakan salah satu pembelajaran produktif
pada program keahlian administrasi perkantoran. Stenografi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai cara menulis
pendek. Manfaat dari belajar Stenografi adalah:
1. Untuk membuat hasil persidangan atau risalah
lengkap.
2. Hasil sidang notulis sidang atau panitia sidang
pengadilan.
3. Untuk mencatat berita/pesan melalui pesawat telpon
atau berupa sandi-sandi, baik bagi operator sekretaris
maupun bagi petugas di Air Port.
Page 13
20
4. Untuk mencatat dikte/perintah dari Direktur.
5. Mahasiswa/siswa yang pekerjaan setiap hari menulis.
6. Bagi wartawan yang bidang pekerjaannya mencari
berita, menulis berita dan mewawancarai orang.
7. Untuk menterjemahkan rekaman hasil sidang atau
rapat, karena dengan steno dapat diterjemahkan
dengan cepat.
8. Untuk mencatat dan membuat catatan yang bersifat
rahasia.
2.5. Sambungan Huruf Mati Dengan Huruf Hidup
Dalam penulisan huruf steno ada 3 macam sambungan
huruf, yaitu :
1. Sambungan patah/runcing
Jika huruf mati bentuknya runcing dibawah
disambung dengan h. hidup
2. Sambungan lengkung/melengkung
Page 14
21
Kalau huruf mati bentuknya lengkung dibawah ke
kanan disambung dengan h. hidup
3. Sambungan silang/berlubang
Kalau huruf mati bentuknya lengkung dibawah ke
kiri disambung dengan h. hidup
2.6. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada Mata Pelajaran
Mencatat Dikte, Pokok Bahasan Sambungan Huruf Mati Dengan
Huruf Hidup Kelas X.3 Program Keahlian Administrasi
Perkantoran, Tahun Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen Salatiga
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.