-
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Hasil Belajar
2.1.1. Belajar dan perilaku belajar
Menurut Baharudin dalam bukunya yang berjudul Teori Belajar dan
Pembelajaran
mengemukakan belajar merupakan “aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan dan
pengalaman. Belajar
dapat membawa perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
“1. Belajar juga
dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu
proses pembentukan
pengetahuan. Dalam belajar konstruktivistik guru berperan
membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Dalam
pendekatan ini peranan
utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam
mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri.
2.1.2. Prinsip – prinsip belajar
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran
terarah pada upaya
peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran
harus
dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang
bertolak dari kebutuhan
internal siswa untuk belajar.
“Beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi
penerapan prinsip-prinsip belajar belajar dalam proses
pembelajaran, yaitu :
1 Baharudin & Wahyuni nur Esa, 2010, Teori Belajar dan
Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, hal. 12.
-
6
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus
mempelajarinya
sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan
belajar
tersebut untuknya.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri
dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan
belajar.
3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap
langkah
segera diberikan penguatan(reinforcement).
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah
pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih
berarti.
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia
akan
belajar dan mengingat lebih baik.”2
Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus
dilakukan guru agar
terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan dapat mencapai
hasil yang harapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan
arah tentang apa saja yang
sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan
aktif di dalam proses
pembelajaran.
2.1.3. Hasil Belajar
Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran.
Penilaian terhadap
hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui berbagai
kegiatan belajar. Selanjutnya,
dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina
kegiatan-kegiatan siswa lebih
lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.”3. Dalam sistem pendidikan
nasional, rumusan tujuan
pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional
menggunakan klasifikasi
2 Davies, 1991 : 32
3 Sudjana, 2001:22.
-
7
hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga
ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik.
2.2. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yangdikembangkan
oleh guru
berdasarkan pertimbangan rasional tertentu.
“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi
pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.”
4
Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang
dilakukan oleh
seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan. Tujuan
proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi
seperti yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu
dirancang secara
sistematik dan sistemik.
2.3. Pembelajaran Kooperatif Teams Game Tournament (TGT)
2.3.1. Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam
kelompok secara bekerja
sama.
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah
jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku,
budaya, dan jenis
kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat
keheterogenan tersebut.
4 M. Sobri Sutikno, 2009:88.
-
8
penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada
perorangan.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa
dalm tugas-tugas
akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu
siswa dalam
memahami konsep-konsep yang sulit.
Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima
teman-temannya yang
mempunyai berbagai macam latar belakang.
Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan
keterampilan social
siswa
Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Fase-fase Model Pembelajran Kooperaif
Fase Indikator Aktivitas Guru
1 Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien
4 Membimbing
kelompok bekerja dan
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mengerjakan tugas
-
9
belajar
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6 Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau
hasil belajar siswa baik individu maupun
kelompok.
2.3.2. Pengertian Teams Game Tournament ( TGT )
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya
dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif
model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar.
2.3.3. Ciri – ciri model pembelajaran kooperatif tipe TGT
1. Penyajian kelas.
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah, diskusi yang
dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus
benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu
siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor
game akan menentukan
skor kelompok.
-
10
2. Kelompok (team).
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang
anggotanya heterogen
dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau
etnik. Fungsi kelompok adalah
untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih
khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game.
3. Game.
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
kelompok. Kebanyakan
game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.
Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Siswa yang
menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan
siswa untuk turnamen mingguan
4. Turnamen.
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap
unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar
kerja. Turnamen
pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen.
Empat siswa tertinggi
prestasinya dikelompokkan pada meja I, empat siswa selanjutnya
pada meja II dan
seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok).
-
11
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing
team
akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
memenuhi kriteria yang
ditentukan.
2.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran TGT
a. Pengajaran. Mempersiapkan materi pembelajaran.
b. Tim. Membagi siswa dalam beberapa tim atau kelompok, yang
terdiri dari empat
sampai lima orang siswa. Kemudian menempatkan siswa pada
kelompoknya masing-
masing
c. Turnament, guru memberikan soal atau lembar kerja yang
dikerjakaan oleh setiap
kelompok dengan secara cepat dan benar, kelompok yang lebih dulu
selesai
mengerjakan harus berani mempresentasikan hasil kelompoknya
dengan salah sati
siswa sebagai wakil dari kelompoknya.
d. Rekognisi tim atau menetukan skor tim. Tim atau kelompok yang
paling cepat
mengerjakan dan benar merupakan kelompok yang mendapatkan skor
paling tinggi.
2.3.5. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran TGT
Pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar
siswa yang secara
inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran
TGT.
“ Keunggulan dan kelemahannya sebagai berikut:
Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT
memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari
kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas
tradisional.
Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka
peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada
keberuntungan.
TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak
untuk
rasa harga diri akademik mereka.
-
12
TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja
sama
verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)
Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama,
tetapi
menggunakan waktu yang lebih banyak.
TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-
remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang
menerima
skors atau perlakuan lain.”5
Sebuah catatan atau kekurangan yang harus diperhatikan oleh guru
dalam
pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah
mencerminkan nilai individual
siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian
khusus untuk
mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara
individual.
Metode pembelajaran TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan
STAD,
tetapi menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari
penggunaan permainan.
Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri
untuk permainan
dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan
masalah-masalah satu sama lain,
tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game, teman yang lain
tidak boleh
membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab
individual.
“Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki
kesamaan
dengan metode STAD dalam pembentukan kelompok dan
penyampaian materi tetapi menggantikan kuis dengan turnamen
dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota lain
untuk
meyumbangkan poin bagi skor timnya.”6
Beberapa keuntungan dari teknik permainan dalam situasi belajar
kelompok, yakni
bermanfaat khususnya untuk mengajarkan aspek-aspek kognitif
tingkat tinggi seperti
analisis, dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan
maka akan
menimbulkan motivasi yang kuat bagi siswa, dan dengan teknik
permainan ini terbentuk
suatusituasi belajar yang menyenangkan yang tentu saja sangat
mempengaruhi tingkat
5 Slavin : 2008
6 Slavin, 2008. 13
-
13
konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, jumlah
pelajaran dan kematangan
pemahamannya.
2.4. Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi di SMA
2.4.1. Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi
Mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang diajarkan
di SMA kelas
X, kelas XI jurusan IPS dan kelas XII jurusan IPS. Mata
pelajaran ekonomi merupakan
mata pelajaran dengan tehnik perhitungan sehingga diperlukan
metode dan ketepatan
mengajaruntuk mencapai ketuntasan belajar murid.
Tujuan yang hendak dicapai melalui pengajaran ekonomi materi
inflasi dan indeks
hargadalah :
- Mampu memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
- Memahami PDB, PDRB, PNB dan PN
- Memahami konsumsi dan investasi
- Memahami uang dan perbankan
Cara menyajikan materi pembelajaran dilakukan dengan tatap muka,
diskusi dan
diakhiri dengan tes. Namun, disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Seorang guru
harus teliti dalam memilih dan menerapkan tehnik pembelajaran
mata pelajaran ekonomi
2.4.2. Materi Inflasi dan Indeks harga di Mata Pelajaran
Ekonomi
Mata pelajaran Ekonomi dengan Standar Kompetensi Memahami PDB,
PDRB,
PNB dan PN, dan dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan Inflasi
dan Indeks Harga
merupakan salah satu mata pelajaran yang diterima oleh siswa
kelas X semester 2.
-
14
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Istilah
inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan
uang yang kadangkala
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
b. Jenis – jenis inflasi
- Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun). Inflasi ringan
adalah inflasi yang masih
belum terlalu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ini dapat
dikendalikan karena
harga-harga naik secara umum, tetapi belum mengakibatkan krisis
di bidang
ekonomi. Inflasi ringan nilainya di bawah 10% per tahun.
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun). Inflasi
sedang belum
membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini dapat
menurunkan kesejahteraan
masyarakat yang mempunyai penghasilan yang tetap. Inflasi sedang
berkisar antara
10% - 30% per tahun.
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun). Inflasi ini
sudah mengacaukan
kondisi perekonomian. Pada kondisi inflasi berat ini orang
cenderung menyimpang
barang. Orang tidak mau untuk menabung karena bunga bank lebih
rendah dari laju
angkat inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30% - 100% per
tahun.
4. Inflasi sangat berat atau Hiperinflasi (lebih dari 100% /
tahun). Inflasi jenis ini
sudah mengacaukan kondisi perekonomian dan susah dikendalikan
walaupun dengan
tindakan moneter dan tindakan fiskal. Inflasi sangat berat ini
nilainya di atas 100%
per tahun.
-
15
- Jenis inflasi berdasarkan penyebabnya
a. Inflasi karena kenaikan permintaan. Kenaikan permintaan
kadang tidak dapat
dipenuhi produsen, karena itu harga-harga akan cenderung naik.
Hal ini sesuai dengan
hukum ekonomi jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap
maka harga akan
naik.
b. Inflasi karena kenaikan biaya produksi. Naiknya ongkos
produksi mengakibatkan
harga penawaran barang naik. Harga penawaran biaya produksi
naik, sehingga harga
naik dan akan menyebabkan inflasi.
- Jenis Inflasi berdasarkan asal atau sumbernya
a. Inflasi dari dalam negeri. Inflasi dalam negeri diakibatkan
karena defisit anggaran
belanja sehingga dicetaknya uang baru dan gagalnya pasar yang
berakibat harga
bahan makanan menjadi mahal.
b. Inflasi dari luar negeri. Inflasi dari luar negeri adalah
inflasi akibat naiknya barang
impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar
negeri tinggi atau
adanya kenaikan tarif impor barang.
c. Cara mengatasi inflasi
1. Kebijakan Moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang
bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang
beredar.
2. kebijakan Fiskal. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang
berhubugan dengan finansial
pemerintah.
3. Kebijakan Non Moneter. Kebijakan nom moneter adalah kebijakan
yang tidak berhubungan
dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar.
-
16
d. Dampak inflasi
Dampak dari inflasi ada yang positif tapi ada juga yang negatif.
Apabila inflasi itu
ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional
dan membuat orang
bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak
terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Pengertian indeks harga konsumen dan produsen serta
perhitungannya
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI),
adalah indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen.
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga
rata-rata dari barang-
barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
produksi.
Angka indeks harga dapat dirumuskan sebagai berikut :
∑Pn
Pn = -------x 100%
∑Po
Keterangan :
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar
-
17
Indek harga dengan Metode Laspeyres
∑Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
∑Po x Qo
keterangan :
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.
Indek harga dengan metode Paasche
∑Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
∑Po x Qn
Perhitungan inflasi dengan indeks harga
keterangan :
a. IHK n-1 = indeks harga konsumen tahun sebelumnya
b. IHK n = indeks harga konsumen tahun sekarang
%1001
1 xIHK
IHKIHKIR
n
nnn
-
18
2.4.3. Penggunaan Metode TGT dalam Pembelajaran
Pembelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar mendeskripsikan
inflasi dan
indeks harga perlu diajarkan secara tepat dan melibatkan siswa
secara aktif karena
terdapat beberapa konsep hitungan. Pembelajaran kooperatif tipe
TGT merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirangcang untuk
memperngaruhi pola interaksi
siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Tipe ini melibatkan
semua siswa untuk aktif selama proses pembelajaran untuk
memecahkan permasalahan
kesulitan dalam memahami materi.
Langkah-langkah pembelajaran TGT dalam pembelajaran ekonomi
:
1. Mempersiapakan materi pelajaran Inflasi dan Indeks Harga
2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
siswa
3. Membagikan tugas soal kelomok kepada masing-masing
kelompok
4. Menentukan kelompok yang paling mendapat nilai tertinggi
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif tipe
TGT yaitu untuk
meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran,
sehingga hasil belajar siswa
meningkat. Penerapan metode kooperatif tipe TGT memiliki banyak
manfaat bagi siswa.
Adapun manfaat dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah
:
a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar
b. Hasil belajar meningkat atau lebih baik
Dari manfaat diatas diketahui bahwa siswa akan lebih termotivasi
belajar dan hasil
belajar menjadi lebih baik.
-
19
2.5. Hipotesis Penelitian
Perumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada landasan teori dan
penelitian yang
relevan yaitu pembelajaran dengan metode kooperatif Teams Game
Tournament (TGT)
pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Theresiana Salatiga
dapat meningkatkan
motivasi, ketrampilan sosial dan hasil belajar siswa kelas
X.
2.6. Kerangka Penelitian
Hasil belajar siswa pada pelajaran ekonomi ditentukan oleh
belajar siswa dalam
memahami pelajaran ekonomi. Penggunaan metode kooperatif tipe
TGT dipilih sebagai
metode pembelajaran siswa yang dapat menimbulkan keaktifan siswa
dalam rangka
keberhasilan belajar ekonomi. Metode ini dilakukan dalam dua
siklus, alur kerangka
penelitian sebagai berikut:
-
20
Gambar 1. Kerangka Penelitian Pembelajaran Kooperatif tipe
TGT
Penggunaan
Metode
Siklus I:
Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe TGT:
1. Perencanan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Perbaikan
Penggunaan
Metode
Siklus II:
Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe TGT:
1. Perencanann 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Hasil Belajar
< indikator
kebehasilan
Hasil Belajar
> indikator
kebehasilan
( 80 % )
Kondisi awal Pra Siklus:
Metode ceramah bervasiasi
Hasil Belajar
siswa rendah