-
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses penting bagi perubahan prilaku seseorang
yang dipikirkan dan dikerjakan melalui pelatihan dan pengalaman
(Anni, 2006). Belajar merupakan proses aktif dalam memperoleh
pemahaman atau penggetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan
tingkah laku (Hudojo, 2005). Belajar merupakan proses dan bukan
belajar bukan semata-mata hasil yang akan dicapainya, tetapi proses
belajar berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi
perubahan tingkah laku seseorang atau terjadi pengguatan pada
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Sedangkan menurut Winkel (2005), belajar merupakan suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar juga
bukan hanya menghafal dan bukan pila menggingat. Belajar merupakan
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dari diri
seseorang (Sudjana, 2008). Perubahan dalam proses belajar dapat
dilihat dari perubahan pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku.
Secara umum belajar adalah proses kegiatan dari yang tidak tahu,
tidak mengerti, menjadi tahu dan mengerti (Armo F: 1981). Dalam
proses belajar mempunyai tiga macam rumusan yaitu (Jhon Burville:
1991): a. Rumusan kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian
atau pengembangan
kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. b. Rumusan
institusional, belajar dipandang sebagai proses validasi
(penghabsahan) terhadap penggusaan siswa atas materi-materi yang
telah di pelajari. Bukti insttitusional yang menunjukan seseorang
telah belajar dapat diketahui dalam hubunganya dengan proses
mengajar.
c. Rumusan kualitatif, proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara menafsirkan dunia disekeliling
siswa. Pada proses belajar ini ditekankan pada tercapainya daya
pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada sekarang maupun sesudanya.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses mengenal dari yang belum tahu menjadi tahu
melalui pelatihan dan pengalaman sehingga seseorang memperoleh
perubahan tigkah laku, pegetahuan, pemahaman, keterampilan serta
nilai sikap yang tidak disebabkan oleh pembawaan, kematangaan, dan
kedaan sesaat seseorang, namun terjadi sebagai hasil latihan dalam
interaksi.
-
6
2. Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah proses yang
diselegarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. (Mudjiono dan Endang, 2007).
Pembelajaran merupakan upaya menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa.
Tujuan dari pembelajaran ialah terbentuknya kemampuan bernalar pada
diri seseorang yang tercemin melalui kemampuan berfikir kritis
dalam memecahkan suatu masalah dikehidupan sehari-hari
(PPPG,2004:1).
Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu .
didasarkan pada pandangan kontrutivisme, hakikat manusia yakni anak
yang belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh ketika belajar dan berusaha
memevahkan masalah (Hamzah, 2007).
Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselegarakan
oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh pengetahuan dan
keterampilan matematika, serta menciptakan situasi agar siswa
belajar menggunakan berbagai model pembelajaran. Dalam pembelajaran
matematika seorang dapat menentukan strategi dalam pembelajaran
agar siswa tidak terpusat pada seorang guru tetapi siswa juga
diajak dalam proses pembelajaran sehingga terjadi pembelajaran yang
efektif dan tujuan suatu pembelajaran dapat dicapai.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan (Nuharini,
2001). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang
didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang
berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus
menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan
sesamanya.
Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan pengajaran
langsung. Karena dalam pembelajaraan kooperatif dikembengkan untuk
menciptakan hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif
juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial (Hasyim,
2009). Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi, karena sangat
penting untuk dimiliki didalam diri seseorang dan dilakukan dalam
organisasi yang bergantung satu sama yang lain. Pembelajaran
kooperatif memiliki beberapa karateristik dalam proses belajar
yaitu: a. Siswa belajar kelompok untuk menuntaskan materi. b.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,
sedang,
rendah.
-
7
c. Anggota kelompok sebisa mungkinberasal dari ras, budaya, suku
dan jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dibandingkan
individu.(Ibrahim, 2000:6)
Setiap pembelajaran memiliki langkah-langkah yang terstruktur.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif: a.
Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menempatkan
target pembelajaran yang ingin dicapai oleg guru sesuai dengan
tutunan materi pembelajaran.
b. Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar
secara bersama-sama dalam kelompok kecil.
c. Dalam melakukan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan
dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok, dalam
pemahaman materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran.
d. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil kerjanya.
Langkah-langkah di atas menujukan bahwa proses pembelajaran
dimulai dari guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa untuk belajar. Tahapan ini juga diikuti bimbingan guru pada
saat siswa bekerja sama untuk memecahkan masalah. Tahap terakhir
pada pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir
kelompok dan evaluasi tetang apa yang sudah mereka pelajari.
4. Think Pair and Share (TPS)
Think Pair and Share (TPS) adalah proses pembelajaran yang
pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Maryland
pada tahun 1981. TPS merupakan suatu model pembelajaran kooperatif.
TPS atau “berfikir berpasangan berbagi” adalah merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Tujuan pembelajaran TPS melatih siswa untuk saling
membantu antar anggota dalam memahami pelajaran ataupun dalam
menyelesaikan tugas belajar. Siswa yang lemah akan mendapat bantuan
dari temannya yang lebih pandai. Dalam model pembelajaran TPS, guru
menciptakan interaksi yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin
mencoba, bersikap mandiri, dan ingin maju. Tahapan utama dalam TPS
adalah sebagai berikut (Ibrahim, 2000): a. Tahapan 1: Thinking
(berfikir) guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan
pertanyaan tesebut dengan mandiri.
b. Tahapan 2: Pairing (berpasangan) guru meminta siswa
berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirnya pada tahapan pertama.
c. Tahapan 3: Sharing (berbagi) pada tahapan akhir,para pesert
didik untuk berbagi hasil pemikiran mereka kepada seluruh kelas.
Keterampilan
-
8
berbagidengan seluruh kelas dapat dilakukan dengan menujuk siswa
secara sukarela yang bersedia melaporkan hasil kelompoknya atau
bergiliran pasangan.
Langkah-langkah dalam pembelajaran Think Pair share (TPS) adalah
sebagai berikut: a) Pendahuluan
Fase 1: persiapan 1. Guru melakukan apersepsi. 2. Guru
menjelaskan tentang TPS. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru memberikan motivasi.
b) Kegiatan inti Fase 2: pelaksanaan pembelajaran TPS Langkah
pertama: 1. Guru menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang
akan disampaikan. 2. Siswa memperhatikan, mendengarkan dengan
aktif penjelasan dan
pertanyaan dari guru. Langkah kedua (Berfikir): 1. Siswa
berfikir secara inadividual. 2. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memikirkan jawaban
kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang
disampaikan oleh guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan
meminta siswa untuk menulis hasil pemikiran masing-masing.
Langkah ketiga (Berpasangan): 1. Setiap siswa mendiskusikan
hasil pemikiran masing-masing dengan
pasangan. 2. Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan
memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kerja kelompok. Guru
memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.
Langkah keempat (Berbagi): 1. Siswa berbagi jawaban mereka
dengan teman sekelas. 2. Siswa mempresentasikan jawaban atau hasil
pemecahan masalah secara
individu atau kelompok di depan kelas. Individu atau kelompok
yang lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat
terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.
3. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil
pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan, dan memberikan
pujian bagi kelompok yang berhasil dan memberi semangat atau
motivasi bagi kelompok yang belum berhasil.
c) Penutup Fase 3: penutup
-
9
1. Dengan bimbingan guru siswa membuat simpulan dari materi yang
telah didiskusikan.
2. Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri. 3. Siswa
diberi PR dari buku paket/LKS, atau mengerjakan ulang soal
evaluasi.
Penerapan pembelajaran kooperatif model TPS memiliki beberapa
kelebihan. Kelebihan pembelajaran TPS antara lain sebagai berikut:
a. Akan mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya maupun
mengeluarkan
pendapat serta kreatifr dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya.
b. Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. c.
Penyampaian materi pelajaran yang diterima oleh siswa dapat
bertahan lebih
lama. d. Dapat megembangkan sistem diskusi antar siswa, sehingga
secara langsung
mampu meningkatkan sikap koopertif dan kerja sama antar siswa.
e. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa.
Penggunakan model pembelajaran TPS bertujuan agar siswa
mendapatkan kemudahan dalam menerima pelajaran yang diajarkan,
karena dalam model ini siswa mempunyai peran yang sangat penting
dalam pembelajaran, sebab setiap siswa mempunyai tanggung jawab
dalam kelompok masing-masing. Dalam pembelajaran ini juga dapat
meningkatkan aktivitas siswa melalui kerja kelompok dan presentasi.
Sehingga dalam mempelajari matematika siswa dapat menerima
pelajaran dengan mudah dan membantu siswa dalam berinteraksi dengan
teman sendri maupun kepada guru.
5. Think Pair and Share (TPS) dalam Matematika
Sebagai wujud pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan
masyarakat di era globalisasi ini dan untuk mengatasi masalah dalam
dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika di Indonesia,
diperlukan suatu perubahan dalam dunia pendidikan, dan upaya
pembaharuan. Proses tersebut terletak pada tanggung jawab guru
mengenai bagaimana pembelajaran yang di sampaikan dapat dipahami
siswa secara benar.
Proses pembelajaran di tentukan sampai sejauh mana guru dapat
menggunakan metode dan strategi pembelajaran dengan baik. Oleh
sebab itu dalam dunia pendidikan diperlukan adanya sumber daya
manusia yang berkualitas sebagai insan yang berilmu pengetahuan,
berketrampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan
bertanggung jawab. Untuk memikirkan cara yang terbaik untuk
mempersiapkan siswa menghadapi semua tantangan dunia, para pendidik
mengubah isi kurikulum matematika dan cara kita mengajarkannya.
Beralih dari fokus aritmatika dan ketrampilan berhitung menjadi
kurikulum yang mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir,
bernalar dan berkomunikasi secara matematis, dengan tujuan membantu
siswa membangun pemahaman konseptual matematika mereka, bukan
sekedar mengingat fakta dan aturan-aturanya (Suyitno, 2004).
-
10
Pengajaran matematika sepertinya perlu diubah agar memenuhi
tujuan tersebut, yaitu bukan lagi mengajar dengan cara memberitahu
atau demonstrasi, campuran dari metodologi-metodologi pengajaran
dianjurkan agar mampu memasukkan kerja kelompok dan individu serta
pengajaran langsung. ( Hudojo, Herman. 2005). Fokusnya adalah
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menelusuri dan memecahkan
masalah, secara individu maupun bersama teman dan untuk
mengembangkan kemampuan matematika mereka.
Pembelajaran kooperatif menempati tempat utama dalam pengajaran
matematika karena penelitian tentang matematika seringkali dianggap
sebagai terbatas, individualistik atau kompetitif, yang semata-mata
ditujukan untuk memahami materi atau memecahkan masalah yang
ditugaskan. Mungkin tidaklah mengejutkan kalau banyak siswa sekolah
dan orang dewasa yang takut dengan matematika dan berusaha
menghindarinya. Mereka seringkali percaya kalau hanya ada sedikit
orang berbakat yang bisa sukses dalam matematika. Pembelajaran
kooperatif kelompok kecil memperhatikan masalah-masalah ini dalam
beberapa cara. Strategi-strategi kooperatif bisa dengan mudah
dimasukkan ke dalam kelas matematika dasar. Pilihan atas strategi
dan ukuran kelompok akan tergantung pada tahun pelajaran,
pengalaman siswa dengan pemecahan masalah kooperatif dan aktivitas
matematika itu sendiri (Hudojo, Herman. 2005).
Berdasarkan pemikiran di atas, maka peran pendidik sangat
penting dalam menciptakan keberhasilan dalam dunia pendidikan. Oleh
karena itu seorang guru atau pendidik harus mempunyai strategi
tersendiri untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya
karena tanpa adanya motivasi maka akan sulit untuk mencapai
keberhasilan suatu pembelajaran. Maka salah satu strategi
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah guru dapat
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share
dalam pembelajaran matematika karena disini siswa dapat sharing,
berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk memecahkan masalah yang
dianggap sulit, siswa dapat saling berbagi pengalaman dan dapat
mengurangi kebosanan dalam proses pembelajaran sehingga dapat
memotivasi siswa untuk belajar dan proses belajar matematika
menjadi menyenangkan.
6. Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara hanfiah berarti perantara atau
pengatar. Media adalah perantara atau pengatarpesan dari pengirim
ke penerima pesan (Sadiman, 2003). Dalam poses pembelajaran
hendaknya para guru dapat memanfaatkan media pembelajaran intuk
mempermudah dalam penyampaian materi pembelajaran. Fungsi atau
peran pokok media dalam proses pembelajaran:
a) Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) yang
berfungsi memberi pengalaman yang konkret kepada siswa.
b) Sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dan
media tersebut serta menjadi sumber belajar yang efektif.
-
11
Dengan demikian penggunan media dalam dunia pendidikan pada saat
ini sebenarnya bukan hal yang biasa. Diharapkan dalam proses
pembelajaran guru dapat menggunakan media pembelajaran agar terjadi
motivasi belajar dalam diri siswa serta menambah minat belajar
siswa terhadap matematika. Penggunaan media ini sangat bermanfaat
sekali bagi siswa maupun guru.
7. Microsoft Powerpoint
Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi yang banyak
digunakan untuk membantu mempresentasikan materi atau data makalah
dihadapan orang banyak. Tampilan dari powerpoint adalah berbentuk
lembaran (slide). Tiap-tiap slide yang ditampilkan berisi tentang
inti dari materi yang dipresentasikan(Prawiradilaga, 2007).
PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem
operasi
Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan
sistem operasi
Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di
atas sistem operasi
Xenix. PowerPoint dapat menyimpan presentasi dalam beberapa
format, yakni
sebagai berikut:
a. PPT (PowerPoint Presentation), yang merupakan data biner dan
tersedia
dalam semua versi PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
b. PPS (PowerPoint Show), yang merupakan data biner dan tersedia
dalam semua
versi PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
c. POT (PowerPoint Template), yang merupakan data biner dan
tersedia dalam
semua versi PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
d. PPTX (PowerPoint Presentation), yang yang merupakan data
dalam bentuk
XML dan hanya tersedia dalam PowerPoint 12.
Aplikasi Microsoft PowerPoint ini pertama kali dikembangkan oleh
Bob
Gaskins dan Dennis Austin sebagai Presenter untuk perusahaan
bernama
Forethought, Inc yang kemudian mereka ubah namanya menjadi
PowerPoint.
Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer
yang
didukungnya adalah Apple Macintosh. PowerPoint kala itu masih
menggunakan
warna hitam/putih, yang mampu membuat halaman teks dan grafik
untuk
transparansi overhead projector (OHP). Setahun kemudian, versi
baru dari
PowerPoint muncul dengan dukungan warna, setelah Macintosh
berwarna muncul
ke pasaran.
Microsoft pun mengakuisisi Forethought, Inc dan tentu saja
perangkat
lunak PowerPoint dengan harga kira-kira 14 Juta dolar pada
tanggal 31 Juli 1987.
Pada tahun 1990, versi Microsoft Windows dari PowerPoint (versi
2.0) muncul ke
pasaran, mengikuti jejak Microsoft Windows 3.0. Sejak tahun
1990, PowerPoint
http://id.wikipedia.org/wiki/1987http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Overhead_projector&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/31_Julihttp://id.wikipedia.org/wiki/1987http://id.wikipedia.org/wiki/1990http://id.wikipedia.org/wiki/Windows_3.x
-
12
telah menjadi bagian standar yang tidak terpisahkan dalam paket
aplikasi kantoran
Microsoft Office System (kecuali Basic Edition).
Dalam PowerPoint, seperti halnya perangkat lunak pengolah
presentasi
lainnya, objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek
lainnya diposisikan dalam
beberapa halaman individual yang disebut dengan "slide". Istilah
slide dalam
PowerPoint ini memiliki analogi yang sama dengan slide dalam
proyektor biasa,
yang telah kuno, akibat munculnya perangkat lunak komputer yang
mampu
mengolah presentasi semacam PowerPoint dan Impress. Setiap slide
dapat dicetak
atau ditampilkan dalam layar dan dapat dinavigasikan melalui
perintah dari si
presenter. Slide juga dapat membentuk dasar webcast (sebuah
siaran di World
Wide Web).
PowerPoint menawarkan dua jenis properti pergerakan, yakni
Custom
Animations dan Transition. Properti pergerakan Entrance,
Emphasis, dan Exit objek
dalam sebuah slide dapat diatur oleh Custom Animation, sementara
Transition
mengatur pergerakan dari satu slide ke slide lainnya. Semuanya
dapat dianimaskan
dalam banyak cara. Desain keseluruhan dari sebuah presentasi
dapat diatur
dengan menggunakaan Master Slide, dan struktur keseluruhan dari
prsentasi dapat
disunting dengan menggunakan Primitive Outliner (Outline).
Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan
sebagai
alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks,
warna,dan gambar,
serta animasi-animasi yang bias diolah sendiri sesuai
kreatifitaspenggunanya. Pada
prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan
pengontrolan
operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari
slide,teks,gambar dan
bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar
belakang yang telah
tersedia. Media Microsoft Powerpoint digunakan dalam proses
belajar mengajar,
media Microsoft Powerpoint dapat digunakan untuk menyampaikan
materi
dengan penyampaian yang menarik. Secara teoritis, sejauh ini
media Microsoft
Powerpoint di dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa
kelebihan
diantaranya:
a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan
animasi, baik
animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi
tentang bahan
ajar yang tersaji.
c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta
didik.
d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar
yang sedang
disajikan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Grafikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Videohttp://id.wikipedia.org/wiki/Suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Analogihttp://id.wikipedia.org/wiki/Proyektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_lunakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komputerhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Webcast&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/World_Wide_Webhttp://id.wikipedia.org/wiki/World_Wide_Webhttp://id.wikipedia.org/wiki/World_Wide_Web
-
13
e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara
berulang-
ulang.
f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik.
(CD/
Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke
mana-mana.
Sedangkan dari sisi penggunaan, Microsoft Powerpoint juga
memiliki
beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
a. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
b. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka
para pendidik
harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PC
tersebut.
c. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”),
maka kemungkinan
besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat
sajian bahan ajar
yang ditayangkan di PC tersebut.
d. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk
mengoperasikan
program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.
Pembuatan media dalam penelitian ini menggunakan Microsoft
Powerpoint 2007. Sehingga dalam penelitian ini akan di kombinasikan
dengan Model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) dengan tujuan
agar siswa dapat memahami kosep dasar, bentuk umum setiap materidan
diharapkan siswa dapat menggembangkan kemampuanya untuk memecahkan
masalah serta melatih cara pikir dan bernalar dalam proses
pembelajaran.
8. Materi Himpunan
Tujuan yang ingi dicapai melalui pembelajaran matematika
dijenjang SMP
menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP):
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah;
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika;
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi
yang diperoleh;
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah;
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika,
-
14
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Depdiknas 2006:
346).
Himpunan adalah kumpulan benda atau obyek yang didefinisikan
atau
diterangkan dengan jelas. Benda atau obyek yang dimuat dalam
suatu himpunan
disebut anggota himpunan atau elemen. Materi himpunan di kelas
VII SMP
mencakup sub pokok bahasan pengertian, notasi, dan penyajian
himpunan;
konsep himpunan bagian; operasi irisan, gabungan, kurang
(difference), dan
komplemen pada himpunan; penyajian himpunan dengan diagram Venn,
serta
menyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram Venn dan
konsep
himpunan. Materi himpunan memiliki standar kompetensi sebagai
berikut.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Himpunan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah
Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyajiannya
Memahami konsep himpunan bagian
Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference), dan
komplemen pada himpunan
Menyajikan himpunan dengan diagram Venn
Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
Untuk lebih memperjelas mengenai sub pokok materi himpunan,
dapat
dilihat pada peta konsep di bawah ini.
-
15
Gambar 2.1
Peta Pembelajaran Himpunan
Pembelajaran himpunan mempunyai beberapa tujuan, yaitu dapat
menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan
mendata
anggotanya; dapat menyebutkan anggota dan bukan anggota
himpunan; dapat
menyatakan notasi himpunan; dapat mengenal himpunan kosong dan
notasinya;
dapat menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan; dapat
menentukan
banyak himpunan bagian suatu himpunan; dapat mengenal pengertian
himpunan
semesta, serta dapat menyebutkan anggotanya; dapat menjelaskan
pengertian
irisan dan gabungan dua himpunan; dapat menjelaskan kurang
(difference) suatu
himpunan dari himpunan lainnya; dapat menjelaskan komplemen dari
suatu
himpunan; dapat menyajikan gabungan atau irisan dua himpunan
dengan diagram
Venn; dapat menyajikan kurang (difference) suatu himpunan dari
himpunan
lainnya dengan diagram Venn; dapat menyajikan komplemen suatu
himpunan
dengan diagram Venn; dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan
diagram Venn dan konsep himpunan.
9. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
-
16
Terdapat beberapa penelitian pendahulu yang meneliti tentang
Think Pair
Share yaitu penelitian yang dilakukan oleh Heni Hendrayani
(2010) yang berjudul
Penerapan model pembelajaran think pair and share dengan
menggunakan media
powerpoint pada pola dan barisan bilangan. Hasil penelitian
menujukan bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dapat
meningkatkan
pemahaman pada materi pola dan barisan bilangan pada siswa kelas
IV SD Negeri
Jeron Nogosari Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011. Peningkatan
pemahaman
konsep pecahan dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai
evaluasi matematika
dalam materi pecahan setiap siklusnya yaitu: sebelum tindakan
nilai rata-rata
evaluasi matematika 62,7 dimana siswa yang mendapat nilai di
atas kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60 sebanyak 20 siswa (53%) pada
siklus I nilai
rata-rata evaluasi matematika meningkat menjadi 68 sebanyak 26
siswa
memperoleh nilai di atas KKM (68%) dan siklus II nilai rata-rata
evaluasi
matematika meningkat menjadi 74,5 sebanyak 32 siswa memperoleh
nilai di atas
KKM (84%). Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka dibuatlah
penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran
kooperatif model
TPS berbantu media powerpoint pada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Selo.
B. Kerangka Berpikir Pada pembelajaran matematika, masih banyak
siswa yang menganggap
matematika adalah abstrak. Oleh karena itu, di dalam
pembelajaran seorang
pengajar harus mampu merancang, memilih, dan menggunakan
metode
pembelajaran agar siswa dapat memahami tentang tujuan
pembelajaran. Di era
Globalisasi ini peran teknologi hendaknya dapat dimanfaatkan
dengan baik
sehingga meninggkatkan minat belajar siswa terhadap
matematika.
Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan bukan lah yang biasa
lagi
dengan tujuan menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran
matematika,
sehingga dapat menghilangkan rasa takut akan matematika.
Penggunan media
pembelajaran bertujuan untuk memberi pengalaman baru kepada
siswa,
mempermudah dalam memahami materi yang diajarkan serta menjadi
bahan
sumber belajar bagi siswa.
Penelitian ini akan mengkombinasikan antara model pembelajaran
Think
Pair and Share (TPS) dengan mengunakan media Powerpoint. TPS
merupakan
model pembelajaran kooperatif dengan harapan siswa dapat
menerima pendapat
kelompok dan dapat menyampaikan apa yang mereka ketahui kepada
siswa yang
lain. Penggunaan media powerpoint dapat membantu proses
pembelajaran di
kelas sehingga siswa merasa tertarik dan tidak bosan dalam
pembelajaran
matematika.