Top Banner
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat para ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan teori ini berisi tentang pembelajaran kooperatif tipe problem solving dan hasil belajar IPA. 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA Menurut Iskandar (1997:2), “Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris Natural Science secara singkat disebut Science, Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam”. Sedangkan Trianto (2010:137) kemudian menyimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diartikan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari tentang peristiwa yang terjadi di alam ini dimana di dalamnya terdapat teori yang saling berhubungan dengan gejala alam dan menuntut sikap ilmiah seperti sikap jujur, rasa ingin tahu, dan sikap yang terbuka. Secara khusus hakikat IPA semata-mata tidaklah hanya pada dimensi pengetahuan (keilmuan), tetapi lebih dari itu, IPA juga menekankan pada dimensi nilai ukhrawi, dimana di dalamnya berisi bahwa apabila kita memerhatikan keteraturan di alam semesta akan semakin meningkat keyakinan akan adanya sebuah
19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

Nov 11, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Teori

Kajian teori ini merupakan uraian pendapat para ahli yang mendukung

penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan

menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan teori ini berisi tentang pembelajaran

kooperatif tipe problem solving dan hasil belajar IPA.

2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA

Menurut Iskandar (1997:2), “Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan

dari kata-kata Bahasa Inggris Natural Science secara singkat disebut Science, Natural

artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam.

Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Science

itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam”.

Sedangkan Trianto (2010:137) kemudian menyimpulkan bahwa IPA adalah

suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan

eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan

sebagainya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diartikan bahwa IPA adalah

suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari tentang peristiwa yang terjadi

di alam ini dimana di dalamnya terdapat teori yang saling berhubungan dengan

gejala alam dan menuntut sikap ilmiah seperti sikap jujur, rasa ingin tahu, dan sikap

yang terbuka. Secara khusus hakikat IPA semata-mata tidaklah hanya pada dimensi

pengetahuan (keilmuan), tetapi lebih dari itu, IPA juga menekankan pada dimensi

nilai ukhrawi, dimana di dalamnya berisi bahwa apabila kita memerhatikan

keteraturan di alam semesta akan semakin meningkat keyakinan akan adanya sebuah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

8

kekuatan yang mahadahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Tuhan Yang Maha

Esa. Dengan dimensi ini IPA hakihatnya mengaitkan antara aspek logika-materiil

dengan aspek jiwa-spiritual, yang sementara ini dianggap cakrawala kosong, karena

adanya anggapan bahwa antara IPA dan agama merupakan dua sisi yang sangat

berbeda dan tidak akan mungkin dipersatukan satu sama lain dalam satu bidang

kajian.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah

ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gelaja melalui suatu proses yang

dikenal dengan proses ilmiah dan tersusun atas tiga komponen terpenting berupa

konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

Menurut Hamdani (2010:23) pembelajaran adalah usaha guru membentuk

tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.

Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami

sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanostik mendeskripsikan

pembelajaran sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih

bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan

kemampuannya.

Hamdani (2010:47) berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai

berikut :

1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian

dan menantang siswa.

4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan

menarik.

5) Pembelajaran dapat menciptakan Susana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara

fisik, maupun psikologi.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

9

7) Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.

8) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja.

Pembelajaran mempunyai tujuan, yaitu membuat siswa agar memperoleh

berbagai pengalaman dan dengan pemgalaman itu, tingkah laku siswa bertambah,

baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan,

ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan

perilaku siswa.

Trianto (2010:142) dikutip dalam taksonomi bloom diharapkan dapat

memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari

pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar

dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk

memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan

serta keteraturannya. Di samping itu, pembelajaran IPA diharapkan pula

memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif),

pemahaman, kebiasaan dan apresiasi.

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran IPA, maka Trianto (2010:143)

mengemukakan tentang hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat

memberikan antara lain sebagai berikut:

a) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prindip dan konsep,

fakta yang ada di alam. Hubungan saling ketergantungan, dan hubungan

antara sains dan teknologi.

c) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan

masalah dan melakukan observasi.

d) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur terbuka,

benar, dan dapat bekerja sama.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

10

e) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan

deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan

berbagai peristiwa alam.

f) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan

keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

Menurut uraian di atas maka jelaslah bahwa proses belajar mengajar IPA lebih

menekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa mampu

menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, serta teori-teori dan sikap

ilmiah siswa itu sendiri yang pada akhirnya berpengaruh positif terhadap kualitas

proses pendidikan maupun produk pendidikan.

Pembelajaran IPA dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada

pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Tujuan Mata Pelajaran Ipa yang diajarkan di Sekolah Dasar diantaranya

adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2)

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin

tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat, (4)

mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar , memecahka

masalah, dan membuat keputusan, (5) meningkatkan, kesadaran untuk berperan serta

dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (6) memeperoleh bekal

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

11

pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP atau Mts.

Menurut Muslichah (2006:23) tujuan pembelajaran IPA di SD adalah “Untuk

menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan

masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan gejala alam,

sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif “.

2.1.3 Ciri-ciri Pembelajaran IPA

1) IPA mempunyai nilai ilmiah

Artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan

menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh

penemunya.

Contoh : nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang

mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat

dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat

dikembalikan ke sifat semula

2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,

Dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

3) IPA merupakan pengetahuan teoritis.

Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan

melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang

satu dengan cara yang lain

4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.

Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen

dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut

(Depdiknas, 2006).

5) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

12

Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur

pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan,

penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan,

pengujian hipotesis melalui eksperimentasi, evaluasi, pengukuran, dan penarikan

kesimpulan.

Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena

alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru

yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

2.1.4. Hakikat Hasil Belajar

Berdasarkan pengertian secara psikologis (Slameto 2010:2) belajar merupakan

suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2010:2)

mengungkapkan pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan menurut Gagne (Slameto 2003:13), belajar adalah proses

untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah

laku.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat dikaji bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang diperoleh melalui hasil

interaksi maupun pengalaman dengan lingkungan dimana perubahan tersebut nampak

dalam tingkah laku, kebiasaan, keterampilan, sikap dan kemampuan pikirnya.

2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (Slameto, 2002:54)

antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

13

1) Faktor Internal

Faktor Jasmaniah. Sehat berarti dlaam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-baginnya/bebas dari penyakit. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

pusing, ngantuk. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan

kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-

ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan

ibadah.

Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya

memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi

hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian,

minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

2) Faktor Eksternal

Pada model pembelajaran kooperatif tipe problem solving ini menempati

posisi pada faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi:

Faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan sosial atau masyarakat. Lingkungan keluarga misalnya cara orang tua

mendidik. Disinilah bimbingan dan penyuluhan dari orang tua sangatlah penting.

Anak/siswa yang mengalami kesukaran dalam halbelajar dapat ditolong dengan

memberikan bimbingan beajar sebaik-baiknya.

Faktor lingkungan sekolah. Faktor lingkungan sekolah yang mempengaruhi

belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

Faktor lingkungan sosial atau masyarakat. Kehidupan masyarakat disekitar

siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

14

bermacam-macam golongan akan sangat berpengaruh belajar siswa. Ada yang baik

dan buruk. Apabila lingkungan buruk maka siswa akan terpengaruh ke hal yang

buruk, begitu pula sebaliknya.

2.1.4.2 Aspek Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Sudjana 2005:22) membagi

tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi

dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Sedangkan Gagne (Sudjana 2005:22) membagi lima kategori hasil belajar,

yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d)

sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan

tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris:

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang teridiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

sistesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah

dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisani, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan

refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d)

keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f)

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah

tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

15

karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan

pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas bahwa hasil belajar merupakan hasil perubahan

tingkah laku oleh siswa yang didapat setelah siswa mengalami serangkaian proses

pembelajaran dimana mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Perubahan

tersebut dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi dalam penelitian

akan lebih ditekankan pada ranah kognitif yaitu pengetahuan serta pemahaman siswa

yang mampu diukur menggunakan evaluasi berupa tes. Dengan tes guru dapat

mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam menerima pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA yang ingin dicapai. Tes tersebut dilaksanakan

pada akhir pembelajaran.

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Menurut Slavin (Isjoni 2013:12) pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan

struktur kelompok heterogen. Jonhson & Jonhson (Isjoni 2013:15) kooperatif

learning adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka

dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Sedangkan Isjoni (2013:12)

mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap siswa anggota kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Lie (2000:16) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif juga diseut

dengan stilah gotong-royong yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tigas yang

terstruktur . Sedangkan menurut Djahiri K (2004:19) pembelajaran kooperatif

merupakan pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

16

pendekatan secara sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan

kemampuan siswa dan lingkuangan belajarnya.

Lie (2002:18) mengungkapkan model kooperatif atau memberi landasan

teoritis bagaimana siswa dapat sukses belajar bersama orang lain. Dengan

mempraktekkan kooperatif learning di ruang-ruang kelas suatu hal kelak kita akan

mrnuai buah pesahabatan dan perdamaian.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu stategi belajar dengan keterlibatan

beberapa jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda dimana dalam menyelesaikan tugas kelompok, di setiap siswa dalam

kelompok harus saling bekerja sama serta saling membantu guna mencapai suatu

tujuan dalam pembelajaran tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif ini, dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran.

2.16 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1) Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai

kompetensi dasar yang akan dicapai.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-

beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta

memperhatikan kesetaraan jender.

3) Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing

individu.

Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan

agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling

menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

17

saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun

teman lain.

Menurut Suyanti (2010: 99-100) karakteristik pembelajaran kooperatif dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat

untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar.

Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan

oleh keberhasilan tim.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok yaitu

Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Kontrol. Demikian juga dalam

pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran

memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara

efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran

yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati

bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas

dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa

dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui

tes maupun non tes.

3) Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses

pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

18

tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling

membantu, misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang pintar.

4) Keterampilan bekerja sama

Kemampuan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan

kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa

perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan

anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi

dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan

pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

Menurut Arends (2007: 5), bahwa pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.

2) Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan

tinggi.

3) Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan

gender.

4) Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu.

2.1.7 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Thompson (Isjoni 2012:14) mengemukakan, pembelajaran kooperatif turut

menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu

sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari campuran kemampuan

siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima

perbedaan dan bekerja dengan tman yang berbeda latar belakangnya.

Pembelajaran kooperatif yang diajarkan adalah suatu ketrampilan khusus

dimana didalamnya bertujuan agar dapat saling bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan

yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

19

kelompok, tugas anggota kelompok adalah dapat mamahami materi dan dapat

mencapai ketuntasan. Ketrampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan

hubungan, kerja dan tugas. Hubungan kerjasama dapat dibangun dengan

mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas

dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan.

2.1.8 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Berikut ini merupakan 6 langkah utama dalam pembelajaran kooperatif yang

dirangkai dalam sebuah tabel. Dimana 6 langkah utama tersebut berupa fase-fase

yang menunjukkan urutan fase-fase dalam pembelajaran kooperatif diantaranya

adalah pelaksaan penelitian,variabrl bebas, variabel terikat, prosedur percobaan, hasil

dan respon tingkah laku.

2.1.9 Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Solving

Secara teoritis, problem solving dipercaya sebagai vehicle untuk

mengembangkan higher-order-thinking skills (Kusmawan, 2002). Melalui problem

solving diharapkan siswa dapat membangun pemahamannya sendiri tentang realita

alam dan ilmu pengetahuan dengan cara merekontruksi sendiri „makna‟ melalui

pemahaman relevan pribadinya (pandangan konstruktivisme). Siswa difasilitasi untuk

menerapkan their existing knowledge melalui problem solving , pengambilan

keputusan, dan mendesain penemuan. Para siswa dituntut untuk berpikir dan

bertindak kreatif dan kritis. Mereka dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi

baru, dalam mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis, dan dalam

menyelesaikan permasalahannya secara realistis.

Menurut Hamalik (1994:151), Problem solving adalah suatu proses mental

dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan

informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.

Problem solving juga dapat diartikan suatu pendekatan dengan caraproblem

identification untuk ketahap sintesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

20

masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk

mendapatkan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Sedangkan menurut Slameto (1990:139), Problem Solving adalah Berpikir

memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang

kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya

tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan

yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu

(benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu

mencakup problem solving. Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu tidak

penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh

konsep; keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving dan

perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan intelektual sangat penting dalam

problem solving.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai model pembelajaran

Problem Solving, maka komponen yang berperan penting dalam Model Pembelajaran

Problem Solving ini adalah penguasaan materi untuk memecahkan suatu masalah

yang di hadapi. Bertujuan memperoleh informasi dan konsep yang nantinya berfungsi

untuk memperoleh solusi dalam pemecahan masalah secara pasti.

2.1.9.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Solving

Menurut konsep Dewey berpikir merupakan dasar problem solving, adapun

langkah-langkah pemecahan masalah menurut Dewey adalah sebagai berikut :

a) Guru menyiapkan kelas sebagaimana mestinya.

b) Guru menjelaskan materi sesuai kompetensi yang sudah direncanakan

selama 45 menit.

c) Guru menggaris bawahi masalah yang akan didiskusikan masing-masing

kelompok.

d) Kemudian guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan

masalah dan memecahkan masalah tersebut (Problem Solving).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

21

e) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk membacakan

hasil diskusi dan pemecahan masalahnya.

f) Guru meluruskan jawaban yang kurang tepat.

g) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama mengenai materi pelajaran.

h) Guru menutup pelajaran.

Dari beberapa langkah yang telah disebutkan, maka diketahui bahwa langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif tipe Problem Solvingdiawali dengan

penjelasan materi oleh guru selama kurang lebih 45 menit. Setelah guru menjelaskan

materi sesuai dengan kompetensi, guru meggaris bawahi masalh yang timbul dan

harus didiskusikan oleh siswa. Kemudian guru meminta siswa berdiskkusi dalm

kelompok untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah (Problem Solving).

Akan tetapi, strategi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan. Setelah itu

untuk mengevaluasi keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Problem

Solving, guru memberikan meminta perwakilan dari kelompok untuk maju kedepan

membacakan hasil pemecahan masalah. Kemudian guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kesalah pahaman dan memberikan penguatan untuk kemudian

membuat kesimpulan bersama siswa.

2.1.9.2 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving

Setiap hal tentu mempunyai dua sisi, yakni kelebihan dan keburukan.

Demikian juga dengan metode pembelajaran problem Solving yang

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode problem

solving adalah:

1. Dapat membuat peserta didik menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari.

2. Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan

memecahkan masalah secara terampil.

3. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif

4. Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

22

5. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis

6. Siswa mengembangkan proses kemampuan mereka menyesuaikan untuk

dengan pengetahuan baru,

Berdasarkan kelebihan-kelebihan yang telah dipaparkan, maka model

pembelajaran Problem Solving ini akan dapat membantu siswa dalam merangsang

pikiran siswa untuk memunculkan ide serta kreativitas dalm pembelajaran. Selain itu

siswa dapat juga melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman dalam

satu kelas dalam bentuk kerjasama dan menghargai kemampuan orang lain Sehingga

jelas berdasarkan kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran Problem Solving

akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.9.3 Implementasi Pembelajaran Model Problem Solving

a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

d. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

dengan silabus.

e. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema

materi yang akan dipelajari dari aneka sumber, dengan cara melakukan tanya

jawab bersama siswa tentang pengetahuan awal yang diketahui siswa yang

berhubungan dengan materi pembelajaran. Kemudian dari hasil tanya jawab siswa

mencatat hasilnya pada buku catatan.

f. Guru menyajikan materi secara umum sebagai pengantar pembelajaran Problem

Solvingsedangkan siswa mencatat hal-hal yang kurang dimengerti untuk

kemudian dapat ditanyakan kepada guru/ membuat ringkasan.

g. Guru menggaris bawahi masalah yang akan dipecahkan melalui diskusi

kelompok.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

23

h. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencermati dan memahami

masalah tersebut.

i. Dalam pelaksanaan untuk pemahaman masalah, guru meminta seluruh siswa

berdiskusi secara berkelompok dalam memecahakan masalah tersebut.

j. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan

misalnya dengan mengucapkan “pintar”, “bagus” atau dengan kata-kata positif

lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa dari soal yang diberikan guru.

k. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama sesuai dengan pengetahuan,

gagasan-gagasan, ataupun fakta-fakta baru yang telah diperoleh siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

l. Siswa mencatat hal-hal yang penting dalam pembelajran tersebut.

m. Guru memberikan penguatan tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

n. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

o. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan refleksi

kepada siswa dari materi yang telah dipelajari.

2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Prastyo Suhardi (2011) juga telah melakukan penelitian dan diperoleh hasil

penelitian yang menunjukkan pada siklus I keterampilan guru dalam pembelajaran

IPA dengan penggunaan model pembelajaran tipe problem solving diperoleh skor

rata-rata 2,95 dengan kategori baik, siklus II mendapat skor rata-rata 3,3 dengan

kategori sangat baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan model

Problem Solving pada siklus I diperoleh skor rata-rata 2,58 dengan kategori baik,

pada siklus II skor rata-rata 3,12. Pada siklus I kualitas pembelajaran IPA diperoleh

skor rata-rata 3,2 dengan kategori baik, pada siklus II meningkat menjadi skor rata-

rata 6,8.

Roni Saputra dalam menerapkan model problem solving dalam pembelajaran

IPA dengan menunjukkan hasil belajar siswa meningkat, pada prasiklus II atau

30,55% siswa dinyatakan tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 26 atau 72,2%

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

24

siswa dinyatakan tuntas, pada siklus II meningkat menjadi 32 atau 88,9% siswa

dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil belajar pada prasiklus, siklus I, dan siklus II

menunjukkan bahwa hasil belajar klasikal sudah memenuhi target indikator yang

telah ditetapkan yakni ≥ 75% dari seluruh siswa mengalami ketuntasan belajar.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah melalui model problem solving dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem

Solving dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat

dari perubahan angka ketuntasan pada siklus I hingga siklus II. Dengan demikian,

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe problem solving dapat meningkatkan

hasil belajar sesuai dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Namun demikian, masih perlu dibuktikan lagi melalui penelitian tindakan kelas ini.

2.3 Kerangka Berpikir

Model pembelajaran kooperatif tipe problem solving merupakan model

pembelajaran yang sering dikonotasikan orang dengan ”pemecahan masalah”. Maka

dituntut untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan dalam model tipe

Problem Solving ini. Dengan demikian komponen yang berperan penting dalam

Model Pembelajaran Problem Solving ini adalah penerimaan materi melalui

pemecahan masalah. Hal ini akan membantu keterlibatran siswa secara aktif dalam

penguasaan materi pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Problem Solving ini, siswa akan terlibat seluruhnya dalam

memecahkan masalah dan pemahaman materi pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran siswa akan lebih aktif, kreatif serta bepikir lebih cepat dalam

pemecahan masalah dan pemahaman materi. Melalui cara ini, akan menjamin

keterlibatan seluruh siswa dalam pembelajaran yang meliputi kegiatan fisik maupun

kegiatan psikis dimana diantaranya terdapat kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan

mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan metrik, kegiatan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ... · penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan menpunyai pendapat yang berbeda. Pembahasan

25

mental, dan kegiatan emosional yang membantu proses belajar siswa lebih maksimal

sehingga dapat memacu keaktifan siswa yang akan membantu perbaikan hasil belajar.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan, dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Melalui penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar IPA

pada kelas 4 semester II di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga dengan kriteria ketuntasan

80 % diatas KKM 70 dengan pokok bahasan energi panas dan energi bunyi”.