9 BAB II KAJIAN TEORI Bab ini membahas tentang konsep dan teori-teori dalam tiga subbab yang menjadi landasan dalam penelitian ini, diantaranya kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Berikut penjelasan selengkapnya. 2.1 Kajian Teori 1. Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang dijadikan acuan pelaksanaan pendidikan dan di dalamnya berisi tentang tujuan, struktur, proses berjalannya pendidikan. Ini terlihat dalam Peraturan Pemerintah No. 32 (2013: 4) menyatakan bahwa : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pe mbelajaran”. Kurikulum pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan dari masa ke masa yang disesuaikan dengan perubahan global yang semakin maju. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu KBK 2004 dan KTSP 2006. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada pendidikan karakter terutama pada tingkat dasar yang diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran dan berbasis kompetensi sehingga menghasilkan insan yang produktif,kreatif, inovatif dan berkarakter (Mulyasa, 2013:7).
22
Embed
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 1. Kurikulum 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini membahas tentang konsep dan teori-teori dalam tiga subbab yang
menjadi landasan dalam penelitian ini, diantaranya kajian teori, kajian penelitian
yang relevan, dan kerangka berpikir. Berikut penjelasan selengkapnya.
2.1 Kajian Teori
1. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang dijadikan acuan
pelaksanaan pendidikan dan di dalamnya berisi tentang tujuan, struktur, proses
berjalannya pendidikan. Ini terlihat dalam Peraturan Pemerintah No. 32 (2013: 4)
menyatakan bahwa : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran”.
Kurikulum pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan dari masa ke
masa yang disesuaikan dengan perubahan global yang semakin maju. Kurikulum
2013 merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu KBK 2004 dan
KTSP 2006. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada
pendidikan karakter terutama pada tingkat dasar yang diintegrasikan dalam
seluruh mata pelajaran dan berbasis kompetensi sehingga menghasilkan insan
yang produktif,kreatif, inovatif dan berkarakter (Mulyasa, 2013:7).
10
Permendikbud No. 67 (2013: 4) tentang Standar Isi kurikulum SD
menyebutkan tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
dan peradaban dunia. Dengan tujuan kurikulum tersebut diharapkan
kualitas pendidikan dan terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang
lebih produktif dan maju untuk mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan kurikulum ini juga adanya perubahan didalam beberapa
elemen standar yang ada pada kurikulum. Ada 4 elemen standar pada
kurikulum yang berubah yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian.
a. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan dari
standar pendidikan yang lainnya seperti Standar Proses, Standar Isi,
Standar Penilaian, Standar Pendidik dan tenaga Pendidikan, Standar Sarana
dan Prasarana, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan (Peraturan
menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54, 2013: 1).
Perubahan SKL ini merupakan langkah untuk mencapai tujuan
pendidikan naasional untuk mencerdaskan peserta didik Indonesia agar
lebih cerdas dan berkarakter. Berikut ini merupakan Standar Kompetensi
11
Lulusan (SKL) untuk jenjang SD/MI menurut Lampiran Permendikbud
No.54 (2013: 2) ada tiga yaitu sikap, Pengetahuan dan Keterampilan
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan jenjang Dasar
(Sumber : Lampiran Permendikbud No. 54, 2013: 2)
SD/MI/SDLB/PAKET A
Dimensi Kualifikasi
Sikap Memiliki perikalu yang
mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan rumah,
sekolah dan tempat
bermain.
Pengetahuan memiliki pengetahuan
faktual dan konseptual
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya
dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait dengan
fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah dan
tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang produktif
dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.
Tabel di atas terlihat bahwa SKL tersebut disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak usia Sekolah Dasar yaitu rentangan usia 7-11 tahun
yang masih senang belajar sambil bermain.
b. Perubahan Standar Proses
12
Lampiran Permendikbud No.65 (2013:1) tentang Standar Proses,
tertulis bahwa standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar Kompetensi
Lulusan. Penjelasan tentang standar proses secara garis besarnya yaitu :
1) Prinsip pembelajaran yang digunakan dari peserta didik diberi tahu menuju
mencari tahu, guru sumber belajar tunggal, dari pendekatan tekstual menuju
pendekatan ilmiah, keseimbangan antara keterampilan mental (softskills) dan
keterampilan fisik (hardskills), membudayakan belajar sepanjang hayat,
memanfaatkan TIK dan adanya pengakuan dari perbedaan antar individu.
2) Karakteristik pembelajarannya mengacu pada keseimbangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan, diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dalam memperkuat
menyebutkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif memahami konsep
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
16
mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan 16
mengkomunikasikan konsep atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan ini
bermaksud untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa informasi
bisa berasal darimana saja, kapan saja. Karena itu pembelajaran yang tercipta
diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber,
bukan hanya diberi tahu.
Abdul Majid (2014: 196) tertulis hasil penelitian membuktikan bahwa
pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen
setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar
lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual
sebesar 50-70 persen. Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah
harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah.
a. Kriteria Proses Pembelajaran disebut Ilmiah
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik harus
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip, kriteria ilmiah. Abdul Majid
(2014:196-197) mengatakan proses pembelajaran disebut ilmiah
jika memenuhi kriteria ilmiah seperti berikut ini :
1) Materi pembelajaran berdasarkan fakta atau fenomena yang terjadi
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran, tidak dari cerita atau
dongeng saja.
2) Penjelasan guru, respon peserta didik dan interaksi antara peserta
didik-guru bebas dari prasangka atau penalaran yang menyimpang
17
dari logika logis serta berbasis pada teori, konsep dan fakta yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk mampu berpikir
berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan dan
tautan satu dengan yang lain dari materi pembelajaran.
5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional yang
obyektif dalam merespon materi pembelajaran.
6) Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan sederhana, jelas dan
menarik sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat yang tidak
ilmiah seperti intuitif, coba-coba dan asal dalam berpikir kritis.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 mengembangkan dua
modus pembelajaran yaitu pembelajaran langsung dan tidak langsung.
Dalam pembelajaran langsung di dalamnya ada keterampilan proses
pendekatan saintifik. Peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
18
keterampilan langsung atau disebut dengan instructional effect
(Permendikbud No.81A Lampiran IV, 2013: 5).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A Lampiran
IV (2013: 5) menyebutkan, ada lima kegiatan pokok dalam pembelajaran
tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
19
Tabel 2.3 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan
Belajar dan Maknanya.
LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN
Mengamati
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
Mengumpulkan informasi/eksperimen
- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain buku teks
- mengamati objek/ kejadian
- aktivitas -
wawancara dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/
mengolah informasi
- mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .
20
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas,dan mengembangkan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A Lampiran IV
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini meliputi tiga ranah
yaitu pengetahuan/kognitif, sikap dan keterampilan. Ranah sikap, peserta