7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika Istilah Matematika berasal dari bahasa latin yakni “manthanein” atau “mathema” yang maknanya adalah belajar atau hal yang dipelajari, selain itu dalam bahasa Belanda Matematika disebut “wiskunde” yang berarti ilmu pasti. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan matematika, para ahli mendefinisikan matematika sebagai berikut: Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol (Susanto, 2013: 183). Suriasumantri (2005:190) menyatakan, “matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Hudojo (1998) matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi. R. Soedjadi (2000: 11) mengemukakan beberapa pendapatnya mengenai matematika seperti berikut: (1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. (2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. (3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. (4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. (4) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. (5) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Dari beberapa pengertian mengenai matematika di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan kumpulan dari beberapa ide-ide abstrak dan simbol-simbol. Ide dan simbol tersebut disusun secara hirarkis dan penalaran yang deduktif, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mental yang tinggi. Pada dasarnya mata pelajaran matematika selalu identik dengan kegiatan menghitung. Menghitung mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dalam menjalani kehidupannya manusia tidak bisa lepas dari kegiatan hitung-menghitung. Matematika merupakan mata pelajaran penting dalam dunia pendidikan, hal ini dibuktikan dengan diujikannya mata pelajaran matematika di Ujian Nasional. Selain itu, Matematika merupakan salah satu bidang studi yang
23
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Matematika
Istilah Matematika berasal dari bahasa latin yakni “manthanein” atau
“mathema” yang maknanya adalah belajar atau hal yang dipelajari, selain itu
dalam bahasa Belanda Matematika disebut “wiskunde” yang berarti ilmu pasti.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan matematika, para ahli
mendefinisikan matematika sebagai berikut:
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol (Susanto,
2013: 183). Suriasumantri (2005:190) menyatakan, “matematika adalah bahasa
yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita
sampaikan. Hudojo (1998) matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi
simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, sehingga
belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi. R. Soedjadi (2000:
11) mengemukakan beberapa pendapatnya mengenai matematika seperti berikut:
(1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir
secara sistematik. (2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan
kalkulasi. (3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan. (4) Matematika adalah pengetahuan tentang
fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. (4)
Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. (5)
Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Dari beberapa pengertian mengenai matematika di atas, dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan kumpulan dari beberapa ide-ide abstrak dan
simbol-simbol. Ide dan simbol tersebut disusun secara hirarkis dan penalaran yang
deduktif, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mental yang tinggi.
Pada dasarnya mata pelajaran matematika selalu identik dengan kegiatan
menghitung. Menghitung mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,
karena dalam menjalani kehidupannya manusia tidak bisa lepas dari kegiatan
hitung-menghitung. Matematika merupakan mata pelajaran penting dalam dunia
pendidikan, hal ini dibuktikan dengan diujikannya mata pelajaran matematika di
Ujian Nasional. Selain itu, Matematika merupakan salah satu bidang studi yang
8
ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi (Susanto, 2013: 183).
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan
dukungan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2013:
185). Artinya, peranan matematika tidak hanya untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari, melainkan untuk mendukung perkembangan
teknologi karena matematika merupakan ilmu pasti. Matematika juga berperan
penting dalam dunia kerja, oleh karena itu matematika wajib dipelajari dan
dikuasai oleh siswa guna menghadapi persaingan dalam dunia kerja.
2.1.1.1 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Susanto (2013: 189) menyebutkan dua tujuan Pembelajaran Matematika di
Sekolah Dasar. Secara umum, tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu,
dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataan nalar
dalam penerapan matematika.
Kemudian, lebih spesifik lagi tujuan pembelajaran matematika yang
dijelaskan oleh Depdiknas dalam (Susanto, 2013: 190) adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, tentunya seorang guru harus
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sehingga
siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar.
9
2.1.1.2 Ruang Lingkup Matematika
Menurut Depdiknas (2001: 9), kompetensi atau kemampuan umum
pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai berikut:
1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan
pecahan.
2. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.
3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
4. Menggunakan pengukuran satuan, kesetaraan antarsatuan, dan penaksiran
pengukuran.
5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi,
terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya.
6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan
gagasan secara matematika.
Merujuk pada kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran
matematika di sekolah dasar, maka ruang lingkup untuk pembelajaran matematika
sekolah dasar (SD/MI) sebagai berikut:
1. Bilangan
2. Geometri dan pengukuran
3. Pengolahan data (Nasarudin, 2013: 70)
2.1.1.3 Pembelajaran Matematika
Istilah pembelajaran tentu tidak asing dalam kehidupan kita. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembelajaran diartikan sebagai proses,
cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai hasil dari memori kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh
terhadap pemahaman. Kemudian Susanto (2013: 19) mendefinisikan bahwa
belajar adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar
untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari (Sugandi, 2006: 9). Istilah
10
pembelajaran selalu identik dengan kegiatan belajar. Belajar merupakan istilah
yang akrab dengan semua lapisan masyarakat. Menurut Susanto (2013: 4) belajar
adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan
sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
Adapun menurut Susanto (2013: 186) mendefinisikan pembelajaran
matematika sebagai berikut:
Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika.
2.1.2 Pendekatan Saintifik
2.1.2.1 Pengertian Pendekatan Saintifik
Istilah saintifik berasal dari bahasa latin “Science” yang bermakna
pengetahuan. Metode scientific pertama kali diperkenalkan melalui ilmu
pendidikan Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode
laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah (Rohandi, 2005:
25)
Menurut Daryanto (2014: 51), pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. Pendekatan scientific adalah pendekatan yang berbasis pada fakta
atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan
bersifat pada kira-kira, khayalan atau dongeng (Kemendikbud, 2013)
2.1.2.2 Tujuan Pendekatan Saintifik
. Selain itu pembelajaran dengan pendekatan saintifik juga bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa
11
2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik,
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan,
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi,
5. Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis
artikel ilmiah, dan
6. Mengembangkan karakter siswa (Daryanto, 2014: 54)