BAB II
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
II BAB IIIII DASAR TEORIII.1 Pemetaan DigitalPemetaan digital
atau sering disebut sebagai digital mapping adalah proses
pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi
(terminologi geodesi) dengan menggunakan cara, metode, dan alat
digital ataupun dapat diolah dan disajikan dengan perangkat lunak
(software). Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan
informasi, pemetaan digital menjadi sarana penting dalam penyajian
suatu data spasial secara cepat dalam pengolahan data, penyimpanan,
dan manajemen datanya. Soft ware yang biasa digunakan dalam
pembuatan peta digital adalah Land Desktop, Auto Cad Map, Arc View,
Map Info Professional, dan lain-lain. Produk dari pemetaan digital
ini adalah berupa peta digital yang dapat dihasilkan dengan cara
sebagai berikut:a. Digitasi secara otomatis dan digitasi melalui
alat stereoplotter fotogrammetry yang menghasilkan format digital
vektor.b. Input Data Pengukuran (Loading dari Total Station,
pemasukan koordinat, dan lain-lain).c. Pemasukan Data melalui
analisis citra satelit yang menghasilkan format digital
raster.Untuk menghasilkan peta digital yang baik diperlukan data
spasial yang meliputi data koordinat planimetrik ( x,y ) yang
menunjukkan posisi dan titik tinggi ( z ) untuk mengetahui
ketinggian.
Dengan alur kerja lengkap secara digital, maka peta ini menjadi
sangat teliti, sangat ekonomis untuk dikembangkan di masa depan,
dan sangat bervariasi untuk digunakan, baik dalam bentuk kertas
(hardcopy) maupun dalam bentuk digital (softcopy). Peta digital
dihasilkan dari hasil foto udara dengan menggunakan pesawat terbang
atau dapat pula menggunakan UAV. Kemudian dilengkapi dengan data
survei lapangan misalnya untuk menambah data yang tertutup
bayangan, atau yang memang tidak terdapat di foto, seperti
klasifikasi bangunan, batas administrasi maupun nama-nama
tempat.Adapun Keuntungan-keuntungan yang kita dapatkan dari peta
digital antara lain:
1. Pembuatan peta existing semakin cepat dan mudah.
2. Pembuatan peta tematik lebih mudah dan cepat.
3. Produksi (penggandaan) peta semakin cepat.
4. Penyajian secara grafis lebih bagus.
5. Updating peta lebih mudah dan cepat.
6. Melalui pengggabung dengan data stasistik maka analisis data
dapat dilakukan dengan mudah.
7. Media penyimpanan semakin kecil sehingga tidak membutuhkan
ruangan yang besar.
8. Kualitas data dapat dipertahankan karena tidak terpengaruh
oleh suhu, tekanan, dan lain-lain.
9. Dapat dengan mudah membuat peta.
10. Dapat dengan mudah memproduksi peta dengan berbagai macam
skala dengan memperhatikan proses seleksi dan generalisasi.Pada
prinsipnya, data pada pemetaan digital adalah independen dari
software, karena data tersebut disimpan dalam format yang bisa
diakses oleh banyak sekali software yang popular. Untuk keperluan
intern, sehubungan dengan pengolahan menggunakan software, telah
disediakan dalam format Cad (DWG/DXF) dan Arc/Info. Untuk
mengirimkan data, diperlukan medium berupa CD-ROM atau Iomega-ZIP.
Iomega-ZIP adalah semacam disket namun memiliki sifat-sifat hard
disk, dan kapasitasnya adalah 100 MB. Untuk memakainya tentu saja
pengguna harus memiliki drive Iomega-ZIP beserta softwarenya.
Besarnya file peta digital bervariasi, mulai dari 4 MB hingga 40 MB
per nomor lembar peta, tergantung kepadatan informasi di dalamnya.
Daerah yang terjal mengandung informasi relief yang lebih padat,
sedang daerah perkotaan mengandung lebih padat informasi pemukiman
dan infrastruktur.Dari setiap informasi data yang telah dibuat,
baik dari software maupun data lapangan manual yang telah dibuat,
kita dapat membuat garis kontur yaitu garis yang menghubungkan
titik-titik yang sama elevasinya. Garis kontur dapat
mendeskripsikan keadaan medan yang sebenarnya.
Ada beberapa software komputer yang mendukung dalam untuk
menghasilkan peta digital yang baik seperti surfer dan Autodesk
Land Development.II.2 Total Station
Gambar 2.1 Reflectorless Total Station Sokkia (Kelompok II,
2014)Perkembangan terakhir dari theodolite yaitu munculnya generasi
Total Station dan Smart Station. Total Station merupakan teknologi
alat yang menggabungkan secara elektornik antara teknologi
theodolite dengan teknologi EDM (Electronic Distance Measurement).
EDM merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang
elektromagnetik sinar infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal
pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor berupa prisma
sebagai target (alat pemantul sinar infra merah agar kembali ke
EDM).
Gambar 2.2 EDM (Electronic Distance Measurement)(Kelompok II,
2014)Sedangkan Smart Station merupakan penggabungan Total Station
dengan GPS Geodetic.
Dengan Total Station kita mendapatkan beberapa keuntungan,
diantaranya:
1. Dapat mengurangi kesalahan yang bersumber dari manusia2.
Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer3. Mempercepat proses
4. Memberikan kemudahanSelain keuntungan-keuntungan tersebut di
atas, Total Station juga memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan
penggunaan alat Total Station yang timbul sampai pada saat ini
adalah:
1. Ketergantungan sistem pada sumber sumber tegangan.2.
Kemampuan Sumber Daya Manusia yang masih kurang memahami penggunaan
Total Station.Total Station dapat digunakan pada sembarang tahapan
survei seperti survei pendahuluan, survei titik kontrol, dan survei
pematokan. Total Station terutama cocok untuk survei topografi
dimana surveyor membutuhkan posisi (X,Y,Z) dari sejumlah detail
yang cukup banyak (700 sampai 1000 titik per hari), dua kali lebih
banyak dari data yang dikumpulkan dengan theodolite biasa dan EDM.
Hal ini akan sangat berarti dalam hal peningkatan produktivitas dan
akan menjadikan cara ini dapat bersaing dengan teknik fotogrametri
atau survei udara, apalagi telah dapat dihubungkan secara langsung
dengan komputer dan plotter. Setiap jenis alat Elektronic Total
Station (ETS) akan memiliki spesifikasi ciri tersendiri dalam hal
prosedur pemakaian maupun dalam penanganan datanya. Namun untuk
mempelajari jenis ETS tersebut secara umum yang perlu dipelajari
antara lain: Pengelolaan Basis Data, Spesifikasi dan Kemampuan,
Sistem Operasi Instrumen.II.2.1Pengelolaan Basis Data
Pada pengukuran terestris dengan menggunakan alat ukur manual,
perjalanan data dari ukuran sampai dengan penyajian digunakan
formulir ukuran, hitungan, serta pengeplotan manual pada gambar
manuskrip. Dengan alat Elektronic Total Station perjalanan data
tersebut disusun dalam format tertentu yang dimengerti oleh sistem
kerjanya. Agar perjalanan data tersebut tetap sama identitasnya,
maka manajemennya harus terstruktur dan sistematis sesuai dengan
aturan-aturan konsep pembentukan informasi grafis dalam bentuk
gambar format digital. Pengolahan basis data dipengaruhi oleh Tipe
Objek dan Identitas Basis Data dan Kode sebagai berikut :1. Tipe
Objek
Instrumen tidak akan menyajikan suatu bentuk objek tertentu
tanpa kita memberikan identitas data yang benar. Penanganan data
yang terstruktur dan sistematis akan mengoptimumkan fungsi ETS
sebagaimana mestinya, bukan memperlakukan Total Station sebagai
theodolite manual. Sehingga kita sangat perlu mengetahui tentang
struktur data berbasis komputer yang berkaitan dengan pengambilan
data (pengukuran lapangan), penyimpanan data (penulisan data),
pengolahan data (proses reduksi, koreksi dan hitungan), dan
penyajian data (kartografi peta, tabel, laporan, dan
sebagainya).
Objek atau detail yang kita ukur di lapangan secara grafis dapat
dinyatakan melalui tipe objek bentuk garis dan titik. Artinya
dengan titik dan bentuk geometri garis yang tertentu dapat
digunakan untuk mewakili atau menerangkan tentang suatu objek di
lapangan (contoh: peta).
Garis dapat direkonstruksikan sebagai rangkaian titik-titik yang
dihubungkan. Rangkaian garis yang berhubungan akan membentuk
polyline, dan bentuk garis polyline membentuk bidang tertutup
disebut boundary.Dengan demikian bentuk garis, polyline atau
boundary ditentukan oleh posisi titik, urutan titik, dan kerapatan
titik.
Berikut ilustrasi tipe objek:
Objek 1 (4 titik)
Objek 2 (4 titik)
Gambar 2.3 Contoh Tipe Objek (Kelompok IV, 2013)Objek 1 dan 2
menunjukan perbedaan bentuk sebagai akibat perbedaan urutan data
dalam pembuatan garis (jumlah dan posisi tidak sama).2. Identitas
Basis Data dan Kode
Pengaturan posisi, urutan dan kerapatan titik dapat dilakukan
dengan cara penempatan target bidikan pada saat pengukuran,
sedangkan tipe objek dilakukan dengan cara pengkodean (memberi
kode) titik tersebut. Disamping itu, pengkodean dapat digunakan
untuk memberi identitas dan sifat titik atau garis yang berkaitan
dengan penarikan garis kontur.Pemberian kode titik berkaitan dengan
manajemen pengolahan dan penyajian data hasil ukuran. Mengingat
banyaknya jenis detail di lapangan tentunya akan sangat banyak
penggunaan kode-kode, untuk itu agar mudah pemakaiannya pada saat
pelaksanaan perlu pengelompokan jenis detail dalam grup
tertentu.
Pada dasarnya pembuatan kode tergantung pada pemakainya, namun
demikian jika ingin membuat sebaiknya semudah mungkin dan
seinformatif mungkin. Berikut contoh nomor kode dan format kode
numerik atau alphabetis yang digunakan pada alat Total Station:
Format Kode: XXXXX (lima digit)
Feature XXX: menyatakan deskripsi (numeris atau alphabetis)
ContohGDG: Gedung
PK: Parkiran
PHN: Pohon
JL: Jalan
StringYY: menyatakan bentuk (titik atau garis)
Contoh00: untuk titik (BM, lampu, dan lain-lain)
01: untuk garis (jalan, selokan pada skala kecil)
Sifat
LC: Line Countourable
LP: Line Planimetric (Uncountourable)
LB: Line Breakline
PC: Point Countourable
PP: Point Planimetric (Uncountourable)II.2.2Kemampuan Electronic
Total Station (ETS)Sebagaimana alat ukur theodolite manual, ETS
memiliki spesifikasi kemampuan alat yaitu :
1. Kelas atau orde ukuran
2. Kekuatan lensa optis
3. Sensitifitas terhadap perubahan
4. Ketahanan terhadap waktu dan alam
5. Fasilitas prosesing (koreksi, reduksi, program hitungan)
6. Komunikasi dengan alat peripheral luar atau lainnya.
Total Station dilengkapi dengan perangkat lunak yang mampu
mengolah data hasil ukuran sampai menjadi data yang siap disajikan,
baik dalam bentuk peta, tabel, atau pelaporan melalui media
softcopy maupun hardcopy.
Beberapa produk alat ETS, telah menyediakan pengolahan perangkat
lunak yang merupakan bagian integral pada sistem ETS tersebut.
Beberapa perangkat lunak yang ada diantaranya, LISCAD dari Wild
Leica, CIVILCAD dari TOPCON, SDRMAP dari SOKIA. Namun demikian,
beberapa software telah dimodifikasi sehingga mampu menerima data
diluar produknya seperti WESCOM, Sturdust, dan lainnya.II.2.3Bagian
Total Station
Gambar 2.4 Bagian-bagian Total Station (kelompok II, 2014)a.
Merk Total Station
:Sokkia
b. Tipe Total Station
:SET 630R D21876
c. Bagian-bagian Total Station
:1. Sighting collimator
: mengarahkan total station tepat pada
prisma2. Telescope focusing knob: mengatur focus3. Telescope
grip
: mengatur jelas atau tidaknya garis visir4. Telescop
eyepiece
: untuk membidik prisma5. Vertical motion clamp
: penggerak halus vertikal6. Vertical tangent screw : pengunci
teropong secara vertikal7. Plate level
: sebagai acuan alat datar atau tidaknya8. Display unit
: menampilkan perintah- perintah yang ada
pada total station9. Battery looking lever
: pengunci baterai total station10. On board battery
: baterai total station11. Instrument center mark: garis yang
berada di samping total station
yang berfungsi sebagai acuan tinggi total
station tersebut12. Horizontal tangent screw: pengunci total
station secara horisontal13. Horizontal motion clamp: penggerak
halus horisontal14. Power supply connector: penyambung listrik
dengan baterai15. Serial signal connector: penyambung total station
dengan computerII.2.4Sistem Operasi Total StationMempelajari
prosedur operasional pemakaian setiap alat baru, ibarat mempelajari
bahasa komunikasi antara manusia dengan alat melalui berbagai
aksesori dan lambing-lambang. Sampai pada saat ini produk yang
dikeluarkan pada masing-masing merk memiliki ciri tersendiri dari
bahasa tersebut. Untuk itu, tidak ada cara lain kecuali mempelajari
dan mempraktekan buku pentunjuk alat. Ini berarti, jam terbang yang
akan menentukan ketrampilan seorang operator ETS untuk jenis alat
tersebut.Parameter spesifikasi teknik survei dan pemetaan dengan
menggunakan Reflectorless Total Station saling bergantungan satu
sama lain, namun demikian dapat dikelompok-kelompokkan. Spesifikasi
teknik data ukuran ini tidak berbeda dengan spesifikasi teknik
pengukuran dengan alat ukur konvensional yang telah biasa kita
lakukan seperti misalnya contoh berikut:1. AKURASI DARI TOTAL
STATION:
Akurasi tergantung pada instrumen dan bervariasi dari instrumen
instrumen Akurasi sudut dari 1 sampai 20. Akurasi tergantung pada
dua faktor. Kesalahan Instrumental yang berkisar dari+ / 10mm ke +
/ 2mm.b) Kesalahan karena panjang pengukuran. Hal ini dapat dari +
/ 10mm ke + / 2mm per kilometer. 1 prisma, prisma 2,5-2,7 km2 5-7
km3 prisma2. AKURASI & PRESISI Presisi adalah reproduksibilitas
pengukuran. Akurasi adalah seberapa dekat posisi diukur adalah
lokasi sebenarnyaPengukuran jarak dilaksanakan dengan Modulated
microwave atau inframerah operator sinyal, yang dihasilkan oleh
emitor solid-state kecil dalam jalur optik instrumen, dan
dipantulkan oleh reflektor prisma atau benda di bawah survei. Pola
modulasi sinyal kembali adalah membaca dan diinterpretasikan oleh
komputer onboard total station. Jarak ditentukan dengan memancarkan
dan menerima beberapa frekuensi, dan menentukan jumlah bilangan
bulat panjang gelombang untuk target untuk masing-masing frekuensi.
Kebanyakan total stasiun menggunakan tujuan-dibangun kaca prisma
reflektor untuk EDM sinyal, dan dapat mengukur jarak ke beberapa
kilometer. Total stasion reflectorless dapat mengukur jarak ke
setiap objek yang cukup ringan dalam warna, untuk beberapa ratus
meter.
Prinsip mengingat koordinasi dari posisi instrumen dan bantalan
dari stasiun terbelakang koordinat titik lain dapat dihitung.
Penyusunan spesifikasi teknik tentang Basis Data diperlukan untuk
kemudahan processing (reduksi, koreksi dan hitungan) dan analisis
sumber-sumber kesalahan yang mungkin timbul.1. Manajemen Basis
Data
a. Identitas File, harus berisi :
b. Nama file / jobc. Nama Lokasid. Nomor seri dan tipe alat
e. Kesalahan dan Koreksi Alat (Kolimasi, Indeks, ppm)2.
Perekaman Data
a. File / Job Pengukuranb. Data Ukuran Titik Kontrol : No.
station, backsite dan foresite, sudut (horisontal, vertikal), jarak
(jarak miring, datar)
c. Topografi / Detail Situasid. Kode dan Deskripsi titik mengacu
pada standardisasie. Detail yang diukur dengan mode Offset harus
diberi keterangan.
3. Pengolahan Basis Data
a. Numeris
Mode hitungan harus menggunakan Program Total Station yang
diketahui algoritma / formula metode hitungannya.b. Grafis
Objek titik atau garis harus didefinisikan sesuai dengan sifat
atau statusnya terhadap penarikan garis kontur (planimetrik,
countourable dan breakline).
c. AtributNotasi atau atribut yang menjelaskan data harus dapat
memenuhi persyaratan untuk keperluan operasioperasi Database
(Relasi, Mutasi, Data sorting, dan lain-lain).Spesifikasi Teknik
Penyajian atau spesifikasi teknik penggambaran pada dasarnya masih
mengacu pada prinsip metoda penggambaran konvensional. Spesifikasi
teknik penyajian hasil pengukuran Total Station sangat berkaitan
erat dengan spesifikasi teknik Pengelolaan Basis Data, bahkan
berkaitan erat dengan teknik pengukuran titik detail di
lapangan.II.3 Metode PengukuranII.3.1Poligon TertutupPoligon
tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu.
Poligon tertutup merupakan poligon yang paling digunakan di
lapangan karena tidak membutuhkan titik ikat yang banyak dan memang
sulit didapatkan di lapangan, namun hasil ukuranya cukup
terkontrol. Karena bentuknya tertutup maka akan membentuk segi
banyak atau segi n (n = banyaknya titik poligon). Ada dua macam
poligon tertutup, yaitu:1. Poligon tertutup sudut dalam
Gambar 2.5 Poligon Tertutup Sudut Dalam (Kelompok II, 2014)2.
Poligon tertutup sudut luar
(5 (6 5 4 (46(7 7
3 (31 (12 2 d12
(1 (2
Gambar 2.6 Poligon Tertutup Sudut Luar (Kelompok II,
2014)Keterangan gambar:
(
: besarnya sudut(12: azimuth awald 12: jarak antara titik 1 dan
titik 2
X,Y : koordinat awalSyarat-syarat geometris dari poligon
tertutup:
1. Syarat sudut ukuran
...............................(2.1)
2. Syarat absis
..............................................(2.2)
Azimuth adalah sudut mendatar yang dihitung dari arah utara
searah jarum jam sampai ke arah yang dimaksud.II.3.2Langkah
Perhitungan PoligonLangkah-langkah dalam perhitungan poligon
tertutup :1. Mengoreksi sudut-sudut hingga diperoleh jumlah sudut
yang benar secara geometri. Jumlah sudut-sudut dalam pada sebuah
poligon tertutup yang benar secara geometris yaitu : = (n-2) x
1800(2.3)Jumlah sudut-sudut luar pada sebuah poligon tertutup yang
benar secara geometris : = (n+2) x 1800(2.4)2. Menghitung
azimuthAzimuth adalah sudut mendatar yang dihitung dari arah Utara
searah jarum jam sampai ke arah yang dimaksud. Dalam menghitung
azimuth harus digunakan sudut-sudut yang telah diratakan terhadap
jumlah sudut secara geometris dengan benar, jika tidak azimuth
garis pertama akan berbeda dengan harga hasil hitungan menggunakan
kesalahan penutup sudut (didapat dengan penerapan sudut berurutan
keliling poligon tertutup).3. Menghitung selisih absis dan
ordinat
Penutup poligon dicek dengan menghitung selisih absis dan
ordinat tiap garis (jurusan). Selisih absis kadang-kadang disebut
jarak timur atau jarak barat.
Selisih ordinat
= D cos (
Selisih absis = D sin (
Pada poligon tertutup jumlah dari selisih absis semua sisi
maupun jumlah selisih ordinat semua sisi harus nol jika tidak
berarti hal tersebut merupakan kesalahan penutup jarak. D sin =
0(2.5) D cos = 0(2.6)Besarnya koreksi tiap sisi terhadap sumbu X
yaitu :
(2.7)dimana Kx merupakan kesalahan penutup jarak arah X.
(2.8)Besarnya koreksi tiap sisi terhadap sumbu Y yaitu :
(2.9)dimana Ky merupakan kesalahan penutup jarak arah Y.
(2.10)4. Menghitung koordinat
(2.11)
(2.12)II.3.3Pengukuran Detil
Mengingat dua poin yang koordinat diketahui, total station dapat
digunakan untuk mendapatkan koordinat berbagai titik lain
berdasarkan dua koordinat.Harus diperhatikan bahwa survei poin baru
dengan hati-hati kode. Peta daerah dapat diperoleh setelah
men-download dan pengolahan. Yang dimaksud dengan detil atau titik
detil adalah semua benda / titik-titik benda dilapangan yang
merupakan kelengkapan daripada sebagian permukaan bumi. Jadi disini
tidak hanya dimaksud benda-benda buatan manusia seperti
bangunan-bangunan, jalan-jalan, dengan segala perlengkapannya,
tetapi juga benda-benda alam seperti sungai-sungai, spotheight,
dll. Jadi penggambaran kembali permukaan bumi dengan segala
perlengkapan termasuk tujuan dari pengukuran detil yang akhirnya
berwujud dalam suatu peta.
Berhubung terdapat bermacam-macam tujuan dalam pemakaian peta,
maka pengukuran detil pun harus benar selektif, artinya hanya
detil-detil tertentu yang diukur guna keperluan suatu macam peta.
Sebagai contoh:
1. Peta kadaster
Tujuan dari ini adalah menguraikan keadaan hak-hak atas tanah
serta menggambarkan batas-batas pemilikan dari hak-hak tanah ini.
Jelas dalam peta ini keadaan tinggi rendah medan tidak diperlukan,
tetapi benda-benda seperti bangunan, jalan, saluran, tiang listrik
tegangan tinggi, dan segala benda yang diperlukan untuk dapat
mengidentifisir bidang tanah itu kembali perlu diukur dan
dipeta.
Detil dari jalannya batas-batas peta tersebut lebih diperhatikan
dan diukur dengan ketelitian yang tinggi dan pelu terdapat catatan
tentang jenis hak atas tanah serta nomor pendaftarannya serta
dengan menunjuk pada buku tanah dapat diketahui nama pemiliknya
serta uraian lebih lanjut tentang sebidang tanah tersebut. 2. Peta
Topografi (Topos : Tempat; Grafis : Melukis)
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief
(tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan
garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama. Jadi peta topografi
inilah yang memberikan kita gambaran tentang keadaan sebagian
permukaan bumi. Gambaran ini dilukis dengan simbol-simbol dan
kadang diberi pula warna. Keadaan tinggi rendahnya medan dilukis
dengan garis-garis tinggi atau kontur.3. Peta Jalanan dan Peta
Sungai.
Disini objek yang di pakai lebih jelas yaitu jalanan atau sungai
dengan segala kelengkapannya. Guna membuat peta tersebut maka
diperlukan pengukuran detil dan dilakukan setelah selesainya
pengukuran rangka titik-titik dasar untuk suatu daerah.II.4
Autodesk Land DevelopmentII.5 II.4.1Membuat File Baru
Setiap File Proyek (Project File) yang dibuat dalam manajemen
data base LDT akan tersimpan dalam folder yang berbeda-beda antara
satu proyek dengan lainnya. Untuk itu bila akan bekerja dengan LAD
terlebih dahulu harus dibuat nama file berikut proyeknya dengan
tahapan sebagai berikut : Klik New pada menu New Drawing Project
Based
- Drawing Name : Latihan
- Select Drawing Template : pilih acad.dwt
Klik menu Create Project (bila membuat proyek baru)
- Prototype : Default (meter)
- Project Information:
- Name : Latihan (Contoh)
- Description : Latihan menggunakan LAD (Contoh) Klik OK
Kembali pada menu pembuka New Drawing Project Based , Klik
OK
Dalam beberapa detik, akan masuk ke menu,
- Create Point Data Base klik OK
- Load Setting, pilih 1 : 1000 Klik Next
- Units, pilih meter , untuk Linier Unit, pilih Degress Untuk
Angle Unit Next, pilih North Azimut untuk Angle Display Style -
Pilih aec_m.dwt pada kotak Select Drawing Template,
- Scale, pilih Drawing Scale Horizontal 1 : 1000 dan Vertical 1:
100 pilih Sheet Size : pilih 707 x 1000, kemudian klik Finish
Petunjuk Pemakaian Land DevelopmentKemudian akan diakhiri dengan
menu Finish, yang merupakan rangkupan hasil setting yang telah
dibuat sebelumnya, akan tetapi parameter tersebut dapat
sewaktu-waktu dirubah melalu pulldown menu Projects, Drawing
setup.
Gambar 2.7 Layar Nama Gambar dan Proyeksinya (Kelompok II,
2014)
Gambar 2.8 Kotak Dialog Project Details (Kelompok II, 2014)II.4.
Menggambar GeometrikSeperti AutoCad pada umumnya menggunakan Menu
Draw antara lain:
Menggambar garis lurus per segmen ( Line )
Menggambar garis lurus tak terhingga ( Construction Line )
Menggambar garis multi line
Menggambar garis lurus/lengkung bersambung ( Polyline )
Menggambar segibanyak beraturan ( Polygon )
Menggambar segi empat ( Rectangle )
Menggambar garis lengkung
Menggambar lingkaran ( Circle )
Menggambar bentuk lengkungan berulang ulang ( Revcloud )
Menggambar elips ( Ellips )
Menyisipkan sebuah blok gambar ( Insert Block )
Membuat definisi blok gambar ( Make Block )
Menggambar titik ( Point )
Mengarsir gambar ( Hatch )
Menyatukan obyek bentuk tertutup/kring ( Region )
Membuat tulisan dalam sebuah bingkai ( Multiline Text) Gambar
2.9 Menu Draw (Kelompok II, 2014)II.4.1. Memodifikasi Gambar
Menghapus obyek di layer(erase)
Menduplikasi obyek( copy)
Membuat kembar obyek( mirror)
Menggandakan obyek dengan menggeser(offset)
Menggandakan obyek secara polar(array)
Memidahkan obyek(move)
Memutar obyek( rotate)
Memperbesar/ memperkecil obyek secara berskala(scale)
Menggeser titik obyek( strecth)
Memotong obyek yang berpotongan(trim)
Memperpanjang garis sampai batas garis yang lain (extend)
Memecah menjadi dua segmen yang berbeda(break at point)
Menghapus garis pada tempat tertentu( break)
Menyambung dua garis lurus dengan garis lain(chamfer)
Menghubungkan dua garis lurus dengan kurva( fillet)
Memecah kesatuan segmen garis menjadi segmen( explode)Gambar
2.10 Menu untuk memodifikasi gambar (Kelompok II, 2014)II.6 Garis
Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama dari suatu datum/bidang acuan
tertentu. Garis kontur mempunyai arti yang sangat penting bagi
perencanaan rekayasa, karena dari peta kontur dapat direncanakan
antara lain :
1. Penentuan rute jalan atau saluran irigasi
2. Bentuk irisan atau tampang pada arah yang dikehendaki
3. Gambar isometrik dari galian/timbunan
4. Besar volume galian/timbunan tanah
5. Penentuan batas genangan pada waduk
6. Arah drainase Garis kontur adalah suatu garis yang
digambarkan diatas bidang datar melalui titik-titik dengan
ketinggian sama terhadap suatu datum tertentu. Selisih tinggi
antara kontur-kontur tersebut disebut interval kontur yang bersifat
konstan untuk masing-masing skala tertentu.
II.5.1Interval Kontur dan Indeks KonturInterval kontur Interval
kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang
ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai
dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu
dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala
grafis. Pada suatu peta topografi, interval kontur dibuat sama dan
berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta,
semakin banyak informasi yang tersajikan, sehingga interval kontur
semakin kecil. Penentuan interval kontur pada suatu peta tergantung
dari:1. Kondisi relief dari permukaan tanah.
a. Untuk kondisi tanah terjal interval kontur relatif besar agar
penggambaran kontur tidak berhimpitan.
b. Untuk tanah yang relatif datar interval kontur relatif kecil
sehingga penggambaran kontur tidak terlalu jarang.
2. Skala peta.
3. Interval kontur sebanding dengan skala peta.
4. Keperluan teknis pemetaan.
5. Jika pemetaan diperlukan untuk detil desain atau untuk
keperluan pekerjaan-pekerjaan tanah yang teliti maka interval
kontur yang kecil sangat diperlukan.
6. Jika pemetaan diperlukan untuk pelaksanaan secara menyeluruh
dan luas maka cukup digambar dengan interval kontur yang besar.
7. Waktu dan biaya.
8. Jika waktu dan biaya yang disediakan kurang maka pengukuran
dan penggambaran hanya mampu untuk membuat garis-garis kontur
dengan interval besar. Di bawah ini terdapat bagan berbagai
interval kontur berdasar pada skala peta dan kondisi tanah:Tabel
2.1. Pembagian Skala Peta dan Interval Kontur (Kelompok II,
2014)Skala PetaKondisi TanahInterval Kontur (m)
Skala besarDatar0.2 - 0.5
1 :1000Bergelombang0.5 - 1.0
Berbukit1.5 2
Skala sedangDatar 0.5, 1 atau 1.5
1:1000 s/d 1: 10.000Bergelombang1, 1.5 atau 2.0
Berbukit2, 2.5 atau 3.0
Skala kecilDatar 1, 2 atau 3
1:10.000Bergelombang2 atau 5
Berbukit5.0 - 10.0
Pegunungan10, 25 atau 50
Rumus interval kontur:
C = bilangan
skala...........................................................................(2.12)
2000
(Slamet Basuki, 2006)Misal untuk skala 1 : 1.000 maka interval
kontur 1 m.Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya
ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu, misalnya
setiap 10 meter atau yang lainnya.II.5.2Sifat Garis
KonturSifat-sifat kontur perlu diketahui untuk membantu dalam
penggambaran garis kontur diatas peta. Adapun sifat-sifat kontur
yaitu:
1. Garis kontur selalu merupakan loop dan melingkari satu sama
lain kecuali pada batas peta.
Gambar 2.11 Garis kontur (Kelompok II, 2014)2. Jika terdapat dua
buah kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin saling
berpotongan.
3. Garis-garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak
mungkin menjadi satu kecuali pada bagian tanah yang vertikal akan
terlihat pada penggambarannya.
4. Semakin miring keadaan tanah akan semakin rapat kontur
digambarkan dan semakin landai kemiringan tanah akan semakin jarang
kontur digambarkan.
Gambar 2.12 Kerapatan Garis Kontur pada Daerah Curam dan Daerah
Landai (Kelompok II, 2014)5. Garis-garis kontur yang melalui lidah
bukit atau tanjung akan cembung ke arah turunnya tanah.
6. Garis-garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan
cembung ke arah titik atau hulu lembah.7. Garis kontur pada curah
yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih
rendah. Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf
V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
Gambar 2.13 Kontur pada Daerah Curam (Kelompok II, 2014)8. Garis
kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90 dengan
kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian
yang lebih tinggi.
Gambar 2.14 Garis kontur pada punggung bukit (Kelompok II,
2014)9. Garis kontur yang memotong sungai akan cembung ke arah hulu
sungai dan semakin cembung jika sungai bertambah dalam.
10. Garis-garis kontur yang memotong jalan akan berbentuk
cembung sedikit ke arah turunnya jalan.
Adapun metode yang digunakan untuk pembuatan kontur antara
lain:
1. Cara pengukuran langsung.
Pada pengukuran cara langsung garis kontur yang akan digambar
secara nyata diukur dilapangan melalui titik-titik yang
ketinggiannya sesuai dengan ketinggian kontur yang dimaksud.
Titik-titik tersebut selain diukur ketinggian juga diukur dengan
cara poligon untuk menentukan posisi titik-titik tersebut agar
dapat diplot dan digambar garis konturnya.2. Cara pengukuran tak
langsung.
Penentuan titik kontur yang tidak ditentukan secara langsung
dengan mengukur titik-titik tinggi dilapangan yang digunakan
sebagai titik-titik dasar untuk menggambarkan garis kontur dengan
cara interpolasi.Ada beberapa pengukuran tak langsung antara
lain:1. Cara Terestis.
Dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Cara Radial
Pengukuran cara radial sering digunakan pada pemetaan situasi
dengan cara tachimetri untuk daerah datar dapat dilihat dengan cara
sipat datar.b. Cara Profil.
Dari hasil profil memanjang dan melintang sepanjang jalur
poligon suatu sumbu perencanaan jalan, jalan KA, saluran irigasi
untuk menggambarkan relief permukaan tanah pada pemetaan situasi
kontur melalui bentuan titik-titik profil yang diukur.c. Cara
Jalur.
Pengukuran cara jalur digunakan untuk suatu daerah yang relatif
datar dan berhutan dengan luas daerah yang relatif besar. Sering
digunakan untuk menggambarkan garis-garis kontur pada pemetaan
fotogrametris dari suatu daerah tertutup hutan.d. Cara Kisi
(Grid).
Penggambaran garis kontur dengan kisi dilakukan pada daerah
datar terbuka dengan luas relatif kecil. Pada cara tersebut suatu
daerah dibagi menjadi beberapa bagian persegi panjang sehingga
merupakan kisi-kisi.
Ukuran sisi pada kisi-kisi dapat bervariasi antara 5-50 m
tergantung dari kondisi relief dan interval kontur yang ditentukan
juga skala peta dan keperluan teknis yang akan dipakai.2. Cara
Interpolasi Kontur
Pada penggambaran interpolasi kontur dapat di bagi menjadi 3,
yaitu:
a. Cara Grafis dan Matematis.
b. Cara dengan Alat Radial Interpolasi.
c. Cara Pendekatan.II.5.3Kegunaan Garis Kontur
Kegunaan garis kontur, diantaranya sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui daerah rata-rata yang ditetapkanb.
Mengetahui kelandaian daerah pemetaan
c. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal
sections) antara dua tempat / sumbu rencana bangunan
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan
saling terlihat.e. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran
yang mempunyai kemiringan tertentu
f. Menentukan batas-batas daerah pengaliran
g. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu
bendungan
1
2
3
4
1
2
3
4
= (n-2).180o sudut dalam
= (n+2).180o sudut luar
d sin = 0
d cos = 0
PAGE Kelompok II
II-23
_1416302333.unknown
_1416302335.unknown
_1416302336.unknown
_1416302337.unknown
_1416302334.unknown
_1416302332.unknown