Page 1
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Mineral
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistimatis.
Beberapa definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Mineral dapat dijumpai dimana-mana, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral
tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang
besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral,
kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya
3
Page 2
memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan
sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan
demikian, kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang
homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi
yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya
bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
B. Golongan Mineral
1. Elements (Unsur bebas)
Adalah unsur-unsur bebas, bukan merupakan unsur-unsur gabungan.
Digolongkan menjadi 3 kelompok :
a. Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah : Cooper (Cu),Gold (Au),Silver (Ag),Platinum (Pt),Nicel-Iron
(Ni-Fe),Mercury (Mg).
Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa.
Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik;
bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan penghantar
listrik yang baik.
b. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah : Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi).
Merupakan penghantar listrik yang kurang baik, biasanya terdapat
pada massa nodular.
c. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah : Sulfur (S), dan Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C)
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, berwarna transparant (jernih
dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung
mempunyai nidang belahan kristal yang jelas
4
Page 3
2. Sulfides (Mengandung S)
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur
tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng
dan merkuri. Golongan sulfides merupakan bijih-bijih yang sangat penting
dari Lead, Zinc, Iron dan Copper. Sulfides terbentuk dalam lapisan-lapisan
hydrothermal di bawah permukaan air/di dalam tanah sehingga dengan
mudah mineral-mineral dapat dioksidasi oleh sulfates.
Sulfosalts, adalah persenyawaan kimia dimana unsur-unsur logam
bersenyawa dengan unsur-unsur sulfur dan semi logam (seperti Antimony
dan Arsenic). Sifat dari sulfosalts mirip dengan sulfides.
Mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfosalts, antara lain
Enargite (Cu3AsS4), Pyrargyrite (Ag3SbS3), Proustite (Ag3AsS3), Polybasite
(AgICr)16Sb2S11, Bournonite (PbCuSbS3), dll.
Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang
mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite”
(Cu2S), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS).
3. Oxides (Mengandung Oksigen)
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Sifat dari
golongan Oxides tidak tetap/dapat berubah-ubah; Terbentuk/ditemui pada
banyak Lingkungan Geologi dan pada tipe batuan yang bermacam-macam.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya
kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling
utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium.
Beberapa mineral oksida yang paling umum yaitu :
a. Merupakan bijih-bijih logam yang penting seperti Hematite (Fe2O3),
Magnetite (Fe2+Fe23+O4), Cassiterite (SnO2), Chromite (Fe2+Cr2O4).
b. Mempunyai keanekaragaman sebagai batu Perhiasan seperti Corondum
(Al2O3), Ruby dan Sapphire (Al2O3), Spinel (MgAl2O4)
5
Page 4
4. Halides
Halides adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam
bersenyawa dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan
Iodine). Umumnya ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa
diantaranya ditemui dalam sequen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini
merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung
evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan berkalium-
Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuan-
batuan seperti Marl dan Limestone.
Halides yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan
hidrothermal.
Golongan Halides bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara
2 – 4,5) mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis
cenderung rendah.
Contoh mineral-mineral golongan Halides antara lain Sylvite (KCl),
Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2ClC(OH)5].
5. Carbonates
Carbonates adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih
unsur-unsur logam atau semilogam bersenyawa dengan Carbonate radical
(CO3)-2. Calcite (CaCO3) adalah Carbonate yang umum, terbentuk ketika
Calcium bersenyawa dengan Carbonate radical.
Terbentuk pula mineral-mineral khusus dalam golongan Carbonates,
hal ini berlaku dengan adanya pergantian kedudukan unsur Calcium dalam
komposisi kimianya, mineral-mineral tersebut antara lain :
a. Witherite : jika Barium menggantikan unsur Calcium
b. Rhodochrosite: jika Magnesium menggantikan komposisi atau
kedudukan Calcium
Carbonates biasanya terbentuk dengan bentuk kristal Rhombohedral
yang berkembang dengan baik. Sifat dari golongan Carbonates antara lain
6
Page 5
cenderung larut dengan mudah dalam larutan asam hydrochloric, dapat juga
tidak berwarna atau dapat juga berwarna tajam/hidup.
Beberapa contoh mineral golongan karbonat
CaCO3 = CalciteCa Mg(CO3)2 = DolomiteMgCO3 = Magnesite
6. Sulfates (Mengandung SO4)
Sulfates adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-
unsur logam bersenyawa dengan Sulfates radical (SO4)-2.
Gypsum adalah sulfates yang paling banyak terdapar dalam
golongan ini yang terjadi pada endapan-endapan evaporite, sedangkan Barite
khusus terjadi pada lapisan-lapisan hidrotermal.
Sifat dari golongan sulfates antara lain lunak, berwarna terang/muda dan
cenderung mempunyai Berat Jenis yang rendah/ringan.
Contoh mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfates antara lain Gypsum
(CaSO4.2H2O), Celestine (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4).
7. Phosphat
Phospates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam
dengan Phospate radical (PO4)-8. Ribuan species dari golongan ini dapat
dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates,
seperti Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-
anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari
oksidasi sulfides.
Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung
lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar
antara 1,5 – 5 dan 6. Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan
Phospates seperti : Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite
[Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O], Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise
[CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
7
Page 6
Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah
Vivianite [Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite
[Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
8. Silicates
Silicates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam
dengan salah satu dari Si – O tetrahedra (SiO4)-4 tunggal atau berantai.
Silicates adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat
berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silicat adalah unsur pokok
penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
Mineral-mineral silicates cenderung bersifat : keras, berwarna
transparant (jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya)
dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama.
Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada diantara
4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) silicat dibagi menjadi 6 kelas,
yaitu :
a. Nesosilicate
Mempunyai (SiO4)-4 tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra
silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine
[(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
b. Sorosilicate
Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang
merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7.
Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti :
Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
c. Cyclocilicate
Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n.
8
Page 7
Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite
(BaTiSi3O9), Bila mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl
(Be3Al2Si6O18). Mineral lainnya seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18],
Ferroxinite [Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite
[Ca2MnAl2BSi4O15(OH)].
d. Inosilicate
Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.
Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si : O = 1 : 3, misalnya terlihat
pada mineral-mineral Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6),
Hornblende [CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6].
Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedranya
berselang-seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si :
O = 4 : 11 dicirikan oleh mineral-mineral Amphibole group [(Ca,Na)
(Mg,Fe)]Silicat-OH, seperti Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Actinolite
[Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2], Hornblende
[(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2]. Mineral lainnya seperti
Wollastonite [CaSiO3], Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite
[Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].
e. Phylosilicate
Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-
sama oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan
disekitarnya sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan
perbandingan komposisi Si : O = 2 : 5.
Dicirikan dengan kelompok mineral Mica [K(Mg,Fe)Al-Silicat OH,
seperti Muscovite [KAl2(AlSi3)O10(OH)2], Biotite
[K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2],Phlogophite
[K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2],Lepidolite
[K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2]. Mineral lainnya seperti Vermicullite
[(Mg,Fe,Al)3(Al,Si)4O10(OH)2.4H2O], Kaolinite [Al2Si2O5(OH)4],
Serpentinite [(Mg,Fe)3Si2O5(OH)4]
9
Page 8
f. Tectosilicate
Mempunyai kerangka silicate yang mana setiap atom tetrahedra
silicon/SiO4 memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya
dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga
membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O
= 1 : 2.
Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2),
Tridimite (SiO2), Kristobalite (SiO2) mempunyai susunan 3 dimensi
tersebut. Mineral khas lainnya seperti Feldspar group : Orthoclase
(KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8), Microcline (KAl2Si3O8), Albite
(NaAlSi3O8), Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8].
C. Mineral Penyusun Batuan
1. Mineral Utama
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan
kehadirannya sangat menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama
dapat dilihat dari deret bowen series(1928).
10
Page 9
Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu
mineral sesuai dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan
magma [bagian kanan], dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari
magma induk yang bersifat basa.
Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan
diskontinyu.
Continuous branch [deret kontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret
kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral
selanjutnya. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih
dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi
dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk plagioklas
kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung hingga semua
kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal terus ikut
bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas kaya
kalsium di alam bebas.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada
plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].
Discontinuous branch [deret diskontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam
deret diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral lain pada
suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan
magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk
olivin, yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa larutan
magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan, akan
dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite [sesuai skema]. Deret ini
berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan
magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk
membentuk mineral.
11
Page 10
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada
tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim
[selubung] yang tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya. Tulisan
ini saya ambil dari http://apitnoparagon.wordpress.com/2010/01/21/deret-
reaksi-bowen-bowens-reaction-series/.
Berdasarkan warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu,
a. Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )
Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit, Labradorit, Andesin,
oligoklas, Albit)
kelompok Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin,
Anortoklas,Sanidin)
Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)
Kuarsa
Muskovit
Kelompok plagioklas dan kelompok alkali feldspar sering disebut
kelompok feldspar. catatan : Tidak semua mineral felsik berwarna
terang tetapi ada mineral felsik yang berwarna gelap yaitu, obsidian.
Mineral yang berwarna terang disebabkan banyaknya kandungan
SiO2 dan jarang mengandung Fe dan Mg
b. Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)
Olivin (Forsterite dan Fayalite)
Piroksen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto Piroksen
(Piroksen tegak) dan klino piroksen (piroksen miring). Orto
piroksen antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara
lain; Diopsit, Augit, Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.
Amfibol (Hornblande, Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)
Biotit.
12
Page 11
2. Mineral Sekunder
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil
pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral
utama. Contoh dari mineral sekunder antara lain; serpentin, kalsit, serisit,
kalkopirit, kaolin, klorit, pirit.
Yang dimaksud dengan mineral sekunder atau mineral liat adalah
mineral-mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer
yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi maupun
strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk. Jenis mineral ini
berukuran halus (<2μ), sehingga untuk identifikasinya digunakan alat XRD.
Beberapa jenis mineral sekunder, diantaranya :
Mineral KeteranganKaolinit Mineral utama pada tanah Oxisol dan UltisolHaloisit Mineral utama pada tanah volkan Inceptisol
dan EntisolVermikulit Mineral utama pada tanah yang berkembang
dari bahan kaya mikaSmektit Mineral utama pada tanah VertisolAlofan Mineral utama pada tanah AndisolGoetit/hematit Mineral oksida besi pada tanah merah Oxisol
dan Ultisol
3. Mineral Tambahan
Mineral Tembahan ( Accessory Minerals) adalah mineral-mineral yang
terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit (kurang
dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral
tambahan ini antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit, Rutil Apatit,
Garnet,dan Sphen.
D. Sifat Fisik Mineral
1. Warna (colour).
Warna dapat dilihat ketika terjadi beberapa proses pemindahan panjang
gelombang, beberapa menyerap panjang gelombang spesifik dari spektrum
13
Page 12
yang dapat dilihat. Spektrum yang dapat dilihat terdiri dari warna merah,
oranye, kuning, hijau, biru, nila dan violet.
Ketika terjadi pemindahan panjang gelombang akan memengaruhi
energi dan akan terjadi perubahan warna dan jika permata itu mengandung besi
biasanya akan terlihat berwarna kelam, sedangkan yang mengandung
alumunium biasanya terlihat berwarna cerah, tetapi juga ada mineral yang
berwarna tetap seperti air (berkristal) dan dinamakan Idhiochromatic
Disini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada
sesuatu zat dalam permata sebagai biang warna (pigment agent) yang
merupakan mineral-mineral yaitu : belerang warnanya kuning; malakit
warnanya hijau; azurite warnanya biru; pirit warnanya kuning; magatit
warnanya hitam; augit warnanya hijau; gutit warnanya kuning hingga; coklat;
hematite warnanya merah dsbnya.
Ada juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan
diistilahkan allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna (pigmen),
terkurungnya sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran
(Impurities). Impurities adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V,
Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan biasanya tidak hadir dalam campuran murni,
unsur-unsur yang terkonsentrasi dalam batu permata rendah.
Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan
sebagian dipantulkan (refleksi). Warna penting untuk membedakan antara
mineral akibat pengotoran dan warna asli (tetap) yang berasal dari elemen
utama pada mineral tersebut.
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada
mineral disebut dengan nama Idiochromatic. Misal : Sulfur berwarna kuning,
Pyrite berwarna kuning loyang, Magnetite berwarna hitam
14
Page 13
Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur lain, sehngga
memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut
dengan nama Allochromatic. Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah :
abu-abu
biru bervariasi
kuning
coklat gelap
merah muda
Kuarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/pengotoran, warna
berubah-ubah menjadi :
violet
merah muda
coklat-hitam
Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu
pada mineral disebut nama Chromophores.
Misal : Ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan Chromophores
dalam mieral Cu sekunder ,maka akan memberikan warna hijau dan biru.
Faktor yang dapat mempengaruhi warna :
a. Komposisi kimia
b. Struktur kristal dan ikatan atom
c. Pengotoran dari mineral
2. Perawakan kristal (crystal habit).
Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh
bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-
bidang tersebut. Kita perlu mengenal beberapa perawakan kristal yang terdapat
pada jenis mineral tertentu, sehingga perawakan kristal dapat dipakai untuk
penentuan jenis mineral, walaupun perawakan kristal bukan merupakan ciri
tetap mineral.
Contoh :
Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foliated)
15
Page 14
Amphibol selalu menunjukan perawakan kristal meniang (columnar)
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Pearl,1975) yaitu ;
a. Elongated habits (mniang / berserabut )
b. Flattened habits (lembaran tipis)
c. Rounded habits (membutir)
a. Elongated Habits
1. Meniang ( Columnar )
Contoh : - Tourmaline
2. Menyerat ( Fibrous )
Contoh : - Asbestos
3.Menjarum ( Acicular )
Contoh : - Natrolite
4.Menjaring ( Reticulate )
Contoh : - Rulite
5.Merabut ( Capillery )
Contoh : Cuprite
6.Membintang ( Stellated )
Contoh : - Pirofilit
7.Membenang ( Filliform )
Contoh : - Silver
8.Mondok ( Stound,tubby,Equant )
Contoh : - Zircon
9.Menjari ( Radiated )
Contoh : - Markasit
b. Flattened Habits
1. Membilah ( Bladed )
Contoh : - Kyanite
- Kalaverit
2. Memapan ( Tabular )
Contoh : - Barite
16
Page 15
- Hypersthene
3.Membata ( Blocky )
Contoh : - Microcline
- Calcite
4.Mendaun ( Foliated )
Contoh : - Mika
- Chlorite
5.Memencar ( Divergen )
Contoh : - Aragonite
6.Membulu ( Plumose )
Contoh : - Mika
c. Rounded Habits
1. Mendada ( Mamillary )
Contoh : - Malachite
- Opal
2. Membulat jari ( Co;;oform radial )
Contoh : - Pyrolorhyte
3. Mengginjal ( Rentiform )
Contoh : - Hematite
4. Membulat ( Colloform )
Contoh : Glsuconite
5. Membutir ( Granular )
Contoh : - Olivine
6. Stalaktit (Stalactic )
Contoh : - Goethite
7. Memisolit ( Pisolitic)
Contoh : - Gibbsite
- Pisolitic
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa
mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.
Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk
17
Page 16
kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk
kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi
sebagai akibat dari susunan kristalnya didalamnya.
Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris
dan atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal, karena bangunan
kisi-kisi kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat
terbentuk dalam alam (mineral) atau di laboratorium. Kristal artinya mempunyai
bentuk yang agak setangkup (symetris) dan yang pada banyak sisinya terbatas
oleh bidang datar, sehingga memberi bangian yang tersendiri sifatnya kepada
mineral yang bersangkutan. Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang
tersusun rapi dikatakan mempunyai struktur kristalen. Dalam suasana yang baik
benda kristalen dapat mempunyai batas bidang rata-rata & benda itu dinamakan
kristal (Hablur) & bidang rata itu disebut muka krsital.
Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu:
1. Reguler, Kubus atau isometrik ketiga poros sama panjang dan
berpotongan tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam batu)
2. Tetragonal (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain,
dua poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh
chalkopirit, rutil, zircon).
3. Heksagonal (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga
poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut
120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu
dan panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl, korundum).
4. Ortorombis (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros
berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua
poros tadi (berit, belerang, topaz)
18
Page 17
5. Monoklin (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari
porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros
tadi (gips, muskovit, augit)
6. Triklin (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan
berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin)
Bentuk kristal dibagi dalam 6 tata hablur yang didasarkan:
perbandingan panjang poros – poros hablur
besarnya sudut persilangan poros – poros hablur
Gambar Triklin, Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal
dll
19
Page 18
3. Kilap (luster).
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan
sebuah mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi)
dan pembiasan (refraksi). Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari
mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral, makin besar pula
jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral kadang-kadang
ditentukan oleh kilapnya.
Macam-macam kilap :
a. Kilap Logam ( Metallic Luster )
Mineral-mineral opaq yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau
lebih, contoh : Galena, Native metal, Sulphide , Pyrite.
b. Kilap Sub-metalik ( Sub Metallic Luster )
Terdapat pada mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai 3,
contoh :
- Cuprite ( n = 2.85 )
- Cinnabar ( n = 2.90 )
- Hematite ( n = 3.00 )
- Alabandite ( n = 2.70 )
c. Kilap Bukan Logam ( Non Metallic Luster )
Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat
membiaskan,dengan indeks bias kuramg dari 2,5. Gores dari mineral-
mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.
Macam-macam kilap bukan logam :
Kilap kaca ( vitreous Luster )
Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.
Contoh :
- Quatrz - Carbonates - Sulphates
- Spinel - Silicates - Fluoriote
- Garnet - Leucite - Corondum
20
Page 19
Kilap Intan ( adamantite Luster )
Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau
permata.
Contoh : - Diamond - Sphalerite
- Cassiterite - Zircon
- Sulfur - Rutile
Kilap lemak ( greasy luster )
Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena
lemak, akibat proses oksidasi.
Contoh : - Nepheline yang sudah teralterasi .
- Halite yang sudah terkena udara.
Kilap lilin ( waxy luster )
Merupakan kilap separti lilin yang khas.
Contoh : - Serphentine
- Ceragyrite
Kilap sutera ( silky luster )
Kilap seperti yangt terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau
berserabut ( parallel fibrous structure )
Contoh : - Asbestos - Serpentine
- Selenite (variasi Gypsum) - Hematite
Kilap mutiara ( pearly luster )
Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk
lembaran dan menyerupai mutiara.
Contoh : - Talc
- Gypsum
- Mika
Kilap tanah ( earthy luster )
Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang
masuk tidak dipantulkan kembali.
Contoh : - Kaolin - Diatomea
21
Page 20
- Montmorilonite - Pyrolusite
- Chalk - Variasi Ochres
4. Kekerasan (hardness).
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan
mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan mineral pada umumnya diartikan
sebagai daya tahan mineral terhadap goresan (scratching).
Kekerasan adalah sebuah sifat fisik lain, yang dipengaruhi oleh tata letak
intern dari atom. Kekerasan merupakan sifat resistensi dari suatu mineral
terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores
(scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral
saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah
mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala
kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala
10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs. Sehingga
untuk mengukur kekerasan mineral dipakai Skala Kekerasan MOHS (1773-
1839).
1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari
2. GIPS, mudah digores dengan kuku ibu jari
3. Kalsit, mudah digores dengan pisau
4. Fluorit, mudah digores dengan pisau
5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar)
6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir
7. Kwarsa, dapat menggores kaca
8. Topaz, dapat menggores kaca
9. Korundum, dapat mengores topaz
22
Page 21
10. Intan, dapat menggores korundum
Bentuk Kristal Intan ialah benda padat besisi delapan (Oktahedron)
1. K = 1 : Talk/Silikat magnesia yang mengandung air
2. K = 2 : Gips (CaSO4), batu tahu
3. K = 3 : Kalsit (CaCo3)
4. K = 4 : Vluispat (CaF2)
5. K = 5 : Apatit mengandung chloor
6. K = 6 : Veldspat, kaca tingkap
7. K = 7 : Kwarsa, pisau dari baja
8. K = 8 : Topas; Silikat alumunium yang mengandung borium, batu permata
9. K = 9 : Korsum (Al2O3 dalam corak merah, batu permata delima, corak
biru batu nilam/safir)
10. K = 10 : intan batu permata
Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain
yang bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernomor
lebih besar. Dengan lain perkataan Skala Mohs adalah Skala relative. Dari segi
kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9
kira-kira 9 kali sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1
K.E. Kinge (1860) dalam Han Sam Kay mengelompokkan batu permata
yang dijadikan perhiasan dalam lima belas kelas sebagai berikut :
1. Batu permata Kelas I, Nilai Keras antara 8 s/d 10
2. Batu Permata kelas II, Nilai Keras antara 7 s/d 8
23
Page 22
3. Batu permata Kelas II. Batu permata kelas ini tergolong jenis batu mulia
dan batu mulia tanggung, nilai kerasnya kira-kira 7, sebagian besar terdiri
dari asam kersik (kiezelzuur), keculai pirus (tuquois)
4. Batu-Batu mulia Tanggung yaitu batu kelas IV, nilai keras antara 4 – 7
5. Batu kelas V. Batu kelas V nilai kerasnya dan kadar berat jenisnya sangat
berbeda-beda. Warnanya gelap (kusam) dan kebanyakan agak keruh, tidak
tembus cahaya, batunya sedikit mengkilap, dan harganyapun amat murah
bila dibandingkan dengan harga batu mulia. Dalam kelas ini termasuk batu
marmer dan batu kelas V tidak tergolong batu mulia.
6.
5. Gores (streak).
Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut
ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena
stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi
goresnya berbeda. Gores ini diperoleh dengan cara menggorekan mineral pada
permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan lebih
dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa
tepung.
Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Contoh : - Quartz = putih / tak berwarna
- Calcite = tak berwarna
Mineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap akan
memberikan gores yang lebh terang daripada warna mineralnya sendiri.
Contoh : - Leucite = warna abu-abu / gores hitam.
- Dolomite = warna kuning sampai merah jambu /
gores putih
Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai
warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
Contoh : - Pyrite = warna kuning loyang / gores hitam
24
Page 23
- Copper = warna merah tembaga / gores hitam
- Hematite = warna abu-abu kehitaman / gores merah
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang
sama.
Contoh : - Cinnabar = warna dan gores merah
- Magnetite = warna dan gores hitam
- Azurite = warna dan gores biru
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada
mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas. Kristal / mineral yang
mempunyai kekerasan < 7 jika digosokkan pada lempengan porselin yang kasar
biasanya meninggalkan ditempat penggosokan tsb suatu garis yang karakteristik
dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri.
Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.
Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam – logaman atau memberigaris merah darah
Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi memberi garis putih)
6. Belahan (cleavage).
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang
yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari
atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang
“lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
Belah adalah kecenderungan batu permata untuk membelah kearah
tertentu menyusur permukaan bidang rata, lebih spesifik lagi ia menunjukkan
kearah mana ikatan-ikatan di antara atom relative lemah dan biasanya reta-retak
menunjukan arah belah. Belahan ialah sifat untuk menjadi belah menurut bidang
yang agak sama licinnya.
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas
dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan
selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata karena belahan
25
Page 24
merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan tersebut akan
menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang setiap bagian kristal
dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan
bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :
a. Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang
merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang
belahannya.
Contoh : - Calcite
- Muscovite
- Galena
- Halite
b. Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,
tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .
Contoh : - Feldspar
- Hyperstene
- Diopsite
- Augite
- Rhodonite
c. Jelas ( Distinct )
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral
tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh : - Staurolite
- Scapolite
- Hornblende
- Anglesite
- Feldspar
- Scheelite
d. Tidak Jelas ( Indistinct )
26
Page 25
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan
untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.
Contoh : - Beryl
- Corundum
- Platina
- Gold
- Magnetite
e. Tidak sempurna ( Imperfect )
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral
akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Contoh : - Apatite
- Cassiterite
- Native sulphur
7. Pecahan (fracture).
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas
plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah. Pecahan
dapat dibagi :
Choncoidal : Pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau
kulit bawang yang memperlihatkan gelombang melengkung dipermukaan.
Contoh :- Quatrz - Obsidian
- Cerrusite - Rutile
- Anglesite - Zincite
Hacly : Pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta
kasar tak beraturan atau seperti tak bergerigi.
Contoh : - Copper
- Pltinum
- Silver
- Gold
27
Page 26
Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil
dengan ujung pecahan mendekati bidang datar.
Contoh :- Muscovite
- Talc
- Biotite
Uneven : Pecahan mineral yang menunjukan permukaan bidang pecahnya
kasar dan tidak teratur. kebanyakan mineral mempunyai pecahan uneven.
Contoh :- Calcite
- Marcasite
- Choromite
- Orthoclas
- Rutile
- Rhodonite
Splintery : Pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam
menyerupai benang atau berserabut
Contoh :- Fluorite
- Anhydrite
- Antigoite
Earthy : Pecahan mineral yang hancur seperti tanah.
Contoh :- Kaolin
- Biotite
- Muscovite
- Talc
8. Daya tahan terhadap pukulan (tenacity).
Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan,
pembengkokan, penghancuran, dan pemotongan.
Macam-macam tenacity :
Brittle : Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus
Contoh :- Calcite
- Quartz
28
Page 27
- Marcasite
- Hematite
Sectile : Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak
berkurang menjadi tepung.
Contoh :- Gypsum
- Ceragyrite
Malleable : Apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contoh :- Gold
- Copper
Ductile : Dapat di tarik / diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik
dapat bertambah panjang dan aopabila dilepaskan maka mineral akan
kembali seperti semula.
Contoh :- Silve - Cerrargyrite
- Copper - Olivine
Flexible : Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan
mudah.
Contoh : - Talc - Mika
- Gypsum
Elastic : Dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula bila
dilepaskan.
Contoh :- Muscovite
- Hematite tipis
9. Berat jenis (specific gravity)
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh
unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam
susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”, mempunyai
berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya
berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
Untuk mengetahui mineral yang belum diketahui Bdnya dipakai alat yang disebut cairan berat :
29
Page 28
Pertama : Bromoform (ChBr)
Kedua : Joodmethylin (Ch2 J2)
Ketiga : Cclerici yaitu larutan Thallium malonat formiat
Mineral dengan BD < 2,68 mineral ringan
kwarsa: 2,57
albit: 2,62
oligoklas: 2,64
Mineral dengan BD > 2,68 mineral berat
Labradorit: 2,70
Anortit: 2,76
Augit hornblende: 3,20
Maskotit: 2,90
Biotitit: 3,00
Korundum: 3,20
Turmalin
Mineral dengan BD 3,3 – 4 mineral amat berat
olifin
starolit
granat / garnet
Mineral dengan BD > 4 dan kekerasan = 7
Zirkon
Tiap-tiap batu permata yang sudah dikenal berat jenisnya dapat diketahui
nilai keras batu, dari berat batu dapatlah dihitung kari dari permata tersebut. Karat
adalah satuan berat yang setimbang dengan seperlima gram. Satuan ini disebut
karat metric. Jika kita timbang berat intan, tidak dikatakan berat intan 1 gram
tetapi berat intan adalah 5 karat, demikian yang lain batu rubi beratnya 17,8 karat,
batu sapphire 7 karat dsbnya.
30
Page 29
10. Rasa dan bau (taste and odour).
Rasa bukanlah yang pertama atau mungkin yang terakhir dalam
mendiskripsi mineral. Namun, rasa kadang-kadang merupakan suatu karakteristik
yang sangat baik dan suatu kunci dalam mengidentifikasi beberapa mineral.
Umumnya mineral yang biasa dirasa/dicicipi adalah garam-batuan atau halit,
tetapi ada beberapa lain mineral yang mempunyai suatu rasa yang membedakan.
Ketika merasakan suatu mineral, janganlah langsung menjilat mineral tersebut
karena kemungkinan mineral tersebut beracun. Hal yang perlu dilakukan yaitu
membasahi jari lalu sentuhkan jari tersebut ke mineral kemudian jilatlah jari
tersebut. Dengan cara ini, seandainya mineral tersebut beracun maka hanya sedikit
racun yang masuk ke mulut. Beberapa mineral mempunyai rasa yang unik dan
tidak dapat diuraikan kecuali garis besarnya, tetapi dengan berlatih dan mencoba,
mineral bisa dengan mudah dikenali.
Berikut ini beberapa contoh mineral yang mempunyai rasa tertentu :
- Borax(alkali manis)
- Chalcanthit(logam manis)
- Glauberit(pahit agak asin)
- Halit (asin)
- Hanksit (asin)
- Silvit (pahit)
Disamping dari sifat-sifat yang sudah dibahas diatas, beberapa mineral
mempunyai rasa dan bau.
Rasa ( taste ) hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :
1. Astringet : rasa yang umum dimiliki oleh sejenis logam
2. Sweetist Astinget : rasa seperti pada tawas
3. Saline : rasa yang dimiliki seperti garam
4. Alkaline : rasa yang dimiliki seperti rasa soda
5. Bitter : rasa seperti garam pahit
6. Cooling : rasa seperti rasa sendawa
31
Page 30
7. Sour : rasa seperti asam belerang
Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile
melalui pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang
bau ( odour ) akan menjadi ciri-ciri yang khas dari suatu mineral.
1. Alliaceous
Bau seperti bawang, proses pereaksi dati aersenopirit akan
menimbulkan bau yang khas
2. Horse Radish Odour
Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk ( biji selenit yang dipanasi )
3. Sulphurous
Bau yang ditimbulkan oleh proses pereaksian pirit atau pemanasan
mineral yang mengandung unsure sulfide.
4. Bituminous
Bau seperti bau aspal
5. Fetid
Bau yang ditimbulkan oleh asam sulfide atau bau busuk seperti telur
busuk
6. Argiilaceous
Bau seperti lempung basah, seperti serpentin yang mengalami
pemanasan, bau kalau pyrargillite
11. Kemagnetan.
Pada acara praktikum mineral fisik ini adalah sifat dari mineral yang
diselidiki apakah paramagnetit ( magnetit ) ataukah diamagnetit (non magnetit ).
Paramagnetit (magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya
tarik terhadap magnet.
Diamagnetit (non magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya
tolak terhadap magnet.
12. Derajat Ketransparanan.
32
Page 31
Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan
mineral tersebut men-transmit sinar cahaya ( berkas sinar ). Sesuai dengan itu,
variasi jenis mineral dapat dibedakan atas :
Opaque mineral : Mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam
bentuk helaian yang amat tipis. Mineral-mineral ini permukaannya
mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan berkas hitam atau
gelap (logam-logam mulia,belerang,ferric oksida )
Transparant mineral : Mineral-mineral yang tembus pandang seperti
kaca biasa ( batu-batu kristal dan ieland spar )
Translusent mineral : mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus
pandang seperti kaca frosted ( Calsedon, Gypsum, dan kadang-
kadang Opal ).
Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non transparent) dalam
bentuk pecahan-pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada
lapisan yang tipis (feldspar)
E. Sifat Kimia Mineral
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan
menjadi mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok
mineral Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen,
Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat (lihat tabel 3.3). Adapun mineral silikat
(mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai dalam batuan adalah seperti
terlihat pada tabel 3.2. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000
jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis
saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut
dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang
merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat:
(1) Silikat,
(2) Oksida,
(3) Sulfida dan
(4) Karbonat dan Sulfat
33
Page 32
1. Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini,
yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa
unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat
kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi
(sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian
utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan
malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Berikut adalah Mineral Silikat:
1. Kuarsa: ( SiO2 )
2. Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )
3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
4. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
5. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8
adalah mineral ferromagnesium.
Mineral ferromagnesium:
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar
antara 3.27 – 3.37,tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang
belah yang kurang sempurna.
Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar
antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak
lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan
mineral hornblende.
34
Page 33
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai
bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124°
yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.
Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah
dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga
coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.
Mineral non-ferromagnesium.
Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning
muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1
Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak .
Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir
disetiap lapangan. “Feld” dalam bahasa Jerman adalah lapangan
(Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama
yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”.
Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”.
Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung
Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.
Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau
merah jambu. BD. 2.57.
35