Top Banner
BAB II DASAR TEORI A. Pengertian Mineral Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Beberapa definisi mineral menurut beberapa ahli: 1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959 Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. 2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik. 3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977 3
51

BAB II

Jan 03, 2016

Download

Documents

Yosep Permana

yu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II

BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Mineral

Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat

secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan

tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang

sistimatis.

Beberapa definisi mineral menurut beberapa ahli:

1.    L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk

secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan

mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

2.    D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen

mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang

anorganik.

3.    A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi

kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap,

dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.

Mineral dapat dijumpai dimana-mana, dapat berwujud sebagai batuan,

tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral

tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang

besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral,

kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,

sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya

3

Page 2: BAB II

memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan

sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan

demikian, kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang

homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi

yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya

bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.

B. Golongan Mineral

1. Elements (Unsur bebas)

Adalah unsur-unsur bebas, bukan merupakan unsur-unsur gabungan.

Digolongkan menjadi 3 kelompok :

a. Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini

adalah : Cooper (Cu),Gold (Au),Silver (Ag),Platinum (Pt),Nicel-Iron

(Ni-Fe),Mercury (Mg).

Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa.

Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik;

bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan penghantar

listrik yang baik.

b. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini

adalah : Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi).

Merupakan penghantar listrik yang kurang baik, biasanya terdapat

pada massa nodular.

c. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini

adalah : Sulfur (S),  dan  Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C)

Tidak dapat menghantarkan arus listrik, berwarna transparant (jernih

dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung

mempunyai nidang belahan kristal yang jelas

4

Page 3: BAB II

2. Sulfides (Mengandung S)

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur

tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng

dan merkuri. Golongan sulfides merupakan bijih-bijih yang sangat penting

dari Lead, Zinc, Iron dan Copper. Sulfides terbentuk dalam lapisan-lapisan

hydrothermal di bawah permukaan air/di dalam tanah sehingga dengan

mudah mineral-mineral dapat dioksidasi oleh sulfates.

Sulfosalts, adalah persenyawaan kimia dimana unsur-unsur logam

bersenyawa dengan unsur-unsur sulfur dan semi logam (seperti Antimony

dan Arsenic). Sifat dari sulfosalts mirip dengan sulfides.

Mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfosalts, antara lain

Enargite (Cu3AsS4), Pyrargyrite (Ag3SbS3), Proustite (Ag3AsS3), Polybasite

(AgICr)16Sb2S11, Bournonite (PbCuSbS3), dll.

Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang

mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite”

(Cu2S), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS).

3. Oxides (Mengandung Oksigen)

Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan

unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Sifat dari

golongan Oxides tidak tetap/dapat berubah-ubah; Terbentuk/ditemui pada

banyak Lingkungan Geologi dan pada tipe batuan yang bermacam-macam.

Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya

kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling

utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium.

Beberapa mineral oksida yang paling umum yaitu :

a. Merupakan bijih-bijih logam yang penting seperti Hematite (Fe2O3),

Magnetite (Fe2+Fe23+O4), Cassiterite (SnO2), Chromite (Fe2+Cr2O4).

b. Mempunyai keanekaragaman sebagai batu Perhiasan seperti Corondum

(Al2O3), Ruby dan Sapphire (Al2O3), Spinel (MgAl2O4)

5

Page 4: BAB II

4. Halides

Halides adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam

bersenyawa dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan

Iodine). Umumnya ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa

diantaranya ditemui dalam sequen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini

merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung

evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan berkalium-

Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuan-

batuan seperti Marl dan Limestone.

Halides yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan

hidrothermal.

Golongan Halides bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara

2 – 4,5) mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis

cenderung rendah.

Contoh mineral-mineral golongan Halides antara lain Sylvite (KCl),

Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2ClC(OH)5].

5. Carbonates

Carbonates adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih

unsur-unsur logam atau semilogam bersenyawa dengan Carbonate radical

(CO3)-2. Calcite (CaCO3) adalah Carbonate yang umum, terbentuk ketika

Calcium bersenyawa dengan Carbonate radical.

Terbentuk pula mineral-mineral khusus dalam golongan Carbonates,

hal ini berlaku dengan adanya pergantian kedudukan unsur Calcium dalam

komposisi kimianya, mineral-mineral tersebut antara lain :

a. Witherite : jika Barium menggantikan unsur Calcium

b. Rhodochrosite: jika Magnesium menggantikan komposisi atau

kedudukan Calcium

Carbonates biasanya terbentuk dengan bentuk kristal Rhombohedral

yang berkembang dengan baik. Sifat dari golongan Carbonates antara lain

6

Page 5: BAB II

cenderung larut dengan mudah dalam larutan asam hydrochloric, dapat juga

tidak berwarna atau dapat juga berwarna tajam/hidup.

Beberapa contoh mineral golongan karbonat

CaCO3 = CalciteCa Mg(CO3)2 = DolomiteMgCO3 = Magnesite

6. Sulfates (Mengandung SO4)

Sulfates adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-

unsur logam bersenyawa dengan Sulfates radical (SO4)-2.

Gypsum adalah sulfates yang paling banyak terdapar dalam

golongan ini yang terjadi pada endapan-endapan evaporite, sedangkan Barite

khusus terjadi pada lapisan-lapisan hidrotermal.

Sifat dari golongan sulfates antara lain lunak, berwarna terang/muda dan

cenderung mempunyai Berat Jenis yang rendah/ringan.

Contoh mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfates antara lain Gypsum

(CaSO4.2H2O), Celestine (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4).

7. Phosphat

Phospates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam

dengan Phospate radical (PO4)-8. Ribuan species dari golongan ini dapat

dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates,

seperti Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-

anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari

oksidasi sulfides.

Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung

lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar

antara 1,5 – 5 dan 6. Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan

Phospates seperti : Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite

[Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O], Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise

[CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.

7

Page 6: BAB II

Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah

Vivianite [Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite

[Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].

8. Silicates

Silicates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam

dengan salah satu dari Si – O tetrahedra (SiO4)-4 tunggal atau berantai.

Silicates adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat

berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silicat adalah unsur pokok

penyusun batuan beku dan batuan metamorf.

Mineral-mineral silicates cenderung bersifat : keras, berwarna

transparant (jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya)

dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama.

Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada diantara

4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).

Dari strukturnya (sudut bangunnya) silicat dibagi menjadi 6 kelas,

yaitu :

a. Nesosilicate

Mempunyai (SiO4)-4 tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra

silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.

Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine

[(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).

b. Sorosilicate

Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang

merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa

Si2O7.

Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti :

Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]

c. Cyclocilicate

Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur

lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n.

8

Page 7: BAB II

Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite

(BaTiSi3O9), Bila mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl

(Be3Al2Si6O18). Mineral lainnya seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18],

Ferroxinite [Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite

[Ca2MnAl2BSi4O15(OH)].

d. Inosilicate

Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur

rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.

Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si : O = 1 : 3, misalnya terlihat

pada mineral-mineral Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6),

Hornblende [CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6].

Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedranya

berselang-seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si :

O = 4 : 11 dicirikan oleh mineral-mineral Amphibole group [(Ca,Na)

(Mg,Fe)]Silicat-OH, seperti Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Actinolite

[Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2], Hornblende

[(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2]. Mineral lainnya seperti

Wollastonite [CaSiO3], Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite

[Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].

e. Phylosilicate

Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-

sama oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan

disekitarnya sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan

perbandingan komposisi Si : O = 2 : 5.

Dicirikan dengan kelompok mineral Mica [K(Mg,Fe)Al-Silicat OH,

seperti Muscovite [KAl2(AlSi3)O10(OH)2], Biotite

[K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2],Phlogophite

[K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2],Lepidolite

[K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2]. Mineral lainnya seperti Vermicullite

[(Mg,Fe,Al)3(Al,Si)4O10(OH)2.4H2O], Kaolinite [Al2Si2O5(OH)4],

Serpentinite [(Mg,Fe)3Si2O5(OH)4]

9

Page 8: BAB II

f. Tectosilicate

Mempunyai kerangka silicate yang mana setiap atom tetrahedra

silicon/SiO4 memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya

dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga

membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O

= 1 : 2.

Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2),

Tridimite (SiO2), Kristobalite (SiO2) mempunyai susunan 3 dimensi

tersebut. Mineral khas lainnya seperti Feldspar group : Orthoclase

(KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8), Microcline (KAl2Si3O8), Albite

(NaAlSi3O8), Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8].

C. Mineral Penyusun Batuan

1. Mineral Utama

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan

kehadirannya sangat menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama

dapat dilihat dari deret bowen series(1928).

10

Page 9: BAB II

Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu

mineral sesuai dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan

magma [bagian kanan], dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari

magma induk yang bersifat basa.

Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan

diskontinyu.

Continuous branch [deret kontinyu]

Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret

kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral

selanjutnya. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih

dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi

dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk plagioklas

kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung hingga semua

kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal terus ikut

bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas kaya

kalsium di alam bebas.

Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada

plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].

Discontinuous branch [deret diskontinyu]

Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam

deret diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral lain pada

suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan

magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk

olivin, yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa  larutan

magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan, akan

dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite [sesuai skema]. Deret ini

berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan

magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk

membentuk mineral.

11

Page 10: BAB II

Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada

tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim

[selubung] yang tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya. Tulisan

ini saya ambil dari http://apitnoparagon.wordpress.com/2010/01/21/deret-

reaksi-bowen-bowens-reaction-series/.

Berdasarkan warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok yaitu,

a. Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )

Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit, Labradorit, Andesin,

oligoklas, Albit)

kelompok Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin,

Anortoklas,Sanidin)

Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)

Kuarsa

Muskovit

Kelompok plagioklas dan kelompok alkali feldspar sering disebut

kelompok feldspar. catatan : Tidak semua mineral felsik berwarna

terang tetapi ada mineral felsik yang berwarna gelap yaitu, obsidian.

Mineral yang berwarna terang disebabkan banyaknya kandungan

SiO2 dan jarang mengandung Fe dan Mg

b. Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)

Olivin (Forsterite dan Fayalite)

Piroksen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto Piroksen

(Piroksen tegak) dan klino piroksen (piroksen miring). Orto

piroksen antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara

lain; Diopsit, Augit, Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.

Amfibol (Hornblande, Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)

Biotit.

12

Page 11: BAB II

2. Mineral Sekunder

Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil

pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral

utama. Contoh dari mineral sekunder antara lain; serpentin, kalsit, serisit,

kalkopirit, kaolin, klorit, pirit.

Yang dimaksud dengan mineral sekunder atau mineral liat adalah

mineral-mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer

yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi maupun

strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk. Jenis mineral ini

berukuran halus (<2μ), sehingga untuk identifikasinya digunakan alat XRD.

Beberapa jenis mineral sekunder, diantaranya :

Mineral KeteranganKaolinit Mineral utama pada tanah Oxisol dan UltisolHaloisit Mineral utama pada tanah volkan Inceptisol

dan EntisolVermikulit Mineral utama pada tanah yang berkembang

dari bahan kaya mikaSmektit Mineral utama pada tanah VertisolAlofan Mineral utama pada tanah AndisolGoetit/hematit Mineral oksida besi pada tanah merah Oxisol

dan Ultisol

3. Mineral Tambahan

Mineral Tembahan ( Accessory Minerals) adalah mineral-mineral yang

terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit (kurang

dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral

tambahan ini antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit, Rutil Apatit,

Garnet,dan Sphen.

D. Sifat Fisik Mineral

1. Warna (colour).

Warna dapat dilihat ketika terjadi beberapa proses pemindahan panjang

gelombang, beberapa menyerap panjang gelombang spesifik dari spektrum

13

Page 12: BAB II

yang dapat dilihat. Spektrum yang dapat dilihat terdiri dari warna merah,

oranye, kuning, hijau, biru, nila dan violet.

Ketika terjadi pemindahan panjang gelombang akan memengaruhi

energi dan akan terjadi perubahan warna dan jika permata itu mengandung besi

biasanya akan terlihat berwarna kelam, sedangkan yang mengandung

alumunium biasanya terlihat berwarna cerah, tetapi juga ada mineral yang

berwarna tetap seperti air (berkristal) dan dinamakan Idhiochromatic

Disini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada

sesuatu zat dalam permata sebagai biang warna (pigment agent) yang

merupakan mineral-mineral yaitu : belerang warnanya kuning; malakit

warnanya hijau; azurite warnanya biru; pirit warnanya kuning; magatit

warnanya hitam; augit warnanya hijau; gutit warnanya kuning hingga; coklat;

hematite warnanya merah dsbnya.

Ada juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan

diistilahkan allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna (pigmen),

terkurungnya sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran

(Impurities). Impurities adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V,

Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan biasanya tidak hadir dalam campuran murni,

unsur-unsur yang terkonsentrasi dalam batu permata rendah.

Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang

mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan

sebagian dipantulkan (refleksi). Warna penting untuk membedakan antara

mineral akibat pengotoran dan warna asli (tetap) yang berasal dari elemen

utama pada mineral tersebut.

Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada

mineral disebut dengan nama Idiochromatic. Misal : Sulfur berwarna kuning,

Pyrite berwarna kuning loyang, Magnetite berwarna hitam

14

Page 13: BAB II

Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur lain, sehngga

memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut

dengan nama Allochromatic. Misal  :  Halite, warna dapat berubah-ubah :

         abu-abu

         biru bervariasi

         kuning

         coklat gelap

         merah muda

Kuarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/pengotoran, warna

berubah-ubah menjadi :

         violet

         merah muda

         coklat-hitam

Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu

pada mineral disebut nama Chromophores.

Misal : Ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan Chromophores

dalam mieral Cu sekunder ,maka akan memberikan warna hijau dan biru.

Faktor yang dapat mempengaruhi warna :

a.       Komposisi kimia

b.      Struktur kristal dan ikatan atom

c.       Pengotoran dari mineral

2. Perawakan kristal (crystal habit).

Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh

bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-

bidang tersebut. Kita perlu mengenal beberapa perawakan kristal yang terdapat

pada jenis mineral tertentu, sehingga perawakan kristal dapat dipakai untuk

penentuan jenis mineral, walaupun perawakan kristal bukan merupakan ciri

tetap mineral.

Contoh :

         Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foliated)

15

Page 14: BAB II

         Amphibol selalu menunjukan perawakan kristal meniang (columnar)

Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Pearl,1975) yaitu ;

a.    Elongated habits (mniang / berserabut )

b.     Flattened habits (lembaran tipis)

c.     Rounded habits (membutir)

a.      Elongated Habits

1.   Meniang ( Columnar )

     Contoh : - Tourmaline

2. Menyerat ( Fibrous )

     Contoh : - Asbestos

3.Menjarum ( Acicular )

Contoh : - Natrolite

4.Menjaring ( Reticulate )

Contoh : - Rulite

5.Merabut ( Capillery )

Contoh : Cuprite

6.Membintang ( Stellated )

Contoh : - Pirofilit

7.Membenang ( Filliform )

Contoh : - Silver

8.Mondok ( Stound,tubby,Equant )

Contoh : - Zircon

9.Menjari ( Radiated )

Contoh : - Markasit

b.      Flattened Habits

1.   Membilah ( Bladed )

    Contoh : - Kyanite

-    Kalaverit

2.   Memapan ( Tabular )

     Contoh : - Barite

16

Page 15: BAB II

                   - Hypersthene

3.Membata ( Blocky )

Contoh : - Microcline

                     - Calcite

4.Mendaun ( Foliated )

Contoh : - Mika

-   Chlorite

5.Memencar ( Divergen )

Contoh : - Aragonite

6.Membulu ( Plumose )

Contoh : - Mika

c.       Rounded Habits

1.   Mendada  ( Mamillary )

     Contoh : - Malachite

                    - Opal

2.   Membulat jari ( Co;;oform radial )

     Contoh : - Pyrolorhyte

3.   Mengginjal ( Rentiform )

     Contoh : - Hematite

4.   Membulat ( Colloform )

     Contoh : Glsuconite

5.   Membutir ( Granular )

     Contoh : - Olivine

6.   Stalaktit (Stalactic )

     Contoh : - Goethite

7.   Memisolit ( Pisolitic)

     Contoh : - Gibbsite

                   - Pisolitic

Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa

mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.

Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk

17

Page 16: BAB II

kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk

kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi

sebagai akibat dari susunan kristalnya didalamnya.

Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris

dan atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal, karena bangunan

kisi-kisi kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat

terbentuk dalam alam (mineral) atau di laboratorium. Kristal artinya mempunyai

bentuk yang agak setangkup (symetris) dan yang pada banyak sisinya terbatas

oleh bidang datar, sehingga memberi bangian yang tersendiri sifatnya kepada

mineral yang bersangkutan. Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang

tersusun rapi dikatakan mempunyai struktur kristalen. Dalam suasana yang baik

benda kristalen dapat mempunyai batas bidang rata-rata & benda itu dinamakan

kristal (Hablur) & bidang rata itu disebut muka krsital.

Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu:

1. Reguler, Kubus atau isometrik ketiga poros sama panjang dan

berpotongan tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam batu)

2. Tetragonal (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain,

dua poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh

chalkopirit, rutil, zircon).

3. Heksagonal (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga

poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut

120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu

dan panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl, korundum).

4. Ortorombis (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros

berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua

poros tadi (berit, belerang, topaz)

18

Page 17: BAB II

5. Monoklin (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari

porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros

tadi (gips, muskovit, augit)

6. Triklin (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan

berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin)

Bentuk kristal dibagi dalam 6 tata hablur yang didasarkan:

perbandingan panjang poros – poros hablur

besarnya sudut persilangan poros – poros hablur

Gambar Triklin, Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal

dll

19

Page 18: BAB II

3. Kilap (luster).

Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan 

sebuah mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi)

dan  pembiasan (refraksi). Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari

mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral, makin besar pula

jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral kadang-kadang

ditentukan oleh kilapnya.

Macam-macam kilap :

a.      Kilap Logam ( Metallic Luster )

Mineral-mineral opaq yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau

lebih, contoh : Galena, Native metal, Sulphide , Pyrite.

b.      Kilap Sub-metalik ( Sub Metallic Luster )

Terdapat pada mineral yang mempunyai  indeks bias antara 2,6 sampai 3,

contoh : 

 - Cuprite         ( n = 2.85 )

  - Cinnabar      ( n = 2.90 )

  - Hematite      ( n = 3.00 )

- Alabandite   ( n = 2.70 )

c.  Kilap Bukan Logam ( Non Metallic Luster )

Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat

membiaskan,dengan indeks bias kuramg dari 2,5. Gores dari mineral-

mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.

Macam-macam kilap bukan logam :

         Kilap kaca ( vitreous Luster )

Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.

Contoh :      

         - Quatrz            - Carbonates    - Sulphates

               - Spinel            - Silicates         - Fluoriote

               - Garnet           - Leucite          - Corondum

20

Page 19: BAB II

         Kilap Intan ( adamantite Luster )

      Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau

permata.

      Contoh :       - Diamond                   - Sphalerite

                           - Cassiterite                 - Zircon

                           - Sulfur                        - Rutile

         Kilap lemak ( greasy luster )

      Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena

lemak, akibat proses oksidasi.

Contoh :        - Nepheline yang sudah teralterasi .

                            - Halite yang sudah terkena udara.

         Kilap lilin ( waxy luster )

      Merupakan kilap separti lilin yang khas.

      Contoh :       - Serphentine

                          - Ceragyrite

         Kilap sutera ( silky luster )

Kilap seperti yangt terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau

berserabut ( parallel fibrous structure )

Contoh :       - Asbestos                                           - Serpentine

                   - Selenite (variasi Gypsum)               - Hematite

         Kilap mutiara ( pearly luster )

      Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk

lembaran dan menyerupai mutiara.

      Contoh :    - Talc

                        - Gypsum

                         - Mika

         Kilap tanah ( earthy luster )

      Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang

masuk tidak dipantulkan kembali.

      Contoh : - Kaolin                       - Diatomea

21

Page 20: BAB II

                        - Montmorilonite         - Pyrolusite

                      - Chalk                        - Variasi Ochres

4. Kekerasan (hardness).

Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan

mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan mineral pada umumnya diartikan

sebagai daya tahan mineral terhadap goresan (scratching).

Kekerasan adalah sebuah sifat fisik lain, yang dipengaruhi oleh tata letak

intern dari atom. Kekerasan merupakan sifat resistensi dari suatu mineral

terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores

(scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral

saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah

mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala

kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala

10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs. Sehingga

untuk mengukur kekerasan mineral dipakai Skala Kekerasan MOHS (1773-

1839).

1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari

2. GIPS, mudah digores dengan kuku ibu jari

3. Kalsit, mudah digores dengan pisau

4. Fluorit, mudah digores dengan pisau

5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar)

6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir

7. Kwarsa, dapat menggores kaca

8. Topaz, dapat menggores kaca

9. Korundum, dapat mengores topaz

22

Page 21: BAB II

10. Intan, dapat menggores korundum

Bentuk Kristal Intan ialah benda padat besisi delapan (Oktahedron)

1. K = 1 : Talk/Silikat magnesia yang mengandung air

2. K = 2 : Gips (CaSO4), batu tahu

3. K = 3 : Kalsit (CaCo3)

4. K = 4 : Vluispat (CaF2)

5. K = 5 : Apatit mengandung chloor

6. K = 6 : Veldspat, kaca tingkap

7. K = 7 : Kwarsa, pisau dari baja

8. K = 8 : Topas; Silikat alumunium yang mengandung borium, batu permata

9. K = 9 : Korsum (Al2O3 dalam corak merah, batu permata delima, corak

biru batu nilam/safir)

10. K = 10 : intan batu permata

Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain

yang bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernomor

lebih besar. Dengan lain perkataan Skala Mohs adalah Skala relative. Dari segi

kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9

kira-kira 9 kali sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1

K.E. Kinge (1860) dalam Han Sam Kay mengelompokkan batu permata

yang dijadikan perhiasan dalam lima belas kelas sebagai berikut :

1. Batu permata Kelas I, Nilai Keras antara 8 s/d 10

2. Batu Permata kelas II, Nilai Keras antara 7 s/d 8

23

Page 22: BAB II

3. Batu permata Kelas II. Batu permata kelas ini tergolong jenis batu mulia

dan batu mulia tanggung, nilai kerasnya kira-kira 7, sebagian besar terdiri

dari asam kersik (kiezelzuur), keculai pirus (tuquois)

4. Batu-Batu mulia Tanggung yaitu batu kelas IV, nilai keras antara 4 – 7

5. Batu kelas V. Batu kelas V nilai kerasnya dan kadar berat jenisnya sangat

berbeda-beda. Warnanya gelap (kusam) dan kebanyakan agak keruh, tidak

tembus cahaya, batunya sedikit mengkilap, dan harganyapun amat murah

bila dibandingkan dengan harga batu mulia. Dalam kelas ini termasuk batu

marmer dan batu kelas V tidak tergolong batu mulia.

6.

5. Gores (streak).

Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut

ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena

stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi

goresnya berbeda. Gores ini diperoleh dengan cara menggorekan mineral pada

permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan lebih

dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa

tepung.

Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.

Contoh :       - Quartz           = putih / tak berwarna

                     - Calcite           = tak berwarna

Mineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap akan

memberikan gores yang lebh terang daripada warna mineralnya sendiri.

Contoh :       - Leucite          = warna abu-abu / gores hitam.

            - Dolomite        = warna kuning sampai merah jambu /

                                       gores putih

Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai

warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.

Contoh :       - Pyrite            = warna kuning loyang / gores hitam

24

Page 23: BAB II

             - Copper          = warna merah tembaga / gores hitam

             - Hematite       = warna abu-abu kehitaman / gores merah

Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang

sama.

Contoh :       - Cinnabar       = warna dan gores merah

            - Magnetite      = warna dan gores hitam

            - Azurite          = warna dan gores biru

Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada

mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas. Kristal / mineral yang

mempunyai kekerasan < 7 jika digosokkan pada lempengan porselin yang kasar

biasanya meninggalkan ditempat penggosokan tsb suatu garis yang karakteristik

dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri.

Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.

Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam – logaman atau memberigaris merah darah

Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi memberi garis putih)

6. Belahan (cleavage).

Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang

yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari

atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang

“lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.

Belah adalah kecenderungan batu permata untuk membelah kearah

tertentu menyusur permukaan bidang rata, lebih spesifik lagi ia menunjukkan

kearah mana ikatan-ikatan di antara atom relative lemah dan biasanya reta-retak

menunjukan arah belah. Belahan ialah sifat untuk menjadi belah menurut bidang

yang agak sama licinnya.

Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas

dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan

selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata karena belahan

25

Page 24: BAB II

merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan tersebut akan

menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang setiap bagian kristal

dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan

bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :

a.      Sempurna ( Perfect )

Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang

merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang

belahannya.

Contoh :  - Calcite

                        - Muscovite

                        - Galena

                        - Halite

b.  Baik ( Good )

Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,

tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .

Contoh :  - Feldspar

    - Hyperstene

                      - Diopsite

                        - Augite

                        - Rhodonite

c.  Jelas ( Distinct )

Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral

tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.

      Contoh :  - Staurolite

                        - Scapolite

                        - Hornblende

                        - Anglesite

                        - Feldspar

                        - Scheelite

d.  Tidak Jelas ( Indistinct )

26

Page 25: BAB II

Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan

untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.

Contoh :   - Beryl

                 - Corundum 

             - Platina

    - Gold          

     - Magnetite

e.  Tidak sempurna ( Imperfect )

Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral

akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.

      Contoh :   - Apatite

                         - Cassiterite

                         - Native sulphur

7. Pecahan (fracture).

Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas

plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah. Pecahan

dapat dibagi :

         Choncoidal : Pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau

kulit bawang yang memperlihatkan gelombang melengkung dipermukaan.

      Contoh :- Quatrz            - Obsidian

                     - Cerrusite       - Rutile

                     - Anglesite       - Zincite

         Hacly : Pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta

kasar tak beraturan atau seperti tak bergerigi.

    Contoh : - Copper

                     - Pltinum

                     - Silver

                     - Gold

27

Page 26: BAB II

         Even  : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil

dengan ujung pecahan mendekati bidang datar.

      Contoh :- Muscovite

                     - Talc

                     - Biotite

         Uneven : Pecahan mineral yang menunjukan permukaan bidang pecahnya

kasar dan tidak teratur. kebanyakan mineral   mempunyai pecahan uneven.

Contoh :- Calcite

- Marcasite

- Choromite

- Orthoclas

- Rutile

- Rhodonite

         Splintery : Pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam 

menyerupai benang atau berserabut

Contoh :- Fluorite

                     - Anhydrite

                     - Antigoite

         Earthy  : Pecahan mineral yang hancur seperti tanah.

      Contoh :- Kaolin

                    - Biotite

                     - Muscovite

                     - Talc

8. Daya tahan terhadap pukulan (tenacity).

Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan,

pembengkokan, penghancuran, dan pemotongan.

Macam-macam tenacity :

  Brittle : Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus

      Contoh :- Calcite

                     - Quartz

28

Page 27: BAB II

                    - Marcasite

                     - Hematite

  Sectile : Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak

berkurang menjadi tepung.

      Contoh :- Gypsum

                     - Ceragyrite

  Malleable : Apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.

      Contoh :- Gold

                     - Copper

  Ductile   : Dapat di tarik / diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik

dapat bertambah panjang dan aopabila dilepaskan maka  mineral akan

kembali seperti semula.

      Contoh :- Silve               - Cerrargyrite

- Copper          - Olivine

  Flexible : Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan  

mudah.

     Contoh : - Talc                - Mika

                      - Gypsum       

  Elastic : Dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula   bila

dilepaskan.

      Contoh :- Muscovite

-   Hematite tipis

9. Berat jenis (specific gravity)

Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh

unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam

susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”, mempunyai

berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya

berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.

Untuk mengetahui mineral yang belum diketahui Bdnya dipakai alat yang disebut cairan berat :

29

Page 28: BAB II

Pertama : Bromoform (ChBr)

Kedua : Joodmethylin (Ch2 J2)

Ketiga : Cclerici yaitu larutan Thallium malonat formiat

Mineral dengan BD < 2,68 mineral ringan

kwarsa: 2,57

albit: 2,62

oligoklas: 2,64

Mineral dengan BD > 2,68 mineral berat

Labradorit: 2,70

Anortit: 2,76

Augit hornblende: 3,20

Maskotit: 2,90

Biotitit: 3,00

Korundum: 3,20

Turmalin

Mineral dengan BD 3,3 – 4 mineral amat berat

olifin

starolit

granat / garnet

Mineral dengan BD > 4 dan kekerasan = 7

Zirkon

Tiap-tiap batu permata yang sudah dikenal berat jenisnya dapat diketahui

nilai keras batu, dari berat batu dapatlah dihitung kari dari permata tersebut. Karat

adalah satuan berat yang setimbang dengan seperlima gram. Satuan ini disebut

karat metric. Jika kita timbang berat intan, tidak dikatakan berat intan 1 gram

tetapi berat intan adalah 5 karat, demikian yang lain batu rubi beratnya 17,8 karat,

batu sapphire 7 karat dsbnya.

30

Page 29: BAB II

10. Rasa dan bau (taste and odour).

Rasa bukanlah yang pertama atau mungkin yang terakhir dalam

mendiskripsi mineral. Namun, rasa kadang-kadang merupakan suatu karakteristik

yang sangat baik dan suatu kunci dalam mengidentifikasi beberapa mineral.

Umumnya mineral yang biasa dirasa/dicicipi adalah garam-batuan atau halit,

tetapi ada beberapa lain mineral yang mempunyai suatu rasa yang membedakan.

Ketika merasakan suatu mineral, janganlah langsung menjilat mineral tersebut

karena kemungkinan mineral tersebut beracun. Hal yang perlu dilakukan yaitu

membasahi jari lalu sentuhkan jari tersebut ke mineral kemudian jilatlah jari

tersebut. Dengan cara ini, seandainya mineral tersebut beracun maka hanya sedikit

racun yang masuk ke mulut. Beberapa mineral mempunyai rasa yang unik dan

tidak dapat diuraikan kecuali garis besarnya, tetapi dengan berlatih dan mencoba,

mineral bisa dengan mudah dikenali.

Berikut ini beberapa contoh mineral yang mempunyai rasa tertentu :

- Borax(alkali manis)

- Chalcanthit(logam manis)

- Glauberit(pahit agak asin)

- Halit (asin)

- Hanksit (asin)

- Silvit (pahit)

Disamping dari sifat-sifat yang sudah dibahas diatas, beberapa mineral

mempunyai rasa dan bau.

Rasa ( taste ) hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :

1.            Astringet           : rasa yang umum dimiliki oleh sejenis logam

2.            Sweetist Astinget   : rasa seperti pada tawas

3.            Saline                     : rasa yang dimiliki seperti garam

4.            Alkaline                  : rasa yang dimiliki seperti rasa soda

5.            Bitter                      : rasa seperti garam pahit

6.            Cooling                  : rasa seperti rasa sendawa

31

Page 30: BAB II

7.            Sour                        : rasa seperti asam belerang

Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile

melalui pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang

bau ( odour ) akan menjadi ciri-ciri yang khas dari suatu mineral.

1. Alliaceous   

Bau seperti bawang, proses pereaksi dati aersenopirit akan

menimbulkan bau yang khas

2. Horse Radish Odour  

Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk ( biji selenit yang dipanasi )

3. Sulphurous                 

Bau yang ditimbulkan oleh proses pereaksian pirit atau pemanasan

mineral yang mengandung unsure sulfide.

4. Bituminous           

Bau seperti bau aspal

5. Fetid                        

Bau yang ditimbulkan oleh asam sulfide atau bau busuk seperti telur

busuk

6. Argiilaceous                   

Bau seperti lempung basah, seperti serpentin yang mengalami

pemanasan, bau kalau pyrargillite

11. Kemagnetan.

Pada acara praktikum mineral fisik ini adalah sifat dari mineral yang

diselidiki apakah paramagnetit ( magnetit ) ataukah diamagnetit (non magnetit ).

    Paramagnetit (magnetit) adalah mineral tersebut   mempunyai gaya

tarik terhadap magnet.

    Diamagnetit (non magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya

tolak terhadap magnet.

12. Derajat Ketransparanan.

32

Page 31: BAB II

Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan

mineral tersebut men-transmit sinar cahaya ( berkas sinar ). Sesuai dengan itu,

variasi jenis mineral dapat dibedakan atas :

  Opaque mineral : Mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam

bentuk helaian yang amat tipis. Mineral-mineral ini permukaannya

mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan berkas hitam atau

gelap (logam-logam mulia,belerang,ferric oksida )

Transparant mineral : Mineral-mineral yang tembus pandang seperti

kaca biasa ( batu-batu kristal dan ieland spar )

  Translusent mineral : mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus

pandang seperti kaca frosted ( Calsedon, Gypsum, dan kadang-

kadang Opal ).

Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non transparent) dalam

bentuk pecahan-pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada

lapisan yang tipis (feldspar)

E. Sifat Kimia Mineral

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan

menjadi mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok

mineral Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen,

Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat (lihat tabel 3.3). Adapun mineral silikat

(mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai dalam batuan adalah seperti

terlihat pada tabel 3.2. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000

jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis

saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut

dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang

merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi.

Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat:

(1) Silikat,

(2) Oksida,

(3) Sulfida dan

(4) Karbonat dan Sulfat

33

Page 32: BAB II

1. Mineral Silikat

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini,

yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa

unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat

kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi

(sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian

utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan

malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Berikut adalah Mineral Silikat:

1. Kuarsa: ( SiO2 )

2. Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )

3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)

4. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2

5. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2

6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)

7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6

8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8

adalah mineral ferromagnesium.

Mineral ferromagnesium:

Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.

Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar

antara 3.27 – 3.37,tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang

belah yang kurang sempurna.

Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar

antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak

lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan

mineral hornblende.

34

Page 33: BAB II

Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai

bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124°

yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.

Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah

dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga

coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.

Mineral non-ferromagnesium.

Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning

muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1

Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak .

Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir

disetiap lapangan. “Feld” dalam bahasa Jerman adalah lapangan

(Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama

yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”.

Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”.

Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung

Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.

Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau

merah jambu. BD. 2.57.

35

Page 34: BAB II

36