Top Banner

of 24

BAB II

Oct 31, 2015

Download

Documents

nenovita
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Promosi Kesehatan 1. Pengertian promosi kesehatan Istilah promosi kesehatan atau health promotion sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakan konferensi internasional pertama tentang health promotion di Ottawa, Kanada, pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan The Ottawa Charter dimana di dalamnya memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar health promotion. 9Definisi promosi kesehatan menurut WHO (1998) adalah strategi inti untuk pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat. Definisi menurut Green (1984) adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Definisi menurut Ottawa Charter (1986) adalah suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan individu. Definisi menurut Victoria Health Foundation Australia (1997) adalah suatu program yang didesain untuk membuat perubahan di dalam individu, organisasi, dan lingkungan. Definisi menurut Soekidjo Notoatmojo (2005) adalah upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut.2. Visi dan misi promosi kesehatan Visi Promosi KesehatanVisi Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 adalah Perilaku Hidup Bersih & Sehat 2010 atau PHBS 2010. Yang dimaksud dengan PHBS 2010 adalah keadaan dimana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka. 2,6a. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya.b. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatanc. Memanfaatkan pelayanan kesehatand. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Misi Promosi Kesehatan9,10a. Memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga, maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat. b. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. c. Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) dalam rangka: Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perundang- undangan yang berwawasan kesehatan. Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan masyarakat, dalam program-program kesehatan. Meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta antara pemerintah dengan masyarakat (termasuk LSM) dan dunia usaha. Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya3. Tujuan dan sasaran promosi kesehatan Tujuan dan sasaran promosi kesehatan : 2,6 a. Individu dan keluarga Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran, baik langsung maupun media massa. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Memperaktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju keluarga atau rumah tangga sehat. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi keluarga. Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan.b. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan sehat.c. Organisasi masyarakat/organisasi profesi/LSM dan media massa Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung perubahan perilaku sehat.d. Program/petugas kesehatan Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan kesehatan. Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga atau kelompok yang menjadi kliennya. Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat.e. Lembaga pemerintah/politisi/swasta Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat. Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.B. Rumah Tangga Sehat 1. Pengertian rumah tangga sehatRumah tangga adalah wahana atau wadah yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anaknya serta anggota keluarga lainnya dalam melaksanakan kehidupannya sehari-hari.11 Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga sesuai dengan 16 indikator yang minimal mencapai skor lebih dari atau sama dengan 11. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat. Program PHBS tersebut mencakup lima tatanan, yaitu: tatanan rumah tangga, institusi pendidikan,tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan.12PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Program perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur komunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara hidup bersih dan sehat dalam rangka menjaga, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatannya. 12 2. Faktor yang mempengaruhi PHBSTerdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Lawrence Green membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors).13 Green menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama:1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai tradisi, dan sebagainya. Pengetahuan yang diberikan kepada keluarga tentang perilaku hidup bersih sehat di rumah tangga menjadi faktor penting untuk dapat menerapkan perilaku tersebut. Melalui pengetahuan akan membentuk sikap yang akan diterapkan menjadi kebiasaan berperilaku hidup bersih sehat di rumah tangga. 2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya tempat pembuangan sampah, ketersediaan makanan bergizi, ketersediaan jamban sehat, dan sebagainya. Sarana prasarana menjadi pendukung dalam mewujudkan perilaku hidup bersih sehat di tatanan rumah tangga, maka faktor ini disebut faktor pemungkin. 3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong terjadinya perilaku. Dukungan dari pihak keluarga seperti orangtua, petugas kesehatan setempat, maupun masyarakat sekitar menjadi faktor yang dapat menguatkan perilaku anggota keluarga dalam berperilaku hidup bersih sehat di rumah tangga. Dukungan fasilitas saja tidak akan cukup untuk menunjang perilaku sehat, namun juga dukungan perilaku atau contoh dari seluruh komponen keluarga.H.L. Bloom menyebutkan perilaku manusia dibagi dalam 3 domain yaitu kognitif (cognitif), afektif (affectif), psikomotor (psychomotor). Kognitif dapat diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap, dan psikomotor dari praktek atau tindakan yang dilakukan. Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri individu itu sendiri, yang disebut faktor internal, dan sebagian terletak di luar dirinya yang disebut faktor eksternal (faktor lingkungan).141) Faktor Internal a. KeturunanSeseorang berperilaku tertentu karena memang sudah diturunkan dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.b. MotifManusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan rohani.2) Faktor EksternalFaktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor ini mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur dan dorongan untuk berbuat sesuatu.a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya.b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau dukungan kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa diterima oleh kelompoknya.

3. Indikator PHBSIndikator PHBS tatanan rumah tangga adalah suatu alat ukur atau merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan rumah tangga. Indikator PHBS tatanan rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu KIA dan gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup, dan upaya kesehatan masyarakat. 12Program PHBS dalam perkembangan dan sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat ternyata jumlah dan jenis indikator PHBS yang digunakan oleh masing-masing daerah sangat bervariasi, seusuai kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing seiring dengan berlakunya otonomi daerah.Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di Jawa Tengah terdapat 16 variabel yang terdiri atas 10 indikator nasional dan 6 indikator lokal Jawa Tengah.6INDIKATOR PHBS DI RUMAH TANGGA 15 KIA DAN GIZI1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Indikator: Keluarga yang memiliki ibu hamil yang mempunyai akses pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan/dokter). Definisi: Persalinan terakhir ditolong oleh bidan atau dokter2. Memberi ASI Ekslusif Indikator: Bayi memperoleh ASI Eksklusif sejak usia 0 sampai 6 bulan Definisi: Bayi hanya diberi asupan ASI saja, sejak usia 0 sampai 6 bulan tanpa makanan tambahan lain atau susu PASI3. Penimbangan Balita Indikator: Rumah tangga yang memiliki balita menimbangkan balitanya secara teratur sesuai jadwal Definisi: Penimbangan Balita dilakukan satu bulan sekali/ minimal delapan kali setahun di sarana kesehatan (PKD, Posyandu, Puskesmas, dll)4. Gizi Indikator: Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang Definisi: Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan akan zat gizi yang mencakup: sumber energy, protein, lemak, vitamin dan mineral

KESEHATAN LINGKUNGAN1. Air Bersih Indikator: Anggota rumah tangga menggunakan/ memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari Definisi: Air bersih untuk: minum (sudah dimasak sampai mendidih, air minum dalam kemasan), memasak, mandi dan mencuci2. Jamban Indikator: Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat Definisi: Jamban yang digunakan oleh anggota rumah tangga adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septic tank, cemplung tertutup)3. Sampah Indikator: Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya Definisi: Sampah ditampung dan dibuang setiap hari ditempat pembuangan yang memenuhi syarat4. Kepadatan Hunian Indikator: Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9m2 Definisi: Jumlah keseluruhan luas lantai rumah dibagi jumlah anggota rumah tangga sama dengan minimal 9m25. Lantai Rumah Indikator: Semua ruangan rumah tempat tinggal rumah tangga berlantai kedap air (bukan tanah) dan dalam keadaan bersih Definisi: Lantai kedap air (tegel, plester, keramik, kayu) yang dijaga kebersihannya setiap hari GAYA HIDUP1. Aktifitas fisik Indikator: Anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas melakukan aktifitas fisik/ olahraga Definisi: Aktifitas fisik/ olah raga terukur minimal 30 menit/ hari, dan dilakukan 3-5 kali seminggu2. Tidak merokok Indikator: Anggota rumah tangga tidak ada yang merokok Definisi: Rumah bebas dari asap rokok3. Cuci Tangan Indikator: Anggota rumah tangga mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB Definisi: Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih4. Kesehatan Gigi dan Mulut Indikator: Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal dua kali sehari sesudah makan dan sebelum tidur Definisi: Menggosok gigi dua kali sehari menggunakan sikat gigi masing-masing dan pasta gigi5. Miras / Narkoba Indikator: Anggota rumah tangga tidak minum Miras dan tidak menyalahgunakan Narkoba UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT1. JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) Indikator: Anggota rumah tangga menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Definisi: Jaminan Pemeliharaan Kesehatan termasuk Dana Sehat, Askes, Askes Maskin, Jamsostek, dll2. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Indikator: Anggota rumah tangga melakukan PSN minimal seminggu sekali Definisi: Anggota rumah tangga melakukan PSN yaitu gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) tempat penampuanan air (bak mandi, tempayan drum, ban bekas, tampat minum burung, vas bunga, barang-barang bekas, dll) minimal seminggu sekaliCara penilaian yaitu diberi nilai 1 (satu) bila jawaban sesuai indikator yang dimaksud, dan nilai 0 (nol) bila jawaban tidak sesuai dengan indikator yang dimaksud. Untuk indikator 1-3, bagi keluarga yang (1) tidak atau belum pernah hamil, (2) tidak atau belum pernah memiliki bayi, dan (3) tidak atau belum pernah memiliki balita, maka digali dengan pertanyaan mengenai pengetahuan dan sikapnya tentang (1) persalinan oleh nakes, (2) ASI eksklusif, dan (3) penimbangan balita. Kemudian hasil penilaian dimasukan ke strata dengan klasifikasi : 151. Sehat Pratama: apabila jumlah nilai keluarga 0-52. Sehat Madya: apabila jumlah nilai keluarga 6-103. Sehat Utama: apabila jumlah nilai keluarga 11-154. Sehat Paripurna : apabila jumlah nilai keluarga 16

C. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga1. Pengertian pembinaan PHBSPembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.122. Sasaran Sasaran pembinaan PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam tiga kelompok besar :12 Sasaran primerSasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah). Sasaran sekunderSasaran yang dapat mempengaruhi sasaran primer dalam pengambilan keputusan untuk mempraktikkan PHBS misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait. Sasaran tersierSasaran yang berada dalam posisi pengambilan keputusan formal, diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, guru, tokoh masyarakat dll.

2. Sumber daya Untuk melaksanakan program rumah tangga sehat diperlukan tenaga, sarana prasarana, sumber dana dan pedoman pelaksanaan bagi petugas. 161. Tenaga pelaksanaPelaksanaan promosi kesehatan PHBS dapat dilakukan oleh setiap petugas kesehatan dan petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait.6 Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan. Petugas KesehatanSetiap petugas kesehatan yang melayani pasien dan ataupun individu sehat (misalnya dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, petugas sanitari dan lain-lain) wajib melaksanakan promosi kesehatan. Namun demikian tidak semua strategi promosi kesehatan yang menjadi tugas utamanya, melainkan hanya pemberdayaan. Pada hakikatnya pemberdayaan adalah upaya membantu atau memfasilitasi pasien/klien, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya (to facilitate problem solving), dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dalam pelaksanaannya, upaya ini umumnya berbentuk pelayanan informasi atau konsultasi. Artinya, tenaga-tenaga kesehatan puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan teknis medis atau penunjang medis, melainkan juga penjelasan-penjelasan berkaitan dengan pelayanannya itu. Apalagi jika pasien ataupun individu sehat menanyakannya atau menginginkan penjelasan. Sedangkan jika mereka diam saja pun, tenaga kesehatan puskesmas harus mengecek apakah diamnya itu karena sudah tahu atau sebenarnya belum tahu tetapi segan/tidak berani bertanya.16 Koordinator Promosi KesehatanPetugas khusus promosi kesehatan diharapkan dapat membantu para petugas kesehatan lain dalam melaksanakan pemberdayaan, yaitu dengan : Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna memudahkan petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan. Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui kemitraan dengan pihak-pihak lain. Melenggarakan advokasi dalam rangka kemitraan bina suasana dan dalam mengupayakan dukungan dari pembuat kebijakan dan pihak-pihak lain. Koordinator GiziMelaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas.Fungsi : Melaksanakan pemberian makanan tambahan Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi Melakukan pencatatan dan pelaporan Melakukan pembinaan Posyandu Melakukan rujukan kasus gizi KaderKader sebagai ujung tombak terdepan dalam Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) memegang peranan penting untuk menggerakkan partisipasi masyarakat supaya hidup bersih dan sehat. Salah satu tugas utama kader adalah bagaimana bisa memberdayakan pola hidup bersih dan sehat itu dalam tatanan rumah tangga di lingkungan terdekat tempat tinggalnya. Ada lima peran (5 P) kader dalam mewujudkan Rumah Tangga Sehat, seperti berikut: 16,17a) Pendataan : Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di rumah tangga pada buku kader. Pendataan bisa dilakukan secara terpadu dengan petugas kesehatan atau pamong praja, aparat pemerintahan di wilayah tempat tinggalnyab) Pendekatan : Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga. Pendekatan dilaksanakan secara personal dan persuasive guna mendapatkan dukungan optimal yang berkelanjutanc) Pemberdayaan Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan personal, kelompok, penyuluhan massa dan penggerakan masyarakat. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di desa /kelurahan melalui kelompok dasawisma.d) Pengembangan Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya Rumah Tangga Sehat. Kegiatan yang dikembangkan disesuaikan dengan kreatifitas dan kemapanan dari warga masyarakat setempat, misalnya: Lomba Rumah Tangga Sehat, dll.e) Pemantauan Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga sehat di wilayahnya setiap tahun melalui pencatatan PHBS di Rumah Tangga. Pemantauan tersebut bisa dilaporkan secara terkoordinir dengan petugas kesehatan di wilayah kerja puskesmas setempat2. Sarana dan prasaranaDalam pelaksanaan rumah tangga segat prasarana dan sarana yang dibutuhkan terdiri dari ruangan sebagai tempat petugas promosi kesehatan melakukan kegiatan-kegiatan konseling, konsultasi serta tempat penyimpanan alat peraga.Peralatan-peralatan promosi kesehatan berupa alat peraga penyuluhan dan buku pedoman, alat transportasi untuk mendukung kegiatan program rumah tangga sehat yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas.Alat peraga yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan dan konseling diperlukan sebagai berikut : sound system, media cetak, pamflet, media elektronil dan formulir pencatatan pelaporan.3. Sumber danaAdapun sumber dana untuk pelaksanaan program rumah tangga sehat dapat berasal dari dana puskesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). 3. Strategi pembinaan PHBS di rumah tanggaMenyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilakukan strategi promosi kesehatan untuk pembinaan PHBS yang bersifat menyeluruh. Mengacu pada Piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang merupakan hasil dari Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Pertama di Ottawa (Kanada), tiga strategi pokok yang harus dilaksanakan dalam promosi kesehatan adalah advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan. Di Indonesia, strategi pokok tersebut kemudian diformulasikan kembali ke dalam kalimat gerakan pemberdayaan, yang didukung oleh bina suasana, dan advokasi, serta dilandasi oleh semangat kemitraan. Di tatanan rumah tangga, pembinaan PHBS dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan prngembangan dan pembinaan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga Aktif. Tanggung jawab pembinaan terendah berada di tingkat kecamatan (Forum Kecamatan): 12a. Gerakan PemberdayaanPemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.b. Bina SuasanaBina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu : Pendekatan Individu Pendekatan Kelompok Pendekatan Masyarakat Umumc. AdvokasiAdvokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu mengetahui atau menyadari adanya masalah, tertarik untuk ikut mengatasi masalah, peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu : Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah Memuat peran sasaran dalam pemecahan masalah Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based Dikemas secara menarik dan jelas Sesuai dengan waktu yang tersediad. KemitraanKemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina suasana dan advokasi guna kerjasama dan mendapatkan dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan yang digalang harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan.

Gambar 1. Strategi promosi kesehatan untuk pembinaan PHBS 12

4. Manajemen PHBS di Rumah TanggaPromosi kesehatan dan PHBS di kabupaten/kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu puskesmas, rumah sakit dan dinas kesehatan kabupaten/kota. Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang ke rumah sakit. Dinas kesehatan kabupaten/kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh puskesmas dan rumah sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di kabupaten/kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah dinas kesehatan kabupaten/kota. Dinas kesehatan kabupaten/kota harus dapat mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di kabupaten/kota tersebut. 12Program PHBS secara operasional dilaksanakan di puskesmas oleh petugas promosi kesehatan puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah puskesmas. Manajemen PHBS di puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen secara sederhana untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas program di puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas. Manajemen PHBS di puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan manajemen sesuai kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka konsep manajemen PHBS

Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber daya. Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan rumusan masalah. Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan. Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih, yang penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait. Pemantauan dilakukan secara berkala dalam kegiatan lomba desa dan kelurahan yang berlangsung setiap tahun dan berjenjang. Panitia lomba desa dan kelurahan diberi tugas tambahan untuk mengevaluasi pembinaan PHBS di rumah tangga. Di samping itu juga melalui pencatatan dan pelaporan PHBS dalam SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional) dari Kementerian Kesehatan dan data profil desa dari Kementerian Dalam Negeri.12 Sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan. Dalam setiap tahapan manajemen tersebut petugas promosi kesehatan tidak mungkin bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan petugas lintas program dan lintas sektor terkait terutama masyarakat itu sendiri.

D. Kerangka Pikir Pemecahan MasalahSetelah didapatkan data, maka dilakukan penyelesaian masalah menggunakan pendekatan manajemen, berikut adalah langkah-langkahnya yaitu pertama melakukan identifikasi masalah, kedua penentuan prioritas masalah, ketiga penentuan kemungkinan penyebab masalah, dimana langkah kedua dan ketiga sudah tidak diperlukan dalam pembuatan laporan ini. Keempat memilih penyebab yang paling mungkin, kelima menentukan alternatif pemecahan masalah, keenam penetapan pemecahan masalah terpilih, ketujuh penyusunan rencana penerapan, kedelapan monitoring dan evaluasi.18 Adapun secara umum urutan siklus pemecahan masalah adalah sebagai berikut :a. Identifikasi masalahMenetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan.b. Penentuan penyebab masalahPenentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan fishbone. Hal ini hendaknya jangan menyimpang dari masalah tersebut.c. Memilih penyebab yang paling mungkinPenyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan pengamatan.d. Menentukan alternatif pemecahan masalahe. Sering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah.f. Penetapan pemecahan masalah terpilihSetelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan penetapan pemecahan masalah terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Kriteria Matriks.g. Penyusunan rencana penerapanRencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action) atau rencana kegiatan.h. Monitoring dan evaluasiAda dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

Gambar 3. Siklus Pemecahan Masalah

E. Analisis MasalahDalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut :18

INPUTManMoneyMethodMaterialMachinePROSESP1P2P3

OUTPUTOUTCOMELINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

IMPACT

Gambar 4. Kerangka pemikiran pendekatan sistem

Data yang sudah terkumpul diolah, untuk selanjutnya dilakukan analisis masalah secara deskriptif untuk selanjutnya dicari kemungkinan penyebabnya dengan mempergunakan diagram fishbone. Analisis masalah dilakukan berdasarkan kerangka pemikiran pendekatan sistem yang diawali dari input yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, material, machine, kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan manajemen mutu sehingga didapatkanlah output. Input dan proses dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.18

F. Penentuan Prioritas Pemecahan MasalahPenyebab masalah dikonfirmasi kepada koordinator program, untuk mencari penyebab masalah yang paling mungkin. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah secara sistematis dan ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan Kriteria Matriks dengan rumus m.i.v/c. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks:19 Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5.Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi nilai 1 5. Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan V.

Tabel 1. Penilaian kriteria magnitude, importancy, vulnerability, dan costMagnitudeImportancyVulnerabilityCost

1 = Tidak magnitude1 = Tidak penting1 = Tidak sensitif1 = Sangat murah

2 = Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah

3 = Cukup magnitude3 = Cukup penting3 = Cukup sensitif3 = Cukup murah

4 = Magnitude4 = Penting4 = Sensitif4 = mahal

5 = Sangat magnitude5 = Sangat penting5 = Sangat sensitif5 = sangat mahal

Dari hasil skoring meliputi magnitude, importancy, vulnerability, dan cost. Maka dilakukan penghitungan dengan rumus MxIxV/C dan akan diurutkan.

G. Pembuatan Plan of Action dan Gantt ChartSetelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan pembuatan plan of action (POA) serta Gantt Chart, hal ini bertujuan untuk menentukan perencanaan kegiatan. 20Rencana kegiatan pemecahan masalah harus dapat merepresentasikan atau menjawab hal-hal yang mengacu pada 5 W dan 1 H. What : bentuk kegiatan Why : tujuan kegiatan dilakukan Who : sasaran dan pelaksana kegiatan When : kapan kegiatan dilaksanakan (bisa saat atau periode waktu) Where : dimana dilaksanakan How : metode atau caranya serta tolok ukurnya.Rencana pelaksanaan kegiatan atau POA ini dapat dipakai untuk perencanaan manajemen program dan kegiatan intervensi desa dan terdiri dari POA masalah fisik dan POA masalah non fisik. POA disajikan dalam bentuk tabel yang memuat 5 W dan 1 H. Plan of Action berupa tabel yang berisi :1. Kegiatan: jenis kegiatan yg akan direncanakan2. Tujuan: sesuai dgn kegiatan, untuk mengeliminasi penyebab (lebih baik dengan kuantitatif )3. Sasaran: sasaran untuk kegiatan tersebut4. Lokasi: tempat untuk pelaksanaan kegiatan5. Pelaksana: bisa tenaga puskesmas atau masyarakat6. Waktu: jangka waktu atau saat7. Dana: block grant , APBD , APBN dll8. Metode: metode kegiatan (pertemuan, tanya jawab dll)9. Tolok ukur : sesuai dgn tujuan kegiatanGantt chart adalah bagan balok yang disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan. Kegiatan dibuat Gantt Chart sesuai jadwal jangka pendek dan jangka panjang dengan dibuat urutan jadwal kegiatan kemudian ditulis.

Tabel 2. Contoh Gantt ChartNOKEGIATANWAKTU

JANFEBMARAPRMEIJUNJULAGSSEPOKTNOPDES

1

2

3

dst

G. Variabel PenelitianVariabel yang digunakan dalam penelitian antara lain :a. Variabel Terikat1) Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan perilaku hidup bersih sehat di rumah tangga sesuai dengan 16 indikator yang minimal mencapai skor lebih dari atau sama dengan 11.12b. Variabel Bebas1) PengetahuanPengetahuan diperoleh melalui berbagai usaha yang dilakukan dengan sengaja maupun yang secara kebetulan. Dalam proses memperoleh pengetahuan, terutama yang dilakukan dengan sengaja mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui pendidikan maupun pengalaman. Menurut WHO (1992) pengetahuan diperoleh dari pengalaman selain itu juga dari guru, orang tua, teman, buku dan media massa. Ciri pokok dari pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, atau melalui informasi bersumber dari orang lain. Pengetahuan (cognitive) mempunyai enam tingkatan yaitu:21 Tahu : yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang dapat dipelajari sebelumnya. Memahami : kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar Penerapan : kemampuan untuk menerapkan materi yang dipelajari pada suatu situasi dan kondisi sebenarnya. Analisis : suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi baru dari materi yang sudah ada Sintesis : kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi baru materi yang sudah ada Evaluasi : suatu kemampuan untuk melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek tertentuMenurut Nasution (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam masyarakat antara lain :22 Sosio ekonomiLingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Bila ekonomi baik, maka tigkat pendidikan tinggi maka pengetahuan akan bertambah tinggi KulturBudaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidak dengan budaya yang ada atau agama yang dianut PendidikanSemakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut PengalamanPengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan lebih luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.13a) Baik: Hasil presentase 81%-100%b) Cukup: Hasil presentase 65%-80%c) Kurang: Hasil presentase < 65%2) PerilakuMenurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. 24Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.13a) Perilaku baik bila skor 81%-100% b) Perilaku cukup bila skor 60%-80% c) Perilaku kurang bila skor < 60%3) Dana Dana adalah uang yang dimiliki seseorang yang di dapat dari penghasilan4) PenyuluhanPenyuluhan adalah pemberian informasi oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari bagi para pendengarnya.5) KaderKader adalah warga masyarakat yang ditunjuk oleh masyarakat bekerja untuk masyarakat dengan sukarela, untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan sederhana.