Top Banner

of 51

BAB I-V

Jul 09, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

1

BAB I PENDAHULAN

A. Latar BelakangPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap tahunnya telah banyak mengalami kemajuan yang semakin pesat saja. Fenomena tersebut mengakibatkan adanya persaingan dalam berbagai segmen kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Untuk membentuk manusia yang bermoral dan berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan. Setiap keberhasilan pendidikan tak lepas dari peran penting dari sekolah, baik milik pemerintah maupun swasta. Sekolah sebagai tempat pengembangan kurikulum Tujuan pelajaran IPA di SMP (Puskur Balitbang Depdiknas, 2002: 1) adalah agar siswa menguasai berbagai konsep dan prinsip IPA untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pengajaran fisika di SMP juga dimaksudkan untuk pembentukan sikap yang positif terhadap fisika, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari fisika lebih lanjut karena dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru (Puskur Balitbang Depdiknas, 2002: 4).

1

2

Penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip Fisika pada kelaskelas awal di SMP merupakan syarat keberhasilan belajar fisika dan meningkatnya minat siswa pada fisika di kelas-kelas selanjutnya (Muhammad Nur, 2003: 9). Dengan begitu seorang guru pengajar fisika di kelas-kelas awal memiliki peran yang sangat strategis. Mereka dituntut membantu siswa untuk mendapat pemahaman yang baik terhadap konsepkonsep dan prinsip fisika untuk memudahkannya di kelas-kelas berikutnya. Pengajar mampu diharapkan menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajaran fisika serta meningkatkan minat mereka terhadap fisika. Peran penting seorang guru di kelas-kelas awal memerlukan perencanaan yang matang atau mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar-mengajar, menciptakan lingkungan yang aman, dan melakukan penilaian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas tingkat keberhasilan selama proses belajar-mengajar. Namun yang terpenting dari semua itu adalah bagiamana kita menjadikan belajar itu menyenangkan dan berhasil. Salah satunya dengan memenuhi kebutuhan belajar dengan sarana media pembelajaran yang baik. Media pembelajaran merupakan alat/sarana komunikasi yang berguna dalam proses interaksi dua arah antar guru dan siswanya, maka diperlukan adanya pemilihan media yang sesuai dengan materi bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa agar tercapai pembelajaran yang berhasil dan menyenangkan.. Media pembelajaran yang sesuai dan baik mengandung arti bahwa penggunaan media pembelajaran harus sesuai

3

dengan kebutuhan materi pelajaran fisika yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran di kelas. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, selain itu juga akan memberikan pengertian konsep yang sebenarnya secara realistis. Nana Sudjana (2001: 2), ada beberapa alasan berkenaan dengan pemanfaatan media, di antaranya; pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Bahkan penggunaan media akan dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir konkret ke berpikir abstrak. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Hamalik, 2003; Azhar Arsyad, 2002; Mohammad Noor Faizin 2009: 36). Penggunaan media pembelajaran sangat membantu efektifitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran sehingga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman karena menyajikan informasi secara menarik dan terpercaya. Selain itu media pembelajaran juga dapat memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Hal ini memungkinkan

4

tercapainya tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Pemilihan media pembelajaran akan sangat penting dilakukan untuk mempermudah seorang guru memberikan pemahaman materi yang dianggap sulit bagi siswa. Media pembelajaran akan sangat bergantung pada wawasan pengetahuan dan kreatifitas seorang guru yang dianggap relevan dengan materi yang akan diajarkan kepada para siswa. Pemanfaatan media pembelajaran tersebut di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian eksperimen tentang pemanfaatkan media pembelajaran yang meliputi tiga hal, yaitu multimedia, media real, dan media konvensional. Pembelajaran multimedia, pembelajaran yang menggunakan teknologi perpaduan antara visual, audio dan audio visual merupakan media pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas komputer untuk membantu memperjelas konsep yang sedang dipelajari oleh siswa. Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian. Penulis mengangkat judul penelitian yaitu tentang Studi Komparasi Antara Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Multimedia, Real, dan Media Konvensional Pada Siswa Kelas VII semester Genap SMP Muhammadiyah Gombong Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan-

permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

5

1.

Media pembelajaran seperti apa yang harus dipilih guru agar proses pembelajaran berjalan dengan baik?

2.

Metode pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan media yang dipilih?

3.

Apakah siswa mampu mengolah dan mencerna mata pelajaran dengan baik bila menggunakan media pembelajaran yang dipilih.

4.

Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang dicapai, tiga ranah pembelajaran, dan juga harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik.

C.

Batasan MasalahMemperhatikan identifikasi masalah tersebut di atas tidak semua masalah dapat dibahas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah penggunaan multimedia, real, dan media konvensional pada siswa kelas VII semester 2009/2010. genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran

D.

Rumusan MasalahRumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010 yang diajar multimedia?

6

2.

Bagaimana prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010 yang diajar media real?

3.

Bagaimana prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010 yang diajar media konvensional?

4.

Adakah perbedaan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional?

E.

Tujuan PenelitianPenelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui kecenderungan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010 yang diajar dengan multimedia. 2. Mengetahui kecenderungan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010 yang diajar dengan media real. 3. Mengetahui kecenderungan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010 yang diajar dengan media konvensional? 4. Mengetahui perbedaan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2009/2010

7

antara yang diajar dengan multimedia media alam dan media konvensional.

F.

Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru untuk memilih metode mengajar yang lebih efektif dan meningkatkan penggunaan multimedia pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran fisika sehingga dapat menigkatkan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru untuk memotivasi diri agar dapat membuat multimedia pembelajaran interaktif sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab tantangan zaman dalam mengikuti kemajuan teknologi. 3. Bagi kepala sekolah untuk menentukan kebijaksanaan dalam upaya melengkapi sarana belajar terutama pembelajaran fisika dengan menggunakan multimedia. 4. Bagi siswa agar meningkatkan pemahaman dalam pembentukan konsep atau prinsip fisika dan sekaligus dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari mata pelajaran Teknologi Informatika.

8

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Mengajar adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir, saran untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar (Depdiknas, 2004: 6). Hasil akhir yang diharapkan dari proses mengajar adalah kemampuan siswa yang tinggi untuk dapat belajar dengan mudah dan efektif di masa mendatang. Tekanan dan kegiatan mengajar tetap saja pada siswa yang belajar. Dengan demikian hakikat mengajar adalah menfasilitasi siswa dalam belajar agar mereka mendapatkan kemudahan dalam belajar. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses membuat orang belajar. Tujuannya ialah membantu orang belajar atau memanipulasi lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar. Depdiknas (2004: 6) pembelajaran sebagai suatu rangkaian kejadian, peristiwa, kondisi yang sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajaran, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah, artinya siswa lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari. Pembelajaran mencakup seluruh kegiatan dan kejadian yang berpengaruh pada proses belajar mengajar. Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang diturunkan oleh media cetak, gambar,program

8

9

radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Pemanfaatan berbagai alat informatika untuk pembelajaran telah banyak dikenal dengan e-learning (electronic learning), misalkan belajar secara on-line, e-dukasi.net, web-site sekolah dan lain-lain. Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya (Abin Syamsuddin, 2002: 156). Proses terjadinya perilaku belajar pada siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung dari salah satu pihak saja melainkan terjadi secara interaktif atau timbal balik dimana kedua pihak saling berperan aktif dalam kerangka kerja yang telah disepakati bersama. Guru dikatakan berhasil pada kegiatan proses belajar mengajar bila terjadi perubahan perilaku dan pribadi siswa sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan interaksi antara guru dan siswa (Nana Sudjana, 2001: 76). Ada berbagai ragam metode pembelajaran, diantaranya metode

pembelajaran konvensional (ceramah) yang selama ini sering digunakan oleh para guru. Metode pembelajaran konvensional adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara ceramah dan tanya jawab. Guru menjelaskan keseluruhan materi pembelajaran dengan cara berbicara di depan kelas sebagai orang yang dianggap paling mengerti dan menguasai

10

materi, sedangkan siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Setelah seluruh materi selesai disampaikan, siswa hanya diperkenankan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang telah disampaikan guru. Konvensional dapat diartikan adalah sebagai menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan, dalam hal ini menurut penulis adalah bentuk pengajaran yang bersifat tradisional (dilakukan menurut kebiasaan), yaitu menggunakan media papan tulis dan kapur dengan metode ceramah/tanya jawab didalam ruangan kelas biasa. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad M, Ed, (Hifni Rohman/hipni.blogspot.com) yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan peraturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiannya menjadi jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara. Ciri yang menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran dikelas, adalah peranan guru tampak sangat dominan.

3. Media Pembelajaran Arsyad, 2002, kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim et.al., 2001;

11

Wayan, 2007: 3). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Wayan, 2007: 3). Gerlach dan Erly (1971) yang dikutip Arsyad (2002) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuaan, keterampilan, dan sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Gagne yang dikutip oleh Tuwuh Rustantoro (2005: 1) media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran (komunikator), mengandung bahan lima komponen media komunikasi, pembelajaran, guru siswa

pembelajaran,

(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia; realita; gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk

12

stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari mata pelajaran tertentu. Namun demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. media pembelajaran harus bisa meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pembelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Daftar kelompok dan media instruksional merupakan yang

paling penting untuk dicermati. Anderson, 1976 yang dikutip oleh Bambang D.S. berikut ini: Audio medianya; pita audio, piringan audio radio. Cetak medianya; buku teks terprogram, buku tugas. Audio-Cetak medianya; buku latihan dilengkapi CD tutorial. Proyek Visual Diam medianya; film bingkai dan film rangkai (pesan verbal). Visual Gerak medianya; film bisu dengan judul. Visual Gerak dengan Audio film suara video/vcd/dvd. Benda-benda nyata model tiruan. Komputer media

berbasis computer medianya; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional). Klasifikasi dan jenis media yang digunakan yaitu: (1) Media yang tidak diproyeksikan Realita, model, bahan grafis, dan display. (2)

13

Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque. (3) Media audio Audio Kaset, Audio Vission, aktive Audio Vission. (4) Media video. (5) Media berbasis komputer CAI. (6) Multimedia perangkat praktikum. Media yang tidak diproyeksikan meliputi: Realita, benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar. Model, benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya. Grafis, Gambar atau

visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (Grafik, Chart, Poster, Kartun). Display, medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.

4. Pemilihan Media Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik. Prof.Drs.Hartono Kasmadi M.Sc. diposted oleh Ide Bagus (2009) bahwa di dalam memilih media pendidikan perlu dipertimbangkan adanya 4 hal yaitu: produksi, peserta didik, isi dan guru. Pertimbangan produksi adalah ketersediaan bahan. Media akan efektif dalam mencapai tujuan, bila tersedia bahan dan berada pada sistem yang tepat, harga yang tinggi tidak menjamin tujuan pengajaran tercapai. kondisi fisik. Misalkan dengan warna yang buram, akan menggangu kelancaran belajar mengajar. Mudah dicapai, maksudnya pembelian bahan hendaknya memiliki dua fungsi yaitu: guru dapat menggunakannya, peserta didik juga akan semakin mudah mencerna pelajaran. Terakhir Emotional impact. Penggunaan media harus mampu bernilai estetika

14

sebab akan lebih menarik untuk menumbuhkan motivasi. Pertimbangan peserta didik adalah adanya watak peserta didik. Guru harus mampu memahami tingkat kematangan dan latar belakang peserta didik. Dengan demikian guru dapat menentukan pilihan-pilihan media yang sesuai dengan karakter peserta didik. Relevan dengan peserta didik. Akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan belajar, pengaruhnya akan meningkatkan pengalaman peserta didik,

pengembangan pola pikir, analisis pelajaran, hingga dapat menceritakan kembali dengan baik. Keterlibatan peserta didik. Bahan yang disajikan, akan memberikan kemampuan peserta didik dan keterlibatan peserta didik secara pisik dan mental (peran aktif peserta didik) untuk meningkatkan potensi belajar. Pertimbangan isi adalah adanya penggunaan media yang sesuai dengan isi kurikulum, tujuannya harus jelas, perlu dengan baik. Contentsoundness. Bahan media harus up to date tidak ketinggalan zaman. Cara penyajian media harus jelas dan sistematis. Pertimbangan guru adalah apakah media digunakan untuk kepentingan individu atau kelompok, Apakah media yang digunakan media tunggal atau multi media, Apakah sudah berorientasi terhadap tujuan pendidikan, dan apakah media mampu memecahkan problem yang dialami siswa dalam belajar. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan. Kriteria

15

pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Pemilihan media tidak terlepas dari konteknya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan, maka meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karasteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Dick dan Carey (1978: 86) yang dikutip oleh Sadiman (2006: 86) dan yang diposted oleh martiningsih (2008) menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya. Setidaknya masih ada 4 (empat) faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: (1) Ketersediaan sumber setempat. Bila media tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri, (2) Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya, (3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama, (4) Artinya media bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan, (5) Efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Heinich dkk (1982: 67) seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002: 67) dan yang diposted oleh martiningsih (2008) mengajukan model

16

perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. ASSURE adalah singkatan dari Analyze Learner

Characteristics, State Objective, Select, or modify media, utilize, require learner response, and evaluate. Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut: (a) Menganalisis karasteristik umum kelompok sasaran. Apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, ekonomi, sosial serta menganalisis karasteristik khusus mereka yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap awal mereka, (b) Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran. Yaitu perilaku atau kemampuan baru (pengetahuan, ketrampilan atau sikap) yang diharapkan dimiliki dan dikuasai setelah proses belajar mengajar selesai. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urut-urutan penyajian dan kegiatan belajar, (c) Memilih, memodifiaksi atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Di samping itu perlu pula diperhatikan apakah materi dan media itu akan mampu membangkitkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan

kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, (d) Menggunakan materi dan media.

17

Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Disamping praktek dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan seperti meja peralatan, listrik, dan hal-hal lain yang harus dipersiapkan sebelum penyajian, (e) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar. Dengan adanya respons maka siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar terhadap proses belajar mengajar. (f) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan dari guru sendiri. Ditinjau dari segi teori belajar berbagai kondisi prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut: (1) Motivasi, Harus ada kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Selain itu pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dan bermakna baginya. Oleh karena itu perlu merangsang minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran tersebut, (2) Perbedaan Individual, Siswa belajar dengan

18

cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Dan tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman, (3) Tujuan Pembelajaran, Siswa hendaknya diberitahukan tentang apa yang diharapkan dari mereka melalui media pembelajaran yang telah dipelajarinya. Dan apabila tujuan pembelajaran tersebut difahami oleh siswa, maka kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran tersebut semakin besar. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran, (4) Organisasi, Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan kedalam urut-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan isi materi. Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media, siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesiskan dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari. (5) Persiapan sebelum belajar. Persiapan sebelum belajar dilakukan dengan merancang materi pelajaran, sifat dan tingkat persiapan siswa perlu mendapat perhatian karena kesiapan dan pengalaman siswa disini akan menjadi persyaratan

19

penggunaan media dapat berhasil dengan sukses, (6) Emosi, Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respons, emosional seperti: takut, cemas, empati, cinta kasih dan kesenangan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus ditujukan kepada elemen-elemen rancangan media jika hasil yang diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap, (7) Partisipasi, Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar

diberitahukan kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik daripada

mendengarkan dan menonton secara pasif. Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi disela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar, terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu, (8) Umpan Balik, Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan, (9) Penguatan (reinforcement), Pembelajaran yang didorong oleh

keberhasilanm amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri dan secara positif mempengaruhi perilaku dimasa-masa yang akan datang, (10) Latihan dan Pengulangan. Pengetahuan dan ketrampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau

20

ketrampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang, (11) Penerapan, Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan

kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Siswa hendaknya dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi (konsep, prinsip atau kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru. Unsur terpenting dari pemilihan media disini adalah untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas tentang prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan tiga media pembelajaran, yaitu multimedia, media real atau media benda nyata dan media dua dimensi atau media konvensional. Ketiga media tersebut dipilih berdasarkan pada sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. TV Flat ukuran 32 in sebagai sarana multimedia, laboratorium sebagai sarana

21

media real, dan media papan tulis sebagai sarana media konvensional. 5. Multimedia Multimedia memberikan arti yang sangat sederhana sebagai lebih dari satu media. Wikipedia Indonesia ensiklopedia berbahasa Indonesia memberikan pengertian bahwa multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Jadi multimedia mempunyai arti gabungan dari berbagai media/sarana baik teks, suara, gambar, animasi, maupun video.Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan

yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi yang paling utama dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa belajar. Multimedia pembelajaran adalah program pembelajaran yang ditujukan bagi siswa yang sedang belajar. Tujuan dikembangkannya program multimedia adalah untuk memudahkan siswa mencapai tujuan belajar yang telah

ditetapkan. Untuk itu program multimedia dikembangkan sesuai kaidahkaidah pembelajaran. Program multimedia pembelajaran dikembangkan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang dipilih, disesuaikan dengan pokok-pokok bahasan atau yang akan disampaikan Adapun dengan langkah

mempertimbangkan

sasaran

penggunanya.

pembuatan Multimedia pembelajaran, meliputi: Telaah Kurikulum,

22

menetapkan materi, membuat peta konsep, alur tampilan, storyboard, proses pembuatan, dan pengemasan Kurikulum KTSP memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Agar materi bahan ajar itu sesuai dengan kurikulum, maka kita senantiasa selalu menampilkan indikator sehingga rancangan kegiatan pembelajaran yang diperoleh siswa akan terakomodasi lewat media yang kita buat. Indikator tersirat materi esensial yang akan dicapai siswa. Materi inilah yang kita kembangkan dalam media pembelajaran.Peta konsep diperlukan untuk mengetahui cakupan materi pembelajaran. Alur tampilan (flowchart) merupakan desain pembelajaran yang dilakukan. Disini guru harus mampu membayangkan kronologis proses pembelajaran sehingga tampilan dapat ditangkap siswa secara sistematis dan mudah dipahami. Storyboard merupakan catatan tampilan yang harus dipersiapkan agar proses pembuatan lancar.Pada proses pembuatan media ini kami menggunakan software macromedia flash MX, VCD Cutter, dan Microsoft PowerPoint, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Memotong film/video yang memuat gerakan melingkar dengan software VCD Cutter. Membuat/menggambar benda, kemudian kita animasikan gerakan benda sesuai keinginan menggunakan flash MX yang sangat fleksibel dalam pengaturan gerak animasi bahkan mampu membuat gerakan melingkar dengan frekuensi/periode seperti yang kita inginkan. Mengkoleksi gambar-gambar yang kita perlukan, ini kami

23

lakukan agar tampilan lebih menarik. Kemudian menuliskan teks yang kita perlukan dengan MS. Word. Dalam penulisan teks tidak terlalu panjang karen tiap slide hanya disediakan tempat terbatas.Merekam suara yang sekiranya dibutuhkan pada tayangan. Dalam hal ini kami merekam dengsn Sound Recorder yang ada pada windows dan menyimpan dalam format wav, karena format wav mudah untuk diedit hasil rekamannya dan kualitas suara yang cukup baik. Membuka file baru dengan Microsoft PowerPoint Pertama kali yang kami lakukan adalah menuliskan kata-kata sesuai catatan pada storyboard untuk tiap slidenya. Kemudian memindahkan

gambar/potongan video pada slide lalu mengisi suara dari hasil rekaman. Agar dapat digunakan pada semua komputer maka hasil pembuatan multimedia perlu dikemas, dalam arti mengumpulkan file disimpan dalam satu folder.

6. Prestasi belajar Fisika Prestasi adalah keacakapan nyata yang diukur secara langsung dengan menggunakan alat. W.S Winkel dalam Hamalik (2003: 28), belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat menetap atau konstan. Muhibbin Syah, (2003: 125) prestasi belajar adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah

24

proses belajar-mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. Prestasi belajar ini dapat dilihat secara nyata berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes. Tes yang digunakan untuk menentukan prestasi belajar merupakan suatu alat untuk mengukur sejauh mana pengetahuan, pemahaman, dan kecakapan yang dimiliki. Definisidefinisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan, pemahaman, dan kecakapan yang telah dicapai seseorang setelah melakukan atau mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Prestasi belajar fisika dalam penelitian ini adalah hasil yang berupa nilai tes setelah mengikuti proses pembelajaran di kelas.

B. Kerangka BerfikirProses pembelajaran merupakan proses komunikasi, sehingga penggunaan media sangat penting untuk memperlancar komunikasi. Dalam hal ini media yang dimaksud adalah multimedia pembelajaran interaktif dapat merangsang siswa untuk belajar. Karena media pembelajaran membantu proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan sempurna, maka diperlukan pemilihan media yang sesuai/cocok dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Multimedia pembelajaran merupakan media pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas komputer untuk membantu memperjelas konsep yang

25

sedang dipelajari oleh siswa. Jadi siswa dipandu langsung oleh komputer dengan didampingi guru. Media real merupakan media dalam bentuk benda nyata atau benda yang sebenarnya, yang dapat diamati secara langsung oleh panca indera dengan cara melihat, mengamati, dan memegangnya secara langsung tanpa melalui alat bantu. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Dengan menggunakan media real siswa akan mendapatkan bentuk nyata dari apa yang akan dijelaskan oleh guru. Selain itu siswa akan memperoleh minat baru dan motivasi belajar yang lebih sehingga membantu guru dalam usaha memberikan pemahaman ilmu pengetaahuan yang dirasa sulit. Penggunaan media benda asli dalam pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, karena dapat mendorong motivasi dan meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Setiap proses pembelajaran dilandasi dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, media, alat, serta evaluasi. Dalam pencapaian tujuan, peranan media pembelajaran merupakan bagian terpenting pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih mudah untuk memahami materi. Pengajaran konvensional sangat tergantung pada kemampuan guru. Guru hanya dibantu buku yang merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa, sehingga tingkat keberhasilannya tergantung sejauhmana guru

26

memberi materi pembelajaran. Pelajaran fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang mendapat perhatian siswa sehingga dibutuhkan ketrampilan guru dalam memberikan pelajaran. Dengan demikian pengajaran tanpa media akan terasa membosankan dan prestasi siswa tidak maksimal. Pemilihan media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk dapat menggunakan ketrampilan dan wawasannya dalam memilih media yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kesimpulan akhirnya adalah media pembelajaran ikut menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh informasi pelajaran selama menjalankan proses pembelajaran di sekolah.

C. HipotesisHipotesis atau kesimpulan sementara yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, real, dan media konvensional.

27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena penelitian tidak mungkin mengisolasi siswa, sehingga sedikit banyak masih dipengaruhi dari luar. Eksperimen merupakan sebuah penelitian yang secara sengaja memberikan intervensi untuk mengamati dampaknya (Shadish dkk, 2002: 12). Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat suatu kondisi tertentu yang akan diuji seberapakah pengaruhnya terhadap variabel lain sebagai pengontrolnya.

B. Tempat dan Waktu penelitianPenelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Gombong, Kabupaten Kebumen. Waktu penelitian ini direncanakan selama 3 bulan, mulai bulan Februari 2010 sampai bulan Maret 2010. Peneliti memilih sekolah ini karena peneliti bertempat tinggal di wilayah Gombong Kabupaten Kebumen.

C. Populasi dan Sampel1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dari penelitian ini hanya 3 kelas dengan jumlah total 104 siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Gombong pada tahun pelajaran 2009/2010.

27

28

2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dari penelitian ini adalah 104 siswa kelas VII Perolehan sampel secara rinci sebagaimana tersaji pada tabel 1. Tabel 1 Perolehan Sampel Penelitian No 1 2 3 Kelas VIIA VIIB VIIC Jumlah Laki-laki 16 21 20 57 Perempuan 13 16 18 47 Banyak siswa 29 37 38 104

D. Teknik Pengumpulan Data1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi a. Variabel bebas (X) yang meliputi media konvensional (X1), media real (X2), dan variabel multimedia (X3). b. Variabel terikat (Y), yaitu hasil belajar fisika. 2. Design Penelitian Tabel 2 The One-Group Pretest-Posttest Design Pretes O1 O1 O1 Perlakuan X1 X2 X3 Posttes O2 O2 O2

29

Keterangan : O1 : pemberian pretes X1 : Perlakuan dengan media konvensional X2 : Perlakuan dengan media real X3 : Perlakuan dengan multimedia O2 : pemberian posttes 3. Definisi Operasional Variabel a. Tes awal merupakan kejadian pengukuran atau pengamatan yang dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran dilakukan. Tes tersebut berisikan soal-soal tes yang diambil secara terpilih berdasarkan materi yang lalu sebagai alat pembanding dengan materi yang akan diberikan. Dalam penelitian ini, variabel eksperimen tes awal dinyatakan dalam simbol O1. b. Perlakuan atau tindakan merupakan kelompok yang akan diberi stimulus atau rangsangan dalam eksperimen yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Perlakuan atau tindakan itu berisikan materi-materi baru yang nantinya akan digunakan sebagai bahan uji setelah poses belajar selesai diberikan. Dalam penelitian ini, variabel eksperimen perlakuan atau tindakan dinyatakan dengan simbol X. c. Tes akhir merupakan kejadian pengukuran atau pengamatan yang dilakukan setelah selesai proses pembelajaran diberikan. Tes tersebut berisikan soal-soal tes yang diambil secara terpilih berdasarkan materi yang baru diberikan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, variabel eksperimen tes awal dinyatakan dalam simbol O1.

30

E. Instrumen PenelitianMetode dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dokumentasi dan tes. 1. Dokumentasi Suharsimi Arikunto (2003: 135) berpendapat bahwa metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh catatan-catatan dokumen atau agenda-agenda lainnya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan siswa dan perangkat multimedia.. 2. Metode tes Metode tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa tiap kelas setelah masing-masing kelas diajar dengan materi yang sama, dengan perlakuan yang berbeda. Tes pada penelitian ini diberikan pada awal dan akhir proses pembelajaran sebanyak 10 butir soal yang berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban.

F. Teknik Analisis Data1. Deskripsi Data Deskripsi data dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data diolah menggunakan teknik statistik dalam bentuk rata-rata, varian, standar deviasi, nilai maksimal, dan nilai minimal. Untuk mengetahui

kecenderungan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 yang diajarkan dengan

31

menggunakan multimedia, media real dan media konvensional dengan cara membandingkan nilai rata-rata tiap variabel sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran. 2. Uji Persyaratan Analisis Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan tahapan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. a. Uji Normalitas Uji Normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak normal. Untuk keperluan ini digunakan statistik uji Kolmogoroy- Smirnov yaitu dengan menggunakan program SPSS 16.0, dan taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5%, jadi jika probabilitas 0,05 maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians data ketiga kelompok yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan terhadap tiga kelompok varians atau lebih maka perhitungan menggunakan metode uji Barlett. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Menghitung varians gabungan (S2) dengan rumus:S2

ni 1Si n 11

2

............................................................. (1)

2) Menghitung harga satuan B dengan rumus :

32

B log S 2 n1 1

............................................................. (2)

3) Mencari nilai statis chi-kuadrat (2) dengan rumus:2 X hitung 2,3026B ni 1 log Si 2 .........................................(3)

4) Menetapkan taraf signifikannya () 5) Mencaritabel dengan

rumus: ............................................................. (4)hitung

X 2tabel x 2 1 dk

Dengan kriteria jika X2

< X2tabel 5% berarti sampel berasal

dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan pula dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan taraf kesalahan 5 %. Kriteria pengujiannya adalah jika probabilitas > 0.05 maka varian populasi adalah homogen dan jika probabilitas < 0.05 maka varian populasi adalah tidak homogen. 3. Pengujian Hipotesis Penelitian ini melibatkan tiga variabel bebas yang terdiri dari multimedia (X1), media real (X2), dan variabel media konvensional (X3) dan prestasi belajar siswa sebagai variabel terikatnya. Untuk mengetahui penggunaan media yang paling baik maka dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis ANOVA (Analisi of Variance). Prosedur yang digunakan adalah jenis One-Way Classification, yang sering juga disebut anova satu jalan digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri atas satu kategori. Setiap sampel akan mempunyai mean dan varians, selanjutnya bila

33

ketiga kelompok sampel tersebut akan diuji perbedaannya secara signifikan, maka perlu digabungkan. Penggabungan tersebut menghasilkan dua mean, yaitu mean dalam kelompok dan mean total. Adapun langkahlangkah dalam prosedur One-Way Classification adalah sebagai berikut: 1. Menghitung Jumlah2

Kuadrat

Total

(JKtot)

dengan

rumus:

JK Tot X Tot

X Tot 2N

............................................................. (5)

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKant) dengan rumus:JK Ant

X X 2 Kel Tot

2

n Kel

N

................................................... (6)

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKDal) dengan rumus:JK Dal JK Tot JK Ant

............................................................. (7)

4. Menghitung Mean Kuadrat Antar Kelompok (MKAnt) dengan rumus:

MK Ant

JK Ant m 1

............................................................. (8)

5. Menghitung Mean Kuadrat Dalam Kelompok (MKDal) dengan rumus:

MK Dal

JK Dal N m

............................................................. (9)

6. Menghitung Fhitung (FHit) dengan rumus:

FHit

MK Ant MK Dal

............................................................................... (10)

7. Membandingkan harga Fhitung dengan Ftabel dengan dk pembilang (m1) dan dk penyebut (N-1). Selanjutnya ketentuan pengujian hipotesis: bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan harga Ftabel ( Fh Ft )

34

maka Ho diterima, dan Ha ditolak, sebaliknya bila Fh>Ft, maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Komparasi ganda dari Schieff dimaksudkan untuk mengetahui mana yang lebih baik (tinggi) dari ketiga kelompok yang digunakan yaitu media konvensional, real atau multimedia.

35

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif DataData yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas masing-masing adalah media konvensional (X1), media real (X2), dan multimedia (X3). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan berbantu Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows 16.0. Secara rinci deskripsi data penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa Data kemampuan awal siswa ketiga kelompok sebelum proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Rekapitulasi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran Sumber variasi N Rata-rata Varian Standar deviasi Nilai Maksimal Nilai Minimal Keterangan X1 X2 X3 X1 29 7,310 1,864 1,365 10 5 X2 37 5,703 1,548 1,244 8 3 X3 38 6,973 0,972 0,945 9 5

: : Media Konvensional : Media Real : Multimedia

Berdasarkan hasil prestasi dari data kemampuan awal siswa sebelum proses pembelajaran tersebut, dari 29 siswa kelompok

35

36

konvensional rerata kemampuan awal 7,310, dari 37 siswa kelompok media real rerata kemampuan awal 5,703, dan dari 38 siswa kelompok multimedia rerata kemampuan awal 6,973. Kemampuan awal tertinggi untuk kelompok konvensional mencapai 10 sedangkan kemampuan terendahnya mencapai 5 dan kemampuan awal tertinggi untuk kelompok media real mencapai 8 sedangkan kemampuan terendahnya mencapai 3 serta kemampuan awal tertinggi untuk kelompok multimedia mencapai 9 sedangkan kemampuan terendahnya mencapai 5. tampak bahwa prestasi siswa termasuk bagus bila dilihat dari kemampuan awal tertinggi namun kurang bagus bila dilihat dari rerata kemampuan awal siswa.

2. Deskripsi Data Kemampuan Akhir Siswa Data kemampuan awal siswa ketiga kelompok sebelum proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Rekapitulasi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Pembelajaran Sumber variasi N Rata-rata Varian Standar deviasi Nilai Maksimal Nilai Minimal Keterangan X1 X2 X3 X1 29 8,172 1,648 1,283 10 6 X2 37 5,243 3,689 1,921 10 2 X3 38 5,395 2,516 1,516 9 3

: : Media Konvensional : Media Real : Multimedia

37

Berdasarkan hasil prestasi dari data kemampuan akhir siswa setelah proses pembelajaran tersebut, dari 29 siswa kelompok konvensional rerata kemampuan awal 8,172, dari 37 siswa kelompok media real rerata kemampuan akhir 5,243, dan dari 38 siswa kelompok multimedia rerata kemampuan akhir 5,395. Kemampuan awal tertinggi untuk kelompok konvensional mencapai 10 sedangkan kemampuan terendahnya mencapai 6 dan kemampuan awal tertinggi untuk kelompok media real mencapai 10 sedangkan kemampuan terendahnya mencapai 2 serta kemampuan awal tertinggi untuk kelompok multimedia mencapai 9 sedangkan kemampuan terendahnya mencapai 3. tampak bahwa prestasi siswa tidak jauh berbeda dari hasil belajar sebelum proses pembelajaran hanya saja mengalami sedikit penurunan.

B. Uji Persyaratan Analisis Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis Anova. Untuk melakukan analisis Anova, data harus memenuhi dua persyaratan, yaitu data harus berdistribusi secara normal dan memenuhi keseragaman populasi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas sebaran dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh tersebar secara normal atau tidak. Untuk uji normalitas sebaran ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Analisis uji normalitas data pre-tes dan post-tes prestasi belajar fisika siswa kelas VII

38

semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional memberikan harga 2 seperti disajikan pada tabel 5 berikut. Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas data pre-tes Variabel X1 X2 X3 Keterangan X1 X2 X3 N N 29 37 38

2hitung0,176 0,149 0,157

2tabel0,246 0,218 0,215

Kesimpulan Normal Normal Normal

: : Media Konvensional : Media Real : Multimedia : Jumlah sampel

Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk ketiga variabel 2hitung < 0,246 sehingga semua data penelitian berdistribusi normal. Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada lampiran. Tabel 6 Ringkasan Hasil Uji Normalitas data post-tes Variabel X1 X2 X3 Keterangan X1 X2 X3 N N 29 37 38

2hitung0,128 0,197 0,205

2tabel0,246 0,218 0,215

Kesimpulan Normal Normal Normal

: : Media Konvensional : Media Real : Multimedia : Jumlah sampel

Tabel 6 menunjukkan bahwa untuk ketiga variabel 2hitung < 0,246 sehingga semua data penelitian berdistribusi normal. Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada lampiran.

39

2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitan berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Tabel 7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas data pre-tes Variabel X1 X2 X3 Keterangan X1 X2 X3 db S i2 db 2 2 2S i2

2hitung2,180

2tabel5,99

Kesimpulan Homogen

52,207 55,730 34,974

: : Media Konvensional : Media Real : Multimedia : derajat kebebasan : varians gabungan

Dari hasil uji Bartlett data pre-tes prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional diperoleh 2hitung = 2,180 sedangkan 2tabel = 5,99 dengan =0.25 jika dibandingkan maka 2hitung < 2tabel , ini berarti bahwa ketiga kelompok berasal dari populasi yang homogen, seperti disajikan pada tabel 7 di atas. Tabel 8 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas data post-tes Variabel X1 X2 X3 db 2 2 2S i2

2hitung8,092

2tabel9,210

Kesimpulan Homogen

46,138 132,812 93,079

40

Keterangan : X1 : Media Konvensional X2 : Media Real X3 : Multimedia db : derajat kebebasan 2 Si : varians gabungan Dari hasil uji Bartlet data post-tes prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional diperoleh 2hitung = 8,092 sedangkan 2tabel = 9,210 dengan =0.5 jika dibandingkan maka 2hitung < 2tabel , berarti bahwa ketiga kelompok berasal dari populasi yang homogen, seperti disajikan pada tabel 8 di atas.

C. Pengujian Hipotesis 1. Perbedaan prestasi belajar fisika antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional. Hipotesis yang diajukan adalah: Ha : ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional. Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional.

41

Pengujian hipotesis menggunakan analisis varian satu jalan (OneWay Anova). Hasil perhitungan memberikan harga Fhitung 37.505, dengan nilai signifikasi 0.000. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional. 2. Untuk menentukan media pembelajaran mana yang lebih baik diantara multimedia, media real, dan media konvensional adalah dengan uji LSD t-tes. a. Antara media konvensional dengan media real Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean 2,929, dengan nilai signifikan 0,000. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar fisika antara yang media konvensional dengan media real. Namun, demikian jika dilihat dari rerata dengan media konvensional = 8.17 dan media real = 5.24. Hal ini berarti prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 dengan media konvensional masih lebih baik dari pada media real.

42

b. Antara multimedia dan media konvensional adalah dengan uji LSD ttes. Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean 2.778, dengan nilai signifikan 0,000. Karena nilai signifikasi < 0,05 maka Ha diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar fisika antara yang multimedia dengan media konvensional. Namun, demikian jika dilihat dari rerata dengan media multimedia = 5.39 dan media konvensional = 8.17. Hal ini berarti prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 dengan media multimedia tidak lebih baik dari pada media konvensional. c. Antara media real dan multimedia adalah dengan uji LSD t-tes. Hasil perhitungan memberikan harga perbedaan mean 0.151, dengan nilai signifikan 0,690. Karena nilai signifikasi > 0,05 maka Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar fisika antara yang media real dengan multimedia. Namun, demikian jika dilihat dari rerata dengan media real = 5.24 dan multimedia = 5.39. Hal ini berarti prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 dengan multimedia lebih baik dari pada media real. Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 yang diajar

43

dengan menggunakan media konvensional lebih baik daripada media real dan multimedia.

D. PembahasanMedia merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu alat pembawa pesan dari seorang guru kepada siswanya. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu; guru, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan untuk dapat

membangkitkan minat dan motivasi yang baru sebagai rangsangan kegiatan belajar. Media pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman, penyajian data lebih jelas dan menarik, dan menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar dengan menggunakan media konvensional, media real, dan multimedia. Data penelitian berupa skor rerata hasil prestasi siswa dengan media konvensional, skor rerata hasil prestasi belajar siswa dengan media real, dan skor rerata hasil prestasi belajar siswa dengan multimedia. Skor rerata hasil prestasi belajar siswa dengan ketiga media diperoleh dari hasil ujian sebelum dan sesudah proses belajar mengajar yang terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal. Analisis statistika prestasi belajar siswa memberikan hasil tentang studi komparasi antara hasil belajar siswa dengan media ajar. Hasil

44

belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan rerata belajar siswa sebelum menggunakan media konvensional dalam proses pembelajaran adalah 8,03 dan sesudah menggunakan media konvensional adalah 8,17, dan mengalami penurunan rerata belajar siswa sebelum menggunakan media real dalam proses pembelajaran adalah 5,62 dan sesudah menggunakan media real adalah 5,24. Rerata belajar siswa sebelum menggunakan multimedia dalam proses pembelajaran adalah 6,97 dan setelah menggunakan multimedia adalah 5,18. Perbedaan hasil prestasi belajar antara sebelum dan sesudah proses belajar mengajar disebabkan siswa lebih menguasai materi pelajaran yang lalu ketimbang materi yang baru diberikan guru kemudian diujikan. Setelah dilakukan pembelajaran pada masing-masing kelompok media terlihat bahwa hasil belajar dari ketiga kelompok media tersebut berbeda secara signifikan, hal ini ditunjukkan dari hasil uji anova yang diperoleh harga Fhitung = 31,668 signifikan 0.000 yang berarti ada

perbedaan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional. Kemampuan awal yang sama setelah diberi perlakuan yang berbeda ternyata memberikan prestasi yang berbeda pula. Perlakuan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran menentukan prestasi belajar fisika dalam arti

45

jika pemilihan media pembelajaran oleh guru tepat dan sesuai dengan bahan pelajaran serta metode pembelajaran yang benar. Media pembelajaran yang paling tepat dapat diketahui dengan membandingkan skor rata-rata prestasi belajar fisika yang diajar menggunakan masing-masing media pembelajaran. Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang diajar menggunakan media konvensional = 8,17, media real = 5,24, dan multimedia = 5,18. Jika ketiga media dibandingkan maka prestasi siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 lebih cocok menggunakan media konvensional tersebut daripada media real dan multimedia untuk siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010. Media konvensional yang digunakan dalam pengajaran

memberikan gambaran bahawa siswa cenderung lebih mudah menerima ilmu pengetahuan yang dikemas dengan media ajar yang sederhana dan pemahaman siswa lebih baik dibandingkan dengan media lain. Walaupun secara umum media konvensional hanya berpengaruh kuat pada pembelajaran yang bersifat informatif atau teoritis saja dibanding multimedia yang lebih memberikan banyak pengaruhnya dari segi pembelajaran, pemahaman, dan perilaku siswa. Media real digunakan sebagai alat peraga atau benda model dalam pengajaran pokok bahasan gerak cukup baik bagi guru dan siswa. Bagi guru alat ini memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran dan

46

bagi siswa meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam menelaah materi, namun dalam kelompok media real ini terlihat kurang efektif untuk siswa, karena siswa lebih banyak bermain dengan objek benda dan kurang memperhatikan maksud dan tujuan diberikannya materi pelajaran melalui alat peraga tersebut. Pembelajaran yang menggunakan media real ini dapat

memperkuat ingatan siswa akan materi yang telah diberikan guru di kelas. Hal ini dapat dibuktikan apabila seseorang secara terus menerus melihat suatu benda, maka dapat dipastikan seseorang itu hafal sekalipun tanpa melihatnya. Dengan penggunaan obyek fisik benda nyata ini dapat mendorong siswa untuk menggunakan indera penglihatan mereka dan untuk belajar dengan mengamati model yang dihadirkan. Dengan seringnya menggunakan media obyek fisik benda nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang timbul akan memperkuat ingatan siswa dan akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Multimedia sebagai kombinasi teks, grafik, suara, dan video dalam proeses pengajaran pokok bahasan gerak memberikan hasil yang baik pula bagi guru dan terutama siswa. Multimedia sebagai media pembelajaran melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut proses mental di dalam pembelajaran. Berangkat dari sini, maka aktivitas mental yang ada di dalam prose pembelajaran pokok bahasan gerak dapat dibangkitkan melalui manipulasi peristiwa peristiwa instruksional yang sistematis.

47

Pembelajaran yang menggunakan multimedia diantara mediamedia lain interaktivitas multimedia terlihat lebih nyata. Interaktivitas multimedia berkaitan erat antara interaksi siswa dengan materi pembelajaran. Interaktivitas tersebut menimbulkan motivasi siswa yang lebih baik, seperti antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan yang tinggi terhadap materi yang diberikan. Sekalipun demikian multimedia dapat memunculkan salah persepsi atau miskonsepsi dan menurunnya motivasi pada praktikum yang sebenarnya. Hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat dikatakan bahwa pemilihan media pembelajaran mutlak dilakukan oleh seorang guru untuk menghasilkan hasil prestasi belajar siswa yang lebih baik. Dapat disimpulkan juga bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara yang diajar dengan media konvensional, media real dan multimedia.

48

BAB V PENUTUP

A. SimpulanKesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara Deskriptif a. Kecenderungan prestasi belajar fisika yang diajar dengan

menggunakan media konvensional oleh siswa kelas VII-A semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 termasuk lebih baik. b. Kecenderungan prestasi belajar fisika yang diajar dengan

menggunakan media real oleh siswa kelas VII-B semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 termasuk baik. c. Kecenderungan prestasi belajar fisika yang diajar dengan

menggunakan multimedia oleh siswa kelas VII-C semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 termasuk kurang baik. 2. Secara Komparatif Ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah Gombong tahun ajaran 2009/2010 antara yang diajar dengan multimedia, media real, dan media konvensional. Dari hasil uji Anova antar kelompok ternyata media konvensional masih lebih baik

48

49

dari pada media real dan multimedia dan media real masih lebih baik dari pada multimedia.

B. Saran1. Guru fisika harus dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi dan memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran fisika pada setiap materi. 2. Guru fisika harus dapat memilih media yang sesuai dengan materi ajar agar prestasi siswa menjadi optimal. 3. Guru fisika harus lebih inovatif dan kreatif dalam membangun media pembelajaran untuk lebih sempurna.

50

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun.2002.Psikologi kependidikan perangkat sistem pengajaran modul.Bandung: Remaja Rosdakarya. Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Depdiknas.2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas.Jakarta: Balai Pustaka. Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Hifni Rohman.2011.hipni.blogspot.com/ pengertian metode pembelajaran ceramah.html Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta mengajar. FIP. UM. Ide Bagus. 2009. Pengertian Media Pengajaran. Diposted 06 Desember 2009 Indoskripsi.com. Mohammad Noor Faizin.2009. Penggunaan model pembelajaran Multimedia interaktif pada konsep listrik Dinamis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa.Kudus: SMP N 2. Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya. Martiningsih. www.Martiningsih.co.cc/2008/04/ penelitian-tindakan-kelas-smpkelas-ix.html Nana Sudjana.2001. Media Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad Nur. 2003. Pemotivasian siswa untuk belajar. Surabaya: University Press. Puskur Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum berbasis kompetensi. kurikulum dan hasil belajar. Kompetensi dasar mata pelajaran fisika sekolah menengah atas dan madrasah aliyah. Jakarta: Depdiknas. Romi Satria Wahono. Net. Tujuh Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran.html

50

51

Rose, Colin.2002.Accelerated Learning For The 21st Century Cara Belajar Cepat Abad XXI.Bandung: Nuansa Shadish W.R. Cook, T. D. Champbell D. T. (2002) Experimental& Quasiexperimental Design for Generalized Causal Inference. Houghton Mifflin Co: Boston Suharsimi Arikunto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono.2007. Statistika untuk Penelitian.Bandung: CV Alfabeta. Tuwuh Rustantoro. 2005. Penyiapan Bahan Ajar Multimedia Pembelajaran Fisika, disampaikan Umar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Wayan Santyasa. 2007. Makalah Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Banjar Angkan Klungkung.Universitas Pendidikan Ganesha Winkel W.S.1984.Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.Jakarta:PT. Gramedia.