PENELITIAN
PROFIL PASIEN PENGGUNA BADAN PEYELENGARAAN JAMINAN SOSIAL
(BPJS)POLI UMUM PUSKESMAS PALARAN TAHUN 2015
Oleh :Gandi Mahardika MuktiAnindyta Audie Dhea AGuruh
SatriyaAdelia Listiana Dewi
Pembimbing :Veronica Hinum, S.KM, MMdr. Resda Herlianidr. M.
Khairul Nuryanto , M.KesPENDIDIKAN PROFESI DOKTERLAB/SMF ILMU
KESEHATAN MASYARAKATFK- UNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA2015
BAB IPENDAHULUAN
Seiring dengan lajunya informasi dan teknologi, meningkatnya
pendidikan, tingkat sosial dan ekonomi akan semakin meningkat pula
tuntunan masyarakat terhadap pelayanan jasa termasuk pelayanan
kesehatan. Masyarakat masa kini menuntut pelayanan yang lebih baik
yaitu pelayanan kesehatan yang tidak hanya kepuasan fisik saja
namun juga pelayanan yang ramah dan berkesinambungan (available and
continue), dapat diterima (accessible and affortable) serta layanan
bermutu (quality). (Jacohalis, 2000)Pelayanan kesehatan yang
berkualitas belum merata .hal ini sulit dicapai karena kondisi
geografis Indonesia yang berpulau pulau membuat pembangunan
fasilitas kesehatan pada daerah tertentu sangat kurang. Hal ini
diperparah dengan adanya kesenjangan ekonomi masyarakat Indonesia
sehingga masyarakat yang berpenghasilan tinggi mampu menjangkau
biaya kesehatan yang cenderung semakin mahal sedangkan masyarakat
yang berpenghasilan rendah mengalami kesulitan menjangkau biaya
kesehatan sehingga dapat menimbulkan diskriminasi pelayanan
kesehatan.Pada tahun 2004, pemerintah mengeluarkan Undang undang
N0.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Undang-undang
ini berisi jaminan sosial wajib bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu program SJSN adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program pemerintah yang
bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan menyeluruh bagi
seluruh rakyat Indonesia agar tercapai masyarkat Indonesia yang
sehat, produktif dan sejahtera.BPJS Kesehatan merupakan salah satu
program pemerintah Indonesia yang menggantikan peran ASKES sebagai
salah satu badan penyelenggara Jaminan Kesehatan di masyarakat dan
diharapkan dapat lebih baik dalam memberikan pelayanan yang
maksimal. Semua penduduk Indonesia termasuk orang asing yang
tinggal di Indonesia minimal selama 6 bulan dan telah membayar
iuran BPJS dapat menjadi peserta BPJS. Salah satu pelayanan
kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS adalah puskesmas sebagai
fasilitas kesehatan tingkat pertama. Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat. Puskesmas adalah
bagian pelaksana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
harus dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS).Pemanfaatan fasilitas kesehatan Puskesamas daapat dilihat
dari beberapa indicator yaitu kunjungan rata rata per hari buka
puskesmas dan frekuensi kunjungan puskesmas. Rata rata kunjungan
per hari buka secara nasional adalah 93,57atau 94 kunjungan per
puskesmas per hari buka (Depkes RI,2009)Puskesmas Palaran merupakan
salah satu puskesmas di Samarinda dengan tingkat kunjungan
puskesmas yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari peningkatan
kunjungan rawat jalan pada tahun 2014 dibandingkan tahun
sebelumnya.Tahun 2013 didapatkan 45.707 kasus sedangkan tahun 2014
didapatkan 56.943 kasus. Dari 56.943 kasus, sebanyak ?? % merupakan
peserta BPJS (Lisma, dkk ,2015)Menurut Depkes tahun 2009 mengatakan
bahwa angka kunjungan tinggi dapat disebabkan berbagai hal seperti
risiko penyakit lebih tinggi dan penyakit yang memerlukan kunjugan
berulang. Selain hal hal itu, menurut Thabrany tahun 2005 bahwa
jaminan kesehatan akan mempengaruhi konsumsi pelayanan kesehatan
secara signifikan, dimana jaminan kesehatan dapat meingkatkan
jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas.(Depkes, 2009 ; Thabrany,
2005)Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian tentang profil penggunan jaminan Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Poli Umum Puskesmas Palaran
tahun 2015
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1BPJS2.1.1Pengertian BPJSBadan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS
terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS KetenagakerjaanBPJS Kesehatan
adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.2.1.2Tujuan BPJSBPJS bertujuan
untuk terwujudnya terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau
anggota keluarganya. Visi BPJS Kesehatan adalah paling lambat 1
Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan
nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan
terpercaya.Misi BPJS Kesehatan :1. Membangun kemitraan strategis
dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).2.
Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang
efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang
optimal dengan fasilitas kesehatan.3. Mengoptimalkan pengelolaan
dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan secara efektif,
efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan
program.4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan
prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan
kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul.5.
Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan
evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh
operasionalisasi BPJS Kesehatan.6. Mengembangkan dan memantapkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung operasionalisasi
BPJS Kesehatan.\
2.1.3 Peserta BPJSSemua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta
jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang
telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah
membayar iuran. Ada dua kelompok peserta BPJS Kesehatan, yaitu :
PBI jaminan kesehatan meliputi fakir miskin dan orang tidak mampu,
dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. dan bukan jaminan kesehatan yang meliputi pekerja
penerima upah dan anggota keluarganya (PNS, anggota TNI, anggota
POLRI, pejabat Negara. Pegawai pemerintah non pegawai negeri,
pegawai swasta, pekerja yang tidak termasuk itu.Pekerja bukan
penerima upah dan anggota keluarganya, dan bukan pekerja.Anggota
keluarga yang ditanggung adalah Keluarga inti meliputi istri/suami
dan anak yang sah (anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat),
sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.Anak kandung, anak tiri dari
perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, dengan
kriteria:a.Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri;b.Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau
belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal.Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja :
Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan
(tidak terbatas). Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan
mertua. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan,
yang meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten
rumah tangga, dll.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Pasien
dengan PemanfaatanPuskesmas.Kunjungan Puskesmas adalah pemanfaatan
Puskesmas sebagai sarana pengobatan pasien dan keluarganya bila
sakit. Keputusan dalam penggunaan pelayanan kesehatan dipengaruhi
oleh komponen pendorong (predisposisi) mencakup faktor demografi,
struktur sosial, dan kepercayaan terhadap keadaan sakit dan
pelayanan medis, usia dan jenis kelamin. Status perkawinan termasuk
ke dalam variabel demografi. Struktur sosial meliputi pendidikan,
pekerjaan dan kediaman yang mempengaruhi secara fisik dan
lingkungan sosial individu. (Amran, 2000).Dalam pemanfaatan
pelayanan Puskesmas terdapat beberapa teori yang mengungkap faktor
yang berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas erat kaitannya dengan
faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat.
Pendekatan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori
Andersen R (1968) dan teori Lawrence L. Green (1980). Menurut
Andersen R (1968) perilaku orang sakit berobat ke pelayanan
kesehatan secara bersama dipengaruhi oleh faktor predisposisi
(predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan
faktor kebutuhan (need factors).Menurut teori perilaku Lawrence L.
Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) perilaku dipengaruhi oleh
faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung
(enabling factors), faktor pendorong (reinforcing
factors).2.4.1.Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)Faktor
predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan mendasari untuk
terjadinya perilaku tertentu. Faktor-faktor ini mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai nilai. Faktor
Predisposisi juga berkaitan erat dengan karakteristik individu
mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan.2.4.1.1.UsiaUsia adalah satuan waktu yang mengukur waktu
keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang
mati. Semisal, usia manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak
dia lahir hingga waktu usia itu dihitung (Andersen,1973). Jenis
Perhitungan usia terbagi dalam tiga kategori: 1. Usia
KronologisUsia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari
saat kelahiran seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia.2.
Usia MentalUsia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari
taraf kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara
kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan
belum dapat berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan
kemampuan yang setara dengan anak berusia satu tahun, maka
dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah satu tahun.3.
Usia BiologisUsia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan
kematangan biologis yang dimiliki oleh seseorang.2.4.1.2.Jenis
KelaminPenelitian sebelumnya menunjukkan probabilitas masyarakat
yang beerjenis kelamin perempuan dalam pemanfatan pelayanan
kesehatan gratis di Puskesmas dan jaringannya dibandingkan dengan
pasien yang berjenis kelamin laki-laki. Tingginya pemanfaatan
pelayana kesehatan gratis oleh pasien berjenis kelamin perempuan
lebih besar dibandingkan dengan laki-laki dan tingkat kesadaran
dalam hal pemeliharaan kesehatan pada pasien perempuan lebih besar
dibandingkan kesadaran pasien laki-laki dalam hal pemeriksaan
kesehatan atau akibat digratiskannnya pelayanan kesehatan
Puskesmas, semenatara tidak ada tempat pelayanan kesehatan gratis
selain Puskesmas. Hal ini cendrung mendorong pasien perempuan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan berobat ke Puskesmas.
(Razak, 2000, Jaya, 2010).2.4.1.3.Status PernikahanKeluarga
memiliki peran dalam menentukan keputusan seseorang dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dengan adanya dukungan dari
keluarga maka akan juga menentukan apakah pasien ingin berobat ke
Puskesmas atau berobat ke tempat lain. Upaya pemberian informasi
pelayanan kesehatan termasuk pemanfaatan Jaminan Kesehatan Daerah
ditentukan ada tidaknya dukungan dari keluarga (Notoadmojo,
2010).2.4.1.4.Tingkat PendidikanStudi literatur menunjukkan
tingginya pendidikan keluarga memungkinkan pengenalan gejala
penyakit sejak dini sehingga meningkatkan upaya pencarian
pengobatan. Tingginya tingkat pendidikan juga mempengaruhi
seseorang memperoleh informasi yang lebih banyak tentang fasilitas
pemanfaatan pelayanan kesehatan dan cakupan layanan jaminan
kesehatan yang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan kesehatan (Feldstein,1999).Faktor pendidikan berpengaruh
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan moderen. Respondenen
dengan tingkat pendidikan tinggi cendrung mengurangi penggunaan
pelayanan kesehatan informal (tenanga kesehatan desa atau dukun)
dan meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan modern (dokter atau
paramedis). Tingkat pendidikan terkait dengan kemaampuan seseorang
menyerap informasi serta mengenali gejala penyakit sehingga
memiliki keinginan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan aktif
berperan mengatasi masalah kesehatannya. Dengan kata lain, orang
berpendidikan tinggi lebih menghargai sehat sebagai suatu investasi
(Gani,1981).Berdasarkan hasil penelitian Notoatmodjo, dkk (1982)
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kesadaran akan pentingnya
kesehatan diri dan lingkungan. Hal tersebut mendorong meningkatnya
kebutuhn akan pelayanan kesehatan. Selain itu, seseorang yang
cendrung dengan pendidikan tinggi akan memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang lebih canggih pula. Helina (2001) menunjukkan dalam
tesisnya adanya hubungan yang bermakna antara tingat pendidikan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2.4.1.5.PerkerjaanMenurut Andersen (1973), ketersediaan dan
kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan berhubungan dengan
tingkat sosial, ekonomi, harga pelayanan kesehatan, dan ada
tidaknya asuransi kesehatan. Menurut Situmorang (2002) dalam
Sampeluna, Balqis, & Hamzah (2013) menujukkan adanya hubungan
bermaknan antara status pekerjaan responden dengan pemanfaatan
pelayanan keshatan.
2.4.2. Faktor Pemungkin/Pendukung (Enabling Factors)Andersen R
(1973) mengartikan Enabling factors sebagai faktor pemungkin yaitu
faktor yang memungkinkan orang sakit memanfaatkan pelayanan
kesehatan. Faktor-faktor ini mencakup status ekonomi keluarga,
akses terhadap sarana pelayanan kesehatan yang ada dan penaggung
biaya berobat.Lawrence L Green (1980) dalam Notoatmodjo (2005)
mengartikan Enabling factors sebagai faktor pendukung.
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti: rumah sakit,
puskesmas, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter
atau bidan praktek swasta, ketercapaian pelayanan kesehatan baik
dari segi jarak maupun segi biaya dan social, adanya
peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam menunjang
perilaku tertentu.Adapun uraian dari beberapa faktor diatas adalah
sebagai berikut:2.4.2.1.Sosial Ekonomi (Pendapatan dan
Pengeluaran)Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada
pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh
masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi
seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan
lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT
atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang
miskin.Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung
jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik,
keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan,
jenis kelamin, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang
satu dengan yang lain (Winarno, 2009).Pendapatan merupakan faktor
yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap
berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan
terhadap permintaan berbagai jenis barang. Ada hubungan (asosiasi)
antara tingginya pendapatan dengan besarnya permintaan akan
pemeliharaan kesehatan, terutama dalam hal pelayanan kesehatan
modern. Jika pendapatan meningkat maka garis pendapatan akan
bergeser kekanan sehingga jumlah barang dan jasa kesehatan
meningkat. Pada masyarakat berpendapatan rendah, akan mencukupi
kebutuhan barang terlebih dahulu, setelah kebutuhan akan barang
tercukupi akan mengkonsumsi kesehatan (Andersen &
Newman,1973).Dalam ilmu ekonomi pengeluaran rumah tangga diartikan
sebagai semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengeluaran tersebut dilakukan
dengan maksud untuk mempertahankan taraf hidup. Pola pengeluaran
rumah tangga meruapakan biaya yang dikeluarkan rumah tangga baik
untuk kebutuhan pangan maupun kebutuhan non pangan. Kebutuhan non
pangan meliputi kebutuhan pendidikan, kebutuhan medis, kebutuhan
bahan bakar dan tabungan (Hikmah, 2009).2.4.2.2.Jarak dan Waktu
TempuhMenurut Anderson dan Newman (1973) jarak merupakan penghalang
yang meningkatkan kecenderungan penundaan upaya seseorang atau
masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan. Masyarakat diharapkan
dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan (dalam hal ini Puskesmas)
untuk keluarganya, jika jarak tempat tinggalnya tidak terlalu jauh
dari pusat pelayanan kesehatan. Kendala jarak dapat diatasi jika
akses menuju puskesmas ini dipermudah dengan jalan meningkatkan
sarana dan prasarana transportasi yang ada.Pelayanan kesehatan yang
baik adalah yang mudah dicapai oleh masyarakat pengertian
ketercapaian yang dimaksud disini terutama dan sudut lokasi dan
memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat umumnya mencari yang
lebih dekat karena dianggap selain ditinjau dan sudut ekonomis
misalnya ongkos, masyarakat juga diperhitungkan tenaga dan waktu
yang habis untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dengan demikian
untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaruh
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan
kesehatan yang terlalu terkonsentrasi didaerah perkotaan saja, dan
sementara disitu tidak ditemukan masalah seperti di daerah
pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik (Azwar, 1996).Pada
kenyataannya didalam masyarakat sendiri terdapat beraneka ragam
konsep dalam mencari pelayanan kesehatan dan bahkan ada yang
bertentangan dengan pelayanan kesehatan. Timbulnya perbedaan ini
karena persepsi dalam mencari pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi
oleh lingkungan, tenaga pelayanan kesehatan dan sarana yang
tersedia dalam jangkauan masyarakat itu sendiri. Jarak tempuh yang
efektif untuk Puskesmas Kecamatan sejauh 6 km dan untuk Puskesmas
Pembantu sejauh 2 km (Azwar, 1996;Depkes, 1997).
2.4.3. Faktor Penguat/Pendorong (Reinforcing Factors)Faktor
penguat/pendorong adalah faktor yang memperkuat untuk terjadinya
perilaku tertentu. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para
petugas termasuk petugas kesehatan. 2.4.3.1. Sikap dan Perilaku
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Sikap dan Perilaku Para Petugas
Termasuk Petugas KesehatanSikap adalah gambaran kepribadian
seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran
terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Sikap seseorang pada suatu
objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah
reaksi/responden atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi
maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang
atau tidak senang, menurut dan melaksanakan atau
menjauhi/menghindari sesuatu, sedangkan perilaku merupakan bentuk
tindakan nyata seseorang sebagai akibat dari adanya aksi responden
dan reaksi (Azwar,2004).Tesis Silitonga (2001) menunjukkan bahwa
sikap petugas yang baik terhadap responden mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan sebesar 51%. Tesis Sebayang (2005) juga
memamparkan bahwa ada hubungan signifikan antara sikap petugas dan
pemanfatan kesehatan dasar oleh peserta jaminan
kesehatan.2.4.3.2.Kesesuaian Jenis Obat, Jumlah Obat dan Informasi
Penggunaan ObatPenggunanaan obat adalalah pemanfaatan obat mulai
dari pelayanan yang baik, serta informaasi yang jelas tentang
penggunaan obatnya. Penggunaan obat berkaitan dengan peresepan yang
rasional yaitu apabila pemilihan obat dilakukan dengan memilih obat
yang tepat dari berbagai obat yang ada dan dosis sesuai dengan
kondisi pasien serta berpedoman pada standard yang berlaku
(Utomo& Latifah, 2013).Penelitian sebelumnya menyebutkan adanya
hubungan bermakna antara pemberian informasi pelayanan dengan minat
pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Faktor pendukung baiknya
pemberian informasi pelayanan adalah pelayanan yang ramah dari
petugas loket, pelayanan yang penuh perhatian dari perawat dan
dokter yang selalu menjelaskan penyakit yang diderita pasien serta
pemberian informasi pemakian obat yang tepat (Jabbar, Darmansyah,
Abadi, 2014).
BAB IIIKERANGKA KONSEP
Usia
Jenis Kelamin
Status Pernikahan
Tingkat Pendidikan
Kunjungan PuskesmasPekerjaan(Pendapatan BPJS
Status Ekonomi
Frekuensi Kunjungan
Kesesuian jenis, jumlah dan informasi pemberian obat
Jarak Tempat Tinggal ke Puskesmas
Keterangan :
: Tidak diteliti: Tidak diteliti : Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak ditelitiBAB IVMETODE PENELITIAN
4.1. Jenis PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian yang bersifat deskriptif.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian4.2.1. Lokasi
PenelitianPenelitian ini dilakukan di Poli Umum Puskesmas
Palaran.4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 hari
kerja, dimulai tanggal 11 Mei hingga 25 Mei tahun 2015.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian4.3.1. Populasi
PenelitianPopulasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien
pengguna BPJS yang berkunjung ke Poli Umum Puskesmas Palaran tahun
2015.4.3.2. Sampel PenelitianPengambilan sampel dalam penelitian
ini melalui quota sampling yaitu 10 pasien pertama dalam 1 hari.
Penelitian dilakukan dalam satu minggu (6 hari kerja) selama
penelitian.
4.4.Kriteria Subyek Penelitian4.4.1. Kriteria Inklusi1. Semua
pasien pengguna BPJS yang berkunjung ke Poli Umum Puskesmas Palaran
2. Semua pasien yang bersedia untuk menjadi responden
4.4.2. Kriteria Eksklusi1. Pembuat Surat Keterangan Sehat2.
Pasien tidak bersedia menjadi responden
4.5. Definisi OperasionalTabel 4.1. Definisi Operasional
NoVariabelDefinisi OperasionalHasil UkurSkala Ukur
1UsiaPernyataan responden tentang usia responden yang terhitung
sejak lahir hingga ulang tahun terakhir. 21-25 Tahun 26-30 Tahun
31-35 Tahun 36-40 Tahun 41-45 TahunOrdinal
2Jenis KelaminPembagian jenis seksual yang disesuaikan dengan
yang tertera di KTP atau tanda pengenal lainnya. Laki-laki
PerempuanKategorikal
3Status PernikahanPernyataan responden tentang status pernikahan
saat penelitian dilakukan Sudah menikah Belum menikah
CeraiKatagorikal
4PendidikanPernytaan responden tentang pendidikan terakhir saat
penelitian dilakukan Tidak sekolah Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA
Perguruan tinggiOrdinal
5PekerjaanPernytaan responden tentang status bekerja saat
penelitian dilakukan. Bekerja Tidak BekerjaKatagorikal
6Pendapatan Pernyataan responden tentang jumlah pendapatan suami
dan isteri per bulan.< 1 juta rupiah1 juta 1,5 juta rupiah1,5
juta 2 juta rupiah2 juta 2,5 juta rupiah2,5 juta 3 juta rupiah>
3 juta rupiahOrdinal
7Pengeluaran Pernyataan responden tentang jumlah pengeluaran
suami dan isteri per bulan.< 1 juta rupiah1 juta 1,5 juta
rupiah1,5 juta 2 juta rupiah2 juta 2,5 juta rupiah2,5 juta 3 juta
rupiah> 3 juta rupiah Ordinal
8Frekuensi KunjunganPernyataan responden tentang kali kunjungan
pasien ke Puskesmas> 2x dalam 1 tahun 2x dalam 1
tahunKatagorikal
9Upaya Mencari Pengobatan Pernyataan responden tentang upaya
mencari pengobatan sebelum datang ke Puskesmas.- Mengobati sendiri-
Langsung ke Puskesmas- Berobat ke tempat lain
Katagorikal
10Kemudahan Mengurus Jamkesda Pernyataan responden tentang
kemudahan mengurus jamkesda sebelum penelitian dilakukan. Ya
TidakKatagorikal
11Keberadaan Jamkesda Menyebabkan Sering Berkunjung ke
PuskesmasPernyataan responden tentang keberadaan Jamkesda
menyebakan pasien sering berkunjung ke Puskesmas. Ya Tidak
Katagorikal
12Kesesuaian Jenis, Jumlah dan Informasi Pemberian
ObatPernyataan responden tentang kesesuaian jenis, jumlah dan
informasi pemberian obat oleh dokter di Puskesmas dengan harapan
pasien. Ya Tidak
Katagorikal
13Jarak Tempat Tinggal ke PuskesmasPernyataan responden tentang
seberapa jauh tempat tinggal responden dari Puskesmas Dekat : <
6 km dari tempat tinggal Jauh : 6 km dari tempat
tinggalKategorikal
4.6.Cara Pengumpulan DataCara pengumpulan data berdasarkan jenis
data yaitu: 4.6.1Data Primer Data yang penulis peroleh melalui
wawancara dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang
telah disediakan.4.6.2Data Sekunder Yaitu data yang penulis peroleh
dan laporan-laporan yang ada di Puskesmas Palaran untuk melihat
kunjungan pasien dan gambaran umum puskesmas.
4.7. Analisa DataData dari setiap responden dimasukkan ke dalam
komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan
secara deskriptif dengan menggunakan program komputer Windows Excel
dan SPSS.
KUISIONER PENELITIANSelamat pagi/siang/sore, Bapak/
Ibu/Saudara/Saudari.Perkenalkan, kami adalah Dokter Muda (Gandi
Mahardika Mukti, Anindyta Audie Dhea Amanda, Guruh Satriya, Adelia
Listiana Dewi), Universitas Mulawarman Samarinda. Kami sedang
menegadakan penelitian mengenai pola pemanfaatan pelayanan rawat
jalan pada pasien pennggunan jaminan kesehatan daerah di puskesmas
palaran tahun 2015.Sehubungan dengan hal tersebut, kami meminta
kesedian Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner ini
dengan baik. Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/Saudari untuk
mengisi kuesioner ini kami ucapkan terima kasih.Berilah tannda
silang (x) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi keadaan
saudara.1. Nama:
_____________________________________________________2. Alamat::
_____________________________________________________3. Usia :a.
21-25 Tahunb. 26-30 Tahunc. 31-35 Tahund. 36-40 Tahune. 41-45
Tahun4. Jenis kelamin (Sesuaikan KTP/Tanda pengenal lainnya) :a.
Priab. Wanita5. Apakah status pernikahan Anda ?a. Sudah Menikahb.
Belum Menikahc. Cerai6. Apakah tingkat pendidikan Anda ?a. Tidak
Sekolahb. Tamat SDc. Tamat SLTPd. Tamat SLTAe. Perguruan Tingi7.
Apakah Anda bekerja ?a. Tidak bekerjab. Bekerja (Jika bekerja jawab
pertanyaan no. 8)8. Apa pekerjaan Anda ?a. Buruhb.
Karyawan/Swastac. Wiraswastad. PNS/TNI/POLRIe. Lainnya :
...................................................9. Berapakah
pengahasilan Anda dalam 1 bulan ? a. < 1 juta rupiahb. 1 juta
1,5 juta rupiahc. 1,5 juta 2 juta rupiahd. 2 juta 2,5 juta rupiahe.
2,5 juta 3 juta rupiahf. > 3 juta rupiah10. Berapakah
pengeluaran anda dalam 1 bulan ?a. < 1 juta rupiahb. 1 juta 1,5
juta rupiahc. 1,5 juta 2 juta rupiahd. 2 juta 2,5 juta rupiahe. 2,5
juta 3 juta rupiahf. > 3 juta rupiah11. Keluhan apa yang membuat
anda berobat ke Puskesmas ? 12. Apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi keluhannya ?a. Mengobati sendiri (Lanjut ke pertanyaan
13)b. Langsung ke Puskesmas (Lanjut ke pertanyaan 14)c. Berobat ke
tempat lain seperti_____________13. Obat apa yang sudah dikonsumsi
untuk mengurangi gejalanya? _________14. Mengapa tidak mencoba
mengobati sendiri? ________________________15. Berapa kali dalam 1
tahun anda ke puskesmas ?a. > 2x dalam 1 tahun (Lanjut ke
pertanyaan 16)b. 2x dalam 1 tahun (Lanjut ke pertanyaan 17)16. Apa
alasan anda sering berkunjung ke Puskesmas? __________________17.
Apa alasan anda jarang berkunjung ke Puskesmas?
__________________18. Apakah mudah untuk mengurus Jamkesda?a. Yab.
Tidak19. Apakah keberadaan Jamkesda menyebabkan anda lebih sering
berkunjung?a. Yab. Tidak20. Apakah pengobatan yang diberikan sudah
sesuai dengan jenis dan kualitas yang anda harapkan?a. Ya sesuaib.
Tidak, karena _____________________________________________21.
Apakah pengobatan yang diberikan sudah sesuai jumlah yang anda
harapkan?a. Ya sesuaib. Tidak, karena
_____________________________________________22. Apakah informasi
cara penggunaan obat yang diberikan sudah jelas?a. Ya sesuaib.
Tidak, karena _____________________________________________23.
Bagaimana akses terhadap Puskesmas yang anda kunjungi ?a. Dekat
< 6 Kmb. Jauh 6 km24. Diagnosa Pasien
_________________________________________________