Top Banner
Pemeliharaan Perkerasan Beton Pemeliharaan Jalan 1 BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON I.1. Umum Dalam Peraturan Pemerintah R.I. No. 34 Tahun 2006 pasal 97 ayat 1 – 4 disebutkan bahwa penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memelihara jalan sesuai dengan kewenangannya. Pemeliharaan jalan sebagaimana tersebut diatas merupakan prioritas tertinggi dari semua jenis penanganan jalan. Penanganan pemeliharaan jalan meliputi pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi serta dilaksanakan berdasarkan rencana pemeliharaan jalan. Dengan demikian, kegiatan pemeliharaan pada dasarnya merupakan kegiatan utama penanganan jalan, yang salah satu kegiatannya adalah pemeliharaan perkerasan beton atau jenis perkerasan kaku (rigid pavement). Untuk mempertahankan kondisi jalan agar layak pakai, diperlukan program pemeliharaan yang sesuai dengan kondisi perkerasan yang ada. Pemeliharaan perkerasan beton harus sesuai sasaran / cakupan yang diperlukan dan harus mengikuti prosedur dan strategi yang tepat, hingga tercapainya tujuan yang diinginkan. Pemeliharaan dimaksudkan agar perkerasan beton senantiasa dalam kondisi mantap dan dapat melayani lalulintas pengguna jalan sampai umur rencana yang telah ditentukan. Pemeliharaan disisi lainnya bukanlah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan struktur dan durabilitas perkerasan beton tersebut dalam hal kapasitas maupun kekuatannya. I.2. Survai Kondisi Perkerasan Survai kondisi untuk perencanaan pemeliharaan perkerasan beton antara lain memeriksa kembali data-data pendukung perencanaan seperti data sekunder maupun data studi kelayakan tentang jalan dan kondisi di sekitarnya, hidrologi, kondisi lingkungan, upah dan harga satuan pekerjaan di lokasi ruas jalan yang bersangkutan.
35

BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Jan 18, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

1

BAB I

PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

I.1. Umum

Dalam Peraturan Pemerintah R.I. No. 34 Tahun 2006 pasal 97 ayat 1 – 4 disebutkan

bahwa penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk

memelihara jalan sesuai dengan kewenangannya. Pemeliharaan jalan sebagaimana

tersebut diatas merupakan prioritas tertinggi dari semua jenis penanganan jalan.

Penanganan pemeliharaan jalan meliputi pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,

dan rehabilitasi serta dilaksanakan berdasarkan rencana pemeliharaan jalan.

Dengan demikian, kegiatan pemeliharaan pada dasarnya merupakan kegiatan utama

penanganan jalan, yang salah satu kegiatannya adalah pemeliharaan perkerasan beton

atau jenis perkerasan kaku (rigid pavement).

Untuk mempertahankan kondisi jalan agar layak pakai, diperlukan program

pemeliharaan yang sesuai dengan kondisi perkerasan yang ada. Pemeliharaan

perkerasan beton harus sesuai sasaran / cakupan yang diperlukan dan harus mengikuti

prosedur dan strategi yang tepat, hingga tercapainya tujuan yang diinginkan.

Pemeliharaan dimaksudkan agar perkerasan beton senantiasa dalam kondisi mantap

dan dapat melayani lalulintas pengguna jalan sampai umur rencana yang telah

ditentukan. Pemeliharaan disisi lainnya bukanlah dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan struktur dan durabilitas perkerasan beton tersebut dalam hal kapasitas

maupun kekuatannya.

I.2. Survai Kondisi Perkerasan

Survai kondisi untuk perencanaan pemeliharaan perkerasan beton antara lain

memeriksa kembali data-data pendukung perencanaan seperti data sekunder maupun

data studi kelayakan tentang jalan dan kondisi di sekitarnya, hidrologi, kondisi

lingkungan, upah dan harga satuan pekerjaan di lokasi ruas jalan yang bersangkutan.

Page 2: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

2

Kegiatan utama pemeliharaan perkerasan beton dalam beberapa kategori

pemeliharaan disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-masing bagian dari suatu

struktur perkerasan beton. Bagian-bagian dari perkerasan beton yang perlu dipelihara

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Retak-retak yang terjadi pada permukaan slab/pelat.

2. Sambungan slab / pelat.

3. Elevasi slab/pelat dan antar slab/pelat pada sambungan.

4. Kondisi kekasaran dan kerataan permukaan slab/pelat.

I.3. Perencanaan Pemeliharaan Perkerasan

Pemeriksaan terhadap kerusakan dan fungsi pada struktur perkerasan jalan dapat

terjadi dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kerusakannya; berat,

sedang, ataupun ringan. Disarankan pada saat kondisi kerusakan ringan dapat segera

diperbaiki dengan cara pemeliharaan rutin, agar kerusakan tidak berkembang lebih

lanjut atau semakin parah yang berakibat semakin mahal biaya untuk perbaikannya.

Sesuai dengan jenis perkerasan jalan yang umumnya dilaksanakan, maka kerusakan

yang terjadi umumnya mengikuti jenis perkerasan itu masing-masing.

Pada perkerasan kaku atau perkerasan beton, jenis kerusakan yang sering timbul,

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan dan hilangnya pengisi celah lubang pada sambungan antar

slab/pelat sehingga air hujan dapat mengganggu lapisan di bawah slab/pelat

beton

2. Penurunan elevasi slab/pelat terhadap elevasi semula, sehingga

membahayakan lalulintas kendaraan yang melintasinya.

3. Slab/pelat pecah/retak pada sambungan atau tempat lainnya akan

mengganggu kestabilan struktur perkerasan.

4. Tingkat kekasaran permukaan slab/pelat beton menurun atau permukaan

slab/pelat menjadi licin dapat membahayakan keselamatan lalulintas pada

kecepatan tinggi.

Page 3: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

3

I.4. Rangkuman

Kegiatan pemeliharaan pada dasarnya merupakan kegiatan utama penanganan jalan,

yang salah satu kegiatannya adalah pemeliharaan perkerasan beton atau jenis

perkerasan kaku (rigid pavement).

Bagian-bagian dari perkerasan beton yang perlu dipelihara antara lain adalah retak-

retak yang terjadi pada permukaan slab/pelat beton, sambungan slab / pelat dan

posisinya, kesesuaian elevasi slab/pelat dan antar slab/pelat pada sambungan. Kondisi

kekasaran dan kerataan permukaan slab/pelat.

Disarankan pada saat kondisi kerusakan ringan dapat segera diperbaiki dengan cara

pemeliharaan rutin, agar kerusakan tidak berkembang lebih lanjut atau semakin parah

yang dapat berakibat akan semakin mahalnya biaya untuk perbaikannya.

Page 4: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

4

BAB II

JENIS-JENIS KERUSAKAN PERKERASAN BETON

II.1. Umum

Jenis kerusakan pada perkerasan beton dapat terjadi pada struktur perkerasannya

(pelat beton) maupun pendukung struktur perkerasan (sambungan antara pelat beton,

tanah dasar, dan lain-lain).

II.2. Jenis Kerusakan Pada Struktur Perkerasan

II.2.1. Blow up (Buckling)

a. Ciri- ciri

Pergerakan pelat beton keatas/kebawah pada seluruh lebarnya karena hilangnya

dukungan tanah dasar atau kurangnya ruang cadangan untuk muai susut pada

sambungan antar pelat beton semen.

b. Akibat lebih lanjut

☼ Berbahaya bagi lalulintas

☼ Air semakin menjalar kemana – mana.

Page 5: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

5

Gambar. II.1. Jenis kerusakan blow up (buckling)

Gambar . II.2. Jenis kerusakan blow up (buckling)

Page 6: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

6

II.2.2. Rusak Sudut (Corner Break)

a. Ciri- ciri

Bagian sudut dari pelat beton yang paling lemah adalah sudut dan tepi pelat,

retak ini akan menyebar ke arah lebih parah.

b. Akibat lebih lanjut

Air masuk pumping, retak menyebar, permukaan tidak layak untuk kecepatan

tinggi

Gambar. II.3. Rusak sudut di jalan permukiman

Gambar. II.4. Rusak sudut di jalan raya

Page 7: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

7

II.2.3. Faulting (pelat bersebelahan tidak sama tinggi)

a. Ciri- ciri

Pelat beton tidak sama fungsi dengan kedudukan pelat beton sebelahnya

biasanya terjadi pada sambungan tanpa dowel. Biasanya pelat berikutnya lebih

tinggi dari pelat depannya.

b. Akibat lebih lanjut

Ketidak rataan yang mengganggu kelancaran lalulintas.

Gambar. II.5. Faulting

Page 8: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

8

Gambar. II.6. Faulting pada pemberhentian bus (bus-stop)

II.2.4. Retak sambungan (joint transfer cracks)

a. Ciri- ciri

Retak yang terjadi akibat dowel (joint tranfer system) tidak berfungsi baik

(bengkok, tidak lancar bergerak) atau karatan.

b. Akibat lebih lanjut

Kerusakan terbuka yang mengakibatkan retak pada sambungan pelat yang

selanjutnya akan membahayakan lalulintas.

Page 9: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

9

Gambar. II.7. Dowel rusak berat

II.2.5. Tambalan

a. Ciri- ciri

Beton semen yang terlepas (spalling) biasanya ditambal dengan beton aspal,

bukan saja tampak kurang baik tapi juga sering gampang rusak.

b. Akibat lebih lanjut

Permukaan tidak rata mengganggu kelancaran lalulintas.

Page 10: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

10

Gambar. II.8. Kerusakan tambalan

II.2.6. Retak Membelah Pelat (limer cracking)

a. Ciri- ciri

Retak yang melintang atau membujur pelat, berawal dari satu, bertambah

secara bertahap.

b. Akibat lebih lanjut

Imfiltrasi air mengancam kerusakan lebih parah.

Page 11: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

11

Gambar II.9. Retak pelat yang melebar

Gambar II.10. Retak pelat pada lajur yang sering dilalui truk

Page 12: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

12

II.2.7. Permukaan Licin (polished surface)

a. Ciri- ciri

Permukaan beton semen setelah sekian lama dioperasikan menjadi licin karena

terasah oleh roda/ban lalulintas disamping mutu agregat dan campuran

semennya juga mungkin menjadi penyebabnya

b. Akibat lebih lanjut

Bahaya selip akibat aqua planning karena permukaan licin

Gambar II.11. Closed polished surface

II.2.8. Retak Susut (shrinkage cracks)

a. Ciri- ciri

Retak retak halus dipermukaan pelat beton akibat susut beton waktu setting

sangat mungkin karena celah untuk menampung gerakan susut ini terlambat

disediakan (biasanya digergaji menyelang beton ngeset pada jarak jarak

tertentu)

Page 13: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

13

b. Akibat lebih lanjut

Terobosan air akan merusak lebih parah.

II.3. Jenis Kerusakan Pada Pendukung Struktur Perkerasan

II.3.1. Pumping (air terperas keluar)

Ciri- ciri:

Biasanya terjadi awalnya pada sambungan pelat, akibat terobosan air disambungan

(material penutup celah kurang berfungsi) mencapai subgrade, tanah dasar menjadi

lumpur dan terperas keluar akibat gaya hirostatik dari beban lalulintas.

Akibat lebih lanjut:

☼ Secara struktur dukungan tanah dasar semakin lemas, dapat menimbulkan

keretakan lebih luas.

Perbaikan;

☼ Segera diisi dengan material penambal celah yang sesuai dan terbukti handal.

☼ Apabila masih terjadi juga, perbaikan diulang dengan diawali grouting

(ansemen) pada celah.

☼ Apabila tidak berhasil juga, perlu dibongkar dan diulang kembali pengecoran

pelat beton setelah memperkuat tanah dasar.

Page 14: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

14

Gambar II.12. Pumping 1

Gambar II.13. Pumping 2

Page 15: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

15

Gambar II.14. Pumping 3

Sambungan merupakan pendukung struktur perkerasan beton, khususnya dalam

menyalurkan retak yang mungkin timbul sebagai akibat daripada beban berulang

lalulintas dan gaya-gaya dalam (tegangan) yang bekerja pada bahan perkerasan

tersebut.

Sambungan terdiri atas 2 jenis :

1. Sambungan yang tidak memungkinkan adanya gerakan (relatif) beton

pada masing-masing sisi sambungan.

2. Sambungan yang memungkinkan gerakan relatif.

II.3.2. Sambungan pelaksanaan

Sambungan jenis pertama bertujuan melekatkan beton baru pada beton keras

dengan suatu cara sehingga beton yang keras tampak monolit dan homogen di

sekitar sambungan. Ini disebut Sambungan Pelaksanaan. Dalam praktek, sangat sulit

untuk memperoleh lengkap pelekatan dengan akibat bahwa akan terdapat suatu

bidang yang lemah pada sambungan pelaksanaan. Bilamana mungkin, sambungan

pelaksanaan harus ditempatkan pada lokasi di mana sambungan penyusutan atau

sambungan lain diperlukan.

Page 16: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

16

Sambungan yang memungkinkan gerakan (relatif) beton pada kedua sisi sambungan

dinamakan menurut jenis gerakan yang dimungkinkannya:

1. Sambungan Susut memungkinkan beton menyusut dan bidang sambungan

sementara menahan gerakan relatif pada arah lain.

2. Sambungan Muai memisahkan kedua muka beton yang berpasangan

secukupnya sehingga memungkinkan pemuaian ke arah bidang sambungan.

Jenis sambungan ini memungkinkan kontraksi tetapi mencegah gerakan pada

arah lain.

3. Sambungan Isolasi sepenuhnya memisahkan kedua muka yang berpasangan

dan memungkinkan kebebasan gerakan relatif.

Pada pemeliharaan sambungan perkerasan beton, perbaikannya dibuat sedemikian

rupa sehingga muka beton baru dan lama cukup melekat untuk mencegah gerakan

relatif sepanjang sambungan tersebut. Kerusakan sambungan pelaksanaan pada

perkerasan beton dapat terjadi bila terdapat suatu bidang lemah pada tanah dasar

yang disebabkan oleh pengaruh perubahan kadar air.

Sambungan yang salah dapat memperlemah struktur perkerasan atau memungkinkan

masuknya air yang akan merubah penampilan beton dengan noda yang kurang

bagus, selain menimbulkan kelembaban dan kemungkinan berkaratnya baja

tulangan. Sambungan tersebut biasanya terletak di daerah tegangan geser minimum.

Daerah dengan momen lentur maksimum harus dihindari.

Gambar II.15 -Sambungan Pelaksanaan Vertikal Pada Pelat

Page 17: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

17

Jika beton dibiarkan bebas, beton akan menempati bentuk alaminya dan tidak mungkin

dipadatkan secara menyeluruh. Ini akan menghasilkan sambungan yang lemah dan

berpori. Untuk membantu pemindahan bebas lewat sambungan pelaksanaan vertikal,

dowel untuk membantu pelekatan mekanis dapat diletakkan kira-kira pada

pertengahan sambungan. Alat demikian disarankan pada bagian-bagian yang lebih

dalam dari 150 mm.

II.3.3. Sambungan Susut

Sambungan susut adalah sambungan beton pada beton, yang dibuat sedemikian

rupa sehingga beton bebas menyusut menjauhi bidang sambungan, sementara

semua gerakan relatif lewat sambungan harus dicegah.

Sambungan susut yang dibuat dengan sengaja membentuk suatu bidang vertikal

perlemahan pada pelat atau dinding. Sambungan ini kadang-kadang dibentuk

sebagai sambungan yang terkunci untuk mengendalikan gerakan diferensial lewat

bidang sambungan, meskipun sering digunakan dowel, dengan satu ujung dilapisi

sehingga bebas bergeser untuk pengendalian geser tambahan. Lekatan antara beton

baru dan yang ada pada sambungan susut harus ditiadakan. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara mengecat permukaan sambungan menggunakan campuran perawatan,

emulsi aspal, minyak acuan atau bahan pemisah lekatan yang serupa.

II.3.4. Sambungan Pengendalian

Sambungan pengendallian atau sambungan susut palsu (dummy) adalah suatu

bidang pelemahan yang dibuat pada bangunan dengan cara pembuatan alur.

Sambungan ini berfungsi sebagai sambungan pelaksanaan karena

mengkonsentrasi-kan tegangan susut pada bagian yang diperlemah, dan karenanya

membatasi retakan penyusutan ke bawah alur.

Pengkaitan mekanis lewat retakan tak teratur membantu memindahkan beban

melewati sambungan dan mencegah gerakan relatif pada bidang sambungan.

Page 18: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

18

II.3.5. Sambungan Muai

Sambungan muai membuat celah antara kedua permukaan beton yang

berpasangan sehingga memungkinkan pemuaian beton ke dalam celah. Celah

biasanya diisi dengan bahan pengisi yang dapat ditekan masuk seperti karet,

plastik, gabus atau mastic. Semua gerakan relatif pada bidang sambungan dicegah.

Sambungan muai mungkin merupakan jenis sambungan yang pembuatannya paling

mahal. Perencana harus mempertimbangkan dengan baik perlunya sambungan

pemuaian dan jarak antaranya. Suatu peningkatan pada suhu beton biasanya akan

menambah panjang beton, yaitu peningkatan suhu sebesar 10°C akan

menghasilkan pemuaian sekitar 1 mm.

Sambungan muai sederhana, hanya memungkinkan pemuaian dan penyusutan

beton. Oleh karena itu, gerakan-gerakan pada bidang sambungan harus dicegah.

Jadi harus dilakukan suatu cara untuk memindahkan beban melewati sambungan

muai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan membentuk sambungan terkunci, tetapi

kunci akan mempersulit masuknya bahan pengisi sambungan muai.

Beban biasanya dipindahkan melewati sambungan dengan bantuan batang dowel.

Setengah panjang masing-masing batang tertanam di dalam beton yang ditempatkan

mula-mula pada sambungan. Setengahnya lagi dilapis sehingga mencegah pelekatan

dengan beton baru pada sambungan. Beberapa cara yang digunakan adalah

melumasi atau melapisi dengan bitumen separuh dari masing-masing batang. Ujung

dari separuh batang yang dilapis kemudian diberi topi untuk membuat socket

sehingga batang dapat bergerak pada waktu pemuaian beton terjadi.

II.3.6. Sambungan Isolasi

Sambungan isolasi membuat celah (kerenggangan) antara permukaan beton yang

berpasangan sehingga memungkinkan kebebasan gerakan pada masing-masing sisi

dari sambungan. Celah ini biasanya diisi dengan pengisi yang dapat dibentuk seperti

papan fiber, gabus, mastic, plastik atau karet.

Page 19: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

19

Gambar II.16. Tipe Sambungan Beton

II.4. Jenis Penanganan Kerusakan Struktur Perkerasan

Jenis penanganan kerusakan pada struktur perkerasan beton disesuaikan dengan jenis

maupun tingkat kerusakannya.

II.4.1. Perbaikan Blow Up (buckling)

☼ Seluruh pelat diganti

☼ Tanah dasar diganti dan di tambal material yang disukai untuk mengembalikan

kekuatan semula

Page 20: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

20

Gambar II.17. Perbaikan blow up

II.4.2. Perbaikan Rusak Sudut (corner break)

Kalau masih sedikit bisa diisi dengan sealant atau material joint, kalau terlalu besar

dibongkar dan diganti dengan yang baru.

II.4.3. Perbaikan Faulting (pelat bersebelahan tidak sama tinggi)

Diganti dengan yang baru.

II.4.4. Perbaikan Retak Sambungan (joint transfer cracks)

Diganti dengan yang baru.

II.4.5. Perbaikan Tambalan

Ditambal lagi dengan material yang lebih kuat (super joint, friction).

II.4.6. Perbaikan Retak Membelah Pelat (limer cracking)

Setiap terlihat retak segera ditambal dengan sealant yang rapat air.

Page 21: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

21

II.4.7. Perbaikan Permukaan Licin (polished surface)

☼ Bisa dilakukan dengan grooving, yang menurut pengalaman kurang efektif

(cepat menjadi licin kembali).

☼ dilapis dengan beton aspal tipis (15 s/d 30 mm) dengan spesifikasi aspal

modifikasi Titik lembek tinggi dan kelengketan tingggi dan gradasi terbuka,

menggunakan tack coat jenis non-ionic.

II.4.8. Perbaikan Retak Susut (shrinkage cracks)

☼ Segera diatasi, bila telah lebar atau tembus kebawah segera ditutup dengan

sealant.

☼ Langkah hati-hati bisa dilakukan dengan melapis semua permukaan dengan

tack coat non ionic dan ditutup dengan beton aspal tipis (very thin overlay =

VTO).

II.5. Rangkuman

Jenis kerusakan perkerasan kaku, dapat terjadi pada struktur perkerasannya (pelat

beton), maupun struktur pendukungnya seperti sambungan pelat.

Penanganan kerusakan sesuai jenis dan dimensi kerusakannya dapat dilakukan dengan

perbaikan atau mengganti keseluruhan komponen struktur yang rusak.

Page 22: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

22

BAB III

BAHAN/MATERIAL PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

III.1. Umum

Secara umum, bahan material untuk pemeliharaan perkerasan beton harus

merupakan material yang sama/sesuai ataupun berkualitas sama dengan bahan pada

struktur yang harus diperbaiki atau diganti. Untuk keperluan tersebut, bahan yang

akan digunakan untuk kegiatan pekerjaan pemeliharaan perlu diuji kualitas dan

persyaratan minimal yang harus dipenuhi sesuai dengan fungsinya dalam konstruksi.

III.2. Jenis Bahan/Material

Jenis bahan utama untuk perkerasan beton antara lain adalah, semen, agregat dan air

serta bahan tambahan lainnya.

Bahan tambahan pada umumnya digunakan untuk mempercepat atau memperlambat

proses pengerasan beton dalam hubungannya dengan jenis/bagian struktur dan cara

pengerjaannya.

III.2.1. Air

Berfungsi sebagai media pencampur komponen bahan dalam beton. Syarat yang dapat

diminum bebas dari bahan organik, minyak, serta jernih dan bersih.

III.2.2. Semen

Fungsi semen adalah sebagai bahan pengikat hidrolis ketika bereaksi dengan air.

Semen hidrolik adalah bahan pengikat yang mengeras, apabila bereaksi dengan air dan

menghasilkan produk yang tahan air. Contoh semen hidrolik adalah semen portland,

semen alumina dan semen putih.

Page 23: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

23

Tabel III.1. Tipe semen dan pemakaiannya dalam struktur

Tipe Semen Pemakaian

Tipe I - normal Beton umum dan tanpa serangan

sulfat

Tipe II – modufied semen Beton dengan panas hidrasi

rendah – untuk konstruksi

berukuran besar

Tipe III – early strength

portland cement

Beton dengan pengerasan lebih

cepat

Tipe IV – Low heat PC Beton masif yang luas dan besar

Tipe V – sulphate resistance PC Beton tahan sulfat yang tinggi

Pozzolan PC Beton tahan sulfat dan hidrasi

rendah, untuk daerah

lingkungan air laut

II.2.3. Agregat

Agregat merupakan bahan campuran beton yang penting selain semen dan air.

Agregat dapat berasal dari batu gunung yang selanjutnya melalui alat pemecah batu

(stone crusher) diproses menjadi butiran batu pecah dalam ukuran tertentu (maximal

38 mm) yang sesuai untuk keperluan bahan campuran beton.

Dalam proses selanjutnya, agregat batu pecah dapat dibedakan dalam agregat kasar

(diameter butiran antara 2 mm – 38 mm) dan agregat halus (diameter antara 0,075

mm – 2 mm).

Melalui proses pemecah batu, diharapkan bentuk butiran kubus dan bersudut (tajam).

Selain itupun dipilih jenis batu yang keras dan tidak mudah aus, sehingga diharapkan

akan memperoleh kekuatan campuran beton yang sesuai dengan struktur perkerasan

beton.

Page 24: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

24

Tabel III.2. Klasifikasi agregat

Klasifikasi Uraian

Bulat Bentuk bulat akibat gesekan

atau proses abrasi oleh air

Pipih Tebal bahan lebih kecil

dibandingkan dimensi lainnya

Panjang Panjang bahan jauh lebih besar

daripada dimensi lainnya

Bersudut Sisinya jelas terbentuk pada

perpotongan bidang datas

permukaannya kasar

Tidak beraturan Disebabkan oleh alam, sebagian

terbentuk karena gesekan

III.3. Spesifikasi Bahan/Material

Semen

Merupakan bahan terpenting

Bahan dasarnya kapur, silika, alumina, besi feroksida

2/3 bahan semen adalah kapur

Silika sekitar 1/5

Alumina sekitar 1/12

Kadar silika tinggi dan alumina rendah menghasilkan ikatan yang lambat

dengan kekuatan tinggi serta meningkatkan agresi kimia.

Pemilihan jenis semen berdasarkan

Laju perkembangan kekuatan yang diinginkan

Kekuatan awal lebih tinggi

Mengatasi kemungkinan pengaruh kimiawi terhadap beton

Mengatasi pengaruh suhu.

Page 25: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

25

Agregat

Analisa saringan; gradasi agregat

Berat jenis

Partikel lunak

Ketahanan terhadap keausan

Kekerasan agregat

Alkali reaktif.

Tabel III.3. Persyaratan gradasi agregat.

Ukuran ayakan Persentase berat yang lolos

Standar

(mm)

Inch

(in)

Agregat

halus

Pilihan agregat kasar

50 2 - 100 - - -

37 1,5 - 95 –

100

100 - -

25 1 - - 95 –

100

100 -

19 ¾ - 35 – 70 - 90 –

100

100

13 ½ - - 25 – 60 - 90 –

100

10 3/8 100 10 – 30 - 20 – 55 40 – 70

4,75 4 95 – 100 0 – 5 0 – 10 0 – 10 0 – 15

2,36 8 - - 0 – 5 0 – 5 0 – 5

1,18 16 45 – 80 - - - -

0,30 50 10 – 30 - - - -

0,15 100 2 – 10 - - - -

Page 26: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

26

b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel

terbesar tidak lebih besar dari pada ¾ jarak bersih minimum antara

batang tulangan atau antara batang tersebut dengan acuan atau antara

batasan-batasan ruang lainnya di mana pekerjaan beton harus

ditempatkan.

Sifat agregat;

a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih

dan keras yang diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring

dan mencuci (bila perlu) kerikil dan pasir sungai.

b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci

dalam AASHTO T21 dan seperti diberikan dalam Tabel III.4.. bila

diambil contoh dan diuji sesuai dengan ketentuan BS CP 114 dan

prosedur AASHTO yang relevan.

c. Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang berasal

dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan

hanya boleh digunakan dalam struktur yang terpisah.

Tabel III.4. : Sifat agregat beton.

Sifat Pengujian

AASHTO

Batas maximum yang

diijinkan

Agregat

halus

Agregat

kasar

Kehilangan akibat abrasi pada

500 putaran dengan mesin Los

Angeles.

T 96 - 40 %

Kehilangan akibat penentuan

kualitas dengan Sodium sulfat

setelah 5 siklus.

T 104 10 % 12 %

Persentase gumpalan tanah liat

dan partikel yang dapat pecah

T 112 0,50 % 0,25 %

Page 27: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

27

dalam agregat.

Bahan-bahan yang lolos ayakan

200

T 11 3 % 1 %

III.4.Bahan Khusus

Pengisi Celah Oprit dan Jembatan ;

Diperlukan bahan khusus untuk mengisi celah antara oprit dan jembatan dikarenakan;

a. Celah tersebut bergerak sesuai dengan muai susut bentang jembatan, hingga perlu

material khusus yang mempunyai ’elastic recovery’ tinggi dan kelekatan tinggi.

b. Panas permukaan lantai jembatan biasanya tinggi (diatas 700c hingga perlu

material binder (aspal) yang tahan temperatur tinggi tanpa mengalami perubahan

bentuk.

c. Celah biasanya berukuran lebih dari 2 cm sehingga ban kendaraan dapat

memberikan tekanan langsung, karena itu perlu material khusus yang tahan

ditekan tanpa patah (getas) atau melendut

d. Kerataan tambalan celah sangat disyaratkan agar tidak ada daya tumbuk yang

dapat merusak kestabilan jembatan.

Celah Sambungan Beton;

Celah sambungan beton semen, gaya yang timbul akan ditransfer oleh dowel ke pelat

berikutnya jadi bahan tambal celah hanya berfungsi menjaga agar lengket supaya air

tidak masuk ke celah tersebut.

III.5. Perlindungan Beton

Cara terbaik untuk melindungi beton adalah menjaganya sesering mungkin dan

mencegah terjadinya keretakan.

Pada umumnya cat yang kedap/tahan air atau suatu selaput/lapisan tipis tidak

diperlukan untuk beton yang berkualitas baik dan dapat melindungi besi tulangan pada

sambungan pelat (dowel) dengan cukup baik jika posisinya ditengah-tengah tebal

perkerasan beton tersebut.

Page 28: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

28

Perlindungan terhadap beton terhadap kerusakan pada beton;

Perbaikan kerusakan beton mencakup masalah-masalah sebagai berikut :

Kerontokan beton

Beton keropos

Beton yang berrongga

Mutu beton yang jelek

Beton yang tidak padat

Cara penanganan;

Buang/lepaskan semua bagian beton yang lepas dan rusak sampai bagian beton

yang baik terlihat dan dalam keadaan bersih.

Bersihkan semua karat yang ada pada besi tulangan

Pakailah bahan perekat pada permukaan yang kering dengan bahan yang dapat

disetujui.

Pasanglah dan bentuklah beton baru untuk mendapatkan selimut beton yang sesuai

asalnya dengan menggunakan bahan yang disetujui

III.6. Rangkuman

Pemilihan bahan/material untuk campuran beton sangat memperhatikan kualitas dan

jumlah perbandingan campuran bahannya.

Tipe/jenis bahan semen yang digunakan dalam campuran beton disesuaikan dengan

kebutuhannya dalam konstruksi.

Susunan diameter butiran agregat yang akan digunakan dalam campuran beton

setelah melalui uji analisa saringan harus memenuhi gradasi agregat yang telah

dipersyaratkan.

Untuk menangani kerusakan celah diperlukan material khusus yang sesuai dengan

kondisi struktur.

Page 29: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

29

BAB IV

PERALATAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

IV.1. Umum

Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan keperluan pada saat melakukan

kegiatan pemeliharaan rutin. Seluruh peralatan yang telah disepakati untuk digunakan

dalam kegiatan pemeliharaan rutin senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan untuk

penanganan pekerjaan dilapangan.

Jenis dan kapasitas peralatan serta kemampuan operatornya perlu disesuaikan dengan

kondisi di lapangan, agar dalam pengoperasiannya alat tersebut dapat berfungsi secara

baik dan lebih efisien. Penggunaan peralatan yang bukan peruntukannya akan

menyebabkan inefisiensi dan hasil akhir yang tidak memuaskan. Untuk mendukung

keberhasilan penggunaan peralatan yang sesuai, perlu mengetahui terlebih dahulu

fungsi, karakteristik, kemampuan, dan cara pengoperasiannya yang benar.

IV.2. Jenis Peralatan Pemeliharaan Perkerasan

Beberapa jenis peralatan utama yang umumnya digunakan untuk pekerjaan

pemeliharaan rutin antara lain adalah sebagai berikut;

1. Vibrating Rammer;

a. Untuk pemadatan lapisan tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah

(subbase course), lapisan pondasi atas (base course); untuk lokasi setempat.

b. Tidak boleh digunakan untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran

aspal panas.

2. Vibrating Plate Compactor;

a. Untuk pemadatan lapisan campuran aspal.

b. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan dengan ketebalan < 10 cm (hanya

lokasi setempat).

c. Untuk pemadatan Asphalt Treated Base (ATB).

Page 30: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

30

3. Baby Roller (Vibrating);

a. Untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran aspal panas, terutama

pada lapisan permukaan dari penambalan lubang atau perataan (untuk

menutup permukaan beton).

b. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan.

4. Site mixer;

Untuk pembuatan campuran beton di lapangan (kapasitas 0,1 m3).

5. Asphalt Sprayer;

Peralatan penyemprot aspal.

6. Mud Jacking Machine;

Untuk menyuntik campuran beton melalui pipa yang telah disiapkan ke bawah

pelat yang mengalami penurunan.

7. Concrete Drilling Machine;

Mesin pembor beton (membuat lubang) dan menyiapkan pipa untuk lewatnya

campuran beton.

8. Concrete Cutter;

Mesin untuk memotong perkerasan/pelat beton.

9. Compressor;

Mesin penyemprot untuk membersihkan/mengeringkan permukaan beton yang

akan diperbaiki.

10. Flat-Bed Truck + Crane;

Untuk mengangkut peralatan/perlengkapan pemeliharaan perkerasan beton.

Selain alat-alat tersebut, perlu dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan

kebutuhan pelaksanaan di lapangan, seperti saringan/ayakan untuk agregat, sekop,

pembersih debu/sapu lidi, dan lain-lainnya.

IV.3. Rangkuman

Untuk menunjang penanganan pemeliharaan jalan di lapangan diperlukan peralatan

yang sesuai dengan metoda pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan; antara

lain jenis, kapasitas, dan kondisi alat.

Page 31: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

31

BAB V

METODA PERBAIKAN PERKERASAN BETON

V.1. Umum

Pemeliharaan jalan pada dasarnya merupakan prioritas pertama dalam penanganan

suatu jalan. Sehubungan dengan itu, pemeliharaan perkerasan beton pada suatu

konstruksi jalan merupakan salah satu penanganan jalan yang memperoleh prioritas

penanganan dibanding kegiatan lainnya.

Perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan dalam kegiatan pemeliharaan perkerasan

beton, dimaksudkan agar kondisi jalan yang mantap tersebut senantiasa dapat

terpelihara sampai dengan tercapainya umur rencana atau bahkan lebih dari itu.

Jenis dan dimensi kerusakan pada perkerasan beton harus diketahui terlebih dahulu

agar dapat ditentukan jenis kegiatan penanganan yang tepat dan metoda perbaikan

yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Jenis metoda perbaikan yang akan digunakan perlu diketahui agar dapat direncanakan

dan dipersiapkan sumber daya yang dibutuhkan seperti tenaga kerja, bahan/material,

peralatan, biaya, dan jadual waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan

pemeliharaan dan perbaikan tersebut.

V.2. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin jalan merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki

kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan

mantap.

Pemeliharaan rutin meliputi pekerjaan perbaikan ringan dan secara umum pekerjaan

ini dilaksanakan beberapa kali dalam satu tahun, atas dasar yang diperlukan, misalnya

pelaburan aspal atau buras pada permukaan perkerasan yang retak rambut, dan

termasuk pekerjaan perbaikan untuk menjaga agar jalan tetap berfungsi dan

senantiasa dalam kondisi baik sampai umur rencana dan tingkat pelayanan yang telah

ditentukan. Perbaikan ”joint sealant” pada sambungan antara pelat beton yang hilang

Page 32: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

32

akibat dari adanya muai-susut pada bahan beton dan beban lalulintas yang

melewatinya.

Pemeliharaan rutin umumnya dilaksanakan untuk semua ruas jalan yang berada dalam

kondisi baik atau cukup baik (kondisi mantap).

V.3. Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala jalan merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap

kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat

dikembalikan pada kemantapan sesuai dengan rencana.

Pemeliharaan berkala adalah pekerjaan yang mempunyai rencana lebih dari satu dalam

satu tahun pada setiap lokasi. Untuk jalan dengan kondisi permukaannya telah mulai

terlihat aus (material perkerasan mulai tampak dipermukaan) atau berkurangnya

kerataan maupun kekasaran permukaannya, perlu segera dilakukan ”grooving” atau

pelapisan ulang (overlay) atau peremajaan kembali lapisan permukaan perkerasannya

agar tahanan gelincir terhadap roda kendaraan tetap berfungsi secara baik.

Pemeliharaan berkala mencakup pula semua kegiatan yang tidak dapat ditangani

secara pemeliharaan rutin, seperti perbaikan atau pengisian kembali bahan beton

karena terjadinya penurunan slab pada sambungan sebagai akibat hilangnya

sebahagian lapisan subbase ataupun melemahnya dan tergerusnya tanah dasar.

V.4. Rehabilitasi

Rehabilitasi jalan merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang

tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan

pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar

penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan

sesuai dengan rencana.

Kerusakan pelat beton yang cukup parah seperti terpecahnya pelat beton dan

timbulnya keretakan yang cukup besar perlu segera diperbaiki. Dengan terbukanya

retak pada pelat akan berakibat hilangnya kekedapan terhadap air dan merembes

serta melemahkan lapisan dibawah pelat beton.

Page 33: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

33

V.5. Rangkuman

Pemeliharaan berkala perkerasan beton merupakan usaha minimal untuk

mempertahankan kondisi permukaan perkerasan beton agar tetap berfungsi melayani

beban lalulintas sesuai umur rencana yang telah ditentukan.

Page 34: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

34

BAB VI

PENUTUP

Kelemahan perkerasan beton pada umumnya terdapat pada ujung dan tepi segmen

pelat (sambungan)dan retak-retak yang timbul dipermukaan. Pemeliharaan pada

sambungan pelat perkerasan beton maupun permukaan nya secara rutin perlu

dilakukan, khususnya dalam menutup retak-retak halus (rambut) dengan bahan

sealant (aspal atau semen), untuk mencegah merembesnya air melalui retakan

tersebut.

Kerusakan pada perkerasan beton bermula pada daerah sambungan yang kurang kuat

menahan beban lalulintas.

Page 35: BAB I PERSIAPAN PEMELIHARAAN PERKERASAN BETON

Pemeliharaan Perkerasan Beton

Pemeliharaan Jalan

35