1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman seperti saat ini kajian Hubungan Internasional mencakup berbagai aspek dan bidang salah satunya adalah di bidang budaya dan diplomasi yang dikenal dengan diplomasi budaya. Diplomasi budaya adalah cara alternatif bagi sebuah negara agar mencapai kepentingan nasionalnya melalui budaya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Milton Cumming, Jr, ia menjelaskan bahwa Diplomasi budaya merupakan pertukaran ide-ide, transformasi, seni dan askpek lainnya yang berhubungan dengan budaya antar negara dan masyarakat agar saling memahami. 1 Kerjasama melalui diplomasi budaya diharapkan dapat memberikan dampak terhadap hubungan antar negara maupun masyarakat agar saling memahami melalui budaya, sehingga dengan hal tersebut sebuah negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya dengan cara mendukung adanya integrasi antar masyarakat. Upaya mencapai kepentingan melalui budaya dapat dilihat dari beberapa negara maju yang berhasil menggunakan budaya sebagai instrumen diplomasi budaya diantaranya adalah Jepang, dan Korea Selatan. Jepang melalui budaya populernya yaitu world coldsplay submit (WCS), berhasil meningkatkan citra 1 ClarisaGabriella,“Peran Diplomaasi Kebudayaan Indonesia Dalam Pencapaian Kepentingan Nasionalnya” (Universitas Hasanuddin Makasar, 2013), https://core.ac.uk/download/pdf/25491649.pdf.
31
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I.pdf · 2021. 1. 25. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman seperti saat ini kajian Hubungan Internasional mencakup berbagai aspek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di zaman seperti saat ini kajian Hubungan Internasional mencakup berbagai
aspek dan bidang salah satunya adalah di bidang budaya dan diplomasi yang
dikenal dengan diplomasi budaya. Diplomasi budaya adalah cara alternatif bagi
sebuah negara agar mencapai kepentingan nasionalnya melalui budaya.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Milton Cumming, Jr, ia menjelaskan bahwa
Diplomasi budaya merupakan pertukaran ide-ide, transformasi, seni dan askpek
lainnya yang berhubungan dengan budaya antar negara dan masyarakat agar
saling memahami.1 Kerjasama melalui diplomasi budaya diharapkan dapat
memberikan dampak terhadap hubungan antar negara maupun masyarakat agar
saling memahami melalui budaya, sehingga dengan hal tersebut sebuah negara
dapat mencapai kepentingan nasionalnya dengan cara mendukung adanya
integrasi antar masyarakat.
Upaya mencapai kepentingan melalui budaya dapat dilihat dari beberapa
negara maju yang berhasil menggunakan budaya sebagai instrumen diplomasi
budaya diantaranya adalah Jepang, dan Korea Selatan. Jepang melalui budaya
populernya yaitu world coldsplay submit (WCS), berhasil meningkatkan citra
1 ClarisaGabriella,“Peran Diplomaasi Kebudayaan Indonesia Dalam Pencapaian Kepentingan
positif Jepang terhadap negara lain sehingga berdampak pada sektor
perekonomian Jepang.2 Selain Jepang, Korea Selatan juga berhasil menjadikan
budaya yang dimiliki sebagai alat diplomasi untuk mencapai kepentingannya,
salah satunya yaitu melalui Korean Wave. Pencapaian korea selatan lelaui budaya
berdampak terhadap citra positif negaranya serta peningkanan ekonomi
negaranya.3
Seperti halnya kedua negara yang telah dijelaskan diatas, Indonesia adalah
negara yang menggunakan budaya sebagai sarana diplomasi budaya. Kekayaan
budaya yang dimiliki oleh Indonesia digunakan oleh Indonesia untuk
memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaannya terhadap negara lain.
Adapun beberapa budaya Indonesia yang cukup terkenal diantaranya seperti
budaya batik, tari, bahasa, pakaian, kuliner, film dan budaya-budaya lainnya yang
kemudian digunakan oleh Indonesia agar negara lain tertarik dan lebih mengenal
Indonesia, atau dengan kata lain berbagai budaya dan kekhasan yang dimiliki oleh
Indonesia tersebut dijadikan sebagai alat diplomasi untuk menarik perhatian
dunia luar dalam rangka mencapai kepentingan nasional Indonesia itu sendiri.4
2 Ibid, 3 Suryani Putu Elvina Suryani, “Korean Wave Sebagai Instrumen Soft Power Untuk Memperoleh
Keuntungan Ekonomi Korea Selatan,” GLOBAL Vol. 16 No (2014),
http://global.ir.fisip.ui.ac.id/index.php/global/article/view/8. 4 Andrik Purwasito, Andrik Purwasito, and Erwin Kartinawati, “Wayang Dan Batik Sebagai
Wahana Praktek Diplomasi Kebudayaan Wayang And Batik As A Media For Cultural Diplomacy
Practice” 1 (2019): 1–11; Abdul Aziz, “Diplomasi Kebudayaan Indonesia Di Amerika Serikat
Melalui Program Rumah Budaya” (Universitas Muhammadiyah Malang, 2017); Lidya Desriyanti,
“Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Wayang Kulit Di Amerika Serikat,” JOM FISIP volume 4 N
Sebagai negara majemuk yang kaya akan keberagaman seni serta adat
istiadat, Indonesia memanfaatkan hal tersebut dengan memaksimalkan potensi
kebudayaan yang dimiliki untuk dijadikan alat diplomasi dengan sejumlah negara
alainnya. Salah satu contohnya yaitu seperti pada perayaan konfensi Asia-Afrika
ke 60, dimana Angklung digunakan untuk membangun kedekatan dengan para
peserta.5
Selain itu, salah satu upaya lainnya yang dilakukan Indonesia dalam
memperkenalkan budaya terhadap masyarakat Internasional yaitu dengan
membangun rumah budaya. Indonesia berhasil membangun rumah budaya di
Jerman sebagai sarana bagi masyarakat Jerman dan masyarakat Eropa untuk lebih
mengenal budaya Indonesia. Melalui inisiatifnya dalam pembangunan rumah
budaya di Jerman tersebut, Indonesia mampu meningkatkan kesan positif negara
Indonesia terhadap Jerman, bagi masyarakat Jerman Indonesia merupakan negara
berkembbang, namun setelah adanya rumah budaya tersebut, Jerman dapat
mengenal Indonesia dengan lebih baik melalui keunikan dan ciri khas yang dapat
menjadi nilai tambahan bagi Indonesia di mata Jerman.6
Selanjutnya, keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan citra positif
Indonesia melalui budaya juga dibuktikan melalui pelaksanaan International
Gamelan Festival 2018. Kegiatan tersebut membuat peserta dari berbagai negara
5 Adhiatma Nanda Wardhana, “, Angklung Sebagai Media Soft Power Diplomacy Indonesia Dalam
Peringatan Konferensi Asia Afrika Ke-60,” Journal of International Relations., 2016,
https://jurnalhiuns.files.wordpress.com/2016/10/journal-skripsi-nanda.pdf. 6 Bertha Pramesti Yuza, “Strategi Indonesia Menggunakan Rumah Budaya Sebagai Sarana
Diplomasi Kebudayaan Terhadap Jerman,” JOM FISIP Vol. 3 No. (n.d.),
Selain itu, pada tahun 2013, merupakan langkah awal dan peluang bagi
Indonesia untuk mempromosikan dan mengenalkan kembali batik terhadap
masyarakat Jepang maupun Internasional. Melalui keikutsertaannya dalam kegiatan
Tokto Internasional Gift Show (TIGS), kegiatan tersebut merupakan pameran
dagang terbesar yang diadakan di Jepang serta di ikuti oleh berbagai negara.
Dimana pada kegiatan tersebut batik yang laris adalah batik Cirebon yang
peminatnya lebih banyak berasal dari Kyoto, Jepang.9 meskipun hal tersebut
merupakan kegiatan ekonomi namun secara tidak langsung juga memperkenalkan
batik terhadap masyrakat Jepang maupun Internasional. Selain itu pada 2018,
Indonesia berhasil menandatangani MoU yang berisi tentang perijinan
menggunakan produk Jepang yaitu Yakuta dengan memasukkan unsur batik pada
motif Yakuta.10 Dimana dari hasil tersebut dapat dipasarkan dan diikut sertakan
dalam kegiatan 60 tahun kerjasama diplomatik Indonesia dan Jepang.
Kegunaan batik dalam pelaksaan diplomasi budaya yaitu untuk mencapai
kepentingan nasional Indonesia agar batik lebih dikenal dan semakin diminati oleh
masyarakat internasional, serta meningkatkan citra positif Indonesia terhadap
masyarakat internasional. Selain itu diharapkan juga berdampak terhadap
perekonomian Indonesia. Diplomasi budaya melalui batik yang dilakukan oleh
Indonesia terhadap Jepang dapat dilaksanakan oleh aktor pemerintah maupun non
9 Sri Wulan Destriyani, Lusi Andriyani, and Usni, “Strategi Diplomasi Budaya Untuk Meningkatan
Ekspor Batik indonesia Ke Jepang,” Jurnal Politik Indonesia Dan Global Vol.1, no. NO.2 (2020):
5, https://jurnal.umj.ac.id/index.php/Independen/article/view/7977. 10 Wardi, “Perkuat Litbang Dan Pemasaran, BBKB Melakukan Penandatanganan MoU Dengan
Mr. Masato Kuroda,” Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2018,
budaya yang dibawa oleh diplomat tersebut, hal tersebut tentu bertujuan agar
masyarakat Internasional mengetahui dan tertarik untuk lebih mengenal negra
tersebut. Termasuk Indonesia yang juga menggunakan kebudayaan sebagai sarana
diplomasi.
Bagi Indonesia, budaya merupakan salah satu alat diplomasi yang sangat
efektif untuk mendapatkan citra baik dari negra lain, apalagi Indonesia adalah
negara yang memiliki banyak kebudayaan, dengan kekayaan budaya tersebut
Indonesia tersebut dapat membuat Indonesia menjadi negara yang super power
dalam diplomasi budaya. Budaya yang diwariskan secara turun temurun seperti,
batik, angklung, seni tari, dan budaya lainnya menjadikan Indonesia memiliki
kekuatan tersendiri dalam praktek diplomasi budaya. Kekayaan budaya tersebut
dapat dijadikan sebagai aset negara dan nilai jual untuk kepentingan diplomatik
Indonesia terhadap dunia Internasional.20 Salah satu budaya yang digunakan
Indonesia sebagai alat diplomasi adalah batik.
Diplomasi kebudayaan yang dikemukakan oleh Milton Cummings,Jr
merupakan suatu pertukaran ide-ide, transformasi, seni dan bahkan aspek-aspek
lainnya yang berhubungan dengan budaya di antara bangsa dan masyarakat agar
saling memahami.21 Perbedaan dan ciri khas budaya yang dimiliki setiap negara,
menjadikan budaya memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat seseorang
ketika melihat budaya yang berbeda dari negaranya. maka dari itu budaya dapat
20 Saiman, Loc. Cit. 21 Gabriella, “Peran Diplomasi Kebudayaan Indonesia Dalam Pencapaian Kepentingan
Nasionalnya.”
21
dijadikan sarana praktek diplomasi budaya karena dapat menjembatani suatu
kerjasama antar negara dan memelihara kerjasama di bidang lainnya.22
Sedangkan menurut Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasi, diplomasi
kebudayaan merupakan cara bagi sebuah negara untuk mencapai kepentingan
nasional dengan menggunakan budaya. Dimana dalam pelaksanaannya penggunaan
dalam bidang ekonomi, politik, seni, social dan bidang lainnya dalam siasat
masyarakat internasional.23 Peran pemerintah sebagai aktor resmi dalam
pelaksanaan diplomasi budaya harus mengupayakan kepentingan nasional dengan
menggunakan kebudayaan sebagai instrument dalam praktek diplomasi. Tujuan
diplomasi dari segi budaya yaitu untuk memamerkan atau mempromosikan
kebudayaan yang dimiliki oleh suatu negaqra dengan harapan dapat berdampak
terhadap citra positif suatu negara serta diharapkan dapat mempengaruhi pendapat
umum negara lain melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan yang diadakan oleh aktor
negara maupun non negara.24
Untuk mengkaji penelitian ini maka peneliti menggukan diplomasi budaya
menurut Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari untuk melihat upaya dan cara
aktor Indonesia dalam memperkenalkan atau mempromosikan batik terhadap
Jepang. Dalam pelaksaan melalui pemanfaatan beberapa bidang seperti ekonomi,
politik, serta bidang sosial budaya. Salah satu upaya aktor Indonesia dalam
22 Saiman pakpahan Aldrian, “Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Dalam
Kerangka Japan-Indonesia Partnership Agreement Tahun 2012-2015,” Jurnal Onlie Mahasiswa
Vol.3. No. (n.d.): 7, https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/8771/8439. 23 Tulus Warsito and Wahyuni Kartikasari, Diplomasi Kebudayaan Konsep Dan Relevansi Bagi
Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia, II (Yogyakarta: ombak, 2007). 24 Ibid.
22
melaksanakan diplomasi budaya melalui batik terhadap Jepang dengan
pemanfaatan di bidang ekonomi, melalui perjanjian EPA, FTA, dan IJEPA
membuat Indoesia semakin mudah untuk mengekspor batik ke Jepang dengan
penurunan dan penghapusan tarif ekspor.25 Sedangkan di bidang politik, perjanjian
yang dilaksanakan oleh Indonesia dan Jepang yang tertuang dalam kesepakatan
perdamaian yang berdampak terhadap kerjasama Indonesia dan Jepang dalam
jangka panjang. Sedangkan dibidang sosial dan budaya yaitu dengan didirikannya
Rumah Budaya di Jepang sebagai rujukan masyarakat Jepang yang ingin lebih
mengenal Indonesia.26
1.5.2. Multy Track Diplomacy
Konsep ini mengalami beberapa kali perkembangan yang diawali dari
pemikiraan Joseph Montvile pada tahun 1981 yang menulis sebuah artikel
mengenai urusan luar negeri membuat konsep track pertama dan track kedua yang
kemudian dikembangkan kembali oleh Duta Besar John W.
Pada tahun 1985 Duta Besar John W McDonald dalam bukunya Conflict
Resolution: Track Two Diplomacy yang diterbitkan pada tahun 1987, kemudian
pada tahun 1989 John W McDonal mengembangkan konsep multi track diplomacy
ini menjadi lebih kompleks dengan penambahan satu bab tambahan menjadi lima
jalur multi track diplomacy sebelum pada akhirnya konsep ini kembali
25 Kemendag.go.id, “Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA),” Perdagangan,
Kementerian, 2018, http://ditjenppi.kemendag.go.id/index.php/perdagangan-jasa/perundingan-jasa. 26 Garda Krisnando N Asep Kamalauddin and Rahmadhan Chasdiana, “Implementasi Diplomasi
Kebudayaan Indonesia Di Jepang Melalui Rumah Budaya Indonesia (Rbi) Periode 2017-2019,”
Hournal of Diplomacy and International Studies Vol.1, no. No.1 (2019),