Top Banner
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah satu alat ukur untuk mengetahui tingkat penguasaan atau pencapaian siswa dalam belajar dapat digunakan sebuah instrumen. Instrumen hasil belajar ada dua yaitu tes dan non tes. Instrumen nontes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar tentang sikap, motivasi dll, sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar di ranah kognitif dan psikomotor. Instrumen tes di ranah kognitif dapat berbentuk essay dan pilihan ganda. Sebelum tes yang dibuat oleh seorang guru digunakan untuk mengukur hasil belajar seorang siswa, maka tes tersebut telah dipertimbangkan secara matang. Apakah tes yang dibuat oleh seorang guru bermutu, mengukur apa yang harus diukur, mempunyai konsistensi (reliabilitas yang tinggi) dan dapat membedakan siswa yang pandai dan yang kurang pandai. Umpan balik mutu suatu tes yang dibuat guru dapat diketahui dari skor yang diperoleh oleh siswa dari tes hasil belajar. Skor yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis oleh guru terutama tentang validitas, reliabilitas, daya pembeda serta taraf kesukaran. Dalam hasil observasi kami kali ini di SMK BINA MANDIRI BEKASI akan dibahas perhitungan validitas, reliabilitas, daya pembeda serta taraf kesukaran suatu tes pilihan ganda dengan menggunakan program MS. EXCELL. MANFAAT
21

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Feb 26, 2023

Download

Documents

Arum Harini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Salah satu alat ukur untuk mengetahui tingkat penguasaan atau

pencapaian siswa dalam belajar dapat digunakan sebuah instrumen.

Instrumen hasil belajar ada dua yaitu tes dan non tes. Instrumen

nontes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar tentang

sikap, motivasi dll, sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil

belajar di ranah kognitif dan psikomotor.

Instrumen tes di ranah kognitif dapat berbentuk essay dan

pilihan ganda. Sebelum tes yang dibuat oleh seorang guru

digunakan untuk mengukur hasil belajar seorang siswa, maka tes

tersebut telah dipertimbangkan secara matang. Apakah tes yang

dibuat oleh seorang guru bermutu, mengukur apa yang harus diukur,

mempunyai konsistensi (reliabilitas yang tinggi) dan dapat

membedakan siswa yang pandai dan yang kurang pandai.

Umpan balik mutu suatu tes yang dibuat guru dapat diketahui

dari skor yang diperoleh oleh siswa dari tes hasil belajar. Skor

yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis oleh guru terutama

tentang validitas, reliabilitas, daya pembeda serta taraf

kesukaran. Dalam hasil observasi kami kali ini di SMK BINA

MANDIRI BEKASI akan dibahas perhitungan validitas, reliabilitas,

daya pembeda serta taraf kesukaran suatu tes pilihan ganda dengan

menggunakan program MS. EXCELL.

MANFAAT

Page 2: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Adapun manfaat dari observasi kali ini adalah :

Mahasiswa dapat memahami apakah soal pilihan ganda yang

dibuat mengukur apa yang harus diukur (Validitas).

Mahasiswa dapat memahami konsistensi terhadap suatu soal

pilihan ganda yang telah dibuat (Reliabilitas).

Mahasiswa dapat memahami apakah soal pilihan ganda yang

telah dibuat mempunyai kriteria soal baik, diterima &

perbaiki, perbaiki, dan ditolak berdasarkan perhitungan daya

pembeda.

Mahasiswa dapat memahami tingkat kesukaran tiap butir soal

pilihan ganda yang telah dibuat berdasarkan kriteria tingkat

kesukaran soal.

PENYUSUNAN KISI – KISI SOAL

Kisi-kisi dapat didefinisikan sebagai matrik informasi yang

dapat dijadikan pedoman untuk menulis dan merakit soal menjadi

tes. Dengan Berbagai paket tes yang memiliki tingkat kesulitan,

kedalaman materi, dan cakupan materi sama (paralel) akan mudah

dihasilkan hanya dengan satu kisi-kisi

yang baik.

Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan

Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami

Page 3: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk

soal yang ditetapkan.

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya

memperhatikan empat aspek sebagai berikut:

Urgensi, secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak

harus dikuasai siswa

Relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk

mempelajari atau memahami bidang lain

kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan

atau pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari

dalam jenjang yang sama maupun antar jenjang

kontekstual, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang

tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penulisan soal tes prestasi belajar (TPB), seperti

ujian harian, ujian semester, dan ujian kenaikan kelas, para

pembuat soal perlu mengetahui penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar (SKKD) dalam kurikulum. Berdasarkan indikator

ini, penulis soal dapat mengetahui kemampuan siswa yang akan

diukur sehingga paket soal yang disusun merupakan deskripsi

kompetensi siswa terhadap materi tertentu dalam kurikulum.

Page 4: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses

penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.

Bagan Penjabaran Kompetensi Dasar

*Keterangan diagram

Kompetensi Dasar : Kemampuan minimal yang harus dikuasai

siswa setelah mempelajari materi pelajaran tertentu.

Kompetensi dasar ini diambil dari Standar Isi.

Materi : Bahan ajar yang harus dikuasai siswa berdasarkan

kompetensi dasar yang akan

diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil

disesuaikan dengan indikator yang akan disusun.

Indikator : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur

sebagai petunjuk untuk membuat soal.

Soal : Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.

Diagram di atas menunjukkan bahwa seorang penulis soal dalam

menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator perlu melalui

langkah-langkah berikut:

Memilih kompetensi dasar yang akan diukur

Menentukan materi (bahan ajar)

Page 5: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Membuat indikator yang mengacu pada kompetensi dasar dengan

memperhatikan konteks/materi yang dipilih

Menulis soal berdasarkan indikator yang dibuat.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian

antara indikator yang disusun dan kompetensi dasar, disarankan

untuk melihat kompetensi dasar dan materi yang ada dalam kisi-

kisi. Indikator yang baik harus memiliki kriteria:

Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur

Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur

Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih

Dapat dibuatkan soalnya.

Dalam penyusunan indikator, komponen -komponen yang perlu

diperhatikan adalah subjek, perilaku yang akan diukur, dan

kondisi/konteksnya. Di bawah ini merupakan contoh format kisi-

kisi penulisan soal berikut.

Kisi-Kisi Penulisan Soal Ujian Akhir Sekolah

Satuan Pendidikan : SMAN 29 JAKARTA

Mata Pelajaran : Kimia

Program Studi : IPA

Kurikulum : Tingkat Satuan Pendidikan

Alokasi Waktu : 120 Menit

Jumlah Soal : 30 Pilihan Ganda (PG), 5 Uraian

Page 6: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Format kisi-kisi penulisan soal memuat identitas kisi-kisi

dan matrik spesifikasi rumusan butir soal. Identitas kisi-kisi

minimal memuat nama satuan pendidikan, mata pelajaran, program

studi (jika ada), kurikulum, alokasi waktu, jumlah dan bentuk

soal. Sedangkan matrik spesifikasi setidaknya mencakup kompetensi

dasar (KD), materi, kelas dan semester, indikator, bentuk soal,

dan nomor soal.

Dalam KTSP, SK dan KD telah disediakan sehingga kita hanya

memilihnya bukan menyusunnya, sedangkan untuk materi dan

indikator, penulis soal harus menyusunnya, misalnya dengan

menjadikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus

sebagai salah satau referensi

Sebagaimana telah diketahui, satu SK dapat memuat atau bisa

dikembangkan menjadi beberapa KD (minimal satu KD), kemudian

berdasarkan key word dalam KD, kita bisa menentukan materi.

Sedangkan indikator butir soal disusun berdasarkan KD, satu KD

bisa dikembangkan menjadi beberapa indikator (minimal satu

indikator). Selain itu bentuk soal (penilaian) juga sangat

ditentukan oleh KD dan indikator, sehingga KD tertentu hanya bisa

diukur atau lebih tepat diukur dengan menggunakan bentuk soal

tertentu.

Page 7: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

2.1 PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA

Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut

ini.

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus

menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai

dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.

b. Pengecoh harus bertungsi

c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.

Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.

2. Konstruksi

a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

Artinya, kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan

harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau

penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis.

Setiap butir soal hanya mengandung satu

persoalan/gagasan.

b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila

terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak

diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan

saja.

c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang

benar. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat

kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat memberikan

Page 8: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

petunjuk ke arah jawaban yang benar.

d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat

negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai

terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti

negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan

penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang

dimaksud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif

ganda diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru

pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.

e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari

segi materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus

berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan

oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua

pilihan jawaban harus berfungsi.

f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

Kaidah ini diperlukan karena adanya kecenderungan

peserta didik memilih jawaban yang paling panjang karena

seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap

dan merupakan kunci jawaban.

g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua

pilihan jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan

jawaban di atas benar". Artinya dengan adanya pilihan

jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban

berkurang satu karena pernyataan itu bukan merupakan

materi yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak

homogen.

Page 9: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus

disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka

atau kronologis. Artinya pilihan jawaban yang berbentuk

angka harus disusun dari nilai angka paling kecil

berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan

sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang

menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.

Penyusunan secara unit dimaksudkan untuk memudahkan

peserta didik melihat pilihan jawaban.

i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya

yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang

ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh

peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat

gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada

soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak

berfungsi.

j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata

yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya,

kadang-kadang.

k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal

sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya

menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab

benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal

berikutnya.

3. Bahasa/budaya

Page 10: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam

penulisan soal di antaranya meliputi: a) pemakaian

kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3) anak

kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2)

penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1) penulisan

huruf, (2) penggunaan tanda baca.

b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga

pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/peserta

didik.

c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang

bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan

kata/frase pada pokok soal.

*Butir soal Pilihan Ganda (PG) yang kami buat terdapat pada

lampiran.

2.2 VALIDITAS SOAL

Untuk mengukur instrumen tes objektif dengan skor dikotomi (1

dan 0) digunakan rumus point biserial sebagai berikut:

Keterangan:

rpbi = korelasi point biserial

Mp = rata-rata yang menjawab benar butir soal

rpbi =Mp − Mt

st √ pq

Page 11: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Mt = rata-rata skor total

st = simpangan baku dari skor total

p = proporsi subjek yang menjawab benar butir soal

q = 1 – p

Secara umum langkah yang dilakukan untuk menghitung validitas

butir tes adalah:

1. hitung skor total untuk setiap responden

2. hitung korelasi skor butir dengan skor total

3. tetapkan nilai kritis berdasarkan tabel Product moment dari

Pearson

4. tentukan status butir dengan cara:

a. Label Valid apabila nilai korelasi hasil perhitungan > nilai

r kritis dari

b. Label tidak valid (Drop) apabila nilai korelasi hasil

perhitungan < nilai r kritis

Untuk mencari nilai Mp (rata-rata yang menjawab benar butir

soal) adalah

Misalkan jumlah yang menjawab benar ada 28 orang (responden

selain No. 3 dan 4), dan jumlah skor total setiap responden

selain responden yang menjawab benar (No. 3 dan 4) adalah 244. 

•    Jadi Mp =  244/28 = 8,714

Begitupun seterusnya hingga butir soal ke X.

Untuk mencari nilai Mt (rata-rata skor total) : ∑XtN

Page 12: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Untuk mencari nilai St (simpangan baku dari skor total) :

√∑Xt2N −[∑Xt

N ]2

Untuk mencari nilai p (proporsi subjek yang menjawab benar

butir soal) adalah jumlah responden yang menjawab benar pada

setiap butir soal dibagi dengan banyaknya seluruh responden.

TABEL III

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

NTaraf

Signifikansi NTaraf

Signifikansi NTaraf

Signifikansi5% 1% 5% 1% 5% 1%

Page 13: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

0,997

0,950

0,878

0,811

0,754

0,707

0,666

0,632

0,602

0,576

0,553

0,532

0,514

0,497

0,482

0,468

0,456

0,444

0,433

0,423

0,413

0,404

0,396

0,388

0,999

0,990

0,959

0,917

0,874

0,834

0,798

0,765

0,735

0,708

0,684

0,661

0,641

0,623

0,606

0,590

0,575

0,561

0,549

0,537

0,526

0,515

0,505

0,496

27

28

29

30

31

32

0,381

0,374

0,367

0,361

0,355

0,349

0,487

0,478

0,470

0,463

0,456

0,449

0,442

0,436

0,430

0,424

0,418

0,413

0,408

0,403

0,398

0,393

0,389

0,384

0,380

0,376

0,372

0,368

0,364

0,361

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

125

150

175

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,266

0,254

0,244

0,235

0,227

0,220

0,213

0,207

0,202

0,195

0,176

0,159

0,148

0,138

0,113

0,098

0,088

0,080

0,074

0,070

0,065

0,062

0,345

0,330

0,317

0,306

0,296

0,286

0,278

0,270

0,263

0,256

0,230

0,210

0,194

0,181

0,148

0,128

0,115

0,105

0,097

0,091

0,086

0,081

33 0,34434

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

0,339

0,334

0,329

0,325

0,320

0,316

0,312

0,308

0,304

0,301

0,297

0,294

0,291

0,288

0,284

0,281

0,279

Page 14: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

Contoh perhitungan manual validitas soal pada butir ke-11:

rpbi =Mp − Mt

st √ pq

= 16,25−14,5152,966 √0,1210,879

= 0,217

Contoh perhitungan manual validitas soal pada butir ke-27:

rpbi =Mp − Mt

st √ pq

= 19,5−14,5152,966 √0,0610,939

= 0,428

Contoh perhitungan manual validitas soal pada butir ke-28:

rpbi =Mp − Mt

st √ pq

= 15,033−14,5152,966 √0,9090,091

= 0,552

Page 15: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

2.3 RELIABILITAS SOAL

Reliabilitas Tes menunjuk pada keajegan (konsistensi) dari

nilai yang diperoleh sekolompok individu dalam kesempatan yang

berbeda dengan tes yang sama atau itemnya ekuivalen. Dalam

perhitungan reliabilitas, hanya dihitung butir-butir soal yang

valid saja, sedangkan soal yang tidak valid tidak digunakan.

Untuk mengukur instrumen tes objektif dengan skor dikotomi (1

dan 0) dihitung dengan menggunakan rumus Kuder Richardson (KR–20).

KR−20=K

K−1 (1−∑ pqs2 )

Keterangan:

K-R20 = indeks keterandalan butir soal

K = jumlah butir tes (yang valid)

s2 = varians total

p = proporsi jawaban yang benar terhadap butir soal

q = proporsi jawaban yang salah terhadap butir soal (1 -

P)

Untuk mencari varians total menggunakan rumusan:

Page 16: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

S2 = ∑X2−(∑X)N

2

N−1

Menurut Guilford, 1956: 145 kategori koefisien reliabilitas

adalah sebagai berikut:

0,80 < r11 < 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 < 0,80 = Reliabilitas tinggi

0,40 < r11 < 0,60 = Reliabilitas sedang

0,20 < r11 < 0,40 = Reliabilitas rendah.

-1,00 < r11< 0,20 = Reliabilitas sangat rendah (tidak

reliable).

SARAN

Perlu adanya komunikasi yang baik kepada Guru dan Siswa

tentang materi yang telah diajarkan kepada siswa dan telah

dimengerti oleh siswa.

Page 17: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah
Page 18: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah
Page 19: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah
Page 20: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah
Page 21: PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah

DAFTAR PUSTAKA

L. Tokheim, Roger. 1995. Elektronika Digital Edisi Kedua. Jakarta :

Erlangga.

Malvino, Paul Albert. 1985. Prinsip - Prinsip Elektronik. Jakarta :

Erlangga.

Pusat Penilaian Pendidikan. 2007. Pedoman Penulisan Soal PilihanGanda.pdf . Jakarta: BALITBANG - DEPDIKNAS.