BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak jenis bahan cetak yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi salah satu fungsi dari bahan cetak adalah dapat dipakai untuk memperoleh model studi dan model kerja pada pasien. Cetakan rahang yang baik akan menghasilkan suatu geligi tiruan lengkap dengan retensi (kokoh), stabil, estetik serta mempunyai dukungan yang baik. Dalam pembuatan geligi tiruan lengkap dilakukan dua kali pencetakan yaitu pencetakan pendahuluan agar diperoleh cetakan anatomis sedangkan pencetakan kedua atau akhir agar diperoleh cetakan fisiologis. Untuk membuat cetakan pertama umumnya dipergunakan bahan cetak irreversible hydrocolloid dengan sendok cetak sediaan. Dari pencetakan pendahuluan diperoleh suatu model anatomis yang disebut juga model studi. Dari model ini dapat dipelajari masalah yang timbul selama perawatan geligi tiruan lengkap, selain itu juga diperlukan untuk mendiagnosis atau sebagai penunjang diagnosis dan dapat pula dipergunakan untuk membuat sendok cetak perorangan. Untuk memperoleh cetakan kedua yang optimal pada perawatan geligi tiruan lengkap, sendok cetak perorangan memegang peranan penting. Sendok cetak perorangan adalah sendok cetak yang dibuat 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak jenis bahan cetak yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi salah satu fungsi dari
bahan cetak adalah dapat dipakai untuk memperoleh model studi dan model kerja pada pasien.
Cetakan rahang yang baik akan menghasilkan suatu geligi tiruan lengkap dengan retensi (kokoh),
stabil, estetik serta mempunyai dukungan yang baik. Dalam pembuatan geligi tiruan lengkap
dilakukan dua kali pencetakan yaitu pencetakan pendahuluan agar diperoleh cetakan anatomis
sedangkan pencetakan kedua atau akhir agar diperoleh cetakan fisiologis.
Untuk membuat cetakan pertama umumnya dipergunakan bahan cetak irreversible
hydrocolloid dengan sendok cetak sediaan. Dari pencetakan pendahuluan diperoleh suatu model
anatomis yang disebut juga model studi. Dari model ini dapat dipelajari masalah yang timbul
selama perawatan geligi tiruan lengkap, selain itu juga diperlukan untuk mendiagnosis atau
sebagai penunjang diagnosis dan dapat pula dipergunakan untuk membuat sendok cetak
perorangan.
Untuk memperoleh cetakan kedua yang optimal pada perawatan geligi tiruan lengkap,
sendok cetak perorangan memegang peranan penting. Sendok cetak perorangan adalah sendok
cetak yang dibuat khusus untuk rahang seseorang (individu tertentu) karena tidak ada rahang
yang sama, baik bentuk maupun keadaannya. Maka dari itu untuk membuat sendok cetak
perorangan diperlukan desain yang cermat dan dibuat pada model rahang dari hasil cetakan
pertama (cetakan anatomis). Untuk memperoleh penutupan tepi yang rapat (peripheral seal)
suatu geligi tiruan lengkap, ditentukan sejak pembentukan tepi sendok cetak perorangan.
Pembentukan ini dilakukan dengan menggunakan bahan kompon yang mempunyai titik leleh
rendah (low fusing compund) yang sering disbut juga green stick compound.
Dengan desain sendok cetak perorangan yang tepat dan tepi yang rapat diharapkan akan
diperoleh cetakan kedua yang tepat pula. Untuk menjamin ketepatan ini, diperlukan boxing dari
cetakan kedua agar diperoleh model kerja yang akurat. Model kerja sangat penting karena akan
menjadi landasan diamana geligi tiruan lengkap dibuat.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana syarat bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis?
2. Apa saja tipe bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis ?
3. Apa saja sifat, komposisi, manipulasi serta aplikasi bahan cetak kedokteran gigi dari
bahan cetak elastic dan non elastis?
4. Apa saja tipe sendok cetak?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami syarat bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic
dan non elastis?
2. Mengetahui dan memahami tipe bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan
non elastis ?
3. Mengetahui dan memahami sifat, komposisi, manipulasi serta aplikasi bahan cetak
kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis?
4. Mengetahui dan memahami tipe sendok cetak?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembuatan sebagian besar alat-alat yang akan dipasang di dalam mulut (misalnya gigi
tiruan, mahkota, inlay, jembatan dan alat orthodontia) membutuhkan persiapan model jaringan
mulut pasien. Salah satu kegunaan bahan cetak adalah untuk mendapatkan cetakan negatif
jaringan tersebut. Cetakan ini dipakai untuk mendapatkan model positif dengan mempergunakan
salah satu bahan model atau die yang ada (Combe, 1992:211).
Bahan cetak berbentuk encer atau pasta dimasukkan ke dalam mulut dengan pertolongan
sendok cetak yang sesuai besarnya. Pengerasan bahan tersebut berlangsung dapat oleh karena
pendinginan atau melalui suatu reaksi kimia. Bahan cetak yang lebih encer lebih mudah
melepasnya dari jaringan. Secara umum hal ini dikenal sebagai bahan cetak mucostatic. Bahan
cetak yang lebih kental dikenal muco-compressive (Combe, 1992:211).
Membuat cor atau model adalah tahap penting dalam sejumlah prosedur kedokteran gigi.
Berbagai jenis cor dan model dapat dibuat dari produk gips dengan menggunakan cetakan atau
reproduksi negatif sebagai tempat untuk gips. Pada cetakan gipsum inilah dokter gigi merancang
dan membuat konstruksi baik untuk protesa lepasan maupun cekat. Jadi, hasil cor harus secara
akurat mewakili struktur mulut (Philips, 2003:94).
Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan
dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria berikut. Pertama, bahan tersebut
harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada
dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan
tersebut harus berubah (mengeras) menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu.
Idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari 7 menit. Akhirnya cetakan yang mengeras
harus tidak berubahatau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap
stabil sehingga bahan cor dapat dituang. Kondisi lingkungan serta karakteristik jaringan sering
kali menentukan pilihan bahan mutu cetakan dan mutu hasil cor (Philips, 2003:94).
3
Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversibel atau ireversible, berdasarkan pada
cara bahan tersebut mengeras. Istilah irreversible menunjukkan bahwa reaksi kimia telah
terjadi.jadi, bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi.
Misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol (OSE), dan plaster of paris
mengeras dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi.
Sebaliknya, reversibel berarti bahan tersebut melunak dengan pemanasan dan memadat dengan
pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak termasuk
dalam kategori ini. Kompoun cetak adalah campuran resin dan malam serta diklasifikasikan
sebagai substansi termoplastik.
Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah menurut penggunaannya. Beberapa
bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan atau
mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum
ditemukannya agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi,
bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi.
Sebenarnya, pasta cetak OSE dan plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan
tersebut tidak menekan jaringan selama pelekatan cetakan. Sebelum perkembangan baru-baru ini
dari bahan cetak elastomerik yang amat cair (light body). Bahan cetak pasta dan plaster of paris
seringkali digunakan sebagai bahan pilihan untuk mencetak struktur mulut pada pembuatan gigi
tiruan lengkap. Bahan lain yang diklasifikasikan sebagai bahan tidak elastik adalah kompoun
cetak.
Bahan cetak elastik termasuk kategori pengguanaan kedua. Bahan ini dapat secara akurat
mereproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah
interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan
digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk
unit restorasi tunggal.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Mapping
3.1 Syarat bahan cetak kedokteran gigi
Suatu bahan cetak hendaknya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Ketepatan
Ini jelas penting, karena suatu hasil restorasi atau alat yang dibuat di laboratorium tidak
akan bias lebih teliti daripada cetakan dari mana model kerjanya diperbuat.
5
Bahan Cetak Syarat
Tipe
Komposisi
Sifat
Kelebihan Kekurangan
Manipulasi
Aplikasi
Untuk mendapatkan ketepatan yang sebesar-besarnya, penting diperhatikan factor-faktor
sebagai berikut :
i. sifat-sifat rheology ; bahan hendaknya berada dalam keadaan encer atau plastis
sewaktu dimasukkan ke dalam mulut ; hendaknya cukup encer sehingga dapat
menghasilkan cetakan yang teliti dan halus ; harus mempunyai waktu kerja yang
cukup, selama mana tidak terjadi peningkatan viskositas yang berarti.
ii. Perubahan dimensi yang terjadi sewaktu hendak dilepas dari mulut,
sehingga adanya undercut dapat tercatat tanpa terjadi kerusakan cetakan. Bahan
hendaknya merekat pada sendok cetak.
iii. Sebaiknya bahan cukup elastic sewaktu dilepas dari mulut, sehingga adanya
undercut dapat tercatat tanpa terjadi kerusakan cetakan. Bahan hendaknya
merekat pada sendok cetak.
iv. Perubahan dimensi selama penyimpana hasil cetakan dilaboratorium
hendaknya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
v. Hendaknya dapat bercampur (compatible) dengan bahan model/die.
b. sifat-sifat lain
i. Tidak toksis dan tidak mengiritasi, mempunyai bau dan rasa yang dapat
ditoleransi.
ii. Mempunyai waktu setting yang sesuai, artinya bahan cetak hendaknya tidak
pwerlu berada di dalam mulut selama lebih dari lima menit, untuk mencegah
kelelahan baik operator dan pasien
iii. Stabil pada penyimpanan untuk jangka waktu lama.
(E.C.Combe,1992)
6
3.2 Tipe bahan cetak kedokteran gigi
1. Elastik
Hidrocoloid : Reversible : Agar
Irreversible : Alginate
Elastomer : a. Polysulphida
b. Silikon
c. Polyether
2. Non- elastik : a. Plaster of Paris
b. Impression composition (Compound)
c. Zinc Oxide Eugenol & pasta sejenisnya
d. Bahan cetak dari wax
e. Bahan lain : Gutta percha
Peripheral seal
3.3 Sifat, Komposisi, manipulasi, dan aplikasi dari masing-masing bahan cetak dalam
Kedokteran Gigi
3.3.1 Bahan cetak elastik
3.3.1.1 Hidrocoloid
Substansi koloid merupakan kombinasi dari wujud apapun, dengan pengecualian
bentuk gas. Sebagai contoh, benda cair atau padat dalam udara disebut aerosol, benda
gas, cair, atau padat dalam cairan disebut liosol, benda gas, cair, dan padat dalam benda
padat disebut foam, emulsi, padat, dan suspensi padat. Semua penghamburan koloid
dinamakan sol tanpa melihat jenis fase penghambur. Bahan koloid yang digunakan untuk
menbuat cetakan baik agar maupun alginat dilarutkan dalam air. Oleh karena itu disebut
Hidrokoloid.
Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversible dan irreversible berdasarkan
cara bahan tersebut mengeras. Istilah Irreversible menunjukkan reaksi kima telah terjadi,
jadi bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula. Sedangkan Reversible berati
melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan
kimia.
7
Koloid dapat berada dalam keadaan sol dan gel. Dalam keadaan sol bahan ini
berupa suatu caiaran kental. Sol dapat berubah menjadi gel yaitu konsistensi seperti jelly,
disebabkan adanya penggumpalan molekul yang tadinya tersebar menjadi serat atau
rantai membentuk suatu rangkaian jala. Serat-serat ini kemudian mengikat media
tempatnya tersebar (misalnya air).
Sol dapat diubah menjadi gel dengan dua cara :
a. Menurunkan suhu; (bersifat reversible). Dengan memanaskan maka sol dapat diperoleh
kembali; misalnya agar. Pada gel ini serat-serat terikat satu sama lain oleh gaya Van der
Waals.
b. Membentuk gel dengan reaksi kimia; (bersifat irreversible).
Bila suatu gel ditempatkan dalam air, gel tersebut akan menyerap air melalui
suatu proses yang dikenal dengan imbibisi. Gel membengkak selama Imbibisi sehingga
mengubah dimensi awalnya. Imbibisi dapat menyebabkan distorsi sebanyak sineresis dan
penguapan. Efek dari sintesis, penguapan, dan imbibisi harus dibatasi untuk menjamin
dimensi yang tepat dari cetakan. Dalam penggunaan hidrokoloid sebagai bahan cetak
maka bahan ini dimasukkan dalam mulut dalam keadaan sol swaktu masih cukup encer
agar dapat mencatat detil-detil rahang. Pada fase ini pembentukan gel belum dimulai.
Bahan dikeluarkan dari mulut setelah terbentuk gel dimana bahan sudah menunjukkan
sifat elastis. Syneresis dan Imbibissi gel harus dicegah karena syneresis dapat
menyebabkan pengerutan dan imbibisi mengakibatkan terjadinya ekspansi.
A. Agar
Agar adalah koloid hidrofilik organik (polisakarida) diekstrak dari rumput laut jenis
tertentu. Merupakan suatu ester sulfurik dari polimer linier galaktosa. Terdapat dalam
konsentrasi 8%-15%, bergantung terhadap sifat bahanyang dimaksud. Kandungan utama
berdasarkan berat air (>8%). Bahan ini modifikasi terdapat dalam jumlah sedikit,
memberikan pengaruh cukup besar terhadap sifat bahan.
8
• Komposisi
Konstitusi Persentase Fungsi
Agar
Borax
Natrium
Sulfat Air
14
0,2
2
83,8
Koloid
Memperkuat gel, tetapi memper-lambat waktu setting bahan gips
keras
Mempercepat waktu setting gips keras
Media tempat tersebarnya koloid
Sifat-sifat Agar
1. Ketepatan
Rheology : Bahan ini dibuat cukup encer sehingga seandainya dikerjakan dengan
benar sanggup mencetak detil yang halus.
Bagian yg terlebih dulu mengeras adalah bahan yang berkontak dengan sendok
karena bagian ini lebih dingin daripada jaringan. Jdi bahan yang berkontak dengan
berada dalam keadaan cair agak lama dapat mengalir sehingga mengeliliner bagian
cetakan yang kurang sempurna yang diakibatkan oleh karena adanya perubahan
dimensi atau karena bergeraknya sendok cetak.
Bahan yang telah set dapat dikeluarkan melalui undercut.
Model diisi langsung setelah pencetakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
syneresis dan imbibisi.
Kompatibel thd bahan model tergantung senyawa kimia yang terkandung pada bahan
cetak.
2. Sifat-sifat lain
Bahan ini tidak toksis dan tidak iritasi.
Waktu settingnya agak lambat, kecuali diberi pendinginan yang efisien.
9
Tahan cukup lama dipakai (Bahan dapat dipergunakan berulang-ulang dan dapat
disterilisasi). Tanpa adanya akselerator untuk setting stone dapat diperoleh
permukaan halus.
Pemakaian Agar
Untuk pencetakan prosthodonsia dan pekerjaan mahkota dan jembatan.
Digunakan di lab untuk duplikasi model karena dapat dipergunakan berulang-ulang.
Kini byk digantikan oleh alginate dan elastomer. Tp akhir-akhir ini penggunaan agar
banyak dicampur alginate.
Manipulasi Agar
Bahan dalam container disegel untuk mencegah penguapan air. Bahan ini dicairkan
dengan memanaskan tabungnya dlm air mendidih + 10 menit.
Tabung dikocok sampai rata - dibiarkan sampai dingin (45oC) kemudian dipindahkan dari
tabung ke dalam sendok cetak.
Dibiarkan dalam posisinya di dalam mulut sampai menjadi gel.
Pembentukan gel agak lambat, dapat dipercepat dengan cara:
– Menyemprot sendok cetaknya dengan air dingin
– Menggunakan sendok cetak yang memiliki saluran-saluran untuk mengalirkan air
dingin.
Gel ---(heating)---> Sol ---(cooling) ---> Gel
B. Alginat
Faktor penyebab keberhasilan bahan cetak ini adalah:
• Manipulasi mudah
• Nyaman bagi pasien
10
• Retatif tidak mahal karena tidak memerlukan banyak peralatan
Komposisi
Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid irreversible adalah salah satu alginat yang
larut air, seperti natrium, kalium atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air, dicampur air
bahan tersebut membentuk sol.
Konstitusi Persentase Fungsi
Larutan garam asam alginik/polysaccarida
misal: Na, K, ammonium alginate.
Garam kalsium alginate yang lambat larut
misal CaSO4, 2H2O
Trisodium phosphate
Bahan pengisi (misal diatomaceous earth)
Siliko fluoride, atau fluoride
Bahan pewangi
Indikator kimia (terdapat pada beberapa
bahan)
12
12
2
70
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Bereaksi dengan Ca2+ menghasilkan gel kalsium alginate
Melepas Ca2+ untuk bereaksi dengan alginate
Bereaksi dengan Ca2+ menghasilkan Ca3(PO4)2,
untuk menghalangi pembentukan gel.
Meningkatkan kohesi campuran memperkuat gel.
Memperbaiki permukaan model stone.
Supaya lebih disenangi pasien.
warna dapat berubah dengan berubahnya pH,
utk menunjukkan perbedaan tahap manipulasi,
misal merah jambu sewaktu siap untuk diisi
ke sendok cetak, putih ketika bahan siap untuk
dimasukkan ke dalam mulut.
Sifat Alginat
1. Ketepatan
• Sifat rheology : cukup encer untuk mencatat detail halus.
• Rx lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga bahan yang berkontak dengan
jaringan mengeras lebih dahulu.
11
• Tekanan yang tiba-tiba menimbulkan tegangan pada bahan dan menyebabkan
perubahan setelah keluar dari RM.
• Cukup elastis untuk ditarik melewati undercut meski kadang-kadang bagian cetakan
dapat patah bila melalui undercut yang dalam.
• Tidak stabil pada penyimpanan
• Kompatibel dengan model plaster dan stone
2. Sifat lainnya
• Bahan tidak toksis dan tidak mengiritasi; rasa dan bau bisa ditoleransi.
• Waktu setting tergantung pada komposisi dan pada suhu pencampuran.
• Tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau kondisi yang lebih hangat dari
suhu kamar.
3. Keakuratan
Sebagian besar cetakan alginat tidak mapu memproduksi detail yang halus yang tidak
dapat dperoleh dengan cetakan elastometrik lainnya. Kekasaran cetakan permukaan dapat
menyebabkan distorsi pada tepi gigi yang dipreparasi.
Pemakaian Alginat
Bahan ini biasanya tidak dipergunakan untuk mencetak inlay, mahkota, dan pekerjaan
jembatan tetapi dipergunakan dengan hasil sangat baik untuk cetakan prosthetic dan
orthodonsia. Alginate kurang stabil (dimensionil) dibandingkan dengan elastomer.
Manipulasi
Secara ringkas untuk dapat memperoleh hasil cetakan yang baik, perlu di[erhatikan hal
berikut ini:
Kontainer dikocok dulu sebelum dipakai agar merata.
Bubuk & air diukur sesuai anjuran pabrik
Biasanya digunakan air dengan suhu kamar. Waktu setting :
12
- lebih cepat à air hangat
- lebih lambat à air dingin.
Retensi pada sendok cetak diperoleh dengan:
- Sendok cetak berlubang-lubang
- Bahan adhesive (sticky wax yang dicairkan atau methyl cellulose).
Dikeluarkan dengan tiba-tiba/cepat dari jaringan untuk menjamin keadaan elastis yang
paling baik.
Kekuatan gel maksimal untuk mencegah fraktur dan menjamin cetakan cukup elastis ketika
dikeluarkan dr RM.
Setelah keluar, hendaknya :
- Disiram air dingin untuk menghilangkan saliva
- Ditutup kain kasa lembab untuk mencegah syneresis