Page 1
BAB I
KEADAAN GEOLOGI
PT. Indominco Mandiri merupakan anak perusahaan dari
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk memegang kontrak Perjanjian Kerjasama
Pengusahaan Batubara (PKP2B) seluas 25.121 Ha yang terletak di Kabupaten
Bontang, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Wilayah penambangan dibagi menjadi dua blok, yaitu: Blok Barat (West Block)
dengan luas 18.100 Ha dan Blok Timur (East Block) dengan luas 7.021 Ha
(Gambar I.1).
Pekerjaan ini masih dalam lingkup Bontang Coal Project yang
didefinisikan menjadi 2 daerah tambang yang utama. Daerah tersebut adalah
daerah West Block (Blok Barat) dan East Block (Blok Timur).
GAMBAR 1.1
LOKASI WEST BLOCK DAN EAST BLOCK
PT.INDOMINCO MANDIRI
I-1
Project
Location
Project
LocationWESTBLOCK
EASTBLOCKPRODUCTION
FOREST PROTECTION FOREST
Coal Haul Road
Sam
arin
da –
Bon
tang
roa
d
Pipe line PT. Badak
MAKASSAR STRAIT
PORT STOCK YARD
Tanjung Meranggas Barge Berth
Panamax Berth
KUTAI NATIONAL PARK
KUTAI TIMUR
BONTANG
KUTAI KARTANEGARA
Ktd Crusher
North UG Project
Central UG Project
Page 2
I.1. Tahapan Eksplorasi
Perkiraan cadangan tertambang dibuat berdasarkan pada pengeboran
eksplorasi, test pits (sumur uji), geophysical well logging, pengumpulan dan
analisis percontoh, geological mapping (pemetaan geologi), pemetaan
topografi (aerial dan terrestrial), dan permodelan komputer untuk lapisan
batubara dari Bontang deposit.
Pada mulanya West Block dijadikan initi project untuk ditambang
lebih dahulu, kemudian akan diikuti oleh East Block yang belum menjadi
target pada awal pengembangan karena nilai kalori dan kandungan sulfur
yang tidak memenuhi permintaan pasar.
Eksplorasi pada deposit di Bontang telah dilakukan oleh PT
Indominco Mandiri mulai Mei 1992 sampai November 1993.. Tahapan 1
merupakan pengeboran eksplorasi pada East Block dan West Block. Tahapan
2 dilanjutkan dengan pengeboran lebih rinci pada West Block. Tahapan 3
adalah pembuatan sumur uji dekat dengan singkapan, dan pengeboran 8
lubang bor geoteknik pada West Block. Tabel I.1 merangkum program
eksplorasi yang dilakukan.
TABEL I.1
RINGKASAN PROGRAM EKSPLORASI AWAL
PT.INDOMINCO MANDIRI
ParameterTotal East
Block dan West BlockKedalaman Pengeboran (m) 53.307Kedalaman Coring (m) 7.132Kedalaman Geophysical Well Logging (m) 49.913Lubang non coring 355Lubang Coring 158Test Pits 430Analisis Sample (buah ) : Chip Coal Core Diluent Core Coal Test Pits Diluent Test Pits
343743560166145
I-2
Page 3
Pengeboran dan pemetaan lapangan yang dilakukan pada eksplorasi
tahapan 1, adalah untuk mengindikasikan cadangan batubara yang potensial
untuk ditambang di East Block dan West Block. Total pengeboran coring
yang dilakukan adalah sebanyak 55 pada kedua blok tersebut antara Oktober
1990 sampai Maret 1992.
Eksplorasi tahapan 1 berakhir pada Mei 1992, dan dilanjutkan lagi
sampai September 1992. Total pengeboran yang dilakukan adalah 211 lubang
rotary drill holes dan 52 core holes pada 207 titik di lapangan East Block
dan West Block.
Eksplorasi tahapan 2 dibatasi hanya pada West Block, Bontang.
Kegiatan ini dilaksanakan pada November 1992 dan dilanjutkan lagi sampai
January 1993. Total jumlah lubang telah diselesaikan 141 rotary drill hole
dan 46 core hole. Sample batubara yang diperoleh digunakan untuk
menyusun model endapan batubara yang akurat pada West Block.
Eksplorasi tahapan 3 terdiri dari kegiatan sampling yang dilakukan
dengan membuat sumur uji dan melakukan pengeboran 8 lubang bor
geoteknik pada pilot mine dan deep pit area.
Eksplorasi tahapan 3 ini mulai dilakukan pada bulan Mei 1993 sampai
November 1993. Selama tahapan 3, telah diselesaikan 430 sumur uji, 3
rotary holes dan 5 core holes.i.
I.2. Keadaan Geologi
Wilayah penambangan PT Indominco Mandiri termasuk dalam
cekungan Kutai. Litologi di wilayah studi ini berupa endapan sedimen
berumur Miosen dan Pliosen yang mendasari daerah Kalimantan Timur,
terlipat menjadi beberapa antiklin dan sinklin berarah Utara hingga Timur
Laut membentuk Antiklinorium Samarinda. Daerah Bontang terletak di
pinggir timur struktur ini. Secara garis besar terdapat lima kelompok batuan.
I-3
Page 4
Salah satu dari lima kelompok batuan tersebut adalah formasi
Kampung Baru yang berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Kelompok ini
dibedakan atas Formasi Tanjungbaru dan Formasi Sepinggan. Dari lima
kelompok batuan tersebut hanya kelompok Kampung Baru yang mempunyai
peran penting bagi pembentukan akuifer tertekan pada daerah satuan
bermorfologi dataran. Hal ini disebabkan oleh sifat batuan penyusunnya yang
lurus air, dan karena penyebarannya mendominasi bagian timur daerah
penyelidikan. Kelompok Kampung Baru ini sangat mendukung terbentuknya
akuifer tertekan.
I.3. Litologi
Secara garis besar terdapat 5 formasi utama pada daerah ini. Rincian
formasi tersebut adalah sebagai berikut :
Formasi Pamaluan
Formasi pamaluan berumur akhir Oligosen sampai awal Miosen.
Formasi ini tersusun oleh mudstone abu-abu sampai hitam dan serpih
dengan sisa tumbuh-tumbuhan. Bagian bawah dari formasi Pamaluan
terdiri atas batu lanau yang pejal dan mudstone sisipan tipis batupasir
halus.
Bagian atas formasi Pamaluan terutama tersusun oleh mudstone dengan
pecahan concoidal atau serpih. Juga terdapat sisipan batubara, batu pasir
serta lapisan batu gamping tipis. Formasi ini tersingkap di Gunung
Palakan membentuk antiklin Palakan dan antiklin Barung.
Formasi Bebulu
Formasi Bebulu terdiri dari limestone berselang seling dengan shale,
siltstone, dan sandy limestone. Terbentuk pada jaman Miosen atas dan
merepresentasikan lingkungan pengendapan laut dangkal.
Formasi Pulaubalang I-4
Page 5
Formasi Pulaubalang berumur Miosen atas sampai Miosen tengah, dan
terletak selaras di atas formasi Pamaluan. Formasi Pulaubalang terdiri
dari graywacke dan quartz sandstone, berselang seling dengan claystone,
siltstone, limestone, dan batubara yang terbentuk pada jaman miocene
tengah. Kondisi tersebut merepresentasikan lingkungan terrestrial – laut
dangkal. Batu pasir berwarna kelabu muda berbutir halus sampai kasar,
ketebalan berkisar antara beberapa sentimeter hingga lima meter.
Singkapan batubara terutama dijumpai dalam lapisan di sungai,
berwarna hitam, ketebalan berkisar antara 0,1 meter dan lebih dari 3,5
meter. Formasi ini mengandung seam batubara utama di East Block.
Formasi Balikpapan
Formasi Balikpapan berada di atas formasi yang terdahulu, merupakan
Coal bearing formation pada West Block. Formasi ini terdiri dari
siltstone, sandstone, conglomerate, dan seam batubara utama pada
formasi teratas; serta claystone yang berselang seling dengan siltstone,
limestone, tuff, dan seam batubara tipis pada formasi di bawahnya.
Formasi ini terbentuk pada jaman miocene akhir dan merepresentasikan
lingkungan pengendapan delta regressive sampai delta datar pada bagian
terbawah formasi dan lingkungan pengendapan fluvial sampai floodplain
pada bagian teratas formasi. Formasi Balikpapan di overlay oleh lapisan
tipis (1 – 3 meter) unconsoldated alluvial gravel, sand, dan clay.
Formasi Kampung Baru
Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Formasi dibagi
menjadi 2 yaitu formasi Tanjungbaru dan formasi Sepinggan. Formasi
Tanjungbaru berumur moicene tengah sampai miocene atas. Formasi ini
tersusun atas selingan serpih lempung, batu lanau, pasir dan batubara
membentuk satu runtuhan. Lingkungan pengendapannya adalah neritik.
Batu pasir berwarna putih sampai putih kekuningan berbutir halus
sampai sedang, terutama tersusun oleh kuarsa, dan umumnya bersifat
lepas. Lempung mengandung karbon lunak, liat, berwarna abu-abu.
I-5
Page 6
Serpih terdapat sebagai lapisan tipis sampai tebal, lunak, mengandung
karbon, dan berwarna abu-abu gelap.
Formasi Sepinggan berumur Miosen tengah sampai Pliosen. Formasi ini
tersusun oleh lempung lunak dengan lapisan pasir yang tipis, batu
gamping kristalin sampai chalky, pasir kuarsa dan batu gamping dengan
batu lanau. Lingkungan pengendapannya adalah neritik.
Tidak ada korelasi antara lapisan di East Block dan West Block,
sehingga ada keraguan apakah East Block dan West Block berada pada
formasi yang sama. Peta geologi regional ( Sam Supriatna, tahun 1992 )
menunjukkan bahwa batubara blok barat terbentuk pada Formasi Balikpapan
sedangkan batubara blok timur terbentuk pada Formasi Pulaubalang (jaman
Miosen), dimana formasi tersebut lebih tua daripada Formasi Balikpapan.
Ada perbedaaan litologi diantara blok timur dan blok barat, dimana
mudstone lebih dominan daripada sandstone pada blok timur, sementara blok
barat mempunyai sandstone dalam jumlah yang besar. Ini menunjukkan
topografi yang lebih ekstrem pada blok barat dimana sandstone berada pada
bukit yang terjal sementara itu topografi lebih landai pada blok timur. Lapisan
batubara pada blok timur yang mengandung sulphur dan sodium yang tinggi,
mungkin mengindikasikan pengaruh yang tinggi dari laut daripada blok barat.
Ini dimungkinkan bahwa kedua blok berada pada sequence yang sama pada
saat pembentukan endapan sedimen delta.
Pada skenario ini, blok timur merepresentasikan sekuen yang lebih
muda dan lebih dekat ke pantai, sehingga kecil dominasi dari proses fluvial
dan lebih dipengaruhi oleh proses marine (ditunjukkan dengan limestone
beds). Dan blok barat berada jauh dari pantai sehingga lebih dipengaruhi oleh
proses fluvial.
Ada 52 lapisan batubara sampai dengan total kedalaman lapisan
sedimen 500 meter. Lapisan batubara berselang dengan sandstone dan
claystone. Seam batubara dinamakan dari Seam 1 sampai Seam 19 menurun I-6
Page 7
dari seam batubara teratas sampai seam batubara terbawah. Ada 27 seam
batubara utama dengan pemisahnya, dan 25 seam batubara minor.
I.4. Struktur
Batuan sedimen berumur Miosen dan Pliosen yang mendasari daerah
Kalimantan Timur terlipat menjadi beberapa seri antiklin dan sinklin berarah
utara hingga timur-laut membentuk antiklinorium Samarinda. Antiklin
Api-Api merupakan antiklin terakhir dari rangkaian antiklin yang
penyebarannya sampai batas timur zona lipatan. Lapisan batuan di sebelah
timur rangkaian antiklin ini makin landai kemiringannya dan makin muda
umurnya ke arah pantai. Struktur geologi antiklin Api-Api termasuk komplek,
tersusun oleh batugamping pejal, batugamping lempungan, batulempung,
batulempung karbonat, dan batupasir yang semuanya mempunyai kemiringan
lapisan yang curam. Sesar utama terdapat dekat sumbu antiklin dimana
bagian sebelah timur merupakan blok yang turun.
Struktur geologi pada Bontang Deposit West Block adalah sinklin
dengan plunge ke arah Selatan dengan sumbu ke arah utara-selatan.
Kemiringan lapisan bervariasi antara 7 – 13O. Tidak ada sesar mayor di West
Block. Walaupun terdapat sesar minor, namun keberadaannya tidak
menyebabkan pergeseran yang signifikan pada lapisan batubara.
Sementara struktur utama pada daerah East block adalah Runtu
Syncline. Sumbu sinklin tersebut mendekati arah utara selatan. Runtu
Syncline memiliki plunge ke arah utara yang besarnya mendekati 15O.
Kemiringan sayap timur dari sinklin besarnya antara 15 – 45O, sedangkan
sayap barat lebih landai dengan kemiringan antara 10 – 35O. Blok timur
dibatasi pada bagian timur dan barat oleh thrust fault major. Struktur sesar
pada bagian timur dikenal sebagai Runtu Thrust sedangkan struktur pada
bagian barat dikenal sebagai Ebenu Thrust.
I.5. Hidrologi dan HidrogeologiI-7
Page 8
Aliran sungai umumnya berasal dari daerah bermorfologi perbukitan
terjal di bagian barat menuju ke daerah bermorfologi perbukitan landai (dan
ke dataran di bagian timur). Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah
Sungai Santan yang terdapat di bagian selatan, mengalir dari barat ke timur.
Sungai Palakan mengalir dari utara ke arah selatan bermuara di Sungai
Santan, Sungai Bontang terletak di bagian tengah daerah penelitian mengalir
dari barat ke timur, sementara Sungai Kenibungan terletak di bagian utara
mengalir dari barat ke timur.
Permasalahan air bawah tanah dan permukaan perlu dipertimbangkan
karena permeability rendah, curah hujan tinggi (rata-rata tahunan) dan
beberapa aliran akan bermuara ke Sungai Bontang dan Sungai Santan dimana
melewati kawasan pemukiman sehingga perlu penanganan lebih hati-hati
supaya tidak menimbulkan bencana di daerah aliran sungai tersebut.
Sungai di Blok Timur berpola sub parallel - dendritik terletak pada
satuan morfologi perbukitan berlereng terjal, dengan lembah berbentuk V
yang sempit dan arah erosi vertikal, batuan penyusun homogen yang dominan
batu lempung berstadia muda - dewasa, misalnya Sungai Palakan dan Sungai
Bontang bagian hulu.
Sungai di Blok Barat yang berpola subparallel – dendritik terletak
pada satuan morfologi berlereng landai, batuan penyusun homogen
didominasi batupasir, pada umumnya mempunyai lembah yang cukup lebar
termasuk berstadia dewasa. Sedang Sungai Santan bagian hilir sudah
bermeander dengan arah erosi ke samping dan bentuk lembah mencerminkan
stadia dewasa - tua.
Batuan penyusun daerah penelitian terdiri atas 5 kelompok meliputi
Formasi Pamaluan, Formasi Pulaubalang, Formasi Balikpapan, Formasi
Kampung Baru, dan endapan aluvial. Tiap kelompok batuan tersebut
mempunyai sistem akuifer yang berbeda tergantung pada komposisi batuan
penyusunnya, sehingga produktivitasnya juga berbeda. Secara umum sistem
I-8
Page 9
dan produktivitas akuifer beberapa kelompok batuan yang penting , dapat
diuraikan seperti di bawah ini :
Formasi Pulubalang tersusun oleh perselingan antara batupasir kuarsa
dengan batulanau dan kadang-kadang terdapat batugamping dan
batulempung. Sistem akuifer berupa ruang antar butir dan celah.
Kelulusan secara umum sedang dengan produktivitas terhadap airtanah
termasuk sedang.
Formasi Balikpapan tersusun oleh batupasir, perselingan antara
batupasir kuarsa dengan batulanau dan kadang-kadang terdapat
batugamping dan batulempung. Sistem akuifer berupa ruang antar
butir dan celah. Kelulusan secara umum sedang - tinggi dengan
produktivitas terhadap air tanah termasuk sedang - tinggi.
Formasi Kampung Baru terdiri atas perselingan antara serpih,
lempung, batulanau, pasir dan batubara. Sistem akuifer berupa celah
dan ruang antar butir dengan kelulusan rendah sampai sedang sehingga
produktivitasnya kecil sampai sedang.
Endapan aluvial tersusun oleh lempung, pasir, kerikil dan sisa
tumbuhan. Sistem akuifer termasuk ruang antar butir dengan kelulusan
rendah sampai tinggi tetapi umumnya mempunyai produktivitas kecil.
Penyusun batuan di Blok Timur termasuk dalam formasi Pulubalang,
didominasi oleh batulanau, perselingan batupasir dengan batulanau dan
kadang-kadang batugamping. Sistem dan produktivitas akuifer di blok Timur
dengan kelulusan rendah sampai sedang sehingga produktivitasnya kecil
sampai sedang.
Penyusun batuan di Blok Barat termasuk dalam formasi Balikpapan,
didominasi oleh batupasir, perselingan batupasir dengan batulanau dan
kadang-kadang batugamping. Sistem dan produktivitas akuifer di blok Barat
dengan kelulusan sedang – tinggi sehingga produktivitasnya sedang - tinggi.
I-9
Page 10
I.6. Struktur Kerja Departemen Geologi
Eksplorasi merupakan tahapan awal sebelum dilakukan kegiatan
penambangan setelah diprospeksi dan dinyatakan ada bahan galian. Kegiatan
ini dilaksanakan oleh Departmen Geologi. Lahan yang diprediksi ada bahan
galian, maka akan dilakukan pemboran lebih rapat untuk memastikan akurasi
dari bentuk bahan galian, sumber daya dari bahan galian, cadangan dari bahan
galian, kualitas dari bahan galian, uji geoteknik dan uji AMD. Adapun alur
kerjanya adalah:
1. Drilling dan Development, untuk merencanakan daerah yang akan
dilakukan logging dan pemboran, pengambilan contoh untuk mengetahui
kualitas batubara (Gambar 1.2). Dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Pemboran untuk eksplorasi dirancang dengan jarak / spasi antar lubang
bor sekitar 250 meter x 250 meter, sedangkan kedalaman lubang bor
sekitar 150 meter. Pemboran ini menggunakan alat bor jenis Dando
250.
b. Pemboran untuk infill dimana jarak pemboran diperkecil menjadi 75
meter x 75 meter untuk mengetahui dari lapisan batubara lebih akurat
dan mendetail. Pemboran ini menggunakan alat bor Dando 210. Hasil
pemboran dapat berupa coring dan ataupun cutting, tergantung dari
perencanaan. Diameter coring sekitar 4-5’’ tergantung dari ukuran mata
bor. Hasil pemboran nanti akan dikirim ke laboratorium untuk diuji
geoteknik dan AMD.
I-10
Page 11
GAMBAR 1.2
KEGIATAN PENGEBORAN EKSPLORASI
2. Heavy Equipment Support (HES), untuk mengatur alat bor,
bulldozer untuk membuka lahan, motor grader untuk membuat
akses jalan agar alat bor bisa masuk ke tempat yang akan
dilakukan pemboran. Bulldozer untuk mempersiapkan jalan dan
membuat drillpad. Ada juga heavy equipment yang di gunakan
untuk menarik tangki bahan bakar dan ada yang dijadikan rumah
logging.
3. Modelling, untuk memodelkan lapisan batubara. Input data
modeling didapat dari data hasil pemboran dan data hasil analisa
laboratorium. Output data nanti akan diberikan ke Depatemen
Mine Engineering. Model akan direvisi jika dianggap perlu
untuk menghadapi anomali yang terjadi di lapangan (Gambar
1.3).
I-11
Page 12
GAMBAR 1.3
PETA GEOLOGI REGIONAL
4. Geoteknik dan Acid Mine Drainage (AMD), untuk menganalisa
kuat tekan batuan, sehingga dapat ditentukan rancangan
geometri yang aman serta menganalisa batuan tanah penutup
yang mengandung PAF atau NAF yang berdampak pada
lingkungan. Analisa PAF dan NAF menggunakan analisa NAG
dan analisa NAPP.
I.7. Pengambilan dan Analisa Contoh
Pengambilan contoh dan analisa dilakukan oleh Departemen
Laboratorium. Ada dua laboratorium untuk menganalisa contoh, yaitu:
laboratorium batubara dan laboratorium lingkungan. Laboratorium
batubara untuk menganalisa contoh batubara sedangkan laboratorium
lingkungan untuk menganalisa contoh air, seperti air di sedimen pond.
Analisa contoh batubara akan dilaksanakan setelah diambil
contohnya dari hasil pemboran, trenching, dan ataupun manual. Contoh
batubara akan diuji untuk mengetahui caloric value, total sulphure, ash,
total moisture, volatile matter, dll. Data hasil uji laboratorium nanti akan I-12
Page 13
dipakai oleh Departemen Geologi dan Departemen Mine Engineering
untuk tahapan perencanaan tambang.
Analisa contoh batubara ini perlu dilaksanakan seperti yang ada di
Mine Stock Yard (MSY) untuk mengetahui kualitas produk yang
dihasilkan. Jika terjadi penyimpangan atau deviasi kualitas antara hasil
analisa contoh dari MSY dengan kualitas hasil analisis sebelumnya
(analisis contoh batubara di pit), maka perlu dilakukan tindakan agar
produk batubara yang dihasilkan bisa sesuai dengan permintaan
konsumen.
I-13