Page 1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “Stroke” berasal dari kata “to strike” yang mengandung arti suatu
“pukulan yang menjatuhkan”. Definisi Word Health Organization (WHO), stroke
adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik fokal maupun
menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24
jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyebab selain dari pada
gangguan vaskuler.1
Insiden stroke mencapai 0,5 per1000 pada usia 40 tahun, dan meningkat 0,7
per 1000 pada usia 70 tahun. Angka kematian stroke mencapai 20% pada 3 hari
pertama dan 25% pada tahun pertama. Lebih dari 40% penderita stroke mengalami
kesulitan dalam beraktifitas dan 25% diantaranya menjadi sulit untuk berjalan.
Stroke dapat mengenai semua kelompok umur, terutama pada kelompok usia
lanjut. 2,3,4
Stroke diklasifikasikan menjadi stroke iskemik (80% kasus stroke) yang
terdiri dari emboli ekstrakranial (25%) dan trombosis intracranial (75%), serta
stroke hemoragik (20% kasus stroke) yang terdiri dari perdarahan intraserebral dan
perdarahan subarakhnoid 4,5.2
Yayasan Stroke Indonesia menyatakan bahwa penderita
stroke di Indonesia jumlahnya terus meningkat dari tahun ke
Page 2
2
tahun. Pada tahun 2004 penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap karena stroke jumlahnya sekitar
23.000 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau pasien stroke
yang tidak dibawa ke dokter dan rumah sakit jumlahnya tidak
diketahui.2 Dari hasil survei bagian rekam medik di Rumah Sakit
Mardi Waluyo Kota Metro, pada bulan Januari sampai Oktober
2012 pasien stroke sebanyak 205 orang dan 97 orang
diantaranya meninggal dunia
Penyebab utama dari stroke adalah aterosklerosis, emboli,
perdarahan intraserebral hipertensif dan ruptur aneurisma
sakular.3 Salah satu faktor risiko timbulnya aterosklerosis adalah
merokok.4 Selain itu, rokok juga menyebabkan plasma darah
mengental dan sel pembekuan darah bekerja aktif. Akibatnya,
darah berubah mengenental melebihi tingkat wajar. Jika keadaan
ini terus berlangsung, aliran darah dalam pembuluh darah akan
tersumbat. Jika ini mengenai pembuluh darah otak, maka bisa
terjadi stroke.5
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Indonesia
memiliki populasi perokok terbanyak ketiga di kawasan Asia yang
mencapai 146.860.000 jiwa dengan jumlah konsumsi rokok
Indonesia sekitar 6,6% dari seluruh konsumsi rokok dunia.6
1
Page 3
3
Penelitian yang dilakukan terhadap dua jenis rokok, diperoleh
kesimpulan bahwa kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih
besar dari pada rokok filter. Hal ini disebabkan karena pada rokok
kretek tidak dilengkapi dengan filter yang berfungsi mengurangi
asap yang keluar dari rokok seperti yang terdapat pada jenis
filter.7
Dampak negatif rokok akan sangat tergantung pada jumlah
rokok yang dihisap orang perhari dan berapa lama kebiasaan
tersebut berlangsung. Artinya semakin usia muda seseorang
mulai merokok, serta semakin banyak jumlah rokok yang
dikonsumsi per hari, maka risiko terserang penyakit stroke lebih
besar.6
Penelitian Bronner dkk, dalam meta analisis terbaru dari
pengamatan data, risiko stroke bagi perokok dengan bukan
perokok adalah 1,51 (dengan 95% CI antara 1,45-1,58).9
Penelitian Sasongko dkk dengan melakukan studi dari delapan
penelitian didapatkan bukti bahwa merokok merupakan faktor
risiko terjadinya stroke dengan rancangan kasus kontrol
didapatkan kecenderungan terjadinya stroke pada perokok
dibandingkan dengan bukan perokok sebesar1,88 kali (OR
gabungan 1,88 dengan 95% CI antara 1,68-2,14) Di China pada
Page 4
4
tahun 2007, menganalisa hubungan antara merokok dan risiko
stroke serta kematian terkait akibat merokok adalah 1,25 pada
laki-laki dan 1,19 pada wanita.10
Penelitian Lelkovis dkk, tidak menemukan merokok sebagai
faktor risiko potensial terjadinya stroke. Prevalensi hipertensi,
diabetes mellitus dan penyakit jantung meningkat dengan usia di
semua jenis stroke, sedangkan prevalensi merokok menurun
dengan usia.11
Berdasarkan penelitian sebelumnya, hubungan merokok
dengan angka kejadian stroke masih belum dapat dipastikan dan
belum ada penelitian ini sebelumnya di Rumah Sakit Mardi
Waluyo Kota Metro. Oleh karena itu mendorong penulis untuk
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tentang
hubungan jenis rokok dengan angka kejadian stroke di Rumah
Sakit Mardi Waluyo Kota Metro Tahun 2013.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah “Apakah ada hubungan kebiasaan merokok dengan
angka kejadian stroke di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro
Tahun 2013?”.
Page 5
5
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan kebiasaan merokok dengan angka kejadian stroke di
Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro Tahun 2013.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka dapat
diketahui bagaimana hubungan kebiasaan merokok dengan
angka kejadian stroke.
2. Manfaat Praktis
a. Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat menyadari
bahaya merokok dan dapat menurunkan jumlah perokok.
b. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan merokok, terutama stroke.
E. Ruang lingkup penelitian
1. Judul Penelitian : Hubungan jenis rokok dengan angka
kejadian stroke
Page 6
6
di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota
Metro
tahun 2013
2. Subjek Penelitian : Pasien yang terdiagnosa menderita stroke di Rumah
Sakit Mardi Waluyo Kota Metro.
3. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan kebiasaan rokok
dengan
angka kejadian stroke di Rumah Sakit
Mardi Waluyo
Kota Metro”.
4. Waktu Penelitian : Maret 2013.
5. Tempat Penelitian : Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro.
6. Alasan Penelitian : Menyelesaikan tugas skripsi untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran.
Page 7
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Merokok
a. Definisi
Rokok adalah golongan tembakau yang dibungkus nipah, kertas atau
bahan lainnya. Berbentuk silinder dengan diameter 0,5-1 cm dengan
Page 8
8
panjang rokok sekitar 5 cm yang didalamnya berisi irisan daun
tembakau.12
Penelitian epidemiologi di Amerika Serikat memperlihatkan adanya
hubungan erat antara merokok dengan beberapa penyakit. Sekali sebatang
rokok dibakar akan mengeluarkan kurang lebih 4000 bahan kimia, dari
bahan kimia tersebut ada yang aktif secara farmakologis yang bersifat
antigenik, sitotoksik, mutagenik, dan karsiogenik. Secara umum bahan
tersebut dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu komponen gas
dan komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar.13
1) Nikotin
Nikotin adalah komponen tembakau yang paling khas, yang
merupakan alkaloid sangan toksik, stimulan dan depresan. Asap rokok
mengandung 0,5-3% nikotin dan bila dihisap akan menghasilkan kadar
nikotin darah sekitar 40-50 mg/ml. Nikotin sangat mempengaruhi
hemodinamika dalam tubuh perokok, baik yang timbul secara kronis
maupun efek akutnya.14
2) Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau,
maupun berasa yang terdapat dalam asap rokok sekitar 5%, atau bila
sudah terhisap akan menghasilkan 400 ppm CO dalam darah. Karena
afinitas hemoglobin (Hb) terhadap CO kurang lebih 450 kali lebih
besar dari pada afinitasnya terhadap oksigen (O2), maka CO
6
Page 9
9
menggeser ikatan O2 dari Hb sehingga menurunkan jumlah O2 yang
terikat dalam darah (pergeseran kurva disosiasi oksi-Hb ke kiri). Hal
ini mengurangi suplai O2 bagi miokard.14
3) Tar
Tar menimbulkan inhibisi aktivitas rambut getar makrofag
alveolar dan surfaktan. Sehingga kemampuan membersihkan saluran
nafas dari alergen, iritan maupun mikroorganisme patogen berkurang.
Hal ini dapat mengakibatkan bronkokonstriksi, udem, hipereaksi
kelenjar submukosa, serta infiltrasi sel-sel radang yang akhirnya
menyebabkan obstruksi saluran nafas.15
4) Timah hitam (Pb)
Satu batang rokok yang dihisap diperhitungkan mengandung 0,5
mikrogram timah hitam. Bila seseorang menghisap satu bungkus
rokok perhari maka menghasilkan 10 mikrogram, sedangkan batas
bahaya kadar (Pb) dalam tubuh adalah 20 mikrogram perhari.14
5) Amoniak
Amoniak merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen
dan hidrogen. Zat ini sangat berbau dan merangsang. Amoniak sangat
berbahaya sehingga apabila masuk sedikit ke dalam peredaran darah
maka akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.15
6) Hidrogen sianida
Page 10
10
Hidrogen sianida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling
ringan, mudah terbakar dan dapat menghalangi pernafasan sehingga
dapat merusak saluran pernafasan. Sianida adalah salah satu zat yang
mengandung racun sangat berbahaya, apabila sianida dimasukan
langsung ke dalam tubuh maka akan dapat mengakibatkan kematian.15
7) Nitrous oxide
Nitrous oxide merupakan gas yang tidak berwarna, dan bila
terhisap dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan dan
menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide biasanya digunakan sebagai
anastesi pada saat operasi.15
8) Fenol
Fenol adalah campuran kristal yang dihasilkan dari beberapa zat
organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini
beracun dan membahayakan, karena fenol ini terikat ke protein dan
menghalangi aktivitas enzim.15
9) Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida adalah gas beracun yang mudah terbakar dan
sangat berbau. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang
berisi pigmen).15
b. Jenis-jenis rokok
Page 11
11
Rokok terdiri dari dua jenis, yaitu rokok berfilter dan tidak berfilter
atau disebut juga rokok kretek. Filter rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berguna untuk menyaring nikotin dan tar.12
Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dari rokok filter.
Hal ini disebabkan karena pada rokok kretek tidak dilengkapi dengen filter
yang berfungsi mengurangi asap yang keluar dari rokok seperti pada jenis
filter.7
c. Cara menghisap rokok
Cara menghisap rokok dapat dibedakan menjadi :16
1) Begitu menghisap langsung dihembuskan (hisapan dangkal)
2) Ditelan sampai kedalam mulut (hisapan sedang)
3) Ditelan sampai di kerongkongan (hisapan dalam)
Nikotin, CO dan bahan lainnya dalam asap rokok terbukti merusak
dinding pembuluh endotel (dinding dalam pembuluh darah),
mempermudah penggumpalan darah sehingga dapat merusak pembuluh
darah perifer, dengan dihisap secara dalam maka zat-zat beracun tersebut
volumenya akan lebih banyak masuk ketubuh sehingga dampaknya akan
lebih cepat terlihat dibandingkan dengan merokok yang dihisap secara
dangkal.17
d. Macam-macam perokok
Terdapat dua jenis perokok, yaitu:18
Page 12
12
1) Perokok aktif yaitu perokok yang menghisap dan memakai rokoknya
sendiri yang terdiri dari tiga tingkatan :13
a) Perokok ringan : menghabiskan 1-10 batang rokok per hari
b) Perokok sedang : menghabiskan 10-20 batang rokok per hari
c) Perokok berat : menghabiskan lebih dari 20 batang rokok per
hari
2) Perokok pasif yaitu terpapar asap rokok minimal satu jam dalam
sehari.
e. Dampak negatif rokok
Rokok memiliki dampak negatif yaitu dilihat dari segi kesehatan,
pengaruh bahan kimia yang terdapat dalam rokok seperti nikotin, CO dan
tar akan memicu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis
sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung
bertambah cepat, menimbulkan kanker dan berbagai penyakit lain seperti
penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru,
dan bronchitis kronis.19
Dampak negatif asap rokok bagi perokok pasif yaitu risiko yang
ditanggung perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif karena
daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah.19
Asap rokok mengandung beberapa zat berbahaya yang sering disebut
sebagai oksidator. Zat oksidator menimbulkan kerusakan dinding arteri.
Dinding arteri yang rusak akibat asap rokok akan menjadi lokasi
Page 13
13
penimbunan lemak, sel trombosit, kolesterol, dan terjadi penebalan lapisan
otot polos dinding arteri, kondisi ini disebut aterotrombotik.6
Aterotrombotik menyebabkan diameter rongga arteri menyempit dan
biasanya juga menyebabkan aliran darah ke beberapa organ tubuh
termasuk otak menjadi tersumbat dan berisiko menimbulkan stroke
iskemik.6 Selain itu, diameter rongga arteri yang menyempit
(aterosklerosis) juga dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah
akibat dari peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, sehingga terjadi
stroke perdarahan. 20
2. Stroke
a. Definisi
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala
hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (global) yang berkembang
cepat dalam detik atau pun menit. Gejala-gejala ini berlangsung lebih
dari 24 jam atau menyebabkan kematian.21
Stroke menurut WHO didefinisikan sebagai suatu gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda-tanda dan
gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24
jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak.
Page 14
14
Beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa stroke
adalah:8
1) Timbulnya kelainan saraf yang sifatnya mendadak
2) Kelainan saraf yang ada harus sesuai dengan daerah atau bagian
dari otak yang terganggu.
b. Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut:22,23
1. Berdasarkan kelainan patologis :
a. Stroke hemoragik
1) Perdarahan intra serebra
2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
b. Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak,
penyumbatan)
1) Stroke akibat trombosis serebri
2) Emboli serebri
3) Hipoperfusi sistemik
2. Berdasarkan waktu terjadi nya :
a. Transient ischemic attack (TIA)
b. Reversible ischemic Neurologic Deficit (RIND)
c. Stroke In Evolution (SIE) atau progressing Stroke
d. Dompleceted stroke
Page 15
15
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler :
a. Sistem karotis
1) Motorik : Hemiparese kontralateral, Disartria
2) Sensorik : Hemihipestesi kontralateral,
darestesia
3) Gangguan visual : Hemianopsia homonim
kontralateral, amaurosis fugaks
4) Gangguan fungsi luhur : Afasia, agnosia
b. Sistem vertebrobasiler
1) Motorik : Hemiparese alternans, disartria
2) Sensorik : Hemihipestesi alternans, parestesia
3) Gangguan lain : Vertigo, diplopia
c. Tanda dan gejala stroke
Beberapa tanda dan gejala stroke yaitu :24
1. Gejala stroke sementara (sembuh dalam beberapa
menit atau jam)
a. Tiba-tiba sakit kepala
b. Pusing, bingung
c. Kehilangan penglihatan atau ketajaman pada satu
atau dua media
d. Hilang keseimbangan, lemah
Page 16
16
e. Rasa kebal atau kesemutan pada sisi tubuh
2. Gejala stroke ringan (sembuh dalam beberapa
minggu)
a. Beberapa atau semua gejala stroke sementara
b. Kelemahan atau kelumpuhan tangan dan kaki
c. Bicara tidak jelas
3. Stroke berat (sembuh atau mengalami perbaikan
dalam beberapa bulan atau tahun, tidak bisa sembuh
total) :
a. Semua atau beberapa gejala stroke sementara
dan ringan
b. Koma jangka pendek (kehilangan kesadaran)
c. Kelemahan atau kelumpuhan tangan dan kaki
d. Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan
bicara
e. Sukar menelan
f. Kehilangan kontrol pengeluaran air seni atau
feses
g. Kehilangan daya ingat atau konsentrasi
Page 17
17
h. Terjadi perubahan prilaku, misalnya bicara tidak
menentu, mudah marah, tingkah laku seperti
anak kecil.
d. Patofisiologi
1) Stroke Non Hemoragik (Iskemik) :25
Stroke terjadi akibat turunnya tekanan perfusi
otak. Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan atau
pecahnya salah satu pembuluh darah otak di daerah
sumbatan atau tertutupnya aliran darah otak,
penyebabnya antara lain :
a) Perubahan patologik pada dinding arteri
pembuluh darah otak menyebabkan trombosis
yang diawali oleh proses arteriosklerosis di
tempat tersebut
b) Perubahan akibat proses hemodinamik, karena
sumbatan dibagian proksimal pembuluh arteri
c) Perubahan sifat darah
Page 18
18
d) Penyempitan pembuluh darah akibat emboli
daerah proksimal.
2) Stroke Hemoragik
a) Perdarahan Intraserebral (PIS)
Perdarahan intraserebral biasanya timbul
karena pecahnya mikroaneurisma (berry
aneurism) akibat hipertensi maligna. Hal ini paling
sering terjadi di daerah sub kortikal, cerebellum,
pons dan batang otak. Gejala neurologik timbul
karena adanya darah di otak yang menyebabkan
nekrosis.25
b) Perdarahan Subarachnoid (PSA)
Gejala pada PSA yaitu prodormal berupa
nyeri kepala hebat dan akut. Kesadaran sering
terganggu dan sangat bervariasi. Ada gejala atau
tanda rangsangan meningeal. Edema pupil dapat
terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena
pecahnya aneurisme pada arteri komunikans
anterior atau arteri karotis interna.26
e. Faktor risiko stroke
Page 19
19
Faktor risiko stroke stroke terdiri dari genetik
(kelamin dan usia), lingkungan (infeksi), dan ada yang
terkait dengan cara hidup seseorang dan dapat
dikendalikan (merokok) serta terdapat juga faktor yang
merupakan akibat gabungan dari faktor genetik dan
lingkungan misalnya hipertensi.27
Faktor-faktor tersebut ialah : umur, hipertensi,
diabetes mellitus, faktor genetik, penyakit jantung, efek
merokok dan obat anti hamil.28
f. Diagnosis
Diagnosis stroke dilakukan dengan anamnesa
yang tepatt, pemeriksaan fisik neurologic dan
pemeriksaan penunjang, untuk membedakan jenis
stroke iskemik dengan stroke hemoragik dilakukan
pemeriksaan radiologi Computed Tomography Scanning
(CT-Scan) otak.25
3. Hubungan Merokok dengan Stroke
Merokok merupakan kebiasaan sekaligus gaya hidup
yang berdampak buruk bagi kesehatan. Asap rokok
mengandung beberapa zat berbahaya yang sering disebut
sebagai oksidator. Zat oksidator ini menimbulkan
Page 20
20
kerusakan dinding arteri. Dinding arteri yang rusak akibat
asap rokok akan menjadi lokasi penimbunan lemak sel
trombosit, kolesterol dan terjadinya penebalan lapisan otot
pada dinding arteri. Kondisi ini disebut aterotrombotik.6
Aterotrombotik menyebabkan diameter rongga arteri
menyempit dan biasanya juga menyebabkan aliran darah
ke beberapa organ tubuh, termasuk otak tersumbat dan
berisiko stroke iskemik.6 Selain itu, diameter rongga arteri
yang menyempit (aterosklerosis) juga dapat
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah akibat dari
peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, sehingga
terjadi stroke perdarahan.20
Dampak negatif rokok akan sangat bergantung pada
jumlah rokok yang dihisap orang perhari dan berapa lama
kebiasaan tersebut berlangsung. Artinya semakin usia
muda seseorang mulai merokok, serta semakin banyak
jumlah rokok yang dikonsumsi per hari, maka risiko
terserang penyakit stroke lebih besar.6
Perokok berat yakni konsumsi rokok lebih dari 40
batang rokok per hari memiliki risiko relatif terserang
stroke dua kali lipat dibandingkan perokok ringan, yakni
Page 21
21
konsumsi kurang dari 10 batang per hari. Risiko ini
menurun secara drastis jika kebiasaan merokok dihentikan
selama 2 tahun. Selain itu, jika mereka tidak lagi merokok
hingga 5 tahun ke depan, risiko terjadinya stroke menjadi
sama dengan mereka yang bukan perokok.6
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Oksidator
Kerusakan dinding arteri
Aterotrombotik Aterosklerosis
Aliran darah ke otak tersumbat
Pecahnya pembuluh darah akibat dari peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba
STROKE
Faktor risiko yang berpengaruh :
1. Umur2. Hipertensi3. DM4. Merokok5. Faktor keturunan6. Penyakit jantung7. Obesitas
Page 22
22
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Berdasarkan dari kerangka konsep diatas, dapat dirumuskan
hasil hipotesis penelitian ini adalah: ada hubungan kebiasaan
merokok dengan angka kejadian stroke di Rumah Sakit Mardi
Waluyo Kota Metro Tahun 2013.
STROKE
Merokok
1. Jenis rokok2. Lama Merokok3. Jumlah Rokok yang
dihisap perhari4. Cara menghisap
rokok
Stroke Non Hemoragik Stroke Hemoragik
Page 23
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Survey analitik, dengan pendekatan
cross sectional, yaitu penelitian yang menggunakan pengukuran variabel-variabel
nya dilakukan hanya satu kali, pada satu waktu saja.29
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan di poliklinik bagian saraf di Rumah Sakit
Mardi Waluyo Kota Metro pada bulan Maret 2013.
2. Tempat penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro.
C. Rancangan penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan cross sectional.
Dengan konsep sebagai berikut:
Page 24
24
Populasi
Sampel
Stroke (+)
Lama Merokok Jenis Rokok Konsumsi rokok perhari Cara menghisap rokok
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
D. Subyek penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di poliklinik
bagian saraf di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro, yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Kriteria inkulsi:
1) Pasien stroke yang telah didiagnosa dengan CT Scan kepala
2) Responden menyetujui dan menandatangani informed consent.
3) Laki-laki dan perempuan usia ≥45 tahun
b. Kriteria eksklusi:
1) Pasien yang menolak ikut dalam penelitian
2) Pasien yang mengalami demensia
20
Page 25
25
2. Sampel
Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk
memperoleh hasil yang baik adalah 49.
E. Variabel Penelitian
a) Variabel bebas : Merokok
b) Variabel terikat : Stroke
c) Variabel luar : Lama merokok, jenis rokok, jumlah rokok yang dihisap
perhari, cara menghisap rokok
F. Defnisi Oprasional Variabel
1. Variabel Bebas
a. Merokok
Merokok merupakan suatu kebiasaan seseorang mengkonsumsi rokok
secara aktif minimal satu batang per hari selama satu tahun atau lebih (bila
berhenti, berhenti karena stroke). Perokok ringan apabila merokok 1-10
batang perhari, perokok berat apabila merokok ≥20 batang perhari,.
Penderita bekas perokok, apabila pernah merokok sedikitnya satu batang
perhari selama satu tahun atau lebih, dan telah berhenti merokok sebelum
terkena stroke.14
2. Variabel Terikat
a. Stroke
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala hilangnya
Page 26
26
fungsi sistem saraf pusat fokal (global) yang berkembang cepat dalam
detik atau pun menit. Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau
menyebabkan kematian.22
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi oprasional
Alat ukur Cara ukur Skala ukur
Merokok Banyaknya jumlah rokok yang dikonsumsi perhari
Kuesioner Observasi Nominal 0: Perokok ringan (1-10 batang rokok)1: Perokok sedang (10-20 batang rokok)2: Perokok berat (≥20 batang rokok)
Stroke Stroke non hemoragik dengan adanya gambaran hipodens pada CT Scan dan stroke hemoragik dengan adanya gambaran hiperdens pada CT Scan
CT Scan Observasi Ordinal0: Stroke Non Hemoragik1: Stroke Hemoragik
Lama merokok
Berapa lama kebiasaan merokok berlangsung
Kuesioner Observasi Interval0: <1 tahun1: 1-10 tahun2: >10 tahun
Jenis rokok Jenis rokok yang sering dikonsumsi setiap harinya
Kuesioner Observasi Nominal0: Rokok filter1: Rokok kretek
Cara menghisap rokok
Dalamnya hisapan rokok yang biasa
Kuesioner Observasi Nominal 1: Dihisap langsung dihembuskan (hisapan
Page 27
27
dilakukan dangkal)2:Ditelan sampai kedalam mulut (hisapan sedang)3: Ditelan sampai kerongkongan (hisapan dalam)
G. Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat:
a) Tensimeter yang berfungsi untuk mengetahui tekanan darah pasien
b) Catatan medis status pasien
c) Surat pernyataan persetujuan untuk menjadi subyek penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
Setelah didapatkan subjek penelitian, kemudian dilakukan wawancara
terpimpin untuk mengetahui riwayat penyakit sebelumnya dan juga
tetntang kebiasaan merokok atau tidak.
H. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan dengan:
a) Editing
Bertujuan untuk mengoreksi kelengkapan isian lembar observasi
b) Coding
Pemberian kode pada atribut variabel penelitian untuk memudahkan dalam
analisa data.
Page 28
28
c) Processing
Memproses agar data dapat dianalisis menggunakan entry data yang telah
terkumpul kedalam komputer.
d) Cleaning
Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apaka ada kesalahan
atau tidak.
I. ANALISA DATA
Uji statistik menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Analisis data yang
digunakan meliputi :
a) Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel dependen
dan independen untuk memperoleh gambaran karakteristik sampel
menggunakan tabel distribusi frekuensi.
b) Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dengan melakukan uji korelasi uji Chi-
square. Interpretasi hasil uji korelasi didasarkan pada nilai p < 0,05.
Page 29
29
KUESIONER HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN
STROKE DI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO KOTA METRO
TAHUN 2013
A. Penjelasan
1. Kuesioner ini tidak mempengaruhi biaya pengobatan yang anda keluarkan.
2. Semua keterangan dan jawaban yang anda berikan terjamin kerahasiannya dan
tidak akan dipublikasikan.
3. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur.
B. Identitas Pasien
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Tanggal wawancara :
Pendidikan :
Alamat :
C. Karakteristik Pasien
1. Apakah anda merokok ?
Page 30
30
a. Ya, saya merokok.
b. Dulu saya merokok, tetapi sekarang sudah berhenti.
c. Tidak, saya tidak merokok.
2. Apakah anda merokok sekurang kurangnya 1 batang perhari ?
a. Iya.
b. Dulu iya, tetapi sekarang saya berhenti merokok.
c. Tidak, saya tidak merokok.
3. Apakah hal nomor 2 diatas telah berlangsung sekurang-kurangnya selama 1
tahun?
a. Iya.
b. Dulu iya, tetapi sekarang saya berhenti merokok.
c. Tidak, saya tidak merokok.
4. Bila anda berhenti merokok sejak kapan anda berhenti?
a. Saya tidak berhenti merokok.
b. Saya berhenti merokok setelah terkena stroke.
c. Saya berhenti merokok sebelum terkena stroke.
D. Aspek Merokok
1. Sejak usia berapa anda merokok ?
a. < 10 tahun
b. > 10 tahun
2. Sudah berapa lama kebiasaan merokok anda berlangsung ?
Page 31
31
a. < 1 tahun
b. 1-10 tahun
c. >10 tahun
3. Berapa batang rokok yang anda hisap setiap harinya ?
a. 1-10 batang rokok
b. 10-20 batang rokok
c. > 20 batang rokok
4. Jenis rokok apa yang anda hisap setiap harinya ?
a. Rokok filter
b. Rokok kretek
5. Sedalam apakah hisapan rokok anda ?
a. Begitu menghisap langsung dihembuskan (hisapan
dangkal)
b. Ditelan sampai kedalam mulut (hisapan sedang)
c. Ditelan sampai dikerongkongan (hisapan dalam)