Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran tersebut akan mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan akan tercipta komunikasi yang baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua hal utama, yaitu penutur (komunikator) dan petutur (komunikan). Kegiatan bertutur pada dasarnya akan selalu hadir di tengah – tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan bertutur merupakan sarana berinteraksi masyarakat satu dengan lainnya. Bahasa sebagai hasil bertutur mempunyai beragam fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa juga berperan dalam menyatukan masyarakat. Kehidupan yang dipenuhi semangat kekeluargaan akan mampu terwujud jika antar masyarakat mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak bisa diingkari bahwa alat komunikasi yang mampu mewujudkan tersebut adalah bahasa. Bahasa juga merupakan media bagi setiap manusia untuk menyampaikan ide pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan. Kehidupan masyarakat yang majemuk menimbulkan sebuah prilaku yang berbeda. Perbedaan ini tidak dapat 1
31

BAB I

Jan 04, 2016

Download

Documents

sapti martalia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran

tersebut akan mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan akan tercipta

komunikasi yang baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua hal utama, yaitu

penutur (komunikator) dan petutur (komunikan). Kegiatan bertutur pada dasarnya

akan selalu hadir di tengah – tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan

bertutur merupakan sarana berinteraksi masyarakat satu dengan lainnya.

Bahasa sebagai hasil bertutur mempunyai beragam fungsi dalam

kehidupan bermasyarakat. Bahasa juga berperan dalam menyatukan masyarakat.

Kehidupan yang dipenuhi semangat kekeluargaan akan mampu terwujud jika

antar masyarakat mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak bisa diingkari bahwa

alat komunikasi yang mampu mewujudkan tersebut adalah bahasa. Bahasa juga

merupakan media bagi setiap manusia untuk menyampaikan ide pikiran, gagasan,

konsep, dan perasaan.

Kehidupan masyarakat yang majemuk menimbulkan sebuah prilaku yang

berbeda. Perbedaan ini tidak dapat dipungkiri, sehingga menciptakan sebuah

proses komunikasi yang beragam. Proses komunikasi inilah yang dinamakan

tindak ujar atau tindak tutur. Tindak ujar atau tindak tutur adalah kajian tuturan

berdasarkan makna atau arti tindakan dalam tuturannya.

Dalam hubungan dengan kehidupan masyarakat, bahasa Indonesia telah

terjadi berbagai perubahan. Terutama yang berkaitan dengan tatanan baru

kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, khususnya

teknologi informasi yang semakin sarat dengan tuntutan dan tantangan globalisasi.

Kondisi itu telah menempatkan bahasa asing terutama bahasa Inggris pada posisi

strategis yang memungkinkan bahasa itu memasuki berbagai sendi kehidupan

bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Selain bahasa asing,

1

Page 2: BAB I

penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Aceh, bahasa Melayu Jakarta, dan

bahasa “gaul” telah mewarnai penggunaan bahasa Indonesia lisan. Bahkan, bahasa

iklan sangat diwarnai oleh penggunaan bahasa daerah tersebut.

Penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah tersebut telah mempengaruhi

cara pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia resmi. Kondisi itulah

yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia. Untuk itu,

diperlukan tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Atas

dasar tersebut, peneliti ingin memberikan pengetahuan tentang perkembangan

Bahasa Indonesia dalam fenomena pemilihan diksi yang tepat dalam proses

komunikasi, baik secara lisan, maupun tulisan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis kesalahan penulisan

bahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang di wilayah Kota Banda Aceh.

Objek penelitiannya adalah penulisan pada papan nama pertokoan. Ruang lingkup

kajian ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan diksi.

Alasan pemilihan penulisan pada media luar ruang di wilayah Kota Banda

Aceh ini sebagai data penelitian, yaitu pertama untuk memenuhi tugas Bahasa

Indonesia. Kedua, penelitian ini dilakukan karena terbatas. Terbatas disini berarti

bahan yang dikaji tidak terlalu banyak, hanya EYD dan diksi saja. Kesalahan yang

terjadi pada papan nama pertokoan di Banda Aceh banyak terjadi kesalahan pada

EYD dan diksi. Ketiga, penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya aspek

kesalahan yang terjadi pada penulisan papan nama pertokoan. Menulis papan

nama toko juga merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keempat, hasil penelitian

menunjukkan bahwa penulisan papan nama di wilayah Kota Banda Aceh belum

mematuhi bahasa yang sesuai dengan aturan dan kaidah tata bahasa Indonesia.

Kemampuan dalam menulis papan nama toko bukanlah semata – mata untuk

golongan berbakat menulis, melainkan dapat ditulis oleh orang lain dengan

persyaratan harus sesuai dengan kaidah bahasa yang baku.

2

Page 3: BAB I

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat dalam latar belakang masalah diatas, dalam

penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimanakah bentuk kesalahan penulisan bahasa Indonesia pada

penulisan media luar ruang seperti papan nama toko yang ada di wilayah

Kota Banda Aceh?

b. Bagaimanakah hasil analisis terhadap bentuk – bentuk kesalahan penulisan

bahasa Indonesia pada papan nama toko yang ada di wilayah Kota Banda

Aceh?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan kesalahan – kesalahan penulisan bahasa Indonesia pada papan

nama toko di Kota Banda Aceh.

3

Page 4: BAB I

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa

Bahasa sebagai perangkat kebiasaan dipakai setiap orang sebagai media

komunikasi yang sangat kompleks. Pada umumnya pemakai bahasa dalam

berbahasa cenderung menggunakan jalan pikirannya tanpa mempertimbangkan

aturan – aturan yang ada dalam bahasa. Disamping itu ada juga pembelajar bahasa

yang memperhatikan kaidah – kaidah atau aturan bahasa yang berlaku sehingga

menghasilkan konsep sesuai dengan stuktur bahasa yang dipelajari. Seperti telah

dijelaskan di atas bahwa pengkajian terhadap segala aspek kesalahan itu disebut

analisis kesalahan. Agar dapat menganalisis kesalahan berbahasa secara baik

diperlukan langkah – langkah. Langkah–langkah yang dimaksud adalah :

a. Pengumpulan data,

b. Pengidentifikasian kesalahan,

c. Penjelasan kesalahan,

d. Pengklasifikasian kesalahan, dan

e. Pengevaluasian kesalahan.

Atas dasar langkah-langkah diatas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud

dengan analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan

oleh para peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data,

pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan

itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu

(Tarigan, 2011:68).

Corder (dalam Pateda, 1989:32) membedakan pengertian antara kesalahan

(error) dengan kekeliruan (mistakes). Kesalahan mengacu pada pemahaman

(kompetensi), sedangkan kekeliruan mengacu pada penampilan (performansi).

4

Page 5: BAB I

Jadi jika si pembelajar bahasa melafalkan instruksi yang seharusnya bisa, kejadian

semacam ini tergolong kekeliruan. Tetapi jika mengatakan, “Yesterday I go to the

market”, atau “Ini hari saya tidak masuk sekolah”, hal ini termasuk bidang

pemahaman, karena itu tergolong kesalahan. Jadi kekeliruan adalah

penyimpangan yang tidak sistematis, misalnya karena kesalahan, emosi, atau

salah ucap, sedangkan kesalahan adalah penyimpangan – penyimpangan yang

sifatnya sistematis, taat asas, dan menggambarkan kemempuan si pembelajar

bahasa pada tahap tertentu (Baradja, 1981:12).

2.2 Ejaan Dalam Bahasa

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa,

pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur

keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda

baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh

pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam

bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan

makna.

Ejaan ibarat rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.

Jika pengemudi mematuhi rambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas yang tertib,

teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah bentuk hubungan antara pemakai

bahasa dan ejaan (Finoza, 2001:13). Dalam suatu bahasa, system ejaan lazimnya

mempunyai tiga aspek, yaitu aspek fonologis yang menyangkut pelambangan

fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut

perlambangan satuan morfem, dan aspek sintaksis yang menyangkut

perlambangan ujaran dengan tanda baca (Mustakim, 1992:1).

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD) yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. EYD

merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selama 25 tahun

sebelumnya yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

Sebelum Ejaan Soewandi, telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama bahasa

5

Page 6: BAB I

Indonesia, yaitu Ejaan Van Ophuysen. Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD) mencakup lima aspek, yaitu :

1. Pemakaian huruf yang membicarakan bagian – bagian dasar dari suatu

bahasa, yaitu abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan nama diri.

2. Penulisan huruf yang membicarakan perubahan huruf dari ejaan yang

sebelumnya, meliputi huruf kapital dan huruf miring.

3. Penulisan kata yang membicarakan bidang morfologi dengan segala

bentuk dan jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan

kata, kata ganti, kata depan, kata sandang, pertikel, singkatan dan akronim,

angka dan lambang bilangan.

4. Penulisan unsur serapan yang membicarakan kaidah cara penulisan unsur

serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.

5. Pemakaian tanda baca yang membicarakan teknik penerapan kelima belas

tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing – masing

(Finoza,2001:15).

2.3 Pengertian Diksi

Diksi dalam arti aslinya merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi

oleh penulis atau pembicara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi

berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk

mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (sesuai yang

diharapkan).

Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada

dalam benak seseorang bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan

dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang

sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja

menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat

yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema

penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek

agar sesuai maksud yang hendak disampaikan.

6

Page 7: BAB I

Pilihan kata (diksi) dalam suatu komunikasi didasarkan pada prinsip

ketepatan, kebenaran, keseksamaan, dan kelaziman. Kenyataan menunjukkan

bahwa pilihan kata – kata dalam penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis

khususnya sering salah. Kosakata merupakan dasar yang utama bagi seseorang

untuk mengungkapkan pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang

dikuasai semakin mudah bagi orang tersebut untuk mengungkapkan gagasannya

kepada orang lain.

Akan tetapi, penggunaan kosakata itu harus diiringi pula dengan

penguasaan struktur bahasa yang digunakan. Kemudian, yang tidak kalah

pentingnya adalah pengguna bahasa tersebut harus mampu memilih kosakata

tertentu untuk digunakan dalam situasi tertentu diantara sekian banyak pilihan

kata yang dikuasai (Azwardi, 2006:35).

Di dalam kenyataan tidak sedikit ditemukan kalimat gramatikal yang

disebabkan oleh penggunaan kata secara tidak tepat. Di dalam penyusunan

kalimat diperlukan kecermatan dalam memilih kata supaya kalimat yang

dihasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik. Bidang pemilihan kata itu

disebut dengan diksi. Jadi, kesalahan diksi ini meliputi kesalahan kalimat yang

disebabkan oleh kesalahan penggunaan kata (Sugono, 1997:195).

7

Page 8: BAB I

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta –

fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:54).

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi berupa

observasi terstrukutr dan teknik catat atau rekam (Mahsun,2005). Observasi

terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa

yang akan diamati dan dimana tempatnya. Peneliti telah mengetahui dengan pasti

variable apa yang akan diamati.

Lokasi penelitian ini meliputi seputaran kawasan Ulee Kareng, Lamnyong,

Darussalam, Lueng Bata, Simpang Surabaya, Peunayong, Lamprit, Banda Aceh,.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi, kemudian dilanjutkan

dengan memfoto data. Data tersebut kemudian dianalisis dan diklasifikasikan

berdasarkan aspek kesalahannya, yang meliputi kesalahan EYD dan diksi. Objek

penelitian ini adalah papan nama toko di Banda Aceh.

8

Page 9: BAB I

3.3 Teknik Penganalisisan Data

Penelitian ini menggunakan analisis isi. Menurut Wimmer dan Dominick

(2000) analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan

menganalisis komunikasi secara sistematik, obyektif, dan kuantitatif terhadap

pesan yang tampak. (Burhan, hal 134). Isi yang nyata, yang diteliti dan dianalisis

hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang dirasakan oleh si

peneliti. Tiga langkah strategis penelitian analisis isi: Pertama, penetapan desain

atau model penelitian. Di sini ditetapkan berapa media, analisis perbandingan atau

korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebagainya. Kedua, pencarian data

pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri. Sebagai analisis isi maka teks

merupakan objek yang pokok bahkan terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan

mengamati papan nama toko yang ada di seputaran Kota Banda Aceh, kemudian

memfoto papan nama toko tersebut. Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual

agar penelitian yang dilakukan tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-

mengait dengan faktor-faktor lain.

3.4. Sumber Data

Sumber data penelitian ini berupa data primer. Data primer adalah data

yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian, misalnya keadaan, kejadian,

peristiwa, yang dapat dilihat, didengar, dirasa, diraba; atau yang diperoleh dari

tangan pertama, misalnya responden, saksi, pelaku, pejabat kunci, dan pelanggar

hukum. Seluruh papan nama toko di Kota Banda Aceh adalah sumber data dari

penelitian ini. Data ini termasuk ke dalam data kualitatif. Data kualitatif,  yaitu

data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. (Amirin,

2000).  

9

Page 10: BAB I

Penelitian kualitatif  pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan,

yang mirip dengan pekerjaan detektif (Miles, 1992). Dalam sebuah penyelidikan

akan dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, sedangkan data

tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan (Moleong, 2007:157).

10

Page 11: BAB I

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan mengenai kaidah

penulisan media luar ruang, banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya

yang belum memenuhi kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berikut ini akan diuraikan data-data yang ditemukan di lapangan, bentuk

kesalahan, serta analisis kesalahan penulisan berdasarkan kaidah kebahasaan.

4.1 Identifikasi Data

Dibawah ini adalah data lapangan yang berhasil diambil melalui foto.

Data ini di ambil di kawasan Ulee Kareung, Lamnyong, Darussalam, Lampriet,

Lampineung, Lueng Bata, Peuniti, Pasar Aceh, dan seputaran kota Banda Aceh.

TABEL 4.1

KORPUS DATA

No. Data

1. NASABA JAYA PANGKAS

2. RAMAYANA BAKSO

3. NUSANTARA KERAMIK

4. CENTRAL AQUA

5. BAKSO TENIS, URAT, TELOR

6. MINI MARKET HAREUKAT DUA

7. NASI UDUK KLAPA GADING

8. NI’MAT KUPI

9. Gayo Luwak Koffie

10. RUMAH MAKAN AYAM TANGKAP CUT DEK

11

Page 12: BAB I

11. TEUKA BARU

12. RUMAH KECANTIKAN TIARA SALON

13 DARUSSALAM Swalayan

14 kimia farma apotek

15 GEUBRINA SWALAYAN

16 RESTORAN MASAM KEU-EUNG

17 TOKO PANGAN UTAMA

18 REMAJA FOTO COPY

19 Sabang Laundry

20 WASERBA AZAM JAYA

21 RM MAKAN MINANG JAYA

22 MARTISA TAILOR

23 MULIA Swalayan

24 Mandiri FOTO COPY

25 SAHARA Electronic

26 TOKO OBAT BERIZIN NASYRAH FARMA

27 Rumah Makan NUFANA TOM YAM

28 KEBANGGAAN ACEH KUALITAS DUNIA TOKO KARYA MAJU

29 Waroeng Kopi DAPUR UMMI

30 Warkop D’Marco

4.2. Klasifikasi Data

12

Page 13: BAB I

Adapun aspek kesalahan yang di dapat pada tabel diatas dapat dilihat di

tabel dibawah ini.

TABEL 4.2

ASPEK KESALAHAN

Aspek Kesalahan

EYD Diksi Kalimat

kimia farma apotek BAKSO TENIS, URAT, TELOR

NASABA JAYA PANGKAS

Waroeng Kopi DAPUR UMMI

RAMAYANA BAKSO Rumah Makan NUFANA TOM YAM

Gayo Luwak Koffie Mandiri FOTO COPY CENTRAL AQUA

Warkop D’Marco REMAJA FOTO COPY MARTISA TAILOR

NASI UDUK KLAPA GADING

NUSANTARA KERAMIK

TOKO OBAT BERIZIN NASYRAH FARMA

Sabang Laundry MULIA Swalayan RESTORAN MASAM KEU-EUNG

TEUKA BARU GEUBRINA SWALAYAN

TOKO PANGAN UTAMA

DARUSSALAM Swalayan

MINI MARKET HAREUKAT DUA

RUMAH KECANTIKAN TIARA SALON

WASERBA AZAM JAYA

KEBANGGAAN ACEH KUALITAS DUNIA TOKO KARYA MAJU

RM MAKAN MINANG

13

Page 14: BAB I

JAYA

4.3. Analisis Data

Adapun hasil analisis data dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL 4.3

ALTERNATIF PEMBETULAN

No.

Data Salah Pembahasan Alternatif Pembetulan

1. NASABA JAYA PANGKAS

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Pangkas setelah itu baru kata Nasaba Jaya.

Pangkas Nasaba Jaya

2. RAMAYANA BAKSO Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Bakso setelah itu baru kata Ramayana.

Bakso Ramayana

3. NUSANTARA KERAMIK

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Keramik setelah itu baru kata Nusantara.

Keramik Nusantara

4. CENTRAL AQUA Data tersebut salah karena penulisan nama

Pusat AQUA

14

Page 15: BAB I

toko yang menggunakan bahasa asing yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan kaidah EYD, kata Central sudah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi Pusat sehingga tidak menggunakan bahasa asingnya lagi.

5. BAKSO TENIS, URAT, TELOR

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang tidak sesuai dengan kalimat dan tidak baku.

Bakso Tenis, Bakso Urat, dan Bakso Telur

6. MINI MARKET HAREUKAT DUA

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan kaidah EYD, kata Hareukat sudah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi Harkat sehingga tidak menggunakan bahasa daerahnya lagi.

Mini market Harkat Dua

7. NASI UDUK KLAPA GADING

Data tersebut salah, karena terdapat singkatan dalam sebuah kata klapa, seharusnya tidak perlu disingkat.

Nasi Uduk Kelapa Gading

8. NI’MAT KUPI Data tersebut salah, karena terdapat tanda koma atas untuk penyingkatan dalam sebuah kata ni’mat,

Nikmat kopi

15

Page 16: BAB I

seharusnya tidak perlu disingkat. Dan terdapat penulisan bahasa asing yang seharusnya sudah diserap kedalam bahasa Indonesia.

9. Gayo Luwak Koffie Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Kopi setelah itu baru kata Luwak Gayo.

Kopi Luwak Gayo

10. RUMAH MAKAN AYAM TANGKAP CUT DEK

Data tersebut salah karena penulisan kata rumah makan ayam tangkap yang dimiringkan, seharusnya kata tersebut tidak perlu dimiringkan karena bukan istilah asing. Berdasarkan kaidah EYD, kata yang bukan istilah asing tidak ditulis dengan huruf miring.

Rumah Makan Ayam Tangkap Cut Dek

11. TEUKA BARU Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan kaidah EYD, kata Teuka sudah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi Keluaran sehingga tidak menggunakan bahasa daerah lagi.

Keluaran Baru

12. RUMAH KECANTIKAN

Data tersebut salah karena penulisan nama

Rumah Kecantikan Salon Tiara

16

Page 17: BAB I

TIARA SALON toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Salon setelah itu baru kata Tiara.

13. DARUSSALAM Swalayan

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata swalayan setelah itu baru kata Darussalam.

Swalayan Darussalam

14. kimia farma apotek Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Apotek setelah itu baru kata Kimia Farma.

Apotek Kimia Farma

15. GEUBRINA SWALAYAN

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata swalayan setelah itu baru kata Geubrina.

Swalayan Geubrina

16. RESTORAN MASAM KEU-EUNG

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia.

Restauran Asam Pedas

17

Page 18: BAB I

17. TOKO PANGAN UTAMA

Data tersebut salah karena menggunakan huruf kapital.

Toko Pangan Utama

18. REMAJA FOTO COPY

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Fotokopi setelah itu baru kata Remaja.

Fotokopi Remaja

19. Sabang Laundry Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Cuci setelah itu baru kata Sabang.

Cuci Sabang

20. WASERBA AZAM JAYA

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang disingkat yang seharusnya tidak perlu.

Warung Serba Ada Azam Jaya

21. RM MAKAN MINANG JAYA

Data tersebut salah karena adanya penulisan singkatan yang tidak dipisah dengan tanda titik (.). Berdasarkan kaidah EYD, untuk memisahkan nama singkatan menggunakan tanda titik (.).

R.M. Minang Jaya

22. MARTISA TAILOR Data tersebut salah karena adanya penggunaan bahasa asing dalam penulisan nama toko. Berdasarkan kaidah EYD, kata tailor diubah menjadi penjahit

Penjahit Martisa

18

Page 19: BAB I

karena dalam penggunaan bahasa Indonesia penulisan bahasa asing sebisa mungkin dihindarkan.

23. MULIA Swalayan Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata swalayan setelah itu baru kata Mulia.

Swalayan Mulia

24. Mandiri FOTO COPY Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Fotokopi setelah itu baru kata Mandiri.

Fotokopi Mandiri

25. SAHARA Electronic Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata elektronik setelah itu baru kata Sahara.

Elektronik Sahara

26. TOKO OBAT BERIZIN NASYRAH FARMA

Data tersebut salah karena kata toko obat tidak baku dan sebaiknya diganti dengan kata apotek. Berdasarkan kaidah diksi, dalam penulisan nama toko digunakan kata baku.

Apotek Nasyrah

19

Page 20: BAB I

27. Rumah Makan NUFANA TOM YAM

Data tersebut salah karena adanya penulisan huruf kapital.

Rumah Makan Nufana Tom Yam

28. KEBANGGAAN ACEH KUALITAS DUNIA TOKO KARYA MAJU

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang terlalu panjang.

Toko Karya Maju

29. Waroeng Kopi DAPUR UMMI

Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia.

Warung Kopi Dapur Ummi

30. Warkop D’Marco Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia dan terdapat singkatan kata.

Warung Kopi Marco

BAB V

20

Page 21: BAB I

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Hasil penelitian yang kami lakukan dalam menganalisis kesalahan

penulisan bahasa Indonesia pada papan nama toko di Banda Aceh, masih banyak

terdapat kesalahan. Kesalahan-kesalahan itu meliputi aspek kesalahan EYD dan

Diksi. Kesalahan yang terjadi dominannya adalah kesalahan aspek diksi dan

kalimat.

5.2  Saran

            Secara umum penelitian ini menunjukkan masih tingginya tingkat

kesalahan dalam menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar yang

dilakukan dalam penulisan papan nama toko di Banda Aceh. Secara umum

kondisi tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan masing-masing

pemilik toko serta beberapa situasi kurang kondusif yang justru malah memicu

tingkat kesalahan tersebut. Ada dua saran yang direkomendasikan untuk

mengatasi persoalan tersebut antara lain: memperbaiki kualitas penulisan papan

nama toko yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan bahasa Indonesia secara

baik dan benar, dan adanya mekanisme kontrol secara periodik dari PEMDA

setempat terhadap persoalan ini.

21