Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-kurangnya dua bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan (Anusavice, 2004). Estetika dalam bidang kedokteran gigi sudah menjadi tuntutan pasien dandalam survei didapatkan bahwa perilaku praktek dokter gigi menunjukkan adanyapergeseran dari restorasi gigi oleh kerusakan karies kearah perawatan estetik (Dept. Konservasi Gigi-FKG UNAIR, 2011) Resin komposit mempunyai nilai estetik yang sangat baik dan paling sering digunakan dalam kedokteran gigi karena bahannya yang sewarna dengan gigi. Oleh karena itu resin komposit sering digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior.Seiring dengan perkembangan bahan – bahan kedokteran gigi, kini resin komposit dapat digunakan untuk gigi posterior dikarenakan kekurangan dari bahan resin komposit seperti kurangnya daya tahan terhadap tekanan akibat penggunaan sudah bisa diatasi dan banyaknya pasienyang lebih tertarik untuk 1
44

BAB I bab 2

Nov 22, 2015

Download

Documents

anggununp

blok 7 material cetak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGBahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-kurangnya dua bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan (Anusavice, 2004).Estetika dalam bidang kedokteran gigi sudah menjadi tuntutan pasien dandalam survei didapatkan bahwa perilaku praktek dokter gigi menunjukkan adanyapergeseran dari restorasi gigi oleh kerusakan karies kearah perawatan estetik (Dept. Konservasi Gigi-FKG UNAIR, 2011)Resin komposit mempunyai nilai estetik yang sangat baik dan paling sering digunakan dalam kedokteran gigi karena bahannya yang sewarna dengan gigi. Oleh karena itu resin komposit sering digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior.Seiring dengan perkembangan bahan bahan kedokteran gigi, kini resin komposit dapat digunakan untuk gigi posterior dikarenakan kekurangan dari bahan resin komposit seperti kurangnya daya tahan terhadap tekanan akibat penggunaan sudah bisa diatasi dan banyaknya pasienyang lebih tertarik untuk merestorasi giginya sewarna dengan gigi dan alergi terhadap merkuri bahan tambal amalgam. (Anusavice, 2004).1.2 Rumusan MasalahApakah Etsa Asam dan Bonding berpengaruh dalam penatalaksanaan resin komposit1.3 Tujuan Agar mampu dan memahami pengertian, sifat, manipulasi, komposisi pada resin komposit1.4 HipotesaEtsa Asam dan Bonding berpengaruh dalam penatalaksanaan resin komposit

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Komposit2.1.1 Definisi Bahan KompositBahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-kurangnya dua bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan (Anusavice, 2004).Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin. Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling (Anusavice, 2004).2.1.2 Syarat Bahan Komposit1. Bahannya Tidak Mengiritasi2. Tidak Toksik3. Tidak mudah larut dalam saliva4. Mudah digunakan5. Estetika Yang Baik 2.1.3 Komposisi Resin Komposita. Bahan utama / Matriks Resin Kebanyakan resin komposit menggunakan campuran monomer aromatic dan ataualip hatic dimetacrylate seperti bisphenol A glycidyl methacrylate (BIS - GMA), selain itu juga banyak dipakai adalah tryethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA), dan urethane dimethacrylate (UDMA) adalah dimethacrylate yang umum digunakan dalam komposit gigi. BIS- GMA memiliki viskositas yang tinggi sehingga membutuhkan tambahan cairan dari dimethacrylate lain yang memiliki viskositas rendah yaituTEGDMA untuk menghasilkan cairan resin yang dapat diisi secara maksimal dengan partikel glass. Sifatnya yang lain yaitu sulit melakuka n sintesa antara struktur molekul yang alami dan kurang melekat dengan baik terhadap struktur gigi.b. FillerDikenali sebagai filler inorganik. Filler inorganik mengisi 70 persen dari berat material. Beberapa jenis fille r yang sering dijumpai adalah berbentuk manik - manik kaca dan batang, partikel seramik seperti quartz (SiO 2 ), litium - aluminium silikat (Li2O.Al 2 O3.4S iO2) dan kaca barium (BaO) yang ditambahkan untuk membuat komposit menjadi radiopak.Bentuk filler yang tidak beraturan mempunyai permukaan yang lebih baik dan tersedia untuk bonding dan dapat dipertahankan di dalam resin. Penambahan partikel filler dapat memperbaiki sifat resin komposit:1. Lebih sedikit jumlah resin, pengerutan sewaktu curing dapat dikurangi 2. Mengurangkan penyerapan cairan dan koefisien ekspansi termal 3. Memperbaiki sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan dan resisten terhadap abrasic. Coupling AgentKomponen penting yang terdapat pada komposit resin yang banyak dipergunakan pada saat ini adalah coupling agent. Resin akrilik yang awal digunakan tidak berfungsi dengan baik karena ik atan antara matriks dan filler adalah tidak kuat. Melapiskan partikel filler dengan coupling agent contohnya vinyl silane memperkuat ikatan antara filler dan matriks. Coupling agent memperkuat ikatan antara filler dan matriks resin dengan cara bereaksi secara khemis dengan keduanya. Ini membolehkan lebih banyak matriks resin memindahkan tekanan kepada partikel filler yang lebih kaku. Kegunaan coupling agent tidak hanya untuk memperbaiki sifat khemis dari komposit tetapi juga meminimalisasi kehilangan awal d ari partikel filler diakibatkan dari penetrasi oleh cairan diantara resin dan filler.Fungsi bagi coupling agent adalah:1. Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin 2. Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler- resind. Bahan penghambat polimerisasiMerupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi dini. Monomer dimethacrylate dapat berpolimerisasi selama penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat (inhibitor). Sebagai inhibitor, sering digunakan hydroquinone, tetapi bahan yang sering digunakan pada saat ini adalah monometyhl ether hydroquinone.e. Penyerap ultraviolet (UV)Ini bertujuan meminimalkan perobahan warna karena proses oksidasi. Camphorquinone dan 9-fluorenone sering dipergunakan sebagai penyerap UV.f. Opacifiers Tujuan bagi penambahan opacifiers adalah untuk memastikan resin komposit terlihat di dalam sinar-X. Bahan yang sering dipergunakan adalah titanium dioksida dan aluminium dioksida.g. Pigmen warnaBertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lain-lain. Ferric oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna merah.2.1.4 Klasifikasi Resin Komposi1. Komposit tradisional. Komposit tradisional adalah komposit yang di kembangkan selama tahun 1970-an dan sudah mengalami sedikit modifikasi. Komposit ini disebut juga komposit kovensional atau komposit berbahan pengisi makro, disebut demikian karena ukuran partikel pengisi relatif besar.2. Komposit berbahan pengisi mikro Dalam mengatasi masalah kasarnya permukaan pada komposit tradisional, dikembangkan suatu bahan yang menggunkan partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikelnya berukuran 0,04 m; jadi partikel tersebut lebih kecil200-300 kali di bandingkan rata-rata partikel quartz pada komposit tradisional. Komposit ini memiliki permukaan yang halus serupa dengan tambalan resin akriliktanpa bahan pengisi. Dari segi estetis resin komposit mikro filler lebih unggul, tetapi sangat mudah aus karena partikel silika koloidal cenderung menggumpal dengan ukuran 0,04 sampai 0,4 m. Selama pengadukan sebagian gumpalan pecah, manyebabkan bahan pengisi terdorong. Menunjukan buruknya ikatan antara partikel pengisi denganmatriks sekitarnya. Kekuatan konfresif dan kekuatan tensil menunjukkan nilai sedikitlebih tinggi dibandingkan dengan resin komposit konvensionl. Kelemahan dari bahanini adalah ikatan antara partikel komposit dan matriks yang dapat mengeras adalahlemah mempermudah pecahnya suatu restorasi Resin komposit berbahan pengisi partikel kecil3. Komposit ini dikembangkan dalam usaha memperoleh kehalusan dari permukaan komposit berbahan pengisi mikro dengan tetap mempertahankan ataubahkan meningkatkan sifat mekanis dan fisik komposit tradisional. Untuk mencapaitujuan ini, bahan pengisi anorganik ditumbuk menjadi ukuran lebih kecil dibandingkan dengan yang biasa digunakan dalam komposit tradisional.Rata-rata ukuran bahan pengisi untuk komposit berkisar 1-5 m tetapipenyebaran ukuran amat besar. Distribusi ukuran partikel yang luas inimemungkinkan tingginya muatan bahan pengisi, dan komposit berbahan pengisipartikel kecil umumnya mengandung bahan pengisi anorganik yang lebih banyak (80% berat dan 60-65 % volume). Beberapa bahan pengisi partikel kecil menggunakanquartz sebagai bahan pengisi, tetapi kebanyakan memakai kaca yang mengandunglogam berat4. Komposit hibridKategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperolehkehalusan permukaan yang lebih baik dari pada partikel yang lebih kecil, sementaramempertahankan sifat partikel kecil tersebut. Ukuran partikel kacanya kira-kira 0,6-1,0 mm, berat bahan pengisi antara 75-80% berat. Sesuai namanya ada 2 macam partikel bahan pengisi pada komposit hybrid. Sebagian besar hibrid yang paling barupasinya mengandung silica koloidal dan partikel kaca yang mengandung logam berat.Silica koloidal jumlahnya 10-20% dari seluruh kandungan pasinya.Sifat fisik dan mekanis dari sitem ini terletak diantara komposit konvensionaldan komposit partikel kecil, bahan ini lebih baik dibandingkan bahan pengisi pasi-mikro. Karena permukaannya halus dan kekuatannya baik, komposit ini banyakdigunakan untuk tambalan gigi depan, termasuk kelas IV. Walaupun sifat mekanisumumnya lebih rendah dari komposit partikel kecil, komposit hibrid ini juga seringdigunakan untuk tambalan gigi belakang (Annusavice 2003)2.2 Cara AktivasiCara aktivasi dari resin komposit dapat dibagi dua yaitu dengan cara aktivasi secara khemis dan aktivasi mempergunakan cahaya.1. Aktivasi secara khemisProduk yang diaktivasi secara khemis terdiri dari dua pasta, satu yang mengandung benzoyl peroxide (BP) initiat or dan yang satu lagi mengandung aktivator aromatic amine tertier. Sewaktu aktivasi, rantai -- O-- O-- putus dan elektron terbelah diantara kedua molekul oksigen (O). Pasta katalis dan base diletakkan di atas mixing pad dan diaduk dengan menggunakan instrument plastis selama 30 detik. Dengan pengadukan tersebut, amine akan bereaksi dengan BP untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi dimulai. Adonan yang telah siap diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kavitas dengan menggunakan instrument plastis atau syringe.

Gambar 6: Aktivasi benzoyl peroxide (BP)

1. Aktivasi menggunakan cahayaSistem aktivasi menggunakan cahaya pertama kali diformulasikan untuk sinar ultraviolet (UV) membentuk radikal bebas. Pada masa kini, komposit yang menggunakan curing sinar UV telah digantikan dengan sistem aktivasi sinar tampak biru yang telah diperbaiki kedalaman curing, masa kerja terkontrol, dan berbagai kebaikan lainnya. Disebabkan kebaikan ini, komposit yang menggunakan aktivasi sinar tampak biru lebih banyak digunakan dibanding material yang diaktivasi secara khemis. Komposit yang menggunakan aktivasi dari sinar ini terdiri dari pasta tunggal yang diletakkan dalam syringe tahan cahaya. Pasta ini mengandung photosensitizer, Camphorquinone (CQ) dengan panjang gelombang diantara 400 - 500 nm dan amine yang menginisiasi pembentukan radikal bebas. Bila bahan ini, terkontaminasi sinar tampak biru (visible blue light, panjang gelombang -468nm) memproduksi fase eksitasi dari photosensitizer, dimana akan bereaksi dengan amine untuk membentuk radikal bebas sehingga terjadi polimerisasi lanjutan. Working time bagi komposit tipe ini juga tergantung pada operator. Pasta hanya dikeluarkan dari tube pada saat ingin digunakan karena terkena sinar pada pasta dapat menginisiasi polimerisasi. Pasta diisi kedalam kavitas, disinar dengan sinar biru dan terjadi polimerisasi sehingga bahan resin mengeras. Camphorquinone (CQ) menyerap sinar tampak biru dan membentuk fase eksitasi dengan melepaskan elektron seperti amine ( dimetyhlaminoethyl methacrylate [DMAEMA]). Setelah diaktivasi, CQ memisahkan atom hidrogen daripada karbon - yang bertentangan dengan grup amine dan hasilnya adalah amine dan radikal bebas CQ. Radikal bebas CQ ini sudah bersedia untuk diaktivasi.2.2.1 Sifat sifat Resin KompositSama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga memiliki sifat. Ada beberapa sifat sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:a. Sifat fisik Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya: 1. Warna Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks.Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.2. Strength Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.3. Setting Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.

b. Sifat mekanis Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu.1 Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu :1. AdhesiAdhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding agent).2. Kekuatan dan keausan Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.c. Sifat khemis Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul molekul yang disebut monomer.Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan pada ujung ujung rantai atau pada ujung ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-GMA) (Anusavice, 2004).2.2.2 Kelebihan Resin Komposita. Kelebihan1. Secara estetik sangat memuaskan, terutama dengan resin komposit formulasi terkini dimana hasil akhirnya sangat menyerupai gigi asli. Namun tentu membutuhkan keterampilan dan keahlian dari dokter gigi. Karena kelebihannya ini, resin komposit adalah bahan tambal yang saling sering digunakan dalam cosmetic dentistry2. Aplikasinya cukup luas. Meski dulu ada keraguan bahwa bahan tambal resin komposit tidak cukup kuat untuk digunakan pada gigi geraham dimana tekanan kunyah didaerah tersebut paling besar, namun bahan tambal ini terus menerus mengalami perkembangan sehingga kini cukup dapat diandalkan untuk menambal gigi geraham meskipun kekuatannya masih tetapdibawah amalgam.3. Warna bahan tambal dapat disesuaikan dengan keadaan gigi pasien, karena resin komposit memiliki pilihan shade/warnab. Kekurangan1. Meterial ini membutuhkan tahapan-tahapan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup mendalam dari dokter gigi untuk mendapatkan hasil yang benar-benar memuaskan dan tahan lama. Jika tidak, tambalan akan mudal lepas/patah, berubah warna, atau terlihat batas antara tepi tambalan dengan gigi sehinga mengurangi estetika.2. Pada saat penambalan diperlukan suasana mulut yang cukup kering karena kontaminasi saliva dapat mempengaruhi sifat-sifat jangka panjang dari resin komposit, seperti kekuatan dan daya tahannya. Oleh sebab itu gigi yang akan ditambal resin komposit idealnya harus benar-benar diisolasi, dan hal ini cukup sulit dilakukan terutama pada gigi belakang dan mungkin menimbulkan ketidak nyamanan bagi basien3. Dapat terjadikeries sekunder dibawah tambalan yang mungkin disebabkan oleh kebocoran tambalan sehingga bakteri dapat berpenetrasi ke jaringan gigi dankembali menyebabkan karies (Permatasari,2009).2.2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Resin Komposita. Indikasi:1. Aman untuk restorasi lesi kecil dan memiliki nilai estetik yang sangat bagus 2. Cukup untuk menerima tekanan oklusal yang sedang tapi lebih cepat 3. Lesi interproksimal (klas III) pada gigi anterior4. Lesi pada permukaan fasial gigi anterior (klas V)5. Lesi pada permukaan gigi premolar6. Hilangnya sudut incisal gigi7. Fraktur gigi anterior8. Membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang9. Lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior ( klas I & II)10. Ikatan jangka panjang dengan dentin diragukan, untuk mengembangkan adhesi dentin digunakan penghubung yaitu GIC (Permatasari,2009).b. Kontra Indikasi :1. Lebih mahal dan kemampuan restorasi terbatas hanya pada kavitas extensif2. Lesi distal dari premolar3. Tambalan rutin untuk posterior4. Pasien dengan insidensi karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga5. Kemampuan untuk restorasi kavitas terbatas6. Shrinkage relatif besar7. Tidak resisten terhadap invasi bakteri8. Berbahan dasar methil metacrylate yang merupakan alergen dan mengandung material seperti HEMA yang merupakan reaksi alergi (Permatasari,2009).2.3 Etsa Proses etsa asam pada permukaan email akan menghasilkan kekasaran mikroskopik pada permukaan email yang disebut enamel tags atau micropore sehingga diperoleh ikatan fisik antara resin komposit dan email yang membentuk retensi mikromekanis. Keberhasilan usaha tersebut telah mendorong para peneliti untuk melakukan etsa pada dentin, namun walaupun dentin telah dietsa perlekatan resin komposit terhadap permukaan dentin lebih sulit dibandingkan dengan perlekatan terhadap permukaan email.Kesulitan ini disebabkan karena dentin merupakan jaringan yang lebih kompleks dibandingkan dengan email.Email merupakan jaringan yang hampir termineralisasi secara sempurna, sedangkan dentin merupakan jaringan hidup yang terdiri dari komponen inorganik (45%), komponen organik (33%), dan air Komposisi organik substrat dentin memiliki struktur ultra tubulus yang lembab dan heterogen. Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kesulitan perlekatan resin komposit pada dentin yaitu variasi tingkat mineralisasi dan adanya cairan pada tubulus dentin yang menghalangi perlekatan (Yazici AR, 2003).Perlekatan pada dentin juga menjadi lebih sulit dengan keberadaan smear layer. Smear layer merupakan lapisan debris organik yang terdapat pada permukaan dentin akibat preparasi dentin.Smear layer menghalangi tubulus dentin dan berperan sebagai barier difusi, sehingga menurunkan permeabilitas dentin. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pengetsaan dentin untuk menyingkirkan smear layer. Fusayama (1980) mempelopori etsa dentin untuk mendapatkan ikatan secara adhesif antara dentin dan resin komposit dan untuk melarutkan smear layer. Smear layer dipindahkan melalui pengetsaan dengan asam phosphor 37 % selama 15 detik yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin. Pengetsaan terhadap intertubular dan peritubular dentin mengakibatkan penetrasi dan perlekatan bagi bahan bonding sehingga terbentuk hybrid layer (Yazici AR, 2003).2.3.1 Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur GigiSecara terminologi, adhesi adalah proses perlekatan dari suatu substansi ke substansi lainnya. Permukaan atau substansi yang berlekatan disebut adherend.Adhesif adalah bahan yang biasanya berupa zat cair yang kental yang menggabungkan dua substansi hingga mengeras, dan mampu memindahkan suatu kekuatan dari satu permukaan ke permukaan lainnya.Bahan perekat atau bonding agent adhesive system adalah bahan yang bila diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, dapat bertahan dari pemisahan, dan dapat menyebarluaskan beban melalui perlekatannya (Roberson TM, 2002).Salah satu upaya untuk meningkatkan perlekatan resin komposit pada jaringan gigi adalah penggunaan teknik etsa asam dan bahan bonding adhesive. Buonocore (1955), memperkenalkan konsep bonding dengan etsa asam yaitu memodifikasi pembukaan email dengan menggunakan bahan yang bersifat asam (Dewi RTP, 2000).Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dankomponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen. Ikatanadhesive yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia,dan dapat merupakan ikatan kovalen atau ion.Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secaramekanis atau retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukangaya tarik menarik oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang melibatkan penggunaan skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding (Anusavice, 2004).Teknik etsa asamSebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan ditambal diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi ters ebut menghasilkan pori- pori kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas.Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara permukaan email- resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan ikatan terhadap email teretsa sebesar 15- 25 MPa. Salah satu alasannya adalah bahwa asam meninggalkan permukaan email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin tag kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7- 25 m.Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat, konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15 - 20 detik.Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.Pengetsaan terhadap intertubular dan peritubular dentin mengakibatkan penetrasi dan perlekatan bagi bahan bonding sehingga terbentuk hybrid layer Berdasarkan jumlah tahap-tahap dalam aplikasinya sistem adhesif dapat dibagi atas dua kategori yaitu (Soares CJ, dkk., 2005): 1. Total-etch adhesive system Memerlukan pencucian pada permukaan yang dietsa, antara lain :a. Three-step total-etch adhesive Terdiri dari tiga tahap aplikasi yaitu tahap etching/conditioning, dilanjutkan dengan tahap priming, dan terakhir tahap bonding yaitu aplikasi dengan resin adhesif. Bahan primer dan adhesif berada dalam keadaan terpisah (two-bottle component).Bahan ini merupakan sistem adhesif generasi ke-4. Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan menggunakan asam phosphor 40 % selama 15 sampai 20 detik. Untuk mencegah kolaps, permukaan harus dibuat lembab.Namun, pelembaban dentin sulit dilakukan dengan benar karena menyebabkan perlekatan yang terbentuk lebih rendah dari perlekatan ideal jika dentin terlalu basah atau terlalu kering (Soares CJ, dkk., 2005).b. Two-step total-etch adhesiveBahan primer dan adhesif digabung dalam satu kemasan (single-bottle component atau one-bottle system), sehingga terdiri dari dua tahap aplikasi yaitu tahap etching dan rinsing yang menggunakan bahan gabungan primer dan resin adhesif.Bahan ini merupakan sistem adhesif generasi ke-5. Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan dengan asam phosphor 35 % sampai 37 % selama 15 sampai 20 detik (Soares CJ, dkk., 2005).2. Self-etch adhesive system Tidak memerlukan tahap pencucian pada permukaan yang dietsa. Bahan etsa dan primer digabung menjadi satu (konsep self-etch primer), antara lain :a. Two-step self-etch adhesive Terdiri dari dua tahap aplikasi yaitu tahap aplikasi self-etch primer, kemudian dilanjutkan dengan tahap aplikasi resin adhesif.Bahan ini merupakan sistem adhesif generasi ke-6.Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan menggunakan larutan aqueous berisi phenyl-P 20% di dalam HEMA 30%. Keuntungannya adalah resiko kolapsnya kolagen dapat dieliminasi.Kerugiannya adalah larutan harus diperbaharui secara terus menerus karena formulasi liquidnya tidak dapat dikendalikan di tempatnya. Keefektifan pengetsaan enamel dengan tepat, kurang dapat diramalkan dibandingkan dengan larutan asam phosphor, karena asam yang digunakan lebih lemah(Soares CJ, dkk., 2005).b. One-step self-etch adhesive (all in one) Semua unsur bahan bonding dikombinasikan dalam satu kemasan, sehingga hanya terdiri dari satu tahap aplikasi.Bahan ini merupakan sistem adhesif generasi ke-7(Soares CJ, dkk., 2005).One-step self-etch adhesive adalah alternatif sistem adhesif yang menguntungkan untuk restorasi karena dapat digunakan dengan mudah.Tujuan aplikasi one-step self-etch adhesive adalah untuk memudahkan prosedur restorasi dengan mengurangi langkah-langkah yang dibutuhkan dalam prosedur bonding.Smear layer tidak disingkirkan, sehingga potensi sensitivitas post-operative (pada sistem total-etch) akibat infiltrasi resin yang tidak sempurna ke dalam tubulus dentin dapat dikurangi. Selain itu, air adalah komponen yang esensial dalam sistem ini dalam mengadakan ionisasi monomer asam untuk demineralisasi jaringan keras gigi, jadi sensitivitas teknik dalam tahap hidrasi matriks kolagen yang terdemineralisasi (pada sistem adhesif total-etch) dapat dieliminasi. Pemisahan tahap etching dan rinsing juga dieliminasi. Maka dari itu, all-in-one adhesive tidak hanya mempermudah proses perlekatan dengan mengeliminasi langkah, tetapi juga mengeliminasi beberapa sensitivitas teknik pada sistem total-etch (Soares CJ, dkk., 2005).2. Bahan bonding Adhesive Dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori didalam dentin dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin (Anusavice, 2004).1. Bahan bonding email Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 m. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cenderung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding (Anusavice, 2004).1. Bahan bonding dentin Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5% materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm 2 didekat dentino enamel jungtion dansekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa. 3,12 Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :0. Dentin ConditionerFungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentin conditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asamnitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentin conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentinyang lebih kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen (Anusavice, 2004).0. Primer Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin yang bersifat hidrofilik. Oleh karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan penggabungan antara dua material yang berbeda. Secara umum bahan pengikat pada dentin primer dapat diformulakan sebagai Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group. Methacrylategroup adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan komposit resin dan meningkatkan kekuatan kovalen, Spacer group adalah pembuat celah yang biasanya meningkatkan fleksibilitas bahan pengikat. Reaktive group adalah reactivegroup yang merupakan gugus polar atau gugus terakhir (membentuk perlekatandengan jaringan gigi). Ikatan polar ini terbentuk akibat distribusi elektron yang asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat berkombinasi dengan molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam apatit dan gugus amino dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa juga dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi. Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak digunakan. HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen melalui gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen. Aksi dari bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan molekular antara poli (HEMA) dan kolagen (Anusavice, 2004)0. Sealer (Bahan pengisi)Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan HEMA. Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin (Anusavice, 2004).2.3.2 Reaksi Dentin terhadap Asam EtsaBerkontaknya asam dengan dentin dapat menimbulkan perubahan-perubahan histologi, baik pada permukaan dentin maupun pada bagian dentin terdalam. Tubulidentin yang terpotong pada saat preparasi kavitas dan larutnya smear layer oleh asam akan membuka jalan bagi asam berpenetrasi ke dalam pulpa( Ian, E.Shuman 2000, )

Perubahan-perubahan yang terjadi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :1. Demineralisasi superfisialisAsam pertama kali akan melarutkan smear layer yang terdapat pada bagiandentin terluar yang telah dipreparasi. Bagian smear layer yang paling mudah larutadalah komponen mineral yang merupakan debris preparasi .Smear layer terdiri dari dua fasa, yaitu fasa padat yang merupakan debrispreparasi dan fasa cair yang berasal dari cairan tubuli dentin dan bercampur dengan kolagen terdenaturasi.Komponen smear layer tersebut membuat kepadatan smearlayer lebih rendah daripada matriks dentin,sehingga menyebabkan koefisien difusi suatu zat akan lebih besar jika berdifusi ke dalam smearlayer daripada matriks dentin. Waktu yang diperlukan asam untukmelarutkan smear layer jauh lebih kecil daripada waktu yang digunakan untukmengetsa2. Demineralisasi Kompleks tubuli dentinAsam etsa yang telah melarutkan smear layer kemudian berkontak dengan matriks dentin dan menyebabkan demineralisasi yang akan menghasilkan porositas pada dentin. Porositas pada matriks dentin dihasilkan oleh larutnyakristal mineral hidroksiapatit yang berasal dari komopnen kolagen pada matriksdentin. Kristal hidrosiapatit bertugas memelihara dan menstabilkan kolagen serta mencegah denaturasi. Demineralisasi dentin menyebabkan denaturasi kolagen sehingga kolagen dentin menjadi lemah Perubahan perfusi cairan dentin akibat meningkatnya permeabilitas dentinPelarutan komponen smear layer sebagai akibat berkontaknya asam dengandentin dapat meningkatkan permeabilitas dentin. Smear layer berfungsi dalammembatasi difusi molekul-molekul besar ataupun kecil berpenetrasi ke dalampulpa melalui tubuli dentin. Smear layer juga berfungsi mengatur koveksi cairan tubuli dentin yang berperan dalam mekanisme sensitivitas dentin sesuai dengan teori hidrodinamik. Smearlayer bertanggung jawab terhadap perubahan permeabilitas dentin ( Craig, 2002).Menurut penelitian Pashley dan Michelich (1981) menunjukan bahwa dentin yang dietsa dengan asam sitrat 6 % dalam waktu 5 detik dapat melarutkan smearlayer sekaligus membuka orifis tubuli dentin. Membesarnya rongga orifis dapat memperbanyak kemungkinan difusi bagi molekul besar dan kecil serta bakteri berpenetrasi ke dalam pulpa.2.4 Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit1. Tahapan IsolasiIsolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva dan lidah akan menggangu penglihatan. Beberapa metode tepat digunakan untuk mengisolasi daerah kerja yaitu saliva ejector, gulungan kapas atau cotton roll,dan isolator karet atau rubbedam(Baum, 1997).a. Saliva EjectorAlat ini mempuyai diameter 4 mm. Digunakan untuk menghisap saliva yang tertumpuk didalam mulut. Penggunaan saliva ejector adalah ujungnya dari diletakkan didasar mulut. Pada posisi initer kadang membuat pasien tidak nyaman karena diletakkan terus menerus didasar mulut, di bawah tekanan negatif yang konstan dapat menarik jaringan lunak dan menimbulkan lesi jaringan lunak (Baum, 1997). b. Gulungan Kapas atau Cotton RollGulungan Kapas atau Cotton Roll digunakan kedokteran gigi memiliki beberapa ukuran panjang dan besar. Namun yang seringdigunakanadalahcotton rollnomor 2 denganpanjang inchi dan diameter inchi. Cotton rolldapatmenyerap saliva cukup efektif sehingga menghasilkan isolasi jangka pendek pada rongga mulut. Biasanya cotton rollharusseringdigantikarenaakanseringterbashioleh saliva. Penggunaan cotton roll bersama saliva ejector efektif dalam meminimalkan aliran saliva (Baum, 1997).c. Isolator karet atau Rubber DamDari semua metode isolasi daerah kerja tidak ada yang seefektif dari rubber dam. Lembaran karet inidengangigi-gigi yang menonjol melalui lubang pada lembaran itu memberikan isolasi yang positif dan jangka panjang pada gigi yang perlu dirawat. Penggunaan dari rubber dam merupakan keharusan untuk prosedur operatif. Rubber dam terdiridari 2 bagian yaitu isolator karet dan klem.Gigi dibersihkan dengan rubber cups dan pumice yang dicampur dengan air. Bila ada karang gigi dibersihkan terlebih dahulu (Baum, 1997).2. Tahap preparasiGigi fraktur Karena trauma dibuat bavel pada seluruh tepi enamel selebar 2-3 mm dari tepi kavitas dengan diamond fissure bur dengan sudut 450Gigi dengan karies dibersihkan dengan diamond fissure bur atau excavator, kemudin dibuat bevel seperti di atas.Tahap pertama adalah memperoleh akses ke dentin yang terkena karies. Untuk kasus kelas III akses diperoleh dari pembuangan ridge palatal karena ridge ini tidak didukung oleh dentin yang sehat. Dinding labial sedapat mungkin dipertahankan mengingat sampai saat ini tak satupun warna bahan restorasi yang sama persis dengan warna gigi. Akses dari palatal memang lebih menyusahkan operator namun akses dari labial jarang sekali dilakukan karena akan menghasilkan estetika yang tidak begitu baik. Akses langsung bisa dilakukan jika gigi tetangganya tidak ada (Baum, 1997).Setelah akses tahap selanjutnya adalah pembuatan ragangan kavitas atau outlinef orm.Ragangan pada kasus ini hanya dibuat berdasarkan perluasan kariesnya yang mengenai email dan dentin. Semua email dan dentin yang sebenarnya tidak terserang karies tetapi kelihatannya sudah lemah harus dihilangkan.Perluasan kavitas ini sebagai langkah dari pencegahan atau extension for prevention. Untuk kelas III pada tahap resisten yaitu pembuatan bevel tidak perlu dilakukan karena menghindari jaringan yang terbuang dan menghindari kontakdengan gigi tetap pada tetangga. Bentuk kavitas biasanya telah menyediakan retensi yang cukup tanpa membuat alur retensi khusus. Bentuk retensi pada setiap kasus berbeda tergantung pada besar kavitasnya apakah kecil atau besar retensi pada kelas III adalah undercut. Undercut dibuat di dnding gingival aproksimal dan undercut pendek berupa pit di dinding insisal. Pada restorasi plastis komposit proses pengetsaan juga merupakan suatu retensi mekanis. Setelah preparasi selesai dilakukan tahap selanjutnya perlu dilakukan pengecekan tepi kavitas agar tidakada email dan dentin karies yang tersisa sehingga tidak menyebabkan karies sekunder. Selanjutnya adalah pembersihankavitas, semua debris dan sisa preparasi diirigasi dengan aquadest steril dan kemudian dikeringkan. Terakhir kavitas perlu diperiksa lagi dari berbagai aspek sebelum dilakukan penumpatan (Baum, 1997).3. Pemberian Liner/ Basis Basis adalah lapisan tipis yang diletakkan antara dentin dan atau pulpa dengan restorasi. Perbedaan antara basis dan liner adalah ketebalan dan hal yang mampu ditahannya. Jika basis dengan ketebalan yang lebih daripada liner mampu menahan tekanan mekanik dari bahan restorasi selain juga sebagai penahan termal, listrik dan kimiawi (Baum, 1997). Pada restorasi resin komposit, perlu diplikasikan basis atau liner karena sifat dari resin itu sendiri yang iritan terhadap pulpa sehingga perlu adanya perlindungan sehingga bahan restorasi resin komposit ini tidak secara langsung mengenai struktur gigi. Bahan basis atau liner yang biasanya digunakan adalah kalsium hidroksida, terutama karies yang hampir mencapai pulpa, karena sifatnya yang mampu merangsang pembentukan dentin sekunder. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sebagai liner berbentuk suspensi dalam liquid organik seperti methyl ethyl ketone atau ether alcohol atau dapat juga dalam larutan encer seperti methyl cellusose yang berfungsi sebagai bahan pengental(Baum, 1997).Liner ini diaplikasikan dalam konsistensi encer yang mengalir sehingga mudah diaplikasikan ke permukaan dentin. Larutan tersebut menguap meninggalkan sebuah lapisa tipis yang berfungsi memberikan proteksi pada pulpa di bawahnya.Selain liner, perlindungan lain dapat berupa basis. Basis yang dapat digunakan adalah basis dari kalsium hidroksida, semen ionomer kaca, dan seng fosfat. Sebagai basis, kalsium hidroksida berbentuk pasta yang terdiri dari basis dan katalis. Basisnya terdiri dari calcium tungstate, tribasic calcium phosphate, dan zinc oxide dalam glycol salycilate. Katalisnya terdiri dari calcium hydroxide, zinc oxide, dan zinc stearate dalam ethylene toluene sulfonamide. Basis kalsium hidroksida yang diaktivasi dengan sinar biasanya mengandung calcium hydroxide dan barium sulfate yang terdispersi dalam resin urethane dimethacrylate. Kalsium hidroksida sebagai basis mempunyai kekuatan tensile dan kompresi yang rendah . dibandingkan dengan basis dengan kekuatan dan rigiditas yang tinggi. Karena itulah, kalsium hidroksida tidak diperuntukkan untuk menahan kekuatan mekanik yang besar, biasanya jika digunakan untuk memberikan tahanan terhadap tekanan mekanik, harus didukung oleh dentin yang kuat. Untuk memberikan perlindungan terhadap termis, ketebalan lapisan yang dianjurka tidak lebih dari 0,5 mm. keuntungan dari penggunaan kalsium hidroksida adalah sifat terapeutiknya yang mampu merangsang pembentukan dentin sekunder (Baum, 1997).4. Tahap etsa asama. Ulaskan bahan etsa (asam phospat 30%-50%) dalam bentuk gel/cairan dengan pinset dan gulungan kapas kecil (cutton pellet) pada permukaan enamel sebatas 2-3 mm dari tepi kavitas (pada bagian bevel).b. Pengulasan dilakukan selama 30 detik dan jangan sampai mengenai gusi.c. Dilakukan pencucian dengan air sebanyak 20 cc, menggunakan syiring.d. Air ditampung dengan tampon atau cotton roll.e. Setelah pencucian gigi dikeringkan dengan semprotan udara sehingga permukaan tampak putih buram. 5. Tahap bondingUlaskan bahan bonding menggunakansponkecilataukuas / brush kecil pada permukaan yang telah di etsa .Ditunggu 10 detiksambil di semprot udara ringan di sekitar kavitas (tidaklangsungmengenaikavitas) .Kemudian dilakukan penyinaranselama 20 detik. Saat ini, pemakaian bahan adhesif pada dentin telah meluas ke seluruh dunia dan perkembangannya pun bervariasi didasarkan pada tahun pembuatan, jumlah kemasan dan sistem etsa (Baum, 1997). Berdasarkan jumlah kemasan atau tempat penyimpanan, bahan adhesif dibagi menjadi tiga yakni sistem tiga botol, dua botol dan satu botol. Pada sistem tiga botol, bahan adhesif terdiri dari tiga botol bahan yang terpisah yakni etsa, primer dan bonding. Sistem ini diperkenalkan pertama kali tahun 1990-an. Sistem ini menghasilkan kekuatan ikatan yang baik dan efektif. Namun, kekurangan sistem ini adalah banyaknya kemasan yang ada di meja unit dan waktu pemakaian yang lama dikarenakan sistem ini yang terdiri dari tiga botol dan tidak praktis (Baum, 1997).Sistem bahan adhesif lainnya yakni sistem dua botol yang terdiri dari dua botol bahan yang terpisah yakni satu botol bahan etsa dan satu botol yang merupakan gabungan antara primer dan bonding. Saat ini, sistem in merupakan bahan adhesif yang paling banyak digunakan di praktek dokter gigi. Hal ini dikarenakan sistem ini lebih simpel dan waktu pemakaiannya lebih cepat. Disamping itu, ikatan yang dihasilkan cukup kuat. Sistem bahan adhesif terakhir yakni sistem satu botol yang hanya terdiri satu botol yang merupakan gabungan etsa, primer dan bonding. Sistem ini merupakan sistem bahan adhesif yang terakhir kali keluar. Kelebihan sistem ini adalah waktu pemakaian yang lebih cepat dan mudah pengaplikasiannya dibandingkan dengan sistem bahan adhesif lainnya. Namun, kekurangan sistem ini adalah kekuatan ikatan yang dihasilkan lebih rendah (Baum, 1997).

6. Tumpatan Resin KompositCara penumpatan kavitas di servikal gigi serupa dengan penumpatan kavias oklusal. Walaupun tumpatannya nanti tidak akan menerima tekanan kunyah oklusal, tekanan kondensasi tetap harus memadai agar alur-alur retensi terisi dengan baik, sehingga tumpatan dapat bertahan lama. Pengukiran pada tahap yang dini dapat dilakukan dengan sonde, kalau sudah terlambat dengan alat Ward atau Hollenbach (Baum, 1997).Hendaknya bentuk anatomi permukaan servikal dapat dikembalikan, dan untuk itu dapat degunakan dengan pengukir dengan bilah cembung misalnya pengukir Ward atau Hollenbach. Pengukiran dilakukan dengan jalan mengukir tepi oklusal dan tepi gingival sendiri-sendiri sehingga terbentuknya permukaan yang cekung dapat dicegah. Tumpatan lebih baik dibuat sedikit cekung daripada overkontur kea rah gingival sebab hal ini akan menyebabkan akumulasi plak dan merangsang timbulnya gingivitis (Baum, 1997). 7. Tahap finishing dan polishing kompositFinishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi. Sedangkan polishing digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan segera setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah pengerasan awal (Baum, 1997). Alat-alat yang biasa digunakan antara lain :a. Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel blades, seperti 12 atau12b atau specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide, anodized aluminium, atau nikel titanium. b. Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide burs, berbagai tipe dari flexibe disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic finishing strips, dan pasta polishing.1. Diamond dan carbide bursDigunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin komposit dan dapat digunakan untuk membentuk anatomi pada permukaan restorasi. 2. Discs Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasive dari disk dapat mencapai bagian embrasure dan area interproksimal. Disk terdiri dari beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa digunakan secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing.3. Impregnated rubber points dan cupsDigunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling kasar digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang yang besar sedangkan yang halus efektif untuk membuat permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang utama dari penggunaan alat ini adalah dapat membuat permukaan yang terdapat ekses membentuk groove, membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior4. Finishing stipsDigunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan proksimal margin gingival untuk membuat kontak interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan plastik. Untuk metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang besar namun dalam menggunakan alat ini kita harus berhati-hati karena jika tidak dapat memotong enamel, cementum, dan dentin

BAB IIIPETA KONSEP

3.1Peta Konsep

RESIN KOMPOSIT

EKSAASAMBONDINGAPLIKASIMANIPULASIINDIKASI& INDIKATORKELEBIHANKEKURANGANKIMIAMEKANIKFISIKBIOLOGISSIFATCOUPLING AGENTUKURANAKTIVASIKLASIFIKASIKOMPOSISIFILLERMATRIKS

BAB IVPEMBAHASAN

Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin. Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling.Sebelum mengaplikasikan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan ditambal diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitasKegunaan melakukan etsa asam pada jaringan gigi yang akan direstorasi dengan resin komposit adalah untuk mendapatkan retensi tanpa perlu membuang jaringan sehat gigi lebih banyak. Asam fosfat dengan konsentrasi 30-50 % adalah bahan yang paling banyak digunakan di klinik, karena sifat larutannya stabil, mudah didapat serta iritasi terhadap jaringan yang rendah . melaporkan bahwa aplikasi larutan asam fosfat dengan konsentrasi lebih dari 27 % menyebabkan email mudah larut, sedangkan aplikasi dengan konsentrasi kurang dari 27 % email kurang larut Cairan etsa secara mikroskopis akan mengetsa permukaan email dan ini merupakan suatu bahan pengikat yang menghasilkan ikatan yang kuat. Diatasnya diberi resin komposit yang akan mengadakan ikatan kimia dengan bahan pengikat tadi Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanResin komposit merupakan bahan yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu resin matriks, bahan pengisi dan bahan coupling. Komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya.5.2 Saran Setelah membaca makalah ini diharapkan paham mengenai komposit. Dari komposisi, sifat komposit juga kontra indikasi dalam penggunaan resin komposit. Dan paham bagaimana manipulasi resin komposit dan juga pengaplikasiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10. 2004. Jakarta: EGC.Bryant RW. Composite Resins.In : Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. London: Mosby, 1998

Craig, R.G., OBrien, W.J. and Powers, J.M. 2002. Dental Meterials. 6 th ed. St.Louis : Mosby Co.

Dewi RTP. Pengaruh kondisi permukaan dentin terhadap kekuatan perlekatan bahan bonding. JKGM 2000 Dept. Konservasi Gigi FKG UNAIR . Restorasi Estetik Dan Kosmetik. Universitas Airlangga: Surabaya. GERARD KUGEL andMARCO FERRARI, The Journal of the American Dental AssociationJune 2000vol. 131no. suppl 120S-25SIan, E.Shuman 2000, Replacement of a tooth with a fiber-reinforced direct bonded restoration, Journal of General Dentistry,pp.4Permatasari, Rina. 2009. Mengenal Berbagai Jenis Bahan Tambalan Gigi. Jakarta: EGCSoares CJ, Celiberto L, Dechichi P, Fonseca RB, Marcondes Martins LR. Marginal integrity and microleakage of direct and indirect composite inlays SEM and stereomicroscopic evaluation.Braz Oral res J. 2005 Yazici AR, Baseren M, Dayanga A.The effect of flowable resin composite on microleakage in class v cavities. Oper Dent 2003

28