Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7) Laporan Akhir Bab 5 - 1 Bab 5 ANALISIS LINGKUNGAN 5.1. LATAR BELAKANG Pembangunan prasarana transportasi yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan di satu pihak akan selalu menimbulkan perubahan lingkungan yang dapat menimbulkan dampak, baik negatif maupun positif. Apabila pembangunan yaang dilaksanakan di suatu daerah menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan biogefisik kimia dan sosial ekonomi budaya, maka harus dilakukan upaya meningkatkan dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Dengan pembangunan yang demikian maka lingkungan terjaga kualitasnya, sumber daya alam lestari pemanfaatannya dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Dengan pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang adalah pembangunan yang berkelanjutan. Demikian pula pembangunan prasarana transportasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu penunjang utama dalam peningkatan pertumbuhan sosial, ekonomi dan industri. Permasalahan simpang jalan ateri utara timur pada saat ini adalah : a. Jalur jalan banyak melewati daerah persimpangan yang secara langsung mengganggu kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas. b. Pertumbuhan tata guna lahan di kanan kiri jalan cukup tinggi sehingga hambatan samping cukup besar dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. c. Hubungan jalan arteri utara-timur adalah sangat vital kaitannya dengan pertumbuhan wilayah dan ekonomi disekitarnya, sehingga apabila terjadi gangguan di ruas jalan arteri utara-timur maka hubungan tersebut juga terganggu. Mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka direncanakan dibangun jembatan alternatif berupa fly over atau underpass disetiap simpang yang ada di ruas jalan arteri utara-timur. Dengan pembangunan itu diharapkan pertumbuhan ekonomi, (kelancaran
235
Embed
Bab 5 ANALISIS LINGKUNGAN - munawar.staff.ugm.ac.id
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
1
Bab 5 ANALISIS LINGKUNGAN
5.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan prasarana transportasi yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan
pembangunan di satu pihak akan selalu menimbulkan perubahan lingkungan yang dapat
menimbulkan dampak, baik negatif maupun positif. Apabila pembangunan yaang
dilaksanakan di suatu daerah menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan
biogefisik kimia dan sosial ekonomi budaya, maka harus dilakukan upaya meningkatkan
dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Dengan pembangunan yang demikian
maka lingkungan terjaga kualitasnya, sumber daya alam lestari pemanfaatannya dan
kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Dengan pembangunan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang adalah pembangunan yang berkelanjutan.
Demikian pula pembangunan prasarana transportasi Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan salah satu penunjang utama dalam peningkatan pertumbuhan
sosial, ekonomi dan industri.
Permasalahan simpang jalan ateri utara timur pada saat ini adalah :
a. Jalur jalan banyak melewati daerah persimpangan yang secara langsung
mengganggu kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas.
b. Pertumbuhan tata guna lahan di kanan kiri jalan cukup tinggi sehingga
hambatan samping cukup besar dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
c. Hubungan jalan arteri utara-timur adalah sangat vital kaitannya dengan
pertumbuhan wilayah dan ekonomi disekitarnya, sehingga apabila terjadi
gangguan di ruas jalan arteri utara-timur maka hubungan tersebut juga
terganggu.
Mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka direncanakan dibangun jembatan
alternatif berupa fly over atau underpass disetiap simpang yang ada di ruas jalan arteri
utara-timur. Dengan pembangunan itu diharapkan pertumbuhan ekonomi, (kelancaran
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
2
arus barang dan orang) akan meningkat dan juga memacu perkembangan wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan berkelanjutan akan terjamin terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Pada hakekatnya kegiatan
pembangunan yang dapat terlanjutkan terus-menerus merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu bagi setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan diperlukan adanya kajian dampak lingkungan. Kajian ini dapat
menggambarkan setiap aktivitas proyek sebagai sumber dampak dan dampak
lingkungan yang ditimbulkannya.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, maka setiap usaha atau kegiatan yang diduga
menimbulkan dampak besar dan penting wajib menyusun AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan). AMDAL ini berupa hasil studi tentang dampak lingkungan. Studi
tersebut berupa kajian mendalam dan cermat tentang dampak akibat yang ditimbulkan
oleh kegiatan tersebut terhadap lingkungan sebagai pedoman untuk mencegah dan
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.
Rencana kegiatan pembangunan fly over dan underpass diprakirakan akan
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan, maka sebelum kegiatan
ini dilaksanakan, diperlukan adanya kajian dampak lingkungan berupa studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
5.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN PROYEK
Tujuan Proyek:
Tujuan Pembangunan fly over dan underpass jalan arteri utara-timur adalah untuk
mengatasi permasalahan disetiap simpang yang ada pada jalan arteri utara timur yang
ada pada saat ini (existing) seperti; mengatasi gangguan kelancaran arus lalu lintas jalan
yang banyak melewati daerah simpang, tidak terkendalinya pertumbuhan tata guna
lahan disekitar simpang yang akan mengakibatkan gangguan kelancaran dan
keselamatan arus lalu lintas.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
3
Kegunaan Proyek:
Kegunaan pembangunan fly over dan underpass adalah untuk memperlancar arus
lalu lintas, memacu pertumbuhan wilayah dan ekonomi daerah sekitar khususnya dan
kawasan regional pada umumnya.
5.3. KONDISI EKSISTING TATAGUNA LAHAN
Secara garis besar tataguna lahan di sisi kanan atau kiri dari suatu ruas dan
simpang pada suatu lokasi tertentu dalah hampir sama dalam kegunaannya yaitu sebagai
tempat untuk usaha. Jenis-jenis usaha sangat beragam, antara lain berupa pabrik, gudang,
kios, rumah toko, bengkel dan lain-lain.
Demikian juga dengan tataguna lahan yang berada di sisi kanan-kiri dari ruas
jalan maupun simpang-simpang yang berada ringroad utara-timur. Dari hasil
pengamatan dilapangan yang di mulai dari simpang Jombor sampai dengan simpang
Maguwoharjo, diperoleh data bahwa tataguna lahannya lebih banyak dipergunakan
sebagai tempat usaha baik itu yang berskala besar-kecil maupun yang bersifat
perorangan, perusahaan dan pemerintah.
Secara lebih detail tataguna lahan yang berada disekitar simpang dan ruas pada
ring road utara disajikan dalam uraian berikut ini:
5.3.1. Simpang Jombor
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan simpang atau pintu
masuk arus kendaraan dari arah utara menuju kota Yogyakarta. Arus lalulintas yang
melalui simpang ini sangat padat pada waktu-waktu tertentu.
Tata guna lahan lingkungan sekitar simpang Jombor adalah :
- Arah Utara Simpang, selain digunakan sebagai ruas jalan/ jalur arus lalulintas
dari dan ke Kota Yogyakarta, kanan-kiri lahan dari ruas jalan juga dipergunakan
sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan,
hotel dan lain-lain. Agak keutara dari simpang Jombor ini terdapat terminal tipe B,
yang menghubungkan bus-bus AKAP Yogykarta – Jawa Tengah, dan juga sebagai
tempat untuk transit angkutan kota yang melayani rute dalam Provinsi D.I
Yogyakarta
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
4
- Arah Timur Laut Simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong yang
merupakan tanah tegalan,
- Arah Timur simpang, selain merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta, juga kanan-kiri dari ruas jalan ring road ini dipergunakan sebagai
tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, lembaga
pendidikan dan lain-lain,
- Arah Tenggara Simpang, tataguna lahannya digunakan sebagai gudang,
permukiman penduduk, toko kelontong dan warung makan,
- Arah Selatan Simpang, selain merupakan ruas jalan dari dan ke arah Kota
Yogyakarta, lahan di kanan kiri ruas jalan ini digunakan sebagai ruang usaha, dan
juga terdapat gedung instansi pemerintah,
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong, tempat usaha
dan juga ada sebuah pabrik plastik,
- Arah Barat simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong dan ada beberapa
rumah penduduk yang sekaligus sebagai tempat usaha,
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong dan letak
dimana terdapat pos polisi,
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Jombor dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
5
11,1
m
7,5m
7,75m11,2m
9,1m
Keterangan:
= Rumah toko= Kios= Permukiman= Tanah kosong= Pos Polisi
RkKPrTkPP
Gambar. Simpang Jombor
Utara
Komplek Hotel Borobudur
Tanah Kosong
Tanah Kosong
Pabrik Plastik
Rk
Tanah Kosong
Tk
Rk
Rk
Rk
Rk
Rk
TkRk
Rk
Rk
RkRk
Rk
RkRkRkRk
Rk
Rk
Rk
PP
RkK11
,6m
11m11
,5m
8,8m
15,7
m8m
11m 8m
11m
1,4m
1,4m
1m
1m
Rk
Rk
0,4
m0,
4 m
5.3.2. Simpang Monjali
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan salah satu simpang keluar
masuknya arus kendaraan dari arah utara /Kab. Sleman menuju kota Yogyakarta. Arus
lalulintas yang melalui simpang ini sangat padat pada waktu pagi dan sore hari.
Tata guna lahan lingkungan sekitar simpang Jombor adalah :
- Arah Utara simpang, selain digunakan sebagai ruas jalan/ jalur arus lalulintas
dari dan ke Kota Yogyakarta, kanan-kiri lahan dari ruas jalan juga dipergunakan
sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan,
pangkalan ojek dan lain-lain.
- Arah Timur Laut simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk
yang sebagian besar sekaligus dipergunakan sebagai tempat untuk usaha seperti
toko kelontong.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
6
- Arah Timur simpang, selain merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta, juga kanan-kiri dari ruas jalan ring road ini dipergunakan sebagai
tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, toko
meubel, pencucian mobil dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya sebagian besar digunakan sebagai
permukiman penduduk yang sebagian besar juga digunakan sebagai tempat
untuk usaha seperti toko kelontong dan tempat pengelasan besi.
- Arah Selatan simpang, selain merupakan ruas jalan dari dan ke arah Kota
Yogyakarta, lahan di kanan kiri ruas jalan ini digunakan sebagai ruang usaha
berupa rumah toko ataupun kios dan sebagai tempat pemakaman.
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk
yang juga dijadikan tempat untuk usaha berupa kios-kios yang disewakan. Di sisi
ini juga terdapat sebuah patung Nyi Condrolukito sebagai ikon atau tanda bahwa
ruas jalan tersebut berubah nama dari Jalan Monumen Yogya Kebali menjadi Jalan
Nyi. Condrolukito
- Arah Barat simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong, showroom
kendaraan roda empat, rumah makan dan lokasi parkir temapt wisata Monumen
Jogja Kembali.
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya berupa tempat parkir Monumen
Jogja Kembali, permukiman penduduk yang juga merupakan tempat untuk usaha
serta letak dimana ada terdapat pos polisi.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Monjali dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
7
1,4 m
12,2
m
11 m
11,7
m
12,2
m11
, 7m
1,4 m
11 m
TkTk
Tk
Tk
TkTk
Tk
Keterangan:
= Rumah toko= Kios= Permukiman= Tanah kosong= Pos Polisi
RkKPrTkPP
= Patung Nyi Condrolukito
Gambar. Simpang Monjali
Pr
RkRk
Rk
PrPr
Rk
PrPr
Pr
RkRk
Rk
Rk
Rk
K PP
Rk
Makam
RkRkRkRk
RkRkRkRkRk
Rk
Rk
Rk
Rk
Rk
RkRkRk
RkRkRk
RkRk
Utara
5.3.3. Simpang Kentungan
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan salah satu simpang keluar
masuknya arus kendaraan dari arah utara /Kab. Sleman menuju kota Yogyakarta.
Simpang ini merupakan salah satu simpang terpadat yang terdapat di ringroad
utara karena arus lalulintas yang cukup tinggi.
Simpang ini merupakan pertemuan ruas jalan yang menghubungkan kampus
UGM, UII dan lokasi wisata Kaliurang.
Tata guna lahan lingkungan sekitar simpang Kentungan adalah :
- Arah Utara simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk yang
dijadikan sebagai tempat usaha yang disewakan, juga terdapat toko obat/apotik.
- Arah Timur Laut simpang, selain digunakan sebagai ruas jalan/ jalur arus
lalulintas dari dan ke Kota Yogyakarta, kanan-kiri lahan dari ruas jalan juga
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
8
dipergunakan sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko bangunan,
handphone, rumah toko, bengkel dan lain-lain.
- Arah Timur simpang, tataguna lahannya sebagian besar merupakan bangunan
untuk tempat usaha seperti toko handphone, bengkel, rumah toko dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta yang tataguna lahan kanan-kirinya dipergunakan sebagai tempat
untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, dan lain-lain.
- Arah Selatan simpang, tataguna lahannya hampir kesemuanya dipergunakan
sebagai tempat untuk usaha baik itu berupa rumah toko maupun kios. Disisi ini
juga terdapat Pos Polisi
- Arah Barat Daya simpang, selain merupakan ruas jalan dari dan ke arah Kota
Yogyakarta, tataguna lahan di kanan kiri ruas jalan ini juga sebagian besar
digunakan sebagai ruang usaha berupa rumah toko ataupun kios.
- Arah Barat simpang, sisi ini sama dengan arah sisi selatan simpang, tataguna
lahannya sebagian besar digunakan sebagai tempat untuk usaha
- Arah Barat Laut simpang, merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta yang tataguna lahan kanan-kirinya dipergunakan sebagai tempat
untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, dan lain-lain.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Kentungan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
9
RT
RT
RT
RT
RT
RT
RT
RTRT
Rk
RT
RT
RT
RT RT
RTRT
RT
RT
RT
RkRT
RT
RT
RT
RT
RT
RT
RT
RT
RTRT
RTRT
RTRT
Keterangan:
= Rumah Toko= Permukiman= Tanah kosong= Pos Polisi
RTPrTkPP
Gambar. Simpang Kentungan
6,7m
6,2m
1,4 m
4,5m
9,4m
PP
RT RTRT
RT RT
Utara
4m
12,1
m
10,5
m
11m
5,7m
7,6m
9,2m
12,1
m
11,7
m
RTRT
RT
RT
RT RT
RTRT
5.3.4. Simpang Gejayan
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan salah satu simpang keluar
masuknya arus kendaraan dari arah utara /Kab. Sleman menuju kota Yogyakarta.
Simpang ini juga merupakan salah satu simpang terpadat yang terdapat di
ringroad utara yang hampir sama kepadatanya dengan simpang Kentungan, hal ini
dikarenakan sisi utara dari simpang ini merupakan area permukiman yang cukup padat,
dan terdapat sebuah sub terminal Condongcatur. Disisi lain simpang ini menghubungkan
beberapa kampus yang berada sebelah selatan dari simpang Gejayan ini, yaitu kampus
UGM, UNY , UIN, Sanata Dharma dan masih banyak lagi kampus-kampus yang
dihubunngkan oleh simpang ini. Disamping itu simpang ini juga menghubungkan ke
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
10
pusat perbelanjaan yang berada di sebelah selatan yang lebig tepatnya disisi kanan-kiri
dari Jalan Solo atau Jalan Adi Sucipto.
Secara lebih detail tataguna lahan di simpang Gejayan disajikan dalam uraian
berikut ini:
- Arah Utara simpang, selain merupakan ruas jalan, tataguna lahannya berupa
permukiman penduduk yang dijadikan sebagai tempat usaha seperti kios dan
rumah toko yang disewakan, juga dipergunakan sebagai sub terminal
Condongcatur, serta pusat Pemerintahan Kecamatan Depok.
- Arah Timur Laut simpang, hampir keseluruhan dari tataguna lahannya
dipergunakan sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko handphone,
rumah toko, bengkel dan lain-lain. Namun demikian masih ada beberapa lokasi
yang masih berupa tanah kosong.
- Arah Timur simpang, merupakan arah dari ruas jalan ringroad utara, tataguna
lahan disekitarnya sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat usaha
seperti toko handphone, bengkel, rumah toko, gudang dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat untuk
membuka usaha berupa rumah toko, toko buku, kios dan ada juga yang masih
berupa tanah kosong.
- Arah Selatan simpang, merupakan arah ruas jalan Gejayan atau dengan nama
baru Jalan Afandi. Tataguna lahannya hampir kesemuanya dipergunakan sebagai
tempat untuk usaha baik itu berupa rumah toko maupun kios, pompa bensin,
lembaga pendidikan, perbankan dan lain-lain.
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya berupa ruang usaha seperti toko
buku dan lain-lain. Disisi ini juga terdapat patung Affandi yang berfungsi sebagai
tanda bahwa ruas jalan yang ke arah selatan bernama jalan Affandi atau dulu
bernama Jalan Gejayan.
- Arah Barat simpang, merupakan arah ruas jalan ring roas utara, tataguna
lahannnya sebagian besar digunakan sebagai tempat untuk usaha seperti bengkel,
toko bunga, bahan bangunan dan lain-lain. Disamping masih terdapat tanah
kosong dibeberapa titik tertentu.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
11
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya masih berupa tanah kosong dan
berupa toko obat/apotik. Disisi ini juga terdapat Pos Penjagaan Polisi.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Gejayan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Keterangan:
= Rumah toko= Kios= Permukiman= Tanah kosong= Pos Polisi
Rk
RkKPrTkPP
RkRk Tk
Rk
K
Rk
RkRk
Tk
Rk
K
K
K
K
K
Rk
Rk
Rk
Rk
RkRkRk Rk RkRk
Pr
Rk
PP
Tk
K
Tk
K
Tk
Utara
Gambar. Simpang Condong Catur/Gejayan
10,6 m
1,4 m
K
12,5 m
11,5 m
7 m5,7 m
7 m
6,8 m
1 m
13,7 m
8,8 m
14,7 m
7,5 m
11,3 m
11,4 m
1,4 m
1 m
6,2 m
6,6 m
19,9 m
19,7 m
7,2 m
Rk
Rk
Rk
Rk
Rk
K
= Patung Affandi
Pos Ojek
5.3.5. Simpang UPN
Sebelum menjadi simpang seperti sekarang ini, simpang UPN merupakan u-turn
untuk mengarahkan arus lalulintas dari arah barat ke barat dan arah timur ke timur,
namun dengan perkembangan arus kendaraan yang semakin hari semakin tinggi maka di
buatlah simpang UPN yang terdiri dari empat lengan. Dengan adanya simpang baru ini
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
12
antrian yang terjadi pada u-turn dapat dihilangkan dan dengan adanya simpang ini pula
arus lalulintas dapat tertata dengan baik dan lancar.
Walaupun arus lalulintas yang melewati simpang ini tidak sepadat seperti
simpang-simpang sebelumnya, simpang ini mempunyai peranan yang sangat strategis
dikarenakan letaknya yang merupakan penghubung beberapa kampus yang berada
disekitar simpang. Kampus-kampus yang berada di sekitar simpang ini antara lain UPN,
UII, STIE YKPN dan Atma Jaya. Disamping itu simpang ini juga merupakan penghubung
ke pusat perbelanjaan yang berada di sekitar kampus maupun Jalan Solo atau Jalan Adi
Sucipto.
Secara lebih detail tataguna lahan di simpang Gejayan disajikan dalam uraian
berikut ini:
- Arah Utara simpang, merupakan ruas jalan lokal yang merupakan penghubung
ke permukiman penduduk dan kompleks kampus UII, tataguna lahannya berupa
permukiman penduduk yang dijadikan sebagai tempat usaha seperti kios dan
rumah toko yang disewakan, tataguna lahannya juga dipergunakan sebagai
komplek kampus.
- Arah Timur Laut simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat
tinggal dan tempat usaha seperti took, warung, indekos dan lain-lain. Disisi itu
juga terdapat kantor perbankan.
- Arah Timur simpang, merupakan arah dari ruas jalan ringroad utara, tataguna
lahan disekitarnya sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat tinggal dan
tempat usaha seperti toko handphone, bengkel, rumah toko, bilyard dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat tinggal
dan tempat untuk usaha yang berbentuk kios, rumah toko dan ada juga yang
masih berupa tanah kosong.
- Arah Selatan simpang, merupakan arah ruas jalan Seturan yang menghubungkan
kampus-kampus dan pusat perbelanjaan yang berada di sebelah selatan simpang.
Tataguna lahannya hampir kesemuanya dipergunakan sebagai tempat untuk
usaha baik itu berupa rumah toko maupun kios, pompa bensin, lembaga
pendidikan, perbankan, kompleks kampus dan lain-lain.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
13
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya sebagian besar adalah merupakan
kompleks kampus UPN dan dibelakang komplek UPN terdapat permukiman
penduduk yang sekaligus dipergunakan sebagai tempat usaha berupa indekos.
Disisi ini juga terdapat Pos Penjagaan Polisi
- Arah Barat simpang, merupakan arah ruas jalan ring roas utara, tataguna
lahannnya sebagian besar digunakan sebagai tempat untuk usaha seperti bengkel,
toko bunga, bahan bangunan, lembaga pendidikan, pasar dan lain-lain.
Disamping masih terdapat tanah kosong dibeberapa titik tertentu.
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya masih berupa tanah kosong,
komplek kampus dan juga permukiman penduduk dan tempat indekos.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang UPN dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Utara
Keterangan:
= Rumah toko= Kios= Tanah kosong= Pos Polisi= Instansi Pemerintah
RkKTkPPIP
Gambar. Simpang UPN
1,4
m
7m
10 m
13,9
m
1 1,5
m
1,4
m
11,5
m
0 ,4
m0 ,
4 m
0,4
m0,
4 m
4,5m
7m4,
5m
4,5m
7m4,
5m7m
4,5m
Rk
RkRk
Rk Rk
Rk
Tk
IPRk
Rk
Rk
Tk
Komplek Kampus UPN
Tk
Tk
6,1mRk
Rk
Tk
KRk
RkRkRkRk
PP
13,9
m
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
14
5.3.6. Simpang Maguwo
Simpang ini terdiri dari tiga lengan, lengan barat, lengan utara dan lengan timur.
Simpang ini merupakan pintu masuk ke Kota Yogyakarta dari arah timur. Arus lalulintas
yang melewati simpang ini cukup tinggi, antrian yang terjadi cukup panjang pada waktu-
waktu tertentu.
Secara lebih detail tataguna lahan di simpang Maguwo disajikan dalam uraian
berikut ini:
- Arah Utara simpang, merupakan ruas jalan ringroad utara/timur, tataguna
lahannya berupa permukiman penduduk yang rata-rata dijadikan sebagai tempat
usaha seperti kios, rumah toko, gudang, pabrik, pusat pemerintahan, instansi-
instansi pemerintahan dan lain-lain.
- Arah Timur Laut simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat
tinggal dan tempat usaha seperti toko, warung, indekos dan lain-lain.
- Arah Timur simpang, merupakan ruas jalan yang menghubungkan Kota
Yogyakarta dengan kota-kota lain yang berada disebelah timur kota, tataguna
lahan disekitar ruas sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat tinggal
sekaligus tempat usaha seperti toko, kios, bengkel, rumah toko dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat tinggal
dan tempat untuk usaha yang berbentuk kios, rumah toko dan ada juga yang
masih berupa tanah kosong.
- Arah Selatan simpang, tataguna lahannya merupakan permukiman penduduk
dan lahan-lahan yang berada dipinggir ruas jalan dijadikan tempat untuk usaha
yang berupa rumah toko, kios dan lain-lain.
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya hampir sama dengan tataguna
lahan yang berada disisi selatan simpang.
- Arah Barat simpang, merupakan ruas jalan yang menghubungkan Kota
Yogyakarta dengan kota-kota lain yang berada disebelah timur kota, tataguna
lahan disekitar ruas sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat tinggal
sekaligus tempat usaha seperti toko, kios, bengkel, rumah toko, supermarket,
hotel, showroom dan lain-lain.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
15
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk dan
masih terdapat sedikit tanah kosong.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Maguwo dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Keterangan:
RkKPrIPInTkPP
= Rumah toko= Kios= Permukiman= instansi Pemerintah= Industri= Tanah kosong= Pos Polisi
Rk Rk Rk Rk Rk RkRk
Rk RkRk
Rk
TkTk
RkRk
Utara
K
Rk
Rk Rk
Rk Rk Rk Rk Rk
Rk
Tk
Rk
Rk
Rk
Ip
Tk
Pr
Rk
InIP
Rk
Rk
RkRk PP
12 m
9,2 m
11 m
9,2 m
16,5 m
8,2 m
6,2 m
1,4 m
1,2 m
2 m
2 m
1,5 m
11,1 m11,1 m
Gambar. Simpang Maguwoharjo
1,4 m
5.4. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana Pembangunan fly over dan underpass pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan kelancaran arus lalu lintas Jalur Jalan Arteri Utara-Timur sehingga
mobilitas angkutan barang dan penduduk menjadi lebih lancar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada hakekatnya pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan
yang selalu menjaga mutu lingkungan agar tidak mengalami kerusakan baik yang terjadi
pada saat ini maupun yang akan datang. Keselarasan pembangunan harus dijaga agar
proses sistem di dalam ekosistem tetap terjadi secara berkesinambungan dalam
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir
Bab 5 -
16
keterkaitan, keanekaragaman, kelestarian serta berkeadilan dengan memperhatikan
kemampuan sumber daya yang ada tetap serasi dan seimbang.
Dengan landasan pengelolaan lingkungan yang terencana dan memadukan
konsep pengelolaan yang berwawasan lingkungan diharapkan kesejahteraan masyarakat
menjadi semakin meningkat.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi akan
mempengaruhi pola pikir manusia yang secara langsung atau tidak kegiatan yang
dilakukan akan berdampak terhadap kualitas lingkungan, dipihak lain beban yang
ditanggung oleh lingkungan semakin berat sedangkan daya dukung terhadap lingkungan
sangat terbatas. Beban yang dimaksud bukan hanya dalam bentuk fisik semata akan
tetapi juga ke permasalahan sosial ekonomi dan budaya. Jika beban tersebut melewati
ambang batas serta tanpa pengawasan dan pengelolaan secara sungguh-sungguh maka
akan membahayakan dan merusak lingkungan. Lingkungan yang tercemar dan
mengalami kerusakan dapat dijadikan sebagai tolok ukur kegagalan pembangunan.
Salah satu instrument untuk melaksanakan pembangunan berwawasan
lingkungan adalah melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
dalam setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting. Hal ini sangat
relevan dengan kebijaksanaan pemerintah yang tertuang di dalam Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket 7)
Laporan Akhir
Bab 6 - 1
Bab 6 PEMODELAN DAN PERAMALAN KONDISI ARUS
LALULINTAS
6.1. INVENTARISASI RUAS JALAN
Inventarisasi ruas jalan dalam area studi bermanfaat untuk membuat suatu model
jaringan jalan yang nantinya dari data tersebut akan digunakan untuk membuat
assignment dan matriks asal tujuan berdasarkan arus lalulintas. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuat koordinat titik-titik simpul (node) pada jaringan transportasi yang
termasuk dalam daerah studi.
2. Membuat ruas jalan (link) yang menghubungkan titik-titik simpul yang telah dibuat
sebelumnya. Masing-masing ruas jalan dimasukkan data kapasitas, kecepatan arus
bebas dan kecepatan kapasitas, serta panjang jalan pada kondisi
sesungguhnya/lapangan. Pendefinisian links harus disesuaikan dengan kondisi yang
ada di lapangan. Perhitungan kapasitas didasarkan pada metoda Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Pengertian kapasitas jalan adalah arus lalulintas
maksimum (mantap) yang dapat dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam
kondisi tertentu (geometri, lingkungan, kondisi lalulintas dan lain-lain). Perhitungan
kapasitas jalan didasarkan pada persamaan berikut.
C = CO x FCW x FCSP x FCSF
Dengan :
C = Kapasitas jalan sesungguhnya (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket 7)
Laporan Akhir
Bab 6 -2
Hasil dari nilai kapasitas pada tiap-tiap ruas jalan dalam area studi ditunjukkan oleh
Tabel 6.1 berikut.
Tabel 6.1. Kapasitas Ruas Jalan dalam Area Studi
No. Nama Ruas Kapasitas/Lajur
1 Ringroad Utara 1578
2 Jl. Magelang 1245
3 Jl. Godean 1364
4 Jl. Kyai Mojo 1625
5 Jl. Tentara Pelajar 1371
6 Jl. Monjali 1427
7 Jl. Mangkubumi 1585
8 Jl. Kaliurang 1156
9 Jl. C. Simanjuntak 1232
10 Jl. P. Diponegoro 1315
11 Jl. Jend. Sudirman 1361
12 Jl. Urip Sumoharjo 1219
13 Jl. Laksda Adisucipto 1312
14 Jl. Gejayan 1579
15 Jl. Colombo 1326
16 Jl. Terban 1242
17 Jl. Cik Ditiro 1292
6.2. MATRIKS ASAL TUJUAN
Matriks asal tujuan menunjukkan pola pergerakan kendaraan dari suatu tempat
atau titik asal ke tempat tujuan tertentu. Data matriks asal tujuan didapatkan melalui data
arus lalulintas (traffic cunting) pada jam sibuk yang diolah dengan menggunakan metode
entropy maksimum untuk mendapatkan besarnya nilai matriks asal tujuan (MAT). Pada
tahap ini, digunakan perangkat lunak SATURN 9.2. Penentuan zona dalam area studi
ditunjukkan oleh Gambar 6.1 berikut ini.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket 7)
Laporan Akhir
Bab 6 -3
Gambar 6.1. Zona Asal – Tujuan dalam Area Studi pada jam sibuk
Nama-nama wilayah dari tiap zona pada Gambar 6.1 di atas ditunjukkan oleh
Tabel 6.2 berikut.
Tabel 6.2. Nama Zona dalam Area Studi
No. Zona No. Zona
80 Godean 87 Ringroad Timur/Wonocatur
81 Magelang 88 Timoho
82 Monjali 89 Gondokusuman
83 Kaliurang 90 Kotabaru
84 Gejayan 91 Malioboro
85 UPN 92 Pingit
86 Jl. Solo/Janti 93 Ringroad Barat
Hasil matriks asal tujuan dari keluaran perangkat lunak SATURN 9.2 yang data
dasarnya adalah data arus lalulintas ditunjukkan pada Tabel 6.3 berikut.
80
81 8283
84 85
86
87 88
899091
9293
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 6 -
4
Tabel 6.3. Data Matriks Asal Tujuan Pada Jam Sibuk Berdasarkan Informasi Arus
Dari Tabel 6.14 di atas, terlihat bahwa pembangunan elevated road sepanjang
Simpang Jombor menuju Simpang Maguwo masih menjadi solusi yang terbaik. Grafik
perbandingan pada Tahun 2018 diperlihatkan pada Gambar 6.5 berikut.
Gambar 6.5. Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2018
Data lengkap mengenai kinerja jaringan secara total pada kondisi eksisting dan
tahun rencana, serta besarnya pembebanan di tiap-tiap ruas dalam area studi dapat
dilihat pada lampiran yang merupakan output/keluaran dari Perangkat Lunak SATURN
9.2.
smp-km
0500
10001500200025003000350040004500
eksisting Skenario1
Skenario2
Skenario3
Skenario4
Skenario5
Skenario6
Skenario7
Skenario8
smp-jam
42000
42500
43000
43500
44000
44500
45000
eksis
ting
Skena
rio 1
Skena
rio 2
Skena
rio 3
Skena
rio 4
Skena
rio 5
Skena
rio 6
Skena
rio 7
Skena
rio 8
smp-pence
2540000
2560000
2580000
2600000
2620000
2640000
2660000
2680000
eksis
ting
Skena
rio 1
Skena
rio 2
Skena
rio 3
Skena
rio 4
Skena
rio 5
Skena
rio 6
Skena
rio 7
Skena
rio 8
km/jam
0
2
4
6
8
10
12
eksisting Skenario1
Skenario2
Skenario3
Skenario4
Skenario5
Skenario6
Skenario7
Skenario8
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 6 -
16
6.7. ANALISIS NILAI MANFAAT
Nilai manfaat digunakan untuk melakukan analisis seberapa besar manfaat dari
pembangunan fly over maupun underpass dengan berbagai tipe yang dibagi dalam
beberapa skenario, baik untuk periode 5 tahun mendatang maupun untuk periode 10
tahun mendatang. Dari analisis yang telah dilakukan didapatlah nilai manfaat seperti
yang diuraikan pada Tabel 6.15 berikut.
Tabel 6.15. Nilai Waktu dari Skenario yang Dilakukan
Kondisi Smp – Rupiah selama 1 jam
5 tahun 933416 Skenario 1 10 tahun 2655327 5 tahun 925277 Skenario 2 10 tahun 2638980 5 tahun 922395 Skenario 3 10 tahun 2635315 5 tahun 913406 Skenario 4 10 tahun 2624275 5 tahun 898790 Skenario 5 10 tahun 2601337 5 tahun 934725 Skenario 6 10 tahun 2656298 5 tahun 913406 Skenario 7 10 tahun 2624275 5 tahun 890270 Skenario 8 10 tahun 2586770 5 tahun 923806 Skenario
9 & 10 10 tahun 2636258
Dari Tabel 6.15 di atas, dapat dijabarkan nilai manfaat setiap tahunnya akibat
diterapkannya beberapa skenario sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 6.16 berikut ini.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 6 -
17
Tabel 6.16. Perhitungan Nilai Manfaat Akibat Dilakukannya Satu Tindakan (do something)
Nilai Smp - Rupiah Selisih smp – rupiah dengan dibuatnya skenario
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 6 -
18
Dengan data seperti yang diterangkan di atas dan beberapa data pada bab-bab
yang lain yang menunjukkan bahwa:
1. Nilai waktu dalam Rupiah/Kendaraan/Jam sebesar Rp. 7000,-
2. Waktu sibuk dalam 1 hari selama 10 jam
3. Dalam 1 tahun terdapat 365 hari
4. 1 Rupiah didasarkan pada perhitungan biaya per menitnya
Maka, nilai manfaat dari pembangunan jembatan layang pada setiap skenario
dapat ditunjukkan pada Tabel 6.17 sebagai berikut.
Tabel 6.17. Nilai Manfaat dari Skenario yang Dilakukan
Kondisi Nilai Waktu
5 tahun Rp. 6.866.562.500,- Skenario 1 10 tahun Rp. 15.807.785.000,- 5 tahun Rp. 19.601.960.000,- Skenario 2 10 tahun Rp. 56.358.190.000,- 5 tahun Rp. 25.928.140.000,- Skenario 3 10 tahun Rp. 69.820.910.833,- 5 tahun Rp. 48.201.352.500,- Skenario 4 10 tahun Rp. 113.853.355.000,- 5 tahun Rp. 77.333.462.500,- Skenario 5 10 tahun Rp. 184.736.720.000,- 5 tahun Rp. 4.369.050.000,-
Skenario 6 10 tahun Rp. 10.954.988.333,-
5 tahun Rp. 48.201.352.500,- Skenario 7 10 tahun Rp. 113.853.355.000,- 5 tahun Rp. 96.779.567.500,- Skenario 8 10 tahun Rp. 230.048.367.500,- 5 tahun Rp. 22.294.930.000,- Skenario
9 & 10 10 tahun Rp. 63.781.316.667,-
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 6 -
19
6.8. ANALISIS NILAI TUNDAAN LALULINTAS
Berdasarkan skenario tanpa dan ada tindakan ( without dan with project) maka
besarnya tundaan lalulintas pada simpang yang terjadi dapat dilihat pada tabel-tabel
berikut.
Tabel 6.18. Tundaan yang terjadi pada Tahun 2008 Total Tundaan (detik)
Tanpa Proyek Dengan Proyek Selisih dalamJam Puncak LHR Satu Tahun Jam Puncak LHR Satu Tahun satu tahun
12. Penyediaan TP Spun Pile dia. 600mm B m’ 650.000,00
13. Biaya Pemancangan, pipa baja dia. 1000 di sungai m’ 400.000,00
14. Biaya Pemancangan, pipa baja dia. 600 di sungai m’ 350.000,00
15. Tes Tiang PDA Titik pancang 10.000.000,00
16. Pengadaan Baja Tulangan Kg 7.200,00
17. Pengadaan Baja Struktural Galvanis Kg 20.000,00
18. Pengadaan Baja Struktural kg 9.000,00 Sumber: P2JJ D.I. Yogyakarta, 2007
Selanjutnya ada beberapa item pekerjaan yang dihitung langsung berdasarkan
harga total, tanpa harga satuan misalnya :
a) mobilisasi
b) pembongkaran bangunan lama
c) utilitas
Beberapa item pekerjaan yang dapat dihitung secara matematis adalah :
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 7 -
8
a) pekerjaan tanah (m3)
b) perkerasan (m3, kg)
c) drainase (m)
d) struktur beton bertulang (m3)
e) lansekap tepi jalan (m)
7.3.4. Harga Satuan Dasar
Data harga satuan dasar yang digunakan dalam perhitungan analisa harga satuan
adalah sebagai berikut ini.
1. Harga pasar setempat pada waktu yang bersangkutan.
2. Harga kontrak untuk barang/pekerjaan sejenis setempat yang pernah
dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kenaikan harga yang
terjadi.
3. Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat
Statistik (BPS) dan media cetak lainnya.
4. Daftar harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrik atau agen tunggal.
5. Daftar harga standar yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang baik
pusat maupun daerah.
6. Data lain yang dapat digunakan.
7.3.5. Bahan
Bahan yang diperhitungkan ada dua macam yaitu :
a. Berupa bahan dasar (batu. pasir, dan lain-lain).
b. Berupa bahan olahan (misal agregat kasar dan halus).
Untuk bahan dasar, biasanya diberi keterangan sumber bahan tersebut misalnya
bahan diambil harga di quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil di
pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya).
Bahan olahan biasanya diberi keterangan tempat bahan tersebut diolah (di base
camp, di UPCA terdekat). Masukan yang diperlukan untuk perhitungan bahan olahan
antara lain :
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 7 -
9
a. Jarak Quarry (bila bahan dasar diambil dari quarry), yakni jarak yang
diperhitungkan sebagai jarak angkut adalah jarak dari sumber bahan (quarry)
ke lokasi tempat alat pemecah batu berada.
b. Harga Satuan Bahan Dasar, yaitu harga satuan dasar batu kali berupa data
otentik yang tersedia.
c. Harga Satuan Dasar Alat, merupakan biaya sewa peralatan per satu satuan
waktu yang merupakan keluaran dari Analisa Harga Satuan Dasar Alat.
d. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja, yaitu harga satuan dasar tenaga kerja
berupa data otentik yang tersedia.
e. Kapasitas Alat, merupakan kapasitas alat pemecah batu (stone crusher) dan
Wheel Loader.
f. Faktor Efisiensi Produksi Alat, yaitu faktor efisiensi kerja dan alat yang
digunakan.
g. Faktor kehilangan material, yaitu faktor untuk memperhitungkan material
yang tercecer pada saat diolah.
Perhitungan bahan olahan dilakukan meliputi :
Biaya kerja alat dalam memproduksi bahan olahan yang bersangkutan,
berdasarkan waktu yang dibutuhkan alat tersebut dan biaya sewa alatnya.
Biaya kebutuhan bahan dasar (batu kali & pasir) yang diperlukan.
Perhitungan tenaga kerja yang diperlukan.
Biaya kerja alat dalam proses pencampuran (blending).
7.3.6. Perkiraan Biaya Konstruksi
Perkiraan biaya konstruksi fly over di Jalan Aretri Utara Timur adalah seperti
pada tabel berikut :
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 7 -
10
Tabel 7.12. Perkiraan Biaya Konstruksi Fly Over dan Underpass
HARGA JUMLAHSATUAN HARGA
I Fly Over Jombor1 Jembatan 50,00 m1 104.040.000 5.202.000.000 2 Ramp
a Struktur beton 2.641,60 m3 3.135.000 8.281.416.000 b Tanah urugan 13.825,42 m3 21.000 290.333.820
Subtotal 13.773.749.820
II Fly Over Kentungan1 Jembatan 50,00 m1 104.040.000 5.202.000.000 2 Ramp
a Struktur beton 2.663,64 m3 3.135.000 8.350.511.400 b Tanah urugan 13.941,60 m3 21.000 292.773.600
Subtotal 13.845.285.000
III Fly Over Gejayan1 Jembatan 50,00 m1 104.040.000 5.202.000.000 2 Ramp
a Struktur beton 2.687,28 m3 3.135.000 8.424.622.800 b Tanah urugan 14.057,78 m3 21.000 295.213.380
Subtotal 13.921.836.180
IV Underpass Monjali1 Jembatan 25,00 m1 50.000.000 1.250.000.000 2 Underpass
a Struktur beton (jalan) 460,00 m1 5.000.000 2.300.000.000 b Batukali dan sirtu 460,00 m1 1.850.000 851.000.000 c Struktur beton (dinding) 460,00 m1 8.000.000 3.680.000.000 d Galian tanah 460,00 m1 1.300.000 598.000.000 e Upah 460,00 m1 6.460.000 2.971.600.000
V Underpass UPN1 Jembatan 25,00 m1 50.000.000 1.250.000.000 2 Underpass
a Struktur beton (jalan) 600,00 m1 5.000.000 3.000.000.000 b Batukali dan sirtu 600,00 m1 2.100.000 1.260.000.000 c Struktur beton (dinding) 600,00 m1 8.000.000 4.800.000.000 d Galian tanah 600,00 m1 1.300.000 780.000.000 e Upah 600,00 m1 4.920.000 2.952.000.000
Subtotal 14.042.000.000
VI Elevated Road1 Panjang elevated road 6.500,00 m1 50.000.000 325.000.000.000 2 Ramp
a Struktur beton 2.687,28 m3 3.135.000 8.424.622.800 b Tanah urugan 14.057,78 m3 21.000 295.213.380
Subtotal 333.719.836.180
No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME TOTAL
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 7 -
11
Tabel 7.12. (Lanjutan)
HARGA JUMLAHSATUAN HARGA
VII Jombor Alternatif 11 Jembatan Fly Over (4 jalur) 90,00 m1 125.000.000 11.250.000.000 2 Jembatan Fly Over (1 jalur) 250,00 m1 33.300.000 8.325.000.000 3 Ramp (4 jalur)
a Struktur beton (jalan) 190,00 m1 10.500.000 1.995.000.000 b Struktur beton (dinding) 190,00 m1 5.000.000 950.000.000 c Batukali dan sirtu 190,00 m1 1.850.000 351.500.000 d Tanah urug 190,00 m1 5.280.000 1.003.200.000 e Upah 190,00 m1 9.052.000 1.719.880.000
4 Ramp (1 jalur)a Struktur beton (jalan) 200,00 m1 3.000.000 600.000.000 b Struktur beton (dinding) 200,00 m1 5.000.000 1.000.000.000 c Batukali dan sirtu 200,00 m1 1.050.000 210.000.000 d Tanah urug 200,00 m1 1.600.000 320.000.000 e Upah 200,00 m1 4.260.000 852.000.000
Subtotal 28.576.580.000
VIII Jombor Alternatif 21 Jembatan Fly Over ( 2 jalur) 120,00 m1 50.000.000 6.000.000.000 2 Jembatan Fly Over (1 jalur) 180,00 m1 33.300.000 5.994.000.000 3 Ramp (2 jalur)
a Struktur beton (jalan) 190,00 m1 5.400.000 1.026.000.000 b Struktur beton (dinding) 190,00 m1 4.800.000 912.000.000 c Batukali dan sirtu 190,00 m1 1.250.000 237.500.000 d Tanah urug 190,00 m1 2.880.000 547.200.000 e Upah 190,00 m1 5.732.000 1.089.080.000
4 Ramp (1 jalur)a Struktur beton (jalan) 100,00 m1 3.000.000 300.000.000 b Struktur beton (dinding) 100,00 m1 4.800.000 480.000.000 c Batukali dan sirtu 100,00 m1 1.050.000 105.000.000 d Tanah urug 100,00 m1 1.600.000 160.000.000 e Upah 100,00 m1 4.180.000 418.000.000
a Struktur beton (jalan) 350,00 m1 5.400.000 1.890.000.000 b Struktur beton (dinding) 250,00 m1 500.000 125.000.000 c Batukali dan sirtu 350,00 m1 1.400.000 490.000.000 d Galian tanah 250,00 m1 1.440.000 360.000.000 e Upah 350,00 m1 3.496.000 1.223.600.000
6 Sheet pile 250,00 m1 750.000 187.500.000
Subtotal 22.794.880.000
No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME TOTAL
7.3.7. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan setelah pekerjaan konstruksi
berakhir dan saat pembukaan fly over untuk melayani lalu lintas. Selain itu biaya ini
dipergunakan agar kondisi fly over yang telah dibangun tetap pada nilai kondisi yang
mantap dalam pemakaiannya.
Ada 2 (dua) macam pemeliharaan, yaitu
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 7 -
12
pemeliharaan rutin, dan
pemeliharaan berkala
a) Pemeliharaan rutin
Pekerjaan pemeliharaan rutin meliputi perbaikan kecil, seperti :
bahu jalan : memperbaiki lubang-lubang, perataan dan pembentukan
kembali bahu jalan.
jalan beraspal : menambal lubang, memperbaiki penurunan marka jalan,
retak-retak dan lain-lain.
vegetasi : pemotongan rumput dan perapian tanaman (lansekap).
rambu lalu lintas : perbaikan dan penggantian rambu lalu lintas.
drainase : perbaikan selokan, saluran air dan gorong-gorong/kanal air,
perbaikan jembatan dan underpass
Diperkirakan besarnya biaya pemeliharaan rutin 0,02% pertahun, setelah jalan
dibuka.
b) Pemeliharaan berkala
Dalam kasus pembangunan fly over karena umur rencana antara 5 – 10 tahun,
untuk konstruksi perkerasan aspal perlu pelapisan ulang (overlay) ataupun
recycling untuk menjaga kondisi perkerasan mantap.
Pekerjaan overlay atau recycling diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali setelah
pembukaan lalulintas. Diperkirakan besarnya biaya pemeliharaan berkala sebesar
5% per 5 tahun setelah jalan dibuka.
7.3.8. Biaya Desain dan Supervisi
Selain biaya-biaya yang telah disebutkan di atas, biaya desain dan supervisi juga
perlu diperhitungkan dalam kasus ini, karena biaya ini juga masih termasuk dalam
rangkaian pembangunan jalan ini.
Biaya detail engineering desain besarnya diperkirakan 2% dari nilai
pembangunannya. Sedangkan biaya supervisi sebesar 4% dari nilai pembangunan
konstruksi fly over.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 7 -
13
7.3.9. Biaya Keseluruhan
Berdasarkan data di atas, dapat disusun suatu biaya pembangunan fly over secara
keseluruhan seperti pada Tabel berikut ini.
Tabel 7.13. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk Pembangunan dan
Pemeliharaan Fly Over dan Underpass
Jombor Gejayan UPN1 Pembebasan tanah dan bangunan 2.078.475.000,00 3.720.575.000,00 - 2 Perencanaan detail konstruksi (2%) 275.474.996,40 278.436.723,60 280.840.000,00 3 Pembangunan fly over 13.773.749.820,00 13.921.836.180,00 14.042.000.000,00 4 Pekerjaan supervisi (4%) 550.949.992,80 556.873.447,20 561.680.000,00 5 Pemeliharaan rutine (Rp/th) (0,02%) 2.754.749,96 2.784.367,24 2.808.400,00 6 Pemeliharaan berkala (Rp / 5th) (5%) 688.687.491,00 696.091.809,00 702.100.000,00
9. Ukuran ban 175X65 185X65 7.00X16 9.00X20 9.00X20 10.00X20
10. Kapasitas mesin (cc) 1.497 1.495 3.298 5.958 7.545 7.545
11. Jumlah silinder 4 4 4 6 6 6
12. Tenaga 109PS 109 PS 100PS 184HP 220 PS 220 PS
13. Jenis bahan bakar Gasolin Gasolin Diesel Diesel Diesel Diesel
Tabel 8. 6. Komposisi Kendaraan
No. KELAS KENDARAAN JENIS KENDARAAN KOMPOSISI (%) 1. Kendaraan Ringan (LV) Sedan/Van 46,01 46,01
Bus sedang 5,54 2. Kendaraan Sedang (MV) Truk sedang 20,94
26,48
Bus sedang 5,66 3. Kendaraan Berat (HV) Truk besar 21,84
27,50
JUMLAH 100,00 Sumber: hasil analisis
8.2 3. Harga Satuan a. Kendaraan
Harga kendaraan dapat dilihat pada Tabel 8.7. Konversi harga finansial ke harga
ekonomi dilakukan dengan mempertimbangkan komponen pajak. Economic acounting
ratio (EAR) masing-masing sebesar 56% untuk kendaraan pribadi dan 23% untuk
kendaraan komersial.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 8 -
7
Tabel 8. 7. Harga Kendaraan (Harga Konstan 2007)
JENIS KENDARAAN TIPE KENDARAN HARGA FINANSIAL
HARGA EKONOMI
Sedan Toyota New Vios 1.5 E M/T Rp. 162.000.000 Rp. 110.286.000
Van Toyota New Avanza Rp. 139.900.000 Rp. 61.556.000
Bus sedang Mitsubishi Colt FE114 Rp. 380.000.000 Rp. 292.600.000
Bus besar Mercedes Benz OH308 Rp. 792.000.000 Rp. 609.840.000
Truk sedang Mitsubishi Fuso FM517 HS Rp. 296.000.000 Rp. 227.290.000
Truk besar Mitsubishi Fuso FN527 MS Rp.407.000.000 Rp. 313.390.000 Sumber: hasil analisis
b. Ban
Harga ban disajikan dalam Tabel 8.8. dengan memperhitungkan asumsi rasio
pajak sebesar 20 % untuk menghitung harga ekonomi.
Tabel 8. 8. Harga Ban Kendaraan (Harga Konstan 2006)
JENIS KENDARAAN TIPE KENDARAN HARGA FINANSIAL
HARGA EKONOMI
Sedan Toyota New Vios 1.5 E M/T Rp. 482.200 Rp. 385.760 Van Toyota New Avanza Rp. 435.000 Rp. 348.000 Bus sedang Mitsubishi Colt FE114 Rp. 2.183.787 Rp. 1.747.029 Bus besar Mercedes Benz OH308 Rp. 3.133.593 Rp. 2.506.874 Truk sedang Mitsubishi Fuso FM517 HS Rp. 2.183.787 Rp. 1.747.029 Truk besar Mitsubishi Fuso FN527 MS Rp. 3.133.593 Rp. 2.506.874
Sumber: hasil analisis
c. Bahan bakar dan pelumas
Untuk analisis ekonomi, diasumsikan tidak ada subsidi untuk bahan bakar
sehingga pajak diasumsikan sebesar 10 % untuk menghitung biaya ekonomi. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 8.9.
Tabel 8. 9. Harga Bahan Bakar dan Oli (harga konstan 2007) Harga Bahan Bakar/Oli Mesin (Per Liter) Harga Finansial Harga Ekonomi
Bensin Rp. 4.500 Rp. 4.050 Bahan bakar diesel Rp. 4.300 Rp. 3.870 Oli mesin sedan Rp. 12.000 Rp. 10.800 Oli mesin untuk minibus Rp 12.500 Rp. 11.250 Oli mesin untuk truk/bus diesel Rp. 12.500 Rp. 11.250
Sumber: hasil analisis
d. Upah
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 8 -
8
Dengan mempertimbangkan bahwa tingkat pendapatan buruh sektor angkutan
tidak menjadi obyek pajak, maka dianggap nilai ekonomi sama dengan nilai finansialnya.
Nilai upah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 8.10.
Tabel 8. 10. Upah Tenaga Kerja Upah Rata-Rata (Per Jam) Harga Finansial Harga Ekonomi
Ahli mesin Rp. 7.071 Rp. 7.071
Sopir bus Rp. 7.071 Rp. 7.071
Sopir truk Rp. 7.071 Rp. 7.071
Kondektur bus Rp. 4.714 Rp. 4.714
Kernet bus Rp. 4.714 Rp. 4.714
Kernet truk Rp. 4.714 Rp. 4.714 Sumber: hasil analisis
e. Biaya bunga
Tingkat bunga sebesar 15% digunakan sebagai dasar perhitungan.
f. Biaya asuransi
Biaya asuransi rata-rata diasumsikan sebagai berikut:
Sedan : 3,5 % dari harga kendaraan
Bus : 4,0 % dari harga kendaraan
Truk : 6,0 % dari harga kendaraan
Jumlah kendaraan yang diasuransikan diperkirakan sebesar 50 %.
g. Biaya kantor
Biaya kantor kendaraan komersial diperkirakan sebesar 10 % dari biaya total.
8.2 4. Hitungan Biaya Operasi Kendaraan
Hasil hitungan biaya operasi kendaraan tiap kecepatan tersaji pada Tabel 8.11. dan
Tabel 8.12. Untuk memprediksikan nilai BOK pada masa mendatang, digunakan asumsi
kenaikan BOK sebesar 8% per tahun (sedikit dibawah laju inflasi). Hasil hitungan dan
prediksi tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.13. dan Tabel 8.14.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 8 -
9
Tabel 8. 11. Biaya Operasi Kendaraan (Rp/kend-km) Jenis Kendaraan
Persentase kendaraan LIGHT VEHICLE (LV): MEDIUM VEHICLE (MV): HIGH VEHICLE (HV):tiap golongan : sedan 46,01 % bus sdg 5,54 % bus bsr 5,66 %
truk sdg 20,94 % truk bsr 21,84 %26,48 % 27,50 %
Kecepatan (km/jam)
Sumber: hasil analisis
8.2 5. Hitungan Nilai Waktu Perjalanan
Nilai waktu bagi setiap orang adalah tidak sama. Seseorang yang sedang dalam
waktu perjalanan liburan tidak begitu keberatan bila harus mengalami kemacetan selama
10 atau 15 menit, akan tetapi bagi seseorang yang dalam perjalanan bisnis, misalnya, 1
menit adalah sangat berarti. Secara ideal nilai waktu berbeda antara satu dengan orang
lain yang antara lain tergantung dari tujuan perjalanan, persepsi terhadap nilai waktu,
dan pribadi seseorang.
Apabila semua faktor yang mempengaruhi nilai waktu diperhitungkan, tentulah
tidak praktis dan tidak efisien. Oleh karena itu nilai waktu dibedakan atas tujuan
perjalanan, yaitu:
perjalanan kerja (bisnis),
dan perjalanan lainnya (non bisnis).
Nilai penghematan waktu tergantung pada penggunaan kesempatan yang
ditimbulakn oleh bertambahnya waktu yang tersedia. Berdasarkan studi yang telah
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 8 -
11
dilakukan di beberapa negara maju, menunjukkan bahwa pemakai fasilitas jalan menilai
waktu perjalanan kerja (bisnis) mereka sebanding dengan upah. Sedangkan waktu
perjalanan lainnya (non bisnis) kurang lebih sebesar 1/3 (sepertiga) upah.
Perhitungan nilai waktu berdasarkan jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel
5.16, dan nilai waktu berdasarkan kecepatan dapat dilihat pada tabel 5.17.
Asumsi yang digunakan:
a. Perhitungan nilai waktu diturunkan dari ‘disposable income’ penduduk di atas 10 tahun
yang dihitung sebesar 85% dari upah rata-rata.
b. Pendapatan perkapita yang digunakan berdasarkan Pendapatan Domestik Regional
Netto Perkapita penduduk D.I. Yogyakarta.
c. Jam kerja dalam 1 tahun dihitung 2000 jam.
d. Upah pengendara non sedan = 75% upah rata-rata, sedangkan upah pengendara
sedan 5 kali upah pengendara non sedan.
e. Nilai perjalanan bisnis = upah, nilai perjalanan non bisnis = 25 % dari upah.
f. Prosentase perjalanan bisnis sedan 25% dan perjalanan bisnis non sedan 10%.
g. Jumlah pengendara per kendaraan rata-rata berdasar hasil road side interview survey:
sedan : 2,0
bus : 10,0
truk : 1,00
Untuk memperhitungkan besarnya nilai waktu di masa mendatang digunakan
pertumbuhan sebesar 3%/tahun yang kira-kira besarnya sama dengan kenaikan riil
pendapatan perkapita.
Studi Kelayakan Fly Over Jalan Arteri Utara Timur (Paket-7)
Laporan Akhir Bab 8 -
12
Tabel 8. 13. Perhitungan Nilai Waktu Berdasar Jenis Kendaraan No. Uraian Sedan Bus Truk
1 Pendapatan per Kapita (Rp/th) 5.057.661 5.057.661 5.057.661 2 Disposable Income (Rp/th) 4.299.012 4.299.012 4.299.012 3 Upah rata-rata tiap pengendara (Rp/Jam) 8.061 1.612 1.612 4 Nilai Perjalanan Bisnis (Rp/jam) 8.061 1.612 1.612 5 Nilai Perjalanan Non Bisnis (Rp/jam) 2.015 403 403 6 Nilai Waktu (Rp/jam): - bisnis 2.015 403 403 - non bisnis 1.511 302 302 Total per Kendaraan 3.527 705 705 7 Nilai Waktu (Rp/Kend/jam) 7.053 7.053 705
Sumber: hasil analisis
8.3. NILAI MANFAAT
Perhitungan manfaat pembangunan jalan diperoleh dari:
a) Selisih biaya operasi perjalanan kendaraan.
b) Selisih nilai waktu tundaan perjalanan.
Hasil prediksi kinerja berdasarkan perhitungan model dapat dilihat pada tabel
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Jombor Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 4 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Jombor Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
308 385 320 U
188 210B 1104 1156 T
277 312
211 361 231S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Monjali Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Monjali Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
452 750 271 U
243 252B 1061 928 T
400 320
320 335 190S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Kentungan Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Kentungan Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
263 591 194 U
147 248B 1017 834 T
587 662
442 366 319S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- Derajat Pen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
151 144 0 U
0 33B 835 768 T
316 151
488 182 177S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : UPN Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : UPN Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
385 0 631 U
0 0TBK 0 318 TL2
501 0
0 953 0TL1
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Maguwo Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Maguwo Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
846 446 452 U
214 846B 0 0 T
362 442
89 796 382S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Jombor Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Jombor Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
308 385 320 U
188 210B 0 0 T
277 312
211 361 231S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Monjali Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Monjali Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Kentungan Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Kentungan Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
185 432 143 U
147 209B 0 0 T
587 472
356 287 231S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
151 144 0 U
0 49B 0 0 T
381 236
488 182 177S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : UPN Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : UPN Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : Juli 2008 Ditangani oleh : Fajar
1132 597 604 U
287 1132B 1309 548 T
485 591
119 1065 511S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Jombor Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Jombor Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : Fajar
411 515 428 U
251 280B 1476 1547 T
372 417
283 483 309S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Monjali Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 4 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Monjali Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Kentungan Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Kentungan Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : Fajar
353 791 259 U
196 331B 1361 1117 T
785 885
592 490 427S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : Fajar
202 192 0 U
0 45B 1117 1027 T
503 202
653 243 237S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : UPN Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 4 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : UPN Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Jombor Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Jombor Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Monjali Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Monjali Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : Fajar
605 1005 363 U
324 337B 0 0 T
535 428
427 448 254S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Kentungan Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Kentungan Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- Derajat Pen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : UPN Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : UPN Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- Derajat Pen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Jombor Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Jombor Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : Fajar
552 690 572 U
251 279B 1543 1625 T
364 412
379 646 415S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Monjali Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Monjali Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : Fajar
810 1343 485 U
477 737B 1434 1380 T
1092 442
573 600 254S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- Derajat Pen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Kentungan Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Kentungan Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : Fajar
332 773 255 U
210 375B 1551 1230 T
795 844
637 514 413S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : Fajar
270 258 0 U
0 60B 1494 1375 T
673 271
873 327 317S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : UPN Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : UPN Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : Fajar
1515 799 809 U
384 1515B 0 0 T
648 791
159 1425 683S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Jombor Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Jombor Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : Monjali Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Monjali Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : Fajar
810 1343 485 U
477 737B 0 0 T
1092 442
573 600 254S
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Kentungan Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Kentungan Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- DerajatPen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/jFaktor Penyesuaian
KAPASITAS Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL Kota : Yogyakarta Perihal : 3 fase
Arus jenuh smp/jam Hijaukendaraan
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2018 Ditangani oleh : FajarFormulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Condongcatur Periode : jam puncak TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Waktu Kapa- Derajat Pen- dalam Pen- Arah Arah efektif Nilai Nilai lalu Arus fase hijau sitas jenuhdekat fase dekat dari lawan (m) dasar disesu- lintas FR = PR = det smp/j
no. (P / O) smp/j Ukuran Hambatan kelan- Parkir Belok Belok aikan smp/j C = DS=hijau kota Samping daian Kanan Kiri smp/jam
PLTOR PLT PRT QRT QRTO WE So FCS FSF FG FP FRT FLT hijau FRCRIT
KAPASITAS Simpang : UPN Periode : jam puncak Distribusi arus lalu lintas(smp/jam) Fase 1 Fase 2 Fase 3
Tabel Formulir SIG - IV
LTI ( det )Waktu siklus pra penyesuaian cua (det)Waktu siklus disesuaian c (det)
berbelok Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Waktu hilang total
Rasio Arus RT smp/j
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Panjang Angka JumlahPendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan Tundaan
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : UPN Periode : jam puncak
Formulir SIG - V
SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 2013 Ditangani oleh : Fajar
Lampiran 2. Hasil Hitungan BOK
BOK Sedan Toyota New Vios 1.5 E M/T
Data : Harga kendaraan 110.286.000 /unitHarga ban 385.760 /buahHarga bahan bakar 4.050 /literHarga Oli 10.800 /literUpah ahli mesin 7.071 /jamHarga suku cadang 150.000 /buah
Kecepatan Bahan Pelumas/ Konsumsi Pemeliharaan Depresiasi Suku Asuransi Waktu perj. Overhead BOK
Data : Harga kendaraan 61.556.000 /unitHarga ban 348.000 /buahHarga bahan bakar 4.050 /literHarga Oli 10.800 /literUpah ahli mesin 7.071 /jamHarga suku cadang 150.000 /buah
Kecepatan Bahan Pelumas Konsumsi Pemeliharaan Depresiasi Suku Asuransi Waktu perj. Overhead BOK( km / jam ) bakar / Oli ban Mekanik Suku cdg. bunga crew kend. total
Data : Harga kendaraan 292.600.000 /unit Upah sopir bus 7.071 /jamHarga ban 1.747.029 /buah Upah kernet bus 4.714 /jamHarga bahan bakar 3.870 /liter Upah kondektur bus 4.714 /jamHarga Oli 11.250 /literUpah ahli mesin 7.071 /jamHarga suku cadang 150.000 /buah
Kecepatan Bahan Pelumas Konsumsi Pemeliharaan Depresiasi Suku Asuransi Waktu perj. Overhead BOK( km / jam ) bakar / Oli ban Mekanik Suku cdg. bunga crew kend. total
Data : Harga kendaraan 609.840.000 /unit Upah sopir bus 7.071 /jamHarga ban 2.506.874 /buah Upah kernet bus 4.714 /jamHarga bahan bakar 3.870 /liter Upah kondektur bus 4.714 /jamHarga Oli 11.250 /literUpah ahli mesin 7.071 /jamHarga suku cadang 150.000 /buah
Kecepatan Bahan Pelumas Konsumsi Pemeliharaan Depresiasi Suku Asuransi Waktu perj. Overhead BOK( km / jam ) bakar / Oli ban Mekanik Suku cdg. bunga crew kend. total
Data : Harga kendaraan 227.290.000 /unit Upah sopir truk 7.071 /jamHarga ban 1.747.029 /buah Upah kernet truk 4.714 /jamHarga bahan bakar 3.870 /literHarga Oli 11.250 /literUpah ahli mesin 7.071 /jamHarga suku cadang 150.000 /buah
Kecepatan Bahan Pelumas Konsumsi Pemeliharaan Depresiasi Suku Asuransi Waktu perj. Overhead BOK( km / jam ) bakar / Oli ban Mekanik Suku cdg. bunga crew kend. total
Data : Harga kendaraan 227.290.000 /unit Upah sopir truk 7.071 /jamHarga ban 1.747.029 /buah Upah kernet truk 4.714 /jamHarga bahan bakar 3.870 /literHarga Oli 11.250 /literUpah ahli mesin 7.071 /jamHarga suku cadang 150.000 /buah
Kecepatan Bahan Pelumas Konsumsi Pemeliharaan Depresiasi Suku Asuransi Waktu perj. Overhead BOK( km / jam ) bakar / Oli ban Mekanik Suku cdg. bunga crew kend. total
Data : Harga kendaraan 313.390.000 /unit Upah sopir truk 7.071 /jamHarga ban 2.506.874 /buah Upah kernet truk 4.714 /jamHarga bahan bakar 3.870 /literHarga Oli 11.250 /literUpah ahli mesin 7.071 /jamHarga suku cadang 150.000 /buah
Kecepatan Bahan Pelumas Konsumsi Pemeliharaan Depresiasi Suku Asuransi Waktu perj. Overhead BOK( km / jam ) bakar / Oli ban Mekanik Suku cdg. bunga crew kend. total
PROYEK FLY OVER - eksisting PAGE 47 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 5285.7 126305.7 317140.0 23.9 (FREE RUN/DELAY 2684.1/ 2601.6) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 5285.7 136436.2 317140.0 25.8 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 je.UFS 2 e.UFA 6 e.LPA 9 mat.UFM CPU TIME = 34.83 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 43.90 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 1 PAGE 46 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 5245.8 126367.4 314746.5 26.1 (FREE RUN/DELAY 2673.0/ 2572.8) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 5245.8 136497.9 314746.5 29.7 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken1.UFS 2 es1.UFA 6 es1.LPA 9 mat.UFM CPU TIME = 34.29 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 53.46 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 2 PAGE 45 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 5215.3 126539.6 312915.7 26.2 (FREE RUN/DELAY 2683.9/ 2531.4) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 5215.3 136670.1 312915.7 29.8 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken2.UFS 2 es2.UFA 6 es2.LPA 9 mat.UFM CPU TIME = 35.71 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 47.09 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 3 PAGE 53 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 5180.8 126537.6 310846.2 26.4 (FREE RUN/DELAY 2671.8/ 2509.0) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 5180.8 136668.0 310846.2 32,7 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken3.UFS 2 es3.UFA 6 es3.LPA 9 mat.UFM CPU TIME = 5 MINS 7.97 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 5 MINS 19.45 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over kaliurang PAGE 64 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 5040.0 126786.0 302400.2 27.2 (FREE RUN/DELAY 2687.3/ 2352.7) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 5040.0 136916.5 302400.2 33.3 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken4.UFS 2 sken4.UFA 6 sken4.LPA 9 mat.UFM CPU TIME = 47.25 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 3.13 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over jombor - kaliurang - gejayan PAGE 73 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 4903.5 127193.2 294212.4 28.0 (FREE RUN/DELAY 2678.3/ 2225.3) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 4903.5 137323.7 294212.4 33.9 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken5.UFS 2 es5.UFA 6 es5.LPA 9 mat.UFM CPU TIME = 29.23 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 39.34 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over UPN PAGE 50 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 5256.5 126418.9 315391.8 26.0 (FREE RUN/DELAY 2680.8/ 2575.8) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 5256.5 136549.4 315391.8 26.1 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 JSKEN6.UFS 2 ES6.UFA 6 SKEN6.LPA 9 MAT.UFM CPU TIME = 1 MINS 16.26 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 36.32 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - underpass monjali PAGE 64 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 5040.0 126786.0 302400.2 27.2 (FREE RUN/DELAY 2687.3/ 2352.7) BUFFER C.C.S 0.0 10130.5 0.0 0.0 SUB-TOTAL 5040.0 136916.5 302400.2 33.3 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 16802.0 16802.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 1 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken7.UFS 2 sken7.UFA 6 sken7.LPA 9 mat.UFM CPU TIME = 47.25 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 3.13 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
THE UNIVERSITY OF LEEDS SATURN SUITE 9.2.8 4/11/96 PROGRAM SATASS SATURN ASSIGNMENT 19. 7.95 DATE 26/10/ 7 TIME 12:26:45 **** - NON-FATAL ERROR - **** CONTROL FILE SATASS0.DAT CANNOT BE OPENED THE INPUT SATURN UFS FILE IS READ FROM CHANNEL 1 HEADER DATA FROM THE UNFORMATTED FILE READ FROM CHANNEL 1 RUN NAME PROYEK FLY OVER - elevated road from Jombor to Maguwo CREATED BY PROGRAM SATNET DATE AND TIME OF CREATION 26/10/ 7 12:26:28 FILE NAME: jsken7.UFS SATURN VERSION 9.2. 8 **** - WARNING - **** NITA HAS BEEN RE-SET TO THE MAXIMUM ALLOWED VALUE OF 99 FROM 200 LISTING OF THE PARAM VALUES TAKEN MODET = 3 NITA = 99 MPIJA = 0 KORN = 123 KOB = 0 KOMBI = 30 TITLE = F REGO = F COMPAR = F PRINTF = T EXPERT = T CCOUNT = F MTFLOW = F AMY = F PRPIJA = F PRTIJA = F SUZIE = F SAVEIT = T SUZIEQ = F TUTOR = F ROSIE = F DIDDLE = F SEED = T SUET = 0.20 PPM = 1.00 PPK = 0.00 GONZO = 1.00 HEADER DATA FROM THE UNFORMATTED FILE READ FROM CHANNEL 9 RUN NAME CREATED BY PROGRAM M1 DATE AND TIME OF CREATION 26/10/ 7 9:51:22 FILE NAME: mat.UFM SATURN VERSION 9.2. 8 MATRIX TITLE - PROYEK FLY OVER MATRIX FOR 14 ZONES MATRIX SIZE - 14 ROWS 14 COLUMNS TYPE OF ELEMENTS (MTYPE) = 3 - REALS ELEMENT DIMENSIONS - TRIPS ELEMENT UNITS - PCUH
PROYEK FLY OVER - eksisting PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 15606.6 172274.1 936394.9 10.3 (FREE RUN/DELAY 3661.7/ 11944.9) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 15606.6 185832.0 936394.9 12.4 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 je.UFS 2 12e.UFA 6 12e.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 44.72 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 53.74 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 1 PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 15556.9 172274.8 933416.4 11.9 (FREE RUN/DELAY 3647.8/ 11909.1) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 15556.9 185832.7 933416.4 13.3 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken1.UFS 2 mat2012.UFA 6 12s1.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 1 MINS 6.32 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 25.44 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 2 PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 15421.3 172585.7 925277.3 11.2 (FREE RUN/DELAY 3663.0/ 11758.3) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 15421.3 186143.6 925277.3 13.9 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken2.UFS 2 12e2.UFA 6 12e2.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 29.56 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 40.82 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 3 PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 15373.3 172630.4 922395.0 12.1 (FREE RUN/DELAY 3649.2/ 11724.0) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 15373.3 186188.3 922395.0 15.9 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken3.UFS 2 12s3.UFA 6 12s3.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 44.34 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 55.77 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over kaliurang PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 15223.4 172711.8 913405.8 12.2 (FREE RUN/DELAY 3664.2/ 11559.2) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 15223.4 186269.8 913405.8 16.5 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken4.UFS 2 12s4.UFA 6 12s4.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 1 MINS 26.87 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 42.69 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over jombor - kaliurang - gejayan PAGE 107
TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 14979.8 173024.1 898790.1 12.5 (FREE RUN/DELAY 3649.8/ 11330.0) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 14979.8 186582.0 898790.1 16.9 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken5.UFS 2 12s5.UFA 6 12s5.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 25.27 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 35.38 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over UPN PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 15545.4 172395.8 932725.5 11.1 (FREE RUN/DELAY 3656.1/ 11889.3) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 15545.4 185953.8 932725.5 12.0 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 JSKEN6.UFS 2 12S6.UFA 6 12S6.LPA 9 MAT2012.UFM CPU TIME = 39.84 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 59.89 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - underpass monjali PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 15223.4 172711.8 913405.8 12.2 (FREE RUN/DELAY 3664.2/ 11559.2) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 15223.4 186269.8 913405.8 16.5 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken7.UFS 2 12s7.UFA 6 12s7.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 1 MINS 26.87 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 42.69 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - elevated road from Jombor to Maguwo PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 14837.8 173197.1 890270.3 12.6 (FREE RUN/DELAY 3635.1/ 11202.7) BUFFER C.C.S 0.0 13557.9 0.0 0.0 SUB-TOTAL 14837.8 186755.1 890270.3 16.5 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 22487.0 22487.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken7.UFS 2 12s7.UFA 6 12s7.LPA 9 mat2012.UFM CPU TIME = 33.02 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 45.50 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - eksisting PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 44339.0 229831.3 2660339.5 5.2 (FREE RUN/DELAY 4957.7/ 39381.3) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 44339.0 247971.1 2660339.5 5.7 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 je.UFS 2 17e.UFA 6 17e.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 23.96 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 32.97 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 1 PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 44255.4 229782.6 2655326.8 5.6 (FREE RUN/DELAY 4940.4/ 39315.1) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 44255.4 247922.3 2655326.8 5.9 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken1.UFS 2 17s1.UFA 6 17s1.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 39.78 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 58.85 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 2 PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 43983.0 229942.2 2638980.0 5.6 (FREE RUN/DELAY 4955.3/ 39027.7) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 43983.0 248081.9 2638980.0 6.0 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken2.UFS 2 17s2.UFA 6 17s2.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 34.18 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 45.49 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - skenario 3 PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 43921.9 230113.3 2635314.8 5.7 (FREE RUN/DELAY 4940.4/ 38981.5) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 43921.9 248253.1 2635314.8 6.8 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken3.UFS 2 17s3.UFA 6 17s3.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 51.10 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 2.53 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over kaliurang PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 43737.9 229908.9 2624275.5 5.7 (FREE RUN/DELAY 4951.7/ 38786.2) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 43737.9 248048.6 2624275.5 7.0 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken4.UFS 2 17s4.UFA 6 17s4.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 45.55 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 1.32 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER – fly over jombor - kaliurang- gejayan PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 43355.6 230152.2 2601336.8 5.7 (FREE RUN/DELAY 4931.4/ 38424.3) BUFFER C.C.S 0 18139.7 0 0 SUB-TOTAL 43355.6 248291.9 2601336.8 7.1 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088 30088 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken5.UFS 2 17s5.UFA 6 17s5.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 45.82 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 55.88 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - fly over UPN PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 44238.3 229848.8 2654297.5 4.6 (FREE RUN/DELAY 4950.2/ 39288.1) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 44238.3 247988.5 2654297.5 5.2 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 JSKEN6.UFS 2 17S6.UFA 6 17S6.LPA 9 MAT2017.UFM CPU TIME = 38.02 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 58.02 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - underpass monjali PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 43737.9 229908.9 2624275.5 5.7 (FREE RUN/DELAY 4951.7/ 38786.2) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 43737.9 248048.6 2624275.5 7.0 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken7.UFS 2 17s7.UFA 6 17s7.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 45.55 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 1 MINS 1.32 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
PROYEK FLY OVER - elevated road from Jombor to Maguwo PAGE 107 TOTAL FLOWS - FIXED PLUS ASSIGNED LINK TYPE PCU-HOURS PCU-KMS PCU-PENCE AVER. SPEED PER HOUR PER HOUR PER HOUR KPH BUFFER LINKS 43112.8 230335.8 2586770.5 5.8 (FREE RUN/DELAY 4915.6/ 38197.2) BUFFER C.C.S 0.0 18139.7 0.0 0.0 SUB-TOTAL 43112.8 248475.5 2586770.5 7.0 SUMMARY OF TRIP TOTALS - TOTAL FLOWS ORIGINS DESTINATIONS BUFFER NETWORK 30088.0 30088.0 ************************************** NORMAL COMPLETION OF PROGRAM SATASS THERE HAVE BEEN 1 NON-FATAL ERRORS 0 SERIOUS WARNINGS 2 WARNINGS. FILES CURRENTLY IN USE: CHANNEL FILE NAME 1 jsken7.UFS 2 17s7.UFA 6 17s7.LPA 9 mat2017.UFM CPU TIME = 41.21 SECONDS TOTAL CPU TIME TO DATE = 53.68 SECONDS COMPLETION CODE - 2 **************************************
Lampiran 4. Dokumen UKL - UPL
DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
NOVEMBER 2007NOVEMBER 2007
STUDI KELAYAKAN FLY OVER JALAN ARTERI UTARA TIMUR STUDI KELAYAKAN FLY OVER JALAN ARTERI UTARA TIMUR
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL BINA MARGASATKER NVT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATANP R O P I N S I D A E R A H I S T I M E W A Y O G Y A K A R T AJalan Ring Road Utara Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta - Telp (0274)488583 - Kode Pos 55282
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
Daftar Tabel ............................................................................................................. iii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................ Bab 1 - 1
1.2. KETENTUAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN ........................ Bab 1 - 2
1.3. TUJUAN KEGUNAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN . Bab 1 - 5
BAB 2. RONA LINGKUNGAN HIDUP
2.1. RENCANA LOKASI KEGIATAN ...................................................... Bab 2 - 1
2.2. KOMPONEN YANG DIPERKIRAKAN TERKENA DAMPAK ... Bab 2 – 1
BAB 3. DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN TIMBUL
3.1. SUMBER DAMPAK .............................................................................. Bab 3 - 1
3.2. JENIS DAMPAK .................................................................................... Bab 3 - 4
3.3. SIFAT DAN TOLAK UKUR ................................................................ Bab 3 - 11
BAB 4. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
4.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI .............................................................. Bab 4 - 1
4.2. TAHAP KONSTRUKSI ........................................................................ Bab 3 - 1
4.3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI ......................................................... Bab 3 – 2
BAB 5. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kaitan Rencana Kegiatan dengan Dampak Yang Dirimbulkan
(Isu Pokok) ........................................................................................... Bab 2 – 1
Tabel 3.1. Perbandingan Arus Lalulintas Eksisting dan Skenario
Pembangunan ...................................................................................... Bab 2 – 7
Tabel 3.2. Perbandingan Kinerja Simpang Sebelum dan Selama Masa
Konstruksi............................................................................................. Bab 2 – 11
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Prosentase Kenaikan Arus Lalulintas pada Saat Pembangunan
Flyover/underpass di Simpang Monjali ........................................ Bab 3 – 8
Gambar 3.2. Prosentase Kenaikan Arus Lalulintas pada Saat Pembangunan
Flyover/underpass di Simpang Kentungan .................................. Bab 3 – 8
Gambar 3.3. Prosentase Kenaikan Arus Lalulintas pada Saat Pembangunan
Flyover/underpass di Simpang Gejayan ....................................... Bab 3 – 8
Gambar 3.4. Prosentase Kenaikan Arus Lalulintas pada Saat Pembangunan
Flyover/underpass di Simpang UPN ............................................. Bab 3 – 9
Gambar 3.5. Nilai VC Ratio Eksisting dan Pada Saat Pembangunan
Di setiap Lokasi .............................................................................. Bab 3 – 9
Gambar 3.6. VC Ratio Kondisi Eksisting ........................................................... Bab 3 – 10
Gambar 3.7. VC Ratio Pada Saat Pembangunan Underpass UPN ................. Bab 3 – 10
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 1 - 1
Bab 1 ANALISIS LINGKUNGAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan prasarana transportasi yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses
pelaksanaan pembangunan di satu pihak akan selalu menimbulkan perubahan
lingkungan yang dapat menimbulkan dampak, baik negatif maupun positif. Apabila
pembangunan yaang dilaksanakan di suatu daerah menimbulkan dampak terhadap
komponen lingkungan biogefisik kimia dan sosial ekonomi budaya, maka harus
dilakukan upaya meningkatkan dampak positif dan memperkecil dampak negatif.
Dengan pembangunan yang demikian maka lingkungan terjaga kualitasnya, sumber
daya alam lestari pemanfaatannya dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Dengan pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang adalah
pembangunan yang berkelanjutan.
Demikian pula pembangunan prasarana transportasi Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan salah satu penunjang utama dalam peningkatan pertumbuhan
sosial, ekonomi dan industri.
Permasalahan simpang jalan ateri utara timur pada saat ini adalah :
a. Jalur jalan banyak melewati daerah persimpangan yang secara langsung
mengganggu kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas.
b. Pertumbuhan tata guna lahan di kanan kiri jalan cukup tinggi sehingga
hambatan samping cukup besar dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
c. Hubungan jalan arteri utara-timur adalah sangat vital kaitannya dengan
pertumbuhan wilayah dan ekonomi disekitarnya, sehingga apabila terjadi
gangguan di ruas jalan arteri utara-timur maka hubungan tersebut juga
terganggu.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 1 - 2
Mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka direncanakan dibangun jembatan
alternatif berupa fly over atau underpass disetiap simpang yang ada di ruas jalan arteri
utara-timur. Dengan pembangunan itu diharapkan pertumbuhan ekonomi, (kelancaran
arus barang dan orang) akan meningkat dan juga memacu perkembangan wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan berkelanjutan akan terjamin terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Pada hakekatnya kegiatan
pembangunan yang dapat terlanjutkan terus-menerus merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu bagi setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan diperlukan adanya kajian dampak lingkungan. Kajian ini dapat
menggambarkan setiap aktivitas proyek sebagai sumber dampak dan dampak
lingkungan yang ditimbulkannya.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, maka setiap usaha atau kegiatan yang diduga
menimbulkan dampak besar dan penting wajib menyusun AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan). AMDAL ini berupa hasil studi tentang dampak lingkungan.
Studi tersebut berupa kajian mendalam dan cermat tentang dampak akibat yang
ditimbulkan oleh kegiatan tersebut terhadap lingkungan sebagai pedoman untuk
mencegah dan menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.
Rencana kegiatan pembangunan fly over dan underpass diprakirakan akan
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan, maka sebelum kegiatan
ini dilaksanakan, diperlukan adanya kajian dampak lingkungan berupa studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
1.2. KETENTUAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Adapun landasan peraturan dan perundang-undangan yang digunakan sebagai
acuan dalam studi ini adalah sebagai berikut ;
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Dasar-dasar
Agraria.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 1 - 3
2. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
3. Undang-undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan.
4. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
5. Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Jalan Raya.
6. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
7. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
8. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Derah.
9. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
10. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985 tentang Jalan.
11. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air.
12. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.
13. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Laut.
14. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
15. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien
Nasional.
16. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2002 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan
dan Penggunaan Kawasan Hutan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 1 - 4
18. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.
19. Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
20. Keputusan Menteri Agraria No.1 Tahun 1994 tentang ketentuan
Pelaksanaan Keppres No. 55 tahun 1993.
21. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 69/PRT/1995 tentang Pedoman
Teknis Amdal Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
22. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 147/KPTS/1995 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Kerangka Acuan (KA) Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
23. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 148/KPTS/1995 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan RKL dan RPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
24. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 40/KPTS/1997 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Jalan.
25. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 42
Tahun 2000 tentang Susunan Keanggotaan Komisi Penilai dan Tim Teknis
AMDAL Pusat.
26. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 2000 tentang
Panduan Penilaian Dokumen Amdal.
27. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-41 Tahun 2000
tentang Pedoman Pembentukan Komisi Penilaian Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten / Kota.
28. Keputusan Kepala Bapedal No. KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting.
29. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2001 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 1 - 5
30. Keputusan Kepala Bapedal No. 299/11/1996 tentang Pedoman Teknis
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL.
31. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 08 Tahun
2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses AMDAL.
32. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 09 Tahun
2000 tentang Pedoman Penyusunan Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
1.3.1. Tujuan
Tujuan pelaksanaan studi ini adalah :
1. Mengidentifikasi rencana kegiatan pembangunan terutama yang diduga
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan.
2. Mengidentifikasi rona lingkungan awal, terutama yang terkena dampak
besar dan penting.
3. Memperkirakan dan mengevaluasi dampak besar dan penting terhadap
lingkungan maupun terhadap proyek.
4. Memberikan saran tindak berupa arahan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan serta bila dalam keadaan darurat.
5. Membuat saran tindak dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dengan pendekatan-pendekatan ekonomi, teknologi dan institusional,
sehingga dapat diketahui tolok ukur dampak dan jenis dampak penting
yang ditimbulkan dan dapat dilakuan pemantauan pada lokasi dan waktu
yang tepat. Saran tindak dalam hal tersebut di atas berupa dokumen RKL /
RPL.
1.3.2. Kegunaan
1. Bagi Pemerintah :
a. Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan bagi
kegiatan pembangunan fly over dan underpass jalan arteri utara-timur.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 1 - 6
b. Memberikan bahan untuk melaksanakan koordinasi bagi sektor terkait
dan pemerintah daerah dalam pembangunan.
c. Sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan wilayah.
2. Bagi Pemrakarsa :
a. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan
rinci dari usaha atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Memberikan masukan kepada pemerintah dan pemrakarsa dalam
penyusunan RKL dan RPL.
c. Sebagai bahan informasi atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemrakarsa.
3. Bagi Masyarakat :
Sebagai pedoman untuk membantu dalam kegiatan pengelolaan
lingkungan dan pemantauan lingkungan pembangunan fly over dan
underpass di ruas jalan arteri utara-timur.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 2 - 1
Bab 2 RONA LINGKUNGAN HIDUP
2.1. RENCANA LOKASI KEGIATAN
Lokasi rencana kegiatan pembangunan fly over dan underpass adalah di simpang
yang ada di ring road utara Provinsi D.I. Yogyakarta. Lebih tepatnya lokasi-lokasi
tersebut antara lain:
1. Simpang Jombor,
2. Simpang Monjali,
3. Simpang Kentungan,
4. Simpang Gejayan
5. Simpang UPN
2.2. KOMPONEN YANG DIPERKIRAKAN TERKENA DAMPAK
Kegiatan rencana pembangunan fly over dan underpass berpotensi menimbulkan
dampak negatif dan dampak positif. Keterkaitan rencana kegiatan pembangunan
tersebut di atas terhadap dampak yang ditimbulkan pada tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi dan tahap pasca konstruksi disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1. Kaitan Rencana Kegiatan dengan Dampak Yang Ditimbulkan (Isu Pokok)
Komponen Lingkungan Jenis Kegiatan Jenis Dampak
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1 Sosial Ekonomi dan Budaya :
a. Persepsi Masyarakat
- Pengukuran dan pematokan
- Keresahan penduduk akibat isu pembangunan jalan di wilayah mereka karena adanya kegiatan pengukuran dan pematokan.
b.Tingkat Pendapatan Masyarakat
- Pembebasan lahan - Keresahan terhadap besarnya ganti rugi yang tidak sesuai dengan keinginan dan kesepakatan.
- Konflik sosial antara pemrakarsa dengan masyarakat yang lahannya dibebaskan.
- Hilangnya sumber pendapatan dan pekerjaan penduduk akibat pembebasan lahan pertanian.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 2 - 2
TAHAP KONSTRUKSI
1 Fisika – Kimia :
a. Kualitas Udara dan Kebisingan.
- Mobilisasi alat berat dan material.
- Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
b. Kualitas Air (Air Sungai dan Air Tanah).
- Penyiapan badan jalan.
- Pekerjaan bangunan bawah jembatan.
- Pekerjaan drainase dan gorong-gorong.
- Penurunan kualitas air tanah dan sungai akibat pekerjaan tanah (galian & timbunan) badan jalan dan pondasi jembatan (kepala jembatan & pilar jembatan).
- Pola aliran air sungai.
c. Tanah (Kestabilan Lereng) - Penyiapan badan jalan.
- Pekerjaan bangunan bawah jembatan.
- Pekerjaan drainase dan gorong-gorong
- Gangguan kestabilan lereng (longsor) kibat pekerjaan pemotongan tebing atau penimbunan badan jalan ataupun tebing sungai.
- Gangguan kestabilan tebing sungai akibat gerusan air karena terjadinya penyempitan.
2. Biologi :
a. Flora Teresterial (Vegetasi).
- Penyiapan badan jalan.
- Hilangnya / rusaknya vegetasi penutup lahan akibat pekerjaan penyiapan badan jalan (pembersihan lahan).
- Penurunan vegetasi penutup lahan di kawasan hutan sebagai akibat adanya penyiapan badan jalan dilokasi tersebut.
b. Fauna - Mobilisasi alat berat dan material.
- Penyiapan badan jalan.
- Pembangunan / pengopera-sian base camp, bengkel, gudang, barak pekerja.
- Pekerjaan bangunan bawah jembatan.
- Gangguan terhadap fauna akibat sebaran debu dan getaran, bising akibat aktivitas stone crusher & AMP (Asphalt Mixing Plant).
- Gangguan plankton dan nekton / kehidupan di sungai akibat pencemaran air sungai oleh aktivitas pekerjaan fondasi & oprit jembatan (galian dan timbunan).
3. Sosial Ekonomi Budaya & Kesehatan Masyarakat :
a. Transportasi
- Mobilisasi alat berat dan material.
- Penyiapan badan jalan.
- Pekerjaan gorong - gorong dan drainase.
- Pekerjaan bangunan bawah jembatan.
- Gangguan kelancaran arus lalu lintas diruas-ruas yang digunakan sebagai rute angkutan alat berat dan material.
- Gangguan keselamatan pengguna jalan diruas-ruas yang digunakan sebagai rute angkutan alat berat dan material.
- Gangguan kelancaran lalulintas dan pengguna jalan di persimpangan ruas jalan yang ada dengan rencana jalan baru.
- Gangguan kelancaran arus lalu lintas pelayaran sungai di sungai yang direncanakan dibangun jembatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 2 - 3
b. Kesempatan Kerja dan
Peluang Berusaha - Mobilisasi alat berat dan
material
- Penyiapan badan jalan.
- Pekerjaan gorong - gorong dan drainase.
- Pembangunan / pengopera-sian base camp, bengkel, gudang, barak pekerja.
- Pekerjaan bangunan bawah jembatan.
- Penyerapan tenaga kerja.
- Peluang berusaha di sektor non formal (warung, kios, dll).
c. Tingkat Pendapatan Masyarakat.
- Penyiapan badan jalan.
- Pekerjaan gorong - gorong dan drainase.
- Pembangunan / pengopera-sian base camp, bengkel, gudang, barak pekerja.
- Pekerjaan bangunan bawah jembatan.
- Meningkatnya pendapatan masya-rakat akibat adanya penyerapan tenaga kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat di sekitar proyek pada tahap konstruksi.
d. Persepsi Masyarakat - Penyiapan badan jalan.
- Pekerjaan gorong - gorong dan drainase.
- Pembangunan / pengopera-sian base camp, bengkel, gudang, barak pekerja.
- Pekerjaan bangunan bawah jembatan.
- Gejolak sosial dan konflik sosial karena ketidak puasan pada proses recruitmen tenaga kerja.
- Kecemburuan sosial pada system gaji dan atau posisi pekerja proyek.
- Keresahan penduduk disekitar base camp akibat aktifitas base camp atau perilaku pekerja proyek.
- Keresahan penduduk sekitar rencana jalan akibat aktifitas penyiapan badan jalan.
e. Kesehatan
Masyarakat.
- Mobilisasi alat berat dan material.
- Pembangunan dan Peng-operasian base camp dan barak.
- Pekerjaan bangunan bawah dan atas jembatan.
- Penyiapan badan jalan.
- Gangguan kesehatan yang dialami penduduk sekitar proyek dan pekerja akibat pencemaran udara (debu), kebisingan karena adanya mobilisasi alat berat dan material.
- Gangguan kesehatan pekerja proyek akibat pencemaran udara (debu) di lokasi AMP & stone crusher.
- Gangguan keselamatan kerja para pekerja proyek pada saat pengoperasian AMP & stone crusher.
- Gangguan keselamatan kerja para pekerja proyek pada saat pembuatan bangunan bawah & atas jembatan.
- Gangguan keselamatan dan kesehatan penduduk &/ pengguna jalan disekitar jaringan pipa gas / minyak (sekitar rencana jalan) akibat adanya ledakan / kebakaran yang disebabkan adanya kerusakan jaringan pipa oleh getaran arus lalu lintas kendaraan berat pengangkut material atau proses penggalian pada saat penyiapan badan jalan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL - Bab 2 - 4
TAHAP OPERASI
1 Fisika – Kimia :
a. Tata Guna Lahan.
- Pengoperasian jalan dan jembatan.
- Timbulnya bangunan liar di-sepanjang kanan kiri jalan sehingga menyalahi tata guna lahan yang telah ditetapkan.
- Munculnya gejolak / konflik sosial akibat penertiban bangunan liar disepanjang kiri kanan jalan tersebut.
2 Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan Masyarakat :
a. Transportasi
- Pengoperasian jalan.
- Pemeliharaan jalan.
- Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas di lokasi kegiatan sehingga memberikan dampak positif bgi perumbuhan pembangunan dan perekonomian daerah tersebut.
- Gangguan kelancaran arus lalu lintas diruas-ruas dan dipersimpang an akibat penyimpangan penggunaan ruang jalan untuk parker /pedagang K5 atau pengaturan phase dan siklus rambu lalu lintas yang kurang tepat (tidak disesuaikan dengan pola arus yang ada).
- Gangguan kelancaran dan keselamatan lalu lintas kapal sebagai akibat berkurangnya ruang bebas alur pelayaran dibawah jembatan jalan.
- Kerusakan jalan akibat lalu lintas kenadaraan yang mempunyai muatan melebihi kemampuan badan jalan.
- Gangguan kelancaran dan keselamatan pengguna jalan akibat proses pelaksanaan pemeliharaan jalan yang kurang memperhatikan kaidah pengaturan lalu lintas yang benar.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 1
Bab 3 DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN TIMBUL
3.1. SUMBER DAMPAK
Pembangunan simpang tak sebidang diperkirakan akan berdampak pada
lingkungan sekitar kegiatan sesuai tahapan pelaksanaan pekerjaan yaitu, tahap pra
konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap pasca konstruksi (operasi dan pemeliharaan)
terhadap komponen lingkungan fisik-kimia, biotis, dan sosial-ekonomi budaya serta
kesehatan masyarakat (sosekbud-kesmas) yang dapat dirinci pertahapan kegiatan
sebagai berikut:
1. Tahapan Pra Konstruksi
Tahapan Pra konstruksi yaitu kegiatan sebelum dimulainya pembangunan
simpang tak sebidang dengan rincian sub kegiatannya meliputi:
a. Kegiatan penataan batas antar jalur dan antar lajur.
Hal ini diperlukan mengingat lokasi pembangunan berada di jalan utama
yang mempunyai arus lalu lintas sangat padat dan berkecepatan tinggi.
b. Kegiatan mengubah elevasi lahan dan pemadatan.
Pada kegiatan ini menggunakan alat-alat berat yang baik dimensi,
kecepatan, maupun manuvernya dapat menimbulkan gangguan pada lalu
lintas yang ada. Selain itu kebisingan alat alat berat yang digunakan
maupun debu yang ditimbulkan oleh kegiatan ini dapat memberikan
gangguan yang lebih parah.
c. Kegiatan pembuatan batas lahan proyek, akan memberi dampak pada arah
lalu lintas dan pergerakan masyarakat sekitar lokasi proyek. Apabila tidak
diantisipasi sejak awal, dimungkinkan dapat menimbulkan gejolak sosial
dari masyarakat sekitar proyek.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 2
2. Tahapan Konstruksi
Tahapan konstruksi yaitu kegiatan pelaksanaan pekerjaan pembangunan
simpang tak sebidang diperkirakan sebagai berikut:
a. Kegiatan mobilitas tenaga kerja, yaitu kegiatan penggunaan perekrutan
tenaga kerja untuk pelaksanaan pembangunan fisik simpang tak sebidang.
Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak:
i. Adanya peluang kerja, artinya terdapat penambahan kesempatan
penghasilan masyarakat dan magang pagi para pelajar dan
mahasiswa.
ii. Munculnya ide-ide penelitian dan studi kasus dari pembangunan
proyek tersebut, hal ini tentunya akan disambut baik terutama oleh
kalangan akademisi dan masyarakat yang nantinya turut
mendapatkan manfaat dari pembangunan tersebut.
b. Kegiatan pengangkutan material dan peralatan yaitu kegiatan menyiapkan
material/bahan-bahan bangunan dan peralatan bangunan serta
pengangkutan dari tempat asal menuju lokasi proyek. Tahapan sumber
dampak yang terjadi:
i. Dampak terhadap lalu lintas di sekitar lokasi.
ii. Adanya debu, getaran, dan kebisingan.
iii. Kemacetan dan kemungkinan kecelakaan.
c. Kegiatan galian tanah, yaitu pelaksanaan galian untuk pembuatan pondasi
bangunan, sumber dampak yang akan terjadi :
i. Adanya debu, getaran, dan kebisingan.
ii. Terganggunya limpasan air hujan.
iii. Rawan kecelakaan kerja.
iv. Anggapan negatif masyarakat terhadap adanya debu, getaran,
kebisingan, dan rawan kecelakaan kerja bagi pekerja bangunan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 3
d. Kegiatan pembangunan simpang tak sebidang terdiri atas pembangunan
substructure sampai upper structure, pekerjaan finishing dan lain-lain,
dampak yang akan terjadi:
i. Adanya debu, getaran, dan kebisingan di sekitar pembangunan.
ii. Kemungkinan menurunnya muka air tanah di sekitar kegiatan.
iii. Rawan kecelakaan kerja bagi para pekerja.
iv. Anggapan negatif masyarakat terhadap adanya debu, getaran, dan
kebisingan serta gangguan air tanah sekitar kegiatan.
3. Tahapan Pasca Konstruksi
Tahapan ini adalah kegiatan setelah selesainya pembangunan atau operasional
simpang tak sebidang, sumber dampak yang akan terjadi:
a. Kegiatan transportasi, kegiatan pergerakan arus lalu lintas kendaraan,
dampak yang akan terjadi:
i. Kebingungan masyarakat pengguna jalan pada awal operasional
simpang tak sebidang karena belum terbiasa dengan perubahan arah
lalu lintas.
ii. Makin lancarnya arus lalu lintas karena penambahan kapasitas
simpang setelah pembangunan simpang tak sebidang.
iii. Titik-titik tertentu pada simpang tak sebidang yang cukup sepi dan
tak terawasi di malam hari dapat dimanfaatkan oleh orang yang
tidak bertanggungjawab sebagai tempat kriminal.
b. Kegiatan yang menghasilkan polusi, dampak yang akan terjadi:
i. Volume kendaraan yang kemungkinan terpancing akan naik karena
masyarakat memilih lokasi yang lebih lancar arus lalu lintasnya akan
menambah polusi gas buang yang ditimbulkan akibat meningkatnya
jumlah kendaraan.
ii. Udara di bawah bangunan simpang tak sebidang yang
dimungkinkan menjadi lebih pengap karena gas buang kendaraan
yang terkurung sementara di lokasi tersbut.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 4
iii. Debu yang dapat menjadi lebih parah karena arah lalu lintas yang
makin bervariasi.
c. Kegiatan akibat efek sosial dari pembangunan, dampak yang akan terjadi:
i. Pada titik-titik tertentu yang dianggap lahan kosong oleh masyarakat
akhirnya dimanfaatkan sebagai tempat berjualan ataupun membuka
usaha.
ii. Titik-titik yang dianggap tidak terlewati oleh arus lalu lintas dapat
dimanfaatkan sebagai lahan parkir oleh masyarakat.
iii. Dengan timbulnya pusat keramaian baru, simpang tak sebidang
yang tadinya diharapkan untuk memperlancar arus lalu lintas
karena penambahan kapasitas simpang, bisa jadi justru menjadi titik
kemacetan baru.
3.2. JENIS DAMPAK
Jenis dampak yang akan ditimbulkan seperti:
1. Tahap Pra Konstruksi
i. Dalam kegiatan kerjasama dengan masyarakat sekitar, diharapkan tidak
ada hambatan dan tidak ada yang dirugikan karena sebelumnya diadakan
sosialisasi terlebih dahulu sekaligus sebagai pendekatan dengan
masyarakat setempat.
ii. Perubahan mata pencaharian penduduk
Kondisi nyata di lapangan yang hampir seluruh penduduknya memiliki
mata pencaharian sendiri yang lokasinya tidak terganggu dengan
pembangunan simpang tak sebidang ini.
iii. Kecemasan terhadap kondisi adanya bangunan baru.
Kondisi lokasi yang digunakan untuk pembangunan telah melalui
perencanaan yang matang sehingga kekhawatiran terhadap bangunan
baru ini tidak perlu terjadi. Dalam pengerjaannya, berbagai pihak dan
instansi terkait turut mengawasi dan mengarahkan sehingga diharapkan
hasil yang sesuai dengan perencanaan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 5
iv. Kekhawatiran akan adanya kekacauan lalu lintas.
Adanya kebingungan masyarakat pada saat awal operasional simpang tak
sebidang adalah wajar terjadi, akan tetapi dengan pemasangan rambu-
rambu lalu lintas yang tepat dan jelas, diharapkan dapat memperlancar
arus lalu lintas. Dengan peningkatan kapasitas simpang, yang terjadi
justru arus lalu lintas yang makin lancar dan mengurangi secara drastis
kemacetan yang selama ini terjadi.
v. Kecemburuan sosial.
Diperhitungkan tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial, selain
karena tingkat perekonomian masyarakat sekitar yang sudah cukup baik
juga tidak ada hubungan yang cukup signifikan dengan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
vi. Kerusakan lingkungan
Tidak ada kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, karena sudah
melalui perencanaan yang matang.
2. Tahap Konstruksi
i. Meningkatnya pencemaran udara (debu)
Lalu lintas kendaraan bermotor yang keluar masuk dalam area kegiatan
sehingga akan terjadi pencemaran udara berupa debu pada saat
penggalian dan pemasangan pondasi, serta waktu pelaksanaan bangunan
konstruksi
ii. Kebisingan
Penggunaan alat berat akan menimbulkan suara yang cukup memberi
gangguan terhadap lingkungan sekitar, akan tetapi hal ini dapat diatasi
dengan penggunaan casing yang dapat mengurangi kebisingan alat berat.
iii. Getaran
Getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat berat yang digunakan dalam
pembangunan dapat menimbulkan kerusakan bangunan di sekitar lokasi
apabila berlebihan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 6
iv. Rusaknya prasarana umum.
Jebis dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah kepada rusaknya
jalan yang di gali untuk pondasi dan yang dilalui oleh alat berat yang
beratnya melebihi kemampuan jalan.
v. Kerusakan yang besar dan mendasar
Dalam kegiatan ini resiko dampak memang ada, tetapi tidak besar, hanya
kerusakan seperti akibat angkutan material untuk pekerjaan pemasangan
pondasi serta pekerjaan sipil lainnya.
vi. Pencemaran badan air dan sumber air.
Kegiatan pembangunan simpang tak sebidang, meskipun dalam
penggalian pondasi mencapai air tanah akan tetapi bahan-bahan material
yang digunakan tidak berbahaya bagi lingkungan.
3. Tahap Pasca Konstruksi
i. Sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
Jenis dampak yang akan mempengaruhi terhadap kondisi sosial dan
budaya masyarakat dapat berupa dampak positif dan negatif. Dampak
positif adalah akan terdorongnya perekonomian masyarakat dan
menjadikan kehidupan sosial masyarakat makin dinamis karena semakin
lancarnya transportasi. Sedangkan dampak negatifnya bisa dikatakan
sangat minim.
ii. Konflik sosial
Konflik sosial diharapkan tidak terjadi karena didahului dengan sosialisasi
dan pendekatan kepada masyarakat sekitar.
iii. Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat terjadi akibat senakin meningkatnya volume
kendaraan yang lewat karena pengguna jalan memilih rute yang lebih
lancar arus lalu lintasnya.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 7
iv. Dampak pada jaringan Jalan
Ketika fly over/underpass dibangun, maka jalan akses masuk menuju
simpang akan terhambat. Dampak dari pembangunan tersebut adalah
berkurangnya kemampuan jalan untuk menampung arus lalulintas yang
melewatinya (ruas jalan tidak bisa melayani arus lalulintas secara penuh).
Selain itu, karena kapasitas jalan menjadi kecil maka pengendara akan
memilih ruas jalan yang lain. Hal ini akan menjadikan kinerja pada ruas
jalan di sekitar pembangunan flyover/underpass menjadi rendah karena
akan menampung sebagian arus lalulintas yang seharusnya melewati ruas
jalan dimana di ruas jalan tersebut sedang dibangun fly over/underpass.
Tabel 3.1. menunjukkan perbandingan arus lalulintas pada kondisi
eksisting dengan arus lalulintas pada saat pembangunan fly over/underpass.
Tabel 3.1. Perbandingan Arus Lalulintas Eksisting dan Skenario Pembangunan
Lalulintas Akibat Pembangunan Fly Over/Underpass
pada Simpang Nama Ruas Lalulintas
Eksisting Monjali Kentungan Gejayan UPN
Jl. Gejayan 1976 2079 2540 2582 2420
Ringroad
(Kaliurang - Gejayan) 2285 3034 2798 2867 2508
Jl. Kaliurang 1246 1756 1340 1372 1404
Jl. Sangaji 2214 2154 2625 2478 2334
Ringroad
(Monjali - Kaliurang) 1619 1667 1789 2106 1815
Jl. Colombo 2413 2634 2833 3177 2933
Jl. Urip Sumoharjo 5928 4917 7168 6615 6562
Jl. Solo 5904 3687 2401 6874 6597
Sumber: Analisis
Dari Tabel 3.1 di atas dapat dibuat grafik prosentse kenaikan dan
penurunan arus lalulintas dari tiap tiap simpang yang akan dibangun
bypass/underpass sebagaimana diperlihatkan secara berturut-turut dari
Gambar 3.1. sampai dengan Gambar 3.4. sebagai berikut.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
Sifat limbah akan tergantung dari jenis limbah yang dihasilkan karena
karakteristik limbah yang berbeda-beda
i. Pencemaran udara dan kebisingan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL – Bab 3 - 12
Sifat limbah yang berupa pencemaran udara / kebisingan / gas
mempunyai dampak karena banyak kegiatan yang terjadi di dalamnya,
antara lain asap kendaraan yang melewati simpang tak sebidang tersebut
ii. Buangan limbah cair
Bisa dikatakan pembangunan simpang tak sebidang tidak menimbulkan
limbah cair. Kalaupun ada, limbah cair itu hanya pada saat konstruksi,
misalnya tetesan oli dari truk pengangkut material.
iii. Buangan limbah padat
Pembangunan simpang tak sebidang tidak berdampak pada buangan
limbah padat
iv. Limpasan air hujan
Limpasan air hujan yang berasal dari bangunan simpang tak sebidang
merupakan limbah yang tidak mempunyai nilai dampak apabila arah
aliran limpasan direncanakan dengan baik, terlebih lagi tidak terdapat
penambahan limpasan air hujan karena tidak ada hubungan antara
pembangunan dengan cuaca.
v. Persepsi masyarakat
Persepsi masyarakat mempunyai dampak berupa penilaian positif karena
berkurangnya kemacetan secara signifikan akibat pengalihan sebagian
arus lalu lintas pada simpang tak sebidang.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL Bab 4 - 1
Bab 4 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Penyusunan upaya pengelolaan lingkungan atas dampak yang disebabkan
adanya kegiatan fly over/underpass. adalah sebagai berikut:
4.1. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan yang menimbulkan dampak berupa pembebasan lahan, dalam hal ini
perlu adanya pendekatan secara intensif terhadap pemilik tanah yang ada di sekitar
simpang yang akan di buat fly over/underpass.
4.2. Tahap Konstruksi
a. Dampak lingkungan dan sumber dampak lingkungan yang ditimbulkan
adalah menurunnya kualitas udara yang terjadi di tapak kegiatan yaitu berupa
debu, getaran, dan kebisingan. Dampak yang terjadi bersifat lokal dan
kejadiannya setempat. Sumber dampak tersebut adalah adanya debu, getaran,
dan kebisingan pada tahap konstruksi yaitu kegiatan pembangunan fisik
simpang tak sebidang.
b. Tujuan upaya pengelolaan lingkungan
Tujuan pengelolaan dampak ini adalah untuk mengurangi dampak yang
terjadi akibat kegiatan pada tahap konstruksi dan tahap pasca konstruksi.
Dampak pada tahap konstruksi kejadiannya relatif sebentar, yaitu hanya
selama pelaksanaan pembangunan fisik, sedangkan dampak pada tahap pasca
konstruksi akan lebih lama, karena terjadi selama operasional
bangunan.simpang tak sebidang
c. Upaya pengelolaan lingkungan
i. Membatasi sumber dampak lingkungan, antara lain dengan membuat pagar
pembatas dengan ketinggian yang cukup untuk melindungi lingkungan
sekitar dari gangguan proyek. Selain itu, peralatan proyek juga lebih
terjamin keamanannya dengan adanya pagar pembatas proyek. Demikian
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL Bab 4 - 2
pula dengan keselamatan kerja para pekerja lapangan menjadi lebih
terjamin.
ii. Mengusahakan penempatan material/bahan bangunan yang dapat
menimbulkan debu dijauhkan dengan jarak yang cukup dari pemukiman.
Selain itu disediakan water tank yang melakukan penyiraman secara teratur
sehingga dapat mengurangi timbulnya debu.
iii. Untuk pengangkutan material/bahan bangunan yang dapat menimbulkan
debu, dalam perlakukannya harus ditutup dengan terpal atau alat lainnya.
Dengan demikian tumpahan tanah dan debu di jalan dapat dihindari.
iv. Kebisingan yang timbul, utamanya yang disebabkan oleh alat pemancang,
dapat dikurangi dengan penggunaan casing pada alat tersebut. Sedangkan
kebisingan yang disebabkan oleh suara alat-alat proyek lain dapat diatasi
dengan pagar pembatas proyek dengan ketinggian cukup memadai.
v. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait terhadap jenis-jenis pekerjaan
yang mengandung resiko kecelakaan kerja, agar dalam pelaksanaan
pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan dan
sasaran perencanaan yang telah ditetapkan
4.3. Tahap Pasca Konstruksi
Kegiatan operasional simpang tak sebidang meberi damapk pada lingkungan
sekitar kegiatan terhadap komponen lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Timbulnya debu, kebisingan, dan getaran yang berasal dari:
i. Pencemaran udara dapat terjadi akibat aktivitas transportasi yang semakin
meningkat. Terlebih lagi dengan kondisi di Indonesia masih banyak
kendaraan yang tidak memenuhi standar kondisi kendaraan yang layak.
ii. Getaran akibat meningkatnya arus lalu lintas pada simpang tak sebidang.
Akan tetapi hal ini cukup teredam dengan rigidnya bangunan simpang tak
sebidang.
iii. Kebisingan dapat terjadi akibat meningkatnya jumlah kendaraan yang lewat
akibat pertambahan volume lalu lintas. Akan tetapi hal ini tidak
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL Bab 4 - 3
memberikan gangguan yang signifikan karena perbedaan elevasi jalur pada
simpang tak sebidang menyebabkan suara yang timbul akan lebih tersebar.
b. Limpasan air hujan yang kemungkinan terganggu:
i. Dengan adanya bangunan baru berupa simpang tak sebidang maka air
hujan yang turun akan mengalami perubahan arah limpasan.
ii. Jalur bawah dari simpang tak sebidang akan lebih terlindungi dari air hujan,
tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi genangan air akibat
limpasan air hujan dari jalur atas yang alurnya kurang diatur dengan baik.
iii. Jalur atas dari simpang tak sebidang, apabila tidak diatur arah limpasannya
dapat mengganggu kendaraan yang lewat, hal ini tentu menambah resiko
kecelakaan, sehingga arah limpasan air hujan harus diperhitungkan dengan
matang.
c. Persepsi negatif masyarakat:
i. Protes masyarakat
Ketika dilakukan pembangunan simpang tak sebidang, masyarakat yang
sudah dilakukan sosialisasi dan pendekatan kemungkinan besar tidak
terjadi masalah. Akan tetapi ketika bangunan sudah jadi, ada kemungkinan
masyarakat akan bereaksi karena dimensi bangunan tidak seperti yang
mereka perkirakan. Protes masyarakat kemungkinan akan berkisar pada
ketakutan akan runtuhnya bangunan, cahaya matahari yang terhalang, dan
gelapnya kondisi bagian bawah simpang tak sebidang.
ii. Pada awal operasionalisasi simpang tak sebidang, biasanya terjadi
kebingungan dari para pengguna jalan karena belum terbiasa sehingga
terkesan semrawut dan menimbulkan persepsi yang kurang baik terhadap
pembangunan simpang tak sebidang. Akan tetapi hal ini akan berangsur-
angsur berkurang seiring terbiasanya masyarakat pengguna jalan terhadap
bangunan ini.
Pengelolaan lingkungan secara keseluruhan dilakukan sebagai berikut:
1) Arah limpasan air hujan harus direncanakan dengan matang sehingga tidak
mengganggu kendaraan yang lewat.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL Bab 4 - 4
2) Memberikan penerangan yang cukup pada bagian bawah simpang tak
sebidang.
3) Memasang rambu dan marka yang tepat dan jelas sehingga memudahkan
para pengguna jalan dan tidak terjadi kebingungan dalam arah kendaraan.
4) Pada awal operasional simpang tak sebidang, diharapkan ditempatkan
etugas dari instansi terkait untuk membantu kelancaran arus lalu lintas. Para
petugas ini berfungsi membantu mengatur lalu lintas yangmungkin akan
sedikit terganggu karena para pengguna jalan yang belum terbiasa dengan
sistem baru.
5) Bila diperlukan, dilakukan patroli secara berkala melewati simpang tak
sebidang untuk mencegah titik tertentu dimanfaatkan sebagai tempat
kriminalitas.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
UKL – UPL Bab 5 - 1
Bab 5 UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Upaya pemantauan lingkungan atas dampak yang disebabkan adanya kegiatan
pembangunan fly over/underpass dilakukan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi
dan pasca konstruksi. Pemantauan ini perlu dilakukan dengan maksud dampak yang
terjadi dapat diminimalisir sehingga tidak akan mengganggu selama pelaksanaan
pekerjaan dan juga dampak jangka panjangnya tidak mempengaruhi aktivitas
masyarakat pengguna jalan dan sekitar simpang.
Secara lebih detail upaya-upaya pemantauan yang akan dilakukan dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
Identifikasi UKL – UPL, RKL – RPL, dan AMDAL
No. Uraian Amdal UKL - UPL Alasan
1 Underpass Simpang UPN Tidak Perlu Perlu Walaupun dampaknya relatif kecil yang akan terjadi pada waktu sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan konstruksi, perlu pengelolaan lingkungan guna meminimalkan dampak yang terjadi
2 Fly Over Simpang Gejayan Tidak Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial, karena ada pembebasan lahan walaupun volumenya kecil, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
3 Interchange Simpang Gejayan tipe Jalan Luar kota Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial yang cukup besar dan beragam, karena ada pembebasan lahan yang cukup luas + 118 Ha, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
4 Interchange Simpang Gejayan tipe Jalan Perkotaan Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial yang cukup besar dan beragam, karena ada pembebasan lahan yang cukup luas + 18,59 Ha, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
5 Fly Over Simpang Kentungan Tidak Perlu Perlu Pembebasan lahan guna pelebaran jalan ada walaupun kecil, gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
6 Interchange Simpang Kentungan tipe Jalan Luar kota
Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial yang cukup besar dan beragam, karena ada pembebasan lahan yang cukup luas + 49 Ha, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
7 Interchange Simpang Kentungan tipe Jalan Perkotaan
Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial yang cukup besar dan beragam, karena ada pembebasan lahan yang cukup luas + 17,88 Ha, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
8 Fly Over Simpang Jombor Tidak Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial, karena ada pembebasan lahan guna pelebaran jalan, gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
9 Fly Over Simpang Jombor Alt-1 Tidak Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial, karena ada pembebasan lahan guna pelebaran jalan, gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
10 Fly Over Simpang Jombor Alt-2 Tidak Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial, karena ada pembebasan lahan guna pelebaran jalan, gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
11 Interchange Simpang Jombor tipe Jalan Luar kota Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial yang cukup besar dan beragam, karena ada pembebasan lahan yang cukup luas + 53 Ha, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
12 Interchange Simpang Jombor tipe Jalan Perkotaan Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial yang cukup besar dan beragam, karena ada pembebasan lahan yang cukup luas + 25,8 Ha, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL – UPL )
13 Underpass Simpang Monjali Tidak Perlu Perlu Akan terjadi dampak selama pelaksanaan konstruksi seperti kelancaran lalulintas, debu tanah hasil pengeboran terowongan sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi
14 Elevated Road Perlu Perlu
Akan terjadi dampak sosial yang cukup besar dan beragam, karena ada pembebasan lahan walaupun luasannya tergantung kebutuhan lahan, terjadi gangguan kelancaran lalulintas, debu dan limbah cair selama pelaksanaan konstruksi, sehinggga perlu pengelolaan dan pemantauan selama pelaksanaan konstruksi, dan setelah konstruksi.