23 Universitas Indonesia Bargaining power of li Threat of substitute Threat of new entrants Bargaining power of BAB 5 ANALISA INDUSTRI Dalam melakukan analisa industry, kami menggunakan model Porter’s Five Forces untuk memberikan informasi mengenai situasi industry yang ada. Berikut adalah gambar model Porter’s Five Forces: Gambar 5.1 Porter’s 5 Forces Model Porter’s 5 Forces menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu usaha, yaitu : 5.1. Rivalry among existing firms Secara umum persaingan antara industry furniture cukup tinggi, hal ini dikarenakan banyaknya entity bisnis yang bergerak di bidang ini. Mulai dari perindutrian skala kecil/rumah tangga hingga skala besar seperti merek-merek Da Vinci, Olympic, Ligna, dll. Produk-produk tersebut telah memiliki brand image yang kuat di masyarakat karena telah lebih dulu memulai bisnisnya dibanding Bramante Furniture. Da Vinci, sebagai produk furniture mewah berada pada segmen golongan masyarakat atas hingga atas-atas, dimana golongan tersebut tidak terlalu memikirkan harga dari suatu produk namun value yang didapatkan. Prestige dari sebuah produk Da Vinci telah melekat dalam benak masyarakat, sehingga hal ini menjadikan kesulitan atau ancaman bagi PT XYZ untuk memasarkan produknya. Industry Competitor Rivalry among existing firms Potential Supplier Buyers Substitutes Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
32
Embed
BAB 5 ANALISA INDUSTRI - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/127607-T 26374-Business plan...BAB 5 ANALISA INDUSTRI Dalam melakukan analisa industry, kami menggunakan model
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
23 Universitas Indonesia
Bargaining power of
li
Threat of substitute
Threat of new entrants
Bargaining power of
BAB 5
ANALISA INDUSTRI
Dalam melakukan analisa industry, kami menggunakan model Porter’s Five
Forces untuk memberikan informasi mengenai situasi industry yang ada. Berikut
adalah gambar model Porter’s Five Forces:
Gambar 5.1 Porter’s 5 Forces
Model Porter’s 5 Forces menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup suatu usaha, yaitu :
5.1. Rivalry among existing firms
Secara umum persaingan antara industry furniture cukup tinggi, hal ini
dikarenakan banyaknya entity bisnis yang bergerak di bidang ini. Mulai dari
perindutrian skala kecil/rumah tangga hingga skala besar seperti merek-merek Da
Vinci, Olympic, Ligna, dll. Produk-produk tersebut telah memiliki brand image
yang kuat di masyarakat karena telah lebih dulu memulai bisnisnya dibanding
Bramante Furniture.
Da Vinci, sebagai produk furniture mewah berada pada segmen golongan
masyarakat atas hingga atas-atas, dimana golongan tersebut tidak terlalu
memikirkan harga dari suatu produk namun value yang didapatkan. Prestige dari
sebuah produk Da Vinci telah melekat dalam benak masyarakat, sehingga hal ini
menjadikan kesulitan atau ancaman bagi PT XYZ untuk memasarkan produknya.
Industry Competitor
Rivalry among existing firms
Potential
Supplier
Buyers
Substitutes
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
24
Universitas Indonesia
Bramante Furniture, sebagai sebuah usaha bisnis yang menggunakan bahan
baku alternatif selain kayu, plastik dan logam, akan membuka pasar baru
mengenai industry furniture yang berbahan baku ramah lingkungan. Dengan
demikian akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan disbanding usaha
sejenis. Namun, disisi lain hal ini merupakan sebuah tantangan karena diperlukan
edukasi lebih lanjut mengenai pentingnya pencarian dan penggunaan bahan baku
alternatif dalam kehidupan sehari-hari.
Belum meluasnya informasi mengenai bambu laminasi dan perusahaan di
Indonesia turut memberikan peluang bagi perkembangan bisnis ini dengan
menempatkan perusahaan dalam kondisi pasar blue ocean yang masih minim akan
pesaing dengan menggunakan bahan baku dari bambu laminasi.
5.2. Threat of New Entrants
Untuk membuat atau mendirikan industry furniture tantangan pertama yang
harus dihadapi adalah pemodalan, mengingat faktor tersebut merupakan salah satu
sumber daya yang terbatas.
Dalam kasus Bramante Furniture ini, yang mana memiliki target konsumen di
golongan menengah atas. Maka diperlukan modal yang cukup besar, mengingat
untuk mendapatkan pangsa pasar di golongan ini terbilang cukup eksklusif.
Dimana pada umumnya orang yang tergolong menengah atas tersebut, hanya akan
tertarik terhadap sebuah produk yang di jual pada tempat, cara, lokasi, dan
fasilitas yang membutuhkan modal cukup besar.
5.3. Bargaining power of buyers
Konsumen memiliki bargaining power yang relative kecil. Hal ini
dikarenakan, saat ini industry furniture yang menggunakan bahan baku dari
bambu laminasi sangatlah jarang khususnya di Indonesia.
5.4. Bargaining power of suppliers
Dikarenakan Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dimana
banyak memiliki sebaran populasi bamboo hamper di seluruh wilayah membuat
daya tawar supplier menjadi rendah.
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
25
Universitas Indonesia
5.5. Threat of substitute products
Furniture saat ini dapat dibuat dari berbagai macam bahan, mulai dari kayu,
rotan, logam, plastik, beton, dll. Saat ini merupakan sebuah ancaman yang cukup
besar bagi Bramante Furniture, karena masyarakat Indonesia telah terbiasa
menggunakan produk furniture yang berbahan baku seperti disebutkan
sebelumnya.
Namun, bila dilihat untuk kebutuhan jangka panjang, maka ancaman akan
produk substitusi tersebut menjadi moderate. Mengingat sumber daya furniturnya
terutama kayu dan rotan sudah mulai menipis. Hal ini bias mengakibatkan
jarangnya dan kesulitan mendapatkan bahan baku di masa akan dating. Sehingga
harga yang mereka patok akan naik.
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
26 Universitas Indonesia
BAB 6
ANALISA INTERNAL
Analisis internal berguna dalam mengevaluasi faktor-faktor strength
(kekuatan) dan weakness (kelemahan) yang terdapat dalam PT. XYZ, yang
selanjutnya akan menggunakan Model Rantai Nilai (Value Chain Model).
6.1 Analisa SWOT
6.1.1 Strength
PT. XYZ memiliki keunggulan produk desain yang fleksibel sesuai
dengan keinginan konsumen, sehingga tidak diproduksi secara missal dan hanya
dimiliki oleh pemesan saja, serta penggunaan bahan baku bambu laminasi yang
ikut serta menjaga lingkungan. Finishing dan packaging yang sangat baik dan
kekuatan setara dengan kayu jati kemudian dipadu dengan sistem pelayanan
terbaik untuk setiap konsumen.
6.1.2 Weakness
Minimnya informasi dan pengetahuan mengenai bambu laminasi membuat
PT XYZ harus melakukan pembuatan wacana mengenai apa dan bagaimana
bambu laminasi.
6.1.3 Opportunity
Pangsa pasar yang masih cukup luas dan minimnya pesaing untuk
produsen furnitur yang berbahan baku bambu laminasi sebagai produk alternatif
bagi konsumen memberikan peluang cukup besar bagi PT. XYZ.
6.1.4 Threat
Produk-produk furniture mewah yang pada umumnya adalah produk
impor dan furniture kayu jati menjadi ancaman bagi PT XYZ, mengingat mereka
telah memiliki image di masyarakat.
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
27
Universitas Indonesia
6.2 Strategi Bisnis
Strategi bisnis yang dilaksanakan PT. XYZ adalah strategi diferensiasi dan
fokus. Strategi diferensiasi dilaksanakan dengan pemberian alternatif furnitur
pilihan bagi konsumen dengan bahan baku bambu laminasi selain dari bahan baku
kayu, rotan, dan logam; merupakan customized product sehingga sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen dan tidak banyak diproduksi dan tidak umum.
Oleh sebab itu, untuk mendukung strategi diferensiasi tersebut maka
dalam perancangan strategi fokus dilaksanakan dengan membidik niche market
yaitu target market dengan golongan menengah-atas hingga atas. Dengan memilih
target market ini diharapkan margin yang didapat tinggi.
Pembahasan lebih mendalam mengenai pelayanan yang akan diberikan
PT. XYZ kepada konsumen akan dibahas pada bab selajutnya di Business Plan
ini.
6.3 Value Chain Model
Dalam menciptakan proses nilai ini dibagi aktivitas-aktivitas utama (primary
activities) dan aktivitas-aktivitas pendukung (supporting activities).
Aktivitas utama terdiri dari :
(1) aktivitas penelitian dan pengembangan (litbang atau R&D),
(2) aktivitas produksi (production activitiy),
(3) aktivitas pemasaran dan penjualan (marketing and sales activities),
(4) aktivitas layanan purna-jual (after-sales service activity).
Aktivitas-aktivitas pendukung terdiri dari:
(1) aktivitas pengelolaan material (material management activity),
(2) aktivitas sumber daya manusia (human resource activity),
(3) aktivitas keuangan (financial activity), dan
(4) infrastruktur perusahaan (company infrastructure).
a) Aktivitas-aktivitas Utama dalam Penciptaan Nilai
PT. XYZ merupakan perusahaan furnitur yang menggunakan bahan baku
bambu laminasi. Produk furnitur memberikan nilai tambah bagi konsumen
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
28
Universitas Indonesia
yang peduli terhadap lingkungan akibat penebangan hutan kayu dan pilihan
furnitur alternatif dimana kualitasnya setara dengan kayu jati.
Aktivitas utama dalam penciptaan nilai pada PT. XYZ diawali dengan
aktivitas penelitian dan pengembangan (R&D) yang dimulai dengan
mengetahui dan perancangan desain furnitur yang diminati oleh konsumen,
dikarenakan produk yang dihasilkan PT. XYZ merupakan customized product,
sehingga konsumen dapat terpenuhi keinginannya dan furnitur dengan desain
tersebut hanya dimiliki oleh satu konsumen.
Aktivitas produksi di PT. XYZ berlangsung dari senin-sabtu sepanjang
ada pemesanan dari konsumen, jadi sifat produksi PT. XYZ adalah make to
order. Uraian yang lebih lengkap terdapat dalam bagian perencanaan produk
dan operasional yang berada dalam business plan ini.
Aktivitas pemasaran dilaksanakan untuk memperoleh konsumen yang
memesan furnitur. Aktivitas ini akan dijalankan dengan beberapa cara, seperti
melalui katalog yang akan dibagikan kepada calon konsumen dimana
menjelaskan mengenai prosedur pemesanan produk furnitur PT. XYZ, dan
juga melalui website dimana terpampang informasi yang lebih komprehensif
dan sebagai media interaksi komunikasi dengan konsumen. Uraian
perencanaan pemasaran juga terdapat dalam business plan ini.
Aktivitas pelayanan purna-jual bermanfaat dalam memberikan benefit
lebih bagi konsumen serta mempertahankan loyalitas konsumen dengan
menjaga kepuasan mereka. Akitivitas ini memberikan jaminan garansi dan
dapat tempat untuk konsultasi tambahan konsumen dengan desainer produk
yang dihasilkan PT. XYZ melalui telepon, fax, dan e-mail.
b) Aktivitas-Aktivitas Pendukung
Aktivitas ini dilakukan untuk mendukung aktivitas-aktivitas utama agar
tetap berjalan dengan baik. Hal ini dimulai dengan aktivitas pengelolaan
material dengan mempersiapkan komputer dengan software pendukung,
bahan baku, air minum, dan lain-lain. Kebutuhan pendukung tersebut didapat
melalui supplier tertentu sesuai kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan secara
reguler sesuai kebutuhan yang diperlukan sehingga tidak terbuang percuma
sebagai inventory. Uraian lebih lengkap mengenai aktivitas pengelolaan
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
29
Universitas Indonesia
material terdapat dalam perencanaan produksi dan operasional yang juga
terdapat dalam business plan ini.
Aktivitas sumber daya meliputi pekerja produksi, desainer, dan
karyawan lainnya yang terdapat dalam perusahaan. Dikarenakan produk yang
dihasilkan merupakan customized product bukan mass production maka
karyawan yang diperlukan pada awalnya tidak terlalu banyak. Uraian lebih
lengkap terdapat dalam bagian perencanaan sumber daya manusia dalam
business plan ini.
Aktivitas keuangan meliputi pendapatan dan biaya yang terjadi pada
perusahaan. Pendapatan yang didapat berasal dari konsumen yang dimulai dari
proses konsultasi dan pembayaran produk PT. XYZ setelah diterima oleh
konsumen. Penetapan harga yang tinggi dikarenakan target market yang dituju
adalah kelas menengah-atas hingga atas karena customized product yang
dihasilkan tidak akan diproduksi banyak oleh PT. XYZ sehingga memberi
kesan bahwa konsumen tersebut hanya memiliki produk yang terbatas. Biaya-
biaya yang timbul seperti gaji karyawan, biaya listrik, biaya telepon, dan lain-
lain. Uraian yang lebih terperinci terdapat dalam perencanaan keuangan dalam
business plan ini.
Infrastuktur perusahaan meliputi struktur organisasi, sistem
pengendalian, dan budaya organisasi. PT. XYZ akan membentuk sturktur
organisasi yang sederhana, menerapkan sistem pengendalian dengan saran
dan kritik dari karyawan internal dan pelanggan, serta dengan budaya
organisasi yang positif dimana mendorong karyawan untuk selalu bersikap
positif dan selalu menjalankan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab
untuk kepentingan bersama.
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
30
Universitas Indonesia
Gambar 6.1 Value Chain Model
Sumber: wikipedia.org
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
31 Universitas Indonesia
BAB 7
ANALISA PELUANG BISNIS
Kondisi lingkungan makro dan mikro yang fluktuatif cukup membawa
ancaman dan peluang bagi PT. XYZ, oleh karena itu penting bagi perusahaan
untuk memantau perubahan yang terjadi sehingga pada akhirnya dapat
merencanakan strategi untuk mengatasinya. Kemampuan perusahaan dalam
beradaptasi terhadap segala perubahan cukup penting untuk menjaga
kelangsungan hidup usaha. Dalam business plan ini, PT. XYZ akan mencoba
untuk mengetahui dampak lingkungan tersebut terhadap perusahaan.
7.1 Analisis Pasar
Pertumbuhan penduduk Indonesia disertai dengan pertumbuhan proyek
pembangunan perumahan merupakan suatu pertanda bahwa perekonomian
Indonesia sedang tumbuh dan permintaan akan tempat tinggal dengan beragam
tipe dan ukuran menaik, sehingga keadaan ini dapat menunjang permintaan
pelengkap rumah tangga (misal furniture, barang elektronik, dll) juga bertambah.
7.2 Analisis Pesaing
Dikarenakan furniture dari bambu laminasi merupakan hal yang cukup
baru di Indonesia, maka pesaing yang ada berasal dari perusahaan furniture
dengan bahan baku kayu, logam, plastik, rotan, dll. Jumlah pemain yang ada di
industri furniture memang cukup banyak dengan beragam skala usaha, namun PT.
XYZ dengan bahan baku dari bambu laminasi cukup mempunyai peluang dalam
bersaing dengan beberapa keunggulan yang dimiliki seperti biaya yang lebih
murah, fleksibilitas desain dan produksi, serta turut melindungi kelestarian hutan
Indonesia.
Pesaing PT. XYZ dalam industri furniture mewah adalah Da Vinci dimana
memiliki persamaan dalam target market yang dituju yaitu kelas ekonomi atas.
Berikut analisa mengenai Da Vinci :
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
32
Universitas Indonesia
7.2.1 Latar Belakang Perusahaan
Da Vinci merupakan salah satu pemain dalam industri furniture mewah
di Indonesia dengan slogan “The Great Way to Live”. Pertama kali masuk
dalam pasar furniture Indonesia pada tahun 1995 dengan mendirikan butik
pertama di Duta Merlin dan diikuti oleh pembukaan empat butik berikutnya di
Tanah Abang, Fatmawati, Melawai, dan di Surabaya.
7.2.2 Layanan
Da Vinci menawarkan calon konsumen kelas atas beragam koleksi
furniture dengan desain yang mewah dan antik. Sistem pelayanan yang
berkesan personal menimbulkan kesan nyaman dan merasa diperhatikan bagi
calon konsumen. Konsumen juga dapat melakukan konsultasi mengenai
desain bentuk furniture dan rancangan interior.
7.2.3 Waktu Operasional
Jam operasional showroom Da Vinci seragam di setiap cabangnya yaitu
waktu buka mulai jam 09.00 hingga waktu penutupan jam 17.00 dari hari
senin hingga hari minggu. Dan memiliki waktu libur pada saat libur nasional
dan hari besar agama.
7.2.4 Showroom
Pada masing-masing showroom Da Vinci di Jakarta dan Surabaya
memiliki beragam koleksi furniture yang dapat langsung dilihat oleh
konsumen.
7.2.5 Pemasaran
Da Vinci cukup aktif dalam melakukan kegiatan pemasaran. Walaupun
tidak cukup banyak melakukan aktifitas promosi melalui media elektronik, Da
Vinci memusatkan kegiatan promosinya di showroom-showroom yang
dimiliki dengan ditunjang promosi melalui media cetak pada periode atau
event tertentu.
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
33
Universitas Indonesia
7.2.6 Harga
Da Vinci memakai Premium Strategy. Penetapan harga yang sangat
mahal didukung oleh kualitas produk dan pelayanan yang sangat baik
merupakan faktor kunci kesuksesan Da Vinci dapat berkembang dalam
industri furniture mewah. Namun pada periode tertentu, Da Vinci memberikan
potongan harga untuk beberapa produknya untuk meningkatkan penjualan.
Perbandingan kompetitif mengenai Da Vinci sebagai kompetitor dari PT.
XYZ dapat terlihat pada tabel di bawah ini yang akan membandingkan
kegiatan-kegiatan yang diberikan dan juga akan diikuti oleh analisa SWOT
untuk mengetahui tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan dihadapi.
7.2.7 Perbandingan Kompetitif
Di bawah ini akan dibandingkan antara kegiatan operasional antara Da
Vinci dan PT.XYZ.
Tabel 7.1 Tabel Perbandingan Kegiatan Operasional Da Vinci dan PT
XYZ
Da Vinci XYZ
Layanan Personal Personal
Waktu Operasional 09.00 hingga 17.00 setiap
hari dan libur pada libur
nasional
Dari jam 09.00 hingga
pukul 17.00 setiap hari dan
libur pada libur nasional
Showroom Memiliki 5 showroom Hanya memiliki 2
showroom
Pemasaran Aktif Aktif
Harga Premium Strategy Premium Strategy namun
dibawah Da Vinci
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
34
Universitas Indonesia
Sedangkan di bawah ini dibandingkan mengenai kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman, terdiri dari :
Tabel 7.2 Analisa SWOT Untuk Da Vinci dan PT XYZ
Da Vinci XYZ Kekuatan • Brand yang sudah dikenal
masyarakat • Pengalaman yang sudah
cukup lama • Showroom yang berdiri
sudah cukup banyak
• Fleksibilitas desain sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen
• Proses perakitan langsung di tempat konsumen
• Membidik konsumen kelas menengah atas hingga atas
• Produksi dilakukan oleh sendiri untuk menjamin kualitas
Kelemahan • Furniture belum tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen
• Hanya membidik segmen atas dan atas-atas
• Furniture belum tentu diproduks i sendiri oleh perusahaan
• Pemain baru dalam industri furniture mewah
Peluang • Kebutuhan furniture makin tumbuh seiring dengan peningkatan rumah menengah atas
• Resource bahan baku lain yang makin terbatas
• Anjuran pemerintah dalam penggunaan bahan baku alternatif
• Kebutuhan furniture makin tumbuh seiring dengan peningkatan rumah menengah atas
Ancaman • Inflasi yang semakin tinggi • Kemungkinan beralihnya
konsumen ke XYZ
• Kemungkinan konsumen lebih memilih Da Vinci
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
35 Universitas Indonesia
BAB 8
PERENCANAAN PEMASARAN
8.1 Tujuan Strategi Pemasaran
Untuk menentukan langkah-langkah stratejik yang dapat dilakukan
perusahaan untuk jangka pendek dan jangka panjang dalam menghadapi
persaingan dalam industri furniture (Fajar Hudhiarto,2008), yaitu:
• Membangun awareness konsumen terhadap furniture bambu laminasi
• Meningkatkan pertumbuhan penjualan
• Mendapat market share yang signifikan dan profit bagi perusahaan
8.2 Sasaran Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan PT. XYZ diharapkan mendapat timbal
balik yang positif dari konsumen yang dapat dilihat pada tingkat penjualan dan
market share yang didapat (Fajar Hudhiarto,2008).
8.3 Kunci Sukses Pemasaran
Beberapa faktor yang turut membantu dalam kelancaran kinerja pemasaran
PT. XYZ dalam memasarkan furniture bambu laminasi adalah :
• Kualitas produk dan fleksibilitas desain
Kualitas yang harus selalu dijaga dimulai dari pemilihan bahan baku yang
sesuai hingga pengiriman produk furniture bambu laminasi. Hal ini
dilakukan untuk membantu kelancaran kegiatan pemasaran perusahaan ke
konsumen agar lebih mudah dalam mendorong konsumen untuk membeli.
Desain yang digunakan sesuai dengan keinginan konsumen yang didapat
melalui proses interaksi pra-pemesanan atau desain dari rancangan
konsumen sehingga tingkat fleksibilitas dalam hal desain furniture bambu
laminasi dapat tetap terjaga dan desain tersebut hanya dimiliki oleh satu
konsumen saja karena tidak diproduksi secara massal (mass production).
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
36
Universitas Indonesia
• Gaya komunikasi
PT. XYZ menggunakan gaya komunikasi dua arah antara pihak
perusahaan dan konsumen. Pendekatan personal approach dilakukan
karena segmen yang dituju merupakan niche market sehingga pelayanan
yang ditawarkan antar individu juga berbeda disesuaikan dengan
karakteristik konsumen. Kegiatan komunikasi dilakukan sejak masa
pemesanan hingga pasca pembelian dimana konsumen tetap dapat
berkonsultasi dengan pihak perusahaan terhadap produk furniture yang
mereka dapat. Hal ini dapat dilakukan melalui media website perusahaan
dan mailist (Fajar Hudhiarto,2008).
• Interaksi dengan konsumen
Pembentukan sebuah komunitas digunakan sebagai media interaksi
perusahaan dengan konsumen dimana dapat digunakan sebagai media
promosi dan sebagai saluran sharing ide dan trend desain yang sedang
digemari di masyarakat. Hal ini berguna untuk member masukan bagi PT
XYZ dalam melakukan perbaikan mutu produk.
8.4 Segmenting, Targeting, Positioning (STP)
Penentuan strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi PT. XYZ turut
menentukan dalam pengembangan perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup.
Penentuan ini akan dilakukan melalui pemilihan Segmentasi, Targeting, dan
Positioning (STP).
8.4.1 Segmentasi
Segmen konsumen yang dibidik oleh PT. XYZ pada lima tahun kedepan
masih berada di pulau Jawa dan Bali dikarenakan prospek yang cukup luas.
Dari segi usia yang dipilih adalah pada tingkat usia 24-30 hingga 41-50 tahun
dimana menurut Kasali (1999) berada masa pembentukan keluarga hingga
masa kemapanan, PT. XYZ tidak membidik usia diatas 51 tahun dikarenakan
kelompok tersebut sudah masuk masa persiapan pensiunan dimana mereka
sangat hati-hati terhadap keuangan. Dari segi kelas sosial, PT. XYZ segmen
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
37
Universitas Indonesia
yang sesuai adalah kelas menengah-atas (B+) hingga kelas atas (A-) karena
kelompok ini dianggap tidak terlalu sensitif pada harga.
8.4.1 Targeting
PT. XYZ akan membagi pasar menjadi pasar sasaran jangka pendek-
masa depan dan pasar sasaran primer-sekunder (Fajar Hudhiarto,2008). Dalam
pasar sasaran jangka pendek, PT. XYZ akan fokus pada area DKI Jakarta pada
tahun awal berdiri dikarenakan tingkat pertumbuhan pembangunan perumahan
menengah atas dan apartemen cukup tinggi dan turut mempelajari potensi pasar
dan kebutuhan masyarakat daerah lain.
Kemudian dalam pasar sasaran masa depan, PT. XYZ akan mencakup
area pulau Jawa dan Bali dalam beberapa tahun kedepan. Dalam pasar sasaran
primer, target konsumen yang dituju adalah para penyuka produk bambu dan
konsumen yang tidak suka dengan furniture berbahan baku non-alam namun
memiliki selera desain furniture yang tinggi. Kemudian pasar sasaran sekunder,
target konsumen adalah pembeli furniture yang mencari alternatif selain kayu
dan logam. Untuk mencapai target konsumen yang diinginkan, maka PT. XYZ
akan mempromosikan melalui iklan di media cetak yang sesui dengan
karakteristik konsumen yang dituju (misal dengan promosi iklan di The Jakarta
Post dan majalah desain interior).
8.4.3 Positioning
Positioning yang dilakukan oleh PT. XYZ dengan produk dari bambu
laminasi sebagai furniture yang memiliki desain mewah serta ramah
lingkungan dan kualitas setara dengan kayu jati untuk menunjang status dan
gaya hidup konsumen kelas menengah atas.
8.5 Marketing Mix
Untuk memasarkan furniture untuk kalangan menengah atas hingga atas,
PT.XYZ akan melakukan beragam kegiatan pemasaran melalui proses marketing
mix, terdiri dari :
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
38
Universitas Indonesia
8.5.1 Place
Untuk menjaga kualitas pelayanan dan brand image perusahaan di mata
konsumen dan keseragaman pelayanan sehingga calon konsumen mendapat
informasi yang tepat dan pelayana yang optimal, maka PT XYZ hanya
menggunakan atribut lokasi saja karena tidak menggunakan distributor atau
melalui retailer.
Letak showroom PT. XYZ yang berlokasi di Ciganjur (sekaligus sebagai
kantor pusat) dan ITC Fatmawati pada awal operasional perusahaan dengan
tenaga pemasar menjadi ujung tombak dalam memasarkan furniture bambu
laminasi.
8.5.2 Product
Untuk produk dapat dijelaskan menjadi :
• Quality
Karena dalam proses pembuatan bambu laminasi telah dilakukan
penyortiran terlebih dahulu terhadap kualitas bambu yang akan
dipakai, kemudian penjagaan kualitas hingga akhir produk menjadi
bambu laminasi. Maka kualitas bahan baku furniture PT XYZ amatlah
terjaga.
• Style
Divisi yang menangani masalah desain furniture di PT XYZ
disesuaikan kompetensi sumber daya manusianya dalam melakukan
pengembangan produk agar sejalan dengan hasil riset pemasaran yang
dilakukan sehingga dapat mengerti trend furniture yang akan terjadi.
• Services
PT XYZ akan memberikan pelayanan yang terbaik mengingat
persaingan industry furniture cukup tinggi dan dalam rangka menggaet
konsumen baru untuk membeli produk unggulan PT XYZ. Untuk lebih
lengkapnya akan dibahas dalam tesis, Fajar Hudhiarto,Business Plan
“Bramante Furniture” Dilihat Dari Sisi Pemasaran,2008.
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
39
Universitas Indonesia
• Guarantees
Jaminan garansi yang diberikan kepada konsumen adalah furniture
yang dihasilkan dan waktu penyelesaian akan sesuai dengan pesanan
yang telah dilakukan sebelumnya.
Apabila suatu ketika terjadi kerusakan akibat kesalahan produksi maka
PT.XYZ akan langsung melakukan janji temu dengan konsumen untuk
mengambil kembali furniture rusak tersebut untuk diganti dengan yang
baru dan konsumen juga akan mendapat bonus aksesoris sebagai
permintaan maaf dari perusahaan.
8.5.3 Promotion
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk menunjang kegiatan pemasaran
berbasis komunitas kalangan menengah atas dimana diharapkan dapat
terjadinya word of mouth yang baik, kegiatan promosi dapat dilakukan dengan :
• Sales Promotion
Pilihan-pilhan dalam menjalankan bisnis ini terutama mengenai
promosi penjualan dapat dilihat sebagai berikut:
a) Penjualan di trading exhibition baik untuk event skala nasional dan
internasional
b) Menjalin kerja sama dengan developer atau pengembang
perumahan menengah atas atau apartemen untuk menjadi rekanan
c) Pemberian insentif bagi arsitek dan desainer interior apabila
memesan furniture bambu laminasi dari PT.XYZ untuk klien
mereka.
• Advertising
Iklan digunakan sebagai media pesan penjualan furniture bambu
laminasi yang ditujukan kepada calon konsumen menengah atas. Dapat
dilakukan dengan mencetak katalog produk-produk yang dihasilkan
oleh PT. XYZ untuk mempermudah tenaga penjualan menawarkan
kepada calon konsumen. Dan juga melakukan penempatan spot iklan
Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
40
Universitas Indonesia
pada majalah desain interior dan koran yang memiliki target market
yang sama yaitu kelas menengah atas (misal The Jakarta Post).
• Personal Selling
Beberapa arsitek dan desainer interior yang memiliki jalinan kerja
sama dengan PT. XYZ dalam hal penciptaan desain furniture bambu
laminasi juga menjadi sales representation perusahaan dalam
mendapat konsumen.
• Publicity
Dengan mengkomunikasikan mengenai keunggulan-keunggulan yang
dimiliki oleh bambu laminasi (misal harga lebih murah, fleksibilitas
desain produk, daya tahan setara dengan kayu jati, dll) kepada