BAB IV-37 BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Tinjauan Umum Sebagai calon engineer sipil, seorang mahasiswa harus dapat merencanakan dan menghitung suatu struktur baik beton, baja maupun kayu. Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merncanakan suatu struktur bangunan, antara lain : kekuatan struktur, kesulitan pekerjaan, tersedianya material dan alat ,waktu pekerjaan, serta biaya pelaksanaan, harus teliti dalam menghitung perencanaan struktur agar nantinya bangunan aman dalam menerima pembebanan. Pada bagian ini akan dibahas dan ditinjau masalah hitungan perencanaan elemen struktur yaitu pelat. Dimanna hasil perhitungan akan dibandingkan dengan hasil pelaksanaan dilapangan. Dari hasil pebandingan ini kemudian dilakukan pembahasan sesuai dengan kondisi proyek. 4.2 Dasar Perencanaan Sebagai dasr perencanaan digunakan standar tata cara yang berlaku di indonesia,antara lain : a. Tata cara perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) STT NUSA PUTRA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV-37
BAB IV
ANALISA STRUKTUR
4.1 Tinjauan Umum
Sebagai calon engineer sipil, seorang mahasiswa harus dapat
merencanakan dan menghitung suatu struktur baik beton, baja maupun kayu.
Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merncanakan suatu struktur
bangunan, antara lain : kekuatan struktur, kesulitan pekerjaan, tersedianya
material dan alat ,waktu pekerjaan, serta biaya pelaksanaan, harus teliti dalam
menghitung perencanaan struktur agar nantinya bangunan aman dalam menerima
pembebanan.
Pada bagian ini akan dibahas dan ditinjau masalah hitungan perencanaan
elemen struktur yaitu pelat. Dimanna hasil perhitungan akan dibandingkan dengan
hasil pelaksanaan dilapangan. Dari hasil pebandingan ini kemudian dilakukan
pembahasan sesuai dengan kondisi proyek.
4.2 Dasar Perencanaan
Sebagai dasr perencanaan digunakan standar tata cara yang berlaku di
indonesia,antara lain :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-2847-2002)
b. Tata cara perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1729-2002)
c. Tata cara perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002)
STT NUSA PUTRA
BAB IV-38
4.3 Metode Perhitungan Pelat
Metode yang digunakan dalam analisis pelat beton bertulang di indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Beban tersendiri dari beban hidup dan beban mati.
b. Asumsi perletakan adalah tertumpu bebas pada tumpuan tepi.
c. Analisis struktur sesuai tabel dan grafik gideon H kusuma.
d. Analisis beton bertulang sesuai SNI 03-2847-2002.
4.4 Perhitungan Pelat
Struktur pelat seluruhnya menggunakan beton konvensional dengan
material bahan menggunakan beton fc’ = 30 Mpa, dan baja untuk tulangan utama
menggunakan fy = 400 Mpa.
Pemilihan tipe pelat dibedakan menurut bentang dan lebarnya,
perencanaan pelat diasumsikan sama dari lantai 1 sampai 3 karena dan fungsinya
ssecara umum hampir sama sedangkan pelat atap dibedakan dan tersendiri. Pada
perencanaan tulangan pelat lantai tumpuan disekelilingi pelat terdiri 1 tipe yaitu
terjepit, hal tersebut disebabkan pelat lantai ataupun atap di asumsikan minolit
dengan balok induk dan balok anak.
Pada perencanaan pembangunan Ruko 3 ½ lantai danalaga sukabumi,
perhitungan pelat lantai terdiri dari beberapa tipe, salah satu diantaranya dapat
dilihat pada skema pelat dibawah ini :
5 meter
2,75 meter
Gambar 4.1 Skema Pelat Atap
STT NUSA PUTRA
BAB IV-39
5 meter
9 meter
Gambar 4.2 Skema Pelat Lantai 1,2,3
4.5 Langkah-Langkah Perencanaan Pelat
1) Menentukan syarat-syarat batas dan bentangannya
2) Menentukan tebal pelat
3) Hitung beban yang bekerja pada pelat,berupa beban mati dan beban hidup
4) Hitung momen-momen yang menentukan
5) Mencari tulangan pelat
4.6 Pelat Atap
4.6.1 Penentuan Perencanaan Tebal Pelat Atap
Data perencanaan :
1) Tipe pelat : 5 meter x 2,75 meter
2) Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
3) Mutu Baja (fy) : 400 Mpa
4) Diameter tulangan : 10 mm
STT NUSA PUTRA
BAB IV-40
4.6.2 Perencanaan tulangan balok
4.6.2.1 Balok induk
1) Tinggi : h=115×bentang= 1
15×5000=333,3mm=333mm ≤ 350
mm
2) Lebar balok :
b=23×h=2
3×333=222mm≥200mm di perencanaan
4.6.2.2 Balok anak
1) Tinggi :
h= 115×bentang= 1
15×2500=166,67mm≤300mm
2) Lebar :
b=23×166,67=111,1mm=111mm≤200mm
4.6.3 Perencanaan Tebal Pelat Atap
Penentuan tebal pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah sebagai
berikut :
hmin=λn (0.8− f y
1500 )36+9 β
hmax=λn(0.8− f y
1500 )36
dimana :
β= lxly
STT NUSA PUTRA
ly = 5000 mm
lx = 2750 mm
BAB IV-41
Perhitungan h minimum dan h maksimum
2,75 meter
5 meter
β= lylx
=50002750
=1,818≤2 ( two way slab )
a) Perhitungan h minimum
hmin=λn (0.8− f y
1500 )36+9 β
hmin=5000 (0.8− 300
1500 )36+9 (1,818 )
=57,29mm≤100mm
b) Perhitungan h maksimum
hmax=5000 (0.8− 300
1500 )36
=83,33mm≤100mm
jadi, tebal pelat atap yang di ambil adalah 100 mm