Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini masalah seni dan budaya menjai pokok pembicaraan di sejumlah media di Indonesia. Kasus yang hangat terjadi adalah bisa dikatakan sebuah pencurian aset-aset budaya asli Indonesia oleh negeri tetangga. Hal ini memicu eaksi keas dari sejumlah masyarakat di Indonesia yang measa dirugikan dengan adanya tindakan yang tak bertanggungjawab ini. Kita tahu dan meyakini bahwa kebudayaan asli Indonesia sudah sejak lama tumbuh dan berkembang secara turun temurun dari nenek moyang kita terdahulu. Bila kita sejenak menoleh jauh ke belakang, jauh sebelum masuknya pemeintahan kolonial, bangsa Indonesia telah memiliki kebudayaan. Yaitu sejak jaman prasejarah hingga masuknya kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam. Bisa dibilang bangsa Indonesia telah mempunyai kebudayaan bangsa yang cukup tinggi.
81

BAB I dan BAB II Skripsi

Jun 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I dan BAB II Skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini masalah seni dan budaya menjai pokok pembicaraan di

sejumlah media di Indonesia. Kasus yang hangat terjadi adalah bisa dikatakan

sebuah pencurian aset-aset budaya asli Indonesia oleh negeri tetangga. Hal ini

memicu eaksi keas dari sejumlah masyarakat di Indonesia yang measa dirugikan

dengan adanya tindakan yang tak bertanggungjawab ini. Kita tahu dan meyakini

bahwa kebudayaan asli Indonesia sudah sejak lama tumbuh dan berkembang

secara turun temurun dari nenek moyang kita terdahulu. Bila kita sejenak menoleh

jauh ke belakang, jauh sebelum masuknya pemeintahan kolonial, bangsa

Indonesia telah memiliki kebudayaan. Yaitu sejak jaman prasejarah hingga

masuknya kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam. Bisa dibilang bangsa Indonesia

telah mempunyai kebudayaan bangsa yang cukup tinggi.

Sesuai dengan isi Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945, bahwa “ Kebudayaan banga adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah

usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya “. Menurut Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945 ini menyebutkan bahwa kebudayaan

Nasional Indonesia adalah kebudayaan yang didasarkan atas kebudayaan asli dan

lama yang ada sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah yang berada di

seluruh wilayah Indonesia.

Sebenarnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan seni dan

budaya. Namun masyarakat Indonesia khususnya para kawula muda sendiri

Page 2: BAB I dan BAB II Skripsi

enggan atau tak mau tahu dengan perkembangan seni dan budaya asli Indonesia.

Karena seiring dengan berjalannya waktu serta sebagai akibat meningkatnya

pembangunan di segala bidang dan aspek kehidupan, ditambah pula majunya

teknokogi dan sibuknya kehidupan di kota-kota besar, telah membuat seni dan

budaya tradisional itu terdesak dan akhir-akhir ini cenderung menuju

kepunahannya. Bukan hanya itu,sebagian masyarakat seleranya mulai beralih

pada seni modern yang ke barat-baratan atau mungkin juga karena kesenian-

kesenian tradisional yang ada, dinilai masih dirasakan ada kekurangan-

kekurangan dibanding seni modern yang mulai melanda masuk desa.

Kita tidak bisa menolak mentah-mentah masuknya seni modern yang dibawa

mengiringi masuknya kebudayaan barat. Umumnya masyarakat sudah terkena

pengaruh modernisasi, sehingga masyarakatnya berkecenderungan untuk

meninggalkan seni dan budaya tradisionalnya dakam batas-batas waktu tertentu.

Masyarakat yang tinggal di kota besar terpaksa hidup dalam tempo yang tinggi

dan berfikir dan kadang-kadang bersifat egois dengan bawaan materialistis. Ini

merupakan salah satu sebab mengapa seni tradisional ini sedang menuju

kepunahannya.

Kebudayaan kita mengalami krisis. Generasi muda saat ini cenderung lebih

memilih dan berjalan pada “jalur” kebudayaan modern yang sesungguhnya adalah

kebudayaan asing, misalnya model pakaian, musik, makanan, permainan, dan

gaya hidup. Sekarang yang harus menjadi pehatian kita adalah kurangnya

perhatian masyarakat untuk melakukan sebuah penggalian seni dan budaya

tradisional kita. Karena sejauh ini yang kita tahu, kesenian tradisional dijauhi

dengan alasan dianggap tidak sesuai dengan alam dan aspirasi muda aat ini.

Page 3: BAB I dan BAB II Skripsi

Untuk dapat melestarikan kelangsungan seni dan budaya tradisional kita,

maka pengenalan seni dan budaya bangsa kepada generasi muda perlu lebih

ditingkatkan lagi. Dalam hal ini berbagai upaya dapat dilakukan tentunya, yaitu

dengan adanya informasi yang mengangkat tentang seni dan budaya.

Di dalam proses pengenalan seni dan budaya itu diperlukan adanya proses

komunikasi yang efektif dan langsung mengenai sasaran yang dituju. Melalui

komunikasi, orang menyatakan diri, berdialog dengan orang lain, memberi serta

menerima masukan serta melakukan proses identifikasi dan alomodasi terhadap

lingkungannya. Fungsi komunikasi yang menjadi inti pokok dalam usaha

memperkenalkan seni dan budaya ini adalahsebagai proses menyampaikan dan

menerima pesan mengenai kekayaan seni dan budaya daerah yang kepada

khalayak pembaca atau masyarakat.

Untuk lebih mempersempit lagi wilayah di Indonesia yang menjadi sasaran

pengenalan seni dan budaya lokal ialah di pulau Jawa. Kebudayaan Jawa telah ada

sejak jaman pasejarah. Datangnya bangsa Hindu dengan kebudayaannya di pulau

Jawa melahirkan kebudayaan Hindu Jawa dan dengan masuknya Islam, maka

kebudayaan Jawa telah menjadi sifat sinkretis yang memadukan unsur-unsur asli

Jawa, Hindu Jawa, dan Islam dalam satu kebudayaan Jawa. Kebudayaan Jawa

adalah penjelmaan budi daya manusia Jawa yang merangkum : dasar pemikiran,

cita-citanya, semangatnya, fantasinya, kemauannya, hingga kesanggupannya

untuk mencapai keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup lahir batin

(Sarjono, 1999 : 211).

Bila kita meneropong lebih fokus lagi tentang daerah di pulau Jawa yang

akan kita gali seni dan budayanya yaitu di kota Malang yang terletak di propinsi

Page 4: BAB I dan BAB II Skripsi

Jawa Timur. Kota Malang memiliki kekayaan seni dan budaya yang cukup

banyak. Mulai dari sebuah permainan tradisional anak-anak, tari tradisional,

upacara adat atau keagamaan, bahasa khas, karakter penduduk, kerajinan tangan,

dan masih banyak lagi kekayaan bentuk seni dan budaya yang ada di kota Malang.

Pada kenyataannya saat ini, kebudayaan tradisional di kota Malang sangat

jarang sekali kita temui, dan jika pun ada, kebudayaan itu hanya dilestarikan oleh

para tokoh-tokoh masyarakat yang seharusnya sudah memiliki generai penerus

agar seni dan budaya tradisional Malang dapat tetap eksis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Prihastutik, Kepala Sie Kesenian

Masyarakat Dinas Pariwisata, Informasi, dan Komunikasi kota Malang,

didapatkan beberapa fakta negatif atau kendala yang saat ini sedang dialami oleh

seni dan budaya kota Malang. Kendala yang terjadi sebenarnya hanyalah masalah

sepele, yaitu kekurangan pada personil, dan kurang adanya perhatian dari

masyarakat. Padahal Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pariwisata,

Informasi, dan Komunikasi-nya telah melakukan upaya untuk menghidupkan

kembali dan mempromosikan kesenian dan kebudayaan Malang. Beberapa upaya

itu meliputi kegiatan festival budaya seperti festival Jaranan, festival Mocopat,

dan pagelaran-pagelaran seni lainnya. Hal ini dilakukan sebagai usaha menjaga

seni dan budaya tradisional kota Malang aga tetap eksis serta merealisasikan cita-

cita kota Malang yang tercantum dalam Tri Bina Cita Kota Malang, yaitu Malang

sebagai kota pendidikan, Malang sebagai kota industri, dan Malang sebagai kota

pariwisata, dalam hal ini adalah mencakup seni dan budaya.

Oleh karena itu untuk lebih menghidupkan dan mempromosikan seni dan

buaya tradisional yang ada di kota Malang, dibutuhkan sebuah media yang

Page 5: BAB I dan BAB II Skripsi

langsung berhadapan dengan masyarakat selain melalui sebuah event atau acara

resmi seperti itu. Sebuah media yang efektif, bersifat menggugah, mengajak dan

mempengaruhi pembacanya untuk memberikan simpati dan dukungan terhadap

pesan yang ada di dalamnya, disusun serta divisualkan dengan gaya penyampaian

yang lebih menghibur, agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak

sasaran dengan tidak adanya unsur paksaan dan ancaman.

Daman perancangan media informasi ini tidak semata-mata dipilih

berdasarkan keinginan diri sendiri atau nilai ekonomis dari media itu sediri, akan

tetapi media informasi yang dirancang memperhatikan hal, pernah atau tidakkah

media sejenis ini dibuat di kota Malang sebelumnya, serta memperhatikan adanya

sebuah kebutuhan akan media informasi dan komunikasi yang mampu

memperkenalkan seni dan budaya Malang. Selama ini media informasi hanya

berupa majalah, buku paiwisata, iklan cetak indoor maupun outdoor.

Adapun media yang dirancang adalah berupa buku karikatur yang diberi

judul ” Malang Dalam Sketsa ”, sebagai upaya memperkenalkan dan

mempromosikan seni dan budaya Malang serta mendukung terwujudnya Tri Bina

Cita Kota Malang, yang salah satunya adalah Malang sebagai kota pariwisata,

yang seni dan budaya kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, terdapat indikasi bahwa

untuk dapat lebih mengenalkan dan mempromosikan seni dan budaya kota

Malang, dibutuhkan sebuah media informasi yang baru dan beda dari media

informasi yang sudah ada saat ini. Dengan demikian rumusan masalah yang dapat

Page 6: BAB I dan BAB II Skripsi

diambil adalah tentang bagaimana merancang media informasi sebagai upaya

memperkenalkan dan mempromosikan seni dan budaya Malang serta mendukung

terwujudnya Tri Bina Cita Kota Malang.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang tekah disusun, maka tujuan

perancangan ini adalah menghasilkan media informasi sebagai upaya

memperkenalkan dan mempromosikan seni dan budaya Malang serta mendukung

terwujudnya Tri Bina Cita Kota Malang.

1.4 Batasan Ruang Lingkup

Ruang lingkup perancangan ini merupakan batasan dalam proses

perancangan media informasi sebagai upaya memperkenalkan dan

mempromosikan seni dan budaya Malang serta mendukung terwujudnya Tri Bina

Cita Kota Malang. Media informasi berikut dipilih berdasarkan fungsi, relevasi

dengan rumusan masalah an tujuan perancangan, serta efisiensi dan efektifitas

media tersebut.

Kategori

Desain

Produk yang

Dirancang

Karakteristik Desain Spesifikasi

Desain

Media

Informasi

dan

Komunikasi.

Buku karikatur

yang diberi judul

“ Malang

Dalam Sketsa “.

Aplikasi rancangan media

informasi dan komunikasi

berupa buku yang berisi

gambar-gambar karikatur

dan ilustrasi yang

Gambar

manual dengan

gaya kartun-

realis dengan

karakter lokal

Page 7: BAB I dan BAB II Skripsi

memperkenalkan dan

mempromosikan seni dan

budaya kota Malang serta

sebagai upaya mendukung

terwujudnya Tri Bina Cita

Kota Malang, yaitu Malang

sebagai kota Pariwisata,

yang membidangi seni dan

budaya kota Malang.

Indonesia.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat yang dapat diperoleh dari perancangan media informasi dan

komunikasi sebagai upaya memperkenalkan dan mempromosikan seni dan budaya

Malang serta mendukung terwujudnya Tri Bina Cita Kota Malang ini dibedakan

menjadi beberapa manfaat :

1.5.1 Manfaat bagi Dinas Pariwisata, Informasi, dan Komunikasi kota

Malang adalah membantu memperkenalkan dan mempromosikan seni dan

budaya Malang serta mendukung terwujudnya Tri Bina Cita Kota Malang.

1.5.2 Manfaat bagi Prodi Desain Komunikasi Visual adalah menyediakan

bahan informasi seni dan budaya serta sebagai bahan acuan dan referensi

untuk perancangan media informasi dan komunikasi visual berikutnya di

kota Malang.

Page 8: BAB I dan BAB II Skripsi

1.5.3 Manfaat bagi praktisi desain adalah menyediakan bahan acuan dan

referensi untuk perancangan media informasi dan komunikasi visual

berikutnya.

1.5.4 Manfaat bagi penulis adalah sebagai media pengaplikasian ilmu yang

telah didapatkan selama masa perkuliahan, menambah pengetahuan dan

keterampilan tentang gambar karikatur serta seni dan budaya yang ada di

kota Malang.

1.6 Definisi Istilah

Perancangan

Perancangan adalah suatu proses atau langkah yang ditempuh dalam

pembuatan sebuah produk baru yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Perancangan merupakan langkah paling awal dalam pembuatan suatu produk

baru.

Buku

Buku adalah kumpulan lembaran kertas yang disatukan dan ditata secara

rapi dengan tujuan agar pembaca akan lebih mudah untuk membuka dan

membacanya. Buku yang berisi tulisan bertujuan untuk dibaca, sedangkan buku

yang tidak berisi atau polos bertujuan untuk diberi tulisan.

Karikatur

Karikatur adalah gambar yang bersifat humor, melebih-lebihkan (hiperbola),

dan dibuat dengan tujuan tertentu. Gambar yang dikarikatur biasanya adalah

gambar dari seorang tokoh nyata. Gambar karikatur biasanya mengandung unsur-

unsur kritikan politik, sosial, dan juga ekonomi.

Page 9: BAB I dan BAB II Skripsi

Malang

Malang adalah kota di Jawa Timur yang terkenal dengan sebutan Arema,

kota yang beriklim sejuk, dan juga disebut sebagai kota bunga. Terletak kurang

lebih 90 Km Selatan kota Surabaya.

Sketsa

Sketsa adalah goresan gambar yang sifatnya hanya garis besar saja, biasanya

masih dalam bentuk goresan pensil namun sudah mampu memberi arti dari

sebuah gambar itu sendiri.

Tri Bina Cita Kota Malang

Tri Bina Cita Kota Malang adalah tiga pola dasar cita-cita kota Malang yang

harus dibina, meliputi pendidikan, industri, dan pariwisata. Kemudian ditetapkan

Malang sebagai kota pendidikan, Malang sebagai kota industri, dan Malang

sebagai kota pariwisata.

1.7 Sistematika Perancangan

Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan, batasan

ruang lingkup, manfaat perancangan, definisi istilah, dan sistematika perancangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka berisi mengenai kerangka acuan komprehensif mengenai

konsep, prinsip, dan teori yang digunakan sebagai landasan dalam merancang

produk yang diharapkan.

Page 10: BAB I dan BAB II Skripsi

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Berisi model dan prosedur perancangan, instrumen pengumpulan data, dan

teknis analisis data.

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISA

Berisi mengenai data-data mengenai seni dan budaya kota Malang.

BAB V KONSEP DAN KARYA

Berii konsep dan karya perancangan.

BAB VI PENUTUP

Membahas mengenai kesimpulan serta saran pemanfaatan perancangan.

Page 11: BAB I dan BAB II Skripsi

PERANCANGAN BUKU KARIKATUR

“ MALANG DALAM SKETSA “

SEBAGAI PERWUJUDAN TRI BINA CITA

KOTA MALANG

SKRIPSI

OLEH :

DANDUNG PRASOJO

304253474926

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SENI DAN DESAIN

PRODI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

2008

Page 12: BAB I dan BAB II Skripsi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perancangan

Perancangan adalah suatu langkah yang ditempuh dalam melakukan sebuah

proses untuk pembuatan suatu produk baru yang dapat bermanfaat bagi kehidupan

manusia.

Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam

proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-

keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya.

(Harsokusoemo,2000:1).

(Harsokusoemo,2000:5) juga mengatakan bahwa proses perancangan

dimulai dengan ditemukannya suatu kebutuhan manusia akan suatu produk yang

dapat dimanfaatkannya untuk meringankan hidup.

2.2 Desain

2.2.1 Pengertian Desain

Desain merupakan proses yang bertujuan menyelesaikan suatu masalah yang

timbul dengan berbagai batasan-batasan (constraints) tertentu. Jadi ada 2

komponen penting, yaitu Tujuan & Batasan-batasan (Riyono. 2004.Pengertian

Desain). (http://google.com/riyono.com//pengertiandesain.html, 20 Februari

2007).

Sedangkan menurut John R. Lindbeck dalam buku Design Text Book,

mendesain adalah perencanaan kreatif untuk menemukan kebutuhan spesifik.

Page 13: BAB I dan BAB II Skripsi

Desain adalah perencanaan kreatif, melibatkan cara penyampaian hingga

menjadikan sesuatu yang baru dan berguna yang belum ada sebelumnya

(Reswick, 1965).

Adapun pengertian yang lain (Ardjaka,2004) adalah sebagai

berikut:

Pengertian “Desain” berdasarkan The New Book of Knowledge

adalah

- Menunjukkan suatu cara bagaimana setiap bagian

menyempurnakan suatu obyek.

- Membentuk atau merancang sesuatu dalam benak kita; merancang

rencana.

- Menetapkan tujuan atau maksud.

- Garis besar, sketsa; rencana seperti dalam kegiatan seni, bangunan.

- Merencanakan dan memberi sentuhan artistic yang dikerjakan

dengan kepakaran yang tinggi.

- Pelbagai detail gambar, bangunan; wahana lainnya untuk pekerjaan

artistik.

Hal itu, membuktikan bahwa desain sebenarnya

mempunyai arti yang penting dalam kebudayaan manusia secara

keseluruhan, baik ditinjau dari usaha memecahkan masalah fisik dan

rohani manusia, maupun sebagai bagian kebudayaan yang memberi

nilai-nilai tertentu sepanjang perjalanan sejarah umat manusia.

Page 14: BAB I dan BAB II Skripsi

Pengertian “Desain” menurut The American College Dictionary

adalah

- Menyiapkan rencana pendahuluan, perencanaan bersama. Baik

yang ditemukan di alam atau buatan manusia, dan setiap obyek

tersebut memiliki susunannya masing-masing. Ketika obyek itu

dilihat sebagai satu keseluruhan, maka pada saat itu pula kita

melihat itu sebagai satu desain. Kesatuan ini merupakan unsur

yang paling penting dalam satu desain yang berhasil.

Pengertian “Desain” menurut Encyclopedia Britanica adalah

- Merupakan susunan garis atau bentuk yang menyempurnakan

rencana kerja “seni” dengan memberi penekanan khusus pada

aspek proporsi, struktur, gerak, dan keindahan secara terpadu;

identik dengan pengertian komposisi yang berlaku pada pelbagai

cabang seni, meskipun secara khusus kerap dikaji sebagai “seni

terapan”.

Pengertian “Desain” menurut The Columbia Encyclopedia adalah

- Merupakan rencana atau susunan garis, bentuk, massa, dan ruang

dalam satu kesatuan.

- Penciptaan untuk melayani kebutuhan fungsional, seperti

arsitektur, desain produk industri dan lain-lain, atau dapat pula

sebagai ekspresi estetis yang bersifat pribadi.

- Tahap-tahap persiapan suatu pekerjaan seni; atau merupakan

elemen-elemen yang dikomposisikan pada suatu karya seni.

Page 15: BAB I dan BAB II Skripsi

Pengertian “Desain” menurut Everyman’s Encyclopedia adalah

- Panduan untuk menyelesaikan gambar; susunan yang digunakan

untuk melengkapi karya secara keseluruhan; kelayakan

penempatan bahan-bahan dalam sebuah karya.

- Pengembangan gagasan-gagasan lama menjadi satu bentuk yang

baru.

Pengertian “Desain” menurut Mc Graw-Hill Dictionary of Art

adalah

- Merupakan susunan elemen rupa pada satu pekerjaan seni.

- Elemen rupa pada benda-benda dekoratif.

Pengertian “Desain” menurut Webster Dictionary adalah

- Sketsa gagasan yang memuat konsep bentuk yang akan dikerjakan

- Gambar awal atau model yang dibuat oleh seorang pelukis atau

pematung.

Pengertian “Desain” menurut Encyclopedia of The Art adalah

Dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk

komposisi; rencana komposisi, sesuatu yang memiliki kekhasan; atau

garis besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang berirama, desain

motif, komposisi nada, dan lain-lain.

Pengertian “Desain” menurut Widagdo adalah :

Manifestasi kebudayaan yang berujud yang merupakan produk nilai-

nilai untuk kurun waktu tertentu.

Page 16: BAB I dan BAB II Skripsi

Pengertian “Desain” menurut John Nimpoeno adalah :

Pemaknaan fakta-fakta nyata menjadi fenomena-fenomena yang

subyektif.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa desain merupakan

suatu kegiatan merancang dan mengembangkan ide guna menghasilkan sesuatu

dengan menyertakan elemen serta prinsip desain untuk memecahkan masalah

yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Desain yang baik mampu

berkomunikasi dengan baik kepada khalayak sasaran dan dikomunikasikan secara

tepat dan konsisten.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian desain secara garis besar

adalah sebuah proses perencanaan dalam pikiran kita yang didasari dengan

maksud dan tujuan, kemudian diungkapkan ke dalam bentuk yang lebih nyata dan

melalui proses penyempurnaan, sehingga dihasilkan produk yang baru.

2.2.2 Fungsi Desain

Fungsi dari desain sendiri adalah sebagai strategi komunikasi untuk

menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak secara visual.

2.2.3 Prinsip Desain

Prinsip desain dapat diterapkan pada perancangan media komunikasi visual

adalah keseimbangan (balance), kesatuan (unity), corak atau ragam (variety),

proporsi, irama (rhytem), dan keselarasan (harmony). Untuk mencapai hasil yang

diharapkan dalam perancangan, seorang perancang perlu mengetahui atau

memperhatikan ke enam dasar-dasar pokok yang erat hubungannya dengan sifat

manusia untuk mengacu pada titik ruang (Pujiyanto, 2001 : 57).

Page 17: BAB I dan BAB II Skripsi

a. Proporsi

Proporsi atau perbandingan menunjukkan hubungan antara :

Suatu elemen dengan elemen

lain

Elemen dengan dimensi

ruang desain

Dimensi ruang itu sendiri

b. Irama

Irama perlu dirasakan dalam penyajian desain periklanan untuk

mencapai suatu bentuk tunggal. Irama dalam desain dapat

dirasakan dengan cara :

Kesamaan pengulangan dan penempatan desain

Pengulangan bentuk atau ukuran elemen

Pengulangan warna

c. Keseimbangan

Keseimbangan akan terjadi bila elemen-elemen ditempatkan dan

disusun dengan rasa serasi atau sepadan. Dengan kata lain bila

bobot elemen-elemen itu setelah disusun memberi kesan mantap

dan tepat pada tempatnya.

d. Kontras

Dalam setiap komunikasi ada beberapa bahan atau gagasan yang

lebih perlu ditampilkan dari pada yang lain. Tujuan utama dalam

pemberian kontras adalah untuk mengarahkan pandangan pembaca

pada sesuatu yang ditonjolkan. Kontras dapat dicapai misalnya

Page 18: BAB I dan BAB II Skripsi

mengganti ukuran, bentuk, irama, dan arah dengan memberi kasat

mata.

e. Kesatuan

Antara elemen-elemen tersendiri yang kesemuanya akan

membentuk wujud saran informasi visual harus berhubungan satu

dengan yang lain denagn seluruh rancangan sehingga memberi

kesan menjadi satu. Secara keseluruhan, obyek yang ditampilkan

saling dukung dan saling mengait yang menguntungkan.

f. Harmoni

Harmoni berfungsi sebagai factor pengaman untuk mencapai

keserasian seluruh rancangan penyajian. Harmoni akan kelihatan

meskipun komposisinya memuat dua kelompok yang seimbang

terdiri dari beberapa unsur yang berbeda. Tercapainya

keharmonisan tersebut dikarenakan pada unsur-unsur yang

ditampilkan terdapat hubungan dalam ukuran dan irama.

2.2.4 Elemen-elemen Desain

Adapun elemen-elemen dalam desain yaitu garis, bentuk, warna, cahaya,

ruang, tekstur, keseimbangan, keserasian, proporsi, skala, irama, simbolisme,

ilustrasi, fotografi, typografi, lay out. Akan dijabarkan sedikit mengenai hal-hal

tersebut di atas, yaitu :

a. Garis

Secara umum garis terdiri dari unsure-unsur titik yang

juga mempunya peran tersendiri, unsur-unsur titik juga bisa ikut

mendukung keindahan.

Page 19: BAB I dan BAB II Skripsi

Garis dalam Desain Komunikasi Visual berperan untuk

pemberian aksen sebagai pembatas dan kolom.

Pada dasarnya elemen garis terdapat dua macam, yaitu

garis dilihat dari wujud dan garis dilihat dari pembuatannya.

Garis Dilihat dari Wujud

1. Garis Linier, yaitu garis dalam arti harfiah.

Garis sebagai garis (garis nyata).

2. Garis struktural atau semu, garis yang tidak

mempunyai penampang hanya arah dan panjang.

3. Garis imajiner, yaitu garis tidak nyata hanya

mempunyai arah saja.

Garis Dilihat dari Pembuatan

1. Garis geometric, yaitu garis dibuat dengan

alat bantu pengukur. Adapun sifat garis tersebut adalah

tegas, persisi (pasti), kaku, dan formal.

2. Garis kaligrafis, yaitu garis yang dibuat

dengan tangan bebas. Sifat dari garis tersebut adalah luwes

dan subjektif (personal).

b. Bentuk

Istilah bentuk atau form digunakan untuk menyatakan

suatu bangun atau shape yang tampak dari suatu benda.

Sebenarnya bentuk, massa dan area mempunyai arti yang sama.

Begitu juga shape bisa diartikan sebagai form, khususnya untuk

benda-benda yang berbentuk dua maupun tiga dimensional. Istilah

Page 20: BAB I dan BAB II Skripsi

“massa” lebih dikaitkan dengan benda-benda yang berbentuk dua

maupun tiga dimensional. Menurut Suptandar (1997:12) bentuk

atau form adalah tubuh atau massa yang berisi garis-garis.

c. Warna

Unsur yang paling mudah tertangkap mata adalah warna

(Sipahelut,1991:99-102).

Wucius Wong dalam bukunya beberapa azas merancang

Dwimatra menyebutkan bahwa warna termasuk unsur yang

nampak atau visual dan warna dapat membedakan sebuah bentuk

dari sekelilingnya. Warna disini digunakan dalam arti luas, tidak

hanya meliputi semua spektrum tetapi mencakup juga warna netral

(hitam, putih, dan deret abu-abu) dan segala ragam nada dan

ronanya.

Warna: dari kamus Bahasa Indonesia susunan W.J.S.

Poerwadarminta penulis hanya menemukan bahwa warna artinya

rupa atau corak.

Wirya (1997:26), berpendapat bahwa pada dasarnya

warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu obyek

mata manusia. Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada

melihat bentuk atau rupa. Serta warnalah yang pertama kali terlihat

bila produk berada di tempat penjualan.

Pengertian warna dapat disimpulkan sebagai sebuah citra

yang dapat ditangkap oleh mata kita dan mampu memberi

Page 21: BAB I dan BAB II Skripsi

perbedaan antara benda satu dengan yang lain atau dengan benda

di sekelilingnya.

d. Cahaya

Cahaya merupakan tata pengambilan suatu bidang yang

masih memperhitungkan cahaya suatu benda. Tanpa adanya cahaya

tidak akan terlihat sisi estetikanya karena dengan bantuan cahaya

maka akan terdapat penerangan dan terjadinya bayangan.

e. Ruang

Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai

kedalaman, sehingga terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah,

tampak dengan indra penglihatan. Kesan adanya jarak praktis tidak

ada setelah ada kapal terbang, kapal laut, kereta api, mobil, dan

yang terakhir kapal angkasa luar, yang dengan cepat bisa sampai

tujuan.

Ruang dalam memang tidak terlihat, tetapi bisa menjadi

nyata dengan keberadaan benda-benda serta permukaan yang

membatasi dan menegaskannya.

f. Tekstur

Tekstur adalah sifat dan kualitas fisik dari suatu bahan.

Tekstur bisa berasal dari bahan alami maupun bahan buatan dari

pabrik atau olahan manusia. Pada umunya tekstur berkaitan dengan

indra peraba, tetapi juga dengan indra penglihatan.

g. Keseimbangan

Page 22: BAB I dan BAB II Skripsi

Prinsip dasar dari komposisi yaitu keseimbangan paling

mudah dikenal, atau dilihat, bilamana suatu benda dengan berat

sama atau diletakkan pada jarak yang sama terhadap suatu sumbu

khayal/maya, maka objek yang ada pada kedua belah sisi dari garis

maya tampak seolah-olah berbobot sama. Keseimbangan bisa

terjadi secara fisik maupun secara optimis.

h. Keserasian

Keserasian adalah prinsip desain yang diartikan sebagai

keteraturan diantara bagian-bagian suatu karya. Keserasian adalah

suatu usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur

dan elemn-elemen lain yang disusun seimbang dalan suatu susunan

komposisi yang utuh agar nikmat untuk dipandang.

i. Proporsi

Proporsi merupakan perbandingan antara satu bagian dari

suatu objek atau komposisi terhadap bagian yang lain atau terhadap

keseluruhan objek atau komposisi.

j. Skala

Skala adalah ukuran relative dari suatu objek, jika

dibandingkan terhadap objek atau elemen lain yang telah diketahui

ukurannya.

Pemakaian skala dimaksud untuk menciptakan keserasian

dan kesatuan objek suatu desain, melalui kesamaan-kesamaan atau

kontras yang dibuat dalam skala.

k. Irama

Page 23: BAB I dan BAB II Skripsi

Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan

cirri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang

dilakukan secara teratur dengan tekanan atau aksen.

l. Simbolisme

Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi

untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, karena

memiliki sifat yang lebih universal daripada bahasa bentuk yang

lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi

dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo yang mempunyai

banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan itu

(Nirmana, 1999:7).

m. Ilustrasi

Ilustrasi adalah suatu bidang seni yang berspesialisasi

dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau

fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Ilustrasi

dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel

(Nirmana, 1999: 8).

Gambar ilustrasi adalah seni gambar yang diabadikan

untuk kepentingan orang lain ialah memberikan penjelasan atau

mengiringi suatu pengertian. Ditujukan pada gambar dalam suatu

kesatuan untuk menerangkan, memperjelas arti dan maksud, atau

sebagai sesuatu mempertinggi daya pesona (Rahmanadji, 1991:3)

Dari kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa ilustrasi adalah sebuah karya seni visual yang diciptakan

Page 24: BAB I dan BAB II Skripsi

secara manual atau goresan tangan sebagai penjelas atau bersifat

menerangkan suatu maksud dan tujuan.

n. Fotografi

Fotografi adalah seni visual yang cukup banyak

mengalami evolusi baik dari sisi teknologi maupun dari sisi

visualisasinya. Pada era digital ini fotografi tidak hanya mengalami

evolusi, tetapi juga revolusi yang sangat besar, baik dari sisi

teknologi kamera yang digunakan maupun dari sisi teknologi

pencetakan dan visualisasi.

Fotografi sangat efektif untuk mengesankan keberadaan

suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai

kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari

keadaan yang sesungguhnya (Nirmana,1999:9).

o. Tipografi

Tipografi adalah pengetahuan mengenai huruf dapat

dipelajari dalam sebuah disiplin seni. Huruf merupakan bagian

terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar

untuk membangun sebuah tata atau kalimat. Huruf memiliki

perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik.

Tipografi menurut buku Manuale Typographicum

adalah Typography can defined an art of selected right type

printing in accordance with specific purpose; of so arranging the

letter, distributing the space and controlling the type as to aid

Page 25: BAB I dan BAB II Skripsi

maximum the reader’s (Logo Resource Indonesia, 2004. Tentang

Logo, (Online), (http://logoresource.com/tentang logo/elemen

pembentuk logo/tipografi, diakses 20 Februari 2007)

Tipografi adalah hal yang secara special

mempermasalahkan tentang huruf, dan merupakan lingkup serta

wujud dari segala perlakuan terhadap huruf, sehingga huruf bisa

menampilkan fungsi keterbacaan dan fungsi kesan visual.

Perlakuan itu bisa berupa kegiatan membuat bentuk huruf atau

berupa membuat komposisi huruf (Rizal dalam Concept, 2005:19).

Cenadi (1999:5) mengatakan bahwa tipografi

digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan)

ke dalam bentuk tulisan (visual). Kekuatan huruf adalah

kemampuannya untuk merekam bahasa verbal manusia dalam

bentuk visual, dengan kualitas ketepatan objektif (objective

accuracy) serta kualitas ekspresif yang sangat tinggi (Muchnyaar

dalam Concept, 2005:11).

Adapun beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi

yang dilakukan oleh James Craig, antara lain :

Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip / kaki / serif yang

berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki

ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis

hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun,

lemah gemulai, dan feminim.

Page 26: BAB I dan BAB II Skripsi

Egyptian

Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki / sirip / serif yang

berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama

atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh,

kekar, dan stabil.

Sans Serif

Pengertian Sans Serif adalah tanpa serif / sirip, mempunyai

ketebalan sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan

adalah modern, kontemporer, dan efisien.

Script

Huruf Script ini merupakan huruf yang menyerupai goresan

tangan yang dikerjakan oleh pena, kuas, atau pensil tajam.

Dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan

adalah sifat pribadi dan akrab.

Misscelaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan bentuk-bentuk

yang sudah ada. Ditambahkan hiasan dan ornament atau

garis-garis dekoratif. Kesan yang ditimbulkan adalah

dekoratif dan ornamental.

p. Tata Letak Perwajahan (Lay-out)

Layout is arrangement of a book, magazine, or other

publication so that and illustration follow a desired format

(Graphic art Encyclopedia, 1992:296).

Page 27: BAB I dan BAB II Skripsi

2.3 Komunikasi

2.3.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa latin communis, yang

berarti ‘sama’ (dalam bahasa Inggris : common). Komunikasi dapat diartikan

sebagai proses dimana individu saling berbagi makna dan membentuk kesamaan

pikiran (Terence, 2003: 22). Selain itu komunikasi dapat didefinisikan sebagai

satu proses perpindahan pesan, perasaan, ide, dan pikiran seorang individu kepada

individu / sekumpulan individu yang lain (Al Ghazali, Putera Shukeri Ahmad.

2004. Komunikasi, (Online), (http://www.google.com//komunikasi.html, 20

Februari 2007).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses

perpindahan pesan yang mempunyai makna dari individu satu ke individu atau

sekumpulan yang lain.

2.3.2 Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi dari komunikasi adalah untuk memberikan pesan atau

menginformasikan pesan kepada individu lain atau khalayak, sehingga

mempermudah manusia dalam berhubungan dengan orang lain.

2.3.3 Macam – macam Komunikasi

Nitisemito (1983, 161) menyebutkan bahwa dalam melaksanakan

komunikasi ada beberapa macam cara, dimana setiap cara tersebut mempunyai

Page 28: BAB I dan BAB II Skripsi

kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah macam-macam dari komunikasi

adalah:

Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan ini dapat dalam bentuk pembicaraan langsung

(face to face), diskusi kelompok, ceramah, dan sebagainya.

- Kelebihan dari komunikasi verbal adalah :

1. Penjelasan dapat dilakukan mendetail

2. Dapat menimbulkan partisipasi secara langsung

3. Dapat menimbulkan komunikasi timbale balik

- Kekurangan dari komunikasi verbal adalah :

1. Kurang ketegasan

2. Tidak dapat dipakai sebagai

dokumentasi tertulis

Komunikasi Tertulis

- Kelebihan komunikasi tertulis adalah :

1. Dapat disebarkan seluas-luasnya

2. Dapat diperbanyak dalam waktu singkat

3. Merupakan dokumentasi tertulis

4. Dapat merupakan pegangan yang lebih pasti dari

penerima komunikasi

5. lebih tegas

- Kekurangan komunikasi tertulis adalah :

Page 29: BAB I dan BAB II Skripsi

1. Bilamana latar belakang

pendidikan penerima komunikasi kurang baik

2. Tidak semua hal dapat

dikomunikasikan secara tertulis

3. Tidak ada penjelasan lebih

lanjut selain yang tertulis.

2.3.4 Pengertian Visual

Visual berarti segala sesuatu yang dilihat dengan indera, termasuk gambar,

warna, dan tulisan (Nuradi, dkk. 1996). Adapun fungsi dari visual adalah

mempermudah bagi khalayak untuk mencerna sesuatu melalui gambar atau visual.

2.3.5 Komunikasi Visual

Kadang-kadang suatu komunikasi sulit dilaksanakan dengan tertulis,

sehingga itu perlu dilaksanakan. Sehingga untuk itu perlu dilaksanakan

komunikasi dengan gambar. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan media

gambar, slide, animasi, dan lainnya (Nitisemito, 1983: 161). Komunikasi visual

sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di bidang informasi visual

melalui lambing-lambang, atau simbol-simbol visual hadir dalam bentuk gambar,

sistem tanda, corporate identity, sampai berbagai display produk di pusat

pertokoan dengan aneka daya tarik.

2.4 Desain Komunikasi Visual

2.4.1 Pengertian Desain Komunikasi Visual

Page 30: BAB I dan BAB II Skripsi

Desain komunikasi visual adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan

ide, cerita, konsep, dan informasi melalui penglihatan. R. Buckminster Fuller,

seorang desainer dan arsitek yang menciptakan geodesic dome, mengatakan

bahwa sebuah desain komunikasi harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

tidak hanya untuk memuaskan keinginan daripada desainer tersebut sendiri.

(Ronald, 1991: 121). Oleh karena itu, seorang desainer komunikasi visual harus

dapat mengerti cara berpikir dan reaksi kebanyakan orang (atau pengamat yang

dituju). Persepsi pengamat lebih dipentingkan daripada persepsi sang desainer.

Menurut Cristian, panitia Kriyasana Mahasiswa Desain Grafis Indoesia,

pengertian desain komunikasi visual merupakan karya desain yang bertujuan

memperkenalkan suatu produk atau jasa melalui berbagai macam media. Jadi

grafis printing dan multimedia adalah bagian dari desain komunikasi visual.

(Buletin Berita STIKOM Interaktif. 2005. Warna-warni Grafis di Balai Pemuda,

(Online), (http://google.com/stikom.edu/buletin berita stikom.htm, diakses 20

Februari 2007). Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain komunikasi visual

merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, cerita, konsep, dan

informasi secara visual melalui berbagai macam media, tujuannya agar khalayak

sasaran dapat mengerti apa yang kita maksud.

2.4.2 Aplikasi Desain Komunikasi Visual

Aplikasi desain komunikasi visual dapat dijumpai dalam berbagai bentuk

ungkapan. Bentuk-bentuk tersebut dapat dikelompokkan menurut sifat

kegunaannya, antara lain yang berhubungan dengan informasi, contoh : iklan,

poster dagang, slide iklan, film, atau iklan televise. Berhubungan dengan identitas,

contoh : logo atau lambang, kepala surat. Berhubungan dengan penerbitan, contoh

Page 31: BAB I dan BAB II Skripsi

: perwajahan atau tata rupa atau lay out buku, majalah, surat kabar. Berhubungan

dengan dekorasi dan kemasan.

2.4.3 Fungsi Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar yaitu sebagai sarana

identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai

sarana promosi.

a. Desain komunikasi sebagai sarana identifikasi, hal ini berperan

menampilkan image dan karakter lewat bentuk-bentuk visual agar

dapat dibedakan produk / lembaga / jasa satu dengan lainnya.

b. Desain komunikasi sebagai sarana informasi dan instruksi,

bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan

hal lain dalam petunjuk, arah, posisi, dan skala; contohnya peta,

diagram, symbol, dan petunjuk arah.

c. Desain komunikasi sebagai sarana presentasi dan promosi.

Tujuannya adalah menyampaikan pesan, mendapat perhatian

(atensi) dari mata (secara visual), dan membuat pesan tersebut

dapat diingat; contohnya poster. Umumnya untuk mencapai tujuan

ini maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasive

dan menarik karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk

atau jasa.

2.5 Promosi

Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk

menginformasikan (to form), membujuk (to persuade) atau mengingatkan (to

Page 32: BAB I dan BAB II Skripsi

remind) orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu atau

rumah tangga. Dengan kata lain, promosi sebenarnya adalah suatu proses

komunikasi.

Kegiatan promosi terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba

untuk merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau

terjadinya pembelian dalam waktu singkat. Sebagai bahan perbandingan, ada iklan

yang didesain untuk mencapai tujuan yang lain, yaitu menciptakan kesadaran pada

merk dan mempengaruhi sikap pelanggan (Shimp, 2000:6).

Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain; melalui promosi

penjualan, publisitas umum, penjualan pribadi, dan periklanan. Promosi melalui

media periklanan sangatlah efisien karena menggunakan biaya rendah dan

mempunyai daya bujuk (persuasif) yang kuat. Promosi melalui periklanan

sangatlah efektif karena dapat memberikan informasi yang jelas terhadap produk

pada segmen tertentu. Iklan mengarahkan konsumen dalam menyuguhkan produk

sehingga dapat diyakini untuk memenuhi kebutuhan pembeli (Pujiyanto. 2005: 2).

Maka kesimpulan dari promosi adalah suatu kegiatan memperkenalkan dan

menawarkan sebuah produk kepada masyarakat tentang segala informasinya.

Meningkatnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan saat ini

merupakan salah satuindikasi keefektifan kegiatan promosi. Secara umum,

periklanan dihargai karwena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi

komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Shimp

(2000:357-362) menjabarkan 5 fungsi promosi yang akan dijelaskan sebagai

berikut :

a. Infoming (Memberikan informasi)

Page 33: BAB I dan BAB II Skripsi

Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru,

mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta

memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan

produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai lainnya,

baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya, dengan

mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada.

b. Persuading (Membujuk)

Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi

pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang

persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan

permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi

berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merk

perusahaan yang spesifik.

c. Reminding (Mengingatkan)

Iklan menjaga agar merk perusahaan tetap segar dalam ingatan

para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan

produk dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu

memungkinkan merk pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan

lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merk

dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli

merk yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.

d. Adding value (Menambah nilai)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi

nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan

Page 34: BAB I dan BAB II Skripsi

kualitas atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai

tambah tersebut benar-benar independent. Promosi yang efektif

menyebabkan merk dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih

bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

e. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)

Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu

perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk

perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum

melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya,

waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang

diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan

keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang

dinyatakan klaim oleh perwakilan penjualan menjadi lebih kredibel.

2.6 Media

Media berasal dari istilah “Mediator”. Media menunjukkan fungsi atau

peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam

proses belajar. Menurut Fleming (1987:234) “media atau mediator adalah alat

yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya”.

Gerlach & Ely (1917:53) mengatakan bahwa “media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi”.

Page 35: BAB I dan BAB II Skripsi

Sedangkan pengertian media promosi adalah suatu media untuk

mengkomunikasikan produk atau jasa.

Pengertian media promosi menurut Howard Stephenson adalah :

- Tempat pada salah satu media komunikasi, dimana suatu perusahaan

akan memperkenalkan hasil produksi barang atau jasa yang baru, agar

masyarakat mengetahui produk atau jasa yang baru tersebut.

Pengertian media promosi menurut Djajakusumah adalah :

- Suatu ruang dan waktu untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa,

dimana ruang tersebut adalah tempat atau kolom pada media massa,

surat kabar, majalah, atau waktu seperti waktu siaran baik itu televisi

ataupun radio.

Pengertian media promosi menurut W H van Baarle dan F E

Hollander adalah :

- Merupakan suatu media untuk menarik kelompok pembeli tertentu, hal

mana dilaksanakan oleh produsen atau pedagang untuk mempengaruhi

penjualan produk atau jasa yang ditawarkan untuk memperoleh

keuntungan.

Pengertian media promosi menurut Berkhouver adalah :

- Media yang memuat setiap pernyataan yang ditujukan kepada

masyarakat dalam bentuk apapun juga yang dilakukan oleh seorang

pengusaha yang diarahkan ke arah sasaran memperbesar penjualan

barang-barang atau jasa-jasa yang dimasukkan, oleh fihak yang

berkepentingan dalam perdagangan.

Pengertian media promosi menurut France Dictionary adalah :

Page 36: BAB I dan BAB II Skripsi

- Suatu tempat untuk mencatumkan advertensi yang ditempatkan antara

teks.

Dalam kehidupan sehari-hari media promosi berwujud :

Etiket : suatu kertas atau plastik yang ditempelkan pada kemasan suatu

produk. Tulisan pada etiket berisi semua hal yang berhubungan dengan

produk atau jasa tersebut.

Label : suatu tanda yang memuat logo atau identitas perusahaan produk /

jasa tersebut.

Stiker

Brosur : biasanya berisi tentang keterangan produk atau jasa.

Katalog : berisi tentang jenis-jenis produk atau jasa yang ditawarkan.

Leaflet

Poster : biasanya terbuat dari kain, plastik. Memuat gambar-gambar

menarik dan tulisan-tulisan yang bersifat mempromosikan produk atau

jasa.

Spanduk : berisi tentang informasi yang ingin disampaikan kepada

konsumen. Tulisan dibuat tegas dan mumdah dibaca.

Baliho : terbuat dari triplek atau papan. Menampilkan gambar dan tulisan

singkat yang atraktif sehingga dapat menarik perhatian konsumen.

Sandwich man : dilakukan oleh orang yang berjalan-jalan di jalan umum

dengan membawa papan reklame.

Display : suatu kegiatan memamerkan produk atau jasa agar dapat dilihat

oleh masyarakat. Terdiri dari window display (etalase), interior display

(merchant design display, store design and decoration), exterior display.

Page 37: BAB I dan BAB II Skripsi

Show

Expotition

Demonstration

Kesemua media ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk

meningkatkan penjualan.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa media

merupakan salah satu alat komunikasi yang mengatur hubungan yang efektif

antara dua pihak utama yang digunakan sebagai penyampai informasi sesuai

dengan keadaan dan kondisi.

2.6.1 Media Lini Atas (Above The Line)

Dalam media promosi terdapat istilah media lini atas. Lini yang dimaksud

bukanlah garis dalam artian sesungguhnya, hanya sebuah istilah konseptual.

ATL mengacu pada pengiklanan media massa, atau iklan apapun

yang kita bayar kepada sebuah agen dengan sistem komisi,

contoh : iklan cetak dan televisi.

ATL adalah semua periklanan melalui media massa seperti radio,

televisi, iklan press atau cetak dan out of home yang pada dasarnya

adalah semua iklan yang tidak dihasilkan melalui tingkat outlet.

ATL mengacu pada periklanan yang dihasilkan melalui sistem

komisi. Bagi agen iklan ini, membangun merk adalah hal yang

penting, karena iklan jenis ini bertujuan untuk merubah pandangan

konsumen mengenai sebuah produk dan menciptakan citra unik

bagi merk tersebut.

Page 38: BAB I dan BAB II Skripsi

Iklan-iklan yang dihasilkan melalui sistem ini mencoba

mempengaruhi konsumen namun tidak secara nyata atau secara

samar.

Dalam pembiayaannya, ATL mengaitkan secara langsung biaya

pemasaran dan penjualan sebuah kampanye direct marketing dan

komisi pada kategori Biaya Penjualan Produk.

Secara singkat ATL mencoba memberi tahu konsumen dan

berusaha membentuk sebuah perilaku konsumtif.

2.6.2 Media Lini Bawah (Bellow The Line Media)

Dalam media promosi terdapat istilah media lini bawah. Lini yang dimaksud

bukanlah garis dalam artian sesungguhnya, hanya sebuah istilah konseptual.

BTL mengacu pada direct marketing / pemasaran langsung, seperti

pemberian sampel produk secara cuma-cuma, brosur, pamflet,

pameran, point of sale display marketing, kalender, agenda, dan

souvenir lainnya.

BTL adalah semua periklanan yang melalui tingkat outlet atau

retail (pengecer) seperti pemasaran langsung.

BTL menerapkan direct marketing dan promotional marketing.

Sebuah merk menjadi sebuah hal yang sangat penting.

BTL menyampaikan sesuatu hal yang bersifat nyata, sesuatu hal

dapat dilihat dan dirasakan, dan bersifat demonstratif.

Pada BTL semua hal mengenai percetakan brosur, pembuatan

website, penyiaran iklan, dan lain-lainnya dimasukkan pada biaya

operasional.

Page 39: BAB I dan BAB II Skripsi

Singkatnya BTL mencoba untuk berbicara secara langsung kepada

konsumen.

2.8 Menggambar

2.7.3 Pengertian Menggambar

Menggambar adalah membuat guratan di atas sebuah permukaan yang

secara grafis menajikan kemiripan mengenai sesuatu. Menggambar tidak pernah

dapat menciptakan kembali benda nyata yang kita lihat; gambar hanya dapat

membuat kita mempersepsikan apa yang terlihat sebagai realitas di luar sana dan

visi yang ada dalam mata pikiran kita. Dalam proses menggambar, kita

menciptakan realitas yang terpisah yang setara dengan pengalaman-pengalaman

kita. Penyajian secara grafis yang demikian adalah cara yang vital untuk mencatat

hasil observasi, memberi bentuk pada apa yang kita visualisasikann dan

mengkomunikasikan berbagai pemikiran dan konsep yang kita miliki.

Intisari dalam semua gambar adalah suatu proses interaktif dari melihat,

memvisualisasikan, dan mengekspresikan imej.

Melihat

Penglihatan adalah saluran sensor utama dimana melaluinya kita membuat

kontak dengan dunia di luar diri kita. Penglihatan adalah indera kita yang paling

maju, paling jauh menggapai, dan yang paling kita andalkan untuk kegiatan kita

sehari-hari.

Page 40: BAB I dan BAB II Skripsi

Memvisualisasikan

Data visual yang diterima oleh mata diproses, dimanipulasi, dan disaring

oleh pikiran dalam pencarian aktif terhadap struktur dan maknanya. Mata pikiran

menciptakan imej dari apa yang kita lihat, dan itulah imej benda yang coba kita

gambarkan.

Mengekspresikan

Menggambar adalah sarana ekspresi yang vital dan merupakan suatu reaksi

alami terhadap apa yang kita lihat dan kita visualisasikan.

2.7.3 Fungsi dan Peranan Gambar

Gambar sebagai Ilustrasi

Dengan gambar ilustrasi, kita berusaha untuk merekam dengan tepat apa

yang kita lihat dalam kenyataan. Dalam pengertian ini, menggambar bukan

sekedar sebuah ketrampilan, tetapi menjadi disiplin ilmu yang penting yang

melatih mata, pikiran, dan tangan dalam hal melihat secara tepat, membuat

persepsi dengan benar, dan membuat ilustrasi yang mudah dipahami. Gambar

ilustrasi dapat juga secara efektif merekam pengamatan kita agar orang lain dapat

ikut melihat dan mempelajarinya.

Gambar sebagai Visualisasi

Berpikir visual adalah pelengkap yang sangat penting dalam pemikiran

verbal untuk memetik hasil renungan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang

ada, membuat penemuan-penemuan baru, dan membayangkan konsekuensi-

konsekuensi dari tindakan kita. Dalam perjalanan ke arah ini, menggambar dapat

memberi bentuk bagi pemikiran visual kita dan memperjelasnya.

Page 41: BAB I dan BAB II Skripsi

Gambar sebagai Alat Komunikasi

Semua gambar berkomunikasi. Gambar-gambar ilustrasi menunjukkan

kemiripan akan benda yang digambar agar orang lain dapat melihat dan

memahaminya. Dalam mengekspresikan apa yang kita lihat atau bayangkan,

sebuah gambar mempunyai kemampuan untuk menciptakan pesan visual. Apa

yang dikomunikasikan gambar tersebut bergantung pada bagaimana kita, pada

aktivitas persepsi visual yang normal, membaca garis-garis gambar dan

menginterpretasikan pola-pola yang ada di balik bentuk-bentuk dan strukturnya.

Gambar sebagai Spekulasi

Proses menggambarkan imej di atas kertas melibatkan spekulasi. Imej yang

dikembangkan di atas kertas secara bertahap akan memiliki nyawa.

Gambar sebagai Proses Kreatif

Menggambar adalah proses kreatif dan interaktif di mana kita terus-menerus

mengevaluasi imej pada saat kita mencari kesamaan antara imej yang kita rekam

dalam mata pikiran dan imej yang kita gambarkan.

2.7.3 Proporsi dan Skala

Proporsi adalah masalah rasio, dan rasio adalah hubungan antara dua bagian

dari satu kesatuan, atau antara salah satu bagian dengan keseluruhannya. Yang

berhubungan dengan proporsi adalah ide tentang skala. Skala mengacu pada

ukuran yang tampak, seberapa besar atau kecil kita mempercayai ukuran sesuatu

sebenarnya

2.8 Karikatur

2.8.1 Pengertian dan Tujuan

Page 42: BAB I dan BAB II Skripsi

Karikatur berasal dari bahasa Itali ”caricare” yang berarti memuat (load).

Pengertian ini berkembang sehingga karikatur dikenal sebagai gambaran yang

melebih-lebihkan (hiperbola) atau mendistorsikan gambaran seseorang dan untuk

mengidentifikasikan/mengimpresikannya dengan mudah.

Sedangkan orang atau seniman yang memiliki spesialisasi dalam bidang ini

disebut karikaturis. Figur yang diambil dalam karikatur biasanya adalah tokoh-

tokoh politik dan penghibur (entertainer). Viviano memberikan penekanan bahwa

gambaran seseoarang yang dijadikan karikatur adalah orang yang benar-benar

nyata atau ada di dunia dan bukan sekedar tokoh-tokoh fiktif. Seperti bentuk seni

lainnya, bahwa karikatur bertujuan untuk menyampaikan suatu makna, pesan,

kritik, atau informasi lain secara visual bagi penikmat seni (Suherman, 2007:3).

Karikatur dan kartun menyuguhkan segi lain dari obyektifitas, sehingga

menjadi akrab dan merangsang tawa. Sebuah karya karikatur dan kartun

menciptakan peristiwa-peristiwa yang potensial lucu menjadi gambar yang benar-

benar lucu. Bahkan yang terkadang menyuguhkan apa yang disebut surprise, yaitu

ketika ia mengubah hal-hal yang tidak lucu menjadi (sangat) lucu (Rahmanadji

dan Harisman, 1991:15).

Pengertian karikatur yang lain adalah potret yang diangkat dari sifat pribadi

yang tertentu pada modelnya, potret yang khusus dari seseorang, bukannya wujud

tipe yang umum. Gambar yang mengandung kelucuan, kegunaannya sebagai

ilustrasi pada bacaan yang lucu-lucu, sindiran politk dan sindiran sosial, dan juga

bias sebagai advertensi (Soetjipto, 1983 : 157)

Karikatur merupakan ungkapan antara suatu peristiwa dalam negeri atau

manca Negara dengan keterlibatan seseorang atau banyak orang pada peristiwa

Page 43: BAB I dan BAB II Skripsi

yang menonjol saat itu ke dalam gambar yang menggelitik dan lucu. Dengan kata

lain sebagai penerjemahan suatu peristiwa dan pendapat yang terjadi di

masyarakat, baik di bidang sosial, politik, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.

Perpaduan pandangan kewartawanan dan seni kartun. Merupakan gambaran

sesuatu yang tak mampu diungkapkan oleh kata-kata dan tulisan.

Dalam rutinitas pemunculan karikatur, kita tidak selalu harus menampilkan

gambar tokoh yang telah di vermak penampilannya. Dengan gambar-gambar

kartunis lainnya yang menggelitik saat ini itu pun dapat dikategorikan sebagai

karikatur (Sumarna, 2001:42).

Jadi karikatur itu adalah sebuah penggambaran tentang seseorang yang

benar-benar ada, disuguhkan dalam bentuk yang tidak biasa atau tidak umum.

Diberi bumbu-bumbu kelucuan dan dilebih-lebihkan. Karikatur biasanya

mengandung maksud, pesan, atau sindiran politik atau sosial juga ekonomi.

2.8.2 Sejarah dan Perkembangannya

Sejarah munculnya karikatur belum diketahui dengan pasti, namun

berdasarkan sumber yang berkembang pada abad ke-17 ditemukan bahwa

inventor karikatur adalah seorang warga negara Bologna, Annibale Carracci. Pada

pertengahan abad ke-18 di Inggris, karikatur menjadi sesuatu yang populer.

Secara umum, karikatur menjadi populer semenjak abad ke-19, khususnya setelah

Perang Dunia I di Amerika dengan melonjaknya permintaan gambar tokoh dalam

bentuk karikatur ketimbang foto asli. Hingga saat ini terus bermunculan seniman-

seniman karikatur hebat seperti Andre Gill, Thomas Nast, Miguel Covarrubias,

Sebastian Kruger, dan Paul Gaunt.

2.10.2 Konsep dan Teknik Pembuatan Karikatur

Page 44: BAB I dan BAB II Skripsi

Terdapat lima langkah penting yang perlu diperhatikan ketika hendak

membuat sebuah karikatur, yaitu : 1) Menentukan tujuan dari pembuatan

karikatur, 2) Membuat draft dan layout, 3) Menentukan catch points orang yang

dijadikan obyek, 4) Mulai menggambar, dan 5) Menyelesaikan atau

menyempurnakan karikatur.

a. Menentukan tujuan

Tahap pertama yang nantinya menentukan “nilai” dari karya karikatur

adalah menentukan maksud dan tujuan. Sebagai contoh adalah karikatur yang

ditujukan untuk kritik politik, sosial atau dengan tujuan memberikan suatu pesan,

pemaknaan, atau pemberitahuan atas informasi atau bahkan hanya sekedar

bertujuan untuk menggambarkan seseorang saja dalam bentuk yang berbeda

(karikatur). Hal ini mutlak diperhatikan oleh seorang karikaturis sebelum memulai

menggoreskan pensilnya, karena hanya dengan penentuan tujuan sajalah karya

karikatur akan bermakna.

b. Membuat draft dan layout karikatur

Hal ini diperlukan untuk mempermudah proses menggambar nantinya, serta

memastikan apa yang akan dibuat telah sejalan dengan tujuan awal pembuatan

karikatur. Untuk mempermudah pekerjaan, dapat diberikan keterangan tambahan

pada draft tersebut. Proses draft dan layout ini tidak selalu harus dituangkan

dalam media kertas. Konsep draft beserta layout bisa cukup dibayangkan saja.

c. Menentukan catch points

Catch points merupakan titik-titik/bagian-bagian yang menjadi keunikan

dari obyek.

d. Mulai menggambar

Page 45: BAB I dan BAB II Skripsi

Selama menggambar, pastikan untuk selalu menjaga catch points aga

karikatur yang dihasilkan relatif mirip dengan foto aslinya.

e. Menyelesaikan dan menyempurnakan karikatur

Penyelesaian di sini lebih banyak dilakukan untuk proses pewarnaan dan

penambahan ornamen, atau sedikit obyek lain yang menunjang tujuan. Dapat

ditambahkan teks, efek, background, atau lainnya.

2.10.4 Sketsa

2.9.1 Pengertian Sketsa

Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana

bagi sebuah lukisan. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar,

bersifat sementara, baik diatas kertas maupun diatas kanvas, dengan tujuan untuk

dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan. Mengingat sederhana penampilannya,

sketsa lebih merupakan “persiapan” dari lukisan yang akan datang, demikian tulis

Putu Wijaya.

Menurut Meyers (1969) sketsa merupakan gambar catatan. Ia

membedakannya dengan gambar karya lengkap dan gambar karya studi. Dalam

karya studi, gambar merupakan eksplorasi teknis atau bentuk untuk penyelesaian

lukisan, patung, dan lain-lain. Biasanya penggambarannya menyoroti rincian dari

bagian-bagian tertentu, misalnya anatomi kepala, tangan atau bahu, draperi, dan

sebagainya dalam mempelajari bentuk orang. Gambar semacam ini misalnya,

Page 46: BAB I dan BAB II Skripsi

dikerjakan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519) dan Michaelangelo (1475-1564).

Gambar karya lengkap merupakan karya final, gambar sebagai karya jadi.

Sebagai ungkapan dalam bentuk gambar, ia berfungsi sebagai sarana komunikasi,

mendeskripsikan dan menjelaskan objek-objek secara visual, sebagaimana karya

ilustrasi visual, gambar karya lengkap berdiri sendiri sebagai karya yang selesai,

seperti karya-karya lukis atau patung.

Dalam sketsa, kata Meyers, terdapat keinginan pembuatnya untuk merekam

kejadian atau objek yang dilihat sebagai momen yang menarik perhatian

penggambarnya. Sketsa mungkin dibuat untuk memenuhi kebutuhan sebagai

latihan, main-main, atau semacam ungkapan pribadi. Dalam hal yang terakhir,

karya skets dipandang setara dengan lukisan. Oleh karenanya, Agus Dermawan

ketika mengomentari sketsa-sketsa karya Ipe Ma’roef (1938) seorang empu sketsa

Indonesia mengungkapkan sebagai lukisan garis. Ungkapan ini sekaligus

menegaskan, bahwa garis perannya amat menonjol dalam sebuah sketsa.

Meski bagi Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsure

yang paling menonjol hakiki dalam seni lukis, namun pada dasarnya terdapat

perbedaan antara sketsa dengan lukisan, ada ungkapan yang menarik yang

disampaikan oleh Kusnadi, seorang seniman dan kritikus seni rupa. Sketsa ibarat

gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang lengkap.

Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa seagai ungkapan estetis

dihadirkan secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan

selektif. Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa

dibangun oleh unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan

ungkapan lengkap, dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan

Page 47: BAB I dan BAB II Skripsi

unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna

disamping unsur garis. Bahkan dalam lukisan, unsure warna menjadi penting

sebagai unsur tambahannya (Schinneller,1966).

Kedua, baik sketsa maupun lukisan merupakan ungkapan artistik yang

bersifat pribadi. Aspek ungkapan yang bersifat pribadi ini lebih penting daripada

aspek lain yang bersifat informatif-naratif. Melalui sketsa, pembuatnya dapat

mengungkapkan pengalaman yang bersifat pribadi dengan total. Sebagaimana

gesekan biola yang mendayu mengiris kalbu, sketsa dapat menggetarkan perasaan

orang yang melihatnya, sama halnya dengan sebuah lukisan. Jadi, sketsa bukan

lagi sebagai bagian dari perencanaan sebuah lukisan, melainkan memiliki otonomi

sendiri, berdiri sejajar dengan lukisan. Dengan demikian, sikap berkarya sketsa

sama dengan ketika akan berkarya lukisan. Ingat saja karya-karya Vincent van

Gogh (1853-1890), pelukis ekspresionis belanda itu.

Sebagaiman halnya dengan karya lukisan, sketsa memiliki keragaman tema,

gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada

medium pengucapannya.

Mengenai gaya sketsa, hamper penciptanya mengembangkan gaya pribadi

masing-masing sesuai dengan cita rasa dan tanggapannya atas lingkungan. Tetapi

sebagai kecenderungan cara dan corak ungkapan karya, barangkali dapat

dikelompokkan menjadi beberapa saja.

Untuk menyebut kecenderungan yang berkembang disekitar kita, agaknya

dapat dikelompokkan menjadi sketsa yang bercorak figurative, baik yang realis,

ekspresionis, maupun dekoratif kemudian corak surealistis-imajinatif dan corak

abstrak (www.google.com, 25 Maret 2008)

Page 48: BAB I dan BAB II Skripsi

2.10 Malang

2.10.2 Sekilas Kota Malang

Kota malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh

dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas umum di

rencanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan

diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang. Misalnya Ijen Boulevard

kawasan sekitarnya. hanya dinikmati oleh keluarga- keluarga Belanda dan Bangsa

Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di

pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu

sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan seringkali mengundang

keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim disana untuk bernostalgia.

      Pada Tahun 1879, di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu

Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakatpun

semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan.

Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun

bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan

sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.

      Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan

kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan

pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya

akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya

berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar

sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang

Page 49: BAB I dan BAB II Skripsi

beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi

kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya.

Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang

terjadi seandainya masalah itu diabaikan.

2.10.2 Sekilas Sejarah Pemerintahan

a. Malang merupakan sebuah Kerajaan yang berpusat di wilayah

Dinoyo, dengan rajanya Gajayana.

b. Tahun 1767 Kompeni memasuki Kota

c. Tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar

kali Brantas

d. Tahun 1824 Malang mempunyai Asisten Residen

e. Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan Kota

didirikan alun-alun di bangun.

f. 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai Kotapraja

g. 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang

h. 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia

i. 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda

j. 2 Maret 1947 Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki

Kota Malang.

k. 1 Januari 2001, menjadi Pemerintah Kota Malang.

2.10.3 Gelar Kota Malang

Page 50: BAB I dan BAB II Skripsi

Paris of Java

Karena kondisi alamnya yang indah, iklimnya yang sejuk dan kotanya yang

bersih, bagaikan kota “PARIS” nya Jawa Timur.

Kota Pesiar

Kondisi alam yang elok menawan, bersih, sejuk, tenang dan fasilitas wisata

yang memadai merupakan ciri-ciri sebuah kota tempat berlibur

Kota Peristirahatan

Suasana Kota yang damai sangat sesuai untuk beristirahan, terutama bagi

orang dari luar kota Malang, baik sebagai turis maupun dalam rangka

mengunjungi keluarga/famili.

Kota Pendidikan

Situasi kota yang tenang, penduduknya ramah, harga makanan yang relatif

murah dan fasilitas pendidikan yang memadai sangat cocok untuk

belajar/menempuh pendidikan.

Kota Militer

Terpilih sebagai kota Kesatrian. Di Kota Malang ini didirikan tempat

pelatihan militer, asrama dan mess perwira disekitar lapangan Rampal., dan pada

jaman Jepang dibangun lapangan terbang “Sundeng” di kawasan Perumnas

sekarang.

Kota Sejarah

Sebagai kota yang menyimpan misteri embrio tumbuhnya kerajaan-kerajaan

besar, seperti Singosari, Kediri, Mojopahit, Demak dan Mataram. Di Kota Malang

Page 51: BAB I dan BAB II Skripsi

juga terukir awal kemerdekaan Republik bahkan Kota Malang tercatat masuk

nominasi akan dijadikan Ibukota Negara Republik Indonesia.

Kota Bunga

Cita-cita yang merebak dihati setiap warga kota senantiasa menyemarakkan

sudut kota dan tiap jengkal tanah warga dengan warna warni bunga

(www. pemkot-malang.go.id, 27 Maret 2008 )

2.10.4 Tri Bina Cita Kota Malang

Dalam salah satu Sidang Paripurna Gotong Royong Kotapraja Malang pada

tahun 1962 ditetapkan Kota Malang sebagai :

a. Kota Pelajar / Kota Pendidikan

b. Kota Industri

c. Kota Pariwisata

 Ketiga pokok tersebut menjadi cinta-cita masyarakat Kota Malang yang

harus di bina

Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan

Merupakan potensi daerah yang memiliki nilai jual dan daya saing baik di

tingkat regional maupun nasional. Dalam era globalisasi dunia pendidikan

menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi perubahan yaitu dengan

adanya tuntutan masyarakat memperoleh fasilitas pendidikan yang baik dan

berkualitas. Upaya yang dilaksanakan adalah dengan menciptakan visi dan misi

pendidikan Kota Malang, menjalin mitra dengan lembaga perguruan tinggi baik

dalam bidang pengkajian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

maupun dalam pengembangan kualitas Kota Malang pada umumnya.

Kota Malang dipenuhi oleh berbagai sekolah, kampus perguruan tinggi,

Page 52: BAB I dan BAB II Skripsi

lembaga pendidikan non formal atau tempat-tempat kursus, serta sejumlah pondok

pesantren. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang cukup

memadai seperti tempat pemondokan, toko buku, super market, plaza, pusat

pelayananan kesehatan masyarakat serta fasilitas penunjang lainnya yang tak

kalah penting adalah adanya angkutan umum (transpotasi) yang tersedia ke

penjuru kota (memiliki 25 jalur), yang menghubungkan 3 (tiga) terminal yang ada

di Kota Malang, yaitu terminal Arjosari (arah Surabaya), terminal Gadang (arah

Blitar), terminal Landungsari (arah Jombang/Kediri). Krisis ekonomi yang

berkepanjangan membawa dampak ekonomi yang sangat berat bagi warga Kota

Malang. Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka pengangguran dan

menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun dengan segala keyakinan dan

senantiasa memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, maka krisis yang

berkepanjangan ini sedikit-demi sedikit dapat teratasi. Upaya yang telah dilakukan

untuk mengatasi krisis tersebut adalah dengan menciptakan lapangan kerja dan

usaha yang seluas-luasnya serta menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan

memiliki daya saing di pasar kerja.

Kota Malang Sebagai Kota Industri

Kota Malang sejak dulu sangat dikenal dengan industri rokok kreteknya.

Diversifikasi produk industri kecil dan menengah yang mulai bangkit sejak

berlangsungnya krisis ekonomi, masih memerlukan bimbingan dalam hal

peningkatan mutu, teknis dan penanam modal untuk mempercepat pemulihan

pembangunan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan, serta untuk

perkembangannya di masa mendatang. Sedangkan industri besar yang ada di Kota

Malang masih perlu adanya wahana untuk diperkenalkan secara luas, sehingga

Page 53: BAB I dan BAB II Skripsi

semakin mendukung produktivitas Kota Malang sebagai Kota Industri.

Kota Malang Sebagai Kota Pariwisata

Dengan potensi alam yang dimiliki oleh Kota Malang, yaitu pemandangan

alam yang elok serta hawa yang sejuk, teduh dan asri serta bangunan-bangunan

kuno peninggalan Belanda, Kota Malang layak menjadi tujuan wisata bagi

wisatawan dalam maupun luar negeri. Berbagai pilihan tempat perbelanjaan, baik

yang bersifat tradisional maupun modern yang tersebar di berbagai penjuru kota

sangat menunjang Kota Malang sebagai Kota Pariwisata. Perkembangan pusat-

pusat perbelanjaan modern ini seiring dengan perkembangan kawasan perumahan

yang melaju dengan pesat seakan tidak ada lagi lahan yang tersisa di Kota

Malang. Di era otonomi daerah dan era globalisasi saat ini upaya pembangunan di

segala bidang yang telah dilaksanakan merupakan sebuah langkah awal

peningkatan citra, posisi dan peran Kota Malang dalam percaturan hubungan antar

Kota, antar Propinsi, maupun antar Bangsa. Sekaligus merupakan sebuah peluang

dan harapan yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat Kota Malang sendiri

(www.pemkot-malang.go.id, 27 Maret 2008)