Top Banner
53 BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN Pada Bab ini penulis membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah kronis Di Ruang Sena, RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta” yang dilakukan pada tanggal 26 Januari 2021 sampai dengan 2 Februari 2021. Asuhan keperawatan ini meliputi pengkajian, analisis data, perumusan diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi. 4.1 Pengkajian 4.1.1 Identitas Pasien Nama : Tn. A Umur : 24 Tahun Alamat : Sragen Pekerjaan : Buruh Bangunan Informan : Ny. S Tgl Pengkajian : 26 Januari 2021 pukul 10.30 WIB Dx Medis : F. 20.3 4.1.2 Alasan masuk dan faktor presipitasi Paien dibawa ke RSJ oleh keluarganya dikarenakan pasien bingung, bicara sendiri, marah-marah, mengamuk, merusak barang-barang dirumah, mengancam orang lain, menangis sendiri dan tertawa sendiri, serta menyendiri. Saat pengkajian pasien mengatakan tidak mau dan malas berkenalan dengan orang lain, pasien menganggap dirinya bodoh dan malu karena pakaian yang di pakainya
16

BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

53

BAB 4

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Bab ini penulis membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah kronis Di Ruang

Sena, RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta” yang dilakukan pada tanggal 26 Januari

2021 sampai dengan 2 Februari 2021. Asuhan keperawatan ini meliputi

pengkajian, analisis data, perumusan diagnosis, intervensi, implementasi dan

evaluasi.

4.1 Pengkajian

4.1.1 Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 24 Tahun

Alamat : Sragen

Pekerjaan : Buruh Bangunan

Informan : Ny. S

Tgl Pengkajian : 26 Januari 2021 pukul 10.30 WIB

Dx Medis : F. 20.3

4.1.2 Alasan masuk dan faktor presipitasi

Paien dibawa ke RSJ oleh keluarganya dikarenakan pasien bingung, bicara

sendiri, marah-marah, mengamuk, merusak barang-barang dirumah, mengancam

orang lain, menangis sendiri dan tertawa sendiri, serta menyendiri. Saat

pengkajian pasien mengatakan tidak mau dan malas berkenalan dengan orang lain,

pasien menganggap dirinya bodoh dan malu karena pakaian yang di pakainya

Page 2: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

54

dirasa jelek, pasien mudah tersinggung saat diajak berkomunikasi, selain itu

pasien tampak sering menyendiri di taman Rumah Sakit Jiwa dan interaksi verbal

maupun non verbal sangat kurang.

4.1.3 Faktor Predisposisi

Sejak 8 bulan yang lalu pasien mengalami gangguan jiwa, namun tidak

dibawa ke rumah sakit jiwa atau tidak diperiksakan oleh keluarganya. Karena

pasien tidak dibawa berobat ke rumah sakit jiwa maupun pelayanan kesehatan

oleh keluarga, maka pengobatan sebelumnya tidak berhasil. Pasien mengatakan

tinggal dirumah sendiri karena ibunya tinggal bersama ayah tirinya, ayah dan

ibunya sudah lama bercerai, pasien selalu dimarahi oleh ayah tirinya karena

dianggap tidak mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Pasien mengatakan

pernah mengalami penolakan dari ayah tirinya pada usia 13 tahun. Selain itu

pasien juga mengatakan sering menyaksikan ayah tirinya melakukan kekerasan

dalam keluarga terhadap ibunya sejak pasien umur 10 tahun.

Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang mengalami

gangguan jiwa. Pasien juga mengatakan pada saat SD pernah diolok-olok oleh

teman-temanya karena sekolah dengan tidak memakai seragam sekolah. Pasien

hanya sekolah hingga kelas 1 SMP dan membolos karena malu selalu diolok-olok

oleh teman-temanya dan juga karena masalah ekonomi yang menuntut pasien

harus bekerja untuk membantu biaya sekolah adik tirinya serta pasien di anggap

bodoh.

4.1.4 Pemeriksaan Fisik

1 TTV : TD : 110/80 mmHg Suhu : 36.7 C

Nadi : 116 x/menit RR : 20x/menit

Page 3: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

55

2 Ukur : BB : 60 Kg TB : 165 cm

3 Keluhan fisik : pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik.

4.1.5 Psikososial

1 Genogram

Jelaskan :

: Perempuan : Meninggal

: Laki-Laki : Berpisah

: Keturunan : Pasien

: Menikah : Tinggal Bersama

Gambar 4.1 Genogram Keluarga

2 Konsep diri

a. Citra Tubuh

Pasien mengatakan sudah puas dengan bentuk dan fungsi

tubuhnya, menurut pasien anggota tubuh yang disukai adalah

hati dan mulut karena dapat mengungkapkan rasa syukur.

Sedangkan yang tidak disukai adalah tangan dan kaki karena

Page 4: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

56

bisa menyakiti orang lain. Jari tengah tangan kanan pasien juga

mengalami amputasi karena terkena sabit saat panen tebu.

Pasien mengatakan kehilangan jari tengah pada tangan kanannya

tidak mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

b. Identitas

Laki-laki umur 24 tahun, status sebagai anak ke-2 dari 2

bersaudara. Pasien mengatakan tidak puas dengan sekolahnya,

pasien hanya sekolah hingga kelas 1 SMP dan ingin melanjutkan

sekolah namun tidak ada biaya, Pasien puas dengan jenis

kelaminnya.

c. Peran

Pasien tinggal dirumah sendiri dengan peran sebagai anak dan

juga kepala keluarga. Pasien mengatakan keluar rumah hanya

saat mencari rumput dan ke warung. Pasien akhir-akhir ini tidak

pernah mengikuti kegiatan di masyarakat.

d. Ideal Diri

Saat pengkajian pasien mengatakan tidak puas dengan

sekolahnya, karena pasien hanya lulus SD menyebabkan pasien

tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan pasien mengatakan

ingin menjadi pengangguran sukses. Pasien tidak punya cita-cita

yang tinggi karena menganggap dirinya tidak pantas memiliki

cita-cita karena hanya lulus SD dan selalu menganggap dirinya

bodoh. Pasien ingin bekerja untuk membantu ibunya yang

sekarang sering sakit, namun pasien belum bisa bekerja secara

Page 5: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

57

tetap dan merasa dirinya kurang berguna karena tidak memiliki

ketrampilan khusus dalam bekerja.

e. Harga Diri

Pasien merasa minder, pasien mengatakan dirinya bodoh dan

ragu untuk melakukan pekerjaan. Pasien tidak mempunyai cita-

cita yang tinggi dan ingin menjadi pengangguran yang sukses.

Pasien ragu dan mudah tersinggung saat di ajak berinteraksi,

pasien tidak puas dengan sekolahnya, pasien juga merasa kurang

berguna karena pasien belum mendapatkan pekerjaan yang tetap

dan belum bisa membantu ibunya. pasien mengatakan orang

yang berarti adalah ibunya. Saat dirumah pasien tidak pernah

mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat, pasien keluar

rumah hanya saat ke warung dan saat di Rumah Sakit Jiwa

pasien tidak pernah berinteraksi dengan orang lain karena tidak

nyaman ditempat keramaian. Pasien beragama islam, pasien

mengatakan tidak tahu mengenai gangguan jiwa. Pasien

mengatakan kegiatan ibadah yang dilakukan adalah sholat 5

waktu.

4.1.6 Status Mental

Penampilan pasien tampak tidak rapi ditandai dengan rambutnya yang

panjang dan kumal, pasien jarang bersisir dan memakai alas kaki. Pasien selalu

memakai baju dari rumah sakit jiwa. Pembicaraan pasien lambat dan bingung saat

menjawab pertanyaan dan seringkali menjawab pertanyaan atau bertanya tentang

hal yang sulit dipahami (inkoherensi).

Page 6: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

58

Aktivitas motorik pasien tampak gelisah saat ditanya dengan menoleh atau

selalu memperhatikan lingkungan disekelilingnya. Sedangkan masalah pada Alam

perasaan pasien mengatakan mempunyai rasa putus asa dan tidak merasa sedih

karena tidak mempunyai keinginan yang tinggi dan cita-cita untuk kehidupannya.

Afek pasien saat dilakukan wawancara tidak menunjukkan perubahan roman

muka dan ekspresi wajah, juga saat diberikan stimulus yang menyenangkan atau

menyedihkan. Interaksi selama wawancara pasien mudah tersinggung dan kontak

mata kurang, hanya sesekali saja menatap perawat dan tidak langsung

mempercayai arahan perawat. Pasien mengatakan mempunyai riwayat halusinasi

pendengaran dan pada saat pengkajian sudah tidak mendengar suara atau bisikan

Isi pikir pasien mengatakan malu dan takut saat berada dikeramaian, pasien

juga menyendiri ditaman Rumah Sakit Jiwa. Arus pikir pasien mengungkapkan

pembicaraan yang meloncat dari topik ke topik yang lain. Tapi masih ada

hubungannya yang tidak logis dan tidak sampai tujuan pembicaraan. Tingkat

kesadaran pasien mengalami disorientasi waktu, pasien tidak mengetahui hari,

tanggal dan tujuan. Saat pengkajian pasien mampu menyebutkan waktu/jam saat

ini.

Tingkat konsentrasi dan berhitung pada pasien mudah berganti dari satu

objek ke objek yang lain. Pasien saat ditanya selalu meminta agar pertanyaannya

diulang. Kemampuan penilaian pada pasien mengalami gangguan penilaian ringan

yaitu pasien dapat memilih mandi dulu sebelum makan. Daya tilik diri pasien

mengalami gangguan daya tilik diri grade 2, dimana pasien tidak tau sakit apa dan

sadar saat ini berada di RSJ dan tidak tahu tujuan dibawa ke RSJ, pasien

menyalahkan keluarga yang membawanya.

Page 7: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

59

4.1.7 Kebutuhan Persiapan Pulang

Pasien mengatakan makan 3x sehari yang disiapkan oleh pihak Rumah Sakit

Jiwa, 1 porsi habis dan pasien makan sendiri. Pasien BAB 1 sampai 2 kali sehari,

BAK 4x sehari dilakukan secara mandiri ditempat yang sesuai serta

membersihkan WC setelah digunakan. Pasien mandi 2x sehari namun tidak sikat

gigi. Pasien mampu mengambil, memilih dan memakai pakaian dan frekuensi

ganti pakaian dengan bantuan minimal. serta jarang potong kuku dan rambut dan

mencukur jenggot. Istirahat tidur pasien tidur siang sekitar 1 jam dari jam 12.30

s/d 13.30 dan tidur malam sekitar 7 jam dari jam 21.00 s/d 04.00, aktivitas

sebelum/sesudah tidur pasien tidak melakukan kegiatan sebelum dan sesudah

tidur.

Pasien dalam penggunaan obat dibantu total untuk frekuensi, jenis, dosis,

waktu dan cara pemberian setiap hari diberikan oleh perawat. Aktivitas didalam

rumah saat dirumah pasien mempersiapkan makanan, menjaga kerapian rumah

dan mencuci pakaian sendiri. Sedangkan aktifitas diluar rumah pasien pernah

belanja ke warung, pasien tidak bisa mengendarai sepeda motor dan tidak punya

sepeda motor.

4.1.8 Mekanisme Koping

Pasien mengatakan tidak melakukan kegiatan ataupun saat stress, pasien

hanya berdiam diri dan lebih sering memendam masalahnya, karena pasien

merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya dan pasien tidak suka berinteraksi

dengan orang lain.

Page 8: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

60

4.1.9 Masalah Psikososial dan Lingkungan

Masalah dengan dukungan kelompok pasien tidak ada dukungan kelompok,

karena pasien tidak pernah mengikuti kegiatan dikelompok/organisasi. Masalah

berhubungan dengan lingkungan pasien mengatakan pernah mengalami penolakan

dari keluarga saat umur 13 tahun yang dilakukan oleh ayah tirinya. Sedangkan

masalah dengan pendidikan, pasien mengatakan saat SD mengalami bully oleh

teman-temannya dan pasien hanya sekolah hingga kelas 1 SMP.

Masalah dengan pekerjaan pasien mengatakan pernah bekerja sebagai buruh

bangunan dan terkadang tidak dibayar, pasien memutuskan membantu ibunya

untuk mencari rumput. Masalah dengan perumahan pasien mengatakan hidup

dirumah sendiri dan pernah mengalami masalah mengenai kartu KK dengan ayah

tirinya. Masalah dengan ekonomi: pasien mengatakan keluarganya dari keluarga

dengan ekonomi rendah dan tidak melanjutkan sekolah karena masalah biaya.

4.1.10 Kurang Pengetahuan Tentang

Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang obat-obatan dan tidak

menegtahui mengenai penyakit jiwa yang dialamai dan faktor presipitasi.

4.1.11 Aspek Medik

Diagnosa Medik : f. 20.3

Terapi Medik :

1 Risperidone 2 x 2 mg adalah obat yang digunakan untuk menjaga

kestabilan emosi dan berpikir jernih. Berwarna kuning berbentuk tablet,

diminum 2x sehari dengan dosis sekali minum 2 mg, diminum setelah

makan. Efek samping pusing, ngantuk, mual/muntah.

Page 9: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

61

2 Trihexphenidyl 2 x 2 mg adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan

mood & menimbulkan efek halusianasi, berwarna putih berbentuk tablet.

Diminum 2x sehari dengan dosis 2mg setelah makan, dengan efek

samping konstipasi, mulut kering, pusing, lemas dan mengantuk.

3 Chlorpromazine 1 x 100 mg merupakan obat yang digunakan untuk gejala

psikotik pada skizofrenia digunakan untuk mengobati bipolar, mual,

muntah serta gangguan yang berlebihan. Berwarna orange berbentuk

tablet, dosis 1 hari seklai 100 mg, efek samping pusing, sakit kepala, mulut

kering, penglihatan kabur, cemas dan mual.

Page 10: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

62

4.2 Analisa Data

Tabel 4.1 Analisa Data

Data Masalah

DS :

1 Pasien mengatakan merasa

minder dan dirinya bodoh.

2 Pasien juga mengatakan

mempunyai rasa putus asa,

tidak mempunyai cita-cita

yang tinggi dan ingin

menjadi pengangguran yang

sukses.

3 pasien mengatakan tidak

menyukai anggota tubuhnya

yaitu tangan dan kaki.

4 Pasien mengatakan tidak

puas dengan sekolahnya dan

merasa kurang berguna

karena belum mendapatkan

pekerjaan yang tetap dan

belum bisa membantu

ibunya.

5 Pasien mengatakan malu

dan takut saat berada

dikeramaian.

DO :

1 Pasien berbicara lambat dan

tampak bingung, suara

pelan, pasien menjawab

pertanyaan dan bertanya

tentang hal yang sulit

dipahami.

2 Pasien tampak gelisah

dengan memperhatikan

lingkungan sekitar saat

diajak berinteraksi.

3 Pasien sering menyendiri

4 Pasien tidak menunjukkan

roman wajah saat diberikan

stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan.

5 Pasien mudah tersinggung

dan kontak mata kurang.

6 Pasien tampak tidak rapi.

7 Tingkat konsentrasi dan

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif

Page 11: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

63

berhitung pasien mudah

berganti dari satu objek ke

objek lain.

4.3 Pohon Masalah

Isolasi sosial dampak (effect)

Harga diri rendah kronis masalah utama (core problem)

Koping individu tidak efektif penyebab utama (causa)

Gambar 4.2 Pohon Masalah Harga Diri Rendah Kronis pada Tn. A

4.4 Diagnosis Keperawatan

Dalam studi kasus ini masalah keperawatan yang muncul adalah Harga Diri

Rendah Kronis.

4.5 Intervensi

Tabel 4.2 intervensi Keperawatan

(Materi pelatihan pembelajaran Rumah Sakit Jiwa Surakarta, 2015)

Diagnosa Tujuan dan

kriteria hasil

Kriteria evaluasi intervensi

Harga diri

rendah

kronis

TUM:

Klien memiliki

konsep diri yang

positif

TUK:

1 Klien dapat

membina

hubungan

saling

percaya

dengan

perawat.

1 Setelah 2 kali

interaksi, klien

menunjukkan

eskpresi wajah

bersahabat,

menunjukkan

rasa senang, ada

kontak mata,

mau berjabat

tangan, mau

menyebutkan

nama, mau

1 Bina hubungan

saling percaya

dengan meng-

gunakan prinsip

komunikasi

terapeutik:

1 Sapa klien

dengan ramah

baik verbal

maupun non

verbal.

2 Perkenalkan

Page 12: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

64

menjawab

salam, klien

mau duduk

berdampingan

dengan perawat,

mau

mengutarakan

masalah yang

dihadapi.

diri dengan

sopan.

3 Tanyakan

nama lengkap

dan nama

panggilan

yang disukai

klien.

4 Jelaskan

tujuan

pertemuan.

5 Jujur dan

menepati janji.

6 Tunjukan

sikap empati

dan menerima

klien apa

adanya.

7 Beri perhatian

dan perhatikan

kebutuhan

dasar klien.

2 Klien dapat

mengidentifi-

kasi aspek

positif dan

kemampuan

yang

dimiliki.

2 Setelah 2 kali

interaksi klien

menyebutkan:

a. Aspek

positif dan

kemampuan

yang

dimiliki

klien.

b. Aspek

positif

keluarga.

c. Aspek

positif

lingkungan

klien.

2.1 Diskusikan

dengan klien

tentang:

a. Aspek positif

yang dimiliki

klien,

keluarga,

lingkungan.

b. Kemampuan

yang dimiliki

klien.

2.2 Bersama klien

buat daftar

tentang:

a Aspek positif

klien,

keluarga,

lingkungan

b Kemampuan

yang dimiliki

klien.

2.3 Beri pujian yang

realistis,

hindarkan

memberi

penilaian negatif.

Page 13: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

65

3 Klien dapat

menilai

kemampuan

yang dimiliki

untuk

dilaksanakan

3 Setelah 2 kali

interaksi klien

menyebutkan

kemampuan

yang dapat

dilaksanakan.

3.1 Diskusikan

dengan klien

kemampuan yang

dapat

dilaksanakan.

3.2 Diskusikan

kemampuan yang

dapat dilanjutkan

pelaksanaannya.

4 Klien dapat

merencanakan

kegiatan

sesuai dengan

kemampuan

yang dimiliki.

4 Setelah 2 kali

interaksi klien

membuat

rencana kegiatan

harian.

4.1 Rencanakan

bersama klien

aktivitas yang

dapat dilakukan

setiap hari sesuai

kemampuan

klien:

a kegiatan

mandiri.

b kegiatan

dengan

bantuan.

4.2 Tingkatkan

kegiatan sesuai

kondisi klien.

4.3 Beri contoh cara

pelaksanaan

kegiatan yang

dapat klien

lakukan.

5 Klien dapat

melakukan

kegiatan

sesuai rencana

yang dibuat.

5 Setelah 2 kali

interaksi klien

melakukan

kegiatan sesuai

jadwal yang

dibuat.

5.1 Anjurkan klien

untuk

melaksanakan

kegiatan yang

telah

direncanakan.

5.2 Pantau kegiatan

yang

dilaksanakan

klien.

5.3 Beri pujian atas

usaha yang

dilakukan klien.

5.4 Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan

kegiatan setelah

pulang.

Page 14: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

66

6 Klien dapat

memanfaatkan

sistem

pendukung

yang ada.

6 Setelah 2 kali

interaksi klien

memanfaatkan

sistem

pendukung

yang ada di

keluarga.

6.1 Beri pendidikan

kesehatan pada

keluarga tentang

cara merawat

klien dengan

harga diri rendah.

6.2 Bantu keluarga

memberikan

dukungan selama

klien di rawat.

6.3 Bantu keluarga

menyiapkan

lingkungan di

rumah.

4.6 Implementasi dan evaluasi

4.3 Tabel Implementasi dan Evaluasi

Tanggal Tindakan keperawatan Evaluasi TTD

28/01/2021

Jam

12.30 WIB

Data :

pasien mengatakan

dirinya bodoh, merasa

malu, tidak mempunyai

cita-cita yang tinggi,

pasien malas melakukan

aktivitas, pasien sering

menyendiri, kontak mata

kurang dan mengalihkan

pandangan saat

berinteraksi.

Dx kep: harga diri rendah

kronis.

Terapi keperawatan :

1 Membantu

mengidentifikasi

aspek positif yang

dimiliki pasien.

2 Membantu pasien

menilai

kemampuan yang

masih dilakukan

di RSJ.

3 Membantu klien

memilih

kemampuan yang

S:

Pasien mengatakan

berminat untuk melakukan

kegiatan seperti menata

sprei, mencuci piring dan

menyapu. Pasien juga mau

melakukan kegiatan yang

pertama yaitu menata sprei.

O :

1 Klien masih terlihat

malu dan mudah

terisnggung.

2 Kontak mata hanya

sesekali.

3 Klien mampu

mengidentifikasi

kemampuan yang

dimiliki yaitu

mengganti sprei,

mencuci piring,

menyapu, mengepel,

membersihkan WC,

mengelap meja.

4 Klien mampu

menilai kemampuan

yang masih

Page 15: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

67

akan dilatih

4 Melatih klien

melakukan

kemampuan yang

sudah dipilih

5 Menyusun jadwal

pelaksanaan

dalam rencana

harian.

RTL:

1 evaluasi SP 1

(memilih dan

mengidentifikasi

aspek positif yang

dimiliki) dan SP 2

Kegiatan ke 1

(menata sprei)

2 Lanjutkan SP 2 :

kegiatan ke 2

yang dipilih

(mencuci piring)

dilakukan di RSJ

yaitu: menata sprei,

mencuci piring dan

menyapu.

5 Klien memilih

melakukan menata

sprei terlebih dahulu.

6 Klien mampu

menata sprei dengan

rapi dan benar.

7 Klien mampu

menyusun jadwal

harian.

A: harga diri rendah kronis

masih ada.

P :

Latihan menata sprei 2x

sehari setelah bangun tidur

malam pukul 05.00 dan

setelah bangun tidur siang

pukul 13.30.

29/01/2021

Jam 11.45

WIB

Data:

Pasien mengatakan malas

berinteraksi dengan

orang lain karena minder,

kontak mata pasien

sesekali sudah ada,

pasien hanya menyendiri

di tempat tidur dan

taman.

Dx kep: harga diri rendah

kronis

Terapi keperawatan :

Melatih kemampuan

pasien yang kedua yaitu

mencuci piring.

RTL:

1 Evaluasi kegiatan

2 yaitu mencuci

piring

2 Melatih kegiatan

yang ke 3 yaitu

menyapu.

S:

pasien mengatakan merasa

senang karena dapat

melakukan kegiatan yang

masih bisa di lakukan.

O:

1 Klien sudah mampu

memulai

pembicaraan dengan

perawat dan

temannya.

2 klien mampu

melakukan kegaiatan

mencuci piring

dengan mandiri dan

menata sprei.

A:

Harga diri rendah kronis

teratasi sebgian.

P:

1 Latihan menata sprei

2x sehari setelah

bangun tidur malam

pukul 05.00 dan

setelah bangun tidur

siang pukul 13.30.

2 Latihan mencuci

Page 16: BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN

68

piring 3x sehari pada

pukul 06.15 setelah

sarapan, 11.45

setelah makan siang

dan pukul 17.30

setelah makan sore.

02/02/2021

Jam 09.30

WIB

Data:

klien mengatakan mau

melakukan kegiatan yang

sudah dijadwalkan dan

merasa senang karena

diajari melakukan

kegiatan oleh perawat,

pasien terlihat sudah siap

untuk melakukan

kegiatan yang sudah

dijadwalkan.

Dx keperawatan: Harga

diri rendah kronis

Terapi keperawatan:

Melatih kegiatan yang

ketiga yaitu menyapu.

RTL:

Evaluasi kegiatan ke 3

yang sudah dilakukan.

Nilai kemampuan yang

dapat dilakukan secara

mandiri, apakah harga

diri rendah kronis ada

perubahan.

S:

pasien mau melakukan

kegiatan yang sudah dipilih.

O:

1 Pasien dapat

merapikan tempat

tidur dan mencuci

piring secara mandiri

dan sesuai jadwal

yang sudah dibuat.

2 Pasien dengan

bantuan perawat,

mau menyapu

sebagian ruangan.

A:

Harga diri rendah kronis

teratasi

P:

1 Latihan menata sprei

2x sehari setelah

bangun tidur malam

pukul 05.00 dan

setelah bangun tidur

siang pukul 13.30.

2 Latihan mencuci

piring 3x sehari pada

pukul 06.15 setelah

sarapan, 11.45

setelah makan siang

dan pukul 17.30

setelah makan sore.

3 Latihan menyapu 1x

sehari jam 09.00.