Page 1
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IIIGRAVITY CONCENTRATION
3.1. Dulang
3.1.1. Tujuan Praktikum
1. Memahami cara kerja alat
2. Menentukan nilai recovery
3.1.2. Dasar Teori
Usaha pertambangan merupakan upaya pengolahan bahan
galian yang penuh resiko semenjak tahap eksplorasi, tahap
penambangan sampai tahap pengolahan bahan (produksi).
Pelaksanaan usaha pertambangan dimasa depan bukanlah tugas yang
mudah dan salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengembangan
sumber daya mineral sebagai sumbangan yang nyata bagi rakyat dan
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka pengolahan bahan galian perlu mengikuti prinsip-
prinsip konservasi. Dalam pelaksanaannya, dalam kaitan dengan
otonomi daerah, aparat pemerintah daerah perlu mendapatkan
bimbingan teknis, khususnya di bidang pengelolaan sumber daya
mineral (Anonim, 2013).
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam
pembangunan nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-
besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup sekitar. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan
sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian, tetapi
kegiatan – kegiatan penambangan selain menimbulkan dampak positif
juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
terutama perusahaannya, bentang alam, berubahnya estetika
lingkungan, habitat flora dan fauna menjadi rusak, penurunan kualitas
tanah, penurunan kualitas air atau penurunan permukaan air tanah,
timbulnya debu dan kebisingan.
Kelompok 5
Page 2
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan
mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber
daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah
menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang
dan menemui kriteria layak tambang.
Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya
non-hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat
beragam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan
galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit
bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain : emas, batubara,
perak, timah, dan lain-lain. Sumber daya itu diambil dan dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian
memiliki sifat khusus dibandingkan dengan sumber daya lain yaitu
biasanya disebut wasting assets atau diusahakan ditambang, maka
bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau tidak dapat diperbaharui
kembali.
Dengan kata lain industri pertambangan merupakan industri
dasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri
pertambangan akan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba
terbatas, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya.
Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usaha meningkatkan
keselamatan kerja serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Dengan demikian dalam mengelola sumberdaya mineral diperlukan
penerapan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau
dari segi teknik maupun ekonomis, agar perolehannya dapat optimal.
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang
diandalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain
mendatangkan devisa industri pertambangan juga menyedot lapangan
kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang
meliputi : eksplorasi, eksploitasi, pengolahan pemurnian,
pengangkutan mineral/ bahan tambang. Industri pertambangan selain
Kelompok 5
Page 3
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mendatangkan devisa dan menyedot lapangan kerja juga rawan
terhadap pengrusakan lingkungan.
Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan
masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi
penambangan emas tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga
membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan pengetahuan si
penambang dan juga karena tidak adanya pengawasan dari dinas
instansi terkait
Kegiatan pertambangan bahan galian berharga dari lapisan
bumi telah berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun,
konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah
skala kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah
menyebabkan skala pertambangan semakin membesar.
Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih
kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan
semakin dalam mencapai lapisan bumi jauh di bawah permukaan. Hal
ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan
yang sangat besar dan bersifat penting. Pengaruh kegiatan
pertambangan mempunyai dampak yang sangat signifikan terutama
berupa pencemaran air permukaan dan air tanah.
Dalam menjalani kehidupan sehari–hari tentunya banyak cara
yang dilakukan oleh orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu lapangan pekerjaan yang diminati oleh masyarakat adalah
menambang emas ataupun intan dengan cara mendulang.
Mendulang atau panning merupakan salah satu cara dalam
pengambilan sampel dalam eksplorasi, yaitu digunakan untuk
mengetahui jumlah penyebaran mineral berharga yang tertransportasi
oleh aliran sungai dari batuan induknya. Karena konsentrat yang dapat
terambil oleh metode panning memiliki keterbatasan, maka metode
panning tidak digunakan dalam skala besar atau skala perusahaan.
Kelompok 5
Page 4
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://gumadival.wordpress.com, 2013.Gambar 3.1.1
Perlengkapan Dulang
*Sumber : http://theshinobee.blogspot.com, 2013.Gambar 3.1.2
Dulang Tradisional
Dulang, lenggang, batea, horn, adalah alat untuk prospeksi
tradisional yang digunakan untuk menimbang mineral berat (berat jenis
> 3,00) hasil rombakan batuan secara alamiah seperti emas, intan,
kasiterit (SnO2), ilmenit (FeTiO3) dan zirkon (ZrSiO4).
Dulang berbentuk menyerupai wajan X dengan diameter bagian
atas antara 40-50 cm, kedalaman 8-15 cm dan sisinya membentuk
sudut antara 350-450 terhadap bidang datar. Batea adalah jenis lain
dari dulang yang bagian bawahnya datar atau kadang-kadang
bercekungan kecil-kecil dengan diameter bagian atsanya 40-75 cm,
sedangkan ukuran lainnya sama dengan dulang. Dulang dan batea
dapat terbuat dari kayu, logam, plastik tebal atau gelas fiber.
Dulang merupakan alat pengolahan bahan galian tradisional
dengan memanfaatkan berat jenis suatu material. Berat jenis mineral
yang dapat dilakukan proses ekstraksi menggunakan alat dulang harus
Kelompok 5
Page 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
lebih besar dari 3,00 gram. Dalam proses pendulangan mineral
berharga yang biasanya didulang adalah emas dan intan.
Pendulangan adalah salah satu metode gravity concentration yang
paling sederhana, paling murah serta sering dipakai oleh masyarakat.
Panning atau mendulang merupakan salah satu cara dalam
pengambilan sampel dalam eksplorasi. Panning memiliki keterbatsan
dalam jumlah konsentrat yang dapat terambil sehingga metode
panning tidak digunakan dalam skala besar atau skala perusahaan.
Penambangan dengan memakai dulang (panning) merupakan
suatu kegiatan pencarian secara tradisional untuk mencari endapan
berharga dalam endapan placer dimana air cukup tersedia. Endapan
berharganya berupa emas, perak dan batu-batu mulia terkonsentrasi
berbentuk lapisan-lapisan dan kantong-kantong.
Panning hanya bisa dilakukan apabila mineral berharganya
lebih berat daripada ganguenya, bila tidak produksinya akan sangat
terbatas. Panning akan berguna untuk sampling dan digunakan pada
kegiatan eksplorasi, tracing placer deposit menuju sumbernya/vein.
Pan (alat dulang) tidak dimaksudkan sebagai alat produksi
pada tambang placer / alluvial, karena berkapasitas sangat kecil, akan
tetapi dipakai secara luas untuk tujuan pencarian emas pada suatu
lapisan alluvial yang diduga banyak endapan berharga (Anonim, 2013).
Panning digunakan untuk mengetahui jumlah penyebaran
mineral berharga yang tertransportasi oleh aliran sungai dari batuan
induknya. Peta aliran sungai sangatlah penting dalam menentukan
tempat penyebaran mineral berharga. Setiap lokasi aliran sungai akan
diambil sampel menggunakan panning. Apabila hasil yang ditemukan
terdapat adanya mineral berharga maka akan terus dilakukan
penyelidikan menuju ke arah hulu sungai untuk menemukan mineral
berharganya dan akan dihentikan proses pencariannya.
Secara prinsip, kegiatan dulang merupakan pemisahan
konsentar dari tailingnya, dimana material konsentrat yang mempunyai
berat jenis lebih besar akan tertahan di bagian dasar alat dulang,
sedangkan yang lebih ringan berat jenisnya dan dianggap sebagai
tailing ikut larut bersama aliran air (Anreza, 2011).
Kelompok 5
Page 6
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Metode panning atau mendulang merupakan metode untuk
menemukan letak sumber serpihan mineral (mineral cuts = float) yang
umumnya berupa urat bijih (vein) endapan primer di tempat-tempat
yang elevasinya tinggi. Caranya adalah dengan mencari serpihan atau
potongan mineral-mineral berharga (emas, intan, kasiterit, dan lain-
lain) yang keras, tidak mudah larut dalam asam maupun basa lemah
dan memiliki berat jenis yang tinggi dimulai dari kelokan di hilir sungai.
Pada kelokan sungai sebelah dalam (lihat gambar 3.1.3) diambil
beberapa genggam endapan pasir lalu dicuci dengan dulang atau
lenggang (pan/batea/horn). Bila dari dalam dulang itu ditemukan
serpihan mineral berharga, maka pendulangan di kelokan sungai
diteruskan ke hulu sungai (lihat titik-titik A1, A2 dan A3 pada gambar di
bawah sampai serpihan mineral berharga itu tak ditemukan lagi.
Selanjutnya pencarian serpihan itu dilakukan ke kiri-kanan tepian
sungai dengan cara mendulang tumpukan pasir yang ada di tepian
sungai tersebut (Syafi’i, 2012).
*Sumber : Syafi’i, 2012. Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian.Gambar 3.1.3
Bentuk Dulang dan Serpihan Mineral pada Kelokan Sungai
Secara prinsip kegiatan dulang merupakan pemisahan
konsentrat dari tailingnya, dimana material konsentrat yang mempunyai
berat jenis lebih besar akan tertahan di bagian dasar alat dulang,
sedangkan yang lebih ringan berat jenisnya dan dianggap sebagai
tailing ikut larut bersama aliran air.
Cara tracing dengan panning sama seperti tracing float, tetapi
bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya
Kelompok 5
Page 7
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus
dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing
yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.
Macam-macam dulang adalah sebagai berikut :
a. Dulang Emas
Emas dan logam platina pada dasarnya ditemukan dalam
bentuk native dan metallic. Dulang emas adalah salah satu cara
pendulangan yang paling banyak digunakan di dunia,digunakan
secara tradisional maupun secara komersil untuk memeriksa
nilai bijih yang sedang diproses. Dulang emas hampir terdapat di
semua tempat ditemukannya emas di dunia.
Penambangan cebakan emas placer pada umumnya
tergantung pada kondisi keberadaan cebakan emas yang meliputi
jenis cebakan, ketebalan cebakan yang mengandung emas dan
kedalaman atau ketebalan tanah penutup. Kondisi cebakan emas
pada umumnya berupa endapan sungai atau jenis cebakan emas
placer, dengan ketebalan endapan yang diduga mengandung emas
kurang lebih 1 meter, dengan ketebalan tanah penutup bervariasi
dari 1 - 8 meter dari permukaan tanah. Dengan demikian, sistem
penambangan yang paling cocok untuk diterapkan adalah sistem
tambang terbuka (surface mining), walaupun pada kasus tertentu
tidak tertutup kemungkinan untuk dikombinasikan dengan sistem
tambang bawah tanah (underground mining). Sedangkan metoda
pemisahan (pengolahan) mineral yang umum diterapkan untuk
jenis endapan emas placer adalah dengan cara konsentrasi graviti,
yakni pemisahan mineral berharga (emas) atau disebut concentrate
terhadap mineral pengotornya (tailing) berdasarkan perbedaan
berat jenis (specific gravity) dan media aliran air.
Mekanisme dasar pemisahan emas dari material
pengotornya adalah perbedaan berat jenis (specifig gravity) dan
aliran atau putaran air ketika dulang digoyang-goyangkan dengan
arah memutar. Material pengotor dengan berat jenis lebih ringan
dibandingkan butiran emas (berat jenis 14 - 19) akan terlempar
keluar, sedangkan butiran emas tetap tertinggal pada dasar dulang
Kelompok 5
Page 8
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
(pan). Kelemahan cara ini adalah tingkat perolehan yang masih
rendah, walaupun proses ini sangat ditentukan oleh keterampilan
pendulang. Namun demikian, pada umumnya masih banyak butiran
emas yang halus dan berbentuk pipih ikut terbuang dengan
material pengotornya. Cara penambangan ini dapat dilakukan baik
secara individu maupun secara berkelompok, yang pada umumnya
dilakukan oleh masyarakat setempat.
*Sumber : http://www.antaranews.com, 2013.Gambar 3.1.4
Kegiatan Mendulang
Proses mendulang emas dimulai dengan mengisi alat
dulang dengan material yang hendak didulang, kemudian
goyangkan dulang ke kiri dan ke kanan di bawah aliran air.
Proses ini akan menyebabkan material yang berat akan
terendapkan di dasar dulang, sedangkan material yang lebih ringan
akan berada di permukaan sehingga akan terpisah dengan material
yang lebih berat. Hasil akhir yang didapat dari pendulangan ini
adalah emas, dan pasir sebagai tailing. Instruksi yang lebih jelas
adalah sebagai berikut :
1) Tentukan campuran material yang hendak didulang, lalu
masukkan material tersebut ke dalam dulang. Isi dulang
tersebut sampai ¾ dulang terisi. Buang batu-batu besar dalam
material tersebut, sehingga kita dapat lebih banyak menaruh
material yang lebih kecil, dan butiran emas tentunya, ke dalam
dulang.
Kelompok 5
Page 9
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.5
Proses dari Langkah Pertama
2) Pilih tempat dimana kita akan mendulang. Tempat yang paling
baik adalah dimana air kira-kira 6 inch dalamnya. Hal ini penting
agar kita bisa dengan mudah membuang keluar gangue dalam
campuran material.
3) Bawa dulang ke titik pendulangan yang sudah dipilih dan
masukkan dulang ke dalam air.
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.6
Proses dari Langkah Ketiga
4) Gunakan jari untuk meratakan material dalam dulang agar
semua material tergabung ke dalam air. Dalam langkah ini kita
bisa memisahkan lempung, moss, dirt, roots, dan sebagainya
Kelompok 5
Page 10
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
agar dulang tersebut benar-benar dipenuhi air atau seluruh
materialnya benar-benar tergabung dalam air.
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.7
Proses dari Langkah Keempat
5) Setelah material seluruhnya tergabung dalam air, goyangkan
dulang ke kiri dan ke kanan dalam keadaan tetap di bawah
permukaan air. Hal ini akan menyebabkan material terpisah di
dalam dulang dimana material yang lebih berat akan
terendapkan di dasar dulang sedangkan yang lebih ringan akan
berada di permukaan.
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.8
Proses dari Langkah Kelima
6) Keluarkan batu-batu atau material yang terangkat di permukaan
tersebut menggunakan jari tangan. Batu yang dikeluarkan
hanya batu yang berada di permukaan saja.
Kelompok 5
Page 11
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.9
Proses dari Langkah Keenam
7) Lanjutkan dengan mengulang langkah lima dan enam,
goyangkan dulang dan keluarkan batu-batu serta kerikil, sampai
material tersebut keluar dari dulang, sehingga dulang bersih
dari kerikil dan batuan.
8) Miringkan salah satu sisi dulang sehingga sisi tersebut menjadi
titik yang paling rendah. Lalu goyangkan dulang lagi ke kiri dan
ke kanan, tetap keadaan salah salah satu sisi dulang tersebut
miring. Hati-hati agar dulang tidak terlalu miring sehingga
material tidak keluar semuanya ketika dulang digoyangkan ke
kiri dan kanan.
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.10
Proses dari Langkah Kedelapan
9) Hati-hati saat memiringkan dulang ke depan atau ke belakang,
lakukan hanya di bawah permukaan air, ikuti aliran air untuk
membuang lapisan atas yang isinya material tak berharga,
Kelompok 5
Page 12
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
material yang lebih ringan akan keluar dari dulang. Sementara
itu tetap jaga material-material yang lebih berat yang tidak
tertutup material yang lebih ringan akan tidak keluar. Material
yang lebih berat biasanya berwarna lebih gelap daripada
material yang lebih ringan.
10) Setelah lapisan atas terbuang dari dulang, goyang kembali
dulang untuk mengangkat material yang lebih ringan ke atas.
Jika dilakukan terus menerus, maka material yang paling berat
akan tertinggal, diantaranya emas. Langkah ini mungkin akan
memakan waktu 5 sampai 6 detik.
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.11
Proses dari Langkah Kesepuluh
11) Setiap selesai menggoyang dulang dan membersihkan material
yang lebih ringan, miringkan kembali dulang ke posisi awal dan
goyangkan dulang kembali. Hal ini untuk menjaga agar emas
tidak tejatuh ke sisi dulang yang dimiringkan.
Kelompok 5
Page 13
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.12
Proses dari Langkah Kesebelas
12) Setelah langkah di atas selesai, lihat material yang tertinggal di
dasar dulang. Biasanya terdiri dari batu-batu ungu kecil dan
hitam, dan konsentrat pasir hitam. Pasir hitam biasanya terdiri
dari magnetit, hematit, titanium, zircon, rhodolite, monazite,
tungsten, dan kadang-kadang pirit. Dan material-material
lainnya yang mempunyai berat jenis yang tinggi, seperti emas
dan platina.
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.13
Proses dari Langkah Kedua belas
Setelah pendulangan, ada cara-cara tertentu untuk
memisahkan emas dari tailingnya, seperti pasir hitam, kerikil, dan
lain-lain. Cara pertama yaitu :
Kelompok 5
Page 14
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1) Sediakan botol sampel berukuran sedang dan corong.
2) Tuang butiran emas yang sudah didulang tadi ke dalam botol
menggunakan corong.
3) Emas akan terpisah dari pengotornya.
Cara kedua dengan menggunakan snifter bottle. Snifter
bottle tersebut ditekan sehingga akan menciptakan efek vakum,
yang menyebabkan emas akan terisap ke dalam botol. Cara ini
sangatlah mudah digunakan.
*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.14Snifter Bottle
Jika kita tidak punya snifter bottle atau corong, ada metode
lain. Basahi jari dengan ludah dan sentuhlah butiran emas di
dalam dulang dengan jari, dimana dulang tersebut terisi oleh
air. Ludah akan menyebabkan emas dan konsentrat melekat ke
jari. Namun, dibandingkan dengan metode corong tadi, metode ini
jauh lebih lambat.
Material yang mengandung emas biasanya dikumpulkan
dalam karung. Setelah dianggap cukup, karung berisi material itu
dibawa ke lokasi pendulangan. Dari proses pendulangan, akan
dipisahkan serbuk atau buliran emas. Untuk mendulang,
diperlukan air yang cukup sehingga 80 persen proses
pendulangan dilakukan di kawasan aliran sungai.
Kehadiran tailing dalam dunia pertambangan tidak bisa
dihindari, dari pengolahan yang dilakukan hanya < 3% bijih
menjadi produk dan sisanya menjadi tailing. Secara fisik komposisi
Kelompok 5
Page 15
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
tailing umumnya terdiri dari 50% fraksi pasir halus dengan
diameter 0,075 – 0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung
dengan diameter 0,075 mm.
Hal ini dapat disebabkan oleh kekerasan batuan bijih yang
menyebabkan hasil giling cenderung lebih kasar dan
mengakibatkan perolehan (recovery) menurun disertai semakin
rendahnya kandungan mineral didalam konsentrat. Kehalusan
ukuran butiran mineral juga dapat menyebabkan sulitnya tercapai
liberasi (liberation).
Proses preparasi pemisahan mineral butir merupakan
suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh untuk
dianalisis, yang metodenya disesuaikan dengan keadaan contoh
dan kepentingan.
Analisis kualitatif terhadap tipologi penambangan dalam
rangka perolehan emas menunjukkan bahwa penambangan
dengan cara pendulangan (panning) pada umumnya mempunyai
kapasitas rendah dan kurang efisien dalam menangkap emas
berbutir halus. Hanya dalam pengoperasiannya sangat sederhana
(simple), tidak mahal (murah) biayanya dan praktis konstruksinya.
Pendulangan (panning) secara luas digunakan sebagai metoda
perolehan utama dalam awal penambangan. Namun dalam
pengoperasiannya sangat terbatas, karena hanya emas berbutir
kasar saja yang dapat diperoleh, sedangkan partikel emas yang
sangat halus pada umumnya lolos bersama gravel. Hanya
sejumlah gravel yang mengandung emas dapat diproses, ini juga
tergantung pengalaman pendulang (panners). Pan (dulang)
sesungguhnya hanya cocok untuk digunakan untuk pekerjaan
yang berhubungan dengan: prospecting (pencarian emas awal
dalam penyelidikan umum), proses cleaning terhadap konsentrat
hasil roughing, atau untuk mengerjakan cebakan aluvial yang kaya
akan emas berbutir kasar atau cebakan yang lokasinya memang
terisolasi. Pendulangan masih relevan untuk diterapkan bagi para
penambang secara perseorangan, walaupun secara konseptual
masih jauh untuk memenuhi syarat konsep pengelolaan
Kelompok 5
Page 16
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pertambangan yang baik dan benar. Seperti telah dijelaskan
bahwa konsep pengelolaan pertambangan tersebut hanya cocok
bagi level perusahaan yang bermodal besar. Namun demikian,
secara organisatoris (level perusahaan) dibandingkan dengan
konsep konsentrasi graviti menjadi tidak relevan lagi, karena tanpa
perencanaan dan koordinasi yang baik dan benar, masalahnya
muncul ketika ribuan orang mendulang pada area yang relatif
terbatas, sehingga tingkat perolehan (recovery) menjadi semakin
rendah atau perolehan yang tidak merata, diantaranya disebabkan
oleh :
a) Peralatan yang digunakan oleh para penambang berupa dulang
(pan) yang terbuat dari kayu dan bahkan menggunakan wajan
(kuali) tentunya belum atau tidak memenuhi standar. Walaupun
bentuk dan ukuran bisa bervariasi, namun sebagai pembanding
bahwa standar ‘gold pan’ di Amerika misalnya, mempunyai
ukuran standar sebagai berikut: diameter bagian atas 15 - 18
inci, kedalaman lekukan (depth) 2 - 2,5 inci serta sudut
kemiringan sisi-sisinya 30 - 45o dan bahan ‘pan’ bisa terbuat
dari logam atau plastik.
b) Para penambang yang pada umumnya tidak memiliki
ketrampilan dan pengalaman mendulang, meskipun dasar
pengoperasian dulang (pan) relatif sederhana. Perolehan
pendulangan akan menjadi optimal jika material yang akan
didulang berbutir relatif seragam disamping dibutuhkan
pengalaman dan ketrampilan pendulang (penambang),
walaupun sesungguhnya dalam pengoperasiannya ketrampilan
mendulang bisa dipelajari dari para pendulang yang telah
berpengalaman.
(Syafi’i, 2012)
b. Dulang Batea
Batea adalah dulang tradisional yang pertama kali
digunakan. Batea dibuat oleh penduduk Indian Maya. Batea
mempunyai diameter 15 atau 24 inci, dan mempunyai kedalaman
6-8 inci. Batea dibuat dari kayu dan digunakan untuk mendulang
Kelompok 5
Page 17
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
emas, berlian, emerald, ruby, dan gemstone. Atau bisa juga untuk
mendulang material yang lebih berat dari pasir dan kerikil. Namun
batea susah dipakai dan sangat berat, sehingga hanya orang yang
sudah berpengalaman saja yang mudah memakainya. Batea juga
sangat mirip dengan dulang kayu yang sering kita lihat di Indonesia
seperti pada gambar di bawah ini.
*Sumber: http://www.keeneeng.com, 2013.Gambar 3.1.15
Batea
*Sumber: http://sawahanrasela.wordpress. com, 2013.Gambar 3.1.16Dulang Kayu
c. Dulang Plastik
Dulang yang paling efisien untuk pemula adalah yang
dibentuk dari plastik. Dulang plastik lebih baik dari dulang baja
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1) Dalam dulang baja terdapat karat yang bersifat
menghancurkan.
Kelompok 5
Page 18
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2) Terdapat tekstur permukaan yang bagus untuk menahan emas
lebih baik.
3) Dulang plastik lebih ringan daripada dulang baja sehingga lebih
nyaman digunakan.
4) Dulang plastik dapat dibuat hitam permanen sehingga butir
emas yang paling kecil dapat terlihat.
*Sumber: anugrahmandiritehnik.blogspot.com, 2013.Gambar 3.1.16Dulang Plastik
d. Dulang Cowhorns
Cowhorns juga digunakan untuk mendulang emas.
Cowhorn mempunyai celah panjang, lalu dihaluskan sampai
permukaannya cukup lembut . Horn berbentuk terbuka dengan
pinggan dangkal yang sesuai untuk mendulang. Di zaman
dulu pinggan emas adalah satu-satunya alat yang tersedia untuk
penyelidik dan penambang kecil untuk memisahkan emas.
Yang mana pertimbangan diatas adalah cukup untuk
menguasai dulang plastik. Tetapi masih ada keuntungan lain. Yang
dibuat dengan suatu proses injection mold, riffles dapat dengan
mudah dibentuk ke dalam suatu dulang plastik. Riffles ini dapat
menjerat banyak emas dalam suatu sluice box, dengan begitu akan
mempercepat proses pendulangan. Pekerja yang sudah
berpengalaman sering mengacu pada ini sebab mereka
mengijinkan pemula untuk mendulang dengan hampir derajat
tingkat efisiensi yang sama (Syafi’i, 2012)
Kelompok 5
Page 19
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : htt://www.keeneeng.com, 2013.Gambar 3.1.17
Dulang Cowhorns
e. Dulang Intan
Pendulangan intan salah satunya berada di Kabupaten
Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Tepatnya berada di Desa
Pumpung, Kecamataan Cempaka. Intan di daerah ini sudah
diketahui sejak abad ke- 8 oleh orang-orang Belanda yang datang
ke tanah Banjar.
Intan/berlian adalah mineral yang secara kimia merupakan
bentuk Kristal atau alotrop dari karbon. Intan terkenal memiliki sifat-
sifat fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan
kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang
membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai
penerapan di dalam dunia industri.
Pada tahun 1960 – 1970, di Kabupaten Banjar pernah
dibuka usaha pertambangan modern dengan pelaksana PT. Aneka
Tambang. Lahan garapannya mencapai wilayah 2 kecamatan,
sebagaimana pertambangan modern alat yang dipakai adalah alat
berat dan mesin-mesin bertenaga raksasa sampai keterlibatan
tenaga ahli pertambangan dari luar negeri serta karyawan yang
banyak. Tapi hasilnya tidak sebanding dengan modal yang
dikucurkan padahal cukup dapat beberapa butir intan saja maka
modal pasti kembali. Nyatanya selama sepuluh tahun itu tidak
pernah mendapatkan hasil memuaskan akhirnya usaha negara ini
Kelompok 5
Page 20
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ditutup dengan kesimpulan wilayahnya tidak layak tambang.
Sehingga para penambang kembali menggunakan cara tradisional.
Caranya yaitu material berupa pasir, batu-batuan kecil,
tanah, lumpur dan sebagainya yang telah bercampur menjadi satu
diambil dari dalam lubang galian yang dibuat dengan kedalaman
tertentu dimuat ke dalam dulang sesuai dengan kapasitas dari
setiap dulang yang digunakan, selanjutnya dulang yang telah terisi
material tersebut diputar-putar (dilenggang) dalam air sehingga
sedikit demi sedikit material dari dalam dulang terbuang keluar dari
dulang terbawa oleh pusaran air yang timbul akibat putaran
yang dilakukan. Pendulang sambil mengamati apakah terdapat
intan atau tidak secara sangat teliti. Hal tersebut dilakukan begitu
seterusnya sampai material yang berada dalam dulang terbuang
habis dari dulang.
Mendulang biasanya dilakukan secara berkelompok. Satu
kelompok biasanya terdiri dari 3-5 orang ataupun lebih. Hal ini
dilakukan karena setiap orang mempunyai tugas masing-masing
yang berbeda-beda. Ada yang bertugas membuat/menggali
lubang. Ada yang lain bertugas mengangkut material galian ke
lokasi.
*Sumber : http://www.antarafoto.com, 2013.Gambar 3.1.18
Pendulangan Intan
Dalam perhitungan hasil perolehan (recovery) dapat digunakan
rumus :
Kelompok 5
Page 21
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
R = x 100 %
Dimana :
R = Recovery
C = Konsentrat
c = Kadar Konsentrat
F = Feed
f = Kadar feed
Dalam melakukan kegiatan pendulangan tentunya akan
memiliki beberapa dampak, baik dampak negatif maupun dampak
positif, diantaranya adalah :
a. Dampak Negatif
Dampak negatif yang ditimbulkan dari aktifitas
pendulangan, yaitu :
1) Terhadap tanah karena dapat menimbulkan kerusakan tanah
berupa penurunan nilai potensial biologis dari tanah, hilangnya
lapisan tanah yang subur, dan limbah (tailing) yang akan
berpengaruh pada reaksi tanah dan komposisi tanah.
2) Pada aktivitas pendulangan semi-mekanis di sepanjang sungai
selain memacu percepatan pendangkalan, mengakibatkan
pencemaran air sungai di daerah hulu yang selama ini
menjadi satu-satunya sumber air bersih, tak bisa lagi
dimanfaatkan.
3) Memerlukan waktu yang lama serta tenaga yang besar untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Dampak Positif
Dampak positif yang ditimbulkan dari aktifitas
pendulangan, yaitu :
1) Biaya operasionalnya murah, karena hanya memerlukan
peralatan yang sederhana.
2) Membuka lapangan kerja bagi warga sekitar wilayah
pendulangan, karena akan menambah penghasilan sehari-
hari.
Kelompok 5
Page 22
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pengolahan bahan galian sering diartikan oleh banyak
pendapat, salah satu pengertian tentang pengolahan bahan galian
adalah kegiatan yang bertujuan untuk menaikkan kadar atau
mempertinggi mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai
memenuhi persyaratan untuk diperdagangkan atau dipakai sebagai
bahan baku untuk bahan industri lain. Bahan galian yang dihasilkan
dari tambang biasanya selain mengandung mineral berharga yang
diingikan juga mengandung mineral pengotor (ganggue mineral)
sehingga hasil tambang tidak bisa langsung dimanfaatkan atau
diperdagangkan. Untuk menghilangkan mineral pengotor tersebut
sehingga hasil tambang dapat dimanfaatkan atau diperdagangkan,
maka dilakukan dengan pengolahan bahan galian. Proses pemisahan
pemisahan antara mineral berharga dengan mineral-mineral pengotor
didasarkan kepada perbedaan baik fisik maupun sifat kimia antara
mineral berharga dengan mineral pengotornya.
Parameter pengolahan bahan galian secara mendasar adalah :
a. Recovery adalah perbandingan jumlah metal yang terambil dalam
pengolahan dengan berat atau metal secara keseluruhan.
b. Ratio Of Concentration adalah perbandingan besar feed dengan
besar konsentrat.
c. Kadar.
(Syafi’i, 2012)
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah dapat
diolah lebih lanjut yaitu diekstrak logamnya, maka kadar bahan galian
itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik
mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi
gravitasi dan media berat.
b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetic.
d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
(Anonim, 2013)
Pengenalan jenis mineral dapat dilakukan dengan berbagai
cara berdasarkan sifat fisik, di antaranya sifat optik, fluoresen, berat
Kelompok 5
Page 23
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
jenis dan sifat kemagnetan. Dari pengamatan secara mikroskopis akan
diketahui jenis mineral, ukuran butir, bentuk butir dan kelimpahannya.
Hasil analisis ini selanjutnya digunakan untuk memprediksi sumber
mineral (genesa dan tempat) dan menentukan kegiatan tindak lanjut
dalam eksplorasi. Selain itu, di dalam suatu kegiatan eksplorasi
endapan aluvial, preparasi dan analisis diperlukan sebagai data
pendukung dalam penghitungan sumber daya dan cadangan serta
kualitas bahan galian dalam rangka pengembangan selanjutnya.
Selama ini, acuan yang digunakan dalam preparasi dan analisis
mineral butir berasal dari berbagai sumber seperti literatur, pelatihan,
dan pengalaman yang belum dibakukan. Untuk memperoleh
kemudahan dan kesamaan pemahaman dalam melakukan preparasi
dan analisis mineral butir, perlu dibuat suatu pedoman yang bersifat
teknis sebagai acuan dalam melakukan preparasi dan analisis mineral
butir.
Analisa mineral analisis kimia dilakukan, karena material tailing
merupakan hasil proses penggilingan batuan, dimana diperkirakan
material tailing yang tidak terhancurkan secara baik masih
mengandung mineral. Analisis butir dilakukan untuk mengetahui
kandungan emas atau mineral lainnya yang telah terlepas dari batuan
asal dan berbentuk butiran.
Proses pengolahan bahan galian merupakan jembatan antara
penambangan dengan ekstrasi logam. Karena pengolahan bahan
galian mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi tentang
mineral yang terkandung dalam bahan galian sangat diperlukan
misalnya :
a. Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
b. Kadar masing-masing mineral
c. Besar kecilnya ukuran/distribusi ukuran
d. Macam dan tipe ikatan mineral dalam bahan galian
e. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral. Derajat liberasi adalah
perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurna dengan
jumlah mineral yang sama keseluruhan.
Kelompok 5
Page 24
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Selama ini, acuan yang digunakan dalam preparasi dan analisis
mineral butir berasal dari berbagai sumber seperti literatur, pelatihan,
dan pengalaman yang belum dibakukan. Untuk memperoleh
kemudahan dan kesamaan pemahaman dalam melakukan preparasi
dan analisis mineral butir, perlu dibuat suatu pedoman yang bersifat
teknis sebagai acuan dalam melakukan preparasi dan analisis mineral
butir.
Analisa mineral berupa analisis kimia dilakukan karena material
tailing merupakan hasil proses penggilingan batuan, dimana
diperkirakan material tailing yang tidak terhancurkan secara baik masih
mengandung mineral. Analisis butir dilakukan untuk mengetahui
kandungan emas atau mineral lainnya yang telah terlepas dari batuan
asal dan berbentuk butiran.
Prosedur preparasi contoh konsentrat dulang adalah sebagai
berikut :
a. Pengeringan
Contoh yang diterima dalam keadaan basah dikeringkan
terlebih dahulu di udara terbuka atau dalam oven dengan
temperatur di bawah 40oC. Sedangkan contoh yang kering dapat
langsung ditimbang.
b. Pemisahan dengan bromoform
Untuk contoh konsentrat dulang yang masih banyak
mengandung mineral ringan, dilakukan pemisahan mineral dengan
menggunakan bromoform.
c. Penimbangan
Contoh yang sudah kering ditimbang dan dicatat dalam
formulir analisis.
d. Pemisahan dengan magnet tangan
Pemisahan dengan magnet tangan dilakukan terhadap
konsentrat hasil dulang. Bertujuan untuk memisahkan mineral
berdasarkan sifat magnetnya, sehingga diperoleh fraksi strong
magnetic, medium magnetic dan non-magnetic (sisa magnet).
Untuk penentuan derajat kemagnetan cukup dilakukan pemisahan
strong magnetic (mineral magnetit) dari contoh.
Kelompok 5
Page 25
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Penimbangan
Penimbangan dilakukan terhadap setiap fraksi hasil
pemisahan magnet tangan dan dicatat dalam formulir data analisis.
Kelompok 5
Page 26
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.1.3. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum dulang, yaitu :
1) Dulangan
Dulangan adalah alat yang berfungsi sebagai alat untuk
memisahkan butiran konsentrat dengan tailingnya.
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.18
Dulangan
2) Bak Air
Bak air adalah alat yang digunakan sebagai tempat
untuk melakukan proses pendulangan.
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.19
Bak Air
Kelompok 5
Page 27
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3) Timbangan
Timbangan adalah alat yang berfungsi sebagai
penimbang massa material sebelum dan sesudah proses
dulang (panning).
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.20
Timbangan
4) Alat Tulis
Alat tulis merupakan alat yang berfungsi untuk mencatat
data yang didapat.
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.21
Alat Tulis
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini,
adalah sebagai berikut :
Kelompok 5
Page 28
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1) Pasir Besi
Material pasir besi adalah material yang akan diuji dan
didulang serta sebagai konsentrat yang kemudian akan dihitung
recoverynya.
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.22
Pasir Besi
2) Pasir Kuarsa
Material pasir kuarsa adalah sebagai material pengotor
(tailing).
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.23Pasir Kuarsa
3) Air
Air berfungsi sebagai alat bantu untuk memisah material
saat preoses pendulangan.
Kelompok 5
Page 29
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.24
Air
3.1.4. Prosedur Percobaan
Kelompok 5
Page 30
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Prosedur percobaan pendulangan ini adalah :
a. Menimbang konsentrat.
b. Menyiapkan material lain pada tempat terpisah.
c. Mencampurkan dengan material lain setelah mengetahui berat
konsentrat.
d. Menyiapkan bak penampungan serta memberi lapisan terpal agar
air dapat tertampung dengan baik.
e. Mengisi bak yang telah disiapkan tadi dengan air dengan perkiraan
ketinggian air tersebut sebesar 50 cm.
f. Melakukan pengecekan terpal dan memastikan tidak ada air yang
keluar dalam jumlah yang cukup besar.
g. Menyediakan alat dulang setelah semua siap.
h. Memasukkan campuran konsentrat dengan material lain ke dalam
alat dulang.
i. Melakukan penetrasi memutar dengan memberikan campuran air
yang telah tersedia pada bak penampungan tersebut.
j. Melakukan penetrasi tersebut sampai ada proses pemisahan
antara material dengan konsentrat.
k. Menyisihkan material yang sudah terpisah dengan konsentrat agar
tidak mengganggu proses pemisahan material yang lain yang
belum terpisahkan.
l. Mengambil dan kemudian mengeringkan konsentrat setelah bersih
dari material pengotor.
m. Melakukan analisa dengan mengukur berat hasil dari aliran
konsentrat.
n. Mencatat hasil analisa, selanjutnya melakukan perhitungan
recovery dengan menggunakan rumus yang ada.
3.1.5. Data Hasil Pengamatan
Kelompok 5
Page 31
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Berdasarkan hasil percobaan dulang atau panning yang telah
dilakukan, maka yang diperoleh adalah konsentrat sebesar 81,03
gram.
3.1.6. Perhitungan
Diketahui : Feed (umpan) = 2081,03 gram (F)
Kadar feed = 0,5960 % (f)
Konsentrat = 81,03 gram (C)
Kadar konsentrat = 15% (c)
Ditanya : Recovery =……?
Jawab : R = Cc x 100%
Ff
= 81,03 gram x 15% x 100%
2081,03 gram x 0,5960%
= 97,99 %
Jadi, nilai recovery dari percobaan dulang yang telah dilakukan adalah
97,99%.
3.1.7. Pembahasan
Kelompok 5
Page 32
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pada praktikum pengolahan bahan galian kali ini, praktikum
yang dialakukan adalah mendulang dengan menggunakan alat dulang.
Dulang merupakan sebuah alat sederhana yang digunakan untuk
memisahkan konsentrat dari material pengotornya (tailing). Material
yang digunakan berupa pasir besi atau puya sebagai konsentrat dan
bahan campuran berupa pasir halus yang berfungsi sebagai material
pengotor (tailing). Sebelum melakukan proses pendulangan, material
konsentrat dengan tailingnya haruslah ditimbang masing-masing untuk
mengetahui berat keringnya. Kemudian setelah diketahui beratnya
masing-masing, konsentrat dan tailing dicampur agar sama rata dan
menyatu (homogen).
Maksud dari praktikum kali ini adalah untuk memisahkan
material berharga dengan material pengotornya yang berupa pasir
puya sebagai konsentrat dan pasir halus sebagai material pengotornya.
Mendulang adalah kegiatan atau proses pemisahan konsentrat
dengan pengotornya berdasarkan berat jenis. Konsentrat memiliki
berat jenis lebih besar dibandingkan pengotor, sehingga pada
prosesnya berat jenis yang lebih besar akan berada di dasar dulang
dan pengotor akan ikut larut bersama air pada saat dilakukan gerakan
memutar di bak yang sudah disediakan air setinggi lebih kurang 50 cm.
Konsentrat merupakan material berharga yang diperoleh dari
proses ekstraksi kumpulan mineral-mineral, dengan kata lain
konsentrat adalah material yang dicari dalam proses pengolahan
bahan galian. Mineral konsentrat pada umumnya memiliki berat jenis
lebih besar dari pengotornya. Konsentrat dulang adalah fraksi bernilai
atau berharga berupa bijih (mineral berat) yang tertinggal pada alat
dulang dalam suatu proses pendulangan. Konsentrat yang digunakan
pada percobaan ini adalah puya, sedangkan pengotornya adalah pasir.
Proses dulang itu sendiri dimulai dengan memasukkan bahan-
bahan campuran berupa campuran pasir halus dan puya ke dalam alat
dulang. Kemudian memasukkan air secara horizontal sampai bak air
terisi air dengan ketinggian air kurang lebih 50 cm atau memumgkinkan
untuk dilakukan pendulangan. Setelah itu, dilanjutkan dengan
memutar-mutar alat dulang searah ataupun berlawanan arah putaran
Kelompok 5
Page 33
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
jarum jam. Proses pendulangan dilakukan dengan cara menggoyang-
goyangkan alat dulang dengan aliran air horizontal secara merata
sambil sesekali diaduk-aduk pada campuran material agar terpisahkan
antara konsentrat dengan tailingnya. Hal ini sesuai dengan konsep
dasar dari dulang atau panning itu sendiri yaitu untuk memisahkan
antara unsur konsentrat dengan tailing dengan menggunakan aliran air
horizontal dengan menggunakan gaya sentrifugal dan perbedaan berat
jenis antara unsur konsentrat yang lebih besar dengan unsur tailing
yang lebih ringan.
Pada saat proses pendulangan, unsur konsentrat atau pasir
besi berada pada dasar alat dulang dan pengotor atau tailing yaitu
pasir halus berada di atas konsentrat karena perbedaan massa
jenisnya. Puya atau pasir besi berwarna hitam sedangkan pasir halus
berwarna kuning-kecoklatan sehingga dengan mudah dapat
membedakan antara keduanya dalam proses pendulangan atau
panning.
Setelah proses dulang selesai dilakukan, proses selanjutnya
adalah menimbang puya atau konsentrat yang didapat pada proses
pendulangan. Namun, konsentrat tadi tidak bisa langsung ditimbang
pada alat timbangan karena massa dari konsentrat masih bercampur
dengan massa air. Oleh karena itu, konsentrat harus dikeringkan
terlebih dahulu. Proses pengeringan ini dilakukan dengan cara
memasukkan konsentrat ke dalam pemanas (oven) agar kandungan air
dalam konsentrat menguap. Proses pengeringan dari konsentrat
berlangsung kurang lebih 15-20 menit. Setelah proses pengeringan
selesai, konsentrat kemudian ditimbang menggunakan timbangan
digital.
Dari praktikum ini, tentunya dapat dikenal apa yang dimaksud
dengan recovery. Pada proses pendulangan yang dilakukan,
didapatkan hasil atau recovery sebesar 97,99%. Recovery yang
didapat tidak sampai 100% karena pada saat pendulangan
berlangsung, banyak pasir puya yang ikut terlarut bersama pengotor.
Dari hasil percobaan dulang, didapatkan konsentrat sebesar
81,03 gram dengan kadar konsentrat 15% dan umpan atau feed
Kelompok 5
Page 34
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
sebesar 2081,03 gram dengan kadar feed 0,5960 %. Dari hasil
perhitungan, nilai dari recovery yang tidak mencapai 100%, maka
dapat dikatakan bahwa karena adanya tingkat ketelitian yang kurang
pada saat melakukan proses pendulangan atau panning.
Pada percobaan ini dilakukan pula perhitungan waktu lamanya
mendulang. Lama waktu disini tidak berpengaruh dalam perhitungan
recovery. Hanya saja lama waktu kita mendulang dihitung untuk
mengetahui efisiensi kerja kita saat sedang melakukan percobaan
mendulang.
Jadi pada proses pendulangan yang perlu diperhatikan adalah
penguasaan alat dulang, ketelitian pada saat mendulang dan juga
kekentalan air (viskositas air) yang digunakan untuk meendulang. Jika
faktor tersebut dilakukan dengan baik maka hasil recovery yang
diperoleh hampir atau boleh dikatakan sempurna.
Tinggi dari bak air yang digunakan dalam proses pendulangan
juga harus diperhatikan. Hal ini berpengaruh terhadap posisi praktikan
pada saat melakukan percobaan mendulang. Semakin ideal tinggi bak
air yang digunakan, maka proses pendulangan pun dapat terlaksanan
dengan baik dan lancar.
Yang juga perlu diperhatikan yaitu penguasaan alat dulang,
ketelitian pada saat mendulang, juga kekentalan air yang digunakan
pada saat mendulang. Jika faktor-faktor tersebut dapat dilakukan
dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan hasil recovery
mendekati hasil yang sempurna.
3.1.8. Penutup
a. Kesimpulan
Kelompok 5
Page 35
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kesimpulan yang didapat pada percobaan ini adalah :
1) Dulang atau panning merupakan alat pengolahan secara
tradisional yang digunakan untuk memisahkan konsentrat
dengan tailing atau pengotornya dengan menggunakan aliran
air horizontal, dimana material yang memiliki massa jenis yang
lebih berat akan tertahan di dasar dulang dan material yang
lebih ringan akan ikut terlarut bersama aliran air. Metode ini
sangat banyak digunakan pada pertambangan rakyat karena
ekonomis dan terjangkau.
2) Faktor-faktor dalam memperoleh hasil dulang ada tiga macam,
yaitu cara pendulangan, jenis material yang didulang, dan
tingkat kejernihan air yang dipakai.
3) Konsentrat yang didapat adalah sebanyak 81,03 gram.
4) Nilai recovery yang didapat adalah 97,99%. Penyebab utama
kurangnya perolehan yang didapat adalah oleh karena human
error atau ketidaktelitian pada saat mendulang.
5) Material-material yang biasanya menggunakan peralatan
dulang antara lain emas, intan dan pasir besi.
b. Saran
1) Diharapkan pada saat sebelum praktikum dimulai, alat-alat dan
kelengkapan yang akan dipergunakan terlebih dahulu disiapkan
agar bisa menggunakan waktu dengan efisien.
2) Proses pendulangan hendakanya dilakukan sesuai dengan
prosedur yang ada.
3) Setelah praktikum selesai, alat-alat dan kelengkapan
dibersihkan dan dibereskan secara bersama.
Kelompok 5