Top Banner
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB III GRAVITY CONCENTRATION 3.1.Dulang 3.1.1. Tujuan Praktikum 1. Memahami cara kerja alat 2. Menentukan nilai recovery 3.1.2. Dasar Teori Usaha pertambangan merupakan upaya pengolahan bahan galian yang penuh resiko semenjak tahap eksplorasi, tahap penambangan sampai tahap pengolahan bahan (produksi). Pelaksanaan usaha pertambangan dimasa depan bukanlah tugas yang mudah dan salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengembangan sumber daya mineral sebagai sumbangan yang nyata bagi rakyat dan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pengolahan bahan galian perlu mengikuti prinsip- prinsip konservasi. Dalam pelaksanaannya, dalam kaitan dengan otonomi daerah, aparat pemerintah daerah perlu mendapatkan bimbingan teknis, khususnya di bidang pengelolaan sumber daya mineral (Anonim, 2013). Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk Kelompok 5
48

bab 3

Apr 08, 2016

Download

Documents

Heather Nichols

pbg
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IIIGRAVITY CONCENTRATION

3.1. Dulang

3.1.1. Tujuan Praktikum

1. Memahami cara kerja alat

2. Menentukan nilai recovery

3.1.2. Dasar Teori

Usaha pertambangan merupakan upaya pengolahan bahan

galian yang penuh resiko semenjak tahap eksplorasi, tahap

penambangan sampai tahap pengolahan bahan (produksi).

Pelaksanaan usaha pertambangan dimasa depan bukanlah tugas yang

mudah dan salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengembangan

sumber daya mineral sebagai sumbangan yang nyata bagi rakyat dan

pembangunan nasional yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal

tersebut, maka pengolahan bahan galian perlu mengikuti prinsip-

prinsip konservasi. Dalam pelaksanaannya, dalam kaitan dengan

otonomi daerah, aparat pemerintah daerah perlu mendapatkan

bimbingan teknis, khususnya di bidang pengelolaan sumber daya

mineral (Anonim, 2013).

Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam

pembangunan nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-

besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan hidup sekitar. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan

sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian, tetapi

kegiatan – kegiatan penambangan selain menimbulkan dampak positif

juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

terutama perusahaannya, bentang alam, berubahnya estetika

lingkungan, habitat flora dan fauna menjadi rusak, penurunan kualitas

tanah, penurunan kualitas air atau penurunan permukaan air tanah,

timbulnya debu dan kebisingan.

Kelompok 5

Page 2: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan

mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber

daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah

menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang

dan menemui kriteria layak tambang.

Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya

non-hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat

beragam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan

galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit

bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain : emas, batubara,

perak, timah, dan lain-lain. Sumber daya itu diambil dan dimanfaatkan

untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian

memiliki sifat khusus dibandingkan dengan sumber daya lain yaitu

biasanya disebut wasting assets atau diusahakan ditambang, maka

bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau tidak dapat diperbaharui

kembali.

Dengan kata lain industri pertambangan merupakan industri

dasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri

pertambangan akan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba

terbatas, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya.

Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usaha meningkatkan

keselamatan kerja serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Dengan demikian dalam mengelola sumberdaya mineral diperlukan

penerapan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau

dari segi teknik maupun ekonomis, agar perolehannya dapat optimal.

Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang

diandalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain

mendatangkan devisa industri pertambangan juga menyedot lapangan

kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber Pendapatan

Asli Daerah (PAD).

Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang

meliputi : eksplorasi, eksploitasi, pengolahan pemurnian,

pengangkutan mineral/ bahan tambang. Industri pertambangan selain

Kelompok 5

Page 3: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

mendatangkan devisa dan menyedot lapangan kerja juga rawan

terhadap pengrusakan lingkungan.

Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan

masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi

penambangan emas tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga

membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan pengetahuan si

penambang dan juga karena tidak adanya pengawasan dari dinas

instansi terkait

Kegiatan pertambangan bahan galian berharga dari lapisan

bumi telah berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun,

konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah

skala kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah

menyebabkan skala pertambangan semakin membesar.

Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih

kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan

semakin dalam mencapai lapisan bumi jauh di bawah permukaan. Hal

ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan

yang sangat besar dan bersifat penting. Pengaruh kegiatan

pertambangan mempunyai dampak yang sangat signifikan terutama

berupa pencemaran air permukaan dan air tanah.

Dalam menjalani kehidupan sehari–hari tentunya banyak cara

yang dilakukan oleh orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu lapangan pekerjaan yang diminati oleh masyarakat adalah

menambang emas ataupun intan dengan cara mendulang.

Mendulang atau panning merupakan salah satu cara dalam

pengambilan sampel dalam eksplorasi, yaitu digunakan untuk

mengetahui jumlah penyebaran mineral berharga yang tertransportasi

oleh aliran sungai dari batuan induknya. Karena konsentrat yang dapat

terambil oleh metode panning memiliki keterbatasan, maka metode

panning tidak digunakan dalam skala besar atau skala perusahaan.

Kelompok 5

Page 4: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : http://gumadival.wordpress.com, 2013.Gambar 3.1.1

Perlengkapan Dulang

*Sumber : http://theshinobee.blogspot.com, 2013.Gambar 3.1.2

Dulang Tradisional

Dulang, lenggang, batea, horn, adalah alat untuk prospeksi

tradisional yang digunakan untuk menimbang mineral berat (berat jenis

> 3,00) hasil rombakan batuan secara alamiah seperti emas, intan,

kasiterit (SnO2), ilmenit (FeTiO3) dan zirkon (ZrSiO4).

Dulang berbentuk menyerupai wajan X dengan diameter bagian

atas antara 40-50 cm, kedalaman 8-15 cm dan sisinya membentuk

sudut antara 350-450 terhadap bidang datar. Batea adalah jenis lain

dari dulang yang bagian bawahnya datar atau kadang-kadang

bercekungan kecil-kecil dengan diameter bagian atsanya 40-75 cm,

sedangkan ukuran lainnya sama dengan dulang. Dulang dan batea

dapat terbuat dari kayu, logam, plastik tebal atau gelas fiber.

Dulang merupakan alat pengolahan bahan galian tradisional

dengan memanfaatkan berat jenis suatu material. Berat jenis mineral

yang dapat dilakukan proses ekstraksi menggunakan alat dulang harus

Kelompok 5

Page 5: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

lebih besar dari 3,00 gram. Dalam proses pendulangan mineral

berharga yang biasanya didulang adalah emas dan intan.

Pendulangan adalah salah satu metode gravity concentration yang

paling sederhana, paling murah serta sering dipakai oleh masyarakat.

Panning atau mendulang merupakan salah satu cara dalam

pengambilan sampel dalam eksplorasi. Panning memiliki keterbatsan

dalam jumlah konsentrat yang dapat terambil sehingga metode

panning tidak digunakan dalam skala besar atau skala perusahaan.

Penambangan dengan memakai dulang (panning) merupakan

suatu kegiatan pencarian secara tradisional untuk mencari endapan

berharga dalam endapan placer dimana air cukup tersedia. Endapan

berharganya berupa emas, perak dan batu-batu mulia terkonsentrasi

berbentuk lapisan-lapisan dan kantong-kantong.

Panning hanya bisa dilakukan apabila mineral berharganya

lebih berat daripada ganguenya, bila tidak produksinya akan sangat

terbatas. Panning akan berguna untuk sampling dan digunakan pada

kegiatan eksplorasi, tracing placer deposit menuju sumbernya/vein.

Pan (alat dulang) tidak dimaksudkan sebagai alat produksi

pada tambang placer / alluvial, karena berkapasitas sangat kecil, akan

tetapi dipakai secara luas untuk tujuan pencarian emas pada suatu

lapisan alluvial yang diduga banyak endapan berharga (Anonim, 2013).

Panning digunakan untuk mengetahui jumlah penyebaran

mineral berharga yang tertransportasi oleh aliran sungai dari batuan

induknya. Peta aliran sungai sangatlah penting dalam menentukan

tempat penyebaran mineral berharga. Setiap lokasi aliran sungai akan

diambil sampel menggunakan panning. Apabila hasil yang ditemukan

terdapat adanya mineral berharga maka akan terus dilakukan

penyelidikan menuju ke arah hulu sungai untuk menemukan mineral

berharganya dan akan dihentikan proses pencariannya.

Secara prinsip, kegiatan dulang merupakan pemisahan

konsentar dari tailingnya, dimana material konsentrat yang mempunyai

berat jenis lebih besar akan tertahan di bagian dasar alat dulang,

sedangkan yang lebih ringan berat jenisnya dan dianggap sebagai

tailing ikut larut bersama aliran air (Anreza, 2011).

Kelompok 5

Page 6: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Metode panning atau mendulang merupakan metode untuk

menemukan letak sumber serpihan mineral (mineral cuts = float) yang

umumnya berupa urat bijih (vein) endapan primer di tempat-tempat

yang elevasinya tinggi. Caranya adalah dengan mencari serpihan atau

potongan mineral-mineral berharga (emas, intan, kasiterit, dan lain-

lain) yang keras, tidak mudah larut dalam asam maupun basa lemah

dan memiliki berat jenis yang tinggi dimulai dari kelokan di hilir sungai.

Pada kelokan sungai sebelah dalam (lihat gambar 3.1.3) diambil

beberapa genggam endapan pasir lalu dicuci dengan dulang atau

lenggang (pan/batea/horn). Bila dari dalam dulang itu ditemukan

serpihan mineral berharga, maka pendulangan di kelokan sungai

diteruskan ke hulu sungai (lihat titik-titik A1, A2 dan A3 pada gambar di

bawah sampai serpihan mineral berharga itu tak ditemukan lagi.

Selanjutnya pencarian serpihan itu dilakukan ke kiri-kanan tepian

sungai dengan cara mendulang tumpukan pasir yang ada di tepian

sungai tersebut (Syafi’i, 2012).

*Sumber : Syafi’i, 2012. Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian.Gambar 3.1.3

Bentuk Dulang dan Serpihan Mineral pada Kelokan Sungai

Secara prinsip kegiatan dulang merupakan pemisahan

konsentrat dari tailingnya, dimana material konsentrat yang mempunyai

berat jenis lebih besar akan tertahan di bagian dasar alat dulang,

sedangkan yang lebih ringan berat jenisnya dan dianggap sebagai

tailing ikut larut bersama aliran air.

Cara tracing dengan panning sama seperti tracing float, tetapi

bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya

Kelompok 5

Page 7: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus

dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing

yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.

Macam-macam dulang adalah sebagai berikut :

a. Dulang Emas

Emas dan logam platina pada dasarnya ditemukan dalam

bentuk native dan metallic. Dulang emas adalah salah satu cara

pendulangan yang paling banyak digunakan di dunia,digunakan

secara tradisional maupun secara komersil untuk memeriksa

nilai bijih yang sedang diproses. Dulang emas hampir terdapat di

semua tempat ditemukannya emas di dunia.

Penambangan cebakan emas placer pada umumnya

tergantung pada kondisi keberadaan cebakan emas yang meliputi

jenis cebakan, ketebalan cebakan yang mengandung emas dan

kedalaman atau ketebalan tanah penutup. Kondisi cebakan emas

pada umumnya berupa endapan sungai atau jenis cebakan emas

placer, dengan ketebalan endapan yang diduga mengandung emas

kurang lebih 1 meter, dengan ketebalan tanah penutup bervariasi

dari 1 - 8 meter dari permukaan tanah. Dengan demikian, sistem

penambangan yang paling cocok untuk diterapkan adalah sistem

tambang terbuka (surface mining), walaupun pada kasus tertentu

tidak tertutup kemungkinan untuk dikombinasikan dengan sistem

tambang bawah tanah (underground mining). Sedangkan metoda

pemisahan (pengolahan) mineral yang umum diterapkan untuk

jenis endapan emas placer adalah dengan cara konsentrasi graviti,

yakni pemisahan mineral berharga (emas) atau disebut concentrate

terhadap mineral pengotornya (tailing) berdasarkan perbedaan

berat jenis (specific gravity) dan media aliran air.

Mekanisme dasar pemisahan emas dari material

pengotornya adalah perbedaan berat jenis (specifig gravity) dan

aliran atau putaran air ketika dulang digoyang-goyangkan dengan

arah memutar. Material pengotor dengan berat jenis lebih ringan

dibandingkan butiran emas (berat jenis 14 - 19) akan terlempar

keluar, sedangkan butiran emas tetap tertinggal pada dasar dulang

Kelompok 5

Page 8: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

(pan). Kelemahan cara ini adalah tingkat perolehan yang masih

rendah, walaupun proses ini sangat ditentukan oleh keterampilan

pendulang. Namun demikian, pada umumnya masih banyak butiran

emas yang halus dan berbentuk pipih ikut terbuang dengan

material pengotornya. Cara penambangan ini dapat dilakukan baik

secara individu maupun secara berkelompok, yang pada umumnya

dilakukan oleh masyarakat setempat.

*Sumber : http://www.antaranews.com, 2013.Gambar 3.1.4

Kegiatan Mendulang

Proses mendulang emas dimulai dengan mengisi alat

dulang dengan material yang hendak didulang, kemudian

goyangkan dulang ke kiri dan ke kanan di bawah aliran air.

Proses ini akan menyebabkan material yang berat akan

terendapkan di dasar dulang, sedangkan material yang lebih ringan

akan berada di permukaan sehingga akan terpisah dengan material

yang lebih berat. Hasil akhir yang didapat dari pendulangan ini

adalah emas, dan pasir sebagai tailing. Instruksi yang lebih jelas

adalah sebagai berikut :

1) Tentukan campuran material yang hendak didulang, lalu

masukkan material tersebut ke dalam dulang. Isi dulang

tersebut sampai ¾ dulang terisi. Buang batu-batu besar dalam

material tersebut, sehingga kita dapat lebih banyak menaruh

material yang lebih kecil, dan butiran emas tentunya, ke dalam

dulang.

Kelompok 5

Page 9: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.5

Proses dari Langkah Pertama

2) Pilih tempat dimana kita akan mendulang. Tempat yang paling

baik adalah dimana air kira-kira 6 inch dalamnya. Hal ini penting

agar kita bisa dengan mudah membuang keluar gangue dalam

campuran material.

3) Bawa dulang ke titik pendulangan yang sudah dipilih dan

masukkan dulang ke dalam air.

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.6

Proses dari Langkah Ketiga

4) Gunakan jari untuk meratakan material dalam dulang agar

semua material tergabung ke dalam air. Dalam langkah ini kita

bisa memisahkan lempung, moss, dirt, roots, dan sebagainya

Kelompok 5

Page 10: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

agar dulang tersebut benar-benar dipenuhi air atau seluruh

materialnya benar-benar tergabung dalam air.

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.7

Proses dari Langkah Keempat

5) Setelah material seluruhnya tergabung dalam air, goyangkan

dulang ke kiri dan ke kanan dalam keadaan tetap di bawah

permukaan air. Hal ini akan menyebabkan material terpisah di

dalam dulang dimana material yang lebih berat akan

terendapkan di dasar dulang sedangkan yang lebih ringan akan

berada di permukaan.

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.8

Proses dari Langkah Kelima

6) Keluarkan batu-batu atau material yang terangkat di permukaan

tersebut menggunakan jari tangan. Batu yang dikeluarkan

hanya batu yang berada di permukaan saja.

Kelompok 5

Page 11: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.9

Proses dari Langkah Keenam

7) Lanjutkan dengan mengulang langkah lima dan enam,

goyangkan dulang dan keluarkan batu-batu serta kerikil, sampai

material tersebut keluar dari dulang, sehingga dulang bersih

dari kerikil dan batuan.

8) Miringkan salah satu sisi dulang sehingga sisi tersebut menjadi

titik yang paling rendah. Lalu goyangkan dulang lagi ke kiri dan

ke kanan, tetap keadaan salah salah satu sisi dulang tersebut

miring. Hati-hati agar dulang tidak terlalu miring sehingga

material tidak keluar semuanya ketika dulang digoyangkan ke

kiri dan kanan.

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.10

Proses dari Langkah Kedelapan

9) Hati-hati saat memiringkan dulang ke depan atau ke belakang,

lakukan hanya di bawah permukaan air, ikuti aliran air untuk

membuang lapisan atas yang isinya material tak berharga,

Kelompok 5

Page 12: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

material yang lebih ringan akan keluar dari dulang. Sementara

itu tetap jaga material-material yang lebih berat yang tidak

tertutup material yang lebih ringan akan tidak keluar. Material

yang lebih berat biasanya berwarna lebih gelap daripada

material yang lebih ringan.

10) Setelah lapisan atas terbuang dari dulang, goyang kembali

dulang untuk mengangkat material yang lebih ringan ke atas.

Jika dilakukan terus menerus, maka material yang paling berat

akan tertinggal, diantaranya emas. Langkah ini mungkin akan

memakan waktu 5 sampai 6 detik.

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.11

Proses dari Langkah Kesepuluh

11) Setiap selesai menggoyang dulang dan membersihkan material

yang lebih ringan, miringkan kembali dulang ke posisi awal dan

goyangkan dulang kembali. Hal ini untuk menjaga agar emas

tidak tejatuh ke sisi dulang yang dimiringkan.

Kelompok 5

Page 13: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.12

Proses dari Langkah Kesebelas

12) Setelah langkah di atas selesai, lihat material yang tertinggal di

dasar dulang. Biasanya terdiri dari batu-batu ungu kecil dan

hitam, dan konsentrat pasir hitam. Pasir hitam biasanya terdiri

dari magnetit, hematit, titanium, zircon, rhodolite, monazite,

tungsten, dan kadang-kadang pirit. Dan material-material

lainnya yang mempunyai berat jenis yang tinggi, seperti emas

dan platina.

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.13

Proses dari Langkah Kedua belas

Setelah pendulangan, ada cara-cara tertentu untuk

memisahkan emas dari tailingnya, seperti pasir hitam, kerikil, dan

lain-lain. Cara pertama yaitu :

Kelompok 5

Page 14: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Sediakan botol sampel berukuran sedang dan corong.

2) Tuang butiran emas yang sudah didulang tadi ke dalam botol

menggunakan corong.

3) Emas akan terpisah dari pengotornya.

Cara kedua dengan menggunakan snifter bottle. Snifter

bottle tersebut ditekan sehingga akan menciptakan efek vakum,

yang menyebabkan emas akan terisap ke dalam botol. Cara ini

sangatlah mudah digunakan.

*Sumber : http://www.hargaemas.com, 2013.Gambar 3.1.14Snifter Bottle

Jika kita tidak punya snifter bottle atau corong, ada metode

lain. Basahi jari dengan ludah dan sentuhlah butiran emas di

dalam dulang dengan jari, dimana dulang tersebut terisi oleh

air. Ludah akan menyebabkan emas dan konsentrat melekat ke

jari. Namun, dibandingkan dengan metode corong tadi, metode ini

jauh lebih lambat.

Material yang mengandung emas biasanya dikumpulkan

dalam karung. Setelah dianggap cukup, karung berisi material itu

dibawa ke lokasi pendulangan. Dari proses pendulangan, akan

dipisahkan serbuk atau buliran emas. Untuk mendulang,

diperlukan air yang cukup sehingga 80 persen proses

pendulangan dilakukan di kawasan aliran sungai.

Kehadiran tailing dalam dunia pertambangan tidak bisa

dihindari, dari pengolahan yang dilakukan hanya < 3% bijih

menjadi produk dan sisanya menjadi tailing. Secara fisik komposisi

Kelompok 5

Page 15: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

tailing umumnya terdiri dari 50% fraksi pasir halus dengan

diameter 0,075 – 0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung

dengan diameter 0,075 mm.

Hal ini dapat disebabkan oleh kekerasan batuan bijih yang

menyebabkan hasil giling cenderung lebih kasar dan

mengakibatkan perolehan (recovery) menurun disertai semakin

rendahnya kandungan mineral didalam konsentrat. Kehalusan

ukuran butiran mineral juga dapat menyebabkan sulitnya tercapai

liberasi (liberation).

Proses preparasi pemisahan mineral butir merupakan

suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh untuk

dianalisis, yang metodenya disesuaikan dengan keadaan contoh

dan kepentingan.

Analisis kualitatif terhadap tipologi penambangan dalam

rangka perolehan emas menunjukkan bahwa penambangan

dengan cara pendulangan (panning) pada umumnya mempunyai

kapasitas rendah dan kurang efisien dalam menangkap emas

berbutir halus. Hanya dalam pengoperasiannya sangat sederhana

(simple), tidak mahal (murah) biayanya dan praktis konstruksinya.

Pendulangan (panning) secara luas digunakan sebagai metoda

perolehan utama dalam awal penambangan. Namun dalam

pengoperasiannya sangat terbatas, karena hanya emas berbutir

kasar saja yang dapat diperoleh, sedangkan partikel emas yang

sangat halus pada umumnya lolos bersama gravel. Hanya

sejumlah gravel yang mengandung emas dapat diproses, ini juga

tergantung pengalaman pendulang (panners). Pan (dulang)

sesungguhnya hanya cocok untuk digunakan untuk pekerjaan

yang berhubungan dengan: prospecting (pencarian emas awal

dalam penyelidikan umum), proses cleaning terhadap konsentrat

hasil roughing, atau untuk mengerjakan cebakan aluvial yang kaya

akan emas berbutir kasar atau cebakan yang lokasinya memang

terisolasi. Pendulangan masih relevan untuk diterapkan bagi para

penambang secara perseorangan, walaupun secara konseptual

masih jauh untuk memenuhi syarat konsep pengelolaan

Kelompok 5

Page 16: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

pertambangan yang baik dan benar. Seperti telah dijelaskan

bahwa konsep pengelolaan pertambangan tersebut hanya cocok

bagi level perusahaan yang bermodal besar. Namun demikian,

secara organisatoris (level perusahaan) dibandingkan dengan

konsep konsentrasi graviti menjadi tidak relevan lagi, karena tanpa

perencanaan dan koordinasi yang baik dan benar, masalahnya

muncul ketika ribuan orang mendulang pada area yang relatif

terbatas, sehingga tingkat perolehan (recovery) menjadi semakin

rendah atau perolehan yang tidak merata, diantaranya disebabkan

oleh :

a) Peralatan yang digunakan oleh para penambang berupa dulang

(pan) yang terbuat dari kayu dan bahkan menggunakan wajan

(kuali) tentunya belum atau tidak memenuhi standar. Walaupun

bentuk dan ukuran bisa bervariasi, namun sebagai pembanding

bahwa standar ‘gold pan’ di Amerika misalnya, mempunyai

ukuran standar sebagai berikut: diameter bagian atas 15 - 18

inci, kedalaman lekukan (depth) 2 - 2,5 inci serta sudut

kemiringan sisi-sisinya 30 - 45o dan bahan ‘pan’ bisa terbuat

dari logam atau plastik.

b) Para penambang yang pada umumnya tidak memiliki

ketrampilan dan pengalaman mendulang, meskipun dasar

pengoperasian dulang (pan) relatif sederhana. Perolehan

pendulangan akan menjadi optimal jika material yang akan

didulang berbutir relatif seragam disamping dibutuhkan

pengalaman dan ketrampilan pendulang (penambang),

walaupun sesungguhnya dalam pengoperasiannya ketrampilan

mendulang bisa dipelajari dari para pendulang yang telah

berpengalaman.

(Syafi’i, 2012)

b. Dulang Batea

Batea adalah dulang tradisional yang pertama kali

digunakan. Batea dibuat oleh penduduk Indian Maya. Batea

mempunyai diameter 15 atau 24 inci, dan mempunyai kedalaman

6-8 inci. Batea dibuat dari kayu dan digunakan untuk mendulang

Kelompok 5

Page 17: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

emas, berlian, emerald, ruby, dan gemstone. Atau bisa juga untuk

mendulang material yang lebih berat dari pasir dan kerikil. Namun

batea susah dipakai dan sangat berat, sehingga hanya orang yang

sudah berpengalaman saja yang mudah memakainya. Batea juga

sangat mirip dengan dulang kayu yang sering kita lihat di Indonesia

seperti pada gambar di bawah ini.

*Sumber: http://www.keeneeng.com, 2013.Gambar 3.1.15

Batea

*Sumber: http://sawahanrasela.wordpress. com, 2013.Gambar 3.1.16Dulang Kayu

c. Dulang Plastik

Dulang yang paling efisien untuk pemula adalah yang

dibentuk dari plastik. Dulang plastik lebih baik dari dulang baja

dengan beberapa pertimbangan yaitu :

1) Dalam dulang baja terdapat karat yang bersifat

menghancurkan.

Kelompok 5

Page 18: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2) Terdapat tekstur permukaan yang bagus untuk menahan emas

lebih baik.

3) Dulang plastik lebih ringan daripada dulang baja sehingga lebih

nyaman digunakan.

4) Dulang plastik dapat dibuat hitam permanen sehingga butir

emas yang paling kecil dapat terlihat.

*Sumber: anugrahmandiritehnik.blogspot.com, 2013.Gambar 3.1.16Dulang Plastik

d. Dulang Cowhorns

Cowhorns juga digunakan untuk mendulang emas.

Cowhorn mempunyai celah panjang, lalu dihaluskan sampai

permukaannya cukup lembut . Horn berbentuk terbuka dengan

pinggan dangkal yang sesuai untuk mendulang. Di zaman

dulu pinggan emas adalah satu-satunya alat yang tersedia untuk

penyelidik dan penambang kecil untuk memisahkan emas.

Yang mana pertimbangan diatas adalah cukup untuk

menguasai dulang plastik. Tetapi masih ada keuntungan lain. Yang

dibuat dengan suatu proses injection mold, riffles dapat dengan

mudah dibentuk ke dalam suatu dulang plastik. Riffles ini dapat

menjerat banyak emas dalam suatu sluice box, dengan begitu akan

mempercepat proses pendulangan. Pekerja yang sudah

berpengalaman sering mengacu pada ini sebab mereka

mengijinkan pemula untuk mendulang dengan hampir derajat

tingkat efisiensi yang sama (Syafi’i, 2012)

Kelompok 5

Page 19: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : htt://www.keeneeng.com, 2013.Gambar 3.1.17

Dulang Cowhorns

e. Dulang Intan

Pendulangan intan salah satunya berada di Kabupaten

Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Tepatnya berada di Desa

Pumpung, Kecamataan Cempaka. Intan di daerah ini sudah

diketahui sejak abad ke- 8 oleh orang-orang Belanda yang datang

ke tanah Banjar.

Intan/berlian adalah mineral yang secara kimia merupakan

bentuk Kristal atau alotrop dari karbon. Intan terkenal memiliki sifat-

sifat fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan

kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang

membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai

penerapan di dalam dunia industri.

Pada tahun 1960 – 1970, di Kabupaten Banjar pernah

dibuka usaha pertambangan modern dengan pelaksana PT. Aneka

Tambang. Lahan garapannya mencapai wilayah 2 kecamatan,

sebagaimana pertambangan modern alat yang dipakai adalah alat

berat dan mesin-mesin bertenaga raksasa sampai keterlibatan

tenaga ahli pertambangan dari luar negeri serta karyawan yang

banyak. Tapi hasilnya tidak sebanding dengan modal yang

dikucurkan padahal cukup dapat beberapa butir intan saja maka

modal pasti kembali. Nyatanya selama sepuluh tahun itu tidak

pernah mendapatkan hasil memuaskan akhirnya usaha negara ini

Kelompok 5

Page 20: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ditutup dengan kesimpulan wilayahnya tidak layak tambang.

Sehingga para penambang kembali menggunakan cara tradisional.

Caranya yaitu material berupa pasir, batu-batuan kecil,

tanah, lumpur dan sebagainya yang telah bercampur menjadi satu

diambil dari dalam lubang galian yang dibuat dengan kedalaman

tertentu dimuat ke dalam dulang sesuai dengan kapasitas dari

setiap dulang yang digunakan, selanjutnya dulang yang telah terisi

material tersebut diputar-putar (dilenggang) dalam air sehingga

sedikit demi sedikit material dari dalam dulang terbuang keluar dari

dulang terbawa oleh pusaran air yang timbul akibat putaran

yang dilakukan. Pendulang sambil mengamati apakah terdapat

intan atau tidak secara sangat teliti. Hal tersebut dilakukan begitu

seterusnya sampai material yang berada dalam dulang terbuang

habis dari dulang.

Mendulang biasanya dilakukan secara berkelompok. Satu

kelompok biasanya terdiri dari 3-5 orang ataupun lebih. Hal ini

dilakukan karena setiap orang mempunyai tugas masing-masing

yang berbeda-beda. Ada yang bertugas membuat/menggali

lubang. Ada yang lain bertugas mengangkut material galian ke

lokasi.

*Sumber : http://www.antarafoto.com, 2013.Gambar 3.1.18

Pendulangan Intan

Dalam perhitungan hasil perolehan (recovery) dapat digunakan

rumus :

Kelompok 5

Page 21: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

R = x 100 %

Dimana :

R = Recovery

C = Konsentrat

c = Kadar Konsentrat

F = Feed

f = Kadar feed

Dalam melakukan kegiatan pendulangan tentunya akan

memiliki beberapa dampak, baik dampak negatif maupun dampak

positif, diantaranya adalah :

a. Dampak Negatif

Dampak negatif yang ditimbulkan dari aktifitas

pendulangan, yaitu :

1) Terhadap tanah karena dapat menimbulkan kerusakan tanah

berupa penurunan nilai potensial biologis dari tanah, hilangnya

lapisan tanah yang subur, dan limbah (tailing) yang akan

berpengaruh pada reaksi tanah dan komposisi tanah.

2) Pada aktivitas pendulangan semi-mekanis di sepanjang sungai

selain memacu percepatan pendangkalan, mengakibatkan

pencemaran air sungai di daerah hulu yang selama ini

menjadi satu-satunya sumber air bersih, tak bisa lagi

dimanfaatkan.

3) Memerlukan waktu yang lama serta tenaga yang besar untuk

mendapatkan hasil yang baik.

b. Dampak Positif

Dampak positif yang ditimbulkan dari aktifitas

pendulangan, yaitu :

1) Biaya operasionalnya murah, karena hanya memerlukan

peralatan yang sederhana.

2) Membuka lapangan kerja bagi warga sekitar wilayah

pendulangan, karena akan menambah penghasilan sehari-

hari.

Kelompok 5

Page 22: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pengolahan bahan galian sering diartikan oleh banyak

pendapat, salah satu pengertian tentang pengolahan bahan galian

adalah kegiatan yang bertujuan untuk menaikkan kadar atau

mempertinggi mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai

memenuhi persyaratan untuk diperdagangkan atau dipakai sebagai

bahan baku untuk bahan industri lain. Bahan galian yang dihasilkan

dari tambang biasanya selain mengandung mineral berharga yang

diingikan juga mengandung mineral pengotor (ganggue mineral)

sehingga hasil tambang tidak bisa langsung dimanfaatkan atau

diperdagangkan. Untuk menghilangkan mineral pengotor tersebut

sehingga hasil tambang dapat dimanfaatkan atau diperdagangkan,

maka dilakukan dengan pengolahan bahan galian. Proses pemisahan

pemisahan antara mineral berharga dengan mineral-mineral pengotor

didasarkan kepada perbedaan baik fisik maupun sifat kimia antara

mineral berharga dengan mineral pengotornya.

Parameter pengolahan bahan galian secara mendasar adalah :

a. Recovery adalah perbandingan jumlah metal yang terambil dalam

pengolahan dengan berat atau metal secara keseluruhan.

b. Ratio Of Concentration adalah perbandingan besar feed dengan

besar konsentrat.

c. Kadar.

(Syafi’i, 2012)

Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah dapat

diolah lebih lanjut yaitu diekstrak logamnya, maka kadar bahan galian

itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik

mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :

a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi

gravitasi dan media berat.

b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.

c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetic.

d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.

(Anonim, 2013)

Pengenalan jenis mineral dapat dilakukan dengan berbagai

cara berdasarkan sifat fisik, di antaranya sifat optik, fluoresen, berat

Kelompok 5

Page 23: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

jenis dan sifat kemagnetan. Dari pengamatan secara mikroskopis akan

diketahui jenis mineral, ukuran butir, bentuk butir dan kelimpahannya.

Hasil analisis ini selanjutnya digunakan untuk memprediksi sumber

mineral (genesa dan tempat) dan menentukan kegiatan tindak lanjut

dalam eksplorasi. Selain itu, di dalam suatu kegiatan eksplorasi

endapan aluvial, preparasi dan analisis diperlukan sebagai data

pendukung dalam penghitungan sumber daya dan cadangan serta

kualitas bahan galian dalam rangka pengembangan selanjutnya.

Selama ini, acuan yang digunakan dalam preparasi dan analisis

mineral butir berasal dari berbagai sumber seperti literatur, pelatihan,

dan pengalaman yang belum dibakukan. Untuk memperoleh

kemudahan dan kesamaan pemahaman dalam melakukan preparasi

dan analisis mineral butir, perlu dibuat suatu pedoman yang bersifat

teknis sebagai acuan dalam melakukan preparasi dan analisis mineral

butir.

Analisa mineral analisis kimia dilakukan, karena material tailing

merupakan hasil proses penggilingan batuan, dimana diperkirakan

material tailing yang tidak terhancurkan secara baik masih

mengandung mineral. Analisis butir dilakukan untuk mengetahui

kandungan emas atau mineral lainnya yang telah terlepas dari batuan

asal dan berbentuk butiran.

Proses pengolahan bahan galian merupakan jembatan antara

penambangan dengan ekstrasi logam. Karena pengolahan bahan

galian mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi tentang

mineral yang terkandung dalam bahan galian sangat diperlukan

misalnya :

a. Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian

b. Kadar masing-masing mineral

c. Besar kecilnya ukuran/distribusi ukuran

d. Macam dan tipe ikatan mineral dalam bahan galian

e. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral. Derajat liberasi adalah

perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurna dengan

jumlah mineral yang sama keseluruhan.

Kelompok 5

Page 24: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Selama ini, acuan yang digunakan dalam preparasi dan analisis

mineral butir berasal dari berbagai sumber seperti literatur, pelatihan,

dan pengalaman yang belum dibakukan. Untuk memperoleh

kemudahan dan kesamaan pemahaman dalam melakukan preparasi

dan analisis mineral butir, perlu dibuat suatu pedoman yang bersifat

teknis sebagai acuan dalam melakukan preparasi dan analisis mineral

butir.

Analisa mineral berupa analisis kimia dilakukan karena material

tailing merupakan hasil proses penggilingan batuan, dimana

diperkirakan material tailing yang tidak terhancurkan secara baik masih

mengandung mineral. Analisis butir dilakukan untuk mengetahui

kandungan emas atau mineral lainnya yang telah terlepas dari batuan

asal dan berbentuk butiran.

Prosedur preparasi contoh konsentrat dulang adalah sebagai

berikut :

a. Pengeringan

Contoh yang diterima dalam keadaan basah dikeringkan

terlebih dahulu di udara terbuka atau dalam oven dengan

temperatur di bawah 40oC. Sedangkan contoh yang kering dapat

langsung ditimbang.

b. Pemisahan dengan bromoform

Untuk contoh konsentrat dulang yang masih banyak

mengandung mineral ringan, dilakukan pemisahan mineral dengan

menggunakan bromoform.

c. Penimbangan

Contoh yang sudah kering ditimbang dan dicatat dalam

formulir analisis.

d. Pemisahan dengan magnet tangan

Pemisahan dengan magnet tangan dilakukan terhadap

konsentrat hasil dulang. Bertujuan untuk memisahkan mineral

berdasarkan sifat magnetnya, sehingga diperoleh fraksi strong

magnetic, medium magnetic dan non-magnetic (sisa magnet).

Untuk penentuan derajat kemagnetan cukup dilakukan pemisahan

strong magnetic (mineral magnetit) dari contoh.

Kelompok 5

Page 25: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

e. Penimbangan

Penimbangan dilakukan terhadap setiap fraksi hasil

pemisahan magnet tangan dan dicatat dalam formulir data analisis.

Kelompok 5

Page 26: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.1.3. Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum dulang, yaitu :

1) Dulangan

Dulangan adalah alat yang berfungsi sebagai alat untuk

memisahkan butiran konsentrat dengan tailingnya.

*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.18

Dulangan

2) Bak Air

Bak air adalah alat yang digunakan sebagai tempat

untuk melakukan proses pendulangan.

*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.19

Bak Air

Kelompok 5

Page 27: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Timbangan

Timbangan adalah alat yang berfungsi sebagai

penimbang massa material sebelum dan sesudah proses

dulang (panning).

*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.20

Timbangan

4) Alat Tulis

Alat tulis merupakan alat yang berfungsi untuk mencatat

data yang didapat.

*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.21

Alat Tulis

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini,

adalah sebagai berikut :

Kelompok 5

Page 28: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Pasir Besi

Material pasir besi adalah material yang akan diuji dan

didulang serta sebagai konsentrat yang kemudian akan dihitung

recoverynya.

*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.22

Pasir Besi

2) Pasir Kuarsa

Material pasir kuarsa adalah sebagai material pengotor

(tailing).

*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.23Pasir Kuarsa

3) Air

Air berfungsi sebagai alat bantu untuk memisah material

saat preoses pendulangan.

Kelompok 5

Page 29: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013.Gambar 3.1.24

Air

3.1.4. Prosedur Percobaan

Kelompok 5

Page 30: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Prosedur percobaan pendulangan ini adalah :

a. Menimbang konsentrat.

b. Menyiapkan material lain pada tempat terpisah.

c. Mencampurkan dengan material lain setelah mengetahui berat

konsentrat.

d. Menyiapkan bak penampungan serta memberi lapisan terpal agar

air dapat tertampung dengan baik.

e. Mengisi bak yang telah disiapkan tadi dengan air dengan perkiraan

ketinggian air tersebut sebesar 50 cm.

f. Melakukan pengecekan terpal dan memastikan tidak ada air yang

keluar dalam jumlah yang cukup besar.

g. Menyediakan alat dulang setelah semua siap.

h. Memasukkan campuran konsentrat dengan material lain ke dalam

alat dulang.

i. Melakukan penetrasi memutar dengan memberikan campuran air

yang telah tersedia pada bak penampungan tersebut.

j. Melakukan penetrasi tersebut sampai ada proses pemisahan

antara material dengan konsentrat.

k. Menyisihkan material yang sudah terpisah dengan konsentrat agar

tidak mengganggu proses pemisahan material yang lain yang

belum terpisahkan.

l. Mengambil dan kemudian mengeringkan konsentrat setelah bersih

dari material pengotor.

m. Melakukan analisa dengan mengukur berat hasil dari aliran

konsentrat.

n. Mencatat hasil analisa, selanjutnya melakukan perhitungan

recovery dengan menggunakan rumus yang ada.

3.1.5. Data Hasil Pengamatan

Kelompok 5

Page 31: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Berdasarkan hasil percobaan dulang atau panning yang telah

dilakukan, maka yang diperoleh adalah konsentrat sebesar 81,03

gram.

3.1.6. Perhitungan

Diketahui : Feed (umpan) = 2081,03 gram (F)

Kadar feed = 0,5960 % (f)

Konsentrat = 81,03 gram (C)

Kadar konsentrat = 15% (c)

Ditanya : Recovery =……?

Jawab : R = Cc x 100%

Ff

= 81,03 gram x 15% x 100%

2081,03 gram x 0,5960%

= 97,99 %

Jadi, nilai recovery dari percobaan dulang yang telah dilakukan adalah

97,99%.

3.1.7. Pembahasan

Kelompok 5

Page 32: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pada praktikum pengolahan bahan galian kali ini, praktikum

yang dialakukan adalah mendulang dengan menggunakan alat dulang.

Dulang merupakan sebuah alat sederhana yang digunakan untuk

memisahkan konsentrat dari material pengotornya (tailing). Material

yang digunakan berupa pasir besi atau puya sebagai konsentrat dan

bahan campuran berupa pasir halus yang berfungsi sebagai material

pengotor (tailing). Sebelum melakukan proses pendulangan, material

konsentrat dengan tailingnya haruslah ditimbang masing-masing untuk

mengetahui berat keringnya. Kemudian setelah diketahui beratnya

masing-masing, konsentrat dan tailing dicampur agar sama rata dan

menyatu (homogen).

Maksud dari praktikum kali ini adalah untuk memisahkan

material berharga dengan material pengotornya yang berupa pasir

puya sebagai konsentrat dan pasir halus sebagai material pengotornya.

Mendulang adalah kegiatan atau proses pemisahan konsentrat

dengan pengotornya berdasarkan berat jenis. Konsentrat memiliki

berat jenis lebih besar dibandingkan pengotor, sehingga pada

prosesnya berat jenis yang lebih besar akan berada di dasar dulang

dan pengotor akan ikut larut bersama air pada saat dilakukan gerakan

memutar di bak yang sudah disediakan air setinggi lebih kurang 50 cm.

Konsentrat merupakan material berharga yang diperoleh dari

proses ekstraksi kumpulan mineral-mineral, dengan kata lain

konsentrat adalah material yang dicari dalam proses pengolahan

bahan galian. Mineral konsentrat pada umumnya memiliki berat jenis

lebih besar dari pengotornya. Konsentrat dulang adalah fraksi bernilai

atau berharga berupa bijih (mineral berat) yang tertinggal pada alat

dulang dalam suatu proses pendulangan. Konsentrat yang digunakan

pada percobaan ini adalah puya, sedangkan pengotornya adalah pasir.

Proses dulang itu sendiri dimulai dengan memasukkan bahan-

bahan campuran berupa campuran pasir halus dan puya ke dalam alat

dulang. Kemudian memasukkan air secara horizontal sampai bak air

terisi air dengan ketinggian air kurang lebih 50 cm atau memumgkinkan

untuk dilakukan pendulangan. Setelah itu, dilanjutkan dengan

memutar-mutar alat dulang searah ataupun berlawanan arah putaran

Kelompok 5

Page 33: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

jarum jam. Proses pendulangan dilakukan dengan cara menggoyang-

goyangkan alat dulang dengan aliran air horizontal secara merata

sambil sesekali diaduk-aduk pada campuran material agar terpisahkan

antara konsentrat dengan tailingnya. Hal ini sesuai dengan konsep

dasar dari dulang atau panning itu sendiri yaitu untuk memisahkan

antara unsur konsentrat dengan tailing dengan menggunakan aliran air

horizontal dengan menggunakan gaya sentrifugal dan perbedaan berat

jenis antara unsur konsentrat yang lebih besar dengan unsur tailing

yang lebih ringan.

Pada saat proses pendulangan, unsur konsentrat atau pasir

besi berada pada dasar alat dulang dan pengotor atau tailing yaitu

pasir halus berada di atas konsentrat karena perbedaan massa

jenisnya. Puya atau pasir besi berwarna hitam sedangkan pasir halus

berwarna kuning-kecoklatan sehingga dengan mudah dapat

membedakan antara keduanya dalam proses pendulangan atau

panning.

Setelah proses dulang selesai dilakukan, proses selanjutnya

adalah menimbang puya atau konsentrat yang didapat pada proses

pendulangan. Namun, konsentrat tadi tidak bisa langsung ditimbang

pada alat timbangan karena massa dari konsentrat masih bercampur

dengan massa air. Oleh karena itu, konsentrat harus dikeringkan

terlebih dahulu. Proses pengeringan ini dilakukan dengan cara

memasukkan konsentrat ke dalam pemanas (oven) agar kandungan air

dalam konsentrat menguap. Proses pengeringan dari konsentrat

berlangsung kurang lebih 15-20 menit. Setelah proses pengeringan

selesai, konsentrat kemudian ditimbang menggunakan timbangan

digital.

Dari praktikum ini, tentunya dapat dikenal apa yang dimaksud

dengan recovery. Pada proses pendulangan yang dilakukan,

didapatkan hasil atau recovery sebesar 97,99%. Recovery yang

didapat tidak sampai 100% karena pada saat pendulangan

berlangsung, banyak pasir puya yang ikut terlarut bersama pengotor.

Dari hasil percobaan dulang, didapatkan konsentrat sebesar

81,03 gram dengan kadar konsentrat 15% dan umpan atau feed

Kelompok 5

Page 34: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

sebesar 2081,03 gram dengan kadar feed 0,5960 %. Dari hasil

perhitungan, nilai dari recovery yang tidak mencapai 100%, maka

dapat dikatakan bahwa karena adanya tingkat ketelitian yang kurang

pada saat melakukan proses pendulangan atau panning.

Pada percobaan ini dilakukan pula perhitungan waktu lamanya

mendulang. Lama waktu disini tidak berpengaruh dalam perhitungan

recovery. Hanya saja lama waktu kita mendulang dihitung untuk

mengetahui efisiensi kerja kita saat sedang melakukan percobaan

mendulang.

Jadi pada proses pendulangan yang perlu diperhatikan adalah

penguasaan alat dulang, ketelitian pada saat mendulang dan juga

kekentalan air (viskositas air) yang digunakan untuk meendulang. Jika

faktor tersebut dilakukan dengan baik maka hasil recovery yang

diperoleh hampir atau boleh dikatakan sempurna.

Tinggi dari bak air yang digunakan dalam proses pendulangan

juga harus diperhatikan. Hal ini berpengaruh terhadap posisi praktikan

pada saat melakukan percobaan mendulang. Semakin ideal tinggi bak

air yang digunakan, maka proses pendulangan pun dapat terlaksanan

dengan baik dan lancar.

Yang juga perlu diperhatikan yaitu penguasaan alat dulang,

ketelitian pada saat mendulang, juga kekentalan air yang digunakan

pada saat mendulang. Jika faktor-faktor tersebut dapat dilakukan

dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan hasil recovery

mendekati hasil yang sempurna.

3.1.8. Penutup

a. Kesimpulan

Kelompok 5

Page 35: bab 3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Kesimpulan yang didapat pada percobaan ini adalah :

1) Dulang atau panning merupakan alat pengolahan secara

tradisional yang digunakan untuk memisahkan konsentrat

dengan tailing atau pengotornya dengan menggunakan aliran

air horizontal, dimana material yang memiliki massa jenis yang

lebih berat akan tertahan di dasar dulang dan material yang

lebih ringan akan ikut terlarut bersama aliran air. Metode ini

sangat banyak digunakan pada pertambangan rakyat karena

ekonomis dan terjangkau.

2) Faktor-faktor dalam memperoleh hasil dulang ada tiga macam,

yaitu cara pendulangan, jenis material yang didulang, dan

tingkat kejernihan air yang dipakai.

3) Konsentrat yang didapat adalah sebanyak 81,03 gram.

4) Nilai recovery yang didapat adalah 97,99%. Penyebab utama

kurangnya perolehan yang didapat adalah oleh karena human

error atau ketidaktelitian pada saat mendulang.

5) Material-material yang biasanya menggunakan peralatan

dulang antara lain emas, intan dan pasir besi.

b. Saran

1) Diharapkan pada saat sebelum praktikum dimulai, alat-alat dan

kelengkapan yang akan dipergunakan terlebih dahulu disiapkan

agar bisa menggunakan waktu dengan efisien.

2) Proses pendulangan hendakanya dilakukan sesuai dengan

prosedur yang ada.

3) Setelah praktikum selesai, alat-alat dan kelengkapan

dibersihkan dan dibereskan secara bersama.

Kelompok 5