-
BAB 2
TEORETISASI PASAR DAN PERDAGANGAN
A. Pasar
Defenisi Pasar, Fungsi dan Ekuilibrium
Terdapat beberapa defenisi pasar dari beberapa ahli ekonomi yang
termuat dalam
tulisannya, adalah sebagai berikut :
Istilah pasar pada awalnya diperuntukkan bagi suatu tempat di
mana barang-barang
diperdagangkan. Pasar Senen di Jakarta atau Pasar Mercu Buana di
Medan merupakan
contoh modern tentang pasar di zaman ini dan kebanyakan kota
memiliki pasar-pasar
semacam itu. Para ahli ekonomi membedakan dengan dua jenis pasar
yang utama yaitu
pasar produk dimana dilakukan penjualan output barang dan jasa,
dan pasar faktor
produksi dimana jasa faktor produksi dijual (Lipsey dkk, 1991.
hal. 48).
Menurut Salvatore (1990 : 2), pasar adalah tempat atau keadaan
di mana para
penjual dan pembeli, menjual dan membeli barang dan jasa. Dalam
buku lain
menyebutkan pasar adalah tempat pertemuan kekuatan permintaan
dan penawaran
seingga terjadi transaksi jual-beli. Pasar sehat, berarti
konsumen dan produsen sehat,
masyarakat dan juga pemerintah pun sehat sejahtera (Sjarkowi
& Sufri, 2004. hal. 196).
Ilmu ekonomi menguraikan bahwa pengertian pasar lebih luas
daripada hanya
sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
mengadakan transaksi jual
beli barang. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan
penawaran, seluruh kontak
antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa.
Penjual dan
pembeli tidak perlu bertemu muka, dapat juga melalui surat atau
telepon, melalui iklan
di surat kabar atau bantuan perantara, asal saja keinginan pihak
yang satu dapat
diketahui oleh pihak yang lain (Gilarso. 1994). Sedangkan
pemasaran sendiri
21
-
merupakan perencanaan dan pelaksanaan konsep, memberi harga,
melakukan promosi
dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang
memenuhi tujuan individu dan organisasi. Potensi pertukaran
terjadi bila paling sedikit
ada dua pihak yang masing-masing memilihi konsep yang bernilai
potensial bagi pihak
lainnya. Jika kedua belah pihak dapat berkomunikasi dan
menyampaikan produk dan
jasa yang diinginkan, pertukaran pun akan terjadi (McDaniel
& Gates. 2001).
Hasil akhir dari transaksi yang terjadi di pasar ditentukan oleh
tiga hal yaitu
persaingan pembeli dan penjual, persaingan pembeli dan pembeli,
persaingan penjual
dan penjual. Ketiga bentuk persaingan ini secara bersama-sama
menentukan hasil akhir
dari proses transaksi yang terjadi di pasar (Baye. 2000).
Fungsi menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variable.
Fungsi
menunjukkan bagimana nilai dari suatu variable (variable tidak
bebas) yang tergantung
pada dan dapat diketahui melalui penetapan nilai dari satu atau
lebih variable lain
(bebas). Contoh fungsi permintaan pasar untuk suatu komoditi
menyatakan hubungan
antara jumlah komoditi yang diminta per periode waktu dan harga
komoditi itu
(sementara segala sesuatu yang lain dianggap konstan). Melalui
substitusi berbagai
harga hipotesis (variable bebas) ke dalam fungsi permintaan maka
akan diperoleh
jumlah yang sesuai dari komoditi yang diminta per periode waktu
(variable tidak bebas)
(Salvatore, 1990. hal. 2).
Ekuilibrium mengacu kepada kondisi pasar yang sekali dicapai,
cenderung untuk
bertahan. Ekuilibrium dihasilkan dari kekuatan-kekuatan pasar
yang seimbang. Contoh
ekuilibrium pasar untuk suatu komoditi terjadi apabila kekuatan
permintaan dan
penawaran pasar untuk komoditi itu seimbang. Harga dan jumlah
tertentu di mana
ekuilibrium ini terjadi cenderung bertahan dalam jangka panjang
dan ditunjukkan
sebagai harga dan jumlah komoditi ekuilibrium (Salvatore, 1990.
hal. 2).
22
-
Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar adalah mekanisme yang mengatur berlangsungnya
kegiatan
ekonomi melalui pasar (pasar bukan berarti pasar fisik seperti
pasar Tanah Abang, pasar
Kliwon dan sebagainya, tetapi pasar dalam artian pertemuan
antara pembeli barang dan
jasa dengan penjual barang dan jasa tersebut). Di pasar inilah
para pelaku ekonomi
bertemu untuk melakukan transaksi dan interaksi dalam kerangka
perwujudan usaha
mereka untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, yaitu
memperoleh kepuasan
yang sebesar mungkin dari para penjual. Bagi para pembeli,
khususnya para rumah
tangga individu, usaha untuk memperoleh barang dan jasa
dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi kebutuhan hidup pada
dasarnya tidak
terbatas, sehingga keinginan membeli barang dan jasa tentu saja
juga terbatas. Dalam
hal inilah maka rumah tangga individu harus mengambil keputusan
untuk
mengalokasikan dana yang tersedia guna membeli barang dan jasa
yang mampu
memberikan kepadanya kepuasan yang optimal. Jadi di samping
keinginan masih ada
unsure kemampuan yang harus diperhatikan rumah tangga individu
dalam usahanya
memperoleh kepuasan optimal tersebut. Demikian pula denagn rumah
tangga
perusahaan maupun koperasi. Apapun yang menjadi tujuannya,
keinginan itu selalu
dibatasi oleh kemampuannya untuk memuaskan keinginan tersebut.
Kalau tujuanya
memperoleh laba yang sebesar-besarnya dari proses produksi dan
hasil penjualan
produksinya, maka kendala yang membatasi adalah tersedianya
sumber daya yang
cukup untuk memenuhi keinginan tersebut.
Rumah tangga individu dan rumah tangga perusahaan pada umumnya
berjumlah
banyak. Untuk memperoleh barang yang diinginkan tentu saja
mereka harus bersaing,
sebab tidak semuau keinginan dapat dipenuhi oleh keterbatasan
ketersediaan barang dan
jasa di pasar. Persaingan untuk memperoleh barang dan jasa yang
diinginkan tidak
dapat dilakukan dengan adu kekerasan secara fisik. Karena itu
perlu ada pengaturan
23
-
tentang alokasi perolehan barang dan jasa tersebut. Dalam sistem
perekonomian pasar
pengaturan dilakukan oleh sistem harga di pasar.
Sistem harga di pasar dengan demikian berfungsi seperti tangan
yang mengatur
segala kegiatan ekonomi tetapi yang tidak kelihatan, jadi
berbeda denga system
pengaturan melalui undang-undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan dan
sebagainya. Karena itu system harga itu (mengikuti Adam Smtih)
disebut sebagai
tangan gaib. Seperti pada system perencanaan pusat yang murni,
maka system
mekanisme pasar bukanlah merupakan anarki, namun sulit
dimengerti kalau ada Negara
yang pemerintahnya melepaskan sama sekali kendali perekonomian
negaranya pada
sebuah mekanisme yang tidak dapat dikontrolnya. Karena itu di
Negara manapun
campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi selalu ada,
walaupun derajat yang
tidak sama besarnya.
Dalam pemikiran Adam Smith, kegiatan masing-masing satuan
ekonomi dalam
usahanya untuk memperoleh apa yang terbaik baginya justru akan
menimbulkan suatu
mekanisme yang dapat berjalan secara teratur. Karena itu campur
tangan pemerintah
untuk ikut mengatur jalannya roda perekonomian haruslah dibuat
seminimal mungkin
agar tidak mengganggu bekerjanya si tangan gaib. Menurut Smith
campur tangan
pemerintah hanyalah dalam tugas :
a. mempertahankan Negara terhadap serangan dari luar.
b. Melaksanakan tata hukum dan peradilan di dalam negeri.
c. Membangun dan melaksanakan berbagai pekerjaan umum dan pihak
swasta
karena keuntungan yang diharapkan dari usaha dari usaha itu
tidak memadai
walaupun faedah bagi masyarakat seluruhnya adalah sangat besar
(Tim Penulis,
1994. Hal. 23).
Tetapi kenyataannya usaha masing-masing satua ekonomi untuk
memperoleh apa
yang terbaik baginya justru menimbulkan hal yang kurang
menguntungkan bagi
24
-
masyarakan keseluruhannya. Persaingan yang menjadi sendi dasar
utama bagi
berhasilnya mekanisme pasar ternyata tidak dapat berjalan
sepenuhnya. Banyak barang
dan jasa yang dihasilkan tidak dapat dinikmati oleh banyak
orang, sedangkan pemilihan
barang dan jasa yang akan dihasilkan pun kerapkali tidak sesuai
dengan keinginan
sebagian besar masyarakat. Barang yang diperlukan banyak orang
untuk memenuhi
keperluan hidup sehari-hari kerapkali tidak dihasilkan dalam
jumlah yang tidak esensial
seperti rokok, minuman keras, jasa bar, disco dan lain
sebagainya tersedia dalam jumlah
berlebihan. Hal itu menyebabkan alokasi sumberdaya yang langka
tidak dilaksanakan
sesuai dengan keinginan rakyat banyak yang tidak mempunyai daya
beli yang cukup,
tetapi lebih mengarah pada pemenuhan keinginan sebagian kecil
orang yang berduit.
Semua keadaan itu adalah akibat adanya distribusi pendapatan
yang tidak merata.
Distribusi pendapatan yang tidak merata menimbulkan pola
konsumsi dan pola produksi
yang efisien dilihat dari segi alokasi sumberdaya, tetapi
dilihat dari segi masyarakat
tidak selalu demikian, karena pola itu tidak benar-benar
mencerminkan kebutuhan dan
keinginan masyarakat banyak. Disamping ini persaingan yang
diharapkan mampu
mengalokasikan barang dan sumberdaya secara efisien sering kali
tidak mampu berbuat
demikian karena (a) kurang tepatnya perhitungan yang menyangkut
faedah dan ongkos
produksi dan konsumsi – faktor eksternalitas – (b) kurang
memperhitungkan kebutuhan
social, mobilitas sumberdaya yang terbatas dan memerlukan waktu
serta
ketidakmampuan mekanisme pasar untuk tetap mempertahankan
kondisi kesempatan
kerja penuh bagi sumberdaya yang dipakai, dan (c) kerjasama
perusahaan dalam
menetapkan harga dan kuantitas barang yang dijual dipasar. Untuk
mengatasi hal itulah
campur tangan pemerintah menjadi semakin dalam dan luas,
sehingga mekanisme pasar
yang ada pada waktu sekarang bukan lagi meknaisme pasar yang
murni sebagaimana
diinginkan oleh Adam Smith, bahkan di banyak Negara mekanisme
pasar berfungsi
bersama dengan mekanisme perencanaan untuk mengarahkan jalannya
roda
25
-
perekonomian agar lebih sesuai dengan keinginan bersama seluruh
masyarakat Negara
tersebut (Tim Penulis, 1994. hal 23-24).
Kemajuan yang telah dicapai berbagai perekonomian, terutama
perekonomian
Negara-negara maju, membuktikan bahwa pada umumnya mekanisme
pasar adalah
system yang cukup efisien di dalam mengalokasikan factor-faktor
produksi dan
mengembangkan perekonomian, tetapi dalam keadaan tertentu ia
menimbulkan
beberapa akibat buruk sehingga diperlukan campur tangan
pemerintah untuk
memperbaikinya (Sukirno, 2002. hal. 43).
Mekanisme pasar dapat mengalokasikan factor-faktor produksi
dengan cukup
efisien dan dapat mendorong perkembangan ekonomi disebabkan
karena ia memiliki
beberapa kebaikan yang dijelaskan di bawah ini :
1. Pasar dapat memberikan informasi yang lebih tepat.
Para pengusaha melakukan kegiatan memproduksinya untuk mencari
untung. Maka
salah satu pertimbangan yang harus mereka pikirkan sebelum
menjalankan usahanya
adalah menentukan jenis barang-barang yang dihasilkan secara
menguntungkan. Pasar
dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam hal ini,
yaitu dengan
memberikan keterangan tentang harga barang sampai dimana
besarnya permintaan
kepada berbagai barang.
2. Pasar memberi perangsang untuk mengembangkan kegiatan
usaha.
Keadaan dalam pasar terus menerus mengalami perubahan.
Pertambahan
pendapatan, kemajuan teknologi dan pertambahan pendapatan akan
mengembangkan
permintaan. Ini akan memberikan dorongan kepada penguasaha untuk
menambah
produksi dan meningkatkan kegiatan ekonomi.
3. Pasar memberi perangsang untuk memperoleh keahlian
modern.
Pasar yang semakin meluas berarti lebih banyak barang harus
diproduksi. Untuk
mempercepat pertambahan produksi, teknologi yang lebih modern
harus digunakan dan
26
-
kemahiran teknik dan manajemen yang modern diperlukan. Kebutuhan
ini akan
menjadi perangsang untuk memperoleh keahlian dan cara
memproduksi secara modern.
4. Pasar mengalahkan penggunaan barang dan factor produski
secara efisien.
Harga suatu barang ditentukan oleh permintaan dan kelangkaan.
Makin besar
permintaan makin tinggi harganya, dan makin langka penawarannya
akan semakin
tinggi harganya. Akibat dari harga yang diatur secara permintaan
dan kelangkaan ini
maka masyarakat akan lebih hati-hati dalam menggunakan berbagai
jenis barang yang
tersedia. Keadaan yang sama juga berlaku dalam menggunakan
factor-faktor produksi.
Artinya, harga factor-faktor produksi yang berbeda, yang
penentuannya di dasarkan
kepada permintaan dan tersedianya factor-faktor tersebut akan
menyebabkan para
pengusaha berusaha untuk menggunakan secara yang paling
efisien.
5. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat
untuk melakukan
kegiatan ekonomi.
Tidak seorang pun di dalam pasar mendapat suatu tekanan di dalam
menjalankan
kegiatannya. Ia bebas untuk membeli berbagau macam barang yang
diinginkannya dan
begitu pula ia mempunyai kebebasab untuk menjual factor produksi
yang dimilikinya
kepada pengusaha/perusahaan yang menurut pendapatannya akan
memberikan
pembayaran yang paling menguntungkan. Para pengusaha kebebasan
penuh untuk
memilih jenis barang yang akan diproduksinya dan jenis-jenis
factor produksi yang
akan diguankan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.
Menurut Milton Friedman dalam bukunya “Free to choose”, sistem
mekanisme
pasar terdapat beberapa kelemahan :
1. Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan-golongan
tertentu.
Kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi yang tidak ada
batasnya dapat
merugikan golongan yang lemah dan kaum minoritas. Persaingan
yang sangat bebas
menyebabkan golongan yang kuat kedudukannya menjadi bertambah
kuat lagi.
27
-
Misalnya, pengusaha besar mematikan usaha kecil. Golongan
mayoritas dalam
ekonomi menindas golongan minoritas, seperti penindasan kaum
Aborigines oleh orang
kulit putih di Australia.
2. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya.
Mekanisme pasar yang bebas menyababkan pererkonomian selalu
mengalami
kegiatan naik turun yang tidak teratur. Pada saat tertentu ia
mengalami kemakmuran
sangat tinggi tetapi pada masa berikutnya ia mengalami
kemerosotan yang sangat serius.
Kegoncangan yang seperti itu sangat merugikan masyarakat. Para
pengusaha dapat
memperoleh untung yang sangat banyak secara mendadak dan di satu
saat mengalamai
kehancuran pada saat berikutnya. Inflasi dapat tiba-tiba muncul
dan pengangguran yang
sangat buruk muncul pada masa berikutnya. Di berbagai Negara
yang mengalami
kegoncangan seperti ini, seperti kebijakan pemerintah seperti
kebijakan ekspor impor, di
bidang keuangan, perpajakan dan perbelanjaan pemerintah.
3. Sistem pasar dapat menimbulkan monopoli.
Tidak selalu mekanisme pasar itu merupakan suatu system pasar
persaingan
sempurna di mana harga dan jumlah barang yang di perjualbelikan
ditentukan oleh
permintaan pembli dan penawaran penjual yang banyak jumlahnya.
Dalam
perekonomian yang sudah sangat modern seperti Amerika, Jepang
dan perekonomian
Negara-negara Eropa Barat satu atau beberapa perusahaan raksasa
dapat menguasai
pasar. Mereka mempunyai kekuasaaan yang sangat besar di pasar
dalam menentukan
harga dan menentukan jenis dan jumlah barang yang ditawarkan.
Mereka Selalu
membatasi produksi pada tingkat di mana mereka akan memperoleh
keuntungan yang
maksimum.
4. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang
secara efisien.
Masyarakat, secara bersama-sama memerlukan beberapa jasa-jasa
tertentu seperti
jalan raya untuk mempertinggi efisiensi lalu lintas, angkatan
bersenjata dan polisi untuk
28
-
keamanan dan ketertiban, dan rumah-rumah sakit umum untuk
penyediaan jasa
kesehatan yang murah. Jasa-jasa seperti itu tidak dapat
disedikan dalam mekanisme
pasar secara efisien. Untuk dapat jasa-jasa itu dengan baik
diperlukan campur tangan
pemerintah.
5. Kegiatan konsumen dan produsen dapat menimbulkan
eksternalitas yang merugikan.
Yang dimaksudkan dengan eksternalitas adalah akibat sampingan
(buruk atau baik)
yang ditimbulkan oleh kegiatan mengkonsumsi atau memproduksi.
Eksternalitas yang
buruk memberikan gambaran tentang perbedaan di antara keuntungan
pribadi dan
keuntungan sosial. Seorang industrialis menggunakan mesin yang
mengotori
lingkungan, berbuat demikian karena mesin itu memproduksi
barangnya secara efisien.
Berarti ia memaksimumkan keuntungan pribadinya. Tetapi
keuntungan social adalah
karena pencemaran udara yang timbul sangat merugikan masyarakat
(Sukirno, 2002.
hal. 46).
B. Struktur Pasar
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk struktur pasar yang
paling ideal
karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan
menjamin
terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi
(optimal) efisiensinya.
Dalam analisis ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian
merupakan pasar
persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah
untuk menentukan
jenis industri yang struktur pasarnya digolongkan kepada pasar
persaingan sempurna
yang murni yaitu cirri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam
teori. Yang ada
adalah yang mendekati ciri-cirinya yaitu struktur pasar dari
berbagai kegiatan disektor
pertanian (Sukirno. 2002. hal. 227).
29
-
Pasar disebut bersaing sempurna jika (1) terdapat sejumlah besar
penjual dan
pembeli komoditi, sedemikian rupa sehingga tindakan dari seorang
individu tidak dapat
mempengaruhi harga komoditi tersebut, (2) produk dari seluruh
perusahaan di dalam
pasar adalah homogen, (3) terdapat mobilitas sumberdaya yang
sempurna, dan (4)
konsumen, pemilik produksi dan perusahaan di dalam pasar
mempunyai pengetahuan
yang sempurna mengenai harga-harga dan biaya-biaya yang sekarang
dan yang akan
datang (Salvatore, 1990. hal. 225).
Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur
pasar atau industri
di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan setiap penjual
maupun pembeli tidak
dapat mempengaruhi keadaan pasar. Adapun ciri-cirinya adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan adalah pengambil harga
Pengambil harga atau price taker berate suatu perusahaan yang
ada dalam pasar
tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun
tindakan perusahaan
dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga
pasar yang berlaku.
Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antara
keseluruhan produsen dan
keseluruhan pembeli. Seorang produsen adalah terlalu kecil
peranannya di dalam pasar
sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat
produksi di pasar.
Peranannya yang sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah
produksi yang
diciptakan seorang produsen merupakan sebagian kecil saja dari
keseluruhan jumlah
barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan (Sukirno, 2002. hal.
228).
Hal ini berkaitan dengan terdapatnya sejumlah besar dan penjual
dan pembeli
komoditi di dalam persaingan sempurna, setiap penjual atau
pembeli terlalu kecil (atau
berperilaku seakan-akan ia terlalu kecil) dalam hubungannya
dengan pasar untuk dapat
mempengaruhi harga komoditi melalui tindakan-tindakannya. Hal
ini berarti bahwa
30
-
perubahan output perusahaan tertentu tidak akan mempengaruhi
harga pasar komoditi
tersebut secara berarti. Demikian pula, setiap pembeli komoditi
adalah terlampau kecil
untuk dapat memperoleh sesuatu seperti potongan kunatitas dan
syarat-syarat kredit
khusu dari penjual (Salvatore, 1990. hal. 235).
2. Setiap Perusahaan Mudah ke Luar atau Masuk
Sekiranya perusahaan mengalami kerugian dan ingin meninggalkan
industri
tersebut, langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya
apabila ada
perusahaan yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut,
produsen tersebut dapat
dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya tersebut.
Sama sekali tidak
terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal atau dalam bentuk
lain – secara
keuangan atau secara kemampuan teknologi misalnya – kepada
perusahaan-perusahaan
untuk memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut (Sukirno,
2002. hal. 228).
3. Menghasilkan Barang Serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk
dibeda-bedakan.
Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat
perbedaan yang nyata
di antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan
produksi perusahaan lainnya.
Barang seperti ini dinamakan dengan istilah barang identical
atau homogenous. Karena
barang-barang tesrebut adalah sangat serupa para pembeli tidak
dapat membedakan
yang mana yang dihasilkan seorang produsen A atau B atau
produsen lainnya. Barang
yang dihasilkan produsen-produsen merupakan pengganti sempurna
kepada barang
yang dihasilkan produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari
sifat ini, tidak gunanya
perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk
persaingan bukan
harga atau nonprice competion yaitu persaingan dengan misalnya
melakukan iklan dan
promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan
penjualan karena pembeli
31
-
mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen
dalam industri
tersebut tidak ada bedanya sama sekali (Sukirno, 2002. hal.
228).
4. Terdapat Banyak Perusahaan di Pasar
Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai
kekuasaan untuk
mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek yaitu jumlah
perusahaan sangat banyak
dan masing-masing perusahaan adalah relatif kecil kalu
dibandingkan dengan
keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya
produksi setiap
perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan
seluruh jumlah produksi
dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apa pun yang
dilakukan perusahaan,
seperti menaikkan atau menurunkan produksi, sedikitpun tidak
mempengaruhi tingkat
harga yang berlaku dalam pasar/ industri tersebut (Sukirno,
2002. hal. 229). Dan
karenanya terdapat sikap indeferen terhadap perusahaan tertentu
yaitu tempat ia
membeli barang sejak awal. Hal ini berkaitan tidak hanya dengan
cirri-ciri fisik
komoditi itu tetapi juga lingkungan (seperti penjual yang
menyenangkan, lokasi
penjualan, pelayanan yang baik dan sebagainya) dimana pembelian
tersebut dilakukan
(Salvatore, 1990. hal. 236).
5. Pembeli mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar.
Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah
pembeli adalah
sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa
masing-masing pembeli
tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan
pasar, yaitu
mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan
harga tersebut.
Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan
harga yang lebih tinggi
dari yang berlaku di pasaran (Sukirno, 2002. hal 229). Selain
itu juga perbedaan harga
dapat cepat terhapuskan dan harga tunggal akan berlaku di
seluruh pasar untuk barang
itu. Sumber daya dijual kepada penawar tertinggi. Dengan
pengetahuan yang sempurna
32
-
mengenai harga-harga dan biaya sekarang di kemudian hari, para
produsen mengetahui
dengan tepat berapa yang harus diproduksi (Salvatore, 1990. hal.
236).
Kebaikan dan Keburukan Persaingan Sempurna
Keadaan pasar yang bersifat persaingan sempurna banyak digunakan
sebagai
pemisalan di dalam analisis ekonomi. Kebanyakan analisis ekonomi
menganggap
bahwa persaingan sempurna adalaha struktur pasar yang lebih
ideal dari jenis-jenis
pasar lainnya. Ini disebabkan oleh beberapa kebaikan dari pasar
persaingan sempurna.
Namun demikian ia juga mempunyai beberapa keburukan (Sukirno,
2002. hal. 257).
Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna
Keadaan pasar yang bersifat persaingan sempurna banyak digunakan
sebagai
pemisalan di dalam analisis ekonomi. Kebanyakan analisis ekonomi
menganggap
bahwa persaingan sempurna adalah struktur pasar yang lebih ideal
dari jenis-jenis pasar
lainnya. Ini disebabkan oleh beberapa kebaikan dari pasar
persaingan sempurna.
Namun demikian ia juga mempunyai beberapa keburukan.
Persaingan sempurna menghindari wujudnyay konsentrasi kekuasaan
di segolongan
kecil masyarakat. Pada umumnya seorang berkeyakinan bahwa
konsentrasi yang
semacam itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan
kegiatannya dan
memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas
(Sukirno, 2002. hal.
257).
33
-
Persaingan Sempurna Memaksimumkan Efisiensi
Sumber-sumber daya digunakan secara efisien apabila:
Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya
digunakan.
Corak penggunaannya adalah sedemikian rupa sehingga tidak
terdapat corak
penggunaan yang lain yang akan dapat menambah kemakmuran
masyarakat
(dengan kata lain penggunaannya yang sekarang telah
memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat).
Untuk melihat apakah sumber-sumber daya digunakan secara efisien
atau tidak,
perlulah diteliti dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi
produktif dan efisiensi alokatif.
1. Efisiensi Produktif
Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat.
Yang pertama, harus
setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah paling
minimum. Untuk
menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak gabungan
faktor-faktor produksi
dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah gabungan
yang paling sedikit
menggunakan biaya. Syarat ini harus dipenuhi pada setiap tingkat
produksi. Syarat
kedua yaitu industri secara keseluruhan harus memproduksikan
barang pada biaya rata-
rata yang paling rendah, yaitu pada waktu kurva AC mencapai
titik paling rendah.
Apabila suatu industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat
produksinya dikatakan
mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal dan biaya
produksinya merupakan
biaya produksi yang paling minimal.
2. Efisiensi Alokatif
Untuk melihat apakah efisiensi alakatif dicapai atau tidak,
perlulah dilihat apakah
alokasi sumber-sumber daya ke berbagai kegiatan ekonomi/
produksi telah mencapai
tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi sumber-sumber mencapai
efisieni yang
maksimum apabila dipenuhi syarat berikut, yaitu harga setiap
barang sama dengan biaya
marginal untuk memproduksikan barang tersebut. Berarti untuk
setiap kegiatan
34
-
ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai
keadaan dimana harga =
biaya marginal. Dengan cara ini produksi berbagai macam barang
dalam perekonomian
akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat (Sukirno, 2002. hal.
257-258).
Kebebasan Bertindak dan Memilih
Di dalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan
dalam
menentukan harga, jumlah produksi dan jenis-jenis barang yang
diproduksikan. Begitu
pula dalam menentukan bagaimana factor-faktor produksi digunakan
di dalam
masyarakat, efisiensilah yang menjadi faktor yang menentukan
pengalokasiannya.
Tidak seorang pun mempunyai kekuasaan untuk menentukan corak
pengalokasiannya.
Selanjutnya dengan adanya kebebasan untuk memproduksikan
berbagai jenis barang
maka masyarakat dapat mempunyai pilihan yang lebih banyak
terhadap barang-barang
dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dan
masyarakat
mempunyai kebebasan yang penuh ke atas corak pilihan yang akan
dibuatnya dalam
menggunakan faktor-faktor produksi yang mereka miliki (Sukirno,
2002. hal. 259).
Beberapa Kritik Terhadap Persaingan Sempurna
Di samping menekankan kebaikan-kebaikannya, ahli ekonomi juga
mennyadari
bahwa persaingan sempurna mempunyai beberapa kelemahan/
keburukan. Beberapa
kelemahannya yang penting adalah :
1. Persaingan Sempurna Tidak Mendorong Inovasi
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan
mudah oleh
perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat
memperoleh
keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik
memproduksi yang
baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang
hanyalah berupa
keuntungan normal, karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan
dapat menaikkan
35
-
efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam
waktu yang singkat
juga dapat berbuat demikian. Ketidakekalan keuntungan dari
mengembangkan
teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong
untuk melakukan
perkembangan teknologi dan inovasi.
Di samping oleh alasan yang disebutkan di atas, segolongan ahli
ekonomi juga
berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas di pasar
persaingan sempurna karena
perusahaan-perusahaan yang kecil ukurannya tidak akan mampu
untuk membuat
penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik.
Penyelidikan seperti itu
sering sekali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul oleh
perusahaan yang
ukurannya. Sebagai contoh, kegiatan pertanian tradisional pada
umumnya
menggunakan teknologi yang tidak berkembang sama sekali. Dan
usaha untuk
memodernkannya selalu dilakukan melalui penyelidikan dan
pengembangan teknologi
oleh pemerintah. Para petani tidak mempunyai kemampuan untuk
melakukannya
(Sukirno, 2002. hal. 259-260)
2. Persaingan Sempurna Adakalnya Menimbulkan Biaya Sosial
Di dalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah
cara perusahaan
itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut
pandangan perusahaan,
penggunaannya mungkin sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari
sudut kepentingan
masyarakat, adakalanya merugikan. Sebagai contoh, kegiatan yang
efisien tersebut
mungkin mneimbulkan pengotoran lingkungan yang serius, maka
biaya social dari
kegiatan tersebut sangat tinggi (Sukirno, 2002. hal. 260).
3. Membatasi Pilihan Konsumen
Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahaan adalah 100
persen sama,
konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang
yang akan
dikonsumsikannya. Dalam pasar persaingan monopolistis dan
oligopoli suatu jenis
36
-
barang tertentu diproduksikan secara berbeda-beda coraknya oleh
berbagai perusahaan.
Maka terdapat lebih banyak variasi dan pilihan kepada konsumen.
Pilihan yang lebih
banyak variasi dan pilihan kepada konsumen. Pilihan yang lebih
menyebabkan
kepuasan yang mereka peroleh adalah lebih komplit dari apabila
jenis barang yang
tersedia adalah serupa (Sukirno, 2002. hal. 260).
4. Biaya Produksi Dalam Persaingan Sempurna Mungkin Lebih
Tinggi
Di dalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan
sempurna adalah
paling minimum, tersirat (yang tidak dinyatakan) pemisahan bahwa
biaya produksi yang
tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar.
Perusahaan-perusahaan dalam bentuk
pasar lainnya (seperti misalnya pasar monopoli) mungkin dapat
mengurangi biaya
produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi, perkembangan
teknologi dan inovasi
(Sukirno, 2002. hal. 260-261).
5. Distribusi Pendapatan Tidak Selalu Merata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu
pola permintaan
tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan
menentukan bentuk
pengalokasian sumber-sumber daya (dalam perekonomian pasar,
permintaan
menentukan corak penggunaan sumber-sumber daya). Ini berarti
distribusi pendapatan
menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya
yang efisien.
Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan
sumber-sumber daya (yang
dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk
kepentingan golongan
kaya. Sebagai contoh, dalam masyarakat diperlukan banyak rumah
murah. Tetapi
kalau mekanisme pasar menunjukkan bahwa rumah mewah mudah dijual
maka para
pengusaha akan menghasilakan rumah mewah. Dengan memperhatikan
keadaan
permintaan dalam pasar, maka efisiensi dalam penggunaan
sumber-sumber daya
37
-
mencapai maksimum tetapi ia tidak memaksimumkan kepentingan
seluruh masyarakat
(Sukirno, 2002. hal. 261).
b. Pasar Monopoli
Struktur pasar yang sangat bertentangan cirri-cirinya dengan
persaingan sempurna
adalah pasar monopoli. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di
mana hanya terdapat
satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang
yang tidak mempunyai
barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang
dinikmati oleh
perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini
diperoleh karena
terdapat hambatan yang sangat tangguh kepada
perusahaan-perusahaan lain untuk
memasuki industri tersebut (Sukirno, 2002. hal. 265).
Menurut Salvtore (1990. Hal. 254), monopoli adalah bentuk
organisasi pasar di
mana terdapat perusahaan tunggal yang menjual komoditi yang
tidak mempunyai
substitusi yang sempurna. Jadi perusahaan itu sekaligus
merupakan industri dan
mengadapi kurva permintaan industri yang memiliki kemiringan
negative untuk
komoditi itu. Akibatnya, jika monopolis itu hendak menjual lebih
banyak komoditi ia
harus menurunkan harganya.
Ciri-ciri pasar monopoli sangat berbeda dengan pasar persaingan
sempurna. Uraian
berikut menerangkan ciri-ciri monopoli :
1. Pasar Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan
Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di
atas, yaitu hanya ada
satu saja perusahaan dalalm industri tersebut. Dengan demikian
barang atau jasa yang
dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli
tidak mempunyai
pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka
mereka harus membeli
dari perusahaaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan
sepenuhnya ditentukan
38
-
oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat berbuat suatu
apa pun di dalam
menentukan syarat jual beli.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti Yang Mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli dapat digantikan oleh
barang lain
yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya
jenis barang yang
seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subsitite)
yang dapat menggantikan
barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang
tidak mempunyai barang
pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang pengganti yang
sangat berbeda
sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat
menggatikan listrik karena, ia
tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televise atau
memanaskan setrika dll.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan Untuk Masuk Ke Dalam Industri
Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang
mempunyai
kekuasaan monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan
wujud, karena tanpa
adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa
perusahaan perusahaan
di dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan
menyebabkan
perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut. Adanya
hambatan kemasukan
yang sangat tangguh menghindarkan berlakunya keadaan yang
seperti itu. Ada
beberapa bentuk hambatan masuk ke dalam pasar monopoli. Ada yang
bersifat legal,
yaitu dibatasi oleh undang-undang. Ada yang bersifat teknologi,
yaitu teknologi yang
digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula
yang bersifat
keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
4. Dapat Mempungaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual
di dalam pasar,
maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu
perusahaan monopoli
dipandang sebagai penentu atau price setter. Dengan mengadakan
pengendalian ke atas
39
-
produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli
dapat menentukan
harga pada tingkat yang dikehendaki.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan
di dalam
industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan.
Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksikannya terpaksa
membeli dari
perusahaan tersebut. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli
sering membuat
iklan. Iklan tersebut bukanlah untuk bertujuan menarik pembeli
tetapi untuk
memelihara hubungan baik dengan masyarakat (Sukirno, 2002. hal.
267).
Faktor-Faktor yang Menimbulkan Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar
(perusahaan)
monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Memiliki Sumber Daya yang Unik
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan
suatu sumber
daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau
perusahaan lain. Satu
contoh yang jelas dalam hal ini adalah “suara emas” dari seorang
penyayi terkenal atau
kemampuan bermain yang sangat luar biasa oleh pemain sepak bola.
Hanya merekalah
yang mempunayai kepandaian tersebut dan harus dibayar lebih
malah dari biasa apabila
masyarakat ingin menikmatinya.
Di dalam suatu perekonomian, monopoli juga dapat berlaku apabila
sesuatu
perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah
yang tersedia. Di
masa ini contoh dari perusahaan yang masih mempunyai sifat
seperti ini adalah
perusahaan permata De Beers Company di Afrika Selatan. Hampir
semua
pertambangan permata yang ada di dunia ini dimiliki oleh
perusahaan seperti itu. Pada
permulaan abad yang lalu perusahaan Standard Oil Company di
Amerika Serikat
40
-
menguasai hampir seluruh sumber minyak yang ada di Negara
tersebut. Sampai
sebelum Perang Dunia Kedua perusahaan Aluminium Company of
America juga
mempunyai kekuasaan monopoli. Pada waktu itu hampir semua
cadangan bauxite,
yaitu bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan aluminium,
dimiliki oleh
perusahaan itu. Oleh sebab itu Alumunium Company of America
dapat menghasilkan
barangnya tanpa ada persaingan. Perusahaan air minum di sesuatu
kota adalah satu
contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya
yang unik (Sukirno,
2002. hal. 267 – 268).
2. Dapat Menikmati Skala Ekonomi
Di dalam abad ini perkembangan teknologi sangat pesat sekali,
diberbagai kegiatan
ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga
produksi yang
efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat
besar dan meliputi
hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar. Keadaan
seperti ini berarti
suatu perusahaan baru mneikmati skala ekonomi yang maksimum
apabila tingkat
produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada waktu perusahana
mencapai keadaan
di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah
hampir menyamai
jumlah permintaan yang wujud di pasar. Dengan demikian, sebagai
akibat dari skala
ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan
harga barangnya
apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang
sangat tinggi, harga
adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru
tidak akan sanggup
bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang.
Keadaan ini
mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti
yang diterangkan di
atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah
atau natural
monopoli. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam
perusahaan jasa umum
(utility) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum,
perusahaan telepon dan
41
-
perusahaan jasa angkutan kereta api. Dibeberapa jenis industri
lain skala ekonomi tidak
mewujudkan monopoli, tetapi satu atau beberapa perusahaan
memproduksikan barang
yang hampir sama jumlahnya dengan yang ditawarkan di pasar.
Perusahaan baja,
pertambangan minyak dan idustri pembuat modil adalah
contoh-contoh dari industri
semacam itu (Sukirno, 2002. hal. 268).
3. Kekuasaan Monopoli yang Diperoleh Melalui Peraturan
Pemerintah
Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan
perusahaan-
perusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan
kekuasaan monopli.
Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah : 1) peraturan paten
dan hak cipta (copy
right) dan 2) hak usaha eksklusif (exclusive franchise) yang
diberikan kepada
perusahaan jasa umum.
1. Peraturan patent dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang peast terutama ditimbulkan oleh
perkembangan
teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang
diperlukan waktu
bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu
kegiatan dan
pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan dilakukan
perusahaan
apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah saja dicontoh atau
dijiplak oleh
perusahaan lain. Apabila tidak ada perturan yang melarang
penjiplakan, tidak
untungnya bagi perusahaan untuk menciptakan barang-barang yang
lebih baik
mutunya, karena dalam waktu yang singkat perusahaan lain akan
menirunya.
Sebagai akibat dari keadaan seperti ini kemajuan teknologi akan
terhambat dan ini
selanjutnya melambatkan jalannya pertumbuhan ekonomi. Agar
usaha
mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang
baru akan
membri keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah
melarang dan
42
-
menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Langkah seperti ini
dilakukan dengan
memberikan hak paten kepada perusahaan yang mengembangkan barang
baru.
Hak cipta atau copy right adalah hak paten juga, yaitu ia
merupakan suatu jaminan
hokum untuk menghindari penjiplakan. Tetapi hak cipta adalah
khusus diberikan
kepada penulis dan composer/penggubah lagu. Dengan adanya hak
cipta tersebut
hanya penulis atau penggubah lagu saja yang mempunyai hak ke
atas penerbitan
buku yang ditulis dan lagu yang digubah (Sukirno, 2002. hal.
268-269).
2. Hak Usaha Ekslusif
Apabila skala ekonomi hanya diperoleh perusahaan setelah
perusahaan itu mencapai
tingkat produksi yang sangat tinggi, kepentingan masyarakat
banyak akan
dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk
menikmati skala
ekonomi itu dan pada waktu yang sama diharuskan menjual
produksinya dengan
harga yang rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti itu secara
serentak
pemerintah harus menjalankan dua langkah yaitu : 1) memberikan
hak monopoli
kepada suatu perusahaan dalam suatu kegaiatan tertentu dan 2)
menentukan
harga/tarif yang rendah ke atas barang/jasa yang diproduksikan.
Contoh perusahaan
seperti ini adalah perusahaan air minum, penerbangan dan
angkutan kereta api.
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan
monopoli akan
timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum.
Sebagai
akibatnya setiap perusahaan akan menetapkan harga/ tarif yang
tinggi ke atas
barang/jasa yang dihasilkannya. Keadaan sesperti ini menimbulkan
kerugian
kepada masyarakat, karena mereka harus membayar produksi
perusahaan itu dengan
harga yang tinggi. Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan
tunggal dalam
pasar belum menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang
rendah.
Walaupun perusahaan tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan
sepenuhnya,
yang menyebabkan biaya produksi berada pada tingkat yang sangat
rendah, belum
43
-
tentu perusahaan akan menjual hasil produksinya pada harga yang
rendah. Untuk
menghindari agar perusahaan tidak mengambil tindakan yang
seperti itu pemerintah,
di samping memberikan hak monopoli, akan menetapkan harga/tarif
penjual dari
barang/jasa yang disediakan perusahaan tersebut. Dengan cara ini
dapatlah
kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu para konsumen dapat
membeli barang
yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat harga yang
relatif rendah
(Sukirno, 2002. hal. 269-270).
Menurut Salvatore (1990. hal. 263) ada beberapa hal yang
menyebabkan timbulnya
monopoli. Perusahaan bisa menguasai seluruh penawaran bahan baku
yang diperlukan
untuk memproduksi komoditi itu. Misalnya, hingga perang dunia
II, Aloca memiliki
atau menguasai hamper setiap sumber bauksit (bahan baku yang
penting untuk
memproduksi alumunium) di AS dan dengan demikian mempunyai
monopoli penuh
atau produksi alumunium di Amerika Serikat. Perusahaan bisa
memiliki paten yang
menghalangi perusahaan lain untuk memproduksi komoditi yang
sama. Misalnya,
ketika kertas kaca pertama kali diperkenankan, Dupont mempunyai
kekuasaan
monopoli untuk produksinya berdasarkan atas hak paten. Monopoli
bisa ditetapkan
melalui hak monopoli pemerintah. Dalam hal ini, perusahaan itu
ditetapkan sebagai
produsen dan penyalur tunggal barang atau jasa tetapi tunduk
pada pengendalian
pemerintah dalam aspek-aspek tertentu dari operasinya. Di
beberapa industri increasing
return tu scale bisa dijalankan pada berbagai rentang output
yang cukup besar guna
hanya membiarkan satu perusahaan untuk memproduksi output
ekuilibrium industri.
Industri ini disebut “monopolistis alamiah” dan biasa terdapat
dalam bidang
kepentingan umum dan transportasi. Apa yang biasanya dilakukan
pemerintah dalam
kasus ini adalah menginzinkan monopolis itu beroperasi tetapi
harus tunduk pada
pengendalian pemerintah misalnya, taruf listrik di kota New York
ditetapksn agar Con
44
-
Edison hanya mendapat “tingkat hasil yang normal” (misalnya 10
sampai 15%) atas
investasinya.
Syarat-Syarat Diskriminasi Harga
Tidak semua perusahaan monopoli dapat melakukan diskrimisai
harga. Hanya
dalam keadaan-keadaan tertentu disrkriminasi dapat dijalankan
dengan sukses.
Dibawah ini dijelaskan beberapa keadaan yang memungkinkan
perusahaan monopoli
melakukan diskriminasi harga.
1. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar yang
lain
Kalau terdapat kemungkinan barang dapat dibawa dari pasar yang
lebih murah ke
pasar yang lebih mahal, maka kebijakan diskriminasi harga tidak
akan efektif. Barang
dari pasar yang lebih murah akan dijual lagi di pasar yang lebih
mahal dan perusahaan
tidak dapat menjaul lagi barang yang disediakan untuk pasar
tersebut.
2. Sifat barang ata jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi
harga
Barang-barang atau jasa-jasa tertenu dapat dengan mudah dijual
dengan harga yang
berbeda. Barang seperti itu biasanya berbentuk jasa perseorangan
sperti jasa seorang
dokter, ahli hokum, piñata rambut dan kemampuan langganan untuk
membayar orang
kaya dikenakan tarif yang tinggi, sebaliknya orang miskin diberi
diskon.
3. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing
pasar haruslah sangat
berbeda.
Kalau permintaan dan elastisitas permintaan adalah sangat
bersamaan di kedua
pasar tersebut, keuntungan tidak akan diperoleh dari kebijakan
tersebut. Biasanya
diskriminasi harga dijalankan apabila elastisitas permintaan di
masing-masing pasar
sangat berbeda. Apabila permintaan tidak elastis, harga akan
ditetapkan pada tingkat
yang relative tinggi, sedangkan di pasar yang permintaannya
lebih elastis, harga
45
-
ditetapkan pada tingkat yang rendah. Dengan cara ini penjualan
dapat diperbanyak dan
keuntungan dimaksimumkan.
4. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang
Adakalanya melaksanakan kebajikan diskriminas harus mengeluarkan
biaya.
Apabila kebijakan tersebut dilakukan di dua daerah yang berbeda,
maka biaya untuk
mengangkut barang harus dikeluarkan. Dan sekiranya dilakukan di
daerah yang sama,
biaya yang dikeluarkan mungkin dalam bentuk iklan. Apabila biaya
yang dikeluarkan
adalah melebihi pertambahan keuntungannya yang diperoleh dari
diskriminasi harga,
tidak ada manfaatnya untuk menjalankan kebijakan tersebut.
5. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional
konsumen.
Ini misalnya dilakukan dengan menjual barang yang sama tetapi
dengan
pembungkusan, merk/cap dan kampanye iklan yang berbeda. Dengan
cara ini produsen
dapat menjual barang yang dikatakannya bermutu tinggi kepada
konsumen kaya dan
sisanya kepada golongan masyarakat lainnya. Cara yang lain
adalah menjual barang
yang sama, tetapi dengan harga berbeda pada daerah pertokoan
yang berbeda. Di
daerah pertokoan orang kaya harganya lebih dimahalkan daripada
di daerah pertokoan
orang miskin (Sukirno, 2002. hal. 284 – 285).
Menurut Salvatore (1990. hal. 277 – 281), terdapat tiga tingkat
harga dalam
diskriminasi yaitu :
1. Dalam diskriminasi harga tingkat pertama, monopolis
berperilaku seolah-olah
setiap unit komoditi dijual secara terpisah kepada para konsumen
dan
mengenakan harga tertinggi yang dapat dicapai untuk setiap unit
komoditi.
2. Diskriminasi harga tingkat kedua, monopolis menetapkan harga
per unit yang
seragam untuk kuantitas komoditi tertentu, harga per unit yang
lebih rendah
untuk partai tambahan komoditi itu dan seterusnya.
46
-
3. Diskriminasi harga tingkat ketiga terjadi apabila monopolis
menentukan harga-
harga yang berbeda untuk komoditi yang sama di dalam pasar yang
berbeda.
Salah satu kondisi yang diperlukan adalah bahwa harus terdapat
dua atau lebih
pasar yang dapat dipisahkan dan dapat dijaga terpisah. Jika
pasar tidak terpisah,
sebagian orang akan membeli barang itu pasar yang harganya lebih
tinggi
hingga harga-harga barang di kedua pasar itu menjadi sama.
Dengan demikian,
mereka melawan usaha-usaha monopolis untuk menetapkan
harga-harga yang
berbeda di pasar yang berbeda.
Contoh-Contoh Kebijakan Diskriminasi Harga
Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli
pemerintah.
Perusahaan listrik Negara misalnya menggunakan tariff yang
berbeda untuk
listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakaii
perusahaan.
Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa-jasa professional. Dokter
spesialis,
dokter umum, ahli hokum dan guru kursus privat adalah beberapa
golongan
professional yang sering menjalankan diskriminasu harga dari
jasa yang mereka
berikan. Mereka biasanya mempunyai tariff yang fleksibel. Kepada
orang yang
relative tak mapu mereka mengenakan tariff yang rendah,
sedangkan kepada
orang kaya tarifnya ditinggikan.
Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional.
Dalam aspek ini perusahaan membedakan di antara harga yang
dijual di dalam
negeri dengan harga untuk penjualan ke luar negeri. Harga
penjualan ke luar
negeri pada umumnya lebih rendah karena di pasaran internasional
terdapat
banyak saingan dan untuk mempertinggi kemampuannya untuk
bersaing,
perusahaan perlu menekan harga hingga ke tingkat yang serendah
mungkin
(Sukirno, 2002. hal. 285).
47
-
Efisiensi Kegiatan Monopoli
Dalam pasar persaingan sempurnan mengalokasikan sumber-sumber
daya secara
ideal, yaitu di dalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan
sempurna akan terus
menambah produksinya sehingga terapai keadaan dimana harga =
biaya marginal.
Monopoli telah menghentikan kegiatan produksinya sebelum hal
tersebut tercapai. Di
samping itu di dalam jangka panjang, oleh karena tidak adanya
persaingan, perusahaan
monopoli masih dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari
keuntungan
normal dan ia dicapai pada waktu harga masih lebih besar dari
biaya marginal. Ini
berarti penggunaan sumber-sumber daya adalah lebih tidak efisien
dalam monopoli
kalau dibandingkan dengan dalam persaingan sempurna. Penggunaan
sumber-sumber
daya yang tidak optimum ini menimbulkan dua akibat yang tidak
menguntungkan, yaitu
(1) produksi dan penawaran barang adalah relative sedikit dan
ini meninggikan harga,
dan (2) biaya produksi adalah lebih tinggi daripada biaya
rata-rata yang optimum
(Sukirno, 2002. hal. 289).
Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna
Perbandingan ini akan dilakukan dengan melihat dua keadaan yaitu
: (i) apabila
biaya produksinya sama, dan (ii) apabila biaya produksinya
berbeda.
1. Biaya produksi sama
Perbandingan efesien di antara pasar persaingan sempurna dan
monopoli dalam
menggunakan sumber-sumber daya, ditunjukkan pada kurva. Dalam
kurva ditunjukkan
permintaan (DD) dan penawaran (SS) di dalam pasar persaingan
sempurna. Dengan
demikian harga adalah Ps dan jumlah barang yang diperjualbelikan
di pasar adalah Qs.
Telah diterangkan bahwa (i) kurva penawaran pasar persaingan
sempurna adalaha
gabungan kurva biaya marginal perusahaan-perusahaan, dengan
demikian SS – ΣMC,MC,
48
-
dan (ii) setiap perusahaan memperoleh keuntungan normal, berarti
harga adalah sama
dengan biaya produksi per unit yang paling minimum (Sukirno,
2002. hal. 289).
Gambar 2.1 :Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan
Sempurna (Biaya Sama)
P P
D D S=σMC S=MCMC S=MCm
Pm
P1 AC Ps
S D S D
MR
O Qs O Qm Qs
(i) Persaingan Sempurna (ii) Monopoli
Seterusnya misalnya seluruh perusahaan dalam persaingan sempurna
bergabung
dan menjadi menjadi satu perusahaan monopoli. Dalam gabungan ini
dimisalkan juga
bahwa biaya produksi tidak mengalami perubahan. Oleh sebab itu
kurva SS sama
dengan ΣMC,MC dari pasar persaingan sempurna sekarang berubah
menjadi kurva biaya
marginal perusahaan monopoli (SS=MCm). Perubahan ini ditunjukkan
dalam kurva di
atas. Gambar tersebut menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah
perusahaan
monopoli diwujudkan. Harga dan jumlah barang yang
diperjualbelikan sebelum
perusahaan-perusahaan bergabung berturut-turut adalah Ps dan
Qs.
Sesudah perusahaan-perusahaan itu menjadi perusahaan monopoli
harga tidak sama
dengan hasil penjualan marginal. Dengan permintaan pasar seperti
DD, hasil penjualan
marginal adalah MR. Maka perusahaan monopoli akan memaksimumkan
keuntungan
49
-
apabila jumlah produksi adalah Qm. Pada tingkat produksi ini
harga akan mencapai Pm
(Sukirno, 2002. hal. 290).
Berdasarkan perbandingan antara keadaan di pasar persaingan
sempurna dan
monopoli yang diterangkan dengan menggunakan kurva di atas dapat
di ambil beberapa
kesimpulan seperti yang dinyatakan di bawah ini :
Persaingan sempurna menggunakan sumber-sumber daya dengan lebih
efisien
dari monopoli. Dalam monopoli Pm lebih besar dari MC sedangkan
dalam
persaingan sempurna Ps = MC.
Harga dalam monopoli lebih tinggi dari harga dalam pasar
persaingan sempurna.
Jumlah produksi dalam persaingan sempurna lebih tinggi dari pada
dalam
monopoli.
Biaya produksi per unit dalam monopoli adalah lebih tinggi dari
dalam
persaingan sempurna. Dalam persaingan sempurna perusahaan
hanya
memperoleh untung normal, berarti biaya produksi per unit sama
dengan Ps.
Karena dimisalkan kurva biaya produk untuk pasar persaingan
sempurna adalah
sama dengan kurva biaya monopoli, maka Ps adalah biaya rata-rata
yang paling
rendah dalam perusahaan monopoli. Biaya per unit sebesar itu
akan
dibelanjakan monopoli apabila produksi sebesar Qs. Tetapi
monopoli
memproduksikan Qm maka biaya produksinya per unit harus lebih
tinggi dari Ps
(Sukirno, 2002.. hal. 290).
2. Biaya Produksi Berbeda.
Kesimpulan-kesimpulan dalam analisis sebelum ini hanyalah benar
apabila
dianggap kurva biaya produksi di pasar persaingan sempurna
adalah sama dengan di
dalam monopoli. Sekiranya monopoli dapat menikmati skala ekonomi
sehingga ke
tingkat produksi yang sangat tinggi, kurva biaya rata-rata akan
berbeda dari yang
dimisalkan di atas. Besar kemungkinan ia berada di bawah kurva
biaya rata-rata dari
50
-
pasar persaingan sempurna. Walaupun produksi telah mencapai Qs
biaya produksi rata-
rata tetap akan menurun. Apabila kurva biaya produksi rata-rata
mempunyai sifat
seperti itu, kurva MC-nya akan terletak di sebelah kanan dari MC
dalam pasar
persaingan sempurna. Sebagai akibat dari keadaan seperti ini,
perusahaan monopoli
mungkin akan memproduksi lebih banyak dan harga juga lebih
rendah dari dalam pasar
persaingan sempurna (Sukirno, 2002. hal. 290-291).
Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat
Dalam monopoli terdapat kemungkinan berlakunya keadaan berikut :
“harga akan
lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah dan keuntungan lebih
besar daripada di
dalam pasar persaingan sempurna”. Berdasarkan kepada kemungkinan
ini kebanyakan
ahli ekonomi berpendapat bahwa monopoli menimbulkan akibat yang
buruk ke atas
kesejateraan masyarakat dan distribusi pendapat menjadi lebih
tidak merata. Monopoli
akan memperoleh keuntungan yang lebih dari normal dan ini akan
dinikmati oleh
pengusaha monopoli dan pemegang-pemegang sahamnya. Mereka pada
umumnya
terdiri dari penduduk yang berpendapat tinggi atau menengah.
Para pekerja yang
merupakan golongan yang relative miskin, tidak akan memperoleh
sesuatu apa pun dari
keuntungan monopoli yang lebih tinggi dari keuntungan normal
tersebut.
Tanpa ada hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan
monopoli, akan wujud
kemungkinan berlakunya keadaann di mana beberapa perusahaan baru
pada akhirnya
beroperasi dalam pasar. Dalam keadaan seperti itu pasaran telah
berubah menjadi
ologopoli. Ini menyebabkan setiap perusahaan tidak dapat
mneikmati skala ekonomi
secara maksimum. Maka setiap perusahaan akan menetapkan
harga/tariff yang tinggi
ke atas barang/jasa yang dihasilkannya. Keadaan seperti ini
menimbulkan kerugian
kepada masyarakat, karena mereka harus membayar dengan harga
yang tinggi tersebut.
51
-
Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam
pasar belum
menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah.
Walapun perusahaan
tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang
menyebabkan biaya
produksi berada pada tingkat yang rendah sekali, belum tentu
perusahaan akan menjual
hasil produksinya dengan harga yang rendah. Sadar bahwa ia
mempunyai kekuasaan
monopoli mungkin menyebabkan ia akan menetapkan harga yang
tinggi juga. Untuk
mengatasi masalah pemerintah, disamping memberikan hak monopoli,
akan
menetapkan harga/tariff penjualan dari barang/jasa yang
disediakan perusahaan
tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen
dilindungi yaitu para
konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan
monopoli pada tingkat
harga yang relative rendah (Sukirno, 2002. hal. 291).
c. Persaingan Monopolistis
Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang
berada di antara
dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan
monopoli. Oleh sebab itu
sifat-sifatnya mengandung unsure-unsur sifat pasar monopoli dan
unsure-unsur sifat
pasar persaingan sempurna. Maka pasar persaingan monopolistis
dapat didefinisikan
sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang yang
berbeda corak (differentiated product) (Sukirno, 2002. hal.
298).
Menurut Salvatore (1990. hal. 283), persaingan monopolistic
mengacu pada
organisasi pasar dimana terdapat banyak perusahaan yang menjual
komoditi yang
hamper serupa tetapi tidak sama. Contohnya adalah banyaknya merk
rokok yang
tersedia (misalnya Malboro, Winston, Kent dan sebagainya).
Contoh lain adalah
banyaknya deterjen yang berbeda di pasar. Karena adanya
diferensiasi produk ini,
penjual dapat mengendalikan harganya dan dengan demikian
menghadapi kurva
permintaan memiliki kemiringan negative. Akan tetapi, adanya
banyak substitusi yang
52
-
serupa sangat membatasi kekuatan “monopoli” para penjual dan
mengakibatkan kurva
permintaan yang sangat elastis. Jika perusahaan tunggal dalam
industri monopolistis
menurunkan harga, ia akan bergerak ke bawah sepanjang kurva
permintaannya yang
sangat elastis dan menaikkan penjualannya dalam jumlah yang
besar sekali. Akan
tetapi, jika semua perusahaan dalam industri itu menurunkan
harga-harga mereka secara
serentak, maka tingkat penjualan dari setiap perusahaan akan
lebih sedikit naiknya.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopolistis
1. Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan
monopolistis, namun
demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan
sempurna. Apabila di
dalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar
persaingan
monopolistis sudah mungkin wujud. Yang penting, tidak satupun
dari perusahaan-
perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari
perusahaan-perusahaan
lainnya. Perusahaan dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran
yang relative sama
besarnya. Keadaan ini menybabkan produksi suatu perusahaan
relative sedikit kalau
dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar
(Sukirno, 2002.
hal. 298).
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara
pasar persaingan
monopolistis dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan
dalam pasar
persaingan sempurna produksi berbagai perusahaan adalah serupa.
Oleh karenanya
sukar untuk membedakan yang mana pula produksi perusahaan
lainnya. Produksi
dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya
(differentiated product) dan
secara fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu
perusahaan dengan produksi
53
-
perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik
barang tersebut terdapat
pula perbedaan-perbedaan dalam pembukuannya, perbedaan dalam
bentuk “jasa
perusahaan setelah penjualan” (after sale service) dan perbedaan
dalam cara membayar
barang yang dibeli. Sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan ini
barang yang
diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistis
bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna (perfect
substitute) kepada barang
yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya merupakan
pengganti yang dekat
atau close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang
dihasilkan inilah yang menjadi
sumber dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang
dimiliki oleh
perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis (Sukirno, 2002.
hal. 298).
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang
tidak
mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam
pasar persaingan
monopolistis dapat mempengaruhi harga. Namun demikian
pengaruhnya ini relative
kecil kalu dibandingkan dengan perusahaan oligopoly dan
monopoli. Kekuasaan
mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari
sifat barang yang
dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau
differentiated product. Perbedaan
ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih yaitu lebih
menyukai barang dari
sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang
dihasilkan perusahaan
lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga
barangnya, ia masih dapat
menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak
seperti sebelum kenaikan
harga. Sebaliknya, apabila perusahaan mneurunkan harga, tidaklah
mudah untuk
menjual semua barang yang diproduksikannya. Banyak di antara
konsumen di pasar
54
-
masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan lain,
walaupun harganya sudah menjadi relative lebih mahal (Sukirno,
2002. hal. 299).
4. Masuk ke dalam Industri Relatif Mudah
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar
persaingan
monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan
yang dihadapi
tidaklah seberat seperti di dalam oligopoly dan monopoli. Tetapi
masuk ke dalam
industri tidak semudah seperti di pasar persaingan sempurna.
Beberapa faktor yang
menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang
diperlukan adalah relative
besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam
pasar persaingan
sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus
menghasilkan barang yang
berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar dan
mempromosikan barang
tersebut untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada
yang sudah ada di
pasar dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu
barang tersebut
(Sukirno, 2002. hal. 299).
Elemen yang bersifat persaingan berasal dari kenyataan bahwa
dalam industri yang
bersaing secara monopolistis (sebagaimana halnya dalam industri
yang bersaing secara
sempurna), terdapat begitu banyak perusahaan yang aktivitasnya
masing-masing tidak
mempunyai pengaruh yang jelas terhadap perusahaan lain dalam
industri itu.
Selanjutnya, perusahaan lain dapat memasuki atau mneinggalkan
industri itu tanpa
banyak kesulitan dalam jangka panjang. Unsur monopoli terjadi
karena para penjual
yang banyak dalam industri tersebut menjual produk dengan
deferensiasi dan bukan
produk yang homogen (Salvatore, 1990. hal. 292-293).
5. Persaingan Mempromosikan Sangat Aktif
Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari
perusahaan-perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin
menjual barangnya
55
-
dengan harga relative tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak
pelanggan. Sebaliknya
suatu perusahaan lain mungkin harga barangnya rendah, tetapi
tidak banyak menarik
langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang
mereka hasilkan,
yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya
tarik yang berbeda
kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi citarasa pemebeli,
para pengusaha
melakukan persaingan bukan harga (non price competition).
Persaingan yang demikian
itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang,
melakukan kegiatan
iklan yang terus-menerus, memberikan syarat penjualan yang
menarik dan lain
sebagainya (Sukirno, 2002. hal. 299-300).
d. Pasar Persaingan Oligopoli
Menurut Sukirno (2002. hal. 316), pasar oligopoly hanya terdiri
dari sekelompok
kecil perusahaan. Biasanya struktur dari industri dalam pasar
oligopoly adalah terdapat
beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar
oligopoly –
katakanlah 70 sampai 80 persen dari seluruh produksi atau nilai
penjualan – dan
disamping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Beberapa
perusahaan golongan
yang pertama (yang menguasai pasar) sangat saling mempengaruhi
satu sama lain,
karena keputusan dan tindakan oleh salah satunya sangat
mempengaruhi perusahaan-
perusahaan lainnya. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan
harus mengambil
keputusan yang berhati-hati di dalam mengubah teknik memproduksi
dan sebagainya.
Sifat saling mempengaruhi (mutual interdependence) ini merupakan
sifat yang khusus
dari perusahaan dalam pasar oligolpoli yang tidak didapati dalam
bentuk pasar lainnya.
Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoly banyak
terdapat karena
teknologi sudah sangat modern. Teknologi modern mencapai
efisiensi yang optimum
hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang besar
sekali. Keadaan ini
menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam
industri.
56
-
Dalam bukunya Salvatore (1990. hal. 285) menyebutkan bahwa
oligopoly adalah
organisasi pasar di mana terdapat beberapa penjual suatu
komoditi. Oleh sebab itu,
tindakan setiap penjual akan mempengaruhi penjual lain.
Disamping sifat penting yang baru diterangkan ini, pasar
oligopoly mempunyai
beberapa cirri khas lain. Ciri-ciri tersebut diterangkan dalam
uraian berikut (Sukirno,
2002. hal. 316).
1. Menghasilkan Barang Standar Maupun Barang Berbeda Corak
Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoly menghasilkan barang
standar
(standardized product). Industri dalam pasar oligopoly yang
demikian sifatnya banyak
dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti
produsen bensin,
industri baja dan alumunium dan industri bahan baku seperti
industri semen dan bahan
bangunan. Di samping itu banyak pula pasar oligopoly yang
terdiri dari perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak
(differentiated product). Barang
seperti itu pada umumnya adalah barang akhir. Contoh dari pasar
oligopoly yang
menghasilkan barang akhir adalah industri mobil dan truk,
industri rokok dan industri
sabun cuci dan sabun mandi (Sukirno, 2002. hal. 316).
2. Kekuasaan Menentukan Harga Adakalnya Lemah dan Adakalnya
Sangat Tangguh
Dari kedua kemungkinan ini yang mana yang akan wujud tergantung
kepada bentuk
kerjasama di antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoly.
Tanpa ada
kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas.
Apabila suatu
perusahaan menurunkan harga, dalam waktu yang singkat ia akan
menarik banyak
pembeli. Perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan
tindakan balasan
dengan mengurangi harga yang lebih besra lagi sehingga akhirnya
perusahaan dalam
pasar oligopoly bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga
dapat distabilkan
pada tingkat yang mereka kehendaki. Dalam hal ini kekuasaan
mereka untuk
57
-
menetukan harga adalah sangat besar yaitu sama seperti dalam
monopoli (Sukirno,
2002. hal. 317).
Dalam pasar oligopoly dikenal dengan kepemimpinan harga (price
leadership)
yang merupakan bentuk kerja sama tidak sempurna di mana
perusahaan-perusahaan
dalam industri oligopolistis secara diam-diam (yaitu, tanpa
kesepatan resmi)
memutuskan untuk menetapkan harga yang sama dengan pemimpin
harga untuk industri
tersebut. Pemimpin harga ini mungkin adalah perusahaan dengan
struktur biaya rendah
atau barangkali perusahaan yang dominant atau terbesar dalam
industri tersebut. Dalam
hal yang terakhir, perusahaan yang dominan menetapkan harga
industri dan
memungkinkan perusahaan lain dalam industri untuk menjual
sebanyak yang mereka
inginkan dengan harga tersebut dan kemudian perusahaan dominant
tadi memasuki
pasar itu (Salvaore, 1990. hal. 289).
3. Pada umumnya perusahaan oligopoly perlu melakukan
promosi.
Iklan secara tersu menerus sangat diperlukan oleh perusahaan
oligopoly yang
menhasilkan barang yang berbeda corak. Pengeluaran untuk iklan
biasanya besra sekali
untuk perusahaan-perusahaan yang seperti itu. Kegiatan promosi
secara iklan yang
sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan yaitu menarik
pembeli baru dan
mempertahankan pembeli lama. Perusahaan oligopoly yang
menghasilkan barang
standar membuat pengeluaran untuk iklan yang lebih sedikit.
Iklan tersebut terutama
untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat (Sukirno, 2002.
hal.. 317).
Bentuk-Bentuk Hambatan Memasuki Oligopoli
Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar
merupakan suatu bukti
nyata bahwa perusahaan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk
masuk ke pasar
58
-
oligopoly. Faktor-faktor penting yang menyebabkan kesukaran
memasuki pasar
oligopoly adalah :
a. Skala Ekonomi
Skala ekonomi yang dinikmati oleh perusahaan yang terdapat dalam
pasar
oligopoly dapat menjadi penghambat yang sangat penting kepada
perusahaan baru
untuk masuk ke dalam industri itu. Apabila suatu perusahaan
oligopolies dapat
menikmati skala ekonomi sehingga k etingkat produksi yang besar
sekali, ini berarti
makin banyak produksinya makin rendah baiya produksi per unit.
Sekiranya
permintaan dalam pasar bertambah, perusahaan yang sudah ada
dalam industri akna
mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memenuhi permintaan
tersebut karena
mereka dapat menambah jumlah produksi dan pada waktu yang sama
mengurangi biaya
produksi per unit. Maka makin besar jumlah penjualan perusahaan
tersebut, semakin
efisien kegiatan memproduksinya. Ini akan mneyukarkan memasuki
perusahaan baru,
karena pada mulanya luas pasaran barangnya hanyalah sebagian
kecil daripada
perusahaan yang telah ada, dan oleh karena itu biaya produksi
per unit adalah lebih
tinggi daripada dalam perusahaan yang lama (Sukirno, 2002. hal.
323).
b. Biaya Produksi yang Berbeda
Biaya per unit yang berbeda sebagai akibat dari tingkat produksi
yang berbeda.
Disamping itu biaya produksi dapat pula berbeda pada tingkat
produksi yang sama.
Biasanya pada setiap tingkat produksi, biaya produksi per unit
yang harus dikeluarkan
perusahaan yang baru adalah lebih tinggi dari yang dikeluarkan
perusahaan lama. Ini
berarti kurva AC (biaya total rata-rata) perusahaan baru adalah
lebih tinggi daripada
kurva AC perusahaan yang lama. Oleh karenanya perusahaan baru
tidak dapat menjual
barangnya semurah seperti perusahaan lama. Keadaan ini
menghambat untuk
kemasukan perusahaan baru.
59
-
Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perbedaan
biaya
produksi tersebut. Yang penting adalah :
Perusahaan lama dapat menurunkan biaya produksi sebagai akibat
pengetahuan
yang mendalam mengenai kegiatan memproduksi yang dikumpulkan
dari
pengalaman masa lalu.
Para pekerjanya sudah lebih berpengalaman di dalam mengerjakan
pekerjaan
mereka dan ini menaikkan produktivitas pekerja, yang
selanjutnya
memungkinkan penurunan biaya produksi.
Perusahaan lama sudah lebih dikenal oleh bank dan para penyedia
bahan mentah
dan oleh karenanya dapat memperoleh kredit yang lebih baik dan
harga bahan
mentah yang lebih murah.
c. Keistimewaan Hasil Produksi
Keistimewaan yang dimiliki oleh barang yang diproduksikan oleh
perusahaan lama
merupakan sumber lain yang dapat menghambat kemasukan perusahaan
baru.
Keistimewaan ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk. Yang
pertama ialah karena
barang tersebut sudah sangat terkenal (product recognized), dan
masyarakat sudah
menaruh kepercayaan dan penghargaan yang tinggi ke atas barang
tersebut. Tanpa
dapat menawarkan barang lain yang jauh lebih baik dari barang
yang dikenal
masyarakat ini, perusahaan baru akan mengalami kesukaran untuk
bersaing dengan baik
di pasaran.
Keistimewaan yang kedua adalah apabila barang tersebut sangat
rumit (product
complexity) yaitu ia terdiri dari komponen-komponen yang banyak
sekali sehingga
sukar membuat dan memperbaikinya. Barang seperti itu antara lain
adalah mobil,
televise, peti es dan sebagainya. Sifat barang yang rumit
tersebut menyebabkan tidak
semua pengusaha yang mempunyai modal dapat masuk ke dalam
perusahaan tersebut.
60
-
Pengusaha tersebut harus juga mengetahui cara-caranya membuat
barang itu yang
mutunya tidak kalah dengan barang-barang yang sudah ada di
pasar.
Selanjutnya kesitimewaan lain yang mungkin dimiliki oleh
perusahaan dalam pasar
oligopoly adalah ia memproduksikan berbagai barang yang sejenis.
Kalau ia produsen
rokok, maka yang diproduksikannya terdiri dari berbagai bentuk
dan jenis sehingga
dapat menyediakan berbagai bentuk dan jenis sehingga dapat
menyediakan berbagai
produk seperti rokok berfilter dan cerutu yang diingini
masyarakat yang cita rasanya
berbeda-beda. Perusahaan sabun mandi, sabun cuci, minuman ringan
dalam botol dan
produsen mobil adalah beberapa contoh lain dari
perusahaan-perusahaan yang sering
kali memproduksikan sesuatu barang dalam bentuk dan sifat, serta
mutu yang sangat
berbeda. Dengan cara ini pasarannya meliputi golongan masyarakat
yang lebih luas dan
sebagai akibatnya sukarlah untuk perusahaan baru memasuki pasar
oligopoly (Sukirno,
2002. hal. 323-324).
D. Konsep Perdagangan Pasar Bebas
Teori Perdagangan Internasional (Luar Negeri)
International Business atau Perdagangan International dapat
didefenisikan terdiri
dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari suatu Negara asal
(country of origin) yang
melintasi perbatasan menuju suatu Negara tujuan (country of
destination) yang
dilakukan oleh perusahaan multinational corporation (MNC) untuk
melakukan
perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan
tenaga kerja,
perpindahan teknologi (pabrik) dan perpindahan merk dagang
(Waluya, 2003. hal. 3).
Robbock membahas “Perdagangan Internasional” dari sudut pandang
manajemen dan
memerinci kegiatan-kegiatan perdagangan sebagai berikut :
61
-
a. Perdagangan internasional terjadi melalui perpindahan
barang-barang,
perpindahan jasa-jasa dari suatu Negara ke Negara lain yang
disebut transfer of
goods and services.
b. Perdagangan internasional juga melewati perpindahan modal
yaitu
masuknya investasi asing dari luar negeri yang disebut transfer
of capital.
c. Tenaga kerja juga merupakan objek dalam perdagangan
internasional.
Pada kenyataannya, tenaga kerja tidak hanya pindah dari desa ke
kota (dari rural ke
urban). Dalam perdagangan internasional transfer of labour
mendorong masuknya
tenaga-tenaga ahli dan tenaga teknisi dari luar negeri. Pada
kenyataannya, unskilled
labour dapat juga memperoleh pekerjaan di luar negeri. Tranfer
of labour
memerlukan adanya pengawasannya terhadap pekerja baik dalam
penetapan upah
(wage rate) maupun perlindungannya.
d. Perdagangan internasional dapat dilakukan melalui transfer
of
technology yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik di
negara-negara lain.
e. Keberhasilan dari suatu perdagangan internasional tergantung
dari
transfer of data dan informasi terutama dalam penyampaian
informasi terutama
dalam penyampaian informasi tentang kepastian tersedianya bahan
baku dan pangsa
pasar (Robbock & Simmond, 1989).
1. Teori Praklasik Merkantlisme
Merkantilisme adalah suatu aliran / filsafat ekonomi yang tumbuh
dan berkembang
dengan pesat pada abad XVI s.d. XVIII di Eropa Barat.
Ide pokok Merkantilisme adalah sebagai berikut :
a. Suatu Negara / Raja akan kaya / makmur dan kuat bila ekspor
lebih besar dari
impor (X > M).
62
-
b. Surplus yang diperoleh dari selisih ( X – M ) atau ekspor
neto yang positif
tersebut diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (LM),
terutama emas dan
perak dari luar negeri. Dengan demikian, semakin besar ekspor
neto maka akan
semakin banyak LM yang dimiliki atau diperoleh dari luar
negeri.
c. Pada waktu itu LM (emas maupun perak) digunakan sebagai alat
pembayaran
(utang), sehingga Negara / raja yang memiliki LM yang banyak
akan kaya /
makmur dan kuat.
d. LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai
armada perang
guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama.
e. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas
perdagangan luar
negeri ini diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika
dan Asia terutama
dari abad XVI s.d. XVIII (Hady, 2001. hal. 24)
Selanjutnya kelompok Merkantilisme berkembang menjadi
kelompok
Merkantilisme Murni dan kelompok Bullionist.
a. Tokoh utama kelompok bullionist adalah Gerald Malynes lebih
mengutamakan
pencapaian kemakmuran suatu Negara melalui pemilikan logam
mulia.
Gagasan untuk menumpuk logam mulia mendorong pendapat bahwa
menjual
barang ke Negara lain lebih memberikan keuntungan daripada
membeli barang
dari Negara lain dan selalu mendorong digunakannya kebijaksanaan
yang dapat
menghasilkan surplus ekspor, karena surplus ekspor dibayar
dengan logam
mulia.
b. Salah satu pendukung merkantilisme murni antara lain Thomas
Mun, yang
menganut system uang dan modal. Hal lain yang menonjol antara
lain suku
bunga yang rendah dapat menguntungkan bagi pencari kredit.
63
-
Berdasarkan pandangan merkantilisme dan bullonist, setiap Negara
wajib memiliki
suatu Neraca perdagangan yang surplus ekspor, karena setiap
kelebihan ini akan dibayar
dengan logam mulia. Dengan cara mendorong ekspor dan membatasi
impor.
a. Melarang ekspor logam mulia, memberi subsidi atas barang
ekspor, melarang
ekspor bahan mentah dan harganya di dalam negeri agar tetap
rendah, melarang
ekspor barang modal, melarang emigrasi tenaga-tenaga teknisi.
Tujuan ini
adalah agar industri barang ekspor tidak saingi dengan tumbuhnya
industri
barang-barang tersebut di luar negeri. Perdagangan ekspor
dikembangkan
dengan menyediakan fasilitas pelabuhan bebas dan gudang-gudang
serta
pengembalian bea masuk.
b. Pembatasan impor melalui penerapan tariff bea masuk, non
tariff barie, atau
larangan impor terhadap barang yang dapat dihasilkan
sendiri.
c. Untuk mempertahankan harga barang ekspor yang rendah, upah
tenaga kerja
dibatasi sampai pada kebutuhan fisik minimum.
d. Kebijaksanaan lainnya adalah monopoli perdagangan melalui
daerah-daerah
jajahan, melalui armada perdagangan yang kemudian menjadi alat
ekspansi
untuk menaklukan dan menduduki daerah-daerah yang menjadi sumber
logam
mulia.
Pandangan 1 sampai 3 merupakan kesatuan pendapat bahwa
pemerintah harus
mengatur perdagangan luar negeri. Konsep-konsep dan usul-usul
yang harus
dilaksanakan tidak selalu sama.
a. Thomas Mun direktur “The east India Company” di Inggris dan
Colbert Perdana
Menteri Louis XIV di Prancis lebih menitikberatkan pada
perkembangan
industri dalam negeri daripada perdagangan internasional. Aliran
ini disebut
Colbertisme.
64
-
b. Von Homigh dari Jerman dan Becker dari Australia terbatas
pada upaya para
pegawai keuangan untuk menumpuk logam mulia melalui
kebijaksanaan fiscal.
Aliran ini disebut Cameralisme.
Konsep ini banyak kelemahannya te